Kelompok 2:
Mohamad Febriyantono 11160150000023
Muhammad Aditya Putra 11160150000068
Julaiha Hasanah 11160150000083
Puji syukur kehadirat Allah swt atas limpahan nikmat dan kasih sayangNya sehingga
penulis dapat terus mencari dan mempelajari limpahan ilmu pengetahuan dan
menyelesaikan setiap tugas tepat pada waktunya. Shalawat teriringkan salam senantiasa
tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw, beserta keluarganya, para sahabatnya, dan
seluruh umatnya hingga akhir zaman. Aamiin
Makalah ini penulis buat bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Antropologi Kesehatan yang merupakan salah satu bagian mata kuliah wajib di Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Adapun tema yang penulis angkat yaitu “Sistem
Sosial Indonesia dan Sistem Budaya Indonesia”
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada Ibu Zaharah, M.Ed. & Ibu Cut Dhien
Nourwahida, MA. selaku dosen mata kuliah Sistem Sosial Budaya Indonesia yang telah
membimbing penulis dalam menyusun makalah ini hingga dapat diselesaikan dengan baik.
Juga ucapan terimakasih kepada rekan-rekan Kelompok 2 Kelas 6B (Sosiologi) P.IPS atas
dukungan, bantuan, dan kerjasamanya dalam pembuatan makalah ini.
Dalam proses pembuatannya, makalah ini masih memiliki banyak kekurangan dan
kesalahan. Untuk itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan
guna kesempurnaan makalah di masa mendatang.
Semoga Allah swt menerima karya makalah ini sebagai suatu amal shaleh, dan besar
harapan semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan bagi para pembaca pada
umumnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I.................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1
BAB II .................................................................................................................................. 2
PEMBAHASAN .................................................................................................................. 2
PENUTUP ........................................................................................................................... 8
3.2. Saran....................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian sistem sosial Indonesia
2. Untuk mengetahui pengertian sistem budaya Indonesia
3. Untuk mengetahui makna sistem sosial budaya Indonesia
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
sistem kepribadian para pelaku individual. Masyarakat menurut Parson adalah sistem
sosial yang dilihat secara total. Jika sistem sosial dilihat sebagai sebuah sistem parsial,
masyarakat dapat berupa setiap jumlah dari sekian banyak sistem yang kecil-kecil,
seperti keluarga, sistem pendidikan, dan lembaga-lembaga keagamaan.
Pemikiran Talcott Parson (dalam Nasikun, 1995: 11-12) tentang pendekatan
fungsionalisme struktural memiliki tujuh anggapan.
Pertama, masyarakat dilihat sebagai suatu sistem yang mana bagian-bagian
saling berhubungan satu sama lain.
Kedua, hubungan tersebut saling memengaruhi di antara bagian-bagian tersebut
dan bersifat ganda seta timbal balik.
Ketiga, secara fundamental sistem sosial cenderung bergerak ke arah
equilibrium bersifat dinamis, menanggapi perubahan-perubahan yang datang dari luar
dengan kecenderungan memelihara agar perubahan-perubahan yang terjadi dalam
sistem sebagai akibatnya hanya akan mencapai derajat minimal.
Keempat, walaupun mengalami disfungsi yaitu terjadinya ketegangan dan
penyimpangan, tetapi melalui berjalannya proses waktu keadaan tersebut teratasi
melalui penyesuaian dan proses institusionalisasi yaiu suatu proses yang dilewati
suatu norma kemasyarakatan yang baru, sehingga norma tersebut oleh masyarakat
dikenal, diakui, dihargai, dan di taati.
Kelima, perubahan-perubahan dalam sistem sosial secara gradual, melalui
penyesuaian dan tidak revolusioner. Perubahan-perubahan yang terjadi secara drastis
pada umumnya hanya terjadi pada bentuk luar, sedangkan unsur-unsur sosial budaya
yang menjadi bangunan dasarnya tidak seberapa mengalami perubahan.
Keenam, perubahan-perubahan sosial tersebut melalui tiga kemungkinan, yaitu
: (1) penyesuaian sistem sosial terhadapa perubahan-perubahan dari luar, (2)
pertumbuhan melalui proses diferensiasi struktural dan fungsional, dan (3) adanya
penemuan-penemuan baru.
Ketujuh, faktor penting yang memiliki daya mengintegrasikan sistem sosial
adanya consensus di antara anggota masyarakat tentang nilai-nilai kemasyarakatan
tertentu. Di dalam setiap masyarakat selalu terdapat tujuan-tujuan dan prinsip-prinsip
3
dasar tertentu, yang sebagian anggota masyarakat menganggap serta menerima
sebagai hal yang mutlak benar.
4
dalam memenuhi dan mengembangkan hajat hidupnya dan lingkungannya, yang bersifat
kebendaan dan bukan-kebendaan, yang dilakukan manusia melalui pewarisan, pendidikan,
pengajaran, dan pembiasaan, yang berkelanjutan.
Unsur-unsur kebudayaan yang tampak, nyata dan kelihatan dapat berwujud materi
atau benda yang dapat disentuh dan dirasakan oleh panca-indera manusia, sesungguhnya
merupakan hasil dan perwujudan dari unsur-unsur kebudayaan manusia yang tak dapat
disentuh dan tak dapat dirasakan oleh panca-indera manusia. Unsur-unsur kebudayaan yang
bersifat kebendaan (tangibles, material goods) seperti bangunan, mesin, peralatan, pakaian
dan hasil teknologi lainnya, seperti komputer, baik secara langsung maupun tidak langsung,
5
merupakan hasil-hasil dari unsur-unsur kebudayaan manusia yang tak-tampak (intangibles,
immaterials) seperti pemikiran, gagasan, angan-angan, citraan, yang berada di wilayah
batin, mental-spiritual dan pengolahan pemikiran, atau penggunaan otak dan akal-budi
manusia, yang berdampingan dengan nilai-nilai, norma-norma, dan etika, yang diwariskan
dan dikembangkan oleh manusia melalui dan sangat melibatkan fungsi dan peran
pewarisan, pendidikan, pengajaran, pembelajaran, pembiasaan, yang berkelanjutan dan
saling berhubungan, berinteraksi, tarik-menarik, timbang-menimbang dengan latar-
belakang dan lingkungan kehidupannya.
6
bangsa yang memayungi bangsa dan mempermudah komunikasi antar warga bangsa,
agama-agama dan unsur-unsur kebudayaan besar hidup dan berkembang dalam
masyarakat bangsa dan komunitas-komunitas yang plural.
7
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Manusia dan kebudayaan bersama-sama membangun kehidupan sosial-budaya, yang
terpola dan secara sistematis disebut sistem sosial-budaya. Sistematisasi sosial-budaya
terjadi melalui penyesuaian bersama dalam norma-norma, ide-ide, nilai-nilai, estetika,
tradisi, yang semuanya dapat diwujudkan melalui unsur-unsur kebudayaan, yang sekaligus
merupakan isi kebudayaan.
Kebudayaan hidup di dalam sistem sosial-budaya yang mengembangkannya, yang
merupakan wadah dinamikka dan pengembangan unsur-unsur budaya sebagai perwujudan
dari isi kebudayaan yang senantiasa saling berhubungan dan berjalinan. Lima sistem sosial-
budaya yang hidup dan mewadahi hajat hidup masyarakat Indonesia terbentuk oleh latar-
belakang dan pengalaman kebudayaan, dari zaman ke zaman sehingga merupakan buah
peradaban dan pengalaman bangsa yang senantiasa bergerak dan berkembang.
Sistem-sistem sosial-budaya di Indonesia memerlukan pembahasan lebih lanjut dan
terperinci dengan kepentingan mengidentifikasi sistem sosial-budaya yang berkembang dan
merencanakan strategi pembangunan sosial-budaya yang bermanfaat bagi penyelenggaraan
kehidupan sosial-budaya yang berbasis latar-belakang sosial-budaya, realitas sosial-budaya
dan dinamika sosial-budaya yang senantiasa bergerak dan berkembang.
3.2. Saran
Dalam pembuatan makalah ini mungkin masih terdapat beberapa kesalahan baik dari
isi dan cara penulisan. Untuk itu kami sebagai penulis mohon maaf apabila pembaca merasa
kurang puas dengan hasil yang kami sajikan, dan kritik beserta saran juga kami harapkan
agar dapat menambah wawasan untuk memperbaiki penulisan makalah kami.
8
DAFTAR PUSTAKA