Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PENTINGNYA TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA


DEMI KEUTUHAN BANGSA

KELOMPOK 6:

Nabila Ramadhani Agustina


Lismawati
Muhammad Rival
Rahmat Hidayat
Sri Khoerunisa

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN TASIKMALAYA


SMA NEGERI 2 SINGAPARNA
Jl. Kp. Pameungpeuk Desa Cikunir – Singaparna Tasikmalaya 46418
Web : http://smandas.sch.id/ E-mail : sman2spa@gmail.com
JAWA BARAT
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi baik fikiran maupun waktunya.
Kami harap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca, dan semoga makalah ini bisa memotivasi para pembaca untuk mengaplikasikannya
dalam kehidupan sehari-hari. Kami selaku penyusun meminta permohonan maaf apabila
terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Singaparna, 25 Maret 2022


Penyusun,

Nabila Ramadhani Agustina


NIK. 3674037010050004
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................................
BAB I................................................................................................................................................
PENDAHULUAN...............................................................................................................................
1.1 LATAR BELAKANG..................................................................................................................
1.2 RUMUSAN MASALAH............................................................................................................
1.3 TUJUAN PENELITIAN..............................................................................................................
1.3 TUJUAN PENELITIAN..............................................................................................................
1.4 MANFAAT PENELITIAN..........................................................................................................
BAB II...............................................................................................................................................
PEMBAHASAN.................................................................................................................................
BAB III..............................................................................................................................................
PENUTUP.........................................................................................................................................
1.1 DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................
BAB I

A. PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang majemuk, ditandai dengan
banyaknya etnis, suku, agama, bahasa, budaya dan adat istiadat. Untuk persoalan agama,
negara Indonesia bukanlah sebuah negara teokrasi, melainkan secara konstitusional negara
mewajibkan warganya untuk memeluk satu dari agama-agama yang diakui eksistensinya
sebagaimana tercantum di dalam pasal 29 ayat (1) UUD 1945. Negara memberi kebebasan
kepada penduduk untuk memilih salah satu agama yang telah ada di Indonesia yaitu agama
Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, Budha, dan Konghuchu.
Untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia maka
diperlukan kesadaran individu dan kesadaran kolektif sebagai wujud kesetiaan terhadap
negara. Secara individual harus memiliki kesadaran bahwa ada perbedaan di antara
kehidupan manusia. Sedangkan secara kolektif yaitu memandang konflik sosial merupakan
hasil dari perbedaan sosial, ekonomi dan politik yang berdampak adanya pelanggaran
terhadap hak-hak sekelompok orang yang lainnya.
Dan yang terpenting untuk dapat melestarikan persatuan dan kesatuan bangsa
perlu diadakannya toleransi sehingga menghilangkan kesenjangan sosial. Hubungan antar
umat beragama didasarkan pada prinsip persaudaraan yang baik, bekerjasama untuk
menghadapi masalah dan membela golongan yang menderita.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana kerukunan yang terbangun antar umat beragama di Indonesia?
2. Bagaimana keadaan toleransi di Indonesia saat ini untuk membangun persatuan dan
kesatuan bangsa?
3. Bagaimana upaya meningkatkan toleransi dan kebersamaan antar umat beragama di
Indonesia?

1.3 TUJUAN PENELITIAN


1. Untuk mengetahui nilai-niali dasar yang menjadi landasan terbentuknya toleransi antar
umat beragama di Indonesia khususnya di SMAN 2 Singaparna
2. Untuk mengetahui bentuk toleransi antar umat beragam di Indonesia dalam rangka
mengkokohkan persatuan dan kesatuan bangsa.

1.4 MANFAAT PENELITIAN


Penelitian ini diharapkan dapat berguna dan memberikan manfaat diantara lain :
1. Bagi Studi
- Dapat menjadi referensi untuk melakukan penelitian yang luas dan lebih
mendalam mengenai toleransi dalam beragama di Indonesia.
- Secara umum, penelitian ini dapat berguna bagi mahasiswa/i atau pun pelajar.
2. Bagi Peneliti
- Dapat memberikan pengetahuan dan juga pengalaman yang lebih luas bagi
peneliti mengenai tata cara menyusun karya ilmiah yang baik dan benar.
- Dapat menjadi bahan referensi sebuah ilmu pengetahuan dan pengalaman serta
penerapan ilmu yang diperoleh peneliti selama studi secara materi khususnya
dalam toleransi dalam keberagaman agama di Indonesia.
3. Bagi pembaca
- Dapat memberikan informasi tentang pentingnya toleransi antar umat
beragama.
- Diharapkan pemahaman akan pentingnya menghargai dan menghormati
agama lain sebagai dasar untuk melestarikan persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia.
BAB II

B. PEMBAHASAN
Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang didalamnya terdapat beragam
suku bangsa, kepercayaan, seni dan budaya, agama, bahasa daerah dan sebagainya. Negara
Indonesia juga merupakan negara yang menjunjung tinggi sikap toleransi. Semangat toleransi
ini sudah melekat pada masyarakat Indonesia sejak zaman penjajahan untuk mempersatukan
bangsa demi melawan penjajah.
Seiring dengan berjalannya waktu, sebagian manusia saat ini lebih mementingkan diri
sendiri sehingga sikap toleransi dari waktu ke waktu mulai memudar. Dengan banyaknya
peristiwa yang menyudutkan nilai toleransi, Indonesia yang menjunjung tinggi semangat
toleransi kini dipertanyakan. Apa jadinya Negara Indonesia jika tidak lagi menjunjung
semangat toleran?
Sebagai masyarakat Indonesia, wajib hukumnya untuk menjunjung tinggi Pancasila
sebagai dasar negara yang mengandung penuh arti toleransi. Adanya toleransi yang tertanam
dalam diri masyarakat Indonesia akan membuat masyarakat Indonesia saling menghormati
dan menghargai antar sesama, menumbuhkan rasa nasionalisme, terhindar dari pengaruh
eksternal yang dapat memutuskan keeratan bangsa, membangun perkembangan negara, serta
menyejahterakan kehidupan masyarakat Indonesia. Hal ini mengakibatkan perpecahan yang
disebabkan oleh adanya perbedaan akan minim terjadi karena berpegang teguh dengan arti
Bhinneka Tunggal Ika.
Pada kenyataannya, saat ini masih banyak masyarakat Indonesia yang menghiraukan
semangat toleransi sehingga timbul berbagi kasus intoleransi di Indonesia. Kasus intoleransi
yang sering terjadi biasanya bersangkutan dengan agama. Kasus intoleransi dan kekerasan
beragama akhir-akhir ini seperti penyerangan terhadap ulama yang terjadi di Lamongan, bom
yang diledakkan di gereja yang berada di Surabaya sehingga mengambil beberapa nyawa
manusia, perusakan masjid di Tuban, ancaman bom di klenteng yang bertempat di Karawang,
dan masih banyak lagi.
Bahkan, intoleransi sudah masuk ke dalam dunia pendidikan yang terjadi pada tahun
2017 lalu bahwa terdapat siswa yang menolak ketua OSIS karena perbedaan agama. Hal ini
sangat disayangkan dan memprihatinkan karena siswa merupakan penerus bangsa yang
seharusnya memegang teguh nilai Pancasila yang diajarkan dalam pelajaran pendidikan
kewarganegaraan. Semangat toleransi bukan hanya dipelajari melalui teori, tetapi juga harus
diterapkan dalam kehidupan. Maraknya peristiwa intoleransi sangat mengganggu perdamaian
kehidupan masyarakat karena bersangkutan dengan keamanan masyarakat. Berbagai
ancaman dapat datang karena tidak adanya sikap toleransi. Konflik yang sangat hangat
dibahas akhir-akhir ini adalah seperti bidang politik yang dicampur dengan unsur agama
sehingga banyak sekali kontra yang datang dari masyarakat dan menimbulkan perpecahan.
Masyarakat sesungguhnya berhak untuk menyampaikan pendapat mengenai peristiwa
yang terkait, akan tetapi lebih baik mengungkapkan dengan tutur kata yang benar dan tidak
menyinggung SARA atau pihak tertentu. Intoleransi tidak hanya menyebabkan konflik dan
perpecahan, tetapi juga dapat menghambat perkembangan negara.
Sebagai masyarakat Indonesia, wajib hukumnya untuk menjunjung tinggi Pancasila
sebagai dasar negara yang mengandung penuh arti toleransi. Adanya toleransi yang tertanam
dalam diri masyarakat Indonesia akan membuat masyarakat Indonesia saling menghormati
dan menghargai antar sesama, menumbuhkan rasa nasionalisme, terhindar dari pengaruh
eksternal yang dapat memutuskan keeratan bangsa, membangun perkembangan negara, serta
menyejahterakan kehidupan masyarakat Indonesia. Hal ini mengakibatkan perpecahan yang
disebabkan oleh adanya perbedaan akan minim terjadi karena berpegang teguh dengan arti
Bhinneka Tunggal Ika. Pada kenyataannya, saat ini masih banyak masyarakat Indonesia yang
menghiraukan semangat toleransi sehingga timbul berbagi kasus intoleransi di Indonesia.
Kasus intoleransi yang sering terjadi biasanya bersangkutan dengan agama.
Kasus intoleransi dan kekerasan beragama akhir-akhir ini seperti penyerangan
terhadap ulama yang terjadi di Lamongan, bom yang diledakkan di gereja yang berada di
Surabaya sehingga mengambil beberapa nyawa manusia, perusakan masjid di Tuban,
ancaman bom di klenteng yang bertempat di Karawang, dan masih banyak lagi. Bahkan,
intoleransi sudah masuk ke dalam dunia pendidikan yang terjadi pada tahun 2017 lalu bahwa
terdapat siswa yang menolak ketua OSIS karena perbedaan agama. Hal ini sangat
disayangkan dan memprihatinkan karena siswa merupakan penerus bangsa yang seharusnya
memegang teguh nilai Pancasila yang diajarkan dalam pelajaran pendidikan
kewarganegaraan. Semangat toleransi bukan hanya dipelajari melalui teori, tetapi juga harus
diterapkan dalam kehidupan.
Maraknya peristiwa intoleransi sangat mengganggu perdamaian kehidupan
masyarakat karena bersangkutan dengan keamanan masyarakat. Berbagai ancaman dapat
datang karena tidak adanya sikap toleransi. Konflik yang sangat hangat dibahas akhir-akhir
ini adalah seperti bidang politik yang dicampur dengan unsur agama sehingga banyak sekali
kontra yang datang dari masyarakat dan menimbulkan perpecahan. Masyarakat sesungguhnya
berhak untuk menyampaikan pendapat mengenai peristiwa yang terkait, akan tetapi lebih baik
mengungkapkan dengan tutur kata yang benar dan tidak menyinggung SARA atau pihak
tertentu. Intoleransi tidak hanya menyebabkan konflik dan perpecahan, tetapi juga dapat
menghambat perkembangan negara.

Dari kasus intoleransi yang ada, dapat dilihat bahwa masih banyak masyarakat
Indonesia yang tidak memahami dan mempelajari arti kesatuan dan kebersamaan yang
diterapakan oleh para pahlawan dan rakyat Indonesia dalam melindungi negara dari para
penjajah tanpa mengenal perbedaan. Selain itu, terlihat juga bahwa masyarakat yang intoleran
masih belum bisa berpikir, bertutur kata dan berperilaku secara intelektual atau terdidik.
Pendidikan kewarganegaraan harus lebih ditegaskan mengenai arti toleransi dan mengajarkan
para pelajar untuk menerapkan semangat toleransi dalam kehidupan. Apa jadinya negara
Indonesia apabila generasi penerus bangsa kehilangan semangat toleran?
Keamanan dan kesejahteraan bangsa berawal dari masyarakat didalamnya. Karena
persatuan antar masyarakat dan umat beragama merupakan unsur utama agar tidak terjadi
perpecahan dalam negara serta menimbulkan kedamaian dan kesejahteraan bangsa. Peran dan
tindakan nyata masyarakat harus diawali dengan hati nurani dan kesadaran akan pentingnya
menjaga keutuhan negara Indonesia dengan menumbuhkan semangat toleransi. Tumbuhnya
toleransi dari diri masyarakat akan berlanjut pada rasa menjalin hubungan silaturahmi antar
masyarakat dan antar umat beragama.
BAB III

C. PENUTUP
Kesimpulan
Kita bersama-sama telah membaca dan belajar tentang bagaimana pandangan
Katolik dan Islam tentang toleransi antar umat beragama. Maka, kita dapat menarik
kesimpulan yaitu bahwa antar umat beragama kita harus saling menghormati dan
menghargai. Toleransi secara bahasa berasal dari bahasa latin “tolerare”, toleransi berarti
sabar dan menahan diri. Toleransi juga dapat berarti suatu sikap saling menghormati dan
menghargai antarkelompok atau antarindividu dalam masyarakat atau dalam lingkup lainnya.
Sikap toleransi dapat menghindari terjadinya diskriminasi, walaupun banyak terdapat
kelompok atau golongan yang berbeda dalam suatu kelompok masyarakat. Istilah toleransi
mencakup banyak bidang. Salah satunya adalah toleransi beragama, yang merupakan sikap
saling menghormati dan menghargai antar penganut
agama lain, seperti:
- Tidak memaksakan orang lain untuk menganut agama kita;
- Tidak mencela/menghina agama lain dengan alasan apapun; serta
- Tidak melarang ataupun mengganggu umat agama lain untuk beribadah sesuai
agama/kepercayaannya.
Pada umumnya manusia hidup dengan banyak toleransi: dalam keluarga, dalam
kampung, dalam organisasi, dalam paguyuban beriman, dalam perusahaan, dalam kampung,
dalam organisasi, dalam paguyuban beriman, dalam perusahaan, dalam
pernerintahan. Dalam komunitas politik, dalam bidang-bidang nilai, toleransi secara
mutlak diperlukan demi demokrasi. Namun toleransi memang membutuhkan batas.
Batasnya adalah bahwa pelaksanaan toleransi tidak mengganggu ketertiban umum.
Sebagai umat katolik, seperti apa yang sudah dituliskan diatas. Kita harus selalu
menjaga rasa toleransi kita terhadap umat beragama lainnya. Karena dengan kita terus
menjaga rasa toleransi tersebut, maka kita sudah ikut membantu kemajuan bangsa
Indonesia. Dalam kitab suci juga sudah diajarkan tentang bagaimana kita harus saling
menjaga rasa perdamaian dan persatuan antar umat. Sebagai umat Islam pun, seperti apa yang
sudah dituliskan diatas. Umat Islam juga harus selalu menjaga rasa toleransi kita terhadap
umat beragama lainnya. Karena dengan terus menjaga rasa toleransi tersebut, maka sama
seperti sudah ikut membantu kemajuan bangsa Indonesia. Dalam Al-Quran juga sudah
diajarkan tentang bagaimana kita harus saling menjaga rasa perdamaian dan persatuan antar
umat.

1.1 DAFTAR PUSTAKA


Ali, Mohammad Daud. 1986. Islam Untuk Disiplin
Ilmu Hukum, Sosial dan Politik. Jakarta: CV Wirabuana

Ihsan, Bakir. (2009). Menebar Toleransi Menyemai


Harmoni. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Koentjaraningrat. (2002). Pengantar Ilmu


Antropologi. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Moleong, Lexi J. (2011). Metodologi Penelitian


Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D. Bandung: PT Alfabeta

Wahono, S.Wismoady. (2001). Pro-Eksistensi:


Kumpulan Tulisan untuk Mengacu Kehidupan
Bersama. Jakarta : PT BPK Gunung Mulia

Anda mungkin juga menyukai