Anda di halaman 1dari 17

TOLERANSI UMAT BERAGAMA

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam yang diampu
oleh
Muhammad Haidlor, M.Pd.I

Disusun oleh:
1. Erlyna Afristia Otika Nandrika (170910202013)
2. Damartiyas Putri Ardhyarini (170910202015)
3. Moh. Aziez Al Bihar (170910202022)
4. Ismira Wardhani (170910202024)
5. Fera Angelina Susana (170910202025)
6. Syayidati Dwi Handayani (170910202026)

UNIVERSITAS JEMBER
2018

1|Page
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan
judul ”Toleransi Umat Beragama” ini dengan baik.
Selanjutnya kami ucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Pendidikan
Agama Islam, Bapak Muhammad Haidlor, M.Pd.I yang telah memberikan tugas
makalah ini, serta teman-teman yang telah membantu dalam proses penyelesaian tugas
makalah ini.
Dengan terselesaikannya makalah ini diharapkan dapat dijadikan sumber
referensi dan sebagai sumber wawasan bagi pembaca, karena makalah ini memuat
materi yang singkat, padat, dan mudah dipelajari.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan
dalam penulisan tugas makalah ini, tentunya penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari semua pihak.

Jember, 13 Maret 2018

Penyusun,

2|Page
DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR ..................................................................................... 2
DAFTAR ISI .................................................................................................... 3
BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 4
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................. 4
1.4 Sistematika Penulisan…………………………………………………4
BAB 2. PEMBAHASAN ................................................................................. 6
2.1 Toleransi Dan Agama ........................................................................... 6
2.2 Agama Islam merupakan Rahmat bagi Seluruh Alam………………..7
2.3 Ukhuwah Islamiah…………………………………………………....11
2.4 Ukhuwah Insaniah…………………………………………………....12
2.5 Kebersamaan Umat Beragama dalam Kehidupan Sosial…………….14

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………...17

3|Page
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Agama dan manusia memiliki hubungan yang sangat erat kaitannya, karena agama
sangat dibutuhkan oleh manusia agar manusia memiliki pegangan hidup sehingga ilmu
dapat menjadi lebih bermakna, yang dalam hal ini adalah Islam. Dengan ilmu kehidupan
manusia akan bermutu, dengan agama kehidupan manusia akan lebih bermakna, dengan
ilmu dan agama kehidupan manusia akan sempurna dan bahagia. Dalam hal ini toleransi
antar umat beragama sangat di perlukan unruk mencapai kedamaian antar umat
beragama. Untuk itu agama islam sendiri sangan menjunjung toleransi antar umat
beragama dan kerukunan antar umat

B. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam proses penyusunan makalah ini adalah
“toleransi anatar umat beragama”.

Untuk memberikan kejelasan makna serta menghindari meluasnya pembahasan, maka


dalam makalah ini masalahnya dibatasi pada :

1. Toleransi dan agama


2. Agama islam merupakan rahmat bagi seluruh alam
3. Ukhuwah Islamiyah dan ukhuwah insyaniyah
4. Kebersamaan umat beragama dalam kehidupan sosial

C. Tujuan Penulisan
Pada dasarnya tujuan penulisan atau penyusunan makalah Pendidikan agama Islam ini
tentang toleransi antar umat beragama terbagi menjadi dua bagian, yaitu tujuan umum
dan tujuan khusus. Tujuan umum dalam penulisan atau penyusunan makalah ini adalah
untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Pendidikan Agama Islam, dan
tujuan khusus dari penulisan makalah ini adalah untuk membahas tentang toleransi antar
umat beragama yang terdiri dari beberapa sub bab,yaitu:
1. Toleransi dan agama
2. Agama islam merupakan rahmat bagi seluruh alam
3. Ukhuwah Islamiyah dan ukhuwah insyaniyah
4. Kebersamaan umat beragama dalam kehidupan sosial

4|Page
E. Sestimatika Penulisan
Sistematika penyusunan makalah ini dibagi menjadi dua bagian utama, yang selanjutnya
dijabarkan sebagai berikut :
Bagaian pertama adalah pendahuluan. Dalam bagian ini penyusun memeparkan
beberapa Pokok permasalahan awal yang berhubungan erat dengan permasalah utama.
Pada bagian pendahuluan ini di paparkan tentang latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penulisan, sestimatika penulisan.
Bagian Kedua yaitu pembahasan. Pada bagian ini merupakan bagaian utama yang
hendak dikaji dalam proses penyusunan makalah.
Bagian ketiga yaitu Kesimpulan. Pada Kesempatan ini penyusun berusaha untuk
mengemukakan terhadap semua permasalahan-permasalahan yang dikemukakan oleh
penyusun dalam perumusan masalah.

5|Page
PEMBAHASAN

2.1 Toleransi dan Agma


PENGERTIAN TOLERANSI
Pengertian toleransi menurut bahasa adalah menahan diri, bersikap sabar,
membiarkan orang berpendapat lain dan berhati lapang terhadap orang-orang yang
memiliki pendapat berbeda.
Pengertian toleransi menurut istilah adalah sikap menghargai dan membebaskan
orang lain untuk berpendapat dan melakukan hal yang tidak sependapat dengan kita
tanpa melalukan intimidasi terhadap orang atau kelompok tersebut.
PENGERTIAN AGAMA
Kata “agama” berasal dari Bahasa Sansekerta yang berarti “tradisi”. Sedangkan
kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari Bahasa Latin
“religio” dan berakar pada kata kerja “re-ligare” yang berarti mengikat kembali.
Maksudnya dengan bereligi, seseorang mengikat dirinya dengan Tuhan.
Menurut KBBI, agama adalah suatu sistem yang mengatur tata keimanan serta
peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta aturan atau tata kaidah yang
memiliki hubungan dengan pergaulan manusia , manusia dengan pencipta-Nya, serta
manusia dengan lingkungan-Nya.
Pengertian agama secara umum dapat di definisikan, suatu aturan teroganisir
yang terdiri dari kepercayaan, sistem budaya, serta pandangan dunia yang
menghubungkan manusia dengan tatanan/perintah dari kehidupan. Beragam agama
memiliki catatan, simbol, dan kesucian yang mana digunakan untuk menjelaskan makna
dari hidup itu sendiri dan menjelaskan asal usul kehidupan manusia dimasa yang lalu
ataupun terciptanya alam semesta

TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA


Manusia merupakan makhluk individu sekaligus juga makhluk sosial. Sebagai
makhluk sosial manusia diwajibkan mampu berinteraksi dengan individu atau manusia
lainnya. Dalam menjalani kehidupan sosial dalam masyarakat, seorang individu akan
dihadapkan dengan kelompok-kelompok yang berbeda, salah satunya adalah perbedaan
agama/kepercayaan.
Yosef Lalu pada tahun 2010, mengemukakan bahwa toleransi beragama terbagi
atas 3 jenis:
1. Toleransi Negatif
Pada toleransi negatif, isi dan umatnya tidak dihargai namun dibiarkan
selama masih menguntungkan kelompok agama yang lain. Contoh :
masyarakat Indonesia membiarkan komunis dan ajarannya di zaman baru
merdeka, karena pada saat itu komunis menguntungkan posisi Indonesia
yang saat itu anti terhadap Amerika dengan berdirinya poros Indonesia-
Peking.
2. Toleransi Positif
Isi ajaran pada agama lain ditolak, tetapi penganut dari agama lain diterima
serta dihargai. Contoh : Saya beragama Islam, wajib hukumnya menolak

6|Page
ajaran agama lain yang didasari oleh ajaran agama saya, tetapi saya tetap
menghargai penganut dari agama yang lainnya.
3. Toleransi Ekumenis
Toleransi yang menghargai semua bentuk perbedaan, baik toleransi terhadap
isi/ajaran keyakinan individu lain dan toleransi pada setiap umat yang
memeluknya. Contoh toleransi ekumenis adalah toleransi terhadap sesama
pemeluk agama yang sama dengan aliran atau paham yang berbeda.

MANFAAT TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA


1. Dapat Terhindar dari Adanya Perpecahan Umat Beragama
Setiap orang harus menanamkan di dalam dirinya sifat toleran, serta
menerapkan dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat. Sikap
toleransi antar umat beragama merupakan salah satu solusi untuk mengatasi
terjadinya perpecahan diantara umat dalam mengamlkan agamanya.
2. Mempererat Tali Silaturahmi
Menumbuhkan kesadaran dalam diri masing-masing orang pentingnya rasa
saling menghormati dan menghargai guna menjalin hubungan damai antar
penganut agama. Dan jika hubungan damai telah terwujud maka tali
silaturahmi antar pemeluk agama dapat terjalin dengan baik.
3. Pembangunan Negara Akan Terjamin Dalam Pelaksanaannya
Faktor keamanan, ketertiban, persatuan dan kesatuan dari sebuah negara
merupakan salah satu kunci menuju keberhasilan program-program
pembangunan yang dicanangkan oleh pemerintahan tersebut.
4. Terciptanya Ketentraman Dalam Hidup Bermasyarakat
Kehidupan masyarakat yang meskipun di dalamnya terdapat berbagai
perbedaan beragama akan tetapi ada sikap saling toleransi yang tertanam di
dalam hati, maka tentunya hal itu akan menciptakan suasana yang aman,
tentram, dan damai dalam lingkungan tersebut.
5. Lebih Mempertebal Keimanan
Setiap agama tentu mengajarkan kebaikan kepada umatnya. Dengan menjaga
kerukunan antar sesama manusia dan menghindari dari perbuatan bercerai
berai akan dapat menambah nikmat yang diberikan oleh Allah SWT, dan hal
itu tentu saja akan semakin mempertebal keimanan yang dimiliki oleh
seseorang.

2.2 Agama Islam merupakan Rahmat bagi Seluruh Alam

Memahami Rahmat Islam


‫ين كنَّا إِن لَّدنَّا ِمن ََّّلت َّ َخذنَاهْ لَه ًوا نَّت َّ ِخ ْذَ أَن أَ َردنَا لَ ْو‬
َْ ‫ فَا ِع ِل‬- 21:17
“Dan tidaklah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta
alam.” (QS 21: 107).

7|Page
Ayat di atas sering dijadikan hujjah bahwa Islam adalah agama rahmat. Itu
benar. Rahmat Islam itu luas, seluas dan seluwes ajaran Islam itu sendiri.
Sebagian orang secara sengaja (karena ada maksud buruk) ataupun tidak sengaja
(karena pemahaman Islamnya yang tidak dalam), sering memaknai ayat tersebut diatas
secara menyimpang. Mereka ini mengartikan rahmat Islam harus tercermin dalam
suasana sosial yang sejuk, damai dan toleransi dimana saja Islam berada, apalagi
sebagai mayoritas. Sementara dibaliknya sebenarnya ada tujuan lain atau kebodohan
lain yang justru bertentangan dengan Islam itu sendiri, misalnya memboleh-bolehkan
ucapan natal dari seorang Muslim terhadap umat Nasrani atau bersifat permisive
terhadap ajaran sesat yang tetap mengaku Islam.
Islam sebagai rahmat bagi alam semesta adalah tujuan bukan proses. Artinya
untuk menjadi rahmat bagi alam semesta bisa jadi umat Islam harus melalui beberapa
ujian, kesulitan atau peperangan seperti di zaman Rasulullah. Walau tidak selalu harus
melalui langkah sulit apalagi perang, namun sejarah manapun selalu mengatakan
kedamaian dan kesejukan selalu didapatkan dengan perjuangan. Misalnya, untuk
menjadikan sebuah kota menjadi aman diperlukan kerjakeras polisi dan aparat hukum
untuk memberi pelajaran bagi pelanggar hukum. Jadi logikanya, agar tercipta
kesejukan, kedamaian dan toleransi yang baik maka hukum Islam harus diupayakan
dapat dijalankan secara kaffah. Sebaliknya, jangan dikatakan bahwa umat Islam harus
bersifat sejuk, damai dan toleransi kepada pelanggar hukum dengan alasan Islam adalah
agama rahmat.

Mencari Rahmat Islam


‫ت تَت َّ ِبعُوا َو َل َكافَّة الس ِْل ِم فِي ا ْد ُخلُوا آ َمنُوا الَّذِينَ أَيُّ َها يَا‬ ُ ‫ُخ‬
ِ ‫ط َوا‬
‫ان‬ َ ‫ش ْي‬
ِ ‫ط‬ َّ ‫عدُو لَ ُك ْم ِإنَّهُ ۚ ال‬
َ ‫ ُّم ِبين‬- 2:208
Allah SWT berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke
dalam Islam secara keseluruhannya. Dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan.
Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu,” (QS al-Baqarah: 208)
Ada banyak dimensi dari universalitas ajaran Islam. Di antaranya adalah, dimensi
rahmat. Rahmat Allah yang bernama Islam meliputi seluruh dimensi kehidupan
manusia. Allah telah mengutus Rasul-Nya sebagai rahmat bagi seluruh manusia agar
mereka mengambil petunjuk Allah.
Bentuk-bentuk Rahmat Islam:
Ketika seseorang telah mendapat petunjuk Allah, maka ia benar-benar mendapat rahmat
dengan arti yang seluas-luasnya. Dalam tataran praktis, ia mempunyai banyak bentuk.
1. Pertama, manhaj (ajaran).
Di antara rahmat Allah yang luas adalah manhaj atau ajaran yang dibawa oleh
Rasulullah saw berupa manhaj yang menjawab kebahagiaan seluruh umat manusia, jauh
dari kesusahan dan menuntunnya ke puncak kesempurnaan yang hakiki. Allah SWT
berfirman,
‫علَي َْك أَنزَ ْلنَا َما‬
َ َ‫ ِلت َ ْشقَى ْالقُ ْرآن‬- 20:2
‫ يَ ْخشَى ِل َمن تَ ْذ ِك َرة إِ َّل‬- 20:3

8|Page
“Kami tidak menurunkan al-Qur’an ini kepadamu agar kamu menjadi susah; tetapi
sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah),” (QS. Thahaa: 2-3).
2. Kedua, al-Qur’an.
Al-Qur’an telah meletakkan dasar-dasar atau pokok-pokok ajaran yang abadi dan
permanen bagi kehidupan manusia yang selalu dinamis. Kitab suci terakhir ini
memberikan kesempatan bagi manusia untuk beristimbath (mengambil kesimpulan)
terhadap hukum-hukum yang bersifat furu’iyah. Hal tersebut merupakan konsekuensi
logis dari tuntutan dinamika kehidupannya. Begitu juga kesempatan untuk menemukan
inovasi dalam hal sarana pelaksanaannya sesuai dengan tuntutan zaman dan kondisi
kehidupan, yang semuanya itu tidak boleh bertentangan dengan ushul atau pokok-pokok
ajaran yang permanen. Dari sini bisa kita pahami bahwa al-Qur’an itu
benarbenar sempurna dalam ajarannya. Tidak ada satu pun masalah dalam kehidupan ini
kecuali al- Qur’an telah memberikan petunjuk dan solusi. Allah berfirman,
‫ض فِي دَابَّة ِمن َو َما‬ ِ ‫طائِر َو َل ْاْل َ ْر‬ ُ ‫َّما ۚ أ َ ْمثَالُ ُكم أ ُ َمم إِ َّل ِب َجنَا َح ْي ِه َي ِط‬
َ ‫ير‬
ْ ‫ب فِي فَ َّر‬
‫طنَا‬ ِ ‫ش ْيء ِمن ْال ِكتَا‬َ ۚ ‫ يُ ْحش َُرونَ َربِ ِه ْم ِإلَى ث ُ َّم‬- 6:38
“Tiadalah Kami alpakan sesuatu pun di dalam Al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah
mereka dihimpunkan,” (QS al-An’aam: 38). Dalam ayat lain berbunyi,
‫ث َويَ ْو َم‬ُ َ‫ش ِهيدا أ ُ َّمة ُك ِل فِي نَ ْبع‬ َ ‫ش ِهيدا بِ َك َو ِجئْنَا ۖ أَنفُ ِس ِه ْم ِم ْن‬
َ ‫علَ ْي ِهم‬ َ
‫علَى‬ َ ‫علَي َْك َون ََّز ْلنَا ۚ َهؤ َُل ِء‬ َ َ‫ش ْيء ِل ُك ِل تِ ْب َيانا ْال ِكت‬
َ ‫اب‬ َ ‫َو َر ْح َمة َو ُهدى‬
‫ ِل ْل ُم ْس ِل ِمينَ َوبُ ْش َرى‬- 16:89
“Dan Kami turunkan kepadamu al-Kitab (al-Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu
dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri,” (QS
an-Nahl: 89).
3. Ketiga, penyempurna kehidupan manusia
Di antara rahmat Islam adalah keberadaannya sebagai penyempurna kebutuhan
manusia dalam tugasnya sebagai khalifah di muka bumi ini. Rahmat Islam adalah
meningkatkan dan melengkapi kebutuhan manusia agar menjadi lebih sempurna, bukan
membatasi potensi manusia. Islam tidak pernah mematikan potensi manusia, Islam juga
tidak pernah mengharamkan manusia untuk menikmati hasil karyanya dalam bentuk
kebaikan-kebaikan dunia.
َّ ‫ت ِل ِع َبا ِد ِه أَ ْخ َر َج الَّ ِتي‬
‫ّللاِ ِزينَةَ َح َّر َم َم ْن قُ ْل‬ َّ ‫ق ِمنَ َو‬
ِ ‫الط ِي َبا‬ ِ ‫الر ْز‬ِ ۚ ‫قُ ْل‬
‫ي‬َ ‫صة الدُّ ْن َيا ْال َح َياةِ فِي آ َمنُوا ِللَّذِينَ ِه‬
َ ‫ص ُل َكذَ ِل َك ۗ ْال ِق َيا َم ِة َي ْو َم خَا ِل‬
ِ َ‫نُف‬
‫ت‬ِ ‫ يَ ْعلَ ُمونَ ِلقَ ْوم ْاْليَا‬- 7:32
“Katakanlah: ‘Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah
dikeluarkan-Nya untuk hamba-hambaNya dan (siapa pulakah yang mengharamkan)
rezki yang baik?” (QS al-A`raf: 32). Islam memberi petunjuk mana yang baik dan mana
yang buruk, sedang manusia sering tidak mengetahuinya.

9|Page
‫ب‬ َ ‫سى ۖ لَّ ُك ْم ُك ْره َو ُه َو ْال ِقتَا ُل‬
َ ‫علَ ْي ُك ُم ُك ِت‬ َ ‫شيْئا تَ ْك َر ُهوا أَن َو‬
َ ‫ع‬ َ ‫َخيْر َو ُه َو‬
‫سى ۖ لَّ ُك ْم‬ َ ‫ع‬ َ ‫شيْئا ت ُ ِحبُّوا أَن َو‬ َ ‫ّللاُ ۗ لَّ ُك ْم شَر َو ُه َو‬
َّ ‫تَ ْعلَ ُمونَ َل َوأَنت ُ ْم َي ْعلَ ُم َو‬
- 2:216
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh
jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui,
sedang kamu
tidak mengetahui,” (QS al-Baqarah: 216).
4. Keempat, jalan untuk kebaikan.
Rahmat dalam Islam juga bisa berupa ajarannya yang berisi jalan / cara mencapai
kehidupan yang lebih baik, dunia dan akhirat. Hanya kebanyakan manusia memandang
jalan Islam tersebut memiliki beban yang berat, seperti kewajiban sholat dan zakat,
kewajiban amar ma’ruf nahi munkar, kewajiban memakai jilbab bagi wanita dewasa,
dan sebagainya.
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa ajaran Islam itu adalah rahmat dalam
artian yang luas, bukan rahmat yang dipahami oleh sebagian orang menurut seleranya
sendiri. Rahmat dalam Islam adalah rahmat yang sesuai dengan kehendak Allah dan
ajaran-Nya, baik berupa perintah atau larangan. Memerangi kemaksiatan itu adalah
rahmat, sekalipun sebagian orang tidak setuju dengan tindakan tersebut. Jihad melawan
orang kafir yang zalim adalah rahmat, meskipun sekelompok manusia tidak suka jihad
dan menganggapnya sebagai tindakan kekerasan atau terorisme.
Allah berfirman,
‫ب‬ َ ‫سى ۖ لَّ ُك ْم ُك ْره َو ُه َو ْال ِقتَا ُل‬
َ ‫ع َل ْي ُك ُم ُك ِت‬ َ ‫شيْئا تَ ْك َر ُهوا أَن َو‬
َ ‫ع‬ َ ‫َخيْر َو ُه َو‬
‫سى ۖ لَّ ُك ْم‬ َ ‫ع‬ َ ‫شيْئا ت ُ ِحبُّوا أَن َو‬ َ ‫ّللاُ ۗ لَّ ُك ْم شَر َو ُه َو‬
َّ ‫ت َ ْعلَ ُمونَ َل َوأَنت ُ ْم يَ ْعلَ ُم َو‬
- 2:216
“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang
kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan
boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah
mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui,” (QS al-Baqarah: 216).
Hendaknya kita jujur dalam mengungkapkan sebuah istilah. Jangan sampai kita
menggunakan ungkapan seperti sejuk, damai, toleransi, rahmat, dan sebagainya,
kemudian dikaitkan dengan kata ‘Islam’. Sementara ada tujuan lain yang justru
bertentangan dengan Islam itu sendiri.

Inilah yang menjadi alasan mengapa Islam adalah rahmat bagi semesta alam.
Beberapa fakta yang menjelaskan bahwa Islam adalah rahmat bagi semesta alam adalah
sebagai berikut:

1. Manusia diciptakan oleh Allah dimuka bumi salah satunya adalah sebagai
khalifah yang memakmurkan bumi. Melalui pengamalan ajaran agama Islam yang benar
maka manusia akan bijaksana dalam mengelola bumi, memanfaatkan bumi serta

10 | P a g e
menjadi pemimpin atas bumi dan segala isinya. Kesalahan dari tingkah laku manusia
dalam mengelola bumi dan alam semesta akan berdampak pada bencana yang
disebabkan oleh ulah tangan manusia itu sendiri. Inilah salah satu ajaran dalam Islam
yang jarang dipahami oleh ummat Islam itu sendiri.

2. Islam adalah agama yang cinta damai, mengutamakan keadilan yang berujung
pada kesejahteraan. Inilah ajaran agama yang telah ditunaikan oleh Rasulullah dan juga
pada masa kekhalifahan, sehingga betul-betul terbukti Islam adalah rahmat bagi semesta
alam.

3. Islam menjadi solusi atas segala persoalan makhluk di muka bumi. Islam
adalah agama yang komprehensif. Mengatur segala macam permasalahan kehidupan.

2.3 Ukhuwah Islamiah

Pengertian, Dalil dan Hikmah/mamfaat Ukhuwah Islamiyah -Manusia adalah


makhluk ciptaan Allah, manusia adalah mkhlluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa
bantuan orang lain. Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin sudah menjadi keharusan
bagi setiap muslin untuk menjaga hubungan dengan baik, baik dalam lingkup keluarga,
masyarakat, maupun dengan Negara. Dalam ajaran agama islam semua manusia sama
statusnya di mata Allah, yang membedakan hanya dari tingkat ketaqwaan seseorang.
Islam mendidik umatnya melarang besifat individuals, tetapi selalu menyuruh umatnya
untuk selalu menjalin hubungan kepada sesamanya, yang dalam agama dikenal dengan
ukhuwah islamiyah. Ukhuwah Islamiyah tersebut seharusnya menjadi spirit baru dalam
kehidupan beragama, sehingga agama menjadikan sebuah suasana yang menyejukkan,
bukan yang menebar kebencian. ukhuwah (persaudaraan) dengan orang Islam tidak
menjadi ukhuwah Islamiyah, ketika disertai dengan sikap saling merugikan dan
mendhalimi. Tetapi, ketika persaudaraan dengan orang lain meskipun berbeda
keyakinan, pada saat itu juga persaudaraan itu menjadi Ukhuwah Islamiyah.

 Pengertian
Kata ukhuwah berasal dari bahasa arab yang kata dasarnya adalah akh yang berarti
saudara, sementara kata ukhuwah berarti persaudaraan. Adapun secara istilah ukhuwah
islamiyah adalah kekuatan iman dan spiritual yang dikaruniakan Allaah kepada hamba-
Nya yang beriman dan bertakwa yang menumbuhkan perasaan kasih sayang,
persaudaraan, kemuliaan, dan rasa saling percaya terhadap saudara seakidah. Dengan
berukhuwah akan timbul sikap saling menolong,saling pengertian dan tidak menzhalimi
harta maupun kehormatan orang lain yang semua itu muncul karena Allah semata.

 Dasar Hukum
QS. Al-Hujrat ayat 10

11 | P a g e
ِ‫َو ْي ُك ِْمِِ َواتَّقُ ْواِهللاَِلَعَلَّ ُك ْم‬
َِ ‫صل ُح ْواِبَيْنَ ِأَخ‬ ْ ‫إِنَّ َم‬
ْ َ ‫اِال ًمؤْ منُ ْونَ ِإ ْخ َوةٌِفَأ‬
َِ‫ت ُ ْر َح ُم ْون‬
“Sesungguhnya orang-orang Mukmin adalah bersaudara. Karena itu, damaikanlah
kedua saudara kalian, dan bertakwalah kalian kepada Allah supaya kalian
mendapatkan rahmat.”

(QS al-Hujurat :10).

ِ‫علَ ْي ُك ْم‬
َ ِ‫تِهللا‬ َ ‫اِوا ْذِكـ ُ ُروِن ْع َم‬َ ‫قو‬ َّ َ‫اِوالَِتَف‬
ُ ‫ـر‬ َ ً‫واَعْتص ُمواِْب َحبْلِهللاِ َجم ْيع‬
‫صبَ ْحِت ُ ْمِبن ْع َمتهِإ ْخ َوانًا‬ َ َّ‫ٍإ ْذ ُك ْنت ُ ْمِأَعْـدَا ًِءِِفَأَل‬
ْ َ ‫فِ َبيْنَ ِقُلـُوب ُك ِْمِِفَأ‬
“Dan berpegang teguhlah kamu sekalian dengan tali Allaah dan janganlah kamu
sekalian berpecah belah, dan ingatlah nikmat Allah atas kamu semua ketika kamu
bermusuh-musuhan maka Dia (Allah) menjinakkan antara hati-hati kamu maka kamu
menjadi bersaudara.”

(QS. Ali Imran :103).

ِ‫سدِإذَا‬ ْ ‫طفه ْمِ َمثَل‬


َ ‫ُِال َج‬ ُ ‫ِوِتَ َعا‬
َ ‫ِوِت َ َرا ُحمه ْم‬ ْ ‫َمثَل‬
َ ‫ُِال ُمؤْ ِمنينَ ِفىِت َ َوِادَّه ْم‬
ْ ‫ِو‬
‫اِل ُح َّمى‬ َ ‫س َهر‬
َّ ‫سدِباِل‬ ْ ‫ساِئ ُر‬
َ ‫ِاِل َج‬ َ ُِ‫عىِلَه‬ َ ‫عض ٌْوتَدَا‬ ُ ُِ‫ا ْشت َ َكىِم ْنه‬
“Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal saling mencintai, saling
mengasihi, dan saling menyayangi adalah bagaikan satu jasad, jika salah satu
anggotanya menderita sakit, maka seluruh jasad juga merasakan (penderitaannya)
dengan tidak bisa tidur dan merasa panas.” (HR. Bukhari dan Muslim).

2.4 Ukhuwah Insaniah

Ukhuwah Insaniah, yaitu persaudaraan dan persahabatan sesama manusia yang


disebut brotherhoodhumanities. Semua umat manusia sebagai makhluk social tidak
mungkin dapat hidup sendirian, karena itu satu sama lain hakekatnya saling
membutuhkan untuk berinteraksi. Hubungan yang lain, seperti hubungan ekonomi,
politik, peradaban, kebudayaan, dan lain sebagainya.

Dalam melakukan interaksi di tengah masyarakat, setiap diri manusia dari mana
pun latar belakangnya, budaya, adat istiadat, bangsa dan agama selalu mengharapkan
agar terjalin hubungan yang baik dan saling menguntungkan. Baik secara alamiah
maupun batin. Manusia dalam kehidupan di dunia terdiri dari berbagai ras, bangsa,
suku, adat istiadat, dan berbagai kelompok diharapkan agar saling mengenal dan saling
memahami. Dengan demikian, maka akan terwujud kedamaian dunia dan persaudaraan
sesama umat manusia.

Allah Swt, berfirman:

12 | P a g e
ُ ‫سإِنَّا َخلَ ْقنَا ُك ْم ِم ْنذَ َكر َوأ ُ ْنثَى َو َج َع ْلنَا ُك ْم‬
َ ‫شعُوب َاوقَ َبا ِئلَ ِلتَ َع‬
‫ار‬ ُ ‫َياأَيُّ َهاالنَّا‬
ۚ ُ‫ف‬
‫واإِنَّأ َ ْك َر َم ُك ْم ِع ْندَاللَّ ِهأَتْقَا ُك ۚ ْمإِنَّاللَّ َهعَ ِليم َخ ِبير‬
Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakanmu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikanmu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, supaya kamu
saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antaramu di sisi
Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. Al-Hujurat, 49:13).
Perbedaan dan persamaan dalam berbagai bidang kehidupan dari manusia di
seluruh dunia merupakan fitrah Allah, karena itu tidak boleh ada paksaan untuk
mengikuti agama atau peradaban tertentu. Semua manusia diberi kebebasan oleh Allah
Swt. Untuk menetapkan jalan hidupnya berdasarkan akal fikiran yang dimilikinya.
Allah Swt, berfirman:

‫جميعاأفأنتتكرهالناسحتىيكونوامؤمنين ولوشاءربكآلمنمنفياْلرضكلهم‬
Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi
dan seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka
menjadi orang yang beriman semuanya?. (QS. Yunus, 10:99)
Mengenai kehidupan beragama, ditegaskan dalam Al-Qur’an agar tidak saling
memaksa antara satu pemeluk agama dengan pemeluk agama lain. Al-Qur’an
mengarahkan agar umat beragama meyakini agamanya dengan kesadaran dan
keinsyafan yang tulus, karena jelas antara petunjuk dan kesesatan serta telah jelas pula
antara hak dan batil.
Allah Swt, berfirman:

ِ‫َالر ْشد ُِمن َْالغ َۚي‬


ُّ ‫َلإِ ْك َرا َه ِفيالدِي ۖنِقَ ْدتَبَيَّن‬
‫س َك ِب ْال‬
َ ‫غو ِت َويُؤْ ِم ْن ِباللَّ ِهفَقَدِا ْستَ ْم‬ ُ ‫الطا‬َّ ‫فَ َم ْنيَ ْكفُ ْر ِب‬
‫س ِميع‬ َ ‫صا َملَ َه ۗا َواللَّ ُه‬
َ ‫ع ْر َوةِ ْال ُوثْقَى ََلا ْن ِف‬ ُ
Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam). Sesungguhnya telah jelas jalan
yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu, barangsiapa yang ingkar kepada
thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada tali
yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui. (QS. Al-Baqarah, 2: 256)

Contoh perilaku Ukhuwah Insaniah:


Ukhuwah Insaniah, yaitu persaudaraan dan persahabatan sesama manusia yang
disebut brotherhoodhumanities. Semua umat manusia sebagai makhluk social tidak
mungkin dapat hidup sendirian, karena itu satu sama lain hakekatnya saling
membutuhkan untuk berinteraksi. Hubungan yang lain, seperti hubungan ekonomi,
politik, peradaban, kebudayaan, dan lain sebagainya.
Upaya Meningkatkan Ukhuwah Islamiyah dan Ukhuwah Insaniyah
Supaya ukhuwah islamiyah dapat tegak dan kokoh, maka tidak hanya dengan perasaan
atau perkataan saja, diperlukan empat tiang penyangga yaitu:

13 | P a g e
1. Ta’aruf adalah saling kenal mengenal yang tidak hanya bersifat fisik ataupun
biodata ringkas belaka, tetapi lebih jauh lagi menyangkut latar belakang
pendidikan, budaya, keagamaan, pemikiran, ide-ide, cita-cita serta problema
kehidupan yang dihadapi.
2. Tafahum adalah saling memahami kelebihan dan kekurangan, kekuatan dan
kelemahan masing-masing, sehingga segala macam kesalah pahaman dapat
dihindari.
3. Ta’awun adalah saling tolong menolong, dimana yang kuat menolong yang
lemah dan yang mempunyai kelebihan menolong yang kekurangan, dengan
konsep ini maka kerjasama akan tercipta dengan baik dan saling menguntungkan
sesuai fungsi dan kemampuan masing-masing.
4. Takaful adalah saling memberi jaminan, sehingga menumbuhkan rasa aman,
tidak ada rasa khawatir dan kecemasan menghadapi hidup ini.
Dengan empat sendi persaudaraan tesebut umat islam akan saling mencintai dan
bahu membahu serta tolong menolong dalam menjalani dan menghadapi tantangan
kehidupan, bahkan mereka sudah seperti satu batang tubuh yang masing-masing bagian
tubuh akan ikut merasakan penderitaan bagian tubuh lainnya. Seperti pada hadits
Rasulullah Saw yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim yang artinya
’’Perumpamaan orang-orang beriman dalam sayang menyayangi, cinta mencintai dan
tolong menolong sesama mereka seperti satu batang tubuh, yang apabila salah satu
batang tubuh menderita sakit, maka seluh badan akan merasakan sakit pula karena tidak
dapat tidur dan panas (H. R. Bukhori dan Muslim).

2.5 Kebersamaan Umat Beragama dalam Kehidupan Sosial

1. Pandangan Agama Islam TerhadapNon Muslim


Dari segiakidah, setiap orang yang tidak mau menerima islam sebagai agamanya
disebut kafir atau non muslim. Kata kafir berarti orang yang menolak, yang tidak mau
menerima atau menaati aturan Allah yang diwujudkan kepada manusia melalui ajaran
islam. Sikap kufur, penolakan terhadap perintah Allah pertama kali ditunjukkan oleh
iblis ketika diperintahkan untuk sujud kepada Adam a.s sebagaimana dikisahkan dalam
QS. Al-Baqarah[2]:34.

Artinya : Dan (ingatlah) ketika Kami berfirmankepada para malaikat: "Sujudlah kamu
kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; Ia enggan dan takabur dan
termasuk golongan orang-orang yang kafir.
Ketika Rasulullah saw mulai menyampaikan ajaran islam kepada masyarakat
Arab, sebagian dari mereka ada yang mau menerima ajaran tersebut dan sebagiannya
lagi menolak. Orang yang menolak ajakan Rasulullah tersebut juga disebut kafir.

14 | P a g e
Mereka terdiri dari orang-orang musyrik yang menyembah berhala yang disebut orang
watsani, dan orang-orang ahli kitab, baik orang yahudi maupun nasrani. Diantara orang-
orang kafir tersebut ada yang mengganggu, menyakiti, dan memusuhi orang islam dan
diantaranya hidup dengan rukun bersama orang islam. Orang kafir yang mengganggu,
yang menyakiti, danmemusuhi orang islam disebut kafir harbi, dan orang kafir yang
hidup rukun dengan orang islam disebut kafir dzimmi. Kafir harbi adalah orang kafir
yang memerangi orang islam danboleh diperangi oleh orang islam. Kafir “dzimmi”
adalah orang kafir yang mengikat perjanjian atau menjadi tanggungan orang islam
untuk menjaga keselamatan atau keamanannya. Bila orang islam memiliki kekuasaan
politik dalam sebuah negara islam, maka kafir “dzimmi” ini menjadi warga negara
islam.
2. Tanggung JawabSosial Umat Islam
Umat islam adalah umat yang terbaik yang diciptakan Allah dalam kehidupan ini.
Bentuk tanggung jawab social umat islam meliputi berbagai aspek kehidupan,
diantaranya adalah :
a) Menjalin silatuhrahmi dengan tetangga dalam sebuah hadis rasulullah
menjadikan sebuah kebaikan seseorang kepada tetangganya menjadi salah satu
indikator keimanan.
b) Memberikan infak sebagian dari harta yang dimiliki, baik yang wajib dalam
bentuk zakat maupun yang sunah dalam bentuk sedekah.
c) Menjenguk bila ada anggota masyarakat yang sakit dan Ta’ziyah bila ada
anggota masyarakat yang meninggal dengan mengantar jenazahnya sampai di
kuburnya.
d) Memberi bantuan kepada masyarakat bila ada yang memerlukan bantuan.
e) Penyusunan sistem sosial yang efektif dan efisien untuk membangun
masyarakat, baik mental, spiritual, maupun fisik materialnya.

3. AmarْMa’ruf dan Nahi Munkar


Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar adalah memerintahkan orang lain untuk berbuat
baik dan mencegah perbuatan jahat. Disamping sistem dan saran pendukung, Amar
Ma’ruf dan Nahi Munka rmemerlukan juga kebijakan dalam bertindak. Karena itu
rasulullah memberikan tiga tingkatan yaitu :
a) Menggunakan tangan atau kekuasaan apabila ia mampu
b) Menggunakan lisan, dan
c) Dalam hati apabila langkah pertama dan kedua tidak memungkinkan.
Bentuk Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar yang bersistem diantaranya adalah :
a) Mendirikan masjid
b) Menyelenggarakan pengajian
c) Mendirikan lembaga pendidikan islam
d) Mendirikan pesantren

15 | P a g e
MANFAAT UMAT BERAGAMA DALAM KEHIDUPAN SOSIAL

1. Dapat terhindar dari adanya perpecahan antar umat beragama


Setiap orang sudah sepatutnya untuk menanamkan di dalam dirinya sifat toleran,
serta menerapkannya di dalam kehidupan bersosial masyarakat, terutama di daerah yang
di dalamnya terdapat berbagai jenis kepercayaan atau agama. Sikap toleransi antar umat
beragama merupakan salah satu solusi untuk mengatasi terjadinya perpecahan di antara
umat dalam mengamalkan agamanya.
Sebagai contoh sikap toleransi antar umat beragama bisa kita lihat di negara kita
ini, yaitu Indonesia yang memiliki lebih dari satu agama dan kepercayaan. Jika toleransi
antar umat beragama tidak tertanam di dalam pribadi masing-masing warga negara
Indonesia, maka kemungkinan besar negara ini akan terpecah belah dan tidak akan
bertahan lama.

2. Dapat mempererat tali silaturahmi


Manfaat toleransi antar umat beragama berikutnya adalah terjalinnya tali
silaturahmi. Pada umumnya, adanya suatu perbedaan selalu menjadi alas an terjadinya
pertentangan antara orang (golongan) yang satu dengan lainnya, khususnya bagi mereka
yang tidak bisa menerima adanya perbedaan tersebut. Salah satu contoh adalah adanya
perbedaan agama yang menjadi salah satu factor penyebab terjadinya berbagai konflik
serta pertikaian di antara sesame manusia, seperti tindakan terorisme, pembantaian
pemuka agama, dan lain sebagainya yang pada akhirnya akan mengakibatkan dampak
pada timbulnya kesengsaraan bagi manusia lainnya.

3. Pembangunan Negara akan lebih terjamin dalam pelaksanaannya


Faktor keamanan, ketertiban, persatuan dan kesatuan dari sebuah negara
merupakan salah satu kunci sukses menuju keberhasilan program-program
pembangunan yang dicanangkan oleh pemerintahan di negara tersebut.
Terjadinya kerusuhan, pertikaian, dan segala bentuk bencana baik bencana alam
maupun bencana akibat ulah manusia menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan
oleh pemerintah. Kejadian –kejadian tersebut secara langsung maupun tidak langsung
akan berpengaruh terhadap jalannya program pembangunan yang dicanangkan oleh
negara.

4. Terciptanya ketentraman dalam hidup bermasyarakat

Kehidupan masyarakat yang meskipun di dalamnya terdapat berbagai perbedaan


seperti perbedaan beragamaakan tetapi ada sikap saling toleransi yang tertanam di
dalam hati warga masyarakat tersebut, maka tentunya hal itu akan menciptakan suasana
yang aman, tentram, dan damai di dalam lingkungan tersebut. Tidak akan ada sikap
saling mengejek, mengolok, menghina, serta merendahkan di antara para pemeluk
agama, meskipun keyakinan yang mereka miliki sangat jauh berbeda.

16 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

https://quran.com/49/10?translations=20
https://www.scribd.com/document/358495868/D-KEBERSAMAAN-UMAT-
BERAGAMA-DALAM-KEHIDUPAN-SOSIAL-docx
https://123slide.org/the-philosophy-of-money.html?utm_source=d-kebersamaan-
umat-beragama-dalam-kehidupan-sosial-docx
http://tulang-rusukku.blogspot.co.id/2012/04/pengertian-ukhuwah-islamiyah-
dan.html
https://tausyah.wordpress.com/2010/06/07/makna-islam-sebagai-rahmat-bagi-
alam-semesta/

17 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai