Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

AGAMA ISLAM SEBAGAI SUATU SISTEM


KEMASYARAKATAN DAN SOSIAL
Mata Kuliah Agama
Dosen pengampu : Asmaji Muchtar, Ph.D

Disusun oleh :
IRMA LESTARI (2018190019)
NUR BAITI (2018190003)

PROGRAM STUDI KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN (FIKES)
UNIVERSITAS SAINS AL’QURAN
JAWA TENGAH DI WONOSOBO
2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya
makalah yang berjudul AGAMA ISLAM SEBAGAI SUATU SISTEM
KEMASYARAKATAN DAN SOSIAL sehingga tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun sebagai tugas kelompok mata kuliah Pendidikan

Agama Islam. Kami  berusaha menyusun makalah ini dengan segala

kemampuan, namun kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak

kekurangan baik dari segi penulisan maupun segi penyusunan. Oleh karena itu,

kritik dan saran yang bersifat membangun akan kami terima dengan demi

perbaikan makalah selanjutnya.

Semoga makalah ini bisa memberikan informasi mengenai Agama dan

Masyarakat dan bermanfaat bagi para pembacanya..

Akhir dari kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada


semua pihak yang turut membantu dalam upaya penyelesaian makalah
ini.Semoga Allah SWT Senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
kepada kita semua. Amin..

Wonosobo 28 April 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1

1.1 Latar Belakang.....................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan...............................................................................2
1.5 Metode Penulisan.................................................................................3
1.6 Sistematika Penulisan..........................................................................3

BAB II LANDASAN TEORI..............................................................................4

2.1 Konsep Religi......................................................................................4


BAB III PEMBAHASAN....................................................................................6
3.1 Dasar Pembentukan Keluarga dan Masyarakat dalam Islam.............6
3.1.1 Hukum Nikah(Munakahat), Pinangan, dan Walimahan.........6
3.1.2 Hikmah Pernikahan.................................................................9
3.1.3 Kriteria Memilih Jodoh...........................................................10
3.1.4 Wanita yang Haram Dinikahi..................................................10
3.1.5 Wanita yang Baik untuk Dinikahi...........................................11
3.1.6 Rukun dan Syarat Sah Pernikahan..........................................12
3.1.6.1 Rukun Nikah..............................................................12
3.1.6.2 Syarat-syarat Sah Pernikahan....................................12
3.1.7 Akibat (Hukum) Pernikahan...................................................12
3.1.8 Kewajiban Mendidik Anak(Keluarga)....................................13
3.2 Pembentukan Masyarakat Islam........................................................15
3.2.1 Pengertian Masyarakat............................................................15
3.2.2 Masyarakat Madani.................................................................16
3.2.3 Ciri-ciri Masyarakat Islam.......................................................17
BAB IV PENUTUP..............................................................................................20

4.1 Kesimpulan.....................................................................................20
4.2 Saran...............................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Agama di Indonesia terdiri dari keanekaragaman, ada Islam,Kristen

,Katolik, Hindu, Budha dan masih banyak bermacam- macam kepercayaan.

Semuanya menjadi hidup yang berdampingan, salingtoleransi ,tepo sliro,

saling menghormati antara satu yang lain begitu menyenangkan. Tetapi di

akhir-akhir ini mulai menguat soal isu-isu keagamaan yang muncul ke

permukaan, di mulai dari konflik internal sendiri di dalam agama tertentu

maupun  antar agama. Hal-hal yang seperti inilah yang seharusnya

mendapatkan perhatian serius dan cepat tanggap oleh pemerintah untuk

menyelesaikannya.Ini sangat riskan sekali jika terlambat untuk tidak cepat di

atasi.

         Perlu kita ketahui agama di Indonesia mencerminkan kepribadian

seseorang yang menganutnya, jika diaplikasikan dalam kehidupan kita sehari–

hari serta kehidupan  bermasyarakat sangatlah kuat, kebersamaan,

pengorbanan dan banyak hal yang masih terkandung di dalamnya. Tak

terbayangkan apa jadinya jika masalah yang sangat sensitive ini terlambat di

atasi, lambat laut semakin menambah kesemrawutan masalah yang ada di

Indonesia.

Pemerintah dan para pemuka agama di Indonesia perlu turun tangan

untuk menyelesaikan konflik tersebut, agar di kemudian hari, masa depan

1
2

Indonesia yang sedang hancur ini akan teratasi dan  akhirnya menjadi Negara

yang sangat damai tentram dan menyenangkan

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian keluarga dan masyarakat menurut islam ?

2. Apa saja dasar pembentukan keluarga dalam islam?

3. Ciri-ciri dan sistem masyarakat islam ?

4. Bagaimana umat beragama hidup selaras berdampingan serta hidup

bermasyarakat dengan baik?

1.3 Tujuan Perumusan Masalah

1. Untuk mengetahui dasar-dasar pembentukan masyarakat menurut islam.


2. Untuk mengetahui keluarga menurut islam seperti apa, dan bagaimana
cirri-cirinya.
3. Agar umat beragama menyadari dan memahami bahwa tuhan telah
menciptakan manusia, dengan mandate kepada manusia untuk mengolah,
menata, merawat dan memanfaatkan hasil ciptaan-Nya.
4. Agar umat manusia tahu bahwa mandat yang Tuhan berikan itu dilakukan
secara bersama-sama
     

1.4 Manfaat Penulisan

Penulisan makalah ini diharapkan bermanfaat bagi pihak pembaca atas

pengetahuan lebih lanjut tentang Pancasila Sebagai Sitem Filsafat, yaitu:

1. Kita dapat mengetahui hubungan antara agama dan masyarakat

2. Kita dapat mengetahui system masyarakat menurut agama itu seperti apa,

dan pengertian masyarakat itu sendiri menurut islam

3. Kita dapat mengetahui dasar pembentukan keluarga menurut islam.


3

1.5 Metode Penulisan

Metode penulisan yang dilakukan oleh penulis dalam mengumpulkan data

sebagai bahan makalah ini ialah metode studi pustaka, yaitu dengan cara

membaca buku dan mencari literature yang berhubungan dengan masalah

yang akan dibahas.                  

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan adalah sebagai berikut:

1.6.1 BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah,

tujuan perumusan masalah, manfaat penulisan, metode penulisan, dan

sistematika penulisan makalah.

1.6.2 BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini membahas tentang kajian teori makalah yakni salah

satunya konsep religi.

1.6.3 BAB III PEMBAHASAN

Pada bab ini menjelaskan tentang dasar pembentukan keluarga dan


masyarakat islam termasuk didalamnya seperti: Hukum
Nikah(Munakahat), Pinangan, dan Walimahan, Hikmah Pernikahan,
Kriteria Memilih Jodoh, Wanita yang Haram Dinikahi, Wanita yang
Baik untuk Dinikahi, Rukun dan Syarat Sah Pernikahan, Akibat
(Hukum) Pernikahan, Kewajiban Mendidik Anak(Keluarga). Serta
pembentukan masyarakat islam termasuk pengertian masyarakat dan
keluarga menurut islam.
1.6.4 BAB IV PENUTUP

Memuat kesimpulan dan saran atau rekomendasi.


BAB II
LANDASAN TEORI
                  
2.1 Konsep Religi

Dalam masyarakat yang sudah mapan, agama merupakan salah satu struktur

institusional penting yang melengkapi keseluruhan sistim sosial. Akan tetapi

masalah agama berbeda dengan masalah pemerintahan dan hukum, yang lazim

menyangkut alokasi serta pengendalian kekuasaan. Berbeda dengan lembaga

ekonomi yang berkaitan dengan kerja, produksi, dan pertukaran. Dan juga

berbeda dengan lembaga keluarga yang mengatur serta memolakan hubungan

antar jenis kelamin, antar generasi yang diantaranya berkaitan dengan pertalian

keturunan serta kekerabatan (F’Odea, 1985: 1). Masalah inti dari agama

tampaknya menyangkut sesuatu yang masih kabur serta tidak dapat diraba, yang

realitas empirisnya belum jelas. Ia menyangkut dunia luar, hubungan manusia

dengan dan sikap terhadap dunia luar itu, dan dengan apa yang dianggap manusia

sebagai implikasi praktis dari dunia luar tersebut terhadap kehidupan manusia.

Dalam kalimat sosiolog Itali Pareto (dalam F’Odea, 1985: 2), masalah ini

menyangkut dengan apa yang disebut pengalaman transenden, yang mengartikan

pengalaman atas kejadian yang ada sehari-hari dan yang dapat diamati atau

penyaringan dan penanganan yang sistematis terhadap pengalaman secara ilmiah.

Durkheim (dalam F’Odea, 1985: 3) seorang pelopor sosiologi agama di

Prancis mengatakan bahwa agama merupakan sumber semua kebudayaan yang

sangat tinggi, sedang Marx (dalam F’Odea, 1985: 3) mengatakan bahwa agama

adalah candu bagi manusia. Ini menjelaskan bahwa agama adalah seperangkat

4
5

aktivitas manusia dan sejumlah bentuk-bentuk sosial yang mempunyai arti

penting. Menurut Suparlan, agama adalah:

Seperangkat aturan dan peraturan yang menata hubungan manusia

dengan lingkungannya. Aturan-aturan tersebut penuh dengan muatan sistim

nilai, karena pada dasarnya aturan-aturan bersumber pada etos dan

pandangan hidup (Suparlan, 1981/1982: 86).

Dalam pembicaraannya mengenai agama, Koentjaraningrat cenderung

membedakan penggunaan istilah agama, religi dan kepercayaan sebagai berikut:

Agama yang bisa kita pakai untuk menyebut semua agama yang diakui

secara resmi dalam negara kita, yaitu Islam, Protestan, Katolik, Hindu

Dharma, Budha Dharma, dan religi yang bisa kita pakai kalau kita bicara

tentang sistim-sistim yang tidak atau belum diakui secara resmi, seperti

Konghuchu, Sevent Day Advent, Gereja Pinster, Hindu dan segala macam

cabang kebatinan dan sebagaiannya (Koenjaraningrat, 1974: 142).

Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa tiap religi itu adalah suatu

sistim. Dan sistim religi yang mendapat pengakuan resmi oleh suatu negara

adalah agama.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Dasar Pembentukan Keluarga dan Masyarakat dalam Islam

Dalam suatu masyarakat,unit terkecil adalah dimulai dari keluarga,yang

paling sedikit terdiri dari suami dan istri,kemudian dari sepasang insan yang

berlainan jenis kelamin ini akan dikarunia anak – anak yang merupakan

generasi penerus bagi kehidupan manusia selanjutnya. Dan dari keluarga

inilah suatu masyarakat akan terbentuk. Oleh karena itu Islam sangat

mendambakan keluarga dan masyarakat yang harmonis,saling menyayangi,

saling mengasihi serta saling bekerja sama dalam mewujudkan cita-cita

sebuah masyarakat yang aman  tentram dan damai.

Untuk mewujudkan hal itu, Islam mengawali pengaturan bagaimana

membentuk sebuah keluarga yang ideal, yaitu disyari’atkan hukum

perkawinan (munakahat).

3.1.1 Hukum Nikah(Munakahat), Pinangan, dan Walimahan

1. Hukum Perkawinan ( Munakahat)

a. Pengertian Munakahat Secara Bahasa

Munakahat (nikah) menurut bahasa sehari – hari adalah

berkumpul antara dua jenis kelamin yang berbeda.

b. Pengertian Munakahat Secara Istilah

Munakahat diambil dari kata nikah/nakaha yang artinya

sebuah lembaga hukum yang mengatur dan mensyahkan hidup

bersama antara pria dan wanita yang diikat dengan akad nikah

dengan ijab dan qobul.

6
7

1) Pernikahan atau perkawinan disyari’atkan Al-Qur’an dan As-

Sunnah.

a. Firman Allah SWT :

“Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap

(hak-hak) perempuan yang yatim(bila kamu

mengawininya),maka kawinilah wanita – wanita lain yang

kamu senangi,dua tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut

tidak akan dapat berlaku  adil,maka kawinilah seorang saja,

atau hamba sahaya yang kamu miliki. Yang demikian itu lebih

dekat kamu tidak akan berbuat adil.” (QS An-Nisa :3).

b. As-Sunnah. Sabda Rasulullah SAW

“Wahai para pemuda,barang siapa yang sudah mampu

kawin,maka hendaklah ia kawin,karena dengan kawin akan

terjaga penglihatannya dan terpelihara kehormatannya. Dan

barang siapa yang belum mampu untuk

kawin,hendaklahberpuasa,karena sesungguhnya puasa itu

sebagai perisai (benteng) baginya.  (HR. Bukhari dan Muslim

dari Ibnu Mas’ud).

Berdasarkan ayat Al-Qur’an dan Al-Hadist diatas maka

disimpulkan hukum nikah adalah sunnah.

2) Hukum Nikah dilihat dari kondisi individunya

a. Mubah atau boleh (selama tidak ada larangan).

b. Sunnah (bagi yang telah mampu secara mental dan material).


8

c. Wajib (jika sudah cukup mental dan material serta

dikhawatirkan terjebak zina sebelum nikah).

d. Makruh (jika dilakukan oleh orang yang belum mampu

memberi nafkah).

e. Haram (bagi yang berniat nikah hanya untuk menyakiti orang

yang dinikahi)

2. Hukum Pinangan

Dalam Agama Islam pinangan/khitbah dilakukan sebelum

akad nikah.Pinangan  atau khitbah sering disebut lamaran yaitu

menyatakan permintaan untuk menikah dari seorang laki-laki

kepada seorang perempuan, baik langsung maupun dengan

perantara orang lain.

a. Hukum meminang adalah boleh tapi dengan syarat :

1) Tidak boleh meminang wanita yang yang sedang dalam

pinangan laki-laki lain. Hukumnya haram. (HR Bukhari).

2) Tidak boleh meminang wanita yang dalam masa iddah

raj’iyyah. Hukumnya haram karena masih istri orang lain.

3) Meminang wanita yang masih dalam iddah bainah.

Hukumnya boleh asal dengan sindiran tidak terus terang.(QS

Al-Baqoroh ayat 235).


9

3. Walimahan

Walimahan atau pesta perkawinan/resepsi/waliamtul arusy

disyariatkan untuk mendeklarasikan agar orang – orang tahu

pernikahan seseorang sehingga tidak ada keragu-raguan atas

hubungan keduanya.

“ adakan perayaan sekalipun hanya memotong seekor domba” (HR

Bukhari Muslim dari Abdurahman bin Auf).

3.1.2 Hikmah Pernikahan

1. Menjaga eksistensi manusia (meneruskan keturunan)

Allah SWT berfirman :

“Wahai manusia,bertakwalah kepada Rabb kamu! Yang telah

menciptakan kamu sekalian,dari diri yang satu,dan

darinya,menciptakan istrinya,dan dari keduanya,mengembangkan

laki-laki dan perempuan yang banyak (QS An-Nisa :1).

2. Menjaga nasab (keturunan jelas).

3. Menyelamatkan masyarakat dari dekadensi moral.

4. Kerja sama suami Istri dalam membentuk Usrah (keluarga).

5. Menyelamatkan Masyarakat dari penyakit.

6. Ketenangan Ruhani dan Jiwa

“Dan diantara tanda-tanda kekuasanNya, ialah Dia menciptakan

untukmu,istri-istri dari jenismu sendiri,supaya kamu cenderung dan

merasa tentram kepadanya…….(QS Ar-Ruum :21).

7. Membangkitkan Rasa Keibuan dan Kebapakan.


10

3.1.3 Kriteria Memilih Jodoh

1. Pemilihan atas dasar agama.

2. Pemilihan atas dasar keturunan.

3. Bukan keluarga dekat.

4. Mengutamakan perawan (Gadis).

5. Mengutamakan wanita subur

6. Yang dapat menjaga  jasmani.

“larilah kamu dari penyakit kusta,seperti kamu lari dari srigala.”

(HR. Bukhari Muslim).

“Orang yang berpenyakit,janganlah menularkan penyakitnya kepada

orang – orang yang sehat.(HR. Bukhari).

3.1.4 Wanita Yang Haram Dinikahi

Wanita yang selamanya haram tidak boleh dinikahi diantaranya

karena:

1. Nasab(keturunan)

2. Hubungan Pernikahan

3.  Karena sepersusuan

4. Karena jumlah (dalam maksud haram bagi laki-laki menjadikan

wanita

5. Istri ke lima dalam satu kurun)

6.  Karena ada hak orang lain ( haram menikahi istri orang lain)

7. Karena berbeda Agama (QS An-Nissa 23)


11

3.1.5 Wanita yang baik untuk Dinikahi

Dasar terpenting dalam memilih wanita untuk dinikahi antara

lain:

1. Karena Agama ( Agama yang baik,kemuliaan akhlak,nama yang

baik ,serta kesucian kehormatannya) QS AL-Baqoroh ayat 221.

2. Karena Harta (kecenderungan untuk bekerja,kreatifitas dan tolong

menolong) QS An-Nur ayat 34.

3. Karena Kecantikannya (kesehatan, kelentukan tubuh, kemulusan,

dan subur).

4. Karena Keturunannya (kemuliaan yang ada pada leluhur,

kecerdasan, dan status sosial)

“Faktor pendorong seseorang untuk menikahi seorang wanita

adalah empat,yaitu hartanya,keturunannya,kecantikannya serta

agamanya. Maka hendaklah kamu menjadikan agama sebagai

factor utama,(sebab jika tidak demikian) kamu akan sengsara”

( HR Muslim )

Sifat- sifat perempuan yang baik adalah :

1. Yang beragama dan menjalankannya.

2.  Keturunan orang yang subur(mempunyai keturunan yang sehat.

3. Yang masih perawan.


12

3.1.6 Rukun dan Syarat Sah Pernikahan.

3.1.6.1 Rukun Nikah

1. Adanya calon suami dan calon istri.

2. Adanya aqad yaitu ijab dan qabul.

3. Adanya wali nikah

4. Adanya dua orang saksi.

3.1.6.2 Syarat-syarat Sah Pernikahan

1. Lelaki non muslim tidak boleh menikahi wanita muslimah.

2. Istri wajib beragama samawi.

3. Istri haruslah wanita yang halal dinikahi.

4. Niat nikah untuk selamanya.

5. Kerelaan dari calon istri.

6. Kerelaan wali.

7. Adanya dua orang saksi.

8. Mahar.

9. Kekufuan.

3.1.7 Akibat (Hukum) Pernikahan.

1. Kehalalan bersenang senang dan berhubungan kelamin antara suami

istri.

2. Tetapnya keharaman kawin karena persemendaan(akibat sahnya

perkawinan suami menjadi haram nikah sama ibu istri,saudara istri

dll begitu sebaliknya).

3. Menjadi tetapnya hak mahar bagi istri sebagai miliknya.


13

4. Timbulnya hak dan kewajiban suami terhadap istri,istri terhadap

suami.

5. Tetapnya nasab anak bagi suami.

6. Istri menjadi haram bagi laki – laki lain selama masih dalam ikatan

perkawinan.

7. Menjadi tetapnya hak saling mewaris jika salah satu suami istri itu

meninggal dunia

3.1.8 Kewajiban Mendidik Anak (Keluarga)

Agam  islam menekankan pada kwalitas keluarga yang sesuai

dengan nilai- nilai Islam seperti yang disinggung dalam Al-Quran

“ Hai orang – orang yang beriman,peliharalah dirimu dan keluargamu

dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu “ (QS

At-Tahrim ayat 6).

Berikut adalah pandangan dan fungsi anak bagi manusia:

1. Anak sebagai perhiasan Dunia.

“Harta benda kami dan anak- anak itu adalah perhiasan hidup

didunia” (QS Al-Kahfi ayat 46)

“Wahai Rabb kami,anugerahkanlah kepada kami (agar) istri

kami dan anak cucu kami sebagai penyejuk pandangan  mata

kami” (QS Al-Furqon ayat 74)

2. Anak sebagai jaminan bagi orang tua di akhirat.

“Barang siapa memiliki tiga orang anak perempuan yang

dinafkahinya dengan baik sampai mereka menikah atau


14

meninggal dunia, maka naka- anak itu menjadi tabir baginya

di neraka “ (HR Al-Baihaqi)

3. Anak sebagai Aset masa depan umat.

“…..kawinlah kalian dengan wanita – wanita yang

penyayang dan subur.sesungguhnya dengan kalian aku ingin

memperbanyak umat diantara para nabi pada hari kiamat.(HR

Imam Ahmad dan Abu Hakim.)

Anak adalah amanah bagi kedua orang tua,maka dari itu

kita sebagai orang tua bertanggung jawab atas amanah tsb.

Rumah adalah sekolah pertama bagi anak – anak. Kumpulan

dari sebuah rumah akan terbentuk suatu masyarakat.

Bagi anak sebelum mendapat pendidikan disekolah dan

masyarakat terlebih dahulu dia akan mendapat pendidikan

dirumah dan keluarga. Oleh karena itu peran dan tanggung

jawab orang tua supaya nanti bisa menjaga dirinya,agamanya

dalam masyarakat yang luas.

“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang

seandainya meninggalkan keturunan yang lemah dibelakang

mereka yang mereka khawatir terhadap kesejahteraannya…….

(QS An-Nisa ayat 9).


15

3.2 Pembentukan Masyarakat Islam

3.2.1 Pengertian Masyarakat

Dalam bahasa Inggris masyarakat disebut “society” dari kata

socius yang berarti berkawan. Dalam bahasa arab masyarakat berasal

dari kata “syirk’ yang artinya bergaul. Adanya saling bergaul ini tentu

karena ada bentuk – bentuk aturan hidup,yang bukan disebabkan oleh

manusia perseorangan,melainkan oleh unsur – unsur kekuatan lain

dalam lingkungan sosial yang merupakan kesatuan.

Masyarakat disebut pula kesatuan sosial,karena mempunyai ikatan

–ikatan kasih sayang yang erat. Mirip jiwa manusia,yang dapat

diketahui pertama melalui kelakuan dan perbuatannya sebagai

penjelmaannya yang lahir,dan kedua melalui pengalaman batin dalam

roh manusia perseorangan sendiri.

Agama dalam kaitannya dalam masyarakat,mempunyai dampak

positif berupa daya penyatu (sentripetal) dan dampak negative berupa

daya pemecah (sentrifugal). Agama yang mempunyai system

kepercayaan dimulai dengan penciptaan pandangan dunia baru yang

didalamnya konsepsi lama dan pelembagaanya bisa kehilangan dasar

adanya.

Keberadaan agama tetap harus dilihat peranan positifnya dalam

membangun masayarakat sebab agama dihadirkan kepada umat

manusia untuk petunjuk, dan kalau  konflik itu ada,jadikanlah rahmat

bagi penganutnya.
16

3.2.2 Masyarakat Madani

Masyarakat Madani dari pandangan teori Ibnu Khaldun[15],dapat

mewujudkan ketaqwaan dengan alasan karena dapat memisahkan

antara sakral dan bukan sakral, sehingga dengan perilaku sekurel ini

mereka dapat mewujudkan ketaqwaan yang hakiki seperti yang pernah

dicontohkan Nabi Muhammad SAW.ketika membangun masyarakat

madinah.

Teori Ibnu Khaldun ini berpedoman kepada Al-Qur’an yang

artinya :

“ Dan sekiranya penduduk negeri – negeri beriman dan

bertakwa,pastilah Kami (Allah) melimpahkan kepada mereka

keberkahan dari langit dan bumi,tetapi merekaitu mendustakan

(ayat-ayat Kami), maka Kami (Allah) siksa mereka disebabkan

perbuatannya . (QS Al-A’raf ayat 96).

Secara umum pada dasarnya konsep masyarakat madani adalah

sebuah tatanan komonitas masyarakat yang mengedepankan

toleransi,demokrasi,berkeadapan serta menghargai akan adanya

perbedaan untuk mencapai titik persamaan serta tidak bertentangan

dengan nilai – nilai agama.


17

3.2.3 Ciri-ciri Masyarakat Islam

Ada beberapa ciri atau sendi pokok masyarakat islam yang disebut

dalam Al-Qur’an :

1. Islam adalah Persaudaraan.

“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara,karena itu

damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan

bertakwlah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.(QS Al-

Hujurat ayat 10).

“Seorang mukmin dengan mekmin yang lain laksana bagian satu

bangunan yang saling mwngokohkan bagian bangunan yang lain.

(HR. Muslim).

2. Masyarakat islam adalah persamaan (musawah).

“Wahai manusia, Sungguh Kami telah menciptakan kamu dari

seorang laki-laki dan perempuan ,kemudian Kami jadikan kamu

berbangsa – bangsa dan bersuku – suku agar kamu saling

mengenal. Sungguh yang paling mulia diantara kamu disisi Allah

ialah orang yang paling bertaqwa. Sungguh Allah Maha

Mengetahui Maha Teliti.(QS Al-Hujurat ayat 13).

3. Islam adalah Toleransi.

“ Untukmu Agamamu, dan untukku Agamaku (QS Al-Kafirun ayat

6).
18

“ Tidak ada paksaan dalam menganut agama

(Islam),sesungguhnya telah jelas (perbedaan )antara jalan yang

benar dengan jalan yang sesat. (QS AL-Baqoroh ayat 256).

4. Islam adalah  amar ma’ruf nahi munkar.

“menganjurkan berbuat baik mencegah berbuat jahat”.

5. Musyawarah

“ Dan bagi orang orang yang mematuhi seruan Tuhan dan

melaksankan sholat,sedang urusan mereka(diputuskan)dengan

musyawarah antara mereka…..(QS Asy-Syura ayat 38).

“……dan musyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu……

(QS Ali ‘Imran ayat 159).

6. Masyarakat Islam adalah keadlian dan menegakkan keadilan.

“Wahai orang – orang yang beriman! Jadikanlah kamu penegak

keadilan,menjadi saksi karena Allah, …….(QS An-Nisa’ ayat

135).

“Wahai  orang – orang yang beriman ! Jadilah kamu sebagai

penegak keadilan karena Allah,(ketika) menjadi saksi dengan adil.

Dan janganlah kebencian kamu terhadap suatu kaum,mendorong

kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adilah.Karena (adil) itu

lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah,sungguh

Allah Maha teliti apa yang kamu kerjakan. (QS Al-Maidah ayat 8)
19

7. Keseimbangan

Kesimbangan antara hak dan kewajiban,antara kewajiban

individu,antara kewajiban masyarakat dengan hak masyarakat

dan antara kepentingan masyarakat.

Ciri – ciri diatas adalah ciri–ciri masyarakat yang ideal

yang ditentukan oleh Allah dan dijelaskan oleh Nabi–Nya.

Bagaimana kenyataannya sekarang adalah soal lain yang

justru menarik untuk kita kaji dan kita instropeksi baik dari segi

masyarakat muslim sendiri maupun dari dari orangnya.

Masyarakat Islam adalah pergaulan hidup umat Islam

mengamalkan agama dan ajaran Islam sesungguhnya, sedang

masyarakat muslim dalam pergaulan hidup manusia yang

beragama Islam atau mengaku Islam, tetapi tidak atau belum

mengamalkan agama dan ajaran Islam sebagai mana mestinya.

Masyarakat Islam adalah masyarakat yang dicita-citakan,

sedang masyarakat muslim adalah kenyataan. Yang perlu

diusahakan adalah mengembangkan masyarakat muslim

menjadi masyarkat Islam. Caranya dengan memasyarakatkan

agama dan ajaran Islam secara baik dan benar agar terbentuk

pola pikir, sikap, dan tingkah laku Islami dalam masyarakat.


BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan.

Keluarga adalah unit terkecil dari suatu masyarakat,dengan kata lain

adanya masyarakat dimulai dari sebuah keluarga. Untuk mewujudkan

masyarkat yang baik menurut ajaran Islam atau dengan kata lain masyrakat

yang islami, perlu di awali dari sebuah pembentukan keluarga yang baik

pula,yaitu pembentukan keluarga secara islami.

Pembentukan keluarga dalam masyarakat Islam dimulai dari perkenalan

secara Islam(Ta’aruf) sampai dengan mendidik anak (Keluarga) secara islami

sebagaimana yang disyariatkan ataupun dicontohkan oleh Nabi kita

Muhammad SAW.

Masyarakat Islam adalah masyarakat yang dicita-citakan,sedang

masyarakat muslim adalah kenyataan. Yang perlu diusahakan adalah

mengembangkan masyarakat muslim menjadi masyarkat Islam. Caranya

dengan memasyarakatkan agama dan ajaran Islam secara baik dan benar agar

terbentuk pola pikir ,sikap, dan tingkah laku Islami dalam masyarakat.

Oleh sebab itu, ada beberapa peran yang bisa dilakukan agama,bukan

berarti agama adalah pribadi yang bisa melakukan sesuatu, melainkan peran

yang dilakukan oleh institusi agama atau umat beragama, terutama mereka

yang berfungsi sebagai pemimpin – pemimpin keagamaan. Karena banyak

peran agama dan umat beragama dalam lingkup agamanya serta pada

masyarakat.

20
4.2 Saran

Penulis menyadari banyak sekali kekurangan dalam penyusunan

makalah ini. Oleh karena itu,penulis menerima segala kritik dan saran yang

bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata kami ucapkan terimakasih dan mohon maaf sebelumnya

apabila dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh

dari kesempurnaan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Amin….

Wassalamua’llaikum Wr. Wb.


DAFTAR PUSTAKA

Rhafiz, Eza.Makalah Pendidikan Islam.27 Desember 2016.


http://eza-rhafiz.blogspot.co.id/2012/06/makalahpendidikan-agama-islam-
agamadan.html
Aminullah, Dinda.Dasar Pembentukan Keluarga Islam.27 Desember 2016.

https://www.academia.edu/7511575/DASAR_PEMBENTUKAN_KELUARGA_ISL
AM

Anda mungkin juga menyukai