Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

SISTEM SOSIAL INDONESIA DAN SISTEM BUDAYA


INDONESIA
Disusun Guna Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Sistem Sosial Budaya
Indonesia
Dosen Pengampu: Zaharah, M.Ed. & Cut Dhien Nourwahida, M.A

Kelompok 2:
Mohamad Febriyantono 11160150000023
Muhammad Aditya Putra 11160150000068
Julaiha Hasanah 11160150000083

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt atas limpahan nikmat dan kasih sayangNya sehingga
penulis dapat terus mencari dan mempelajari limpahan ilmu pengetahuan dan
menyelesaikan setiap tugas tepat pada waktunya. Shalawat teriringkan salam senantiasa
tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw, beserta keluarganya, para sahabatnya, dan
seluruh umatnya hingga akhir zaman. Aamiin

Makalah ini penulis buat bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Antropologi Kesehatan yang merupakan salah satu bagian mata kuliah wajib di Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Adapun tema yang penulis angkat yaitu “Sistem
Sosial Indonesia dan Sistem Budaya Indonesia”

Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada Ibu Zaharah, M.Ed. & Ibu Cut Dhien
Nourwahida, MA. selaku dosen mata kuliah Sistem Sosial Budaya Indonesia yang telah
membimbing penulis dalam menyusun makalah ini hingga dapat diselesaikan dengan baik.
Juga ucapan terimakasih kepada rekan-rekan Kelompok 2 Kelas 6B (Sosiologi) P.IPS atas
dukungan, bantuan, dan kerjasamanya dalam pembuatan makalah ini.

Dalam proses pembuatannya, makalah ini masih memiliki banyak kekurangan dan
kesalahan. Untuk itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan
guna kesempurnaan makalah di masa mendatang.

Semoga Allah swt menerima karya makalah ini sebagai suatu amal shaleh, dan besar
harapan semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan bagi para pembaca pada
umumnya.

Jakarta, 19 September 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii

BAB I.................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ....................................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah .................................................................................................. 1

1.3. Tujuan .................................................................................................................... 1

BAB II .................................................................................................................................. 2

PEMBAHASAN .................................................................................................................. 2

2.1. Pengertian Sistem Sosial Indonesia ....................................................................... 2

2.1.1. Konsep Dasar Sistem Sosial ....................................................................... 2

2.1.2. Sistem Sosial Indonesia .............................................................................. 4

2.2. Pengertian Sistem Sudaya Indonesia ..................................................................... 4

2.3. Makna Sistem Sosial Budaya Indonesia ................................................................ 6

2.3.1. Kemajemukan Dan Sistem Budaya ............................................................ 6

2.3.2. Sistem Sosial Budaya Agama ..................................................................... 7

2.3.3. Sistem Sosial Budaya Asing ....................................................................... 7

BAB III ................................................................................................................................ 8

PENUTUP ........................................................................................................................... 8

3.1. Kesimpulan ............................................................................................................ 8

3.2. Saran....................................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Masyarakat dan kebudayaan, yang dapat disebut kehidupan sosial-budaya, merupakan
pengertian-pengertian, konsep-konsep dan kategori-kategori yang dalam ilmu-ilmu sosial
dan budaya seperti sosiolog, antropologi sosial dan antropologi budaya, ilmu politik dan
pemerintahan, filsafat, psikologi, sejarah, ilmu susastra dan ilmu bahasa, sering dibahas.
Dalam pembahasan, sistem sosial seringkali dipisahkan dari sistem budaya, padahal kedua
pengertian tersebut tak dapat dengan tegas dipisah-pisahkan. Dalam kehidupan masyarakat,
gejala-gejala sosial dan gejala-gejala budaya hampir selalu, atau bahkan selalu, saling
berhubungan dan berpengaruh, sehingga gejala-gejala dan kebiasaan-kebiasaan sosial tidak
bisa dipisahkan dari gejala-gejala dan kebiasaan-kebiasaan budaya, demikian pun
sebaliknya. Bahkan, seringkali tidak mudah orang melihat suatu gejala atau peristiwa itu
gejala atau peristiwa sosial atau budaya, sistem-sistem sosial tidak bisa dipisahkan secara
tegas dari sistem-sistem budaya, sehingga persoalan konseptual mengenai sistem sosial dan
sistem budaya lebih memadai apabila dilakukan dalam satuan pembahasan sehingga kita
mengenal sistem-sistem sosial-budaya (socio-cultural systems).

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa pengertian sistem sosial Indonesia?
2. Apa pengertian sistem budaya Indonesia?
3. Apa makna sistem sosial budaya Indonesia?

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian sistem sosial Indonesia
2. Untuk mengetahui pengertian sistem budaya Indonesia
3. Untuk mengetahui makna sistem sosial budaya Indonesia

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Sistem Sosial Indonesia


Sistem sosial merupakan sistem interaksi antara individu satu dengan individu lain
atau antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain dalam suatu struktur tertentu.
Tidak semua anggota atau subsistem sosial selaras dengan sistem secara keseluruhan.
Namun demikian, sistm sosial memiliki kemampuan adaptasi dan mampu memelihara
keseimbangan, sehingga stabilitas sistem tetap terjaga.

2.1.1. Konsep Dasar Sistem Sosial


Istilah sistem paling sering digunakan untuk menunjuk pengertian metode atau
cara dan sesuatu himpunan unsur atau komponen yang saling berhubungan satu sama
lain menjadi satu kesatuan yang utuh.
Menurut Nasikun, sistem sosial adalah suatu sistem tindakan, terbentuk dari
interaksi sosial yang terjadi di antara berbagai individu, yang tumbuh dan berkembang
di atas standar penilaian umum yang disepakati bersama oleh para anggota
masyarakat.
Standar penilaian umum yang paling penting adalah norma-norma sosial.
Norma-norma sosial inilah yang membentuk struktur sosial. Di dalam masyarakat,
setiap anggota masyarakat menganut dan mengikuti pengrtian-pengertian yang sama
mengenai situasi-situasi tertentu dalam bentuk norma-norma sosial, maka tingkah
laku setiap anggota masyarakat kemudian terjalin sedemikian rupa ke dalam bentuk
suatu struktur sosial tertentu.
Pengaturan interaksi sosial di antara para anggota masyarakat tersebut dapat
terjadi karena komitmen mereka terhadap norma-norma sosial menghasilkan daya
untuk mengatasi perbedaan pendapat dan kepentingan di antara mereka, suat hal yang
memungkinkan mereka menemukan keselarasan satu sama lain di dalam suatu tingkat
integrasi sosial tertentu.
Parson melihat sistem sosial sebagai satu dari tiga cara dimana tindakan sosial
bisa diorganisasikan. Di samping terdapat dua sistem tindakan lain yang saling
melengkapi yaitu sistem kultural yang mengandung nilai dan simbol-simbol serta

2
sistem kepribadian para pelaku individual. Masyarakat menurut Parson adalah sistem
sosial yang dilihat secara total. Jika sistem sosial dilihat sebagai sebuah sistem parsial,
masyarakat dapat berupa setiap jumlah dari sekian banyak sistem yang kecil-kecil,
seperti keluarga, sistem pendidikan, dan lembaga-lembaga keagamaan.
Pemikiran Talcott Parson (dalam Nasikun, 1995: 11-12) tentang pendekatan
fungsionalisme struktural memiliki tujuh anggapan.
Pertama, masyarakat dilihat sebagai suatu sistem yang mana bagian-bagian
saling berhubungan satu sama lain.
Kedua, hubungan tersebut saling memengaruhi di antara bagian-bagian tersebut
dan bersifat ganda seta timbal balik.
Ketiga, secara fundamental sistem sosial cenderung bergerak ke arah
equilibrium bersifat dinamis, menanggapi perubahan-perubahan yang datang dari luar
dengan kecenderungan memelihara agar perubahan-perubahan yang terjadi dalam
sistem sebagai akibatnya hanya akan mencapai derajat minimal.
Keempat, walaupun mengalami disfungsi yaitu terjadinya ketegangan dan
penyimpangan, tetapi melalui berjalannya proses waktu keadaan tersebut teratasi
melalui penyesuaian dan proses institusionalisasi yaiu suatu proses yang dilewati
suatu norma kemasyarakatan yang baru, sehingga norma tersebut oleh masyarakat
dikenal, diakui, dihargai, dan di taati.
Kelima, perubahan-perubahan dalam sistem sosial secara gradual, melalui
penyesuaian dan tidak revolusioner. Perubahan-perubahan yang terjadi secara drastis
pada umumnya hanya terjadi pada bentuk luar, sedangkan unsur-unsur sosial budaya
yang menjadi bangunan dasarnya tidak seberapa mengalami perubahan.
Keenam, perubahan-perubahan sosial tersebut melalui tiga kemungkinan, yaitu
: (1) penyesuaian sistem sosial terhadapa perubahan-perubahan dari luar, (2)
pertumbuhan melalui proses diferensiasi struktural dan fungsional, dan (3) adanya
penemuan-penemuan baru.
Ketujuh, faktor penting yang memiliki daya mengintegrasikan sistem sosial
adanya consensus di antara anggota masyarakat tentang nilai-nilai kemasyarakatan
tertentu. Di dalam setiap masyarakat selalu terdapat tujuan-tujuan dan prinsip-prinsip

3
dasar tertentu, yang sebagian anggota masyarakat menganggap serta menerima
sebagai hal yang mutlak benar.

2.1.2. Sistem Sosial Indonesia


Sistem artinya hubungan saling terkait antara bagian satu dan bagian lainnya
yang berfungsi melakukan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam
pandangan ilmu-ilmu sosial, sistem sosial diartikan sebagai hubungan antara bagian-
bagian (elemen-elemen) di dalam kehidupan masyarakat terutama tindakan-tindakan
manusia, lembaga sosial, dan kelompok-kelompok sosial yang saling memengaruhi.
Hubungan antar-elemen tersebut selanjutnya menghasilkan produk-produk interaksi
itu sendiri, yaitu nilai-nilai dan norma-norma sosial yang keadaannya selalu dinamis.
Dari sistem sosial Indonesia yang seringkali menimbulkan masalah ialah
tentang struktur sosial dan masalah integrasi nasional, kemajemukan masyarakat telah
menimbulkan masalah tentang bagaimana masyarakat integrasi secara horizontal,
sedangkan pelapisan sosial atau stratifikasi sosial akan memberi bentuk integrasi
nasional yang bersifat vertikal. Secara umum, sifat dasar dari suatu masyarakat
majemuk adalah:
(1) Terjadi segmentasi ke dalam kelompok yang memiliki subkultur berbeda
(2) Struktur sosial terbagi ke dalam institusi yang bersifat non-komplementer
(3) Kurang konsensus di antara anggota tentang nilai-nilai dasar
(4) Sering konflik di antara kelompok-kelompok
(5) Integrasi sosial tumbuh atas paksaan (koersif) dan ketergantungan ekonomi
(6) Dominasi politik oleh satu kelompok terhadap kelompok lainnya.

2.2. Pengertian Sistem Sudaya Indonesia


Pembahasan tentang manusia dalam masyarakat dan sistem sosial tak dapat
dilepaskan dari pembahasan tentang kebudayaannya, beserta unsur-unsur kebudayaannya,
baik unsur-unsur yang tampak, nyata, kelihatan atau berwujud (tangible elements) maupun
unsur-unsur yang tak-tampak, tak-nyata, tak-kelihatan atau tak-berujud (intangible
elements; intangibles). Sistem budaya merupakan sistem atau satuan yang merupakan hasil
satuan kompleksitas yang diciptakan dan diselenggarakan oleh manusia dalam masyarakat,

4
dalam memenuhi dan mengembangkan hajat hidupnya dan lingkungannya, yang bersifat
kebendaan dan bukan-kebendaan, yang dilakukan manusia melalui pewarisan, pendidikan,
pengajaran, dan pembiasaan, yang berkelanjutan.

Dalam sistem budaya yang kompleks berlangsung saling-hubungan antar unsur-unsur


budaya, terjadi interaksi fungsional dan simbolik antara satu unsur budaya dan unsur budaya
lainnya. Action theory (teori tindakan) Parsons (1951) bahkan memandang bahwa sistem-
sistem tindakan berlaku terhadap tingkatan-tingkatan analisis yang berbeda, mulai dengan
organisme tingkah-laku dan sampai bangunan sistem budaya (Parsons, 1951; Ritzer and
Goodman, 2004). Dasaran teori sosiologi sistem tindakan (action system) (Parsons, 1951)
adalah membangun teori umum tentang masyarakat yang disusun sebagai peraturan dalam
model sibernetik (cybernetic model) yang mengedepankan 4 (empat) imperatif fungsional,
yaitu adaptasi (adaptation), pencapaian cita-cita (goal attainment), integrasi (integration),
dan pemeliharaan pola, atau contoh, atau teladan (pattern maintenace). Sedangkan hierarki
sistem, mulai dari sistem yang paling lemah sampai sistem yang cakupannya paling luas,
secara berurutan, meliputi (1) organisme tingkah-laku (behavioral organism), (2) sistem
kepribadian (personality system), (3) sistem sosial (social system), dan sistem budaya
(cultural system). Parsons (1951) memandang tingkatan-tingkatan demikian secara
hierarkis, dengan masing-masing tingkatan yang lebih rendah menyediakan daya dorong
(impetus) bagi tingkatan-tingkatan yang lebih tinggi, dengan tingkatan-tingkatan yang lebih
tinggi mengendalikan tingkatan-tingkatan yang lebih rendah; sehingga dapat dikatakan
bahwa organisme tingkah-laku dan sistem kepribadian merupakan pendorong bagi sistem
sosial dan sistem budaya, sementara sistem budaya mengendalikan sistem sosial, sistem
kepribadian, dan organisme tingkah-laku, karena dalam hierarki tindakan, sistem budaya
merupakan sistem pengendali tertinggi dalam tindakan sosial (social action).

Unsur-unsur kebudayaan yang tampak, nyata dan kelihatan dapat berwujud materi
atau benda yang dapat disentuh dan dirasakan oleh panca-indera manusia, sesungguhnya
merupakan hasil dan perwujudan dari unsur-unsur kebudayaan manusia yang tak dapat
disentuh dan tak dapat dirasakan oleh panca-indera manusia. Unsur-unsur kebudayaan yang
bersifat kebendaan (tangibles, material goods) seperti bangunan, mesin, peralatan, pakaian
dan hasil teknologi lainnya, seperti komputer, baik secara langsung maupun tidak langsung,

5
merupakan hasil-hasil dari unsur-unsur kebudayaan manusia yang tak-tampak (intangibles,
immaterials) seperti pemikiran, gagasan, angan-angan, citraan, yang berada di wilayah
batin, mental-spiritual dan pengolahan pemikiran, atau penggunaan otak dan akal-budi
manusia, yang berdampingan dengan nilai-nilai, norma-norma, dan etika, yang diwariskan
dan dikembangkan oleh manusia melalui dan sangat melibatkan fungsi dan peran
pewarisan, pendidikan, pengajaran, pembelajaran, pembiasaan, yang berkelanjutan dan
saling berhubungan, berinteraksi, tarik-menarik, timbang-menimbang dengan latar-
belakang dan lingkungan kehidupannya.

2.3. Makna Sistem Sosial Budaya Indonesia


Indonesia dikenal luas sebagai bangsa dengan realitas sosial-budaya yang begitu
majemuk. Hubungan sosial-budaya antar masyarakat di Indonesia merupakan produk
sejarah yang panjang, yang dari zaman ke zaman mengalami perkenalan dan pergaulan
dengan bangsa-bangsa, agama-agama, dan kebudayaan-kebudayaan dunia. Demikian juga,
nasionalisme Indonesia, kebangsaan Indonesia pun terbentuk, terbangun dan teruji oleh
sejarah panjang, dari hasil interaksi “bangsa Indonesia” dengan bangsa-bangsa, agama-
agama, dan kebudayaan-kebudayaan dunia. Pengalaman ini membentuk nilai-nilai lama dan
nilai-nilai baru dalam masyarakat Indonesia. Sebagian nilai-nilai lama hendak ditinggalkan
atau diperbaharui, sedangkan nilai-nilai baru yang sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan peradaban bangsa pada masa sekarang dan masa mendatang harus senantiasa
dipahami, diwujudkan dan diuji dalam pergaulan sosial-budaya.

2.3.1. Kemajemukan Dan Sistem Budaya


Dengan hampir 14.000 (empat belas ribu) pulau, Indonesia merupakan
kepulauan yang terbesar, seluas hampir 2 (dua) juta kilometer persegi, dan sepanjang
dari ujung barat (Sabang di P. Weh) ke ujung timur (Merauke di Irian Jaya) sekitar
5.000 (lima ribu) km, yang dihuni oleh hampir 240 (dua ratus empat puluh juta) juta
jiwa (terbesar kelima setelah Cina, India, AS, Rusia); dan dengan 5 (lima) pulau besar
(Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan Irian), Jawa merupakan pulau terpadat dan
Irian Jaya terjarang penduduknya. Dengan sekitar 400 (empat ratus) suku dan
kelompok etnik, sebanyak 726 (tujuh ratus dua puluh enam) bahasa daerah, yang
sebagian punah atau hampir punah, selain bahasa Indonesia sebagai karya budaya

6
bangsa yang memayungi bangsa dan mempermudah komunikasi antar warga bangsa,
agama-agama dan unsur-unsur kebudayaan besar hidup dan berkembang dalam
masyarakat bangsa dan komunitas-komunitas yang plural.

2.3.2. Sistem Sosial Budaya Agama


Sistem sosial-budaya agama terbentuk dengan sumber-sumber dari ajaran-
ajaran dan praktek agama-agama besar yang selama berabad-abad datang, tumbuh dan
berkembang di wilayah Indonesia, yakni Hindu, Budha, Islam, Kristen dan Katolik,
serta Kong Hu Cu. Selain itu, di daerah-daerah dan wilayah-wilayah budaya,
berkembang pula praktek ajaran moral dan spiritual dari religi kesukuan dan etnik,
dan penghayatan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang kelompok
pelakunya disebut Himpunan Penghayat Kepercayaan (HPK), terutama di Jawa Barat,
Jawa Tengah dan Jawa Timur.

2.3.3. Sistem Sosial Budaya Asing

Sistem sosial-budaya asing berasal dan terbentuk dari unsur-unsur budaya


asing, seperti India, Melayu, Belanda, Arab dan Timur Tengah, Cina, Amerika
Serikat, Jepang, Korea, dan sebagainya. Oleh masyarakat Indonesia, secara kreatif
unsur-unsur budaya ini disaring, disesuaikan, dirombak, dipadukan, dan dikawinkan,
meskipun ada yang dikenakan begitu saja. Unsur-unsur budaya dalam sistem sosial-
budaya asing ini di satu pihak dapat dipandang memperkaya unsur-unsur budaya
nasional dan daerah, yang acapkali menghasilkan percampuran unsur-unsur budaya
baru yang unik dan diminati masyarakat; di lain pihak dipandang sebagai unsur-unsur
budaya yang menjajah, mendominasi dan menggeser unsur-unsur budaya daerah.

7
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Manusia dan kebudayaan bersama-sama membangun kehidupan sosial-budaya, yang
terpola dan secara sistematis disebut sistem sosial-budaya. Sistematisasi sosial-budaya
terjadi melalui penyesuaian bersama dalam norma-norma, ide-ide, nilai-nilai, estetika,
tradisi, yang semuanya dapat diwujudkan melalui unsur-unsur kebudayaan, yang sekaligus
merupakan isi kebudayaan.
Kebudayaan hidup di dalam sistem sosial-budaya yang mengembangkannya, yang
merupakan wadah dinamikka dan pengembangan unsur-unsur budaya sebagai perwujudan
dari isi kebudayaan yang senantiasa saling berhubungan dan berjalinan. Lima sistem sosial-
budaya yang hidup dan mewadahi hajat hidup masyarakat Indonesia terbentuk oleh latar-
belakang dan pengalaman kebudayaan, dari zaman ke zaman sehingga merupakan buah
peradaban dan pengalaman bangsa yang senantiasa bergerak dan berkembang.
Sistem-sistem sosial-budaya di Indonesia memerlukan pembahasan lebih lanjut dan
terperinci dengan kepentingan mengidentifikasi sistem sosial-budaya yang berkembang dan
merencanakan strategi pembangunan sosial-budaya yang bermanfaat bagi penyelenggaraan
kehidupan sosial-budaya yang berbasis latar-belakang sosial-budaya, realitas sosial-budaya
dan dinamika sosial-budaya yang senantiasa bergerak dan berkembang.

3.2. Saran
Dalam pembuatan makalah ini mungkin masih terdapat beberapa kesalahan baik dari
isi dan cara penulisan. Untuk itu kami sebagai penulis mohon maaf apabila pembaca merasa
kurang puas dengan hasil yang kami sajikan, dan kritik beserta saran juga kami harapkan
agar dapat menambah wawasan untuk memperbaiki penulisan makalah kami.

8
DAFTAR PUSTAKA

Koentjaraningrat (Redaksi). 1971. 1993. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia.


Jakarta: Djambatan.
Ranjabar, Jacobus. 2014. Sistem Sosial Budaya Indonesia Suatu Pengantar.
Bandung: ALFABETA.
Setiadi, Elly M. dan Usman Kolip. 2011. Pengantar Sosiologi. Jakarta:
PRENADAMEDIA GROUP.

Anda mungkin juga menyukai