Anda di halaman 1dari 8

Kerukunan Versus Komfromisme

Nama-nama Kelompok 4 Tk.I Reguler A :

1. Anna Paulina Jesita Don (PO5303201211239)


2. Ardiansyah Teguh Arif Nugroho (PO5303201211242)
3. Elisabeth Liweng Da costa Tokan (PO5303201211253)
4. Fransiska Arlina Vitalis (PO5303201211255)
5. Maretta Deisti Astriani Huwae (PO5303201211261)
6. Maria M M Tubulau (PO5303201211263)
7. Monika Arlin Dangga (PO5303201211269)
8. Rambu Marces Sainenia (PO5303201211271)
9. Sara Ludji Lobo (PO5303201211273)
10. Vivi Andriyani R Sedu Lawi (PO5303201211277)
11. Yohanes Armando Vendy Puka (PO5303201211280)
KATA PENGANTAR

Pertama-tama Kami mengucapkan Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas kasih karunia dan berkat-Nya sehingga, Kami dapat menyelesaikan makalah ini,
meskipun ada beberapa kesulitan dalam membuat makalah ini. Namun atas berkat
penyertaan-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.

Yang mana makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Mahasiswa Jurusan
Keperawatan Kupang, sekiranya makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para
pembacanya.

Sebagaimana makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu Kami
mengharapkan adanya kritik maupun saran yang membangun dari pembacanya. Dan juga
Kami berharap adanya pengembangan makalah ini di masa yang akan datang.

Kota Kupang, 15 November 2021

Penulis,

Kelompok 4

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................1

DAFTAR ISI.....................................................................................2

BAB 1 PENDAHULUAN................................................................3
1.1 Latar Belakang.....................................................................3
1.2 Tujuan..................................................................................3
1.2.1 Tujuan Umum................................................................3
1.2.2 Tujuan Khusus...............................................................3

BAB 2 PEMBAHASAN...................................................................4
2.1 Definisi Kerukunan..............................................................4
2.2 Makna Kerukunan Antar Umat Beragama..........................4
2.3 Definisi Komfromisme........................................................4
2.4 Makna Komfromisme atau Toleransi
Antar Umat Beragama di Indonesia......................................5

BAB 3 PENUTUP............................................................................6
3.1 Kesimpulan..........................................................................6
3.2 Saran....................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................7

2
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang terdiri dari beragam agama.
Kemajemukan yang ditandai dengan keanekaragaman agama itu mempunyai
kecenderungan kuat terhadap identitas agama masing- masing dan berpotensi konflik.
Indonesia merupakan salah satu contoh masyarakat yang multikultural. Multikultural
masyarakat Indonesia tidak saja kerena keanekaragaman suku, budaya,bahasa, ras tapi
juga dalam hal agama. Agama yang diakui oleh pemerintah Indonesia adalah agama
islam, Katolik, protestan, Hindu, Budha, Kong Hu Chu. Dari agama-agama tersebut
terjadilah perbedaan agama yang dianut masing-masing masyarakat Indonesia.
Dengan perbedaan tersebut apabila tidak terpelihara dengan baik bisa menimbulkan
konflik antar umat beragama yang bertentangan dengan nilai dasar agama itu sendiri
yang mengajarkan kepada kita kedamaian, hidup saling menghormati, dan saling
tolong menolong. Oleh karena itu, untuk mewujudkan kerukunan hidup antar umat
beragama yang sejati, harus tercipta satu konsep hidup bernegara yang mengikat
semua anggota kelompok sosial yang berbeda agama guna menghindari ”ledakan
konflik antarumat beragama yang terjadi tiba-tiba”.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum


 Untuk Mengetahui Arti Kerukunan Versus Komfromisme dalam Antar
Umat Beragama.

1.2.2 Tujuan Khusus


 Mengetahui Pengertian Kerukunan
 Mengetahui Makna Kerukunan Antar Umat Beragama
 Mengetahui Definisi Komfromisme
 Mengetahui Komfromisme Antar Umat Beragama di Indonesia

3
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Kerukunan


Kerukunan juga bisa bermakna suatu proses untuk menjadi rukun karena
sebelumnya ada ketidakrukunan; serta kemampuan dan kemauan untuk hidup
berdampingan dan bersama dengan damai serta tenteram. Langkah-langkah untuk
mencapai kerukunan seperti itu, memerlukan proses waktu serta dialog, saling
terbuka, menerima dan menghargai sesama, serta cinta-kasih. Kerukunan antarumat
beragama bermakna rukun dan damainya dinamika kehidupan umat beragama dalam
segala aspek kehidupan, seperti aspek ibadah, toleransi, dan kerja sama antarumat
beragama.
Manusia ditakdirkan Allah Sebagai makhluk social yang membutuhkan hubungan dan
interaksi sosial dengan sesama manusia. Sebagai makhluk social, manusia
memerlukan kerja sama dengan orang lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya,
baik kebutuhan material maupun spiritual.

2.2 Makna Kerukunan Antar Umat Beragama


Kerukunan antar umat beragama adalah suatu kondisi sosial ketika semua
golongan agama bisa hidup bersama tanpa menguarangi hak dasar masing-masing
untuk melaksanakan kewajiban agamanya. Masing-masing pemeluk agama yang baik
haruslah hidup rukun dan damai. Karena itu kerukunan antar umat beragama tidak
mungkin akan lahir dari sikap fanatisme buta dan sikap tidak peduli atas hak
keberagaman dan perasaan orang lain. Tetapi dalam hal ini tidak diartikan bahwa
kerukunan hidup antar umat beragama memberi ruang untuk mencampurkan unsur-
unsur tertentu dari agama yang berbeda , sebab hal tersebut akan merusak nilai agama
itu sendiri. Kerukunan antar umat beragama itu sendiri juga bisa diartikan dengan
toleransi antar umat beragama. Dalam toleransi itu sendiri pada dasarnya masyarakat
harus bersikap lapang dada dan menerima perbedaan antar umat beragama. Selain itu
masyarakat juga harus saling menghormati satu sama lainnya misalnya dalam hal
beribadah, antar pemeluk agama yang satu dengan lainnya tidak saling mengganggu.

2.3 Definisi Komfromisme


Komfromisme ialah Penyesuaian terhadap berbagai nilai, norma, dan
kebiasaan yang berlaku di dalam suatu kelompok. Kata toleransi berasal dari bahasa
Latin tolerare yang berarti bertahan atau memikul. Toleran di sini diartikan dengan
saling memikul walaupun pekerjaan itu tidak disukai; atau memberi tempat kepada
orang lain, walaupun kedua belah pihak tidak sependapat (Siagian, 1993:115).
Dengan demikian toleransi menunjuk pada adanya suatu kerelaan untuk menerima
kenyataan adanya orang lain yang berbeda.
Menurut Webster’s New American Dictionary arti toleransi adalah liberty to
ward the opinions of others, patients with others (memberi kebebasan (membiarkan)
pendapat orang lain, dan berlaku sabar menghadapi orang lain). Toleransi diartikan
memberikan tempat kepada pendapat yang berbeda. Pada saat bersamaan sikap

4
menghargai pendapat yang berbeda itu disertai dengan sikap menahan diri atau sabar.
Oleh karena itu di antara orang yang berbeda pendapat harus memperlihatkan sikap
yang sama yaitu saling mengharagai dengan sikap yang sabar.

2.4 Makna Komfromisme atau Toleransi Antar Umat Beragama di Indonesia


Toleransi antar umat beragama di Indonesia populer dengan istilah kerukunan
hidup antar umat beragama. Istilah tersebut merupakan istilah resmi yang dipakai oleh
pemerintah. Kerukunan hidup umat beragama merupakan salah satu tujuan
pembangunan bidang keagamaan di Indonesia. Gagasan ini muncul terutama
dilatarbelakangi oleh meruncingnya hubungan antar umat beragama. Adapun sebab-
musabab timbulnya ketegangan intern umat beragama, antar umat beragama, dan
antara umat beragama dengan pemerintah dapat bersumber dari berbagai aspek antara
lain:
1. Sifat dari masing-masing agama, yang mengandung tugas dakwah atau missi;
2. Kurangnya pengetahuan para pemeluk agama akan agamanya sendiri dan agama
pihak lain;
3. Para pemeluk agama tidak mampu menahan diri, sehingga kurang menghormati
bahkan memandang rendah agama lain;
4. Kaburnya batas antara sikap memegang teguh keyakinan agama dan toleransi
dalam kehidupan masyarakat.
5. Kecurigaan masing-masing akan kejujuran pihak lain, baik intern umat
beragama, antar umat beragama, maupun antara umat beragama dengan
pemerintah; dan
6. Kuranngnya saling pengertian dalam menghadapi masalah perbedaan pendapat
(Depag, 1980:38).

5
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kerukunan antar umat beragama sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-
hari. Dengan adanya kerukunan antar umat beragama kehidupan akan damai dan
hidup saling berdampingan. Perlu di ingat satu hal bahwa kerukunan antar umat
beragama bukan berarti kita megikuti agama mereka bahkan menjalankan ajaran
agama mereka.
Untuk itulah kerukunan hidup antar umat beragama harus kita jaga agar tidak terjadi
konflik-konflik antar umat beragama. Terutama di masyarakat Indonesia yang
multikultural dalam hal agama, kita harus bisa hidup dalam kedamaian, saling tolong
menolong, dan tidak saling bermusuhan agar agama bisa menjadi pemersatu bangsa
Indonesia yang secara tidak langsung memberikan stabilitas dan kemajuan negara.
Kerukunan hidup antar umat beragama adalah terciptanya kehidupan
masyarakat yang harmonis dalam kedamaian, saling tolong menolong, dan tidak
saling bermusuhan agar agama bisa menjadi pemersatu bangsa Indonesia yang secara
tidak langsung memberikan stabilitas dan kemajuan Negara.

3.2 Saran
Dimana sebaiknya kita sebagai orang yang beragama atau umat beragama seharusnya
mengerti bahwasannya arti kerukunan kepada siapapun itu dan saling mengahargai
siapapun dia. Yang disetiap agama sudah pastinya mengajarkan hal-hal yang baik
termasuk dalam toleransi kepada antar umat beragama, sehingga akan terciptanya
kerukunan dalam antar umat beragama dengan saling toleransi dan menghargai satu
sama lain.

6
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Firaz Maolana, P. C. (Bandung, 14 Januari 2017). KERUKUNAN UMAT BERAGAMA.

pann. ( 07/04/2019). konformisme.

UNY, A. S. (akses, 17 November 2021). AGAMA dan MASALAH KEKERASAN.

Anda mungkin juga menyukai