Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

MASYARAKAT
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Antropologi Pendidikan
yang diampu oleh:
Muhammad Ibtisam Han, S.Sos, MA

Disusun Oleh :
1. Irman Trihandaya 191310136
2. M Deni Ramdani Nugraha 191310152
3. M Fajri Ramadhan 191310153

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT PERGURUAN TINGGI ILMU AL-QUR’AN JAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini
dengan baik dan tepat waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai
Masyarakat.
Terima kasih kami ucapkan kepada Dosen pengampu Muhammad
Ibtisam Han, S.Sos, MA yang secara langsung maupun tidak langsung
memberikan motivasi membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Kami
berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Jakarta, 03 Maret 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
C. Tujuan .......................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 2
A. Pengertian Masyarakat ................................................................................. 2
B. Berbagai Wujud Kelompok Manusia ........................................................... 3
C. Unsur-Unsur Masyarakat ............................................................................. 7
D. Pranata Sosial ............................................................................................... 7
E. Integrasi Masyarakat .................................................................................. 12
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 15
A. Keseimpulan ............................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 19

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara umum masyarakat adalah sejumlah manusia yang merupakan satu
kesatuan golongan yang berhubungan tetap dan mempunyai kepentingan yang
sama. Seperti; sekolah, keluarga, perkumpulan. Negara semua adalah masyarakat.
Definisi lain dari Masyarakat juga merupakan salah satu satuan sosial sistem
sosial, atau kesatuan hidup manusia. Istilah inggrisnya adalah society, sedangkan
masyarakat itu sendiri berasal dari bahasa Arab Syakara yang berarti ikut serta
atau partisipasi, kata Arab masyarakat berarti saling bergaul yang istilah
ilmiahnya berinteraksi.
Dalam ilmu sosiologi kita mengenal ada dua macam masyarakat, yaitu
masyarakat paguyuban dan masyarakat petambayan. Masyarakat paguyuban
terdapat hubungan pribadi antara anggotaanggota yang menimbulkan suatu ikatan
batin antara mereka. Kalau pada masyarakat patembayan terdapat hubungan
pamrih antara anggota-angota nya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi asyarakat?
2. Bagaimana wujud kelompok manusia?
3. Apa saja unsur-unsur dari masyarakat?
4. Apa pengertian pranata sosial?
5. Apa pengertian integrasi masyarakat?

C. Tujuan
1. Menjelaskan definisi dari masyarakat.
2. Menjelaskan berbagai wujud kelompok manusia.
3. Menjeleskan unusur-unsur masyarakat.
4. Menjeleskan pengertian pranata sosial.
5. Menjeleskan integrasi masyarakat.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Masyarakat
Secara umum masyarakat adalah sejumlah manusia yang merupakan satu
kesatuan golongan yang berhubungan tetap dan mempunyai kepentingan yang
sama. Seperti; sekolah, keluarga, perkumpulan. Negara semua adalah masyarakat.
Definisi lain dari Masyarakat juga merupakan salah satu satuan sosial sistem
sosial, atau kesatuan hidup manusia. Istilah inggrisnya adalah society , sedangkan
masyarakat itu sendiri berasal dari bahasa Arab Syakara yang berarti ikut serta
atau partisipasi, kata Arab masyarakat berarti saling bergaul yang istilah
ilmiahnya berinteraksi.
Dalam ilmu sosiologi kita mengenal ada dua macam masyarakat, yaitu
masyarakat paguyuban dan masyarakat petambayan. Masyarakat paguyuban
terdapat hubungan pribadi antara anggotaanggota yang menimbulkan suatu ikatan
batin antara mereka. Kalau pada masyarakat patembayan terdapat hubungan
pamrih antara anggota-angota nya. Ada beberapa definisi masyarakat menurut
para ahli, antara lain sebagai berikut:
1. Menurut Selo Sumarjan (1974) masyarakat adalah orangorang yang
hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan.1
2. Menurut Koentjaraningrat (1994) masyarakat adalah kesatuan hidup
manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang
bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu rasa identitas yang sama.
3. Menurut Ralph Linton (1968) masyarakat adalah setiap kelompok
manusia yang hidup dan bekerja sama dalam waktu yang relatif lama dan
mampu membuat keteraturan dalam kehidupan bersama dan mereka
menganggap sebagai satu kesatuan sosial.

1
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta, (Raja Grapindo Persada, 2006). hlm. 22.

2
4. Menurut Karl Marx, masyarakat adalah suatu struktur yang menderita
suatu ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya
pertentangan antara kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi
5. Menurut Emile Durkheim, masyarakat merupakan suatu kenyataan
objektif pribadi-pribadi yang merupakan anggotanya.2
6. Menurut Paul B. Horton & C. Hunt, masyarakat merupakan kumpulan
manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang
cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan
sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok /
kumpulan manusia tersebut.

B. Berbagai Wujud Kelompok Manusia


Kesatuan sosial berarti unsur studi dalam kemasyarakatan yang diberi
batasan tertentu dan yang secara relatif bersifat konstan, seperti individu,
keluarga, taraf hidup3. Kesatuan sosial merupakan perwujudan dalam hubungan
sesama manusia. Namun perlu dipahami bahwa tidak semua kesatuan manusia
yang berlangsung interaksi antar anggota didalamnya dikatakan sebagai
masyarakat, karena suatu masyarakat harus dan pasti memiliki suatu ikatan yang
khusus. Ikatan khusus tersebut berupa suatu pola tingkah laku dalam suatu batas
kesatuan. Pola tingkah laku tersebut juga diatur atau didasarkan pada nilai dan
norma yang berlaku didalamnya, dimana nilai dan norma yang berlaku didalam
satu masyarakat belum tentu berlaku pula pada masyarakat yang lainnya. Berikut
ini adalah kesatuan masyarakat dan non masyarakat diantaranya:
1. Kategori Sosial
Kategori Sosial adalah Kesatuan manusia yang terwujud karena adanya
suatu ciri atau kompleks ciri-ciri objektif yang dapat diidentifikasikan pada manus
ia-manusia itu. Kecenderungan kompleksitas ciri ini diberikan oleh kelompok/
orang di luar struktur sosial di mana kelompok tersebut berada, misalnya oleh

2
Soleman B. Taneko, Struktur dan Proses Sosial Suatu Pengantar Sosiologi Pembangunan,
(Jakarta : CV. Rajawali, 1984). hlm. 11.
3
https://id.wiktionary.org/wiki/kesatuan_sosial

3
penguasa, aparat, peneliti, pengamat. Maksud praktis tertentu penyebutannya
tidak dipahami, karena tidak dijumpai suatu mekanisme pengikat dalam kesatuan
(organisasi), tidak ada identitas yang jelas, sistem nilai, maupun lokasi4. Sebagai
contoh adalah dalam suatu negara ditentukan melalui hukum bahwa ada kategori
orang-orang yang berumur diatas 18 tahun dan ada orang-orang yang berumur
dibawah 18 tahun, untuk membedakan warganegara yang telah memiliki hak pilih
dan warganegara yang belum mendapat hak pilih dalam Pemilu.
2. Golongan Sosial
Golongan sosial adalah kesatuan manusia yang terwujud karena suatu ciri
yang dikenakan kepada masyarakat yang bersifat spesifik dari pihak luar5. Mirip
dengan kategori sosial, dalam golongan sosial sudah muncul suatu ikatan sosial.
Hal ini lebih disebabkan oleh adanya suatu kesadaran dalam kelompok golongan
sosial sebagai akibat respons terhadap cara pandang orang luar terhadap
kelompok. Sebagai contoh adalah dalam masyarakat Indonesia ada konsep
golongan pemuda. Golongan sosial ini terdiri dan sekelompok manusia yang oleh
pihak luar disatukan berdasarkan suatu ciri yaitu sifat “muda”. Kecuali ciri
objektif tersebut, golongan sosial ini digambarkan oleh umum sebagai suatu
golongan manusia yang penuh idealisme, yang belum terikat oleh kewajiban
hidup yang membebankan, dan masih sanggup mengabdi dan berkorban kepada
masyarakat, penuh vitalitas, serta memiliki jiwa perubahan dan kreatif. Gambaran
umum steorotipe yang baik tentang golongan pemuda dalam masyarakat
Indonesia terjadi dan berkembang karena ada beberapa peristiwa yang sangat
menentukan dalam sejarah negara kita. Inisalnya, dalam Kongres Pemuda tahun
1928 pada gambar diatas, yang menyerukan kesatuan bangsa Indonesia dan
revolusi fisik melawan pemerintah penjajah Belanda, para pemuda memegang
peran yang sangat penting. Masyarakat Indonesia pada umumnya menganggap
golongan pemuda sebagai golongan yang terdiri dan orang-orang muda. Contoh
lain : Golongan Negro atau Blacks dalam masyarakat Negara Amerika Serikat
terjadi karena ciri-ciri ras yang tampak pada mereka membedakan mereka dari
4
I Gede A.B Wiranata, Antropologi Budaya (Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 2002). hlm. 65.
5
Koenjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi cet. kedelapan, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2002).
hlm. 143-165.

4
warganegara Amerika Serikat lain yang mempuyai ciri-ciri ras Kaukasoid.
Mereka (orang-orang Negro itu) mempunyai rasa identitas sosial sebagai suatu
golongan khusus karena dalam masyarakat mereka didiskriminasi dengan
pandangan stereotipe yang biasanya merendahkan mereka.
3. Komunitas (Community)
Komunitas adalah satu kesatuan hidup manusia (kumpulan dari berbagai
populasi) yang menempati suatu wilayah yang nyata dan berintegrasi menurut
sistem adat istiadat dan terikat oleh rasa identitas komunitas. Komunitas memiliki
derajat keterpaduan yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan individu dan
populasi. Dalam komunitas, semua organisme merupakan bagian dari komunitas
dan antara komponennya saling berhubungan melalui keragaman interaksinya.
Komunitas, menurut John Dewey, terbangun dari ikatan-ikatan (commonalities)
yang secara rumit saling terkait melalui komunikasi. Masyarakat tidak terus ada
karena penyebaran, karena komunikasi, tetapi cukup layak jika dikatakan bahwa
masyarakat terwujud dalam komunikasi. Ikatan-ikatan, dalam bentuk seperti
„tujuan, kepercayaan, dan pengetahuan‟, adalah keharusan bagi terbentuknya
komunitas, dan terbangun melalui komunikasi. Dalam konsepsi Dewey,
komunikasi dan cara-cara di mana komunikasi dilakukan adalah krusial bagi
pembentukan komunitas, dan kita bisa menyimpulkan juga bahwa „kualitas‟
komunikasi menyatu dengan kualitas komunitas tersebut6. Komunitas dapat
terbentuk oleh empat faktor: Komunikasi dan keinginan berbagi (sharing): Para
anggota saling menolong satu sama lain, Tempat yang disepakati bersama untuk
bertemu, Ritual dan Kebiasaan: Orang-orang datang secara teratur dan periodik,
Influencer: influencer merintis sesuatu hal dan para anggota selanjutnya ikut
terlibat. Dalam komunitas juga terdapat beberapa aturan sendiri, yaitu saling
berbagi (share), komunikasi, transparasi dan kejujuran, serta partisipasi (dari
anggota komunitas tersebut). Contohnya Komunitas Pemain Sepak Bola,
Komunitas Mobil Antik.
4. Kelompok (Group)

6
John Dewey, Demokrasi dan Pendidikan: Pengantar Filsafat Pendidikan . New York :
Macmillan, 1916). hlm. 4.

5
Kelompok dikatakan sebagai masyarakat karena memenuhi
syaratsyaratnya, yaitu sistem interaksi antara para anggota, dengan adaistiadat
serta sistem norma yang mengatur interaksi itu, dengan adanya kontinuitas, serta
dengan adanya rasa identitas yang mempersatukan semua anggota manusia tadi7.
Dalam suatu kelompok dikenal yang namanya organisasi dan sistem pimpinan.
Selain itu lokasi bukan merupakan unsur yang menentukan hidup matinya suatu
kelompok. Dalam suatu kelompok, sistem pimpinan yang dimiliki bukanlah
bersifat buatan, melainkan atas dasar orgasisasi adat, dan berdasarkan
kewibawaan dan karismatik, sedangkan hubungan dengan warga kelompok yang
dipimpin lebih berdasar asas perseorangan. Hubungan yang terjadi dalam suatu
kelompok adalah bersifat kekeluargaan.
5. Perkumpulan (Association)
Perkumpulan dijelaskan berdasarkan prinsip guna serta keperluannya atau
fungsinya, misalnya suatu perkumpulan dagang, koperasi, suatu perseroan, atau
suatu perusahaan dan sebagainya8. Dalam kelompok, sistem pimpinan yang
dimiliki berdasarkan organisasi buatan, dan berdasarkan wewenang dan hukum
yang berlaku. Selain itu hubungan dengan anggota kelompok lebih berlandaskan
anonim dan asas guna. Hubungan yang mendasari pergaulan manusia dalam
perkumpulan adalah hubungan contractual, yaitu berdasarkan kontrak dan bukan
berdasarkan kekeluargaan. Contoh dari perkumpulan antara lain seperti Ikatan,
Lembaga Swadaya Masyarakat, Ormas, Himpunan. Perkumpulan berbadan
hukum : Yayasan, Perseroan Terbatas.
Dalam kehidupan kesatuan sosial bukan hanya manusia saja, tetapi juga
banyak jenis makhluk hidup lain yang hidup berkelompok bersama individu-
individu sejenisnya. Ketika hidup berkelompok tentu saja memerlukan suatu
pergaulan. Asas-asas pergaulan dalam kehidupan kesatuan sosial masyarakat
menurut ahli filsafat H. Spencer yaitu :
a. Asas Egoisme

7
Hiro Tugiman, Budaya Jawa & Mundurnya Presiden Soeharto, (Yogyakarta : Kanisius, 1999).
hlm. 37.
8
https://www.academia.edu/36162039/BAB_I_Asas_asas_dan_Ruang_ Lingkup _Ilmu_
Antropologi

6
Mengutamakan kepentingan diri sendiri di atas kepentingan orang lain, mutlak
perlu bagi jenis-jens makhluk untuk dapat bertahan dalam alam yang kejam. sikap
egois memungkinkan “the survival of the fittest“9 artinya keberlangsungan hidup
makhluk yang paling fit/ kuat muncul manakala dihadapkan dengan kondisi
sedemikian rupa terhadap gangguan alam, musim, sehingga mahluk pendukung
kolektif yang betul-betul kuatlah yang akan mampu bertahan. Individu yang dapat
bertahan akan meneruskan keturunan dan berkembang biak.
b. Asas Altruisme
Pengutamaan hidup berbakti untuk kepentingan yang lain (kelompok, dalam arti
luas) juga dapat membuat jenis makhluk itu menjadi sedemikian kuatnya sehingga
dapat bertahan dalam proses seleksi alam yang kejam, bertentangan dengan asas
egoisme.

C. Unsur-Unsur Masyarakat
Yang terbentuk paling tidak memiliki unsur-unsur pembentuknya, berikut
dibawah ini unsur-unsur pembentuk masyarakat menurut Soerjono Soekanto,
dalam masyarakat setidaknya memuat unsur sebagai berikut ini :
1. Berangotakan minimal dua orang/lebih.
2. Anggotanya sadar sebagai satu kesatuan.
3. Berhubungan dalam waktu yang cukup lama yang menghasilkan manusia
baru yang saling berkomunikasi dan membuat aturanaturan hubungan
antar anggota masyarakat.
4. Menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta
keterkaitan satu sama lain sebagai anggota masyarakat.

D. Pranata Sosial
Pranata adalah sistem norma atau aturan – aturan yang mengenai suatu
aktivitas masyarakat yang khusus, sedangkan lembaga atau institute adalah badan
atau organisasi yang melaksanakan aktivitas itu10. Dalam kehidupan masyrakat
banyak terdapat institusi sosial karena kegiatan manusia terdiri dari beragam
9
Koenjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi cet. kedelapan, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2002).
hlm. 109.
10
I Gede A.B Wiranata, Antropologi Budaya (Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 2002). hlm. 74.

7
bentuknya yang harus diatur agar terjaga keteraturan sosial. Masyarakat memiliki
pranata sosial tertentu, dimana berisi aturan-aturan sosial tertentu yang mengatur
semua aktivitas sosial setiap individu dalam kaitannya dengan fungsi dan peran
setiap orang dalam jejaring kehidupan bersama yang bermartabat. Banyak para
ahli sosiologi yang memberikan pengertian tentang pranata sosial atau lembaga
sosial, di antarnya adalah:
a. Robert Melver dan C.H. Page, mengartikan pranata sosial adalah
lembaga sosial sebagai proedur atau tata cara yang telah diciptakan untuk
mengatur hubungan antar manusia yang tergabung dalam suatu kelompok
masyarakat.11
b. Leopold Von Wiese dan Becker, lembaga sosial adalah jaringan proses
hubungan antar manusia dan antar kelompok yang berfungsi memelihara
hubungan itu serta pola-polanya sesuai dengan minat dan kepentingan
individu dan kelompoknya.12
c. W.G. Sumner, melihat lembaga dari sudut pandang kebudayaan. Pranata
sosial adalah lembaga sosial yang merupakan perbuatan, cita-cita, sikap,
dan perlengkapan kebudayaan yang mempunyai sikap kekal serta yang
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat.13
d. Koentjaraningrat, dimana lembaga sosial adalah suatu sistem tata
kelakuan dan hubungan yang berpusat kepada aktivitas untuk memenuhi
kompleksitas kebutuhan khusus dalam kehidupan manusia.14
e. Soerjono Soekanto, pranata sosial adalah himpunan norma dari segala
tindakan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok dalam kehidupan
masyarakat.

1. Karakteristik Pranata Sosial

11
Soerjono Soekanto, Beberapa Teori Sosiologi Tentang Struktur Masyarakat, (Jakarta : Rajawali,
1984). hlm. 49.
12
Soerjono Soekanto, Beberapa Teori Sosiologi Tentang Struktur Masyarakat, (Jakarta : Rajawali,
1984). hlm. 51.
13
Soerjono Soekanto, Beberapa Teori Sosiologi Tentang Struktur Masyarakat, (Jakarta : Rajawali,
1984). hlm. 69
14
Koentjaraningrat, Pengantar Antropologi, (Jakarta: Aksara Baru, 1980) hlm. 75

8
Pranata sosial memiliki karakteristik atau kekhasan tersendiri yang
membedakannya dengan suatu sistem norma yang bukan merupakan pranata
sosial. Adapun karakteristik atau kekhasan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Memiliki Simbol
Setiap pranata sosial memiliki simbol tersendiri sebagai tanda atau ciri
khas khusus dari sebuah pranata. Dengan demikian, pranata sosial dapat memberi
label atau identitas tertentu bagi anggota masyarakat yang ada di dalamnya.
Contohnya adalah dalam pranata keluarga terdapat simbol cincin pernikahan;
dalam pranata politik terdapat simbol logo atau bendera,
b. Memiliki Tata Tertib dan Tradisi
Setiap pranata memiliki tata tertib dan tradisi, baik yang tertulis maupun
tidak tertulis untuk dijadikan pedoman bagi anggota masyarakat yang ada di
dalamnya. Contohnya adalah dalam pranata agama, terdapat aturan bagaimana
melaksanakan ibadah dengan baik dan benar. Contoh lainnya, dalam pranata
kesehatan terdapat aturan tidak tertulis bahwa untuk menjaga kesehatan maka
terdapat aturan tidak tertulis bahwa untuk menjaga kesehatan maka kita harus
olahraga.
c. Memiliki Ideologi
Setiap pranata sosial memiliki ideologi tersendiri. Ideologi ini dimiliki
secara bersama-sama dan dianggap ideal bagi anggota masyarakat yang ada di
dalamnya. Sebagai contoh, bangsa Indonesia memiliki ideologi Pancasila.
Ideologi Pancasila merupakan pedoman hidup berbangsa dan bernegara di
Indonesia.
d. Memiliki Daya Tahan
Setiap pranata sosial yang terbentuk tidak akan hilang begitu saja.
Contohnya adalah dalam pranata pendidikan terdapat kurikulum yang mengatur
kompetensi minimal yang harus dicapai siswa pada mata pelajaran dan rentang
kelas tertentu. Contoh lainnya, adanya adat istiadat yang dijadikan pedoman
perilaku dalam kehidupan masyarakat. Adat istiadat tidak mudah hilang karena
selalu diwariskan secara turun-temurun.
e. Memiliki Usia Lebih Lama

9
Setiap pranata sosial pada umumnya memiliki usia yang lebih lama
daripada usia manusia. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya pranata sosial yang
diwariskan dari generasi ke generasi. Contohnya adalah pranata keluarga, masih
digunakan sistem pertunangan dan waris sejak zaman dahulu hingga sekarang.
f. Memiliki Alat Kelengkapan
Setiap pranata sosial memiliki alat kelengkapan yang digunakan untuk
mewujudkan tujuan pranata sosial tersebut. Contohnya, traktor dalam pranata
ekonomi.

2. Macam-Macam Pranata Sosial


Ada beberapa macam pranata sosial tergantung pada sifat sederhana atau sifat
kompleksnya kebudayaan yang hidup dalam masyarakat bersangkutan. Makin
menjadi besar dan kompleks sesuatu masyarakat berkembang, makin bertambah
pula jumlah pranata yang timbul di dalamnya. Para ahli sosiologi telah melakukan
berbagai macam penggolongan atas jumlah pranata itu. Penggolongan
berdasarkan atas fungsi dan pranata – pranata untuk memenuhi keperluan–
keperluan hidup manusia sebagai masyarakat, memberikan kepada kita sekedar
pengertian mengenai jumlah dan berbagai macam pranata yang ada dalam suatu
masyarakat yang besar dan kompleks. Menurut Koentjaraningrat, semua pranata
dapat dikelaskan ke dalam paling sedikit 8 (delapan) golongan tujuan, yaitu
sebagai berikut :15
a. Pranata yang bertujuan untuk memenuhi keperluan kehidupan,
kekerabatan, yaitu yang sering disebut kinship atau domestic institution.
Contoh : perkawinan, tolong menolong antara kerabat, pengasuhan anak,
sopan santun dalam pergaulan antar kerabat, dan lain-lain.
b. Pranata – pranata yang bertujuan untuk memenuhi keperluan manusia
untuk mata pencarian hidup, memproduksi, menimbun, menyimpan,
mendistribusi hasil produksi dan harta adalah ekonomic institution.
Contoh : Pertanian, Perbankan, Pergudangan dan lain-lain.

15
Koentjaraningrat, Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan, (Jakarta : PT Gramedia Pustaka,
2000). hlm. 16.

10
c. Pranata – pranata yang bertujuan memenuhi keperluan penerangan dan
pendidikan manusia supaya menjadi anggota masyarakat yang beguna
adalah Educational institution. Contohnya: pemberantasan buta hurup,
pendidikan keamanan, pers, perpustakaan umum dan sebagainya.
d. Pranata – pranata yang bertujuan memenuhi keperluan ilmiah manusia,
menyelami alam semesta sekelilingnya, adala Scientific Intitutions.
Contohnya: metodologi ilmiah, penelitian, pendidikan ilmiah dan
sebagainya
e. Pranata – pranata yang bertujuan memenuhi keperluan manusia dalam
menghayati rasa keindahannya dan untuk rekreasi adalah Aesthetic and
recreational institutions. Contohnya: seni rupa, seni gerak, seni suara, seni
drama, kesusateraan, olahraga, lain-lain.
f. Pranata – pranata yang bertujuan memenuhi keperluan manusia untuk
berhubungan dengan dan bebrbakti kepada Tuhan ataua dengan alam gaib,
adalah Religious institutions. Contohnya: penyiaran agama, pantangan,
ilmu gaib, ilmu dukun, semadi dan tapa beratha lain-lainnya.
g. Pranata – pranata yang bertujuan memenuhi keprluan manusia untuk
mengatur dan mengelola keseimbangan kekuasaan dalam kehidupan
masyarakat, adalah Political Institutions. Contohnya: pemerintahan,
h. Pranata – pranata yang bertujuan memenuhi keperluan fisik dan
kenyamanan hidup manusia adalah Somatic Institutions. Contohnya:
pemeliharaan kesehatan, kedokteran, lainya

11
E. Integrasi Masyarakat
Integrasi berasal dari bahasa inggris "integration" yang berarti
kesempurnaan atau keseluruhan. integrasi sosial dimaknai sebagai proses
penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan
masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memilki
keserasian fungsi.
Definisi lain mengenai integrasi adalah suatu keadaan di mana kelompok-
kelompok etnik beradaptasi dan bersikap komformitas terhadap kebudayaan
mayoritas masyarakat, namun masih tetap mempertahankan kebudayaan mereka
masing-masing. Integrasi memiliki 2 pengertian, yaitu :
1. Pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan sosial dalam suatu
sistem sosial tertentu Membuat suatu keseluruhan dan menyatukan unsur-
unsur tertentu. Sedangkan yang disebut integrasi sosial adalah jika yang
dikendalikan, disatukan, atau dikaitkan satu sama lain itu adalah unsur-
unsur sosial atau kemasyarakatan. Suatu integrasi sosial di perlukan agar
masyarakat tidak bubar meskipun menghadapi berbagai tantangan, baik
merupa tantangan fisik maupun konflik yang terjadi secara sosial budaya.
2. Menurut pandangan para penganut fungsionalisme struktur sistem sosial
senantiasa terintegrasi di atas dua landasan berikut : Suatu masyarakat
senantiasa terintegrasi di atas tumbuhnya konsensus (kesepakatan) di
antara sebagian besar anggota masyarakat tentang nilai-nilai
kemasyarakatan yang bersifat fundamental (mendasar)
Masyarakat terintegrasi karena berbagai anggota masyarakat sekaligus
menjadi anggota dari berbagai kesatuan sosial (cross-cutting affiliation). Setiap
konflik yang terjadi di antara kesatuan sosial dengan kesatuan sosial lainnya akan
segera dinetralkan oleh adanya loyalitas ganda (cross-cutting loyalities) dari
anggota masyarakat terhadap berbagai kesatuan sosial.
Penganut konflik berpendapat bahwa masyarakat terintegtrasi atas paksaan
dan karena adanya saling ketergantungan di antara berbagai kelompok. Integrasi
sosial akan terbentuk apabila sebagian besar masyarakat memiliki kesepakatan
tentang batas-batas teritorial, nilai-nilai, norma-norma, dan pranata-pranata sosial

12
Faktor Internal :
1. Kesadaran diri sebagai makhluk sosial
2. Tuntutan kebutuhan
3. Jiwa dan semangat gotong royong
Faktor External :
1. Tuntutan perkembangan zaman
2. Persamaan kebudayaan
3. Terbukanya kesempatan berpartisipasi dalam kehidupan bersama
4. Persamaan visi, misi, dan tujuan
5. Sikap toleransi
6. Adanya kosensus nilai
7. Adanya tantangan dari luar

Integrasi Sosial adalah merupakan proses penyesuaian unsur-unsur yang


berbeda dalam masyarakat menjadi satu kesatuan. Unsur yang berbeda tersebut
meliputi perbedaan kedudukan sosial,ras, etnik, agama, bahasa, nilai, dan norma.
Syarat terjadinya integrasi sosial antara lain:
1. Anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi
kebutuhan mereka
2. Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan bersama mengenai norma
dan nilai sosial yangdilestarikan dan dijadikan pedoman
3. Nilai dan norma berlaku lama dan tidak berubah serta dijalankan secara
konsisten
Integrasi Internasional merupakan masalah yang dialami semua negara di
dunia, yang berbeda adalah bentuk permasalahan yang dihadapinya. Menghadapi
masalah integritas sebenarnya tidak memiliki kunci yang pasti karena latar
belakang masalah yang dihadapi berbeda, sehingga integrasi diselesaikan sesuai
dengan kondisi negara yang bersangkutan, dapat dengan jalan kekerasan atau
strategi politik yang lebih lunak. Beberapa masalah integrasi internasional, antara
lain:
1. Perbedaan ideology

13
2. Kondisi masyarakat yang majemuk
3. Masalah teritorial daerah yang berjarak cukup jauh
4. Pertumbuhan partai politik

Adapun upaya-upaya yang dilakukan untuk memperkecil atau


menghilangkan kesenjangan-kesenjangan itu, antara lain:
1. Mempertebal keyakinan seluruh warga Negara Indonesia terhadap
Ideologi Nasional
2. Membuka isolasi antar berbagai kelompok etnis dan antar daerah/pulau
dengan membangun saran komunikasi, informasi, dan transformasi
3. Menggali kebudayaan daerah untuk menjadi kebudayaan nasional
4. Membentuk jaringan asimilasi bagi kelompok etnis baik pribumi atau
keturunan asing

14
BAB III
PENUTUP

A. Keseimpulan

Secara umum masyarakat adalah sejumlah manusia yang merupakan satu


kesatuan golongan yang berhubungan tetap dan mempunyai kepentingan yang
sama. Seperti; sekolah, keluarga, perkumpulan. Negara semua adalah masyarakat.
Definisi lain dari Masyarakat juga merupakan salah satu satuan sosial sistem
sosial, atau kesatuan hidup manusia. Istilah inggrisnya adalah society , sedangkan
masyarakat itu sendiri berasal dari bahasa Arab Syakara yang berarti ikut serta
atau partisipasi, kata Arab masyarakat berarti saling bergaul yang istilah
ilmiahnya berinteraksi.

Dalam ilmu sosiologi kita mengenal ada dua macam masyarakat, yaitu
masyarakat paguyuban dan masyarakat petambayan.

Menurut Karl Marx, masyarakat adalah suatu struktur yang menderita


suatu ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan
antara kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi.

Menurut Emile Durkheim, masyarakat merupakan suatu kenyataan


objektif pribadi-pribadi yang merupakan anggotanya.

Kesatuan sosial berarti unsur studi dalam kemasyarakatan yang diberi


batasan tertentu dan yang secara relatif bersifat konstan, seperti individu,
keluarga, taraf hidup . Kesatuan sosial merupakan perwujudan dalam hubungan
sesama manusia. Namun perlu dipahami bahwa tidak semua kesatuan manusia
yang berlangsung interaksi antar anggota didalamnya dikatakan sebagai
masyarakat, karena suatu masyarakat harus dan pasti memiliki suatu ikatan yang
khusus.

15
Kategori Sosial adalah Kesatuan manusia yang terwujud karena adanya
suatu ciri atau kompleks ciri-ciri objektif yang dapat diidentifikasikan pada manus
ia-manusia itu. Kecenderungan kompleksitas ciri ini diberikan oleh kelompok/
orang di luar struktur sosial di mana kelompok tersebut berada, misalnya oleh
penguasa, aparat, peneliti, pengamat. Maksud praktis tertentu penyebutannya
tidak dipahami, karena tidak dijumpai suatu mekanisme pengikat dalam kesatuan ,
tidak ada identitas yang jelas, sistem nilai, maupun lokasi .

Golongan sosial adalah kesatuan manusia yang terwujud karena suatu ciri
yang dikenakan kepada masyarakat yang bersifat spesifik dari pihak luar . Mirip
dengan kategori sosial, dalam golongan sosial sudah muncul suatu ikatan sosial.
Hal ini lebih disebabkan oleh adanya suatu kesadaran dalam kelompok golongan
sosial sebagai akibat respons terhadap cara pandang orang luar terhadap
kelompok. Sebagai contoh adalah dalam masyarakat Indonesia ada konsep
golongan pemuda. Golongan sosial ini terdiri dan sekelompok manusia yang oleh
pihak luar disatukan berdasarkan suatu ciri yaitu sifat «muda». Kecuali ciri
objektif tersebut, golongan sosial ini digambarkan oleh umum sebagai suatu
golongan manusia yang penuh idealisme, yang belum terikat oleh kewajiban
hidup yang membebankan, dan masih sanggup mengabdi dan berkorban kepada
masyarakat, penuh vitalitas, serta memiliki jiwa perubahan dan kreatif. Gambaran
umum steorotipe yang baik tentang golongan pemuda dalam masyarakat
Indonesia terjadi dan berkembang karena ada beberapa peristiwa yang sangat
menentukan dalam sejarah negara kita. Inisalnya, dalam Kongres Pemuda tahun
1928 pada gambar diatas, yang menyerukan kesatuan bangsa Indonesia dan
revolusi fisik melawan pemerintah penjajah Belanda, para pemuda memegang
peran yang sangat penting. Masyarakat Indonesia pada umumnya menganggap
golongan pemuda sebagai golongan yang terdiri dan orang-orang muda. Contoh
lain : Golongan Negro atau Blacks dalam masyarakat Negara Amerika Serikat
terjadi karena ciri-ciri ras yang tampak pada mereka membedakan mereka dari
warganegara Amerika Serikat lain yang mempuyai ciri-ciri ras Kaukasoid.
Mereka mempunyai rasa identitas sosial sebagai suatu golongan khusus karena

16
dalam masyarakat mereka didiskriminasi dengan pandangan stereotipe yang
biasanya merendahkan mereka.

Komunitas adalah satu kesatuan hidup manusia yang menempati suatu


wilayah yang nyata dan berintegrasi menurut sistem adat istiadat dan terikat oleh
rasa identitas komunitas. Komunitas memiliki derajat keterpaduan yang lebih
kompleks bila dibandingkan dengan individu dan populasi. Dalam komunitas,
semua organisme merupakan bagian dari komunitas dan antara komponennya
saling berhubungan melalui keragaman interaksinya. Komunitas, menurut John
Dewey, terbangun dari ikatan-ikatan yang secara rumit saling terkait melalui
komunikasi. Masyarakat tidak terus ada karena penyebaran, karena komunikasi,
tetapi cukup layak jika dikatakan bahwa masyarakat terwujud dalam komunikasi.
Ikatan-ikatan, dalam bentuk seperti „tujuan, kepercayaan, dan pengetahuan‟,
adalah keharusan bagi terbentuknya komunitas, dan terbangun melalui
komunikasi. Dalam konsepsi Dewey, komunikasi dan cara-cara di mana
komunikasi dilakukan adalah krusial bagi pembentukan komunitas, dan kita bisa
menyimpulkan juga bahwa „kualitas‟ komunikasi menyatu dengan kualitas
komunitas tersebut.

Pranata adalah sistem norma atau aturan – aturan yang mengenai suatu
aktivitas masyarakat yang khusus, sedangkan lembaga atau institute adalah badan
atau organisasi yang melaksanakan aktivitas itu . Masyarakat memiliki pranata
sosial tertentu, dimana berisi aturan-aturan sosial tertentu yang mengatur semua
aktivitas sosial setiap individu dalam kaitannya dengan fungsi dan peran setiap
orang dalam jejaring kehidupan bersama yang bermartabat. Page, mengartikan
pranata sosial adalah lembaga sosial sebagai proedur atau tata cara yang telah
diciptakan untuk mengatur hubungan antar manusia yang tergabung dalam suatu
kelompok masyarakat. Pranata sosial adalah lembaga sosial yang merupakan
perbuatan, cita-cita, sikap, dan perlengkapan kebudayaan yang mempunyai sikap
kekal serta yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat.

17
Soerjono Soekanto, pranata sosial adalah himpunan norma dari segala
tindakan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok dalam kehidupan masyarakat.

Setiap konflik yang terjadi di antara kesatuan sosial dengan kesatuan sosial
lainnya akan segera dinetralkan oleh adanya loyalitas ganda dari anggota
masyarakat terhadap berbagai kesatuan sosial.

18
DAFTAR PUSTAKA
Tugiman, Hiro, Budaya Jawa & Mundurnya Presiden Soeharto, Kanisius,
Yogyakarta, 1999.
I Gede A.B Wiranata, Antropologi Budaya, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung
2002.
Dewey, John Demokrasi dan Pendidikan: Pengantar Filsafat Pendidikan, New
York, Macmillan, 1916.
Koenjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi cet. kedelapan, PT. Rineka Cipta,
Jakarta, 2002.
Koentjaraningrat, Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan, PT Gramedia
Pustaka, Jakarta , 2000.
Koentjaraningrat, Pengantar Antropologi, Aksara Baru, Jakarta , 1980.
Soekanto, Soerjono, Beberapa Teori Sosiologi Tentang Struktur Masyarakat,
Rajawali, Jakarta, 1984.
Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, Raja Grapindo Persada, akarta,
2006.
Taneko, B, Soleman, Struktur dan Proses Sosial Suatu Pengantar Sosiologi
Pembangunan, CV. Rajawali, Jakarta , 1984.

19

Anda mungkin juga menyukai