DOSEN PENGAMPU:
Drs. Ramli, M.A.
DI SUSUN OLEH:
Kelompok 1
Ahmad Taufiq (4213250014)
Alfina Richi (4211250008)
Alifya Meirza (4213250029)
Angga Warjaya (4213250020)
Annisa Aulia (4213550006)
Ary Prandika Siregar (4213550015)
Atika Haura Siregar (4211250012)
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. atas segala limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas “Rekayasa Ide” mata kuliah Agama
Islam ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Kami telah berusaha menyusun
Rekayasa Ide sebaik mungkin agar dapat dipahami dengan mudah. Adapun maksud dan tujuan
dari penulisan Rekayasa Ide ini adalah suatu bentuk tanggung jawab kami untuk memenuhi tugas
mata kuliah Agama Islam.
Kami berterimakasih kepada Drs. Ramli, M.A. selaku Dosen mata kuliah Agama Islam
Universitas Negeri Medan yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Terlepas dari semua
itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan, baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, hanya kepada Allah SWT kami bersyukur atas selesainya makalah ini, semoga Allah
Swt. memberikan petunjuk kepada kita semua. Kami juga mengucapkan terima kasih atas
perhatian pembaca, kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................................3
2.1 Kerukunan Antar Umat Beragama di Indonesia..................................................................................4
2.2 Jenis-Jenis Kerukunan Antar Umat Beragama....................................................................................4
2.3 Manfaat Kerukunan Antar Umat Beragama........................................................................................5
2.4 Kendala-Kendala Kerukunan Antar Umat Beragama..........................................................................5
BAB III METODELOGI............................................................................................................................7
3.1 Kerangka Pemikiran/Gambaran Umum...............................................................................................7
3.2 Metode Pelaksanaan.............................................................................................................................7
BAB IV PENUTUP......................................................................................................................................8
A. Kesimpulan...........................................................................................................................................8
B. Saran......................................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................................9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Kendala-kendala yang terjadi di Indonesia tentang kerukunan antar umat beragama
2. Faktor-faktor penyebab timbulnya masalah kerukunan antar umat beragama
3. Manfaat kerukunan antar umat beragama
1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui kendala-kendala yang terjadi di Indonesia tentang kerukunan antar
umat beragama
2. Untuk mengetahu Faktor-faktor penyebab timbulnya masalah kerukunan antar umat
beragama
3. Untuk Mengetahui manfaat kerukunan antar umat beragama.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kerukunan antar umat beragama merupakan suatu kesatuan yang dilandasi saling
pengertian mengenai keadaan pemeluk agama lain untuk menjalankan syariat agamanya dengan
tidak menimbulkan konflik dan gangguan. Agama Islam yang kita anut adalah satu-satunya
agama yang benar dan mampu membawa kebahagiaan dunia dan akhirat. Oleh sebab itu, maka
setiap umat Islam harus menunjukkan dan bisa menjadi contoh yang terbaik bagaimana menjadi
pribadi dan masyarakat yang terbaik yang bisa membawa kedamaian dan contoh yang tauladan.
Agama sebagai sesuatu yang mendasar dalam kehidupan seseorang sering kali menjadi
kendala dalam hubungan antar masyarakat yang berlainan agama, sehingga terjadi konflik antar
pengikut suatu agama dengan agama lain. Untuk itu, agama islam memberikan tuntunan internal
sesama umat islam dan tuntunan eksternal bersikap dengan penganut agama lain.
Pluralitas merupakan keragaman yang terdiri dari parsial-parsial yang berbeda antara
satu dengan lainnya. Jika keragaman dari sistem kehidupan manusia terpulang kepada satu
naungan kesatuan, maka manusia sebagai salah satu makhluk dari berbagai makhluk yang ada
kembali kepada satu rangkuman, yaitu bukti keesaan Tuhan. Upaya menyeragamankan manusia
kedalam satu pandangan, sistem, cara, prilaku keyakinan, dan kehidupan secara mutlak tanpa
memahami iradah kauniyah adalah usaha yang sia-sia dan bertentangan dengan ketetapan-Nya.
Dalam masyarakat Indonesia ditemukan perbedaaan kepercayaan dan agama yang dianut
penduduknya, seperti Islam, Kristen, Budha dan Hindu yang masing-masing pemeluknya
mangakui kebenaran agamanya.
Manusia tanpa pluralitas kelas, kerja, pendapatan, tentunya menjadikan dunia ini sebagai
buana yang fakum tanpa dinamisasi. Keragaman agama, sebagaimana keragaman etnisitas suku
dan bangsa, juga dipahami dalam satu perspektif kemanusiaan yang hidup berdampingan dengan
kekhasannya membangun kehidupan bersama.
Catatan bagi kaum muslim bahwa loyalitas internal harus dibangun dari persaudaraan
seiman yang mentauhidkan Allah SWT. Inilah persaudaraan hakiki di dunia dan diakhirat yang
dilegitimasi Alquran. Sementara persaudaraan sesama manusia adalah persaudaraan yang nisbi
untuk dunia semata yang juga harus diwujudkan untuk tujuan perdamaian.
3
1.1 Kerukunan Antar Umat Beragama di Indonesia
Karena, Agama tidak bisa dengan dirinya sendiri dan dianggap dapat memecahkan semua
masalah. Agama hanya salah satu faktor dari kehidupan manusia. Mungkin faktor yang paling
penting dan mendasar karena memberikan sebuah arti dan tujuan hidup. Tetapi sekarang kita
mengetahui bahwa untuk mengerti lebih dalam tentang agama perlu segi-segi lainnya, termasuk
ilmu pengetahuan dan juga filsafat. Yang paling mungkin adalah mendapatkan pengertian yang
mendasar dari agama-agama. Jadi, keterbukaan satu agama terhadap agama lain sangat penting.
Kalau kita masih mempunyai pandangan yang fanatik, bahwa hanya agama kita sendiri saja
yangpaling benar, maka itu menjadi penghalang yang paling berat dalam usaha memberikan
sesuatu pandangan yang optimis. Namun ketika kontak-kontak antaragama sering kali terjadi sejak
tahun 1950-an, maka muncul paradigma dan arah baru dalam pemikiran keagamaan. Orang tidak
lagi bersikap negatif dan apriori terhadap agama lain. Bahkan mulai muncul pengakuan positif atas
kebenaran agama lain yang pada gilirannya mendorong terjadinya saling pengertian. Di masa
lampau, kita berusaha menutup diri dari tradisi agama lain dan menganggap agama selain agama
kita sebagai lawan yang sesat serta penuh kecurigaan terhadap berbagai aktivitas agama lain, maka
sekarang kita lebih mengedepankan sikap keterbukaan dan saling menghargai satu sama lain.
1.2 Jenis – Jenis Kerukunan Antar Umat Beragama
Kerukunan antar pemeluk agama yang sama, yaitu suatu bentuk kerukunan yang terjalin
antar masyarakat penganut satu agama. Misalnya, kerukunan sesama orang Islam atau
kerukunan sesama penganut Kristen. Kerukunan antar pemeluk agama yang sama juga
harus dijaga agar tidak terjadi perpecahan, walaupun sebenarnya dalam hal ini sangat
minim sekali terjadi konflik.
Kerukunan antar umat beragama lain, yaitu suatu bentuk kerukunan yang terjalin antar
masyarakat yang memeluk agama berbeda-beda. Misalnya, kerukunan antar umat Islam
dan Kristen, antara pemeluk agama Kristen dan Budha, atau kerukunan yang dilakukan
4
oleh semua agama. Kerukunan antar umat beragama lain ini cukup sulit untuk dijaga.
Seringkali terjadi konflik antar pemeluk agama yang berbeda.
Sikap ini muncul sebagai akibat dari pola perjumpaan tak langsung (indirect
encounter) antar agama, khususnya menyangkut persoalan teologi yang sensitif. Sehingga
kalangan umat beragama merasa enggan mendiskusikan masalah-masalah keimanan. Tentu
saja, dialog yang lebih mendalam tidak terjadi, karena baik pihak yang berbeda
keyakinan/agama sama-sama menjaga jarak satu sama lain. Masing-masing agama
mengakui kebenaran agama lain, tetapi kemudian membiarkan satu sama lain bertindak
dengan cara yang memuaskan masing- masing pihak. Yang terjadi hanyalah perjumpaan tak
langsung, bukan perjumpaan sesungguhnya, Sehingga dapat menimbulkan sikap kecurigaan
diantara beberapa pihak yang berbeda agama,maka akan timbullah yang dinamakan
konflik.
2) Kepentingan Politik
Faktor Politik, Faktor ini terkadang menjadi faktor penting sebagai kendala dalam
mncapai tujuan sebuah kerukunan anta umat beragama khususnya di Indonesia, jika bukan
yang paling penting di antara faktor-faktor lainnya. Bisa saja sebuah kerukunan antar agama
telah dibangun dengan bersusah payah selama bertahun-tahun atau mungkin berpuluh-
puluh tahun,dan dengan demikian kita pun hampir memetik buahnya. Namun tiba-tiba saja
muncul kekacauan politik yang ikut memengaruhi hubungan antaragama dan bahkan
memorak- porandakannya seolah petir menyambar yang dengan mudahnya merontokkan
“bangunan dialog” yang sedang kita selesaikan. Seperti yang sedang terjadi di negeri kita
5
saat ini, kita tidak hanya menangis melihat political upheavels di negeri ini, tetapi lebih
dari itu
6
yang mengalir bukan lagi air mata, tetapi darah; darah saudara-saudara kita, yang mudah-
mudahan diterima di sisi-Nya. Tanpa politik kita tidak bisa hidup secara tertib teratur dan
bahkan tidak mampu membangun sebuah negara, tetapi dengan alasan politik juga kita
seringkali menunggangi agamadan memanfaatkannya.
3) Sikap Fanatisme
Di kalangan Islam, pemahaman agama secara eksklusif juga ada dan berkembang.
Bahkan akhir-akhir ini, di Indonesia telah tumbuh dan berkembang pemahaman keagamaan
yang dapat dikategorikan sebagai Islam radikal dan fundamentalis, yakni pemahaman
keagamaan yang menekankan praktik keagamaan tanpa melihat bagaimana sebuah ajaran
agama seharusnya diadaptasikan dengan situasi dan kondisi masyarakat. Mereka masih
berpandangan bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang benar dan dapat menjamin
keselamatan menusia. Jika orang ingin selamat, ia harus memeluk Islam. Segala perbuatan
orang-orang non-Muslim, menurut perspektif aliran ini, tidak dapat diterima di sisi Allah.
1. Sikap prasangka stereotype etnik dan dijiwai oleh suasana persaingan yang tajam
2. Penyiaran agama yang ditujukan kepada kelompok yang sudah menganut agama
3. Penyendirian rumah beribadah, pendirian rumah ibadah kelompok minoritas ditengah
kelompok mayoritas juga dapat mengganggu hubungan antar umat beragama,
keyakinan yang bersifat mutlak ini menimbulkan penolakan yang bersifat mutlak pula
terhadap kebenaran agama lain yang diyakini oleh pemiliknya sebagai kebenaran
mutlak.
7
BAB III
METODELOGI
Permasalahan tentang kerukunan antar umat beragama di Indonesia sering kali terjadi
sehingga kami melakukan riset ketempat yang telah kami tetapkan, untuk bertanya permasalahanyang
saat ini terjadi dalam kerukunan antar umat beragama.
Metode pelaksanaan dilakukan di Masjid Raya Al-Mashun dijalan Sisingamangaraja No. 61,
Teladan Baru, Medan Kota hari Sabtu jam 14.00 WIB dengan cara mewawancarai para wisatawan
ataupun para jamaah Masjid Raya tentang kendala-kendala kerukunan antar umat beragama yang
terjadi di Indonesia. Apakah di Indonesia sudah tercipta atau terlaksana kerukunan antar umat
beragama dimasyarakat atau malah sebaliknya.
8
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa kerukunan umat bragama yaitu hubungan sesama umat
beragama yang dilandasi dengan toleransi, saling pengertian, saling menghormati, saling
menghargai dalam kesetaraan pengamalan ajaran agamanya dan kerja sama dalam
kehidupan masyarakat dan bernegara. berbagai macam bahasan mengenai kerukunan antar
umat beragama, yaitu : Kendala-kendala yang dihadapi dalam mencapai kerukunan umat
beragama di Indonesia ada beberapa sebab, antara lain; rendahnya sikap toleransi,
kepentingan politik dan sikap fanatisme. Adapun solusi untuk menghadapinya, adalah
dengan melakukan dialog antar pemeluk agama dan menanamkan sikap optimis terhadap
tujuan untuk mencapai kerukunan antar umat beragama.
B. Saran
Sudah saatnya bukan perbedaan lagi yang kita cari atau yang kita bicarakan, tapi
persamaanlah yang seharusnya kita cari karena dari persamaanlah hidup ini akan saling
menghargai, menghormati dan selaras. Lewat persamaan kita bisa jalin persaudaraan dan
mempererat tali silahturahi, denga begitu aka tercpta kerukunan dengan sendirinya.
9
DAFTAR PUSTAKA
Daud Ali, Mohammad, 1998. Pendidikan Agama Islam, Jakarata: Rajawalu pers.
Sairin, Weinata. 2002. Kerukunan umat beragama pilar utama kerukunan berbangsa: butir-butir
pemikiran
Wahyuddin.dkk. 2009. Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta; PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia