Anda di halaman 1dari 19

KONSEP DASAR SOSIOLOGI

ARTIKEL

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

“Konsep Dasar IPS”

Yang dibina oleh ibu Puri Selfi Cholifah, S.Pd, M.Pd.

Disusun Oleh :

Kelompok 4

Azahrah Bunga Emilda P.R (190151602577)

Fitri Irawati (190151602750)

Renata Eka Prastika (190151602645)

Vera Kurniawati (190151602456)

Virna Tri Handayani (190151602720)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN KEPENDIDIKAN SEKOLAH DASAR DAN PRASEKOLAH

PRODI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

OKTOBER 2020
KONSEP DASAR SOSIOLOGI

Abstrak

Sosiologi merupakan salah satu disiplin ilmu dalam kategori ilmu sosial. Kata
Sosiologi berasal dari Bahasa Latin yaitu “socius” yang artinya teman, dan Bahasa
Yunani “logos” yang artinya kata, cerita, berbahasa. Secara sederhana, sosiologi
diartikan sebagai ilmu yang mempelajari masyarakat. Tujuan dari penulisan artikel ini
adalah untuk mengetahui individu, kelompok, dan masyarakat, interaksi sosial
pranata dan struktur sosial, manusia sebagai individu dan sebagai anggota
masyarakat, proses sosial budaya, dan konflik sosial.

Kata Kunci : Sosiologi, Manusia, Individu, Kelompok, Masyarakat, Sosial.

Latar Belakang

Istilah Sosiologi pertama kali dikenalkan oleh Auguste Comte (tetapi dalam
catatan Sejarah, Emile Durkheim lah yang melanjutkan „istilah‟ tersebut dan
menerapkannya menjadi sebuah disiplin ilmu). Sosiologi berasal dari gabungan 2
kata dalam bahasa Latin yaitu Socius yang artinya teman dan Logos yang artinya
ilmu. Secara keseluruhan, Sosiologi berarti ilmu yang mempelajari
masyarakat. Masyarakat sendiri adalah kelompok atau gabungan dari individu yang
saling berhubungan, berbudaya, dan memiliki kepentingan yang relatif sama.
Sosiologi bertujuan untuk mempelajari masyarakat dengan meneliti/mengamati dan
menarik kesimpulan dari perilaku masyarakat, khususnya perilaku atau pattern sosial
manusia.

Sosiologi tergolong ilmu yang fleksibel. Hal ini bisa dilihat dari sifatnya
yang tersusun dari penelitian-penelitian ilmiah yang bersifat kaku namun bisa dikritik
oleh publik karena sosiologi adalah ilmu yang berisi tentang pengetahuan

1
kemasyarakatan, oleh karena itu selalu dinamis dan dapat berubah seiring
perkembangan yang terjadi di dalam objek penelitiannya (masyarakat).

Sosiologi muncul akibat tekanan/ancaman yang dirasakan oleh masyarakat


terhadap hal-hal dan nilai-nilai yang selama ini sudah dianggap benar dan nyaman
dalam tatanan kehidupan mereka, khususnya dalam bidang sosial. Nilai-nilai dan
norma yang dimiliki setiap masyarakat memiliki persamaan dan perbedaan. Dengan
menyadari persamaan dan perbedaannya, serta keikutsertaan kita dalam hubungan
sosial, maka diciptakanlah ilmu sosiologi sebagai pedoman untuk berinteraksi sosial.

Pada artikel ini, penulis akan membahas topik tentang konsep dasar sosiologi
yang meliputi individu, kelompok, dan masyarakat, interaksi sosial pranata dan
struktur sosial, manusia sebagai individu dan sebagai anggota masyarakat, proses
sosial budaya, dan konflik sosial.

Pembahasan

A. Individu, Kelompok, dan Masyarakat


Individu adalah bagian terkecil dari kelompok masyarakat yang tidak
dapat dipisah lagi menjadi bagian yang lebih kecil. Kata individu berasal dari
Bahasa Yunani, Individum yang artinya tidak terbagi, dimana dalam ilmu
sosiologi individu diartikan sebagai sebuah organisasi (seseorang) yang bebas
atau tidak terikat dengan organisasi yang lain baik dalam hal tindakan, pikiran,
maupun tingkah laku. Kelompok merupakan kumpulan orang yang berinteraksi
dengan pola-pola umum yang telah mapan. Sedangkan masyarakat adalah
hubungan satu orang/sekelompok orang-orang yang hidup secara mengelompok
maupun individu dan berinteraksi satu sama lain saling pengaruh dan
mempengaruhi menimbulkan perubahan sosial dalam kehidupan. Suatu
masyarakat merupakan suatu bentuk kehidupan bersama manusia, yang
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

2
a. Manusia yang hidup bersama sekurang-kurangnya terdiri dari dua orang.
b. Bergaul dalam waktu cukup lama, sebagai akibat hidup bersama itu, timbul
sistem komunikasi dan peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antar
manusia.
c. Adanya kesadaran bahwa setiap manusia merupakan bagian dari suatu
kesatuan.
d. Menghasilkan kebudayaan yang mengembangkan kebudayaan (Soekanto,
1983).

B. Interaksi Sosial Pranata dan Struktur Sosial


 Interaksi Sosial Pranata
Interaksi sosial adalah proses dimana orang-orang yang menjalin kontak
dan berkomunikasi saling pengaruh-mempengaruhi dalam pikiran dan
tindakan. Hal terpenting dalam interaksi sosial adalah pengaruh timbal balik.
Sedangkan pranata sosial adalah suatu sistem norma untuk mencapai suatu
tujuan atau kegiatan yang oleh masyarakat dipandang penting. Dilihat dari
fungsinya pranata sosial memberikan pedoman tingkah laku dan bersikap bagi
anggota masyarakat dalam usahanya untuk memenuhi segala kebutuhan
hidupnya. Pranata sosial juga berfungsi untuk menjaga keutuhan masyarakat
dari ancaman perpecahan. Dilihat dari jenisnya pranata sosial dapat dibedakan
menjadi lima yaitu:
a. Pranata Keluarga
Pranata keluarga merupakan suatu sistem nilai atau aturan-aturan yang
mengatur aktivitas-aktivitas anggota keluarga di lingkungannya. Pranata
keluarga adalah suatu bagian dari pranata sosial yang wilayah berlakunya
meliputi sebuah lingkungan keluarga dan kerabat. Fungsi utama pranata
keluarga ialah menjaga supaya para anggota keluarganya tidak
menyimpang dari pranata masyarakat luas. Adapun ciri ciri pranata
keluarga yaitu:

3
1. Merupakan suatu kelompok sosial yang terdiri dari berbagai usia dan
jenis kelamin.
2. Minimal 2 orang dari mereka memiliki hubungan sebagai suami istri
yang diakui oleh masyarakat dan memiliki anggota keluarga melalui
suatu pernikahan yang sah.
3. Memiliki seperangkat aturan sosial tertentu yang diakui dan dijalankan
bersama-sama oleh seluruh anggota keluarga.
4. Memiliki fungsi pokok, diantaranya yaitu fungsi reproduksi
(melahirkan anak), fungsi ekonomi (memenuhi kebutuhan makanan,
pakaian,dan rumah), fungsi sosialisasi, dan fungsi perlindungan.
5. Menempati suatu tempat tertentu dalam jangka waktu tertentu pula.
b. Pranata Agama
Pranata agama adalah suatu petunjuk atau sistem yang mengaturtentang
tata cara umat untuk beriman dan menunaikan ibadah kepada Tuhan Yang
Maha Kuas. Fungsi pokok pranata Agama adalah memberikan pedoman
bagi manusia untuk berhubungan dengan tuhannya. Berikut ini terdapat
beberapa peran pranata agama, terdiri atas:
1. Kedisiplinan
2. Fungsi Hukum
3. Pengendalian Diri
4. Kepekaan Sosial
5. Fungsi Sosial
6. Fungsi Transformatif
c. Pranata Politik
Pranata politik adalah seperangkat norma dan status yang mengkhususkan
diri pada pelaksanaan kekuasaan dan wewenang. Fungsi pranata politik
yaitu melayani dan menyelenggarakan kepentingan bersama. Secara
umum ciri-ciri pranata politik dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Adanya suatu masyarakat yang bersatu atas dasar nilai-nilai yang
disepakati bersama.

4
2. Adanya pemerintah yang aktif.
3. Pemerintah melaksanakan fungsi-fungsi untuk kepentingan bersama.
4. Kewenangan pemerintah sebatas wilayah negaranya.
d. Pranata Ekonomi
Pranata ekonomi adalah sarana yang di standarisasi untuk memelihara
ketertiban dalam proses produksi dan distribusi barang dan jasa. Fungsi
pranata ekonomi adalah mengatur hubungan antar pelaku ekonomi dan
meningkatkan produktivitas ekonomis maksimum mungkin. Selain itu,
pranata ekonomi berfungsi untuk mengatur distribusi dan pemakaian
barang dan jasa yang diperlukan bagi kelangsungan hidup manusia.
e. Pranata Pendidikan
Pranata pendidikan dalam sejarah manusia muncul karena tiap-tiap
keluarga tidak sanggup lagi mengembangkan pengetahuan yang
diperlukan untuk mempersiapkan anak-anaknya dalam mempersiapkan
hidupnya di kemudian hari. Fungsi dari pranata pendidikan yaitu:
1. Bertindak sebagai perantara pemindahan warisan budaya.
2. Mempersiapkan pengetahuan dan keterampilan untuk bekerja.
3. Mempersiapkan peranan sosial yang dikehendaki.
4. Memperkuat penyesuaian diri dan mengembangkan hubungan sosial.
5. Ucapkan kemajuan melalui keikutsertaan dalam riset ilmiah.
 Struktur Sosial
Struktur sosial adalah susunan maupun kerangka dalam hubungan sosial.
Artinya, struktur sosial merupakan tatanan sosial dalam kehidupan
masyarakat, yang didalamnya terkandung hubungan timbal balik antara status
dan peranan yang mengacu pada suatu keteraturan perilaku di dalam
masyarakat. Struktur sosial memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Strutur sosial mengacu pada hubungan-hubungan sosial yang pokok.
2. Struktur sosial semua hubungan sosial antara individu-individu pada saat
tertentu.
3. Struktur sosial meliputi seluruh kebudayaan dalam masyarakat.

5
4. Struktur sosial merupakan realitas sosial yang bersifat statis dan memiliki
kerangka yang membentuk suatu tatanan.
5. Struktur sosial merupakan tahapan perubahan dan perkembangan
masyarakat yang mengandung dua pengertian.
Sementara itu, dalam struktur sosial dikenal dua macam konsep penting,
yaitu sebagai berikut:
1. Status, sebagai kumpulan hak dan kewajiban setiap individu atau
kelompok.
2. Peran (role), merupakan aspek dinamis dari status yang dimiliki oleh
seseorang.
Struktur sosial memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Sebagai pengawas sosial.
2. Ciri atau karakteristik dari suatu kelompok masyarakat.
3. Sebagai rantai sistem yang menghubungkan setiap aspek dalam kehidupan
agar lebih teratur.
4. Sebagai dasar penanaman disiplin untuk setiap individu dalam suatu
kelompok masyarakat.
5. Sebagai instrumen masyarakat dalam penataan kehidupan menyeluruh
pada setiap aspek kehidupan sosial manusia.
Struktur sosial memiliki dua macam dimensi vertikal horizontal dan
horizontal. Mengenai kedua dimensi tersebut, yakni sebagai berikut:
1. Dimensi vertikal (stratifikasi sosial)
Stratifikasi sosial merupakan struktur di dalam masyarakat yang
memisahkan masyarakat menjadi tingkatan-tingkatan tertentu. Kriteria
yang digunakan seperti tingkat pendidikan, kekayaan, atau kekuasaan.
2. Dimensi horizontal (diferensiasi sosial)
Diferensiasi sosial merupakan penggolongan masyarakat berdasarkan
perbedaan tertentu yang dipandang sejajar.

6
C. Manusia Sebagai Individu dan Sebagai Anggota Masyarakat
Individu berasal dari kata “individuum” yang artinya adalah satuan
terkecil dalam suatu kelompok yang tidak bisa dipecah lagi menjadi bagian yang
terkecil. Sebagai makhluk individu, manusia memiliki keunikan tersendiri, yang
membedakannya dari manusia lainnya. Dalam pandangan ini, manusia menjadi
individu yang tidak dapat dipandang sama, karena secara kodrati setiap manusia
diciptakan unik dan berbeda satu dengan yang lainnya. Dalam arti masing-masing
individu memiliki karakter, kemampuan, dan pola pikir yang berbeda-beda.
Manusia merupakan mahluk individu dan sosial yang mempunyai
kesempatan yang sama dalam berbagai hidup dan kehidupan dalam masyarakat.
Artinya setiap individu manusia memiliki hak, kewajiban dan kesempatan yang
sama dalam menguasai sesuatu, misalnya bersekolah. Masyarakat adalah
sekelompok manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma, dan adat
istiadat yang ditaati seluruh anggota kelompok. Manusia sejak lahir mempunyai
dua hasrat atau keinginan yaitu:
a. Untuk menjadi satu dengan manusia lain di lingkungan sekitarnya yaitu
masyarakat.
b. Untuk menjadi satu dengan suasana sekelilingnya.

Masyarakat dibentuk oleh individu yang beradab dalam keadaan sadar.


Sedangkan untuk individu yang hilang ingatan, pikiran dan mental terganggu
merupakan individu yang tidak dapat menjadi anggota masyarakat permanen
melainkan hanya bergantung atau mengikat dirinya dengan individu lain.
Membentuk satu kesatuan dapat disebut individu sebagai anggota masyarakat.

Individu dapat dibedakan menjadi individu sebagai perseorangan dan


individu sebagai makhluk sosial. Individu perseorangan berarti individu tidak
sedang berhubungan dengan individu lainnya atau memutuskan hubungannya
dengan lingkungan sekitar. Individu sebagai makhluk sosial berarti individu
tersebut sedang berhubungan dengan individu lain atau dengan lingkungan
sekitarnya. Manusia dengan sadar menghubungkan tingkah laku dan

7
perbuatannya dengan individu lain yang akhirnya terbentuklah suatu kelompok
yang besar dan apabila kelompok tersebut berjalan dengan stabil maka itulah yang
kita sebut dengan masyarakat. Tetapi, pada kodratnya manusia merupakan
makhluk sosial bukan makhluk individual.

D. Status dan Peran Individu dalam Masyarakat


Setiap individu dalam masyarakat mempunyai status kedudukan (status)
dan peran (role) yang berbeda. Menurut Paul B.Horton dan Chester L.Hunt (S.
Bellen dkk:1990), status adalah jenjang atau posisi seseorang dalam suatu
kelompok, atau dari satu kelompok dalam hubungannya dengan kelompok lain.
Sedangkan menurut Suryono Sukanto, status diartikan sebagai posisi seseorang
dalam suatu sistem sosial. Peran sebagai suatu konsep menunjukkan apa yang
dilakukan seseorang.. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa status dan
peran adalah dua hal yang saling berkaitan. Mengingat bahwa setiap individu
mempunyai kepentingan yang beragam, maka setiap individu dapat berstatus dan
berperan di beberapa kelompok sesuai dengan kepentingannya.
Sebagai contoh, dalam keluarga Pak Andri mempunyai istri dan seorang
anak. Sebagai ayah Pak Andri mempunyai status sebagai kepala keluarga dan
pencari nafkah serta bertanggungjawab atas keluarganya. Di kantor ia berstatus
sebagai guru yang harus membimbing siswanya dan harus tunduk kepada
peraturan sekolah. Di masyarakat ia menjadi ketua RW, berarti ia harus
membimbing dan membina warganya. Dengan demikian setiap individu harus
berperilaku dan berperan sesuai dengan kedudukannya agar ia diterima dan diakui
keberadaannya
Menurut S. Bellen dkk (1990), ada beberapa jenis status dan peran sosial
dalam masyarakat:
1. Peran yang diharapkan (expected roles) dan peran yang terlaksana dalam
kenyataan (actual roles) Masyarakat selalu memiliki suatu harapan bagaimana
sebaiknya suatu peran dilaksanakan, bahkan kadang terwujud dalam tuntutan
yang sangat ketat, misalnya peran seorang guru SD harus bersikap sabar, adil,

8
obyektif dalam menilai, dan menjadi tauladan bagi siswanya. Namun dalam
melaksanakan peran sosialnya, guru tersebut mementaskan perannya sesuai
dengan kekhasan dan kepribadiannya, yang terbentuk oleh pengalaman
belajarnya, pengalaman hidupnya, latar belakang keluarganya, dan jenis
kelamin yang berbeda.
2. Peran yang terberi (ascribed roles) dan peran yang diperjuangkan (achieved
roles) Peran yang terberi adalah konsekuensi dari status yang terberi.
Seseorang berperan sebagai pangeran karena ia berstatus anak raja, demikian
juga status sebagai anak sulung, anak bungsu, keponakan dan sebagainya.
Status ini diberikan tanpa usaha, tetapi diberikan secara otomatis. Sebaliknya
peran yang diperjuangkan adalah konsekuensi dari status yang diperjuangkan.
Seseorang mempunyai status sebagai guru, berperan sebagai pendidik dan
pengajar bagi para siswanya. Status guru, bukan status terberi karena
diperoleh melalui pengangkatan oleh pemerintah untuk menjalankan peran
yang mendidik dan mengajar setelah yang bersangkutan selesai/lulus dari
lembaga pendidikan guru.
3. Peran kunci (key roles) dan peran tambahan (supplementary roles) Dalam
kehidupan sehari-hari banyak dijumpai seseorang yang memegang lebih dari
satu peran, baik meliputi peran yang terberi maupun peran yang
diperjuangkan. Sebagai contoh, Ibu Nani tidak hanya berperan sebagai istri,
ibu, menantu, dan anak tetapi juga berperan sebagai guru SD, pelatih senam,
pengurus koperasi, dan anggota organisasi olah raga di desanya. Perbedaan
yang mendasar dari peran kunci dan peran tambahan adalah peran kunci lahir
dari status kunci, sedangkan peran tambahan lahir dari status tambahan. Peran
kunci merupakan sumber utama penghidupan seseorang, walaupun belum
tentu merupakan penghasilan yang terbesar. Penghasilan Ibu Nani sebagai
guru SD mungkin lebih kecil dari pada penghasilan dari honor sebagai pelatih
senam. Peran kunci sangat penting, umumnya menyita waktu perhatian, dan
terikat, sehingga kalau tugas memanggil maka si pemegang peran akan

9
meninggalkan peran-peran tambahan untuk melaksanakan panggilan tugas
tersebut.
4. Peran tinggi, peran menengah, dan peran rendah Peran sosial lahir dari status
sosial, oleh karena itu tinggi rendahnya peran sosial ditentukan oleh tinggi
rendahnya status sosial tersebut dari kaca mata masyarakat. Penilaian
masyarakat bersifat dinamis, berubah, dan berkembang sesuai dengan
perkembangan jaman. Oleh karena itu status sosial tertentu dapat naik atau
turun dalam menempati anak tangga hirarki status sosial. Kriteria yang
menentukan suatu peran sosial antara lain:
a. Nilai sosial budaya yang dianut masyarakat. Dalam masyarakat yang
menjunjung tinggi nilai keagamaan, maka peran kaum ulama dianggap
tinggi dan sebaliknya.
b. Prestise, yang meliputi gengsi, kehormatan, dan pengaruh yang menyertai
status sosial. Status guru, dahulu mengandung prestise rendah dimata
masyarakat, karena tingkat kesejahteraannya rendah. Namun sekarang
pristise status guru naik peringkat karena tingkat kesejahteraannya mulai
mendapat perhatian dari pemerintah, apalagi dengan adanya isu-isu
tunjangan professional guru, prestise guru menjadi tinggi.
c. Prasarat pendidikan yang dituntut suatu peran sosial, menentukan pula
kedudukan peran itu dalam masyarakat. Prasarat pendidikan seorang
dokter lebih tinggi dari pada seorang perawat. Oleh karena itu wajar jika
peran dokter dianggap lebih tinggi dari peran perawat.
Faktor ekonomi (penghasilan) menentukan tinggi rendahnya peran sosial.
Dengan melonjaknya penghasilan guru, maka sekarang peran sosial guru
melambung tinggi, menduduki posisi lebih tinggi dari jaman orde baru.

E. Proses Sosial Budaya


Proses sosial budaya adalah proses interaksi antar individu atau kelompok
dengan berlandaskan adat istiadat ataupun nilai kebudayaan setempat. Hubungan
antar individu yang saling mempengaruhi dalam hal pengetahuan, sikap, dan

10
perilaku disebut interaksi sosial. Interaksi sosial terjadi apabila tindakan atau
perilaku sesorang dapat mempengaruhi, mengubah, memperbaiki, atau
mendorong perilaku, pikiran, perasaan, dan emosi orang lain.

a. Sifat Interaksi Sosial


1. Frekuensi interaksi makin sering makin kenal dan makin banyak
pengaruhnya.
2. Keteraturannya interaksi, semakin teratur semakin jelas arah perubahan
nya.
3. Ketersebaran interaksi, semakin banyak dan tersebar , semakin banyak
yang dipengaruhi.
4. Keseimbangan interakasi, semakin seimbang posisi kedua belah pihak
yang berinteraksi semakin besar pengaruhnya.
5. Langsung tidaknya interkasi, bila interaksi bersifat langsung kedua belah
pihak bersifat aktif, maka pengaruhnya semakin besar.
b. Bentuk Proses Sosial Budaya
1. Kerja sama (Cooperation)
Kerja sama bisa terjadi bila individu atau kelompok mempunyai kesadaran
akan tujuan yang sama, sehingga timbul aktivitas yang salling menunjang
membantu untuk bersama-sama mencapai tujuan. Kerja sama dibedakan
menjadi 4 yaitu :
1) Kerjasama Spontan (Spontaneous Cooperation) yaitu kerja sama yang
serta merta.
2) Kerjasama Langsung (Directed Cooperation) yaitu kerja sama yang
merupakan hasil perintah atasan atau penguasa.
3) Kerjasama Kontrak (Contractual Cooperation) yaitu kerja sama atas
dasar landasan tertentu.
4) Kerjasama Tradisional (Traditional Cooperation) yaitu kerja sama
yang merupakan bagian atau unsur dari sistem sosial.
Terdapat 5 bentuk kerja sama antara lain:

11
a. Bargaining yaitu pertukaran barang atau jasa.
b. Cooptation yaitu penerimaan unsur-unsur baru sebagai salah satu cara
untuk menghindari kegoncangan atau ketidak stabilan.
c. Coalition yaitu penggabungan dua organisasi atau lebih yang
mempunyia tujuan yang sama.
d. Kerukunan yang mencakup gotong-royong dan tolong menolong.
e. Joint Venture yaitu kerjasama dalam pengusahaan proyek-proyek
tertentu misalnya pengeboran minyak, pertambangan, dan perfilman.
2. Persaingan (Competition)
Persaingan adalah proses sosial dimana dua individu atau kelompok
berusaha mencari sesuatu yang menjadi pusat perhatian masyarakat tanpa
kekerasan dan ancaman. Persaingan memiliki dua tipe yakni :
a. Bersifat pribadi yaitu persaingan dilakukan secara individu,
perorangan, dan bersaing untuk memperoleh kedudukan.
b. Bersifat tidak pribadi yaitu persaingan dilakukan oleh suatu kelompok
atau golongan tertentu untuk mendapatkan monopoli di suatu wilayah
tertentu.
3. Pertikaian (Conflict)
Konflik merupakan proses sosial dimana untuk mendapatkan sumber daya
atau keuntungan, satu pihak harus menjegal pihak lain dengan
menggunakan ancaman dan kekerasan. Konflik adalah bagian dari
dinamika sosial. Masyarakat yang sedang berkonflik tensinya naik, sistem
sosial tidak stabil dan hawanya panas. Konflik dapat diatasi dengan
melakukan akomodasi. Akomodasi adalah usaha untuk mencegah,
mengurangi, menghindari, dan menghentikan suatu pertentangan.
4. Asimilasi (Assimilation)
Asimilasi merupakan proses sosial dimana individu atau masyarakat
dengan karakteristik kultural yang berbeda satu sama lain bertemu,
berinteraksi, hidup berdampingan sehingga terjadi penyelarasan atau

12
peleburan budaya. Hasilnya, terciptalah karakteristik budaya baru yang
merupakan penyelarasan karakteristik budaya yang berbeda.

F. Konflik Sosial
 Pengertian Konflik Sosial
Konflik berasal dari bahasa Latin yaitu conflitus (saling berbenturan,
bertentangan, berlawanan, ketidaksesuaian). Secara umum, konflik sosial
dapat diartikan sebagai pertentangan antar anggota masyarakat yang bersifat
menyeluruh dalam kehidupan. Dalam sosiologi, konflik sosial merupakan
gambaran tentang terjadinya percekcokan, perselisihan, ketegangan, atau
pertentangan sebagai akibat dari perbedaan-perbedaan yang muncul dalam
kehidupan masyarakat, baik perbedaan secara individual maupun perbedaan
kelompok. Menururt M.Z. Lawang, konflik adalah perjuangan untuk
memperoleh nilai, status, dan kekuasaan ketika tujuan pihak-pihak yang
berkonflik tidak hanya mendapatkan keuntungan, tapi juga untuk
menundukkan saingannya. Selain itu, menurut Soerjono Soekanto konflik
yaitu suatu proses sosial orang per orang atau kelompok manusia yang
berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan yang
disertai dengan ancaman dan atau kekerasan. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa konflik merupakan suatu bentuk perbedaan atau
pertentangan ide, pendapat, paham, dan kepentingan diantara dua pihak atau
lebih, dimana pertentangan tersebut dapat berbentuk fisik dan nonfisik.
 Faktor Penyebab Terjadinya Konflik Sosial
Berikut ini adalah faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya
konflik dalam masyarakat:
a. Adanya perbedaan kepentingan dan tujuan dari kedua belah pihak yang
bertentangan.
b. Perbedaan latarbelakang kebudayaan yang berkaitan dengan individu atau
kelompok.

13
c. Perbedaan ras, yaitu segolongan manusia yang memiliki ciri fisik yang
sama.
d. Perbedaan antarindividu menyangkut perasaan, pendirian, gagasan, ide
yang berkaitan dengan harga diri, kebanggaan, dan identitas diri.
e. Perbedaan etnis, dalam masyarakat yang multikultural, sering terjadi
pergesekan sistem nilai dan norma sosial antara etnis yang satu dengan
etnis yang lainnya.
f. Perubahan sosial yang berlangsung cepat sehingga mengganggu
keseimbangan sistem nilai dan norma yang berlaku di masyarakat.
 Bentuk dan Contoh Konflik Sosial
Soerjono Soekanto menyebutkan ada lima bentuk konflik yang terjadi
dalam masyarakat, di antaranya:
1. Konflik pribadi, yaitu konflik yang terjadi di antara individu yang
disebabkan karena masalah pribadi. Masalah tersebut terjadi karena
adanya perbedaan cara pandang antarindividu terkait persoalan yang sama.
Misalnya dua individu yang sedang adu argumentasi tentang masalah
pembagian warisan dalam keluarga.
2. Konflik politik, yaitu konflik yang terjadi akibat adanya kepentingan atau
tujuan politis yang berbeda antara seseorang atau kelompok. Hal ini bisa
dilihat dari perbedaan pandangan antarpartai politik karena perbedaan
ideologi, asas perjuangan, dan kepentingan politik masing-masing. Contoh
yang mudah dilihat adalah konflik antara pendukung partai yang berbeda
menjelang pemilu atau pilkada.
3. Konflik rasial, yaitu konflik yang terjadi di antara kelompok ras yang
berbeda karena adanya kepentingan dan kebudayaan yang saling
berbenturan. Misalnya, konflik antara orang-orang kulit hitam dengan
kulit putih akibat diskriminasi ras di Amerika Serikat dan Afrika Selatan.
4. Konflik antarkelas sosial, yaitu konflik yang muncul karena adanya
perbedaan kepentingan di antara kelas-kelas yang ada di masyarakat.

14
Misalnya konflik antara karyawan dengan perusahaannya untuk menuntut
kenaikan upah.
5. Konflik yang bersifat internasional, yaitu konflik yang melibatkan
beberapa kelompok negara karena perbedaan kepentingan masing-masing
negara. Misalnya, konflik antara Korea Utara dengan Korea Selatan, ISIS
dan negara-negara yang diterornya, dan sebagainya.
 Dampak Konflik Sosial
Dampak Positif:
a. Memperkuat integrasi dan solidaritas internal kelompok
b. Mendorong terjadinya perubahan sosial guna menghilangkan kondisi
kesenjangan dalam masyarakat
c. Mendorong perbaikan kapasitas lembaga yang berwenang pada suatu
negara
d. Mendorong masyarakat menjadi lebih dinamis
Dampak Negatif:
a. Menciptakan kondisi ketidakteraturan sosial dalam masyarakat
b. Mengancam norma dan nilai sosial yang sudah terbentuk sebelumnya
dalam suatu masyarakat
c. Menciptakan sifat prasangka buruk antar suatu kelompok
d. Hilangnya kontrol sosial dalam masyarakat
 Bentuk Pengendalian Konflik Sosial
Pengendalian atau penyelesaian suatu konflik ataupun kekerasan hanya
dapat dilakukan apabila kedua belah pihak teroganisir dengan jelas. Hal itu
bertujuan guna konflik yang sedang berlangsung tidak berlanjut menjadi
sebuah tindak kekerasan yang berlebih. Pada umumnya, terdapat beberapa
cara dalam usaha mengendalikan atau menyelesaikan ataupun meredakan
adanya konflik ini, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Koersi merupakan akomodasi yang terjadi melalui pemaksaan kehendak
pihak tertentu terhadap pihak lain yang lebih lemah.

15
2. Kompromi merupakan bentuk akomodasi ketika pihak-pihak yang terlibat
perselisihan saling mengurangi tuntutan agar tercapai suatu penyelesaian
3. Arbitrasi merupakan bentuk akomodasi apabila pihak-pihak yang
berselsisih tidak sanggup mencapai kompromi sendiri sehingga
mengundang pihak ketiga yang berhak memberikan keputusan.
4. Mediasi merupakan bentuk akomodasi yang hampir sama dengan
arbitrasi. Namun pihak ketiga yang diundang tidak berhak memberikan
keputusan.
5. Konsiliasi merupakan bentuk akomodasi dengan mempertemukan
keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya
suatu persetujuan bersama.
6. Toleransi merupakan bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang resmi.
7. Stalemate merupakan bentuk akomodasi ketika kelompok-kelompok yang
terlibat pertentangan mempunyai kekuatan seimbang, sehingga
pertentangan antara keduanya akan berhenti dengan sendirinya.
8. Ajudikasi merupakan penyelesaian masalah atau sengketa melalui jalur
hukum.

Kesimpulan

Sosiologi adalah ilmu yang membahas interaksi manusia di masyarakat.


Interaksi teraebut bisa terjadi antarindividu, antarkelompok, atau antarindividu
dengan kelompok. Oleh karena objek studinya adalah masyarakat, maka sosiologi
disebut juga ilmu kemasyarakatan. Fokusnya adalah hubungan timbal-balik
antarmanusia dalam kehidupan bersama. Serta sosiologi mempelajari perilaku dan
interaksi kelompok, menelusuri asal-usul pertumbuhannya serta menganalisis
pengaruh kegiatan kelompok terhadap anggotannya.

Masyarakat sendiri adalah gabungan dari beberapa individu yang memiliki


kesamaan kepentingan, saling berhubungan dan tentunya berbudaya. Ilmu Sosiologi
telah memberikan kontribusi bagi Ilmu PengetahuanSosial yaitu berupa pengetahuan

16
dan pemahaman tentang kehidupan sosial dan kita dapat mengambil pemahaman
tersebut untuk dapat diterapkan dalam kehidupannya

Daftar Rujukan

Ahmad. 2020. Konflik Sosial. https://www.yuksinau.id/konflik-sosial/ (Online).


Diakses pada 6 Oktober 2020.

Bitar. 2020. Pengertian, Ciri, Dan Fungsi Pranata Keluarga Beserta Contohnya
Lengkap. https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-ciri-dan-fungsi-
pranata-keluarga-beserta-contohnya-lengkap/ (Online). Diakses pada 6
Oktober 2020.

Budiarti, M. 2017. Mengurai Konsep Dasar Manusia sebagai Individu melalui Relasi
Sosial yang Dibangunnya. Prosiding KS: Riset dan PKM, 4(1), 104¯ 105.
Dari http://jurnal.unpad.ac.id/prosiding/article/viewFile/14217/6878

Burhanudin, Sabrina. 2020. Konflik


Sosial.https://www.studiobelajar.com/konfliksosial/ (Online). Diakses pada
6 Oktober 2020.

Herwandiyoko. 2019 . Hakikat Manusia sebagai Makhluk Individu dan Makhluk


sosial.
http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/hakikat_manusia_sebagai_makhluk_i
ndividu_dan_makhluk_sosial.doc, (Online). Diakses 5 Oktober 2020.

Heryansyah, T. R. 2017. Bentuk Konflik Sosial di Masyarakat.


https://blog.ruangguru.com/bentuk-konflik-sosial-di-masyarakat (Online).
Diakses pada 6 Oktober 2020.

Hidayati. 2019. Kedudukan dan Peran Individu Sebagai Pribadi dan Anggota
Masyarakat.
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/PRODI._ILMU_KOMPUTER/19660
3252001121-

17
MUNIR/Multimedia/Multimedia_Bahan_Ajar_PJJ/Peng_Pend_IPS/kajian
_ips_8.pdf (Online). Diakses pada 5 Oktober 2020

Mahfudhoh, Alifia. 2017. Materi Sosiologi Kelas XI SMA/ MA tentang “Konflik


Sosial”.http://blog.unnes.ac.id/alifiamahfudhoh/2017/11/12/materisosiologi
-kelas-xi-smama-tentang-konflik-sosial/ (Online). Diakses pada 6 Oktober
2020

Pendidikan. D. 2020. Pranata Agama adalah.


https://www.dosenpendidikan.co.id/pranata-agama/ (Online). Diakses pada
6 Oktober 2020.

Pintar. C. 2020. Pengertian Individu, kelompok, dan Hubungan Sosial.


https://www.google.com/amp/s/www.kelaspintar.id/blog/tips-
pintar/pengertian-individu-kelompok-dan-hubungan-sosial-6789/amp/
(Online). Diakses pada 6 Oktober 2020.

Sasongko. H. 2015. Bank Soal CMS Sosiologi. Jakarta:PT. Bumi Aksara

Sopianai, Sridini. 2014. Struktur dan Proses Sosial Budaya.


https://www.academia.edu/9550750/Struktur_dan_Proses_Sosial_Budaya
(Online). Diakses 6 Oktober 2020.
Sosiologis. 2018. Proses Sosial : Definisi dan Contohnya.
http://sosiologis.com/proses-sosial (Online). Diakses 6 Oktober 2020.
Sugiharsono, dkk. 2008. Contextual Teaching and Learning Ilmu Pengetahuan
Sosial. Jakrta: PT. Gramedia.

18

Anda mungkin juga menyukai