Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

SISTEM SOSIAL

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sosiologi dan Antropologi

Dosen Pengampu: Suyadi M.Sos.

Disusun Oleh:

Bilqis Nurbaiti Awalia (43010220172)

Katsiro Jannataka (43010220184)

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SALATIGA

2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Sistem Sosial"
dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Sosiologi dan


Antropologi. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Suyadi selaku dosen


Mata Kuliah Sosiologi dan Antropologi. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan


dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Salatiga, 1 Oktober 2023

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................2

PENDAHULUAN................................................................................................2

A. Latar Belakang.................................................................................2

B. Rumusan Masalah............................................................................2

C. Tujuan...............................................................................................2

BAB II...................................................................................................................2

PEMBAHASAN...................................................................................................2

A. Pengertian Sistem.............................................................................2

B. Pengertian Sistem Sosial..................................................................2

C. Contoh Sistem Sosial........................................................................4

D. Fungsi Sistem Sosial.........................................................................5

BAB III....................................................................................................................2

KESIMPULAN.......................................................................................................2

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................2

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia merupakan suatu himpunan yang mana di dalamnya saling
berinteraksi atau saling berhubungan antara satu dengan lainnya dan terikat
oleh aturan serta memiliki kebiasaan. Yang mana dalam kehidupan yang ada
di masyarakat merupakan salah satu dari sistem sosial karena di dalamnya
terdapat unsur-unsur dalam sistem sosial. Dengan memiliki rasa
ketergantungan antara satu sama lain, maka setiap individu akan memiliki arti
yang penting bagi individu lainnya.

Sistem sosial masyarakat terus bergerak dan berubah tanpa henti seiring
berjalannya waktu. Setiap detiknya perubahan masyarakat didorong pada
segmen yang lebih baik. Perubahan sistem sosial masyarakat tersebut
didorong melalui perencanaan pembangunan yang berkesinambungan.1

Pembangunan dalam hal ini menjadi serangkaian usaha untuk mendorong


perbaikan berbagai sektor kehidupan. Baik dalam bdang ekonomi, politik,
sosial, dan budaya juga untuk tatanan masyarakat yang lebih baik. Hal ini
tertuang dalam undang-Undang Dasar 1945, yang mana kemudian dipertegas
melalui Undang-Undang no 25 Tahun 2004 tentang sistem perencanaan
pembangunan nasional.2

B. Rumusan Masalah
1. Apa arti sistem sosial?
2. Bagaimana sistem sosial dapat berfungsi sehingga dunia sosial dapat
bekerja?
3. Mengapa sistem sosial disebut sebagai pola yang saling terhubung
antar individu?
1
Mochtar Kusumaatmadja, konsep-konsep sosial dalam hukum pembangunan, Bandung, 2002,
hlm. 1
2
Anonim, proposal penelitian: “Peranan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Dalam Meningkatkan Pembangunan Ekonomi di Kota Bukittinggi”, 2002, hlm.2

iv
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui arti sistem sosial.
2. Untuk mengetahui fungsi dari sistem sosial sehingga dunia sosial dapat
bekerja.
3. Untuk mengetahui pola dalam sistem sosial yang saling terhubung
antar individu.

v
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Sistem
Sistem berasal dari bahasa Latin (systema) dan bahasa Yunani (sustema),
yakni suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang
dihubungkan bersama untuk memudahkanaliran informasi, materi, atau energi.
Istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan suatu serenitas yang
berinteraksi, dimana suatu model seringkali bisa dibuat.

Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan,


yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki bagian penggerak.
Contohnya, adalah sebuah negara. Negara merupakan suatu kumpulan dari
beberapa elemen kesatuan lain seperti provinsi yang saling berhubungan
sehingga membentuk suatu negara di mana penggeraknya adalah rakyat yang
berada di negara tersebut.

Kata “sistem” seringkali digunakan dalam percakapan sehari-hari,


misalnya dalam forum diskusi maupun dalam jurnal ilmiah. Kata sistem ini
digunakan untuk banyak hal dan pada banyak bidang sehingga maknanya
menjadi beragam. Dalam pengertian yang paling umum, sebuah sistem adalah
sekumpulan benda yang memiliki hubungan di antara mereka.3

B. Pengertian Sistem Sosial


Aktifitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari
manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering disebut sebagai sistem sosial.
Sistem sosial ini terdiri dari aktifitas-aktifitas manusia yang saking
berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya. Sifat
dari sistem sosial adalah konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dapat
diamati, dan dapat didokumentasikan.

3
Ciek Julyati Hisyam, Sistem Sosial Budaya Indonesia, Jakarta Timur, 2020, hlm. 1

vi
Menurut Garna (1994), sistem sosial adalah suatu perangkat peran yang
berinteraksi atau kelompok sosial yang memiliki nilai-nilai, norma,dan tujuan
yang sama. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sistem sosial itu pada
dasarnya adalah suatu sistem dari berbagai tindakan. Seperti yang
diungkapkan oleh salah satu ahli sosiologi yaitu Talcott Parsons (1951),
sistem sosial merupakan proses interaksi di antara pelaku sosial.4

Apa yang disampaikan oleh Parsons sendiri sebenarnya rumit untuk


dipahani. Tapi, frase “berinteraksi satu sama lain dalam situasi sosial” dapat
membantu kita untuk memahami sistem sosial yang berkaitan erat dengan pola
interaksi manusia.

Ahli sosiologi, Ogbum dan Nimkoff memiliki definisi yang lebih simpel
terkait sistem sosial. Menurutnya, “sistem sosial bisa didefinisikan sebagai
keragaman individu yang berinteraksi satu sama lain menurut makna dan
norma kultural yang disepakati bersama.5

Dari definisi tersebut,kita bisa menangkap pengertian sistem sosial sebagai


interaksi sosial yang berlangsung berdasarkan makna dan norma yang dianut
bersama. Sistem sosial adalah suatu sistem yang terdiri atas elemenelemen
sosial. Elemen-elemen sosial itu terdiri atas tindakan-tindakan sosial yang
dilakukan individu-individu yang berinteraksi satu dengan yang lainnya.
Dalam sistem sosial terdapat individu-individu yang berinteraksi dan
bersosialisasi sehingga tercipta hubungan-hubungan sosial. Sistem sosial dapat
diartikan sebagai suatu keseluruhan dari unsur-unsur sosial yang berkaitan dan
berhubungan satu sama lain, dan saling mempengaruhi, dalam kesatuan.

4
Ciek Julyati Hisyam, Sistem Sosial Budaya Indonesia, Jakarta Timur, 2020, hlm. 1-2
5
Zeitilin, Irving. Memahami Kembali Sosiologi. Yogyakarta, 1995.

vii
C. Contoh Sistem Sosial
Sistem sosial dengan demikian merupakan pola saling keterhubungan
antar individu atau aktor untuk menjalankan fungsi masing-masing sehingga
fungsi keseluruhannya sebagai satu grup, kelompok, komunitas, masyarakat,
negara dan sebagainya berjalan.
Sebagai contoh, seorang polisi yang menjalankan peran ideal sebagai
seorang penegak hukum. Ketika polisi tersebut justru menangkap orang yang
tidak bersalah karena dendam pribadi, maka terjadi kekacauan. Masyarakat
akan protes bahkan marah. Akibatnya, stabilitas sosial terganggu atau dengan
kata lain, sistem sosial tidak berfungsi.
Begitu pula dengan individu yang harus berinteraksi sesuai dengan nilai
dan norma sosial agar sistem sosial berfungsi sebagaimana mestinya. Nilai
dan norma sosial tersebut merupakan contoh bagian dari struktur sosial. Di
sini, kita bisa melihat bahwa berfungsinya sistem sosial sangat tergantung
pada bagaimana struktur sosial berjalan.
Ada banyak sekali bentuk dari sistem sosial di dalam kehidupan
bermasyarakat. Contoh dari bentuk sistem sosial yang selanjutnya adalah
gotong royong. Gotong royong merupakan sebuah kegiatan bentuk dari
sistem sosial yang di lakukan oleh sekelompok orang secara bersama-sama
sehingga hal yang di kerjakan akan menjadi lebih lancer, mudah, dan juga
ringan.6 Ada banyak contoh dari kegiatan gotong royong ini diantaranya
adalah pembangunan fasilitas umum ataupun kegiatan untuk membersihkan
lingkungan setempat.

D. Fungsi Sistem Sosial


Talcott Parsons memberikan empat paradigma untuk melihat bagaimana
sistem sosial berfungsi sehingga dunia sosial berkerja:
1. Adaptation (adaptasi)

6
Dirjosisworo, S. Pokok-Pokok Sosiologi Sebagai Penunjang Studi Hukum. Bandung, 1982.

viii
Mencakup upaya-upaya aktor untuk menyelamatkan sumber daya
di lingkungan yang terbatas dan mendistribusikannya sehingga
sistem sosial tetap berjalan.
2. Goal Attainment (pencapaian tujuan)
Meliputi upaya memprioritaskan tujuan-tujuan yang ada
agar sistem keseluruhan befungsi sebagaimana mestinya.
3. Integration (integrasi)
Mencakup upaya untuk menjaga hubungan antar individu atau unit
melalui tindakan koordinasi agar sistem secara keseluruhan bekerja
dengan baik.
4. Laten maintenance (pemeliharaan laten)
Meliputi pemeliharaan pola dan manajemen konflik. Pemeliharaan
pola yang dimaksud adalah bagaimana meyakinkan aktor lain agar
menampilkan karakteristik yang tepat berkaitan dengan status dan
peran sosialnya. Manajemen konflik adalah bagaimana mengatur
agar ketegangan antar aktor tidak mengganggu sistem secara
keseluruhan.

Keempat paradigma di atas dikenal dengan akronim AGIL. Dalam


sosiologi, paradigma tersebut bisa digunakan untuk menjelaskan bagaimana
dunia sosial berjalan dari sudut pandang fungsionalisme struktural.

ix
BAB III

KESIMPULAN
Dari penjelasan di atas maka dapat di ambil kesimpulan bahwa yang dimaksud
sistem sosial, yaitu semua unsur sosial yang saling berhubungan antara satu sama
lain. Dan dimana hubungan tersebut saling mempengaruhi dalam kesatuan sosial.

Sistem sosial merupakan pola saling keterhubungan antar individu atau aktor
untuk menjalankan fungsi masing-masing sehingga fungsi keseluruhannya
sebagai satu grup, kelompok, komunitas, masyarakat, negara dan sebagainya
berjalan.

Talcott Parsons memberikan empat paradigma untuk melihat bagaimana


sistem sosial berfungsi sehingga dunia sosial berkerja:

1. Adaptation (adaptasi)

Mencakup upaya-upaya aktor untuk menyelamatkan sumber daya di


lingkungan yang terbatas dan mendistribusikannya sehingga sistem sosial
tetap berjalan.

2. Goal Attainment (pencapaian tujuan)

Meliputi upaya memprioritaskan tujuan-tujuan yang ada agar sistem


keseluruhan befungsi sebagaimana mestinya.

3. Integration (integrasi)

Mencakup upaya untuk menjaga hubungan antar individu atau unit


melalui tindakan koordinasi agar sistem secara keseluruhan bekerja dengan
baik.

4. Laten maintenance (pemeliharaan laten)

Meliputi pemeliharaan pola dan manajemen konflik. Pemeliharaan


pola yang dimaksud adalah bagaimana meyakinkan aktor lain agar
menampilkan karakteristik yang tepat berkaitan dengan status dan peran

x
sosialnya. Manajemen konflik adalah bagaimana mengatur agar ketegangan
antar aktor tidak mengganggu sistem secara keseluruhan.

xi
DAFTAR PUSTAKA

Dirjosisworo, S. 1982. Pokok-Pokok Sosiologi Sebagai Penunjang Studi Hukum.


Bandung: Ofse Alumni.
Ismail, Rita. 2007. Sosiologi Keperawatan. Yogyakarta: EGD.
Julyati Ciek. 2020. Sistem Sosial Budaya Indonesia. Jakarta Timur: Bumi Aksara.
Kusumaatmadja, Mochtar. 2002. Konsep-Konsep Sosial dalam Hukum
Pembangunan, Bandung,
Priyono, H. 2003. Anthony Giddens. Jakarta: Gramedia.

Samud, S. 2018. Peranan Pemerintah dalam Mensejahterakan Masyarakat


Melalui Bantuan Sosial Perspektif Ekonomi Islam. Al-Anwal: Jurnal
Ekonomi dan Perbankan Syari`ah, 205-228.
Septiana, Sinta, 2018. Sistem Sosial-Budaya Pantai. Tegal: Sabda Volume.
Soehartono, I. 1995. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sztompka, P. 1994. The Sociology of Social Change. Blackwell Oxford.
Zeitilin, Irving. 1995. Memahami Kembali Sosiologi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.

xii

Anda mungkin juga menyukai