Anda di halaman 1dari 18

IMPLEMENTASI SISTEM SOSIAL BUDAYA INDONESIA

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu


Tugas Mata kuliah Semester 3
Ilmu Sosial Budaya Dasar

Oleh :

ASEP SANDA SAEPUDIN


(C1A.20.0007)

WAHYU FIRDAUS
(C1A.20.0019)

Program Studi : Ilmu Hukum

Dosen Pengampu :
AKHMAD BASUNI, S.Ag, M.Si,

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUBANG
SUBANG
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan
makalah Ilmu Sosial Budaya Dasar ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang
dimiliki.
      Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Implementasi Sistem Sosial Budaya,
Pola Pikir, Pola Tindak dan Fungsi Sistem Sosial Budaya Indonesia serta Struktur
Sistem Sosial Budaya Indonesia. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami
harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa sarana yang membangun.
      Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Subang, 30 September 2021

Kelompok 11
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................................


DAFTAR ISI .......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................
A. Latar Belakang ...............................................................................................................
B. Rumusan Masalah ...........................................................................................................
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................
A. Implementasi Sistem Sosial Budaya Indonesia ...............................................................
B.Pola pikir, Pola tindak, dan Fungsi Sistem Sosial Budaya Indonesia ...............................
a. Pola Pikir Sistem Sosial Budaya Indonesia ................................................................
b. Pola Tindak Sosial Budaya Indonesia ........................................................................
c. Fungsi Sistem Sosial Budaya Indonesia .....................................................................
C.Struktur Sistem Sosial Budaya Indonesia ........................................................................
a. Tata Nilai ....................................................................................................................
b. Tata Sosial ..................................................................................................................
c. Tata Laku ...................................................................................................................
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................................
1. Hasil ...........................................................................................................................
1) Point Hasil 1 .........................................................................................................
1) Point Hasil 2 .........................................................................................................
2. Pembahasan ................................................................................................................
BAB IV PENUTUP.............................................................................................................
1. Kesimpulan.................................................................................................................
2. Saran ..........................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1) Latar Belakang
Ilmu sosial budaya dasar adalah suatu rangkaian pengetahuan mengenai
aspek – aspek yang paling mendasar dan menonjol yang ada di dalam kehidupan
manusia sebagai makhluk sosial yang memiliki budaya dan permasalahan –
permasalahan yang bersifat ada .

Aspek lain dari pengantar ilmu sosial budaya dasar merupakan pengenalan
teori – teori ilmu sosial dan kebudayaan sehngga diekspektasikan seseorang dapat
memiliki wawasan keilmuan yang bersifat multidipsliner yang bersangkutan
dengan keagamaan, kesetaraan , dan manusia di dalam kehidupan bersosialisasi.

Secara umum, ilmu sosial budaya dasar bertujuan untuk mengembangkan


kepribadian manusia sebaga makhluk sosial ( zoon politicon ) dan sebagai
makhluk budaya ( homo humanus ), sehingga mampu menghadapi secara kritis
dan berwawasan luas masalah yang mengenai sosial budaya dan permasalahan
lingkungan sosial budaya, serta dapat menyelesaikannya dengan baik, tujuan
umum ilmu sosial budaya dasar ada beberapa yaitu yang pertama pengembangan
kepribadian manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk berbudaya, yang kedua
kemampuan seseorang menanggapi secara kritis dan berwawasan luas terhadap
permasalahan sosial budaya dan permasalahan lingkungan sosial budaya, dan
yang terakhir ketiga adalah kemampuan di dalam menyelesaikan secara baik,
bijaksana dan obyektif permasalahan – permasalahan di dalam kehidupan
bermasyarakat.

Sehingga secara umum kita harus memahami konsep – konsep dasar


mengenai manusia sebagai makhluk sosial, dan manusia sebagai makhluk
berbudaya memlki daya kritis, wawasan yang luas terhadap permasalahan
lingkungan sosial budaya.

Manusia sebagai makhluk berbudaya ( homo humanus ) artinya, manusia itu


makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang paling sempurna, karena sejak lahir
sudah di bekali dengan unsure akal (ratio), rasa (sense) yang membedakannya
dengan makhluk lainnya.

Manusia sebagai makhluk sosial ( zoon politicon ) artinya , manusia sebagai


individu tidak akan mampu hidup sendiri dan berkembang sempurna tanpa hidup
bersama dengan individu manusia lainnya. Manusia harus hidup bermasyarakat
saling berhubungan dan berinteraksi satu sama lain dalam kelompoknya dan juga
dengan individu di luar kelompoknya guna memperjuangkan dan memenuhi
kepentingannya.

2) Rumusan Masalah
Dari penjelasan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut :
a. Bagaimana sistem sosial dan budaya yang terjadi di Indonesia?
b. Bagaimana Pola Pikir, Pola Tindak, dan Fungsi Sistem Sosial
Budaya di Indonesia ?
c. Apa yang dimaksud dengan Tata Nilai, Tata Sosial, dan Tata
Laku ?
3) Tujuan Penulisan
Dari perumusan masalah di atas. Tujuan penulisan makalah ini sebagai
berikut :
a. Untuk mengetahui sistem sosial dan kebudayaan yang terjadi di
Indonesia

b. Untuk mengetahui sistem sosial dan sistem budaya dalam


masyarakat dan perkembangannya
c. Untuk Mengetahui Definisi dari Struktur Sistem Sosial Budaya
Indonesia.
d. Untuk Mengetahui Apa yang dimaksud dengan Tata Nilai, Tata
Sosial, dan Tata Laku.
BAB I
PENDAHULUAN

Ilmu sosial budaya dasar adalah suatu rangkaian pengetahuan mengenai


aspek – aspek yang paling mendasar dan menonjol yang ada di dalam kehidupan
manusia sebagai makhluk sosial yang memiliki budaya dan permasalahan –
permasalahan yang bersifat ada .

Aspek lain dari pengantar ilmu sosial budaya dasar merupakan pengenalan
teori – teori ilmu sosial dan kebudayaan sehngga diekspektasikan seseorang dapat
memiliki wawasan keilmuan yang bersifat multidipsliner yang bersangkutan
dengan keagamaan, kesetaraan , dan manusia di dalam kehidupan bersosialisasi.

Secara umum, ilmu sosial budaya dasar bertujuan untuk mengembangkan


kepribadian manusia sebaga makhluk sosial ( zoon politicon ) dan sebagai
makhluk budaya ( homo humanus ), sehingga mampu menghadapi secara kritis
dan berwawasan luas masalah yang mengenai sosial budaya dan permasalahan
lingkungan sosial budaya, serta dapat menyelesaikannya dengan baik, tujuan
umum ilmu sosial budaya dasar ada beberapa yaitu yang pertama pengembangan
kepribadian manusia sebagai makhluk sosial dan makhlik berbudaya, yang kedua
kemampuan seseorang menanggapi secara kritis dan berwawasan luas terhadap
permasalahan sosial budaya dan permasalahan lingkungan sosial budaya, dan
yang terakhir ketiga adalah kemampuan di dalam menyelesaikan secara baik,
bijaksana dan obyektif permasalahan – permasalahan di dalam kehidupan
bermasyarakat.

Sehingga secara umum kita harus memahami konsep – konsep dasar


mengenai manusia sebagai makhluk sosial, dan manusia sebagai makhluk
berbudaya memiliki daya kritis, wawasan yang luas terhadap permasalahan
lingkungan sosial budaya.

Manusia sebagai makhluk berbudaya ( homo humanus ) artinya , manusia


itu makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang paling sempurna, karena sejak
lahir sudah di bekali dengan unsur akal (ratio), rasa (sense) yang membedakannya
dengan makhluk lainnya.

Manusia sebagai makhluk sosial ( zoon politicon ) artinya , manusia sebagai


individu tidak akan mampu hidup sendiri dan berkembang sempurna tanpa hidup
bersama dengan individu manusia lainnya. Manusia harus hidup bermasyarakat
saling berhubungan dan berinteraksi satu sama lain dalam kelompoknya dan juga
dengan individu di luar kelompoknya guna memperjuangkan dan memenuhi
kepentingannya.

BAB II
PEMBAHASAN

11.1 Implementasi Sistem Sosial Budaya Indonesia

Sistem sosial budaya Indonesia merupakan tantangan dalam rangka


menyelaraskan konsep pembangunan nasional dengan perubahan dan
perkembangan zaman. Sistem sosial budaya Indonesia sebagai totalitas nilai, tata
sosial dan tata laku manusia Indonesia harus mampu mewujudkan pandangan
hidup dan falsafah negara Pancasila kedalam segala segi kehidupan berbangsa dan
bernegara. Implementasi nilai-nilai Pancasila ke dalam sistem sosial budaya
Indonesia dapat terwujud apabila Pancasila sudah menjadi nilai pendorong,
penggerak, dan pembatas tingkah laku dan tindakan manusia Indonesia. Sekaligus
sebagai tolak ukur nasional yang dapat memadukan nilai-nilai nasional dan
tradisional dengan nilai-nilai modern yang positif, sehingga mendukung proses
terwujudnya kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang maju dalam suasana
damai, tentram, dan sejahtera lahir dan batin, dalam tata hidup dan kehidupan
masyarakat bangsa dan negara yang berdasarkan Pancasila.
Asas Sistem Sosial Budaya Indonesia
Konsesus adalah persetujuan atau kesepakatan yang bersifat umum tentang
nilai – nilai, aturan, dan norma dalam menentukan sejumlah tujuan dan upaya
mencapai peranan yang harus dilakukan serta imbalan tertentu dalam suatu system
sosial. Model konsesus tentang kelangsungan suatu masyarakat didasarkan pada
“asas penting” yang menyangkut unsur – unsur, seperti kesepakatan, persetujuan,
mufakat, kesatuan dan persatuan, serta integrasi. Model konsesu atau model
integrasi yang menekankan akan unsur norma dan legitimasi memiliki landasan
tentang masyarakat, yaitu sebagai berikut :
a. Setiap masyarakat memiliki suatu struktur yang abadi dan mapan.
b. Setiap unsur dalam masyarakat memiliki fungsi masing – masing
dalam kelangsungan masyarakat tersebut sebagai suatu sistem
keseluruhan.
c. Unsur dalam masyarakat itu terintegrasi dan seimbang.
d. Kelanjutan masyarakat itu berasaskan pada kerjasama dan mufakat
akan nilai – nilai.
e. Kehidupan sosial tergantung pada persatuan dan kesatuan.

Apabila menelaah pernyataan tersebut, maka dapat dikatakan bahwa


peristiwa Sumpah Pemuda merupakan konsesus nasional yang mendapatkan
perwujudannya di dalam sistem budaya Indonesia yang didasarkan pada asas
penting, yaitu sebagai berikut :

a) Asas Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa


Manusia itu tidak sempurna, oleh karena itu kehidupan pribadi/
keluarga dalam masyarakat, berbangsa, dan bernegara juga
penuh dengan ketidaksempurnaan. Kesempurnaan ini hanya
dapat dicapai oleh manusia dalam bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara, dan bernegara melalui semangat dan takwa,
sebab pada akhirnya apa yang diperoleh manusia, masyarakat,
bangsa dan Negara, bahkan kemerdekaan itu adalah rahmat
Tuhan Yang Maha Esa.
b) Asas Merdeka
Kemerdekaan adalah hak segala bangsa, karena itu kehidupan
pribadi/keluarga, masyarakat dan bangsa yang bebas itu
mempunyai tanggung jawab dan kewajiban bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara yang menghargai, menghormati dan
menjunjung tinggi kemerdekaan itu.
c) Asas Persatuan dan Kesatuan
Bangsa Indonesia terdiri atas aneka ragam suku, budaya,
bahasa, adat istiadat daerah dan sebagainya telah membentuk
Negara Republik Indonesia yang meletakkan persatuan dan
kesatuan sebagai asas sosial budayanya dengan nilai Bhinneka
Tunggal Ika.
d) Asas Kedaulatan Rakyat
Kehidupan pribadi atau keluarga dalam bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara selalu mengutamakan musyawarah
untuk mufakat dalam rangka mengutamakan kepentingan
umum di atas kepentingan golongan/perorangan yang didorong
oleh keinginan luhur sehingga cita – cita moral rakyat yang
luhur dapat dipegang teguh dan terpelihara.
e) Asas Adil dan Makmur
Setiap pribadi/keluarga dalam kehidupan harus mempunyai
kehidupan yang layak dan adil sehingga pekerjaan, pendidikan,
profesi, kesehatan, pangan, pakaian perumahan dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa menjadi hak yang
dipertanggung jawabkan dalam bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
11.2 Pola pikir, Pola tindak, dan Fungsi Sistem Sosial Budaya Indonesia

Apabila menelaah pernyataan di atas, maka pola pikir, pola tindak, dan
fungsi sistem sosial budaya Indonesia merupakan institusi sosial, yaitu suatu
sistem yang menunjukkan bahwa peranan sosial norma-norma saling berkait, yang
telah disusun guna memuaskan suatu kehendak atau fungsi sosial. Oleh karena itu,
setiap individu masyarakat Indonesia memainkan peranannya dalam kehidupan
bermasyarakat berbangsa dan bernegara harus berkaitan dengan norma-norma
yang terdapat dalam Pancasila yang telah disepakati bersama sebagai pedoman,
baik dalam berpikir maupun bertindak, sesuai fungsinya, Dengan demikian, pola
pikir, pola tindak dan fungsi sistem sosial budaya Indonesia dapat dikemukakan
sebagai berikut.

Sistem

Norma

Institusi yang berpusat

pada suatu kelakuan berpola

Peralatan

Manusia Fisik

GAMBAR 3
KOMPONEN-KOMPONEN DARI PRANATA SOSIAL
a. Pola Pikir Sistem Sosial Budaya Indonesia

1) Negara Berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa

Negara yang menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk


memeluk agamanya dan kepercayaan itu dalam bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara mempunyai kewajiban dan tanggung
jawab bersama dalam menyelenggarakan kehidupan negara. Oleh
karena itu, kehidupan beragama atau kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa harus dapat mewujudkan kepribadian bangsa
Indonesia yang percaya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

2) Negara Persatuan

Negara republik Indonesia adalah negara persatuan yang


berdasarkan Pancasila dan Undang-undang dasar 1945. Hal ini
berarti bahwa penyelenggaraan kehidupan negara harus
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 secara
murni dan konsekuen. Oleh karena itu, pembangunan nasional
adalah pengamalan Pancasila dan hakikat pembangunan nasional
itu adalah pembangunan seluruh manusia Indonesia dalam
kehidupan dunia yang serba cepat dan canggih.

3) Demokrasi Pancasila

Dalam negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat


berdasarkan atas kerakyatan dan permusyawaratan perwakilan,
kehidupan pribadi atau keluarga dalam bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara harus mampu memilih perwakilannya dan
pemimpinannya yang dapat bermusyawarah untuk mufakat dalam
mengutamakan kepentingan umum di atas kepentingan golongan
dan perseorangan demi terselenggaranya kesejahteraan sosial bagi
seluruh rakyat. Karena itu, sistem manajemen nasional , baik
melalui peraturan perundang-undangan maupun moral.

4) Keadilan Sosial bagi Semua Rakyat

Letak geografis Indonesia, sumber daya alam dan penduduk


Indonesia dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara harus
mempunyai politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan
keamanan yang berkeadilan bagi semua rakyat. Pekerjaan dan
penghidupan yang layak, kemerdekaan berserikat dan berkumpul,
mengeluarkan pikiran dengan tulisan dan lisan, pendidikan dan
pengajaran, pemeliharaan fakir miskin dan anak-anak terlantar
harus diwujudkan secara adil dan merata demi mempertinggi
derajat kemanusiaan bangsa Indonesia.

5) Budi Pekerti

Setiap pribadi atau keluarga dalam kehidupan bermasyarakat,


berbangsa dan bernegara harus memelihara budi pekerti
kemanusiaan yang luhur dan memegang teguh cita-cita moral
rakyat yang luhur. Hal ini berarti bahwa kemerdekaan tiap-tiap
penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadah
menurut agama dan kepercayaannya itu harus dijamin, di mana
pendidikan dan pengajaran menjadi hak warga negara yang
membutuhkan suatu sistem pendidikan nasional. Kebudayaan
nasional adalah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budi
daya rakyat Indonesia seluruhnya, termasuk kebudayaan lama dan
asli yang terdapat sebagai puncak-puncak kebudayaan di daerah-
daerah seluruh Indonesia. Kebudayaan itu harus menuju ke arah
kemajuan serta tidak menolak bahan-bahan baru dari kebudayaan
asing yang dapat memperkembangkan atau memperkaya
kebudayaan bangsa sendiri serta mempertinggi derajat
kemanusiaan bangsa Indonesia.
b. Pola tindak sosial budaya Indonesia

1) Gotong Royong

Persatuan dan kesatuan hanya terwujud melalui gotong royong,


suatu sikap kebersamaan dan tenggang rasa, baik dalam duka
maupun suka, kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara. Dengan gotong royong itu setiap orang menemui
dirinya dalam persatuan dan kesatuan dalam pribadi/keluarga
maupun masyarakat.

2) Prasaja

Keadilan sosial bagi seluruh masyarakat tidak akan terwujud


apabila kehidupan yang sederhana, hemat, cermat, disiplin,
profesional, dan tertib tidak dilaksanakan. Kesederhanaan itu
bahkan memudahkan terjadinya gotong royong yang mewujudkan
kesatuan dan persatuan.

3) Musyawarah untuk Mufakat

Mengutamakan kepentingan umum di atas kepentingan


golongan atau perorangan dapat menemui perbedaan yang tidak
diakhiri dengan perpecahan dan perpisahan, maupun pertentangan.
Agar persatuan dan kesatuan tetap terbina, maka musyawarah
untuk mufakat tentang kepemimpinan, pengelolaan dan
pengendalian adalah syarat mutlak.

4) Kesatria

Persatuan dan kesatuan, maupun keadilan sosial tidak dapat


terwujud tanpa keberanian, kejujuran, kesetiaan, pengabdian dan
perjuangan yang tidak mengenal menyerah demi kehidupan
bersama. Dengan kesatria, cinta terhadap tanah air, bangsa dan
negara manapun sikap pejuang dan profesional dapat berlangsung
sepanjang masa.

5) Dinamis

Kehidupan pribadi/keluarga, bangsa, dan negara juga bersifat


dinamis sesuai dengan zaman, sehingga waktu sangat penting
dalam rangka persatuan dan kesatuan, maupun keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.

c. Fungsi sistem sosial budaya Indonesia

1) Dalam Berkeluarga

Keluarga adalah lahan pembibitan manusia seutuhnya.


Keluarga adalah organisasi alam yang penuh kasih sayang. Karena
itu, dengan asas, pola pikir, pola tindak, tata sosial (keluarga) dan
tata nilai sistem sosial budaya Indonesia harus ditanamkan dalam
berkeluarga agar seseorang itu dapat berperan optimal dalam
masyarakat.

2) Dalam Bermasyarakat

Dalam masyarakat, baik pribadi atau keluarga itu berkelompok


dalam golongan atau organisasi sosial kemasyarakatan. Organisasi
sosial kemasyarakatan ini adalah lahan pengkaderan, sebagai
keluarga buatan, gotong royong buatan, yang penuh perbedaan
kepentingan. Pola pikir, pola tindak, tata laku, tata sosial
(organisasi), dan tata nilai sistem sosial budaya Indonesia tersebut
harus dihayati dan diamalkan dalam bermasyarakat agar pribadi
atau organisasi itu dapat berperan optimal dalam berbangsa dan
bernegara.

3) Dalam Berbangsa dan Bernegara


Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, penyelenggaraan
negara dan pemerintahan harus mengutamakan kepentingan umum.
Organisasi negara merupakan lahan pengabdian yang penuh
pengabdian terhadap masyarakat dan bangsa sebagai pemimpin
bangsa dan negara.

11.3 STRUKTUR SISTEM SOSIAL BUDAYA INDONESIA

Seperti yang dikemukakan oleh Raymon Firths) bahwa konsep struktur


sosial merupakan analytical tool, yang diwujudkan untuk membantu pemahaman
tentang tingkah laku manusia dalam kehidupan sosial. Dasar yang penting dalam
struktur sosial ialah relasi-relasi sosial yang jelas penting dalam menentukan
tingkah laku manusia yang apabila relasi sosial itu tak dilakukan, maka
masyarakat itu tak terwujud lagi. Struktur sosial juga dapat ditinjau dari segi
status, peranan, nilai-nilai, norma, dan institusi sosial dalam suatu sistem relasi.

Berbicara tentang nilai atau nilai-nilai adalah pembentukan mentalitas


yang dirumuskan dari tingkah laku manusia sehingga menjadi sejumlah anggapan
yang hakiki, baik dan perlu dihargai sebagaimana mestinya. Sistem nilai mendasar
hubungan-hubungan sosial di antara para anggota suatu masyarakat bangsa.
Sistem nilai, sebagaimana dinyatakan oleh Marx Weber, merupakan dasar
pengesahan (legitimacy) daripada struktur kekuasaan (authority) suatu
masyarakat. Apabila mengikuti pendapat yang dikemukakan oleh Raymond firth
dan Marx Weber, maka sistem nilai yang harus diwujudkan atau diselenggarakan
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara ditemukan di dalam
proses pertumbuhan Pancasila sebagai dasar falsafah atau ideologi negara. Nilai
atau nilai-nilai merupakan gabungan semua unsur kebudayaan yang terkandung di
dalam Pancasila harus dijadikan sebagai program, piagam atau pedoman untuk
membimbing perilaku ataupun dari semua manusia Indonesia di dalam kehidupan
sehari-hari. Dengan demikian, struktur sistem sosial budaya Indonesia dapat
merujuk pada nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila yang terdiri atas:
a. Tata Nilai

Struktur tata nilai kehidupan pribadi/keluarga, masyarakat,


bangsa, dan negara meliputi berikut ini.

1) Nilai agama/kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa (iman).


2) Nilai dan kebenaran/kenyataan dan keindahan yang bersumber dari
akal dan rasa manusia (cipta dan rasa).
3) Nilai moral/kebaikan yang bersumber dari kehendak/kemauan
(karsa dan etika).
4) Nilai vital (peragaan kehidupan), yaitu nilai-nilai yang terkait
dengan segala sesuatu yang diperlukan untuk kegiatan dan aktivitas
manusia.
5) Nilai material (raga), yaitu segala sesuatu yang bersifat material
dan berguna bagi manusia.
Struktur nilai tersebut di atas bagi bangsa dan negara Indonesia telah
menyatu dalam Pancasila sebagai dasar negara, ideologi bangsa, dan negara serta
falsafah dan janji luhur bangsa Indonesia.

b. Tata Sosial

Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum, semua orang


adalah sama kedudukannya di muka hukum. Tata hukum di Indonesia adalah
sistem pengayoman yang mewujudkan keadilan dan kesejahteraan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia. Tata hukum Indonesia mengenai hukum tertulis dan
hukum tak tertulis. Karena itu, tata sosial Indonesia harus berdasarkan (1)
Undang-Undang Dasar 1945, (2) peraturan perundang-undangan lainnya, serta (3)
budi pekerti yang luhur dan cita-cita moral rakyat yang luhur.

c. Tata Laku (Karya)

Dalam rangka gotong royong , prasaja, musyawarah untuk mufakat,


kesatria, dan hidup dinamis untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan serta
keadilan sosial bagi seluruh rakyat, maka tata laku pribadi/keluarga, masyarakat
dan negara harus berpedoman pada: (1) norma-norma/kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, (2) norma kesusilaan/kesopanan, (3) norma adat istiadat,
(4) norma hukum setempat, dan (5) norma hukum negara.

BAB II
PEMBAHASAN

KESIMPULAN
Manusia dan kebudayaan bersama-sama membangun kehidupan sosial-
budaya, yang terpola dan secara sistematis disebut sistem sosial-budaya.
Sistematisasi sosial-budaya terjadi melalui penyesuaian bersama dalam norma-
norma, ide-ide, nilai-nilai, estetika, tradisi, yang semuanya dapat diwujudkan
melalui unsur-unsur kebudayaan, yang sekaligus merupakan isi kebudayaan.
Kebudayaan hidup di dalam sistem sosial-budaya yang mengembangkannya, yang
merupakan wadah dinamikka dan pengembangan unsur-unsur budaya sebagai
perwujudan dari isi kebudayaan yang senantiasa saling berhubungan dan
berjalinan. Lima sistem sosialbudaya yang hidup dan mewadahi hajat hidup
masyarakat Indonesia terbentuk oleh latar belakang dan pengalaman kebudayaan,
dari zaman ke zaman sehingga merupakan buah peradaban dan pengalaman
bangsa yang senantiasa bergerak dan berkembang. Sistem-sistem sosial-budaya di
Indonesia terperinci dengan kepentingan mengidentifikasi sistem sosial-budaya
yang berkembang dan merencanakan strategi pembangunan sosial-budaya yang
bermanfaat bagi penyelenggaraan kehidupan sosial-budaya yang berbasis latar-
belakang sosial-budaya, realitas sosial-budaya dan dinamika sosial-budaya yang
senantiasa bergerak dan berkembang.
SARAN
Saran yang dapat kami beri yaitu sebagai mahasiswa yang berpengetahuan
kita harus dapat mengimplementasikan ciri kebangsaan indonesia kita dalam
prilaku kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA

Jacobus Ranjabar, Sistem Sosial Budaya Indonesia PT, Ghalia Indonesia,


2014

Anda mungkin juga menyukai