MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam yang diampu
oleh
Muhammad Haidlor, M.Pd.I
Disusun oleh:
1. Erlyna Afristia Otika Nandrika (170910202013)
2. Damartiyas Putri Ardhyarini (170910202015)
3. Moh. Aziez Al Bihar (170910202022)
4. Ismira Wardhani (170910202024)
5. Fera Angelina Susana (170910202025)
6. Syayidati Dwi Handayani (170910202026)
UNIVERSITAS JEMBER
2018
1|Page
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan
judul ”Toleransi Umat Beragama” ini dengan baik.
Selanjutnya kami ucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Pendidikan
Agama Islam, Bapak Muhammad Haidlor, M.Pd.I yang telah memberikan tugas
makalah ini, serta teman-teman yang telah membantu dalam proses penyelesaian tugas
makalah ini.
Dengan terselesaikannya makalah ini diharapkan dapat dijadikan sumber
referensi dan sebagai sumber wawasan bagi pembaca, karena makalah ini memuat
materi yang singkat, padat, dan mudah dipelajari.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan
dalam penulisan tugas makalah ini, tentunya penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari semua pihak.
Penyusun,
2|Page
DAFTAR ISI
COVER ............................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR ..................................................................................... 2
DAFTAR ISI .................................................................................................... 3
BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 4
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................. 4
1.4 Sistematika Penulisan…………………………………………………4
BAB 2. PEMBAHASAN ................................................................................. 6
2.1 Toleransi Dan Agama ........................................................................... 6
2.2 Agama Islam merupakan Rahmat bagi Seluruh Alam………………..7
2.3 Ukhuwah Islamiah…………………………………………………....11
2.4 Ukhuwah Insaniah…………………………………………………....12
2.5 Kebersamaan Umat Beragama dalam Kehidupan Sosial…………….14
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………...17
3|Page
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agama dan manusia memiliki hubungan yang sangat erat kaitannya, karena agama
sangat dibutuhkan oleh manusia agar manusia memiliki pegangan hidup sehingga ilmu
dapat menjadi lebih bermakna, yang dalam hal ini adalah Islam. Dengan ilmu kehidupan
manusia akan bermutu, dengan agama kehidupan manusia akan lebih bermakna, dengan
ilmu dan agama kehidupan manusia akan sempurna dan bahagia. Dalam hal ini toleransi
antar umat beragama sangat di perlukan unruk mencapai kedamaian antar umat
beragama. Untuk itu agama islam sendiri sangan menjunjung toleransi antar umat
beragama dan kerukunan antar umat
B. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam proses penyusunan makalah ini adalah
“toleransi anatar umat beragama”.
C. Tujuan Penulisan
Pada dasarnya tujuan penulisan atau penyusunan makalah Pendidikan agama Islam ini
tentang toleransi antar umat beragama terbagi menjadi dua bagian, yaitu tujuan umum
dan tujuan khusus. Tujuan umum dalam penulisan atau penyusunan makalah ini adalah
untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Pendidikan Agama Islam, dan
tujuan khusus dari penulisan makalah ini adalah untuk membahas tentang toleransi antar
umat beragama yang terdiri dari beberapa sub bab,yaitu:
1. Toleransi dan agama
2. Agama islam merupakan rahmat bagi seluruh alam
3. Ukhuwah Islamiyah dan ukhuwah insyaniyah
4. Kebersamaan umat beragama dalam kehidupan sosial
4|Page
E. Sestimatika Penulisan
Sistematika penyusunan makalah ini dibagi menjadi dua bagian utama, yang selanjutnya
dijabarkan sebagai berikut :
Bagaian pertama adalah pendahuluan. Dalam bagian ini penyusun memeparkan
beberapa Pokok permasalahan awal yang berhubungan erat dengan permasalah utama.
Pada bagian pendahuluan ini di paparkan tentang latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penulisan, sestimatika penulisan.
Bagian Kedua yaitu pembahasan. Pada bagian ini merupakan bagaian utama yang
hendak dikaji dalam proses penyusunan makalah.
Bagian ketiga yaitu Kesimpulan. Pada Kesempatan ini penyusun berusaha untuk
mengemukakan terhadap semua permasalahan-permasalahan yang dikemukakan oleh
penyusun dalam perumusan masalah.
5|Page
PEMBAHASAN
6|Page
ajaran agama lain yang didasari oleh ajaran agama saya, tetapi saya tetap
menghargai penganut dari agama yang lainnya.
3. Toleransi Ekumenis
Toleransi yang menghargai semua bentuk perbedaan, baik toleransi terhadap
isi/ajaran keyakinan individu lain dan toleransi pada setiap umat yang
memeluknya. Contoh toleransi ekumenis adalah toleransi terhadap sesama
pemeluk agama yang sama dengan aliran atau paham yang berbeda.
7|Page
Ayat di atas sering dijadikan hujjah bahwa Islam adalah agama rahmat. Itu
benar. Rahmat Islam itu luas, seluas dan seluwes ajaran Islam itu sendiri.
Sebagian orang secara sengaja (karena ada maksud buruk) ataupun tidak sengaja
(karena pemahaman Islamnya yang tidak dalam), sering memaknai ayat tersebut diatas
secara menyimpang. Mereka ini mengartikan rahmat Islam harus tercermin dalam
suasana sosial yang sejuk, damai dan toleransi dimana saja Islam berada, apalagi
sebagai mayoritas. Sementara dibaliknya sebenarnya ada tujuan lain atau kebodohan
lain yang justru bertentangan dengan Islam itu sendiri, misalnya memboleh-bolehkan
ucapan natal dari seorang Muslim terhadap umat Nasrani atau bersifat permisive
terhadap ajaran sesat yang tetap mengaku Islam.
Islam sebagai rahmat bagi alam semesta adalah tujuan bukan proses. Artinya
untuk menjadi rahmat bagi alam semesta bisa jadi umat Islam harus melalui beberapa
ujian, kesulitan atau peperangan seperti di zaman Rasulullah. Walau tidak selalu harus
melalui langkah sulit apalagi perang, namun sejarah manapun selalu mengatakan
kedamaian dan kesejukan selalu didapatkan dengan perjuangan. Misalnya, untuk
menjadikan sebuah kota menjadi aman diperlukan kerjakeras polisi dan aparat hukum
untuk memberi pelajaran bagi pelanggar hukum. Jadi logikanya, agar tercipta
kesejukan, kedamaian dan toleransi yang baik maka hukum Islam harus diupayakan
dapat dijalankan secara kaffah. Sebaliknya, jangan dikatakan bahwa umat Islam harus
bersifat sejuk, damai dan toleransi kepada pelanggar hukum dengan alasan Islam adalah
agama rahmat.
8|Page
“Kami tidak menurunkan al-Qur’an ini kepadamu agar kamu menjadi susah; tetapi
sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah),” (QS. Thahaa: 2-3).
2. Kedua, al-Qur’an.
Al-Qur’an telah meletakkan dasar-dasar atau pokok-pokok ajaran yang abadi dan
permanen bagi kehidupan manusia yang selalu dinamis. Kitab suci terakhir ini
memberikan kesempatan bagi manusia untuk beristimbath (mengambil kesimpulan)
terhadap hukum-hukum yang bersifat furu’iyah. Hal tersebut merupakan konsekuensi
logis dari tuntutan dinamika kehidupannya. Begitu juga kesempatan untuk menemukan
inovasi dalam hal sarana pelaksanaannya sesuai dengan tuntutan zaman dan kondisi
kehidupan, yang semuanya itu tidak boleh bertentangan dengan ushul atau pokok-pokok
ajaran yang permanen. Dari sini bisa kita pahami bahwa al-Qur’an itu
benarbenar sempurna dalam ajarannya. Tidak ada satu pun masalah dalam kehidupan ini
kecuali al- Qur’an telah memberikan petunjuk dan solusi. Allah berfirman,
ض فِي دَابَّة ِمن َو َما ِ طائِر َو َل ْاْل َ ْر ُ َّما ۚ أ َ ْمثَالُ ُكم أ ُ َمم إِ َّل ِب َجنَا َح ْي ِه َي ِط
َ ير
ْ ب فِي فَ َّر
طنَا ِ ش ْيء ِمن ْال ِكتَاَ ۚ يُ ْحش َُرونَ َربِ ِه ْم ِإلَى ث ُ َّم- 6:38
“Tiadalah Kami alpakan sesuatu pun di dalam Al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah
mereka dihimpunkan,” (QS al-An’aam: 38). Dalam ayat lain berbunyi,
ث َويَ ْو َمُ َش ِهيدا أ ُ َّمة ُك ِل فِي نَ ْبع َ ش ِهيدا بِ َك َو ِجئْنَا ۖ أَنفُ ِس ِه ْم ِم ْن
َ علَ ْي ِهم َ
علَى َ علَي َْك َون ََّز ْلنَا ۚ َهؤ َُل ِء َ َش ْيء ِل ُك ِل تِ ْب َيانا ْال ِكت
َ اب َ َو َر ْح َمة َو ُهدى
ِل ْل ُم ْس ِل ِمينَ َوبُ ْش َرى- 16:89
“Dan Kami turunkan kepadamu al-Kitab (al-Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu
dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri,” (QS
an-Nahl: 89).
3. Ketiga, penyempurna kehidupan manusia
Di antara rahmat Islam adalah keberadaannya sebagai penyempurna kebutuhan
manusia dalam tugasnya sebagai khalifah di muka bumi ini. Rahmat Islam adalah
meningkatkan dan melengkapi kebutuhan manusia agar menjadi lebih sempurna, bukan
membatasi potensi manusia. Islam tidak pernah mematikan potensi manusia, Islam juga
tidak pernah mengharamkan manusia untuk menikmati hasil karyanya dalam bentuk
kebaikan-kebaikan dunia.
َّ ت ِل ِع َبا ِد ِه أَ ْخ َر َج الَّ ِتي
ّللاِ ِزينَةَ َح َّر َم َم ْن قُ ْل َّ ق ِمنَ َو
ِ الط ِي َبا ِ الر ْزِ ۚ قُ ْل
يَ صة الدُّ ْن َيا ْال َح َياةِ فِي آ َمنُوا ِللَّذِينَ ِه
َ ص ُل َكذَ ِل َك ۗ ْال ِق َيا َم ِة َي ْو َم خَا ِل
ِ َنُف
تِ يَ ْعلَ ُمونَ ِلقَ ْوم ْاْليَا- 7:32
“Katakanlah: ‘Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah
dikeluarkan-Nya untuk hamba-hambaNya dan (siapa pulakah yang mengharamkan)
rezki yang baik?” (QS al-A`raf: 32). Islam memberi petunjuk mana yang baik dan mana
yang buruk, sedang manusia sering tidak mengetahuinya.
9|Page
ب َ سى ۖ لَّ ُك ْم ُك ْره َو ُه َو ْال ِقتَا ُل
َ علَ ْي ُك ُم ُك ِت َ شيْئا تَ ْك َر ُهوا أَن َو
َ ع َ َخيْر َو ُه َو
سى ۖ لَّ ُك ْم َ ع َ شيْئا ت ُ ِحبُّوا أَن َو َ ّللاُ ۗ لَّ ُك ْم شَر َو ُه َو
َّ تَ ْعلَ ُمونَ َل َوأَنت ُ ْم َي ْعلَ ُم َو
- 2:216
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh
jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui,
sedang kamu
tidak mengetahui,” (QS al-Baqarah: 216).
4. Keempat, jalan untuk kebaikan.
Rahmat dalam Islam juga bisa berupa ajarannya yang berisi jalan / cara mencapai
kehidupan yang lebih baik, dunia dan akhirat. Hanya kebanyakan manusia memandang
jalan Islam tersebut memiliki beban yang berat, seperti kewajiban sholat dan zakat,
kewajiban amar ma’ruf nahi munkar, kewajiban memakai jilbab bagi wanita dewasa,
dan sebagainya.
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa ajaran Islam itu adalah rahmat dalam
artian yang luas, bukan rahmat yang dipahami oleh sebagian orang menurut seleranya
sendiri. Rahmat dalam Islam adalah rahmat yang sesuai dengan kehendak Allah dan
ajaran-Nya, baik berupa perintah atau larangan. Memerangi kemaksiatan itu adalah
rahmat, sekalipun sebagian orang tidak setuju dengan tindakan tersebut. Jihad melawan
orang kafir yang zalim adalah rahmat, meskipun sekelompok manusia tidak suka jihad
dan menganggapnya sebagai tindakan kekerasan atau terorisme.
Allah berfirman,
ب َ سى ۖ لَّ ُك ْم ُك ْره َو ُه َو ْال ِقتَا ُل
َ ع َل ْي ُك ُم ُك ِت َ شيْئا تَ ْك َر ُهوا أَن َو
َ ع َ َخيْر َو ُه َو
سى ۖ لَّ ُك ْم َ ع َ شيْئا ت ُ ِحبُّوا أَن َو َ ّللاُ ۗ لَّ ُك ْم شَر َو ُه َو
َّ ت َ ْعلَ ُمونَ َل َوأَنت ُ ْم يَ ْعلَ ُم َو
- 2:216
“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang
kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan
boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah
mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui,” (QS al-Baqarah: 216).
Hendaknya kita jujur dalam mengungkapkan sebuah istilah. Jangan sampai kita
menggunakan ungkapan seperti sejuk, damai, toleransi, rahmat, dan sebagainya,
kemudian dikaitkan dengan kata ‘Islam’. Sementara ada tujuan lain yang justru
bertentangan dengan Islam itu sendiri.
Inilah yang menjadi alasan mengapa Islam adalah rahmat bagi semesta alam.
Beberapa fakta yang menjelaskan bahwa Islam adalah rahmat bagi semesta alam adalah
sebagai berikut:
1. Manusia diciptakan oleh Allah dimuka bumi salah satunya adalah sebagai
khalifah yang memakmurkan bumi. Melalui pengamalan ajaran agama Islam yang benar
maka manusia akan bijaksana dalam mengelola bumi, memanfaatkan bumi serta
10 | P a g e
menjadi pemimpin atas bumi dan segala isinya. Kesalahan dari tingkah laku manusia
dalam mengelola bumi dan alam semesta akan berdampak pada bencana yang
disebabkan oleh ulah tangan manusia itu sendiri. Inilah salah satu ajaran dalam Islam
yang jarang dipahami oleh ummat Islam itu sendiri.
2. Islam adalah agama yang cinta damai, mengutamakan keadilan yang berujung
pada kesejahteraan. Inilah ajaran agama yang telah ditunaikan oleh Rasulullah dan juga
pada masa kekhalifahan, sehingga betul-betul terbukti Islam adalah rahmat bagi semesta
alam.
3. Islam menjadi solusi atas segala persoalan makhluk di muka bumi. Islam
adalah agama yang komprehensif. Mengatur segala macam permasalahan kehidupan.
Pengertian
Kata ukhuwah berasal dari bahasa arab yang kata dasarnya adalah akh yang berarti
saudara, sementara kata ukhuwah berarti persaudaraan. Adapun secara istilah ukhuwah
islamiyah adalah kekuatan iman dan spiritual yang dikaruniakan Allaah kepada hamba-
Nya yang beriman dan bertakwa yang menumbuhkan perasaan kasih sayang,
persaudaraan, kemuliaan, dan rasa saling percaya terhadap saudara seakidah. Dengan
berukhuwah akan timbul sikap saling menolong,saling pengertian dan tidak menzhalimi
harta maupun kehormatan orang lain yang semua itu muncul karena Allah semata.
Dasar Hukum
QS. Al-Hujrat ayat 10
11 | P a g e
َِو ْي ُك ِْمِِ َواتَّقُ ْواِهللاَِلَعَلَّ ُك ْم
َِ صل ُح ْواِبَيْنَ ِأَخ ْ إِنَّ َم
ْ َ اِال ًمؤْ منُ ْونَ ِإ ْخ َوةٌِفَأ
َِت ُ ْر َح ُم ْون
“Sesungguhnya orang-orang Mukmin adalah bersaudara. Karena itu, damaikanlah
kedua saudara kalian, dan bertakwalah kalian kepada Allah supaya kalian
mendapatkan rahmat.”
ِعلَ ْي ُك ْم
َ ِتِهللا َ اِوا ْذِكـ ُ ُروِن ْع َمَ قو َّ َاِوالَِتَف
ُ ـر َ ًواَعْتص ُمواِْب َحبْلِهللاِ َجم ْيع
صبَ ْحِت ُ ْمِبن ْع َمتهِإ ْخ َوانًا َ ٍَّإ ْذ ُك ْنت ُ ْمِأَعْـدَا ًِءِِفَأَل
ْ َ فِ َبيْنَ ِقُلـُوب ُك ِْمِِفَأ
“Dan berpegang teguhlah kamu sekalian dengan tali Allaah dan janganlah kamu
sekalian berpecah belah, dan ingatlah nikmat Allah atas kamu semua ketika kamu
bermusuh-musuhan maka Dia (Allah) menjinakkan antara hati-hati kamu maka kamu
menjadi bersaudara.”
Dalam melakukan interaksi di tengah masyarakat, setiap diri manusia dari mana
pun latar belakangnya, budaya, adat istiadat, bangsa dan agama selalu mengharapkan
agar terjalin hubungan yang baik dan saling menguntungkan. Baik secara alamiah
maupun batin. Manusia dalam kehidupan di dunia terdiri dari berbagai ras, bangsa,
suku, adat istiadat, dan berbagai kelompok diharapkan agar saling mengenal dan saling
memahami. Dengan demikian, maka akan terwujud kedamaian dunia dan persaudaraan
sesama umat manusia.
12 | P a g e
ُ سإِنَّا َخلَ ْقنَا ُك ْم ِم ْنذَ َكر َوأ ُ ْنثَى َو َج َع ْلنَا ُك ْم
َ شعُوب َاوقَ َبا ِئلَ ِلتَ َع
ار ُ َياأَيُّ َهاالنَّا
ۚ ُف
واإِنَّأ َ ْك َر َم ُك ْم ِع ْندَاللَّ ِهأَتْقَا ُك ۚ ْمإِنَّاللَّ َهعَ ِليم َخ ِبير
Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakanmu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikanmu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, supaya kamu
saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antaramu di sisi
Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. Al-Hujurat, 49:13).
Perbedaan dan persamaan dalam berbagai bidang kehidupan dari manusia di
seluruh dunia merupakan fitrah Allah, karena itu tidak boleh ada paksaan untuk
mengikuti agama atau peradaban tertentu. Semua manusia diberi kebebasan oleh Allah
Swt. Untuk menetapkan jalan hidupnya berdasarkan akal fikiran yang dimilikinya.
Allah Swt, berfirman:
جميعاأفأنتتكرهالناسحتىيكونوامؤمنين ولوشاءربكآلمنمنفياْلرضكلهم
Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi
dan seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka
menjadi orang yang beriman semuanya?. (QS. Yunus, 10:99)
Mengenai kehidupan beragama, ditegaskan dalam Al-Qur’an agar tidak saling
memaksa antara satu pemeluk agama dengan pemeluk agama lain. Al-Qur’an
mengarahkan agar umat beragama meyakini agamanya dengan kesadaran dan
keinsyafan yang tulus, karena jelas antara petunjuk dan kesesatan serta telah jelas pula
antara hak dan batil.
Allah Swt, berfirman:
13 | P a g e
1. Ta’aruf adalah saling kenal mengenal yang tidak hanya bersifat fisik ataupun
biodata ringkas belaka, tetapi lebih jauh lagi menyangkut latar belakang
pendidikan, budaya, keagamaan, pemikiran, ide-ide, cita-cita serta problema
kehidupan yang dihadapi.
2. Tafahum adalah saling memahami kelebihan dan kekurangan, kekuatan dan
kelemahan masing-masing, sehingga segala macam kesalah pahaman dapat
dihindari.
3. Ta’awun adalah saling tolong menolong, dimana yang kuat menolong yang
lemah dan yang mempunyai kelebihan menolong yang kekurangan, dengan
konsep ini maka kerjasama akan tercipta dengan baik dan saling menguntungkan
sesuai fungsi dan kemampuan masing-masing.
4. Takaful adalah saling memberi jaminan, sehingga menumbuhkan rasa aman,
tidak ada rasa khawatir dan kecemasan menghadapi hidup ini.
Dengan empat sendi persaudaraan tesebut umat islam akan saling mencintai dan
bahu membahu serta tolong menolong dalam menjalani dan menghadapi tantangan
kehidupan, bahkan mereka sudah seperti satu batang tubuh yang masing-masing bagian
tubuh akan ikut merasakan penderitaan bagian tubuh lainnya. Seperti pada hadits
Rasulullah Saw yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim yang artinya
’’Perumpamaan orang-orang beriman dalam sayang menyayangi, cinta mencintai dan
tolong menolong sesama mereka seperti satu batang tubuh, yang apabila salah satu
batang tubuh menderita sakit, maka seluh badan akan merasakan sakit pula karena tidak
dapat tidur dan panas (H. R. Bukhori dan Muslim).
Artinya : Dan (ingatlah) ketika Kami berfirmankepada para malaikat: "Sujudlah kamu
kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; Ia enggan dan takabur dan
termasuk golongan orang-orang yang kafir.
Ketika Rasulullah saw mulai menyampaikan ajaran islam kepada masyarakat
Arab, sebagian dari mereka ada yang mau menerima ajaran tersebut dan sebagiannya
lagi menolak. Orang yang menolak ajakan Rasulullah tersebut juga disebut kafir.
14 | P a g e
Mereka terdiri dari orang-orang musyrik yang menyembah berhala yang disebut orang
watsani, dan orang-orang ahli kitab, baik orang yahudi maupun nasrani. Diantara orang-
orang kafir tersebut ada yang mengganggu, menyakiti, dan memusuhi orang islam dan
diantaranya hidup dengan rukun bersama orang islam. Orang kafir yang mengganggu,
yang menyakiti, danmemusuhi orang islam disebut kafir harbi, dan orang kafir yang
hidup rukun dengan orang islam disebut kafir dzimmi. Kafir harbi adalah orang kafir
yang memerangi orang islam danboleh diperangi oleh orang islam. Kafir “dzimmi”
adalah orang kafir yang mengikat perjanjian atau menjadi tanggungan orang islam
untuk menjaga keselamatan atau keamanannya. Bila orang islam memiliki kekuasaan
politik dalam sebuah negara islam, maka kafir “dzimmi” ini menjadi warga negara
islam.
2. Tanggung JawabSosial Umat Islam
Umat islam adalah umat yang terbaik yang diciptakan Allah dalam kehidupan ini.
Bentuk tanggung jawab social umat islam meliputi berbagai aspek kehidupan,
diantaranya adalah :
a) Menjalin silatuhrahmi dengan tetangga dalam sebuah hadis rasulullah
menjadikan sebuah kebaikan seseorang kepada tetangganya menjadi salah satu
indikator keimanan.
b) Memberikan infak sebagian dari harta yang dimiliki, baik yang wajib dalam
bentuk zakat maupun yang sunah dalam bentuk sedekah.
c) Menjenguk bila ada anggota masyarakat yang sakit dan Ta’ziyah bila ada
anggota masyarakat yang meninggal dengan mengantar jenazahnya sampai di
kuburnya.
d) Memberi bantuan kepada masyarakat bila ada yang memerlukan bantuan.
e) Penyusunan sistem sosial yang efektif dan efisien untuk membangun
masyarakat, baik mental, spiritual, maupun fisik materialnya.
15 | P a g e
MANFAAT UMAT BERAGAMA DALAM KEHIDUPAN SOSIAL
16 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
https://quran.com/49/10?translations=20
https://www.scribd.com/document/358495868/D-KEBERSAMAAN-UMAT-
BERAGAMA-DALAM-KEHIDUPAN-SOSIAL-docx
https://123slide.org/the-philosophy-of-money.html?utm_source=d-kebersamaan-
umat-beragama-dalam-kehidupan-sosial-docx
http://tulang-rusukku.blogspot.co.id/2012/04/pengertian-ukhuwah-islamiyah-
dan.html
https://tausyah.wordpress.com/2010/06/07/makna-islam-sebagai-rahmat-bagi-
alam-semesta/
17 | P a g e