Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Fiqih Muqarin.
Kelompok 4 :
Dina Wulandari : 2021508011
Achmad Yordan : 2021508012
Arsandi.Hs : 2021508058
FAKULTAS SYARIAH
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’Ala yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Epistimologi Ijtihad Hukum Islam
Para Imam Madzhab Dalam Membuat Sebuah Keputusan Hukum Islam
Dengan Menggunakan Pendekatan Masa'il Fiqhiyah”
3. Kepada teman – teman yang telah membantu dan bekerja sama dalam
pembuatan makalah ini.
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................3
A. Struktur Sosial...............................................................................................3
1. Pengertian Struktur Sosial.........................................................................3
2. Ciri-Ciri serta Jenis Struktur Sosial...........................................................6
3. Unsur-Unsur dalam Struktur Sosial..........................................................9
B. Kaidah Sosial..............................................................................................13
C. Gambaran Struktur Sosial Masyarakat Indonesia.......................................15
BAB III..................................................................................................................17
PENUTUP.............................................................................................................17
Kesimpulan.........................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
namun yang mempersatukan diantara anggota masyarakat adalah
sama, yaitu adanya kebersamaan tujuan.
B. Rumusan Masalah
A. Tujan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. FENOMENA PEMBENTUKAN
1
Munawir Sadzali, Ijtihad Kemanusiaan (Jakarta: Paramadina, 1997), h. 2. Lihat pula Hasbi ash-
Shiddieqy, Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Hukum Islam (Jakarta: Bulan Bintang, t.th.),
h. 17
3
masa sahabat mereka harus merujuk kepada Al-Qur'an, hadis, dan
ijtihad. Sementara itu, ekspansi kekuasaan pemerintahan Islam dan
interaksi Islam dengan peradaban-peradaban, telah menimbulkan
masalah-masalah baru. Para sahabat merespon situasi yang ada dengan
mengembangkan pemahaman (fikih) mereka, merujuk kepada nash-
nash agama atau dengan menggunakan ra’yu melalui prosedur ijtihad
mereka.
Situasi dan kondisi terus berubah seiring dengan perkembangan zaman
yang ada, maka priode selanjutnya juga dibutuhkan solusi yang tepat
terhadap permasalahan yang muncul tepatnya pada masa tabi’in.
2
Jalaluddin Rahmat, op. cit., h. 180.
4
Umar. Abu Hanifah mengalami perpindahan kekuasaan dari Bani
Umaiyah ke Bani ‘Abbas. Dalam peralihan ini, Kufah merupakan
pusat pergerakan.3 Meskipun demikian menilainya harus tidak
semestinya bias karena adanya sentimen politik lalu menolaknya
secara “serampangan”.
Imam yang kedua, yaitu Imam Malik, bernama lengkap Malik ibn
Anas ibn Malik ibn Abi Amir, nasabnya berakhir sampai Dzu Ashbah
dari Yaman. Kakeknya sendiri yang bernama Abu Amir termasuk
Sahabat Rasulullah Saw. Kakeknya adalah seorang yang datang ke
Madinah dan menetap di sana. Ia dilahirkan di Madinah pada tahun 93
H. Ia berguru kepada ulama Madinah. Pertama kalinya, ia belajar dari
Abd. Rahman ibn Hurmuz. Ia termasuk salah satu Imam hadis yang
terpecaya.
3
Al- Sysyaikh Muhammad al-Khudhariy Bik (et.all), Tarikh al-Tasyri’y al-Islamiy (Surabaya: al-
Hidayah, t.th.), h. 230
5
Sejumlah imam mazhab yang terlupakan bahkan dinyatakan hilang
seperti Mazhab al-Tsauriy, Mazhab ibn ‘Uyaynah, Mazhab al-‘Aza’i,
Mazhab al-Thabariy, dan mazhab al-Dzahiriy dan yang lainnya. Selain
keempat mazhab dalam fikih Sunni tersebut, dikenal pula sejumlah
ulama Syi’ah dengan berbagai sekte dalam Syi’ah. Tanpa bermaksud
menumbuhkan pemahaman Syi’ah tetapi demi kajian fikih yang
proporsional, tetap perlu dilakukan kajian terhadap beberapa ulama
mazhab Syi’ah terlupakan dalam sejarah perkembangan fikih,
khususnya dari kalangan Ahl al-Bait misalnya Mazhab Ja’fariy yang
didirikan oleh Imam Ja’far ibn Muhammad al-Sadiq (82-140 H.4 Buku
ini tidak dimaksudkan untuk memberikan pengaruh fikih mazhab
Syiah di tengah-tengah mayoritas Sunni khususnya di Indonesia. Hal
ini semata-mata untuk tidak menghilangkan jejak sejarah fikih dalam
Islam.
6
menjelaskan hukum-hukumnya dengan harapan apabila
kasusnya terjadi maka hukumnya telah ada, sehingga ilmu fiqih
bertambah luas dan lapangannya bertambah berkembang.
Dengan model pengembangan fiqih seperti ini, madzhab Abu
Hanifah merupakan gambaran yang jelas dan nyata tentang
persamaan hukum-hukum fiqih dengan pandangan masyarakat
di semua lapisan kehidupan.
Madzhab Abu Hanifah mendasarkan madzhabnya pada Al-
Qur’an, sunnah, ijma’, qiyas, dan istihsan. Dalam hal ini beliau
berkata, “Saya memberikan hukum berdasarkan Al_Qur’an.
Apabila tidak saya jumpai dalam Al-Qur’an, maka saya
gunakan hadits Rasulullah. Jika tidak ada dalam keduanya
(al_Qur’an dan hadits) saya dasarkan pada pendapat para
sahabat.
7
ahli sejarah fikih mengenai berapa jumlah sesungguhnya
mazhab-mazhab yang pernah ada.10
Namun dari begitu banyak mazhab yang pernah ada, hanya
beberapa mazhab saja yang bisa bertahan sampai sekarang.
Menurut M. Musthafa Imbabi, mazhab-mazhab yang masih
bertahan sampai sekarang hanya tujuh mazhab saja yaitu:
mazhab Hanafiyah, Maliki, Syafi‘iyah, Hanabilah,
Zaidiyah, Imamiyah dan ‘Ibadiyah. Adapun mazhab-
mazhab lainnya telah tiada.11
8
d. Biografi metode ijtihad dan pemikiran tentang jual beli Imam
Malik dan Imam Syafi'i
e. Metode NU dalam bermazhab fiqih dalam epistemologi fiqih
ke mashaban NU
f. Epistemologi hukum Islam dari asmawi dalam metode ijtihad
Imam Hanafi dan Imam Malik
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA