Disusun Oleh
Kelompok 11 :
UNIVERSITAS PAMULANG
2023
DAFTAR ISI
BAB I ...................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN .................................................................................................. 3
1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 3
BAB II ..................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 5
2.1. Pengertian Kerukunan Umat Beragama ................................................... 5
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun
tema dari makalah ini adalah "Kerukunan Antar Umat Beragama”
Kami jauh dari kata sempurna dan ini merupakan langkah yang baik dari studi
yang sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami,
maka kritik dan saran yang membangun senantiasa karni harapkan semoga makalah
ini dapat berguna bagi kami pada khususnya dan pihak lain yang berkepentingan
pada umumnya.
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
Kerukunan berasal dari kata “rukun”. Secara etimologis pada mulanya kata
kerukunan berasal dari bahasa arab, yaitu; “rukun” yang berarti tiang, dasar,
atau sila. (1) Baik dan damai, tidak bertengkar (tentang pertalian
persahabatan); (2) bersatu hati, bersepakat.
Dari ayat di atas dijelaskan bahwa sebagai umat muslim harus saling
tolong-menolong dan menciptakan kedamaian kepada sesama orang mukmin
maupun umat manusia. Walaupun berbeda keyakinan akan tetapi tidak
menghalangi seorang muslim untuk selalu berbuat baik, bertoleransi dan saling
menghargai tiap umat agama, suku, ras maupun golongan.
1. Pada dasarnya dialog agama ini adalah suatu percakapan bebas, terus
terang dan bertanggung jawab yang didasari rasa saling pengertian dalam
menanggulangi masalah kehidupan bangsa baik berupa material maupun
spiritual. Diharapkan dengan adanya dialog agama ini tidak terjadi
kesalahpahaman yang nantinya dapat memicu terjadinya konflik. Dialog
terbuka antar agama dapat menjadi solusi agar konflik dapat dihindari karena
komunikasi adalah inti dari pencegahan terjadinya salah paham yang dapat
menyebabkan konflik. Dengan dialog terbuka kita juga dapat membuat
mereka semakin memahami dan akhirnya dapat saling menghargai setiap
perbedaan yang ada.
2. Walaupun berbagai hambatan menghadang jalan kita untuk menuju sikap
terbuka, saling pengertian dan saling menghargai antaragama, kita tidak perlu
bersikap pesimis. Pada beberapa dekade terakhir ini studi agama-agama,
termasuk juga dialog antaragama, semakin merebak dan berkembang di
berbagai perguruan tinggi agama dan universitas umum juga telah didirikan
Pusat Studi Agama-agama dan Lintas Budaya. Para pemimpin masing-
masing agama semakin sadar akan perlunya perspektif baru dalam melihat
hubungan antar-agama. Masyarakat kita juga sebenarnya semakin dewasa
dalam menanggapi isu-isu atau provokasi-provokasi.
Jika tiga hal ini bisa dikembangkan dan kemudian diwariskan kepada
generasi selanjutnya, maka setidaknya para pemeluk agama masih
mempunyai harapan untuk dapat berkomunikasi dengan baik dan pada
gilirannya bisa hidup berdampingan lebih sebagai kawan dan mitra daripada
sebagai lawan.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Paham toleransi dalam Islam perlu diamalkan dan dikembangkan umat Islam
sendiri. Kita umat Islam amat beruntung dengan adanya perbedaan
pemahaman dalam Islam. Perbedaan tersebut sudah kehendak Allah. Hasil
Ijtihad manapun yang kita anut dalam Islam selama tidak bertentangan
dengan al-Quran dan hadits tidak akan membawa keluar dari Islam. Kita juga
mengajak seluruh pemuka agama di Indonesia umumnya supaya sungguh-
sungguh membangun jembatan keharmonisan hidup antar umat beragama. Kita
sadari perbedaan-perbedaan dan kita tonjolkan nilai-nilai persamaan. Nilai
inilah yang harus kita bina bersama.
3.2. Saran
Agar tidak terjadinya konflik antar umat beragama, sesama manusia kita tidak
boleh membeda-bedakan agama, suku, ras dan golongan. Sudah saatnya kita
tidak perlu menepikan perbedaan, kita akui perbedaan itu untuk saling
menghargai dan menghormati satu-sama lain. Sehingga nantinya akan
terjalinnya persaudaraan dan mempererat tali silaturahmi dengan begitu akan
tercipta kerukunan dan kedamaian yang indah.
DAFTAR PUSTAKA