Anda di halaman 1dari 9

Penghantar Antropologi

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Agama Islam

Dosen Pengampu : Dr.Azizah Husin, M,pd.


Ardi Saputra,Spd.,M.Sc

oleh :

Putri Rahmadania (06151282227054)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2022/2023

JL. Raya Palembang - Prabumulih, Indralaya – Sumatera Selatan Kampus UNSRI


Indralaya, Parit, Indralaya Utara, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan30862,
Indonesia
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Kami juga turut mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini, yaitu untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah
Agama Islam. Selain itu dibuatnya makalah ini untuk menambah wawasan dan juga ilmu bagi
para pembaca serta para penyusun,, selain itu semua materi yang terdapat dalam makalah ini
tidak dapat kami deskripsikan secara rinci dengan sempurna. Tetapi Setidaknya, kami sudah
berupaya melakukannya semaksimal mungkin dengan kemampuan yang kami miliki.

Sebagai manusia, kami meminta maaf sebesar - besarnya bila terdapat kekurangan
dalam penyusunan makalah ini. Karena itu, kami menerima semua bentuk kritikan maupun
saran dari para pembaca yang bersifat membangun agar kami menjadi lebih baik dimasa yang
akan datang. Akhir kata, kami berharap semoga makalah tentang kerukunan umat beragama
dapat memberikan manfaat dan bisa menjadi inspirasi bagi pembaca. 

Indralaya, 26 Oktober 2022

Penyusun 
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB 1.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................................4
1.4 Metode Penulisan........................................................................................................4
BAB II.......................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.......................................................................................................................5
2.1 Pengertian Kerukunan......................................................................................................5
2.2 Definisi Kerukunan antar umat beragama........................................................................5
2.3 Manfaat dari Kerukunan antar umat beragama................................................................5
BAB III......................................................................................................................................6
KESIMPULAN.........................................................................................................................6
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................7
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia adalah negara hukum yang mewajibkan warga negaranya memilih satu dari 5
agama resmi yang terdapat di negara Indonesia. Banyaknya warga beragam pula agama yang
di anut di dalam susunan sosial masyarakat sehingga diperlukanya kerukunan antar umat
beragama agar tidak terjadinya konflik yang dapat memecah belahkan negara. Namun jika
kita tinjau Kembali, kerukunan antar umat beragama di Indonesia di nilai belum sempurna
dan masih banyak menyisakan masalah. Kasus – kasus yang muncul terkait masalah
kerukunan agamapun sampai saat ini belum tertuntaskan sepenuhnya. Hal ini
mengindikasikan bahwa pemahaman masyarakat tentang kerukunan antar umat beragama
perlu ditinjau ulang. Dikarenakan banyaknya ditemukan ketidak adanya kerukunan antar
agama, yang menjadikan adanya saling permusuhan, saling merasa ketidak adilan.
Maka dari itu pentingnya pemahaman dan pembelajaran tentang kerukunan umat
beragama di masyarakat, agar semua masyarakat yang mengalami maupun tidak mengalami
efek negatif dari ketidak rukunan agama. Masyarakat Indonesia merupaka masyarakat
majemuk yang terdiri dari beragam macam agama. Kemajukan yang ditandai dengan
keanekaragaman agama itu mempunyai kecenderungan kuat terhadap identitas agama masing
– masing dan berpotensi konflik.
Oleh karena itu, untuk mewujudkan kerukunan hidup antar umat beragama yang serasi
dan sejahtera, harus terciptanya satu konsep hidup bernegara yang mengikat semua anggota
kelompok sosial yang berbeda agama gina menghindari ledakan konflik antar umat
beragama.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini, yakni :
1. Apa yang dimaksud dengan kerukunan ?
2. Apakah definisi Kerukunan antar umat beragama ?
3. Apa saja manfaat dari terciptanya kerukunan antar umat beragama ?

1.3 Tujuan Penulisan


Maksud dan tujuan penulisan makalah ini yakni untuk memenuhi tugas dalam mata
kuliah Agama Islam, selain itu untuk mengetahui definisi dari kerukunan, manfaat dari
kerukunan antar umat beragama, dan bagaimana cara menjaga kerukunan antar umat
beragama sehingga terciptanya kehidupan umat beragama yang serasi dan sejahtera.

1.4 Metode Penulisan


Metode yang kami pakai dalam penulisan makalah ini adalah metode deskriptif, dimana
metod eini berusaha untuk menggambarkan suatu keadaan atau fenomena dengan cara
mendeskripsikan secara detail yang didukung dengan fakta – fakta yang ada dan akurat.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kerukunan


Kerukunan adalah istilah yang dipenuhi oleh muatan makna “baik” dan “damai”.
Intinya hidup Bersama dalam masyarakat dengan “kesatuan hati” dan “bersepakat” untuk
tidak menciptakan perselisihan dan pertengkaran (Depdikbud, 1985;850) Bila pemaknaan
tersebut dijadikam pegangan, maka “kerukunan” adalah sesuatu yang ideal dan didambakan
oleh masyarakat manusia.
Istilah kerukunan umat beragama pertama kali dikemukakan oleh Menteri Agama,
K.H. M. Dachlan, dalam pidato pembukaan Musyawarah Antar Agama tanggal 30 Nopember
1967 antara lain menyatakan: "Adanya kerukunan antara golongan beragama adalah
merupakan syarat mutlak bagi terwujudnya stabilitas politik dan ekonomi yang menjadi
program Kabinet AMPERA. Oleh karena itu, kami mengharapkan sungguh adanya kerjasama
antara Pemerintah dan masyarakat beragama untuk menciptakan “iklim kerukunan beragama
ini, sehingga tuntutan hati nurani rakyat dan cita – cita kita bersama ingin mewujudkan
masyarakat yang adil dan makmur yang dilindungi Tuhan Yang Maha Es aitu benar – benar
dapat berwujud”. Sementara, istilah “kerukunan” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang
diterbitkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, diartikan sebagai “hidup Bersama
dalam masyarakat dengan “kesatuan hati” dan “bersepakat” untuk tidak menciptakan
perselisihan dan pertengkaran. Dalam pasal 1 angka (1) peraturan bersama Mentri Agama
dan Menteri Dalam No. 9 dan 8 Tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan tugas Kepala
Daerah/ Wakil Kepala Daerah dalam pemeliharaan kerukunan umat beragama, pemberdayaan
forum kerukunan umat beragama, dan pendirian rumah ibadat dinyatakan bahwa : Kerukunan
Umat Beragama adalah keadaan hubungan sesame umat beragama yang dilandasi atas
toleransi, saling pengertian, saling menghormati, dan menghargai kesetaraan yang ada di
dalam kehidupan masyarakat. Kerukunan mencerminkan hubungan timbal balik yang
ditandai oleh sikap saling menerima saling mempercayai, saling menghormati dan
menghargai, serta sikap saling memaknai kebersamaan Maka dari itu dapat disimpulkan
bahwa kerukunan ialah hidup yang damai dan tentram, serta saling toleransi antara
masyarakat yang beragama maupun berbeda,

2.2 Definisi Kerukunan antar umat beragama


Kerukunan antar umat beragama adalah suatu kondisi sosial ketika semuagolongan
agama bisa hidup bersama tanpa menguarangi hak dasar masing-masing untuk melaksanakan
kewajiban agamanya. Masing-masing pemeluk agama yang baik haruslah hidup rukun dan
damai. Karena itu kerukunan antar umat beragamatidak mungkin akan lahir dari sikap
fanatisme buta dan sikap tidak peduli atas hakkeberagaman dan perasaan orang lain. Tetapi
dalam hal ini tidak diartikan bahwakerukunan hidup antar umat beragama memberi ruang
untuk mencampurkanunsur-unsur tertentu dari agama yang berbeda, sebab hal tersebut akan
merusak nilai agama itu sendiri. Kerukunan antar umat beragama itu sendiri juga bisa
diartikan sebagai toleransi antar umat beragama. Dalam toleransi itu sendiri pada dasarnya
masyarakat harus bersikap lapang dada dan menerima perbedaan yang ada antara umat
beragama. Selain itu masyarakat juga harus saling menghormati satu sama lainnya misalnya
dalam hal beribadah, antar pemeluk agama yang satu dengan yang lainnya tidak saling
mengganggu.

2.3 Manfaat dari Kerukunan antar umat beragama


 Kewajiban dan Hak Setiap Masyarakat Terjaga
Kerukunan bagi kehidupan bangsa dan negara Indonesia ialah mampu menjaga kewajiban
dan hak setiap orang dengan baik. Karena mereka memiliki perbedaan dan dari sikap inilah
perbedaan tersebut akan ditoleransi atau dihargai dengan baik.
Meskipun, kebanyakan di zaman sekarang ini masyarakat cenderung lebih sering melupakan
kewajiban yang seharusnya dilakukannya. Sehingga akan timbul berbagai dampak buruk
yang dapat mengganggu kehidupan masing-masing pribadi. Tentunya dengan adanya sikap
menjaga kerukunan manusia akan menjadi pribadi yang lebih peka dan paham akan
kewajiban yang perlu dilakukan dan membuat hidup menjadi lebih damai.

 Menumbuhkan Rasa Kepedulian


Rasa peduli bisa dikatakan sebagai bentuk kepekaan seseorang terhadap apa yang sedang
orang lain rasakan. Melalui sikap adanya perwujutan atas sikap hidup rukun maka individu
mampu menumbuhkan rasa kepedulian dengan lebih mudah, karena mereka memiliki sikap
saling menghormati dan menghargai orang lain.
Oleh karena itulah ketentraman menjadi salah satu bentuk nilai-nilai pengamalan pancasila
yang harus selalu dijaga dan diterapkan dengan baik.
Menciptakan Suasana Aman dan Tentram dalam Lingkungan MasyarakatLingkungan
masyarakat yang aman, nyaman, dan tentram tentu menjadi idaman banyak orang. Karena
dengan suasana lingkungan yang sedemikian rupa tersebut mampu membuat setiap orang
melakukan hubungan sosial dengan lebih baik dan mudah.Terciptanya suasana aman dan
tentram tentu tidak dapat dibentuk dengan begitu saja, tanpa adanya campur tangan dari
masyarakat itu sendiri. Karena peran utama dalam hidup bermasyarakat merupakan
masyarakat itu sendiri, maka setiap orang disini harus bisa saling mengormati dan
menghargai dalam kerukunan utamanya antar umat beragama. Salah satu sikap baik yang
perlu diciptakan agar kehidupan manusia menjadi lebih aman, rukun, dan nyaman.
 Mempererat Rasa Kekeluargaan
Perlu anda tahu bahwa rasa kekeluargaan sangat penting untuk dimiliki setiap orang.
Tujuannya agar setiap orang merasa memiliki hak dan kewajiban untuk saling menjaga
sekaligus melindungi satu sama lain. Rasa kekeluargaan ini pada dasarnya dapat dibangun
atau dipererat melalui sikap kepedulian atas kerukunan yang didalamnya menerapkan
perilaku-perilaku menghargai dan menghormati orang lain.
Sehingga setiap anggota keluarga disini merasa diberi kebebasan untuk berpendapat dan
mengutarakan setiap keinginannya. Dengan demikian, hubungan kekeluargaan akan semakin
terasa lebih dekat.
 Memupuk Rasa Kebersamaan
Manfaat sikap untuk menjaga kerukunan antar sesama selain dapat mempererat rasa
kekeluargaan, ternyata juga mampu memupuk rasa kebersamaan. Maksud dari rasa
kebersamaan disini ialah sikap untuk saling memiliki satu sama lain dengan tetep
menghormati dan menghargai segala perbedaan yang ada.

Sikap ini tentusaja menumbuhkan rasa kebersamaan ini juga akan mengarahkan seseorang
untuk memiliki perilaku saling tolong menolong, sehingga kegiatan tersebut memicu
tindakan sosial yang dapat dirasakan satu sama lain secara bersama-sama.
Prihal ini contoh kegiatan kerukunan di masyarakat misalnya saja dengan adanya gotong
royong yang dilakukan untuk membantu tetangga yang ingin membangun rumah. Meskipun
tidak di bayar dalam masyarakat bisanya bergantian atau bergilir untuk sambatan (istilah
membantu) dalam membangun rumah.

 Meningkatkan Rasa untuk Melindungi Sesama


Rasa menghargai dan menghormati yang dibangun dalam kerukunan ini tentunya dapat
membuat setiap orang memiliki kewajiban untuk melindungi sesama manusia. Dengan
demikian maka hubungan antar masyarakat cenderung lebih mudah untuk dilakukan dan
tercipta kerukunan yang akan saling membantu dan melindungi.

 Mewujudkan Perilaku Manusia Sebagai Makhluk Sosial


Sikap untuk menjaga kerukunan dikatakan sebagai bentuk penerapan nilai-nilai makhluk
sosial. Alasannya karena dalam kerukunan ini setiap orang dituntut agar dapat berperilaku
dengan baik tanpa menghakimi orang lain. selain itu setiap orang juga harus bisa hidup
bersosiali dengan cara menghormati dan menghargai orang lain.
Sehingga dengan hal ini manusia dapat melakukan tugasnya sebagai makhluk sosial yang
selalu memerlukan atau membutuhkan batuan dari orang lain.
 Mempermudah untuk Mengambil Keputusan Bersama
Peran sikap hidup rukun dalam arti demokrasi sangat dibutuhkan yaitu untuk menciptakan
hubungan yang harmonis, hangat, dan menenangkan antar individu satu dengan yang lainnya.
Sehingga manakala ada keharusan dalam proses pemilihan pemimpin masyarakat tidak
terpecah, hingga akhirnya setelah terjadi pemilihan bisa bersatu kembali dalam mewujudkan
keinginan bersama.

 Kesadaran Akan Berpendapat dan Bermusyawarah Semakin Tinggi


Hidup rukun yang ada di masyarakat bisanya melahirkan ketentraman. Prihal ini tentusaja
terjadi upaya untuk memulihkan atau meningkatkan kemampuan suatu komunitas dalam
masyarakat agar mampu berbuat sesuai dengan harkat dan martabat serta melaksanakan hak-
hak dan tanggung jawabnya sebagai anggota masyarakat. Utamanya ketika terjadi proses
bermusyawarah.

 Saling Tolong Menolong


Sejatinya setiap individu yang selalu berusaha untuk mewujudkan keinginan dalam dirinya
memiliki naluri untuk membantu orang lain. Proses membantu sesama ini hanya bisa terjadi
jika tidak adanya konflik, artinya perenan hidup bersama dalam rukun memberikan dampak
yang baik, utamanya dalam tolong menolong.
BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Pentingnya kerukunan hidup antar umat beragama adalah terciptanya kehidupan
masyarakat yang harmonis dalam kedamaian, saling tolong menolong, dan tidak saling
bermusuhan agar agama bisa menjadi pemersatu bangsa Indonesia yang secara tidak
langsung memberikan stabilitas dan kemajuan Negara. Cara menjaga sekaligus mewujudkan
kerukunan hidup antar umat beragama adalah dengan mengadakan dialog antar umat
beragama yang di dalamnya membahas tentang hubungan antar sesama umat beragama.
Kerukunan umat braagama yaitu hubungan sesama umat beragama yangdilandasi
dengan toleransi, saling pengertian, salinghormat, salingmenghargai dalam pengamalan
ajaran agamanya dan kerja samadalam kehidupan masyarakat danbernegara.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/9702959/
PENGERTIAN_KERUKUNAN_ANTAR_UMAT_BERAGAMA

https://dosensosiologi.com/kerukunan-umat-beragama/
Ali,Mukti.1992.IlmuPerbandinganAgama,DialogDakwahdanMisi,dalamBurhanuddinDayada
nHermanLeonardBeck.Ilmu PerbandinganAgamadiIndonesiadanBelanda.Jakarta:INIS;
Arif, S. (2016). Falsafah Kebudayaan Pancasila: Nilai dan Kontradiksi Sosialnya. Jakarta:
Gramedia.
Hanafi, A. (1974). Theology Islam (Ilmu Kalam). Jakarta: Bulan Bintang.
Hanafi, H. (1988). Min al-Aqidah ila al-Tsawrah al-Muqaddimat al-Nadhariyat. Beirut: Dar
al-Tanwir li al-Thiba’ah wa al-Nasyr.
Hornby. (1995). Oxford Advanced Learner’s Dectionary of Curretn English. New York:
Oxford University Press.
Karim, M. A. (2007). Islam Nusantara. Yogyakarta: Pustaka Book Publiser. Latif, Y. (2011).
Negara Paripurna, Historisitas, Rasionalitas dan Aktualisasi Pancasila. Jakarta: Gramedia.
__________. (2015). Bhineka Tunggal Ika: Suatu Konsepsi Dialog Keragaman Budaya.
Dalam W. Gunawan (ed), Fikih Kebhinekaan. Jakarta: Mizan.
Mas’udi, M. F. (2015). Syarah Konstitusi: UUD 1945 dalam Perspektif Islam. Dalam A.
Sahal (ed), Islam Nusantara. Jakarta: Mizan.
Qodir, Z. (2015). Pemikiran Islam, Multikulturalisme dan Kewargaan. Dalam W. Gunawan
(ed), Fikih Kebhinekaan. Jakarta: Mizan.
Saifuddin, L. H. (2015). Sambutan Menteri Agama Republik Indonesia. Dalam W. Gunawan
(ed), Fikih Kebhinekaan. Jakarta: Mizan.

Anda mungkin juga menyukai