PANCASILA
“BAGAIMANA MENJAGA PERSATUAN DAN SIKAP TOLERANSI ANTAR
UMAT BERAGAMA,SUKU,RAS,DAN GOLONGAN”
Disusun oleh :
SEMESTER: 2
KATA PENGANTAR
1
Alhamdulilllah kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kesempatan pada penulis untuk dapat melaksanakan dan menyelesaikan
tugas makalah tentang “BAGAIMANA MENJAGA PERSATUAN DAN SIKAP
TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA,SUKU,RAS,DAN GOLONGAN” ini.
Penulis menyadari bahwa dalam tugas ini masih banyak kekurangan dan
ketidaksempurnaan karena keterbatasan data dan pengetahuan penulis serta waktu
yang ada saat ini, dengan rendah hati penulis penelitian ini mengharap kritik dan saran
yang membangun dari kalangan pembimbing untuk kesempurnaan penelitian yang
kami kerjakan ini.
Penulis
DAFTAR ISI
Sampul …………………………………………………………………………………………1
2
Kata Pengantar.……………………….…………………….………………………….…..…2
Daftar Isi..………………………………………………………………………….……………3
Bab 1 Pendahuluan ……………………………………………………………….…..………4
1. Latar Belakang .……….……………….………………………………………………4
2. Tujuan Masalah ……………………………….……….….……….….………………5
Bab 2 Pembahasan …………………………….……….…………….………………………6
1. Pengertian Toleransi……………………………………………………………….….6
2. Trilogi Kerukunan umat Beragama……..……………………………………………8
3. kerukunan umat beragama di Indonesia.….…….
……………………………………………………………………11
4. landasan hukum ……………… ………………………………………………….....11
5. upaya mewujudkan kerukunan beragama…………………………………..…….12
6. Menghormati Dan Memelihara Hak Dan Kewajiban Antar Umat Beragama?
……………………………………………………………………………15
1. Kesimpulan ……………………………………………………………………….…..20
2. Saran …………………………………………………………………………….…....20
Daftar N Pustaka …………………………………………….………….…….……..
…………………21
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
3
Kerukunan umat beragama adalah suatu bentuk sosialisasi yang damai dan tercipta
berkat adanya toleransi dalam kehidupan beragama. Toleransi adalah sikap saling
pengertian dan menghargai tanpa adanya diskriminasi dalam hal apapun, khususnya
dalam masalah kehidupan beragama. Kerukunan umat beragama adalah hal yang
sangat penting untuk mencapai sebuah kesejahteraan hidup di negeri ini.
Sila Ketuhanan yang maha Esa mempunyai makna bahwa segala aspek
penyelenggaraan hidup bernegara harus sesuai dengan nilai-nilai yang berasal dari
Tuhan. Karena sejak awal pembentukan bangsa ini, bahwa negara Indonesia
berdasarkan atas Ketuhanan. Maksudnya adalah bahwa masyarakat Indonesia
merupakan manusia yang mempunyai iman dan kepercayaan terhadap Tuhan, dan
iman kepercayaan inilah yang menjadi dasar dalam hidup berbangsa, bernegara, dan
bermasyarakat.
Kebebasan beragama pada hakikatnya adalah dasar bagi terciptanya kerukunan antar
umat beragama. Tanpa kebebasan beragama tidak mungkin ada kerukunan antar
umat beragama. Kebebasan beragama adalah hak setiap manusia. Hak untuk
menyembah Tuhan diberikan oleh Tuhan, dan tidak ada seorang pun yang boleh
mencabutnya. Demikian juga sebaliknya, toleransi antarumat beragama adalah cara
agar kebebasan beragama dapat terlindungi dengan baik. Kebebasan dan toleransi
tidak dapat diabaikan.
Dalam pembukaaan UUD 1945 pasal 29 ayat 2 disebutkan bahwa “Negara menjamin
kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk
beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.” Olehnya itu kita sebagai
warga Negara sudah sepatutnya menjunjung tinggi sikap saling toleransi antar umat
beragama dan saling menghormati antar hak dan kewajiban yang ada diantara kita
demi keutuhan Negara.
B. RUMUSAN MASALAH
Penulis telah menyusun beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini
sebagai batasan dalam pembahasan bab isi. Beberapa masalah tersebut antara lain :
4
Apa pengertian toleransi?
Bagaimana cara Menghormati Dan Memelihara Hak Dan Kewajiban Antar Umat
Beragama?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Toleransi
5
Toleransi berasal dari kata “ Tolerare ” yang berasal dari bahasa latin yang
berarti dengan sabar membiarkan sesuatu. Jadi pengertian toleransi secara luas
adalah suatu sikap atau perilakumanusia yang tidak menyimpang dari aturan, dimana
seseorang menghargai atau menghormati setiap tindakan yang orang lain lakukan.
Toleransi juga dapat dikatakan istilah dalam konteks sosial budaya dan agama yang
berarti sikap dan perbuatan yang melarang adanya deskriminasi terhadap kelompok-
kelompok yang berbeda atau tidak dapat diterima oleh mayoritas dalam suatu
masyarakat. Contohnya adalah toleransi beragama dimana penganut mayoritas dalam
suatu masyarakat mengizinkan keberadaan agama-agama lainnya. Istilah toleransi
juga digunakan dengan menggunakan definisi “kelompok” yang lebih luas , misalnya
partai politik, orientasi seksual, dan lain-lain. Hingga saat ini masih banyak kontroversi
dan kritik mengenai prinsip-prinsip toleransi baik dari kaum liberal maupun konservatif.
Jadi toleransi antar umat beragama berarti suatu sikap manusia sebagai umat yang
beragama dan mempunyai keyakinan, untuk menghormati dan menghargai manusia
yang beragama lain.
Kerukunan umat beragama adalah hal yang sangat penting untuk mencapai
sebuah kesejahteraan hidup di negeri ini. Seperti yang kita ketahui, Indonesia memiliki
keragaman yang begitu banyak. Tak hanya masalah adat istiadat atau budaya seni,
tapi juga termasuk agama. Walau mayoritas penduduk Indonesia memeluk agama
Islam, ada beberapa agama lain yang juga dianut penduduk ini. Kristen, Khatilik,
Hindu, dan Budha adalah contoh agama yang juga banyak dipeluk oleh warga
Indonesia. Setiap agama tentu punya aturan masing-masing dalam beribadah. Namun
perbedaan ini bukanlah alasan untuk berpecah belah. Sebagai satu saudara dalam
tanah air yang sama, kita harus menjaga kerukunan umat beragama di Indonesia agar
negara ini tetap menjadi satu kesatuan yang utuh.
6
manusia beriman (dan beragama) dengan taat, namun berwawasan terbuka, toleran,
rukun dengan mereka yang berbeda agama.
Disinilah letak salah satu peran umat beragama dalam rangka hubungan antar
umat beragama, yaitu mampu beriman dengan setia dan sungguh-sungguh, sekaligus
tidak menunjukkan fanatik agama dan fanatisme keagamaan. Di balik aspek
perkembangan agama-agama, ada hal yang penting pada agama yang tak berubah,
yaitu credo atau pengakuan iman. Credo merupakan sesuatu khas, dan mungkin tidak
bisa dijelaskan secara logika, karena menyangkut iman atau percaya kepada sesuatu
di luar jangkauan kemampuan nalar manusia. Dan seringkali credo tersebut
menjadikan umat agama-agama melakukan pembedaan satu sama lain. Dari
pembedaan, karena berbagai sebab, bisa berkembang menjadi pemisahan, salah
pengertian, beda persepsi, dan lain sebagainya, kemudian berujung pada konflik.
Di samping itu, hal-hal lain seperti pembangunan tempat ibadah, ikon-ikon atau
lambang keagamaan, cara dan suasana penyembahan atau ibadah, termasuk di
dalamnya perayaan keagamaan, seringkali menjadi faktor ketidaknyamanan pada
hubungan antar umat beragama. Jika semua bentuk pembedaan serta
ketidaknyamanan itu dipelihara dan dibiarkan oleh masing-masing tokoh dan umat
beragama, maka akan merusak hubungan antar manusia, kemudian merasuk ke
berbagai aspek hidup dan kehidupan. Misalnya, masyarakat mudah terjerumus ke
dalam pertikaian berdasarkan agama (di samping perbedaan suku, ras dan golongan).
Untuk mencegah semuanya itu, salah satu langkah yang penting dan harus terjadi
adalah kerukunan umat beragama. Suatu bentuk kegiatan yang harus dilakukan oleh
semua pemimpin dan umat beragama.
Toleransi sendiri terbagi atas tiga yaitu :
1. Negatif
Isi ajaran dan penganutnya tidak dihargai. Isi ajaran dan penganutnya hanya
dibiarkan saja karena menguntungkan dalam keadaan terpaksa.Contoh PKI
atau orang-orang yang beraliran komunis di Indonesia pada zamanIndonesia
baru merdeka.
2. Positif
3. Ekumenis
Isi ajaran serta penganutnya dihargai, karena dalam ajaran mereka itu terdapat
unsur-unsur kebenaran yang berguna untuk memperdalam pendirian dan
kepercayaan sendiri.Contoh Anda dengan teman Anda sama-sama beragama
Islam atau Kristen tetapi berbeda aliran atau paham. Dalam kehidupan
7
beragama sikap toleransi ini sangatlah dibutuhkan, karena dengan sikap
toleransi ini kehidupan antar umat beragama dapat tetap berlangsung dengan
tetap saling menghargai dan memelihara hak dan kewajiban masing-masing.
Ada beberapa manfaat yang akan kita dapatkan dengan menanamkan sikap toleransi,
manfaat tersebut adalah:
Hidup di era sekarang ini masyarakat dihadapkan pada kondisi kehidupan yang
serba majemuk dalam segala bidang kehidupan. Semua keberanekaragaman ada
dalam bidang politik, sosial, dan budaya. Dalam berpolitik misalnya adanya perbedaan
partai, perbedaan sudut pandang dalam isu-isu nasional, maupun perbedaan falsafah
dan ideologi yang dianut oleh masing-masing orang meskipun, di Indonesia sendiri
sudah ada ideologi pemersatu yakni pancasila. Sedangkan dalam bidang sosial dan
budaya adalah adanya perbedaan suku, etnik, adat-istiadat, norma, termasuk agama
yang masing-masing dianut oleh warga negara Indonesia.
Hal-hal tersebut diataslah yang menjadi nilai-nilai yang bisa diamalkan dalam
kehidupan sehari-hari sehingga tercipta kehidupan bermasyarakat yang madani, aman
dan sejahtera.
9
dalamnya terdapat beraneka macam suku, agama, ras dan budaya yang berbeda satu
sama lainnya.
Oleh karena itu, semua pihak baik umat beragama, pemerintah atau instansi
terkait maupun pihak lainnya sangat berperan aktif dan sangat mempengaruhi demi
terwujudnya nilai-nilai yang berujung pada kehidupan yang rukun dan damai antar
umat beragama. Dengan tidak menimbulkan konflik atau permasalahan yang ada,
menghindari konflik yang muncul serta mencari solusi terhadap permasalahan yang
ada. Dengan demikian umat beragama dapat benar-benar merasakan ketentraman
dan kerukunan dalam kehidupan diantara umat beragama.
10
Kepada semua pemuka agama dan masyarakat agar melakukan jiwa toleransi
terhadap sesama umat beragama”.
Pada tahun 1972 dilaksanakan dialog antar umat beragama. Dialog tersebut
adalah suatu forum percakapan antar tokoh-tokoh agama, pemuka masyarakat dan
pemerintah. Tujuannya adalah untuk mewujudkan kesadaran bersama dan menjalin
hubungan pribadi yang akrab dalam menghadapi masalah masyarakat. Kerukunan
umat beragama bertujuan untuk memotivasi dan mendinamisasikan semua umat
beragama agar dapat ikut serta dalam pembangunan bangsa.
D. Landasan Hukum
Landasan Idiil, yaitu Pancasila (sila pertama yakni Ketuhanan Yang Maha
Esa).
“Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa”. Dan Pasal 29 ayat 2:
itu”.
Landasan Strategis, yaitu Ketatapan MPR No.IV tahun 1999 tentang Garis-
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yang penuh keimanan dan
pengamalan Pancasila.
11
Landasan Operasional
penghinaan agama
3. SK. Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri RI. No.01/1979 tentang tata
Dalam hal ini untuk menciptakan kerukunan umat beragama dapat dilakukan
dengan cara-cara sebagai berikut:
2. Tidak memaksakan seseorang untuk memeluk agama tertentu.
12
4. Mematuhi peraturan keagamaan baik dalam agamanya maupun peraturan
Negara atau Pemerintah.
Sikap tenggang rasa, menghargai, dan toleransi antar umat beragama merupakan
indikasi dari konsep trilogi kerukunan. Seperti dalam pembahasan sebelumnya upaya
mewujudkan dan memelihara kerukunan hidup umat beragama, tidak boleh
memaksakan seseorang untuk memeluk agama tertentu. Karena hal ini menyangkut
hak asasi manusia (HAM) yang telah diberikan kebebasan untuk memilih baik yang
berkaitan dengan kepercayaan, maupun diluar konteks yang berkaitan dengan hal itu.
Selain itu, agar kerukunan hidup umat beragama dapat terwujud dan senantiasa
terpelihara, perlu memperhatikan upaya-upaya yang mendorong terjadinya kerukunan
secara mantap dalam bentuk. :
mendorong dan mengarahkan seluruh umat beragama untuk hidup rukun dalam
toleransi.
yang mendukung bagi pembinaan kerukunan hidup intern umat beragama dan
13
pedoman bersama dalam melaksanakan prinsip-prinsip berpolitik dan berinteraksi
6. Menempatkan cinta dan kasih dalam kehidupan umat beragama dengan cara
menghilangkan rasa saling curiga terhadap pemeluk agama lain, sehingga akan
tertentu.
bermasyarakat, oleh sebab itu hendaknya hal ini dijadikan mozaik yang dapat
Dalam upaya memantapkan kerukunan itu, hal serius yang harus diperhatikan adalah
fungsi pemuka agama, tokoh masyarakat dan pemerintah. Dalam hal ini pemuka
agama, tokoh masyarakat adalah figur yang dapat diteladani dan dapat membimbing,
sehingga apa yang diperbuat mereka akan dipercayai dan diikuti secara taat. Selain itu
mereka sangat berperan dalam membina umat beragama dengan pengetahuan dan
wawasannya dalam pengetahuan agama. Kemudian pemerintah juga berperan dan
bertanggung jawab demi terwujud dan terbinanya kerukunan hidup umat beragama.
Hal ini menunjukkan bahwa kualitas umat beragama di Indonesia belum berfungsi
seperti seharusnya, yang diajarkan oleh agama masing-masing. Sehingga ada
kemungkinan timbul konflik di antara umat beragama. Oleh karena itu dalam hal ini,
”pemerintah sebagai pelayan, mediator atau fasilitator merupakan salah satu elemen
yang dapat menentukan kualitas atau persoalan umat beragama tersebut. Pada
prinsipnya, umat beragama perlu dibina melalui pelayanan aparat pemerintah yang
memiliki peran dan fungsi strategis dalam menentukan kualitas kehidupan umat
beragama, melalui kebijakannya.
Untuk menjaga dan meningkatkan kerukunan hidup umat beragama dan keutuhan
bangsa, perlu dilakukan upaya-upaya:
masyarakat;
14
2. Meningkatkan wawasan keagamaan masyarakat;
profesi
1. Pengertian Hak
Hak adalah sesuatu yang mutlak menjadi milik kita dan penggunaannya
tergantung kepada kita sendiri.Contoh dari hak adalah:
b) Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak;
c) Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di mata hukum dan di
dalam pemerintahan;
d) Setiap warga negara bebas untuk memilih, memeluk dan menjalankan agama
2. Pengertian Kewajiban
b) Setiap warga negara wajib membayar pajak dan retribusi yang telah ditetapkan
c) Setiap warga negara wajib mentaati serta menjunjung tinggi dasar negara,
baiknya;
d) Setiap warga negara berkewajiban taat, tunduk dan patuh terhadap segala
e) Setiap warga negara wajib turut serta dalam pembangunan untuk membangun
bangsa agar bangsa kita bisa berkembang dan maju ke arah yang lebih baik.
Kewajiban merupakan hal yang harus dikerjakan atau dilaksanankan. Jika tidak
dilaksanankan dapat mendatangkan sanksi bagi yang melanggarnya. Sedangkan hak
adalah kekuasaan untuk melakukan sesuatu. Namun, kekuasaan tersebut dibatasi
oleh undang-undang. Pembatasan ini harus dilakukan agar pelaksanaan hak
seseorang tidak sampai melanggar hak orang lain. Jadi pelaksanaan hak dan
kewajiban haruslah seimbang, artinya, kita tidak boleh terus menuntut hak tanpa
memenuhi kewajiban.
Indonesia adalah bangsa yang terdiri dari beragam suku dan agama, dengan
adanya sikap toleransi dan sikap menjaga hak dan kewajiban antar umat beragama,
diharapkan masalah-masalah yang berkaitan dengan sara tidak muncul kepermukaan.
Dalam kehidupan masyarakat sikap toleransi ini harus tetap dibina, jangan sampai
bangsa Indonesia terpecah antara satu sama lain.
Toleransi Hak dan kewajiban dalam umat beragama telah tertanam dalam nilai-nilai
yang ada pada pancasila. Indonesia adalah Negara majemuk yang terdiri dari
berbagai macam etnis dan agama, tanpa adanya sikap saling menghormati antara hak
dan kewajiban maka akan dapat muncul berbagai macam gesekan-gesekan antar
umat beragama. Pemeluk agama mayoritas wajib menghargai ajaran dan keyakinan
pemeluk agama lain, karena dalam UUD 1945 Pasal 29 ayat 2 dikatakan bahwa
“setiap warga diberi kemerdekaan atau kebebasan untuk memeluk agamanya masing-
masing dan beribadat menurut agama dan kepercayaannya.” Hal ini berarti kita tidak
boleh memaksakan kehendak, terutama dalam hal kepercayaan, kepada penganut
agama lain, termasuk mengejek ajaran dan cara peribadatan mereka.
16
G. Perilaku Toleran dalam Kehidupan Beragama
Semua orang di Indonesia tentu menyakini salah satu agama atau kepercayaan
yang ada di Indonesia. Pemerintah Indonesia mengakui enam agama yang ada di
Indonesia. Agama tersebut adalah Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan
Khonghucu. Bukankah kalian sejak kecil sudah meyakini dan melaksanakan ajaran
agama yang kalian anut.Negara menjamin warga negaranya untuk menganut dan
mengamalkan ajaran agamanya masing-masing. Jaminan negara terhadap warga
negara untuk memeluk dan beribadah diatur dalam UUD 1945 Pasal 29 ayat (2). Bunyi
lengkap Pasal 29 ayat (2) adalah “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk
untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya
dan kepercayaannya itu”.Dalam kehidupan berbangsa, seperti kita ketahui
keberagaman dalam agama itu benar-benar terjadi. Agama tidak mengajarkan untuk
memaksakan keyakinan kita kepada orang lain.
17
tidak memandang rendah dan tidak menyalahkan agama yang berbeda dan
dianut oleh orang lain.
Perilaku baik dalam kehidupan beragama tersebut sebaiknya kita laksanakan, baik
dikeluarganya, sekolah, masyarakat maupun dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
H. Perilaku Toleran terhadap Keberagaman Suku dan Ras di Indonesia
Perbedaan suku dan ras antara manusia yang satu dengan manusia yang lain
hendaknya tidak menjadi kendala dalam membangun persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia maupun dalam pergaulan dunia. Kita harus menghormati harkat dan
martabat manusia yang lain. Marilah kita mengembangkan semangat persaudaraan
dengan sesama manusia dengan menjunjung nilai-nilai kemanusiaan.
Perbedaan kita dengan orang lain tidak berarti bahwa orang lain lebih baik dari
kita atau kita lebih baik dari orang lain. Baik dan buruknya penilaian orang lain kepada
kita bukan karena warna, rupa, dan bentuk, melainkan karena baik dan buruknya kita
dalam berperilaku. Oleh karena itu, sebaiknya kita berperilaku baik kepada semua
orang tanpa memandang berbagai perbedaan tersebut.
18
Kehidupan sosial dan keberagaman kebudayaan yang dimiliki bangsa
Indonesia tentu menjadi kekayaan bangsa Indonesia. Kita tentu harus bersemangat
untuk memelihara dan menjaga kebudayaan bangsa Indonesia. Siapa lagi yang akan
mempertahankan budaya bangsa jika bukan kita sendiri. Bagi seorang pelajar perilaku
dan semangat kebangsaan dalam mempertahankan keberagaman budaya bangsa di
antaranya dapat dilaksanakan dengan:
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kerukunan hidup umat beragama yang diharapkan adalah kerukunan antar para
pemeluk agama dalam semangat saling mengerti, memahami antara satu dengan
yang lainnya.
Dengan kata lain secara bahasa mengerti artinya memahami, tahu tentang sesuatu
hal, dapat diartikan mengerti keadaan orang lain, tahu serta paham mengenai
19
masalah-masalah sosial kemasyarakatan, sehingga dapat merasakan apa yang orang
lain rasakan.
Dengan semangat saling mengerti, memahami, dan tenggang rasa- maka akan
menumbuhkan sikap dan rasa berempati kepada siapa pun yang sedang mengalami
kesulitan dan dapat memahami bila berada di posisi orang lain. Sehingga akan
terwujud dan terpelihara kerukunan antar umat beragama.
B. Saran
Agar kerukunan hidup umat beragama dapat terwujud dan senantiasa
terpelihara, perlu memperhatikan upaya-upaya yang mendorong terjadinya kerukunan
secara mantap dalam bentuk memperkuat dasar-dasar kerukunan internal dan antar
umat beragama, serta antar umat beragama dengan pemerintah.
DAFTAR PUSTAKA
20