Anda di halaman 1dari 28

MATERI MODUL 2

A. Konsep Dasar Sosiologi


Dalam mempelajari ilmu sosiologi yang harus dimengerti pertama kali adalah
pengertian konsep dasar sosiologi. Untuk memahami konsep dasar sosiologi seseorang
harus diperkenalkan pengertian konsep. Konsep adalah pengertian yang menunjuk pada
sesuatu yang biasa kita alami dalam kehidupan sehari-hari. Konsep ini mudah dipahami
dan ada disekitar kehidupan kita. Contohnya makan, minum, datang, pergi, siang,
malam dan sebagainya. Jika konsep ini diucapkan maka orang dengan mudah
memahaminya.
Konsep sosiologi adalah konsep sosial yang membutuhkan penjelasan lebih
lanjut. Contohnya stratifikasi sosial, kebudayaan, masyarakat, struktur sosial, status
sosial dan sebagainya. Konsep sosiologi akan dimengerti bila ada penjelasannya
misalnya stratifikasi sosial adalah sistem berlapis-lapis dalam masyarakat. Masyarakat
dibagi atas beberapa lapisan yaitu lapisan atas, lapisan menengah dan lapisan bawah.
Tentunya untuk memahami lebih lanjut tentang startifikasi sosial seseorang harus
mempelajari lebih dalam tentang strtatifikasi sosial.
Didalam mempelajari sosiologi kita akan dihadapkan dengan konsep- konsep
dasar sosiologi. Berikut sebagian dari konsep dasar sosiologi yang penting untuk
dimengerti dari setiap orang yang ingin mempelajari ilmu sosiologi yaitu:

1. Masyarakat
a. Pengertian dan ciri-ciri masyarakat
Istilah masyarakat berasal dari bahasa Arab, yaitu Syaraka yang artinya ikut serta
atau berpartisipasi. Sedangkan dalam bahasa Inggris masyarakat adalah society
yang pengertiannya mencakup interaksi sosial, perubahan sosial, dan rasa
kebersamaan. Dalam literatur lain masyarakat disebut pula sistem sosial. Menurut
Soerjono Soekanto masyarakat pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Manusia yang hidup bersama sekurang-kurangnya terdiri atas dua orang.
2. Bercampur atau bergaul dalam jangka waktu yang cukup lama.
Berkumpulnya manusia akan menimbulkan manusia-manusia baru. Sebagai
akibat dari hidup bersama itu, timbul sistem komunikasi dan peraturan yang
mengatur hubungan antar manusia.
3. Sadar bahwa mereka merupakan satu kesatuan
4. Merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan bersama
menimbulkan kebudayaan karena mereka merasa dirinya terkait satu dengan
yang lainnya.
b. Terbentuknya masyarakat
Kelompok sosial atau masyarakat terbentuk karena manusia-manusia
menggunakan pikiran, perasaan, dan keinginannya dalam memberikan reaksi
terhadap lingkungannya. Hal ini terjadi karena manusia itu mempunyai dua
keinginan pokok yaitu keinginan menjadi satu dengan manusia lainnya dan
keinginan untuk menyatu dengan lingkungan alamnya.
Untuk terbentuknya suatu masyarakat, paling sedikit harus terpenuhi tiga
unsur berikut.
1. Terdapat sekumpulan orang
2. Berdiam atau bermukim di suatu wilayah dalam waktu yang relatif lama.
3. Akibat dari hidup bersama dalam jangka waktu yang lama itu menghasilkan
kebudayaan berupa sistem nilai, sistem ilmu pengetahuan, dan kebudayaan
kebendaan.
c. Sistem sosial
Sering kita dengar sehari-hari kata sistem. Sistem adalah bagian-bagian yang
saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya sehingga dapat berfungsi
melakukan suatu kerja untuk tujuan tertentu. Elemen-elemen suatu sistem terdiri
atas tiga kelompok utama yaitu subsistem masukan, subsistem proses, dan
subsistem keluaran.
d. Struktur sosial
Struktur sosial mencakup susunan status dan peran yang terdapat di dalam
satuan sosial, ditambah nilai-nilai dan norma-norma yang mengatur interaksi
antarstatus dan peran sosial. Di dalam struktur sosial terdapat unsur-unsur sosial
yang pokok seperti kaidah sosial, lembaga sosial, kelompok sosial, dan lapisan
sosial.
Unsur-unsur sosial itu terbentuk, berkembang, dan dipelajari oleh individu
dalam masyarakat melalui proses sosial. Proses sosial itu sendiri adalah hubungan
timbal balik antara bidang-bidang kehidupan dalam masyarakat, sesuai dengan
norma-norma yang berlaku.
e. Subsistem sosial
Menurut Talcott Parsons, unsur-unsur dalam sistem sosial paling sedikit terdiri
atas empat subsistem, yaitu:
1. Subsistem kebudayaan
Subsistem ini menghasilkan kebudayaan kebendaan (fisik), sistem ilmu
pengetahuan, dan sistem nilai budaya atau adat istiadat.
2. Subsistem sosial
Subsistem ini menghasilkan nilai-nilai, norma-norma dan kaidah-kaidah
sosial yang melekat dalam perilaku masyarakatnya.
3. Subsistem kepribadian
Subsistem kepribadian menghasilkan corak perilaku masyarakat sebagai
akibat interaksi sosial dan sosialisasi yang terus menerus.
4. Subsistem kelompok biologis
Subsistem biologis ini berkenaan dengan perlakuan manusia terhadap
lingkungan hidup di sekitarnya.
2. Organisasi sosial
Organisasi sosial adalah cara-cara perilaku masyarakat yang terorganisasi secara
sosial. Dengan kata lain organisasi sosial merupakan jaringan hubungan antarwarga
masyarakat yang bersangkutan di dalam suatu tempat dan dalam waktu yang relatif
lama. Di dalam organisasi sosial terdapat unsur-unsur seperti kelompok dan
perkumpulan, lembaga-lembaga sosial, peranan-peranan, serta kelas-kelas sosial.
a. Kelompok dan perkumpulan
Secara sederhana kelompok adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran
bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi.
b. Lembaga
Lembaga adalah suatu sistem norma untuk mencapai suatu tujuan atau kegiatan
yang oleh masyarakat dianggap penting. Lembaga ini bukanlah lembaga,
yayasan, atau organisasi formal lainnya seperti yang dikenal masyarakat umum.
Misalnya agama, bukan sekedar kepercayaan tetapi suatu sistem gagasan, aturan,
praktik, dan hubungan. Contoh lembaga yang lain adalah lembaga keluarga,
politik, pendidikan dan sebagainya.
c. Peran (role)
Peran adalah pelaksanaan hak dan kewajiban seseorang sesuai dengan
kedudukannya. Peran sosial dilakukan dalam suatu organisasi sosial. Peran
menentukan apa yang harus diperbuat seseorang bagi masyarakat serta
kesempatankesempatan apa yang diberikan masyarakat kepadanya. Peran
mengatur perilaku seseorang. Peran menyebabkan seseorang dengan batas-batas
tertentu dapat meramalkan perbuatan-perbuatan orang lain. Orang yang
bersangkutan akan dapat menyesuaikan perilaku sendiri dengan perilaku orang-
orang sekelompoknya.
3. Dinamika sosial
Dinamika sosial adalah penelaahan tentang perubahan-perubahan yang terjadi
dalam fakta-fakta sosial yang saling berhubungan dalam masyarakat. Dinamika sosial
meliputi pembahasan tentang hal-hal berikut.
a. Pengendalian sosial
Pengendalian sosial adalah segenap cara dan proses yang ditempuh oleh
sekelompok orang atau masyarakat sehingga para anggotanya dapat bertindak
sesuai dengan harapan kelompok atau masyarakat itu.
b. Penyimpangan sosial
Penyimpangan sosial merupakan perilaku yang oleh sejumlah besar orang dalam
suatu masyarakat dianggap sebagai hal yang tercela dan di luar batas toleransi.
Ada penyimpangan positif dan penyimpangan negatif ada penyimpangan individu
dan ada penyimpangan kelompok.
c. Mobilitas sosial
Lingkup mobilitas sosial meliputi peristiwa sosial ketika individu atau kelompok
bergerak atau berpindah dari suatu lapisan sosial ke lapisan sosial lainnya, baik ke
lapisan lebih tinggi maupun yang lebih rendah dalam suatu hierarki sosial.
d. Perubahan sosial
Masyarakat selalu mengalami perubahan-perubahan. Perubahan itu menyangkut
nilai-nilai, norma-norma sosial, pola-pola perilaku organisasi, susunan lembaga
kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang,
interaksi sosial dan sebagainya.

Konsep-konsep lain yang diperlukan apabila ingin menganalisis dinamika sosial


dan perubahan sosial antara lain sebagai berikut:
a. Internalisasi, yaitu proses panjang sejak seorang individu dilahirkan sampai ia
hampir meninggal. Dalam proses ini ia belajar menanamkan segala perasaan,
hasrat, nafsu, serta emosi yang diperlukannya sepanjang hidup dalam
kepribadiannya.
b. Sosialisasi, yaitu proses seorang individu dari masa kanak-kanak hingga masa
tuanya belajar dengan lingkungannya mulai dari keluarganya sampai pada
masyarakatnya.
c. Enkulturasi (pembudayaan), yaitu proses seorang individu mempelajari dan
menyesuaikan diri dengan adat istiadat, sistem norma, dan peraturan-
peraturan yang hidup dalam kebudayaannya.
d. Difusi, yaitu proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan dan sejarah ke
seluruh dunia bersamaan dengan terjadinya proses penyebaran dan imigrasi
kelompok-kelompok manusia di muka bumi.
e. Akulturasi, yaitu proses sosial yang timbul bila suatu kebudayaan bertemu
dengan unsur kebudayaan asing sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu
lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tampa
menyebabkan hilangnya kepribadian budaya awal.

f. Asimilasi, yaitu proses perpaduan dua kebudayaan. Proses sosial ini timbul bila:
1. Golongan-golongan manusia dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-
beda
2. Saling bergaul langsung secara intensif untuk waktu yang lama
3. Sifat khas dua kebudayaan itu berubah dan masing-masing berubah wujud
menjadi unsur-unsur kebudayaan campuran.
Biasanya yang terlibat dalam proses asimilasi adalah suatu golongan mayoritas
dengan beberapa golongan minoritas. Sifat khas unsur kebudayaan golongan
minoritas berubah dan menyesuaikan diri dengan kebudayaan golongan mayoritas
sehingga lambat laun golongan min oritas tersebut kehilangan kepribadian
kebudayaannya dan masuk ke dalam kebudayaan mayoritas.

g. Inovasi atau penemuan baru, yaitu suatu proses pembaruan dari penggunaan
sumber-sumber alam, energi, dan modal, pengaturan baru, dan penggunaan
teknologi baru yang kesemuanya akan menyebabkan adanya sistem produksi dan
dibuatnya produk-produk yang baru. Inovasi biasanya berkaitan dengan pembaruan
kebudayaan yang khusus mengenai unsur-unsur teknologi dan ekonomi. Suatu
penemuan baru biasanya melalui dua tahap khusus, yaitu discovery dan invention.
Discovery adalah suatu penemuan unsur kebudayaan baru yang sebelumnya tidak
ada dalam masyarakat. Discovery akan menjadi invention jika masyarakat sudah
mengakui, menerima dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari penemuan baru
(discovery) tersebut.

4. Kelompok sosial
Kelompok sosial adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan dan saling
berinteraksi sehingga mengakibatkan tumbuhnya rasa kebersamaan dan rasa memiliki.
Syarat-syarat kelompok sosial adalah:
a. Adanya kesadaran sebagai bagian dari kelompok
b. Ada hubungan timbal balik antar anggota
c. Ada suatu faktor pengikat yang dimiliki bersama
d. Bersistem dan berproses
e. Memiliki struktur, kaidah dan pola perilaku yang sama
Faktor pendorong timbulnya kelompok sosial antara lain:
a. Dorongan untuk meneruskan keturunan
b. Dorongan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja
c. Dorongan mempertahankan hidup.
Adapun faktor pembentuk kelompok sosial adalah:
a. Kedekatan
Kedekatan fisik meningkatkan peluang interaksi dan bentuk kegiatan bersama yang
memungkinkan terbentuknya kelompok sosial
b. Kesamaan
Kesamaan yang dimaksud adalah kesamaan minat, kepercayaan, nilai, usia, tingkat
intelegensi, atau karakter-karakter personal lain.
Jenis kelompok sosial yang ada di masyarakat antara lain paguyuban, patembayan,
kerumunan, publik, massa, dan sebagainya.

5. Interaksi sosial dan proses sosial


Interaksi sosial berasal dari istilah dalam bahasa Inggris, social interaction yang
berarti saling bertindak. Jadi kontak berarti saling bertindak. Interaksi sosial merupakan
hubungan sosial yang dinamis, bersifat timbal balik antar individu dengan individu ,
antar kelompok dengan kelompok dan antar individu dengan kelompok. Interaksi
sosial hanya mungkin terjadi apabila dua syarat terpenuhi yaitu adanya kontak sosial
dan adanya komunikasi. Bila salah satu tidak ada maka interaksi tidak akan terjadi.
a. Kontak sosial
Kontak berasal dari kata con atau cum yang berarti bersama-sama dan tango yang
berarti menyentuh. Jadi kontak berarti bersentuhan badan. Perkembangan
selanjutnya kata kontak berarti hubungan dengan menggunakan pembicaraan,
telepon, telegram, surat siaran radio, siaran TV, internet dan sebagainya. Kontak
sosial dapat bersifat primer maupun sekunder. Kontak sosial primer adalah kontak
langsung tampa perantara misalnya mengucapkan salam, berjabat tangan,
tersenyum kepada orang lain. Sedangkan kontak sekunder adalah kontak yang
menggunakan perantara misalnya kontak dengan sandi, surat, simbul, telepon,
radio, TV, internet dan sebagainya. Dalam kontak sosial belum terjadi adanya
pertukaran pesan karena hanya terjadi hubungan. Jadi dalam kontak penyampaian
terjadi hanya searah. Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk yaitu:
1. Kontak antara individu dengan individu
Kontak ini terjadi apabila dua individu bertemu dan terjadi interaksi yang
dimulai dari menyapa, menegur, menyentuh pundak dan lain-lain.
2. Kontak antara kelompok dengan kelompok
Kontak ini terjadi antara kelompok satu dengan kelompok lain misalnya
kunjungan ibu-ibu PKK kampung Sukamaju ke kampung Sukaria untuk studi
banding.
3. Kontak antara individu dengan kelompok
Kontak ini terjadi antara individu dengan sekelompok orang misalnya penyanyi
dangdut menyanyi di Kebun Binatang Gembiraloka.

b. Komunikasi
Komunikasi adalah proses memberikan tafsiran pada perilaku orang lain.
Perilaku orang dapat berupa pembicaraan, gerakan badan, ekspresi wajah, sikap dan
sebagainya. Dengan tafsiran maka akan terjadi reaksi antar komunikan tersebut.
Oleh karena itu komunikasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses saling
memberikan tafsiran terhadap tindakan atau perilaku orang lain. Adapun interaksi
sosial mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Interaksi sosial melibatkan lebih dari satu orang
2. Adanya komunikasi antara dua orang atau lebih yang terlibat
3. Mempunyai maksud dan tujuan yang jelas walaupun bisa jadi tujuan itu tidak
sejalan antara yang terlibat.

6. Nilai dan norma sosial


a. Nilai sosial
Menurut Soerjono Soekanto nilai adalah konsepsi abstrak dalam diri
manusia mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk.
Sedangkan menurut Robert M. Z. Lawang, nilai adalah sesuatu yang dianggap
pantas, berharga, yang mempengaruhi perilaku sosial orang yang memiliki nilai
tersebut. Jadi dapat diartikan nilai adalah konsepsi abstrak sesuatu yang menjadi
ukuran, patokan, anggapan dan keyakinan yang oleh masyarakat setempat
dianggap benar, pantas, luhur dan baik serta harus diperhatikan oleh anggota
masyarakat. Nilai sosial mempunyai ciri sebagai berikut:
a. Merupakan hasil interaksi sosial antar warga masyarakat
b. Bukan bawaan sejak lahir, melainkan terbentuk secara sosial
c. Terbentuk melalui proses belajar (sosialisasi)
d. Merupakan bagian dari usaha pemenuhan kebutuhan dan kepuasan sosial
manusia
e. Bervariasi antara kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang lain
f. Dapat mempengaruhi pengembangan diri seseorang baik positif maupun
negatif
Adapun fungsi nilai adalah sebagai berikut:
a. Mengarahkan masyarakat untuk berpikir dan bertingkah laku sesuai dengan
nilai-nilai yang ada dalam masyarakat.
b. Sebagai pengawas, pembatas, pendorong, dan penekan individu untuk selalu
berbuat baik.
c. Sebagai alat pendorong masyarakat untuk saling bekerja sama guna mencapai
tujuan yang tidak bisa dicapai dengan sendiri.
d. Dapat menjadi motivasi dan semangat seseorang untuk berperilaku sesuai
dengan peran yang diharapkan oleh masyarakatnya.
Menurut Prof. Notonagoro nilai dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Nilai material adalah segala sesuatu yang berguna bagi jasmani manusia
contohnya sandang, papan, dan pangan. Sandang untuk melindungi badan dari
panas dan dingin, papan untuk melindungi tubuh dari iklim dan binatang buas,
dan pangan untuk menjaga energi tubuh agar bisa beraktifitas.
2. Nilai vital adalah segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat
mengadakan kegiatan atau aktivitas contohnya mobil, sepeda motor, bolpoin,
komputer dan lain sebagainya.
3. Nilai kerokhanian adalah segala sesuatu yang berguna bagi manusia. Nilai
kerokhanian dibagi menjadi empat macam, yaitu:
a. Nilai kebenaran yakni bersumber pada unsur akal manusia misalnya
rasio, budi, dan cipta
b. Nilai keindahan yakni bersumber pada perasaan manusia misalnya estetika
c. Nilai moral atau kebaikan yakni bersumber pada unsur kehendak atau
kemauan misalnya etika
d. Nilai religius yakni bersumber pada ketuhanan yang sifatnya mutlak dan
abadi misalnya beribadah, beramal dan lain sebagainya.

Jenis- jenis nilai sosial


Berdasarkan ciri-cirinya nilai sosial dapat dibedakan menjadi dua yakni:
1. Nilai dominan
Yaitu nilai yang dianggap lebih penting dari pada nilai lainnya. Ukuran dominan
didasarkan pada hal-hal sebagai berikut:
a. Banyaknya orang yang menganut nilai tersebut. Contoh Sebagian besar masyarakat
menghendaki perubahan kearah lebih baik pada ekonomi, politik , hukum dan social.
b. Beberapa lama nilai tersebut telah dianut oleh anggota masyarakat.
c. Tinggi rendahnya usaha orang untuk dapat melaksanakan nilai tersebut. Contohnya
orang Indonesia pada umumnya berusaha pulang kampung (mudik) pada saat lebaran
tiba.
d. Prestise atau kebanggaan bagi orang yang melaksanakan nilai tersebut. Contoh
memiliki mobil bermerek akan menumbuhkan kebanggaan tersendiri.
2. Nilai mendarah daging (internalized)
Yaitu nilai yang telah menjadi kepribadian dan kebiasaan sehingga ketika seseorang
melakukannya kadang tidak melalui proses berpikir. Biasanya nilai ini telah ada sejak
seseorang masih kecil. Umumnya jika nilai ini tidak dilakukan ia akan merasa malu
bahkan merasa sangat bersalah. Contohnya seorang kepala keluarga jika belum mampu
memberikan nafkah akan merasa sebagai kepala keluarga yang tidak bertanggung jawab.
b. Norma sosial
Norma sosial adalah aturan-aturan dalam masyarakat yang disertai sanksi-sanksi yang jelas
bagi pelanggarnya. Norma sosial atau norma masyarakat mempunyai ciri-ciri:
1. Umumnya tidak tertulis
2. Hasil dari kesepakatan masyarakat
3. Warga masyarakat yang menganutnya sangat menaatinya
4. Apabila norma dilanggar maka pelanggar mendapatkan sanksi
5. Norma sosial bisa berubah sesuai kebutuhan zaman

Macam-macam/ jenis Norma


1. Menurut daya ikatnya
a. Norma cara (usage)
Yakni norma yang sanksinya sangat lemah. Pelanggarnya hanya disebut tidak sopan
contohnya makan berdecak, bersendawa pada saat makan dan lain sebagainya.
b. Norma kebiasaan ( folkways)
Norma ini adalah kebiasaan yang diulang-ulang. Pelanggarnya dianggap
penyimpangan terhadap kebiasaan masyarakat. Sanksinya jika melanggar berupa
teguran, sindiran dan gunjingan contohnya memberikan salam saat bertemu,
menghormati orang tua, berkata sopan dan lain sebagainya.
c. Norma tata kelakuan ( mores)
Mores adalah aturan yang berlandaskan pada apa yang baik menurut ajaran agama,
flsafat, atau nilai kebudayaan. Pelanggarnya akan dikenakan sanksi berat misalnya
diusir dari kampung. Contohnya berzinah, kupul kebo dan lain sebagainya.
d. Norma adat istiadat (custom)
Norma ini adalah norma yang berlandaskan adat istiadat setempat. Pelanggarnya bisa
dikenakan sanksi yang berat misalnya dikucilkan masyarakat. Contohnya hamil diluar
nikah dan lain sebagainya.
e. Norma hukum (laws)
Norma hukum adalah seperangkat aturan yang tegas berisi perintah, kewajiban dan
larangan agar dalam hidup bermasyarakat tercipta kedamaian dan ketertiban.
Pelanggarnya akan dikenakan sanksi penjara. Contohnya mencuri, merampok dan lain
sebagainya.

2. Menurut resmi tidaknya


a. Norma resmi
Yakni patokaan yang dirumuskan dan diwajibkan dengan jelas serta tegas oleh
pihak yang berwenang (pemerintah) kepada semua warga masyarakat.
b. Norma tidak resmi
Yakni norma yang tumbuh berdasarkan kebiasaan bertindak yang seragam sehingga
diterima oleh sebagian terbesar anggota masyarakat. Norma ini biasanya dijumpai
pada keluarga, perkumpulan informal dan paguyuban.

3. Menurut sanksinya
a. Norma agama
Norma ini merupakan petunjuk hidup yang berasal dari Tuhan bagi penganut-Nya.
Sanksi bagi pelaanggarnya adalah rasa berdosa.
b. Norma kesopanan
Yakni peraturan hidup yang timbul dari pergaulan segolongan manusia dan
dianggap sebagai tuntunan pergaulan sehari-hari di masyarakat. Sanksi bagi
pelanggarnya adalah celaan dari masyarakat.
c. Norma kesusilaan
Yakni pedoman yang mengandung makna dan dianggap penting bagi kesejahteraan
masyarakat. Sanksi bagi pelanggarnya adalah cap negatif dari masyarakat,
pengucilan dan lain sebagainya.
d. Norma hukum
Yakni berupa aturan tertulis maupun tidak tertulis yang berisi perintah atau
larangan, bersifat memaksa dan memberikan sanksi yang tegas. Sanksi bagi
pelanggarnya adalah penjara atau denda.
e. Norma mode
Yakni cara dan gaya dalam melakukan sesuatu yang sifatnya berubah-ubah serta
diikuti banyk orang. Sanksi bagi pelanggarnya adalah berupa cap ketinggalan
zaman.

c. Perbedaan nilai dan norma


berikut merupakan perbedaan antara nilai dan norma:

Nilai Sosial Norma Sosial


Keberadaan lebih dulu dari pada norma Keberadaanya setelah nilai
Bersifat implisit (samar-samar) Bersifat eksplisit (nyata, jelas, tegas)
Jika melanggar tidak ada sanksinya Jika melanggar ada sanksinya
Tidak tertulis Bisa tertulis, bisa tidak tertulis
Sebagai pedoman perilaku masyarakat Mengatur dan membatasi perilaku

7. Sosialisasi
a. Pengertian
Sosialisasi artinya proses belajar individu di masyarakat untuk menghayati dan
mengenal nilai-nilai dan norma-norma kebudayaan masyarakat di lingkungannya.
Sosialisasi sebagai proses sosial mempunyai tujuan:
1. Memberikan ketrampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan seseorang untuk
melangsungkan kehidupan ditengah-tengah masyarakat.
2. Mengembangkan kemampuan seseorang untuk berkomunikasi secara efektif dan
mengembangkan kemampuan untuk membaca, menulis dan bercerita.
3. Membantu seseorang untuk mengendalikan fungsi-fungsi organik melalui latihan
mawas diri.
4. Menanamkan kepada seseorang tentang nilai-nilai yang ada pada masyarakat.

b. Tahap-tahap Sosialisasi
Menurut George Herbert Mead proses sosialisasi berlangsung melalui beberapa tahap
yakni:
1. Tahap Persiapan (Prepatory Stage) Anak usia 0 - 8 bulan.
Tahap ini anak mulai belajar mengambil peranan dari orang-orang
disekelilingnya seperti ibunya, ayahnya, kakeknya, neneknya, kakaknya dan lain-
lain. Masa ini adalah masa yang paling baik bagi orang tua untuk menanamkan
budaya dan agama misalnya belajar makan, berbicara, berjabat tangan, berjalan dan
lain sebagainya.
2. Tahap meniru (Play Stage) Anak usia 8 bulan – 5 tahun.
Setelah mencoba mengambil peran dari orang-orang yang berada di
sekelilingnya anak tidak hanya mengetahui peranan yang harus dijalani tetapi harus
juga mengetahui peranan yang harus dijalankan orang lain. Misalnya ketika bermain
sepakbola ia harus tahu siapa kawan siapa lawan, apa tujuannya (Memasukkan bola
ke gawang lawan) siapa wasit, kiper, penjaga garis dan lain-lain.
3. Tahap siap bertindak (Game Stage) Anak usia 5 tahun – 12 tahun.
Pada saat ini anak sudah dianggap mampu mengambil peranan yang dijalankan
orang lain di masyarakat. Misalnya anak perempuan memahami peranan ibunya
seperti memasak, mencuci, menyeterika dan lain-lain. Anak juga sudah mulai belajar
organisasi misalnya OSIS, Pramuka dan lain sebagainya.
4. Tahap menerima norma ( Generalized Other Stage) Anak usia remaja
Pada tahap terakhir ini anak benar-benar telah siap menjalankan peranan
orang lain, mulai memiliki kesadaran akan tanggung jawabnya, seandainya berhasil
ia akan mendapatkan pujian, dan seandainya gagal akan mendapatkan celaan atau
bahkan sanksi sehingga pada tahap ini anak mulai mencapai kematangan secara
psikologis atau mulai dewasa.

c. Media-Media Sosialisasi yang Bisa Membentuk Pribadi Seseorang


1. Keluarga
Keluarga merupakan media awal dari suatu proses sosialisasi. Proses sosialisasi
awal ini dimulai dengan proses belajar menyesuaikan diri dan mengikuti setiap apa
yang diajarkan oleh keluarga misalnya cara makan, berbicara, berjalan, hingga
bertindak dan berperilaku. Melalui lingkungan keluarga itulah anak mengenal dunia
sekitarnya dan pola pergaulan hidup sehari-hari.
2. Kelompok bermain
Pada usia anak-anak, kelompok bermain mencakup teman-teman tetangga,
keluarga dan kerabat. Dari teman bermain inilah sosialisasi terbentuk sehingga anak
bisa setia kawan, rela berkorban, mengembangkan ketrampilan dan kepemimpinan
dan lain sebagainya.
3. Lingkungan sekolah
Di lingkungan sekolah, individu mempelajari hal-hal baru yang belum pernah
mereka temukan, baik dilingkungan keluarga maupun kelompok bermain. Pendidikan
formal mempersiapkan seorang anak menguasai peranan-peranan baru di kemudian
hari. Norma-norma sekolah harus dijalankan penuh disiplin misalnya ketepatan waktu
masuk sekolah, waktu belajar, waktu pulang dan ketertiban berpakaian. Selain
mengenal peraturan sekolah anak juga dibimbing untuk mengenal aturan-aturan dalam
kehidupan masyarakat.

4. Lingkungan kerja
Lingkungan kerja juga mempunyai pengaruh yang besar dan pembentukan
kepribadian seseorang. Karakter, jiwa, dan perilaku serta tuntutan cara berpakain
suatu pekerjaan mempengaruhi kepribadian seseorang. Contoh individu yang bekerja
di sebuah bank dan hotel tentu akan menunjukkan perilaku halus sehingga orang lain
(konsumen) akan terkesan dengan pelayanan perusahaan tersebut.
5. Media massa
Media massa yang tediri dari media cetak (surat kabar dan majalah) maupun
elektronik (radio, televise, internet), merupakan alat komunikasi yang dapat
menjangkau masyarakat secara luas. Film-film yang ditayangkan televisi dengan
menonjolkan kekerasan bisa mendorong perilaku agresif pada anak-anak yang
melihatnya. Demikian juga iklan yang ditayangkan melalui media massa mempunyai
potensi untuk mengubah pola konsumsi atau bahkan gaya hidup masyarakat.

d. Proses sosialisasi dapat dibedakan atas dua bentuk sebagai berikut:


1. Sosialisasi primer
Sosialisasi primer merupakan sosialisasi yang pertama dari seorang individu.
Pada tahap ini anak mulai mengenal keluarganya, dan berlangsung sebelum anak
memasuki lingkungan yang lebih luas yakni masyarakat misalnya lingkungan teman
bermain, lingkungan sekolah, lingkungan kerja dan lain sebagainya.
2. Sosialisasi sekunder
Sosialisasi sekunder merupakan tahap kelanjutan dari sosialisasi primer. Dalam
tahap ini individu mengenal masyarakatnya. Untuk itu terjadi proses desosialisasi
yakni proses pencabutan identitas diri yang lama dan dilanjutkan dengan
resosialisasi yakni pemberian identitas baru yang di dapat di masyarakat.

e. Tipe dan Pola sosialisasi


a. Tipe sosialisasi
1. Sosialisasi formal
Yakni dilakukan oleh lembaga-lembaga resmi yang memilki kewenangan, sesuai
peraturan dan ketentuan yang berlaku dalam negara.
2. Sosialisasi informal
Yakni terdapat dalam masyarakat atau dalam pergaulan yang bersifat
kekeluargaan, misalnya kelompok kekerabatan dan kelompok sahabat karib.
b. Pola sosialisasi
1. Sosialisasi represif (Repressive socialization)
Ciri-ciri sosialisasi represif sebagai berikut:
a. Menghukum perilaku yang keliru
b. Hukuman dan imbalan material
c. Kepatuhan anak kepada orang tua
d. Komunikasi sebagai perintah
e. Komunikasi non verbal
f. Sosialisasi berpusat kepada orang tua
g. Anak memperhatikan harapan orang tua
h. Dalam keluarga didominasi orang tua
2. Sosialisasi partisipasi (Participatory socialization)
Ciri-ciri sosialisasi partisipasi sebagai berikut:
a. Hukuman dan imbalan simbolis
b. Otonomi bagi anak
c. Komunikasi sebagai interaksi
d. Sosialisasi berpusat pada anak
e. Orang tua memperhatikan keinginan anak
f. Dalam keluarga biasanya mempunyai tujuan yang sama

8. Struktur Sosial
Asal kata struktur sosial berasal dari bahasa latin yaitu structum, yang berarti
menyusun, membangun untuk sebuah gedung, dan lebih umum dipakai istilah konstruksi
yang berarti kerangka. Struktur berarti susunan atau bangunan sedangkan sosial berkaitan
dengan masyarakat.
a. Pengertian struktur sosial
1). Soerjono Soekanto
Struktur sosial mengarah pada hubungan-hubungan yang lebih fundamental, yang
memberikan bentuk-bentuk dasar pada masyarakat, serta memberikan batas-batas
interaksi sosial yang mungkin dilakukan secara terorganisasi.
2). Raymond Firth
Struktur sosial adalah suatu pergaulan hidup manusia meliputi berbagai tipe
kelompok yang terjadi dari banyak orang dan meliputi pula lembaga-lembaga
dimana banyak orang mengambil bagian.
3). William Kornblum
Struktur sosial adalah pola perilaku berulang-ulang yang menciptakan hubungan
antar individu dan antar kelompok dalam masyarakat tersebut.
Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa struktur sosial
merupakan:
1). Tatanan kehidupan masyarakat baik antar individu maupun antar kelompok sosial
sesuai dengan status sosial dan perannya sehingga tercapai keteraturan sosial.
2). Pola penerapan sistem nilai dan norma sosial yang mengatur hubungan-hubungan
sosial dalam waktu yang relatif lama.

b. Elemen dasar struktur sosial


1). Status sosial, merupakan kedudukan/ posisi sosial seseorang dalam kelompok
masyarakat.
2). Peranan sosial, merupakan seperangkat harapan terhadap seseorang yang
menempati suatu posisi atau status sosial tertentu.
3). Kelompok, merupakan sejumlah orang yang memiliki nilai-nilai, norma-norma, dan
harapan yang sama secara sadar dan teratur.
4). Institusi, pola terorganisir dari kepercayaan dan perilaku yang terpusat pada
kebutuhan dasar sosial.
c. Fungsi struktur sosial
1). Merupakan instrumen masyarakat yang menyelenggarakan tata kehidupan secara
menyeluruh dalam segala aspek kehidupan.
2). Sebagai rantai sistem dalam penyelenggaraan setiap aspek kehidupan sehingga
menjadi tertur dan harmonis
3). Karakteristik khas yang dmiliki suatu masyarakat sehingga dapat memberikan
warna yang berbeda dari masyarakat yang lain.

9. Lembaga Sosial (Pranata Sosial)


a. Pengertian
Lembaga sosial adalah seperangkat ketentuan, aturan, atau norma sosial yang sudah
sedemikian mendalam (melembaga) sehingga keberadaannya disepakati dengan rasa
tanggung jawab oleh seluruh anggota masyarakatnya (memasyarakat).
Ada perbedaan istilah lembaga dengan pranata. Lembaga atau institut merupakan
sekelompok orang terorganisir yang bertugas melaksanakan aktivitas. Sedangkan
pranata atau institusi adalah sistem norma atau aturan-aturan mengenai suatu aktivitas
masyarakat yang khusus.
b. Ciri-ciri lembaga sosial
Lembaga sosial menurut Gilin and Gilin mempunyai ciri-ciri:
1. Memiliki organisasi pola pemikiran dan pola perilaku yang terwujud dalam
masyarakat. Misalnya adat istiadat, tata kelakuan, kebiasan dan lain sebagainya.
2. Memiliki kekekalan tertentu sehingga masyarakat menganggap sebagai norma yang
harus dipertahankan.
3. Memiliki satu atau beberapa tujuan tertentu.
4. Memiliki alat-alat perlengkapan yang dipergunakan untuk mencapai tujuan.
5. Memiliki lambang-lambang atau lembaga tertentu yang secara simbolis
menggambarkan tujuan dan fungsinya.
6. Memilki suatu tradisi tertulis ataupun tidak tertulis sebagai dasar dari pranata. Tradisi
tersebut merumuskan tujuannya, misalnya tata tertib dan lain-lain.
c. Syarat terbentuknya lembaga sosial
Dalam proses terbentuknya lembaga sosial terdapat syarat yang harus dipenuhi agar
suatu norma bisa menjadi pranata sosial, yaitu:
1. Sebagian besar warga masyarakat mau menerima norma tersebut
2. Norma tersebut telah menjiwai dan ditaati warga masyarakat
3. Norma tersebut mengandung sanksi dan daya mengikat yang kuat
d. Faktor-faktor pendorong terbentuknya lembaga sosial
Faktor pendorong terbentuknya lembaga sosial antara lain:
1. Adanya keinginan untuk mewujudkan keadaan hari esok yang lebih baik
2. Adanya dorongan untuk memenuhi kebutuhan hidup baik kebutuhan dasar, kebutuhan
sosial dan kebutuhan
3. Untuk mewujudkan efisiensi kerja dari setiap individu yang dapat didelegasikan
kepada lembaga-lembaga sosial tertentu untuk mewakilinya, misalnya:
1). Untuk mengurus pendidikan anak dibentuk sekolah
2). Untuk mengurus soal keamanan dibentuk polisi dan militer
3). Untuk mendapatkan pengadilan dan perlindungan hukum dibentuk kejaksaan dan
pengadilan
4. Adanya keterbatasan benda-benda pemuas kebutuhan sehingga diperlukan adanya
lembaga yang mengatur setiap pemenuhan kebutuhan tersebut agar terselenggara
dengan tertib dan selaras.

10. Perubahan sosial budaya


a. Pengertian
Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur sosial dalam kehidupan
masyarakat misalnya perubahan pada interaksi sosial, struktur sosial, lapisan sosial, nilai,
norma, dan lembaga-lembaga kemasyarakatan.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan sosial
1. Faktor geografis
Lingkungan fisik dapat mempengaruhi penduduk untuk mudah dan sulit
mengalami perubahan. Keadaan geografis yang menyulitkan hidup ikut membentuk
gaya hidup mereka. Contohnya mayarakat Gunung Kidul yang keadaan geografisnya
tandus memaksa pemuda-pemudanya untuk merantau ke kota-kota besar dan
umumnya mereka berhasil ditanah rantau karena semangat juangnya tinggi.
2. Faktor teknologis
Penemuan teknologi telah mengakibatkan perubahan sosial yang sangat luas di
masyarakat. Misalnya penggunaan alat-alat transportasi dan komunikasi yang sangat
canggih memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk berkomunikasi dan
menerima informasi baru dalam waktu yang cepat sehingga dapat mempengaruhi
perubahan pola pikir masyarakat. Dan itu berdampak positif dan negatif bagi
masyarakat.
3. Faktor ideologi
Ideologi adalah dasar dari keyakinan yang terdapat pada masyarakat. Ideologi
dapat menjadi alat untuk mempercepat perubahan jika keyakinan tersebut tidak lagi
menjadi harapan hidup untuk lebih baik dalam memenuhi kebutuhan hidup.
Contohnya pesatnya komunisme di Indonesia tahun 60 -an karena disaat rakyat
menderita kemiskinan komunisme saat itu menawarkan hidup sama rasa sama rata
sehingga tidak ada orang kaya dan miskin. Begitu juga runtuhnyaa komunisme di
Indonesia karena komunisme tidak bisa memberikan harapan hidup lebih baik dalam
memenuhi kebutuhan hidup.
4. Faktor kepemimpinan
Perubahan-perubahan sosial budaya di dunia sering dipicu oleh pemimpin yang
kharismatik karena mereka mempunyai daya tarik yang luar biasa untuk
menggerakkan pengikutnya. Contohnya Sukarno di Indonesia, Mahatma Gandhi di
India, dan lain sebagainya.
5. Faktor penduduk
Peningkatan jumlah penduduk yang luar biasa dan tidak diimbangi dengan tingkat
kesejahteraannya akan menimbulkan masalah sosial yang mengakibatkan perubahan
sosial. Contohnya meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia akan menimbulkan
pengangguran, kemiskinan dan akhirnya merembaknya kejahatan.
c. Faktor-faktor Penyebab Perubahan Sosial
1. Faktor Intern
Faktor intern bersumber dari dalam masyarakat antara lain sebagai berikut:
a. Bertambah atau berkurangnya penduduk
b. Penemuan-penemuan budaya baru (discovery dan invetion)
c. Pertentangan-pertentangan dalam masyarakat
d. Terjadinya pembrontakan atau revolusi dalam tubuh masyarakat
2. Faktor Ekstern
Faktor ekstern perubahan sosial bersumber dari luar masyarakat, antara lain sebagai
berikut:
a. Adanya bencana alam misalnya gunung meletus
b. Peperangan yang terjadi antar negara
c. Pengaruh akibat kontak dengan budaya masyarakat lain.

d. Faktor pendorong dan penghambat perubahan sosial


1. Faktor pendorong terjadinya perubahan sosial
a. Kontak dengan budaya lain
b. Sistem pendidikan formal yang maju
c. Sistem terbuka dalam lapisan-lapisan masyarakat
d. Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang lain
e. Penduduk yang heterogen
f. Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang
g. Sikap menghargai hasil karya orang lain
h. Orientasi pada masa depan
i. Nilai bahwa manusia harus senantiasa berikhtiar untuk memperbaiki hidupnya
2. Faktor-faktor penghambat perubahan sosial
a. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain
b. Pendidikan yang terbelakang
c. Sikap masyarakat yang sangat tradisional
e. Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan kuat sekali atau
vested interets
e. Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada integrasi kebudayaan
f. Prasangka buruk terhadap hal-hal yang baru atau asing atau sikap yang tertutup
g. Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis
h. Adat atau kebiasaan
i. Nilai bahwa hidup ini pada hakikatnya buruk dan tidak mungkin diperbaiki

11. Kebudayaan
Manusia adalah makhluk yang paling sempurna karena manusia dikaruniai akal.
Dengan menggunakan akal manusia mampu beradaptasi dengan lingkungan alam maupun
lingkungan sosialnya. Adaptasi tersebut terbentuk melalui kebudayaan yang diciptakan oleh
manusia.
Kebudayaan setiap masyarakat berbeda-beda karena dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan fisik masyarakat setempat. Masyarakat dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan
karena masyarakat tidak dapat hidup tampa kebudayaan, dan masyarakat yang hidup pasti
akan menghasilkan kebudayaan untuk mempertahankan kehidupannya.
Menurut Selo Soermadjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah hasil karya,
rasa, dan cipta masyarakat. Karya adalah kemampuan manusia untuk menghasilkan benda
yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Rasa adalah semua unsur ekspresi jiwa
manusia yang mewujudkan nilai-nilai dan norma-norma sosial, termasuk didalamnya
agama, ideologi, kebatinan dan kesenian. Cipta adalah kemampuan mental dan berpikir
yang menghasilkan ilmu pengetahuan. Kebudayaan secara universal terdiri dari tujuh unsur
utama yaitu:
a. Sistem bahasa
b. Sistem kepercayaan
c. Sistem kesenian
d. Sistem organisasi sosial (kekerabatan)
e. Sistem mata pencaharian (ekonomi)
f. Sistem ilmu pengetahuan
g. Sistem perlengkapan dan peralatan hidup (teknologi)

12. Pelapisan sosial (Stratifikasi Sosial)


a. pengertian
Stratifikasi sosial adalah perbedaan posisi seseorang atau kelompok dalam kedudukan
berbeda-berbeda secara vertikal.
b. Macam-macam Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial dibagi menjadi beberapa macam yaitu:
1. Stratifikasi berdasarkan kelas atau ekonomi (kekayaan)
Yaitu stratifikasi didasarkan pada penghasilan dan kekayaan material. Contohnya di
masyarakat terdapat kelas berdasarkan tingkat ekonomi yakni kelas atas, kelas
menengah dan kelas bawah.
2. Stratifikasi berdasarkan status sosial (kehormatan)
Yaitu stratifikasi didasarkan pada status seseorang di masyarakat. Contohnya
kebangsawanan , pendidikan, sistem kasta, apartheid dan lain sebagainya.
3. Stratifikasi berdasarkan kekuasaan
Yaitu orang yang memperoleh kesempatan menjadi pemimpin baik melalui mekanisme
pemilihan umum maupun secara turun temurun akan menempati kelas sosial yang
lebih tinggi. Contohnya struktur pemerintahan RI.
4. Stratifikasi berdasarkan pendidikan (ilmu pengetahuan)
Dalam masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan maka pendidikan dipakai
sebagai dasar untuk menggolongkan lapisan sosial. Contohnya tingkat pendidikan
dari SD,SMP,SMA, S1, S2, dan S3
Proses terbentuknya stratifikasi sosial juga dipengaruhi oleh adanya pelapisan sosial
yang terjadi dengan sendirinya dan yang sengaja dibentuk.
Pelapisan sosial yang terjadi dengan sendirinya, faktor yang mempengaruhi antara lain:
1. Usia
2. Kepandaian
3. Sifat keaslian
4. Senioritas
5. Kepemilikan harta

c. Sifat-sifat Stratifikasi Sosial


1. Stratifikasi Sosial Terbuka
Dalam stratifikasi sosial terbuka setiap orang dapat saja masuk ketingkat lapisan
sosial tertentu yang tinggi tergantung kepandaian, kemauan keras dan keberuntungan.
Tetapi seseorang bisa saja jatuh ke tingkat lapisan yang lebih rendah jika tidak
sanggup lagi melaksanakan hak daan kewajibannya sesuai dengan kelas sosial yang
disandangnya.
Secara visual sifat lapisan terbuka: kemungkinan mengadakan mobilitas sangat besar
sebagai berikut.

2. Stratifikasi Sosial Tertutup


Pada sistem stratifikasi sosial tertutup tardapat pembatasan terhadaap kemungkinan
pindahnya kedudukan seseorang dari lapisan satu ke lapisan sosial yang lain.
Sehingga dalam sistem lapisan tertutup bersifat tetap. Satu-saatunya jalan upaya
berada dalam lapisan tertentu adalah melalui kelahiran. Contohnya sistem kasta dalam
agama Hindu di India. Apabila ada perkawinan antar kasta dan melahirkan seorang
anak, anak itu mengikuti kasta ayahnya. Agar diperoleh pengertian yang lebih jelas
mengenai sistem pelapisan sosial yang bersifat tertutup, berikut dikemukakan ciri-ciri
masyarakat kasta India.
a. Kasta didapatkan dari warisan atau kelahiran sehingga seorang anak memiliki kasta
yang sama seperti kasta yang memiliki oleh ayahnya.
b. Seseorang yang sudah memiliki kasta tertentu berlaku seumur hidup. Ia tidak dapat
menghapus kasta yang dimilikinya kecuali, dikeluarkan atau dikucilkan dari
kastanya.
c. Perkawinan bersifat endogami, artinya seseorang hanya dapat bersuami atau
beristri dari orang-orang dalam kastanya.
d. Hubungan antara kasta yang satu dengan kasta yang lain sangat terbatas.
e. Tiap-tiap anggota menyadari posisi dirinya pada kastanya masing-masing. Tiap
anggota kasta menaati norma-norma dalam kastanya.
f. Kedudukan yang dimiliki oleh seseorang sangat terikat oleh kastanya
g. Kewibawaan kasta selalu dipertahankan oleh pendukung-pendukungnya.
Sifat lapisan tertutup: mobilitas sangat terbatas atau bahkan tidak ada.
Sistem pelapisan sosial tertutup, dalam batas-batas tertentu juga terdapat di dalam
masyarakat Hindu Bali. Menurut kitab suci mereka sistem pelapisan sosial tertutup terdiri
atas empat lapisan, yaitu sebagai berikut.

a. Kasta Brahmana, merupakan kasta pendeta yang dipandang sebagai lapisan tertinggi.
b. Kasta ksatria, merupakan kasta bangsawan dan tentara yang dipandang sebagai
lapisan kedua.
c. Kasta waisya, merupakan kasta pedagang yang dipandang sebagai lapisan menengah
ke tiga.
d. Kasta sudra, merupakan kasta orang-orang biasa atau rakyat jelata.
Keiga lapisan pertama dinamakan triwangsa. Lapisan terakhir dinamakan jaba yang
merupakan lapisan dengan jumlah terbanyak. Kasta-kasta itu dapat diketahui dari gelar
yang diambil menurut garis keturunan laki-laki. Contoh:
a. Kasta Brahmana bergelar Ida Bagus, Ida Ayu
b. Kasta kesatria bergelar Cokorda, Dewa, Anak Agung, Ngahan, Ida Agung, Ida Ngurah,
I Gusti Agung.
c. Kasta Waisya bergelar I Dewi, I Desak
d. Kasta Sudra memiliki gelar Pande, Kabon, Pasek

3. Stratifikasi Sosial Campuran


Di dalam sistem pelapisan campuran di satu sisi seseorang masih memegang sistem kasta
tetapi sekarang dalam kehidupan sehari-hari kasta yang paling rendah sekalipun (Sudra)
bisa kemungkinan menjadi kaya bila bekerja keras. Jadi dalam sistem lapisan campuran
status sosial boleh rendah tetapi secara ekonomi bisa menduduki lapisan atas.
Secara visual dapat digambarkan sebagai berikut:

B. Hubungan Sosial
1. Pengertian hubungan sosial
Hubungan sosial adalah hubungan antara dua atau lebih individu dimana tingkah
laku yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki tingkah laku yang lain.
Jadi hubungan sosial lebih bersifat emosional.

2. Karakteristik Hubungan Sosial


Karakteristik dari suatu hubungan sosial adalah dua orang atau lebih yang
saling berkoordinasi antara satu dengan yang lainnya dimana tindakan, pengaruh,
evaluasi, atau pikiran mereka saling melengkapi. Jadi tindakan mereka saling
melengkapi. Contohnya seorang anak berbuat baik dan rajin belajar karena ingin
mendapat pujian dari guru dan orang tuanya.
Berdasarkan karakteristik di atas maka hubungan sosial merupakan hubungan
yang terwujud antara individu dengan individu, individu dengan kelompok dan
kelompok dengan kelompok. Hubungan sosial ini bisa dilihat dari aspek tingkah laku
seperti cara berkomunikasi maupun emosi atau perasaan yang muncul saat
berinteraksi. Emosi atau perasaan itu dapat berupa rasa kasih sayang, tolong
menolong hingga pemahaman terhadap perasaan orang lain.
3. Perbedaan hubungan sosial dengan Interaksi sosial
Sering kali istilah hubungan sosial dengan interaksi sosial dianggap sama,
padahal kedua istilah tersebut memiliki pengertian yang berbeda. Interaksi sosial
dapat terjadi jika dipenuhinya dua syarat yaitu adanya kontak sosial dan adanya
komunikasi. Apabila kita melakukan komunikasi dengan orang lain seperti berbicara
maka telah terjadi interaksi sosial antara kita dengan orang tersebut. Hubungan sosial
terjadi karena adanya interaksi sosial yang melibatkan emosi atau perasaan.
Keterlibatan emosi dalam interaksi sosial tersebut mengakibatkan terjadinya
hubungan sosial antara individu satu dengan individu lainnya. Jadi hubungan sosial
lebih luas dari pada interaksi sosial.

C. Bentuk-bentuk hubungan sosial dalam masyarakat


1. Hubungan antar pribadi
Pergaulan remaja seperti pertemanan merupakan wujud dari hubungan antar
pribadi. Dengan pertemanan diharapkan akan terwujud saling pengertian dan saling
perhatian antar individu. Memberikan bantuan bagi yang membutuhkan merupakan
hal yang paling utama dalam hubungan antar pribadi karena dapat mendorong
terbentuknya hubungan emosional atau perasaan mendalam diantara keduanya.
2. Kelompok sosial
Kelompok sosial adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama
akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Kelompok ini dapat mempengaruhi
perilaku para anggotanya. Kelompok ini tersusun atas dasar individu-individu yang
saling berinteraksi. Semakin dekat jarak geografis maka semakin intens saling
bertemu, melihat, berbicara dan bersosialisasi. Kedekatan menumbuhkan interaksi
yang mendorong terbentuknya sebuah pertemanan.

2. Paguyuban dan patembayan


Paguyuban atau gemeianschft adalah sebuah sistem sosial yang kebanyakan
jalinan hubungannya lebih bersifat personal (pribadi) atau tradisional. Paguyuban
merupakan hubungan antar individu tidak didasarkan mencari keuntungan tetapi
lebih mementingkan ikatan pribadi. Cirinya kekal, saling kenal, tidak profit dan
sebagainya. Bentuk paguyuban ini masih berlangsung dalam masyarakat pedesaan
atau tradisional. Contohnya keluarga atau trah, RT (Rukun Tetangga), RW (Rukun
Warga) dan sebagainya..
Patembayan atau gessellschaft adalah hubungan antar individu yang tidak
didasarkan atas hubungan antar pribadi tetapi didasarkan kesepakatan resmi. Cirinya
ditentukan oleh proses tawar menawar, tidak kekal, individualis dan profit. Bentuk
patembayan ini biasanya terdapat pada masyarakat perkotaan dan masyarakat industri.
Contohnya organisasi profesi dan komunitas yakni PGRI (Persatuan Guru Republik
Indonesia), IDI (Ikatan Dokter Indonesia), PDGI (Persatuan Dokter Gigi Indonesia),
KMI (Komunitas Motor Indonesia) dan sebagainya.
3. Hubungan kelas dan kelas sosial
Kedudukan seseorang dalam kelas sosial tertentu akan tampak dari bagaimana
ia diperlakukan dan penghormatan yang diberikan orang lain terhadap dirinya.
Kedudukan sosial seseorang pimpinan perguruan tinggi tidaklah sama dengan
kedudukan seorang pembersih kantor. Pada umumnya kita bersikap hormat terhadap
orang-orang yang kedudukan sosial di atas kita. Sebaliknya memandang rendah atau
enteng terhadap orang-orang yang secara sosial kita pandang berada di bawah
kedudukan kita. Sikap ini tentu saja harus kita hindari.
c. Faktor-faktor pendorong hubungan sosial
Contoh tersebut merupakan bentuk hubungan sosial yang didasarkan atas kelas-
kelas sosial yang terbentuk dalam kehidupan sosial suatu masyarakat. Hal ini memang
tidak bisa dipungkiri karena manusia mengelompokkan orang lain yang lebih tinggi
derajatnya, sama derajatnya (setara) dan lebih rendah derajatnya. Ada lima hal yang
menentukan tinggi rendahnya status seseorang menurut Talcott Parsons yaitu:
a. Dari unsur kelahiran misalnya kebangsawanan, ras dan jenis kelamin
b. Kualitas atau mutu pribadi misalnya dilihat dari usia, kebijaksanaan dan kearifan
c. Dari prestasi seseorang misalnya kesuksesan pendidikan, kesuksesan usaha
kepangkatan
d. Dari kepemilikan kekayaan misalnya harta benda seseorang yang banyak akan
dihormati masyarakat
e. Dari otoritas seseorang misalnya kemapuan seseorang menguasai atau mempengaruhi
orang lain sehingga orang mau bertindak seseuai dengan yang diinginkan tampa
perlawanan.
1. Hubungan Gender
Hubungan gender adalah hubungan sosial antara laki-laki dengan perempuan
yang bersifat saling membantu atau sebaliknya. Gender berasal dari bahasa latin
yaitu genus yang artinya tipe atau jenis. Gender adalah sifat dan perilaku yang
dilekatkan pada laki-laki dan perempuan yang dibentuk secara sosial maupun
budaya.

2. Hubungan kelembagaan atau lembaga sosial


Lembaga sosial merupakan seperangkat norma yang mengatur aktifitas
manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup masyarakat. Adapun sistem hubungan
adalah jaringan peran serta status yang menjadi wahana untuk melaksanakan
perilaku tersebut. Lima lembaga dasar yang penting dalam masyarakat adalah
lembaga keluarga, lembaga pendidikan, lembaga ekonomi, lembaga politik, dan
lembaga agama. Kelima lembaga tersebut tidak dapat berdiri sendiri-sendiri,
kesemuanya saling bergantung dan saling membutuhkan.
D. Faktor-faktor Pendorong Hubungan Sosial
Hubungan sosial yang terjadi atau terbentuk dalam masyarakat disebabkan oleh berbagai
faktor. Faktor-faktor yang mendorong terjadinya hubungan sosial dalam suatu masyarakat
tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Faktor sosial
Sebagai makhluk sosial kita tidak mungkin hidup sendiri karena kita tentunya tetap
membutuhkan orang lain untuk memenuhi kebutuhan kita. Dalam keadaan yang sangat
sulit misalnya kita sangat membutuhkan orang lain. Kita tidak akan dapat mengatasi
kesulitan itu tampa adanya bantuan dari orang lain. Hubungan antar teman merupakan
salah satu contoh yang bisa kita lihat dalam kehidupan sehari-hari.
Orang-orang yang menjalin pertemanan biasanya saling perhatian terhadap satu
sama lain. Meraka saling membantu dan saling memberikan dukungan. Berteman banyak
manfaatnya, kita tentunya senang jika teman-teman memperhatikan kita, menemani kita
disaat kita sakit, dan membantu kita jika kita mengalami kesulitan. Faktor-faktor sosial
inilah yang mendorong terjadinya hubungan sosial antara kita dengan orang lain.
2. Faktor ekonomi
Kita tentunya tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup kita sendiri tampa bantuan
orang lain walaupun bantuan itu sifatnya membeli jasanya. Untuk memenuhi kebutuhan
ekonomi kita yang harus dilakukan adalah menjalin hubungan sosial dengan orang lain.
Contohnya jika kita membutuhkan pakaian maka kita pergi ke toko pakaian untuk
membeli pakaian yang kita butuhkan, dan apabila kita membutuhkan makanan karena kita
lapar maka kita pergi ke warung makan untuk membeli makanan. Faktor ekonomi
merupakan salah faktor pendorong terjadinya hubungan sosial.
3. Faktor pendidikan
Faktor pendidikan juga bisa digolongkan menjadi salah satu faktor penyebab
hubungan sosial. Kebutuhan pokok manusia adalah sandang, papan, pangan. Seiring
kemajuan zaman maka kebutuhan pokok manusia ditambah satu yaitu pendidikan.
Sehingga tidak mengherankan jika faktor pendidikan menjadi penyebab hubungan sosial.
Contohnya untuk mendapatkan pengetahuan ilmu dan teknologi kita membutuhkan
lembaga sekolah untuk mendidik kita. Dalam menunjang kelancaran belajar kita tentunya
memerlukan buku-buku, untuk itu kita memerlukan penulis buku, pedagang buku, penerbit
buku, pencetak buku dan sebagainya.

E. Faktor-faktor Penghambat hubungan Sosial


1. Mengamati Lingkungan
Pernakah kalian melihat seseorang yang diliputi perasaan cemas, takut dan
bingung ketika menghadapi sesuatu yang tidak diperkirakan sebelumnya? Mengapa
seseorang yang cemas, takut dan bingung sukar melakukan hubungan sosial? Berikan
alasanmu!
2. Faktor-faktor penghambat hubungan sosial
Faktor penghambat terjadinya hubungan sosial dalam masyarakat dapat
disebabkan oleh berbagai faktor. Berikut ini merupakan faktor-faktor yang
menghambat terjadinya hubungan sosial.
3. Hambatan yang bersifat antropologis
Dalam melakukan hubungan sosial kita harus mengenal seseorang atau
kelompok tersebut. Apabila kita tidak mengenal sama sekali budayanya, rasnya, adat
istiadatnya, gaya hidupnya, noma dan nilai yang diterapkannya, bahasanya, dan
sebagainya maka kita akan sulit untuk menjalin hubungan sosial dengan orang atau
kelompok tersebut. Apabila kita tidak mengenal hal-hal tersebut tentunya akan
menghambat terjadinya hubungan sosial. Contohnya masyarakat Badui Dalam di
Propinsi Banten sulit menjalin hubungan sosial karena sifatnya yang tertutup dengan
dunia luar.
4. Hambatan yang bersifat sosiologis
Dalam masyarakat terdapat struktur sosial yang terdiri dari beberapa lapisan
sosial yakni kelas atas, kelas menengah, dan kelas bawah. Perbedaan kelas satu
dengan kelas yang lain adalah tingkat pendidikan, tingkat kekayaan, tingkat sosial dan
sebagainya. Contohnya orang yang berada pada status sosial ekonomi rendah akan
sulit melakukan hubungan sosial dengan status sosial ekonomi atas. Orang miskin
akan kesulitan menjalin hubungan sosial dengan orang yang kaya karena alasan
kesibukan orang kaya, bahkan kalau ada orang miskin datang ke rumah orang kaya
yang didapat bukan sambutan hangat tetapi dicurigai sebagai pemulung, pengemis
atau peminta sumbangan.
3. Hambatan yang bersifat psikologis
Faktor psikologis sering menjadi hambatan dalam melakukan hubungan
sosial. Hal ini disebabkan karena kita kurang mengenal aspek psikologis dari orang
lain. Hubungan sosial akan sulit tercipta jika kondisi psikologis orang tersebut sedang
terganggu. Contohnya orang yang sedang sedih, cemas, bingung, marah, iri hati dan
kecewa sulit melakukan hubungan sosial dengan orang lain karena kondisi yang tidak
nyaman.
4. Hambatan yang bersifat ekologis
Hambatan ekologis terjadi karena gangguan lingkungan terhadap proses
berlangsungnya hubungan sosial. Hambatan yang bersifat ekologis ini dapat berupa
letak geografis suatu daerah, cuaca yang buruk, kondisi lingkungan alam yang tidak
mendukung, bencana alam dan sebagainya. Contohnya ketika dipedalaman Papua
terjadi kelaparan hebat banyak warga Papua yang hidup di hutan pedalaman
meninggal karena sulitnya bantuan pangan yang dapat menembus lebatnya hutan
Papua, bahkan Helikopter pembawa bahan pangan tidak bisa mendarat. Terhambatnya
hubungan sosial menyebabkan banyak warga Papua di hutan pedalaman meninggal
karena kelaparan.

F. Dampak Hubungan sosial


Hubungan sosial yang terjadi dalam suatu masyarakat dapat menimbulkan berbagai
dampak positif maupun negatif yang dapat mempengaruhi kehidupan masyarakat yang
bersangkutan. Dampak hubungan sosial tersebut antara lain:
1. Terjadinya sosialisasi
Dengan adanya hubungan sosial di masyarakat maka akan terjadi proses
sosialisasi. Proses sosialisasi merupakan proses belajar seseorang anggota masyarakat
untuk mengenal dan menghayati budaya setempat. Dengan sosialisasi seseorang bisa
diterima keberadaannya di lingkungan masyarakat untuk memerankan diri sebagai
makhluk individu maupun makhluk sosial.
2. Mendorong proses internalisasi
Internalisasi adalah suatu proses belajar individu yang berlangsung sepanjang
hidup mulai saat dilahirkan hingga akhir hayatnya. Hubungan sosial antara individu
dengan individu atau kelompok dapat mendorong terjadinya proses internalisasi.
Sepanjang hidupnya individu harus belajar dengan orang lain untuk mengolah segala
perasaan, nafsu dan emosi yang akan membentuk kepribadiannya. Tampa adanya
hubungan sosial maka proses internalisasi tidak akan terwujud.
3. Mempermudah proses enkulturasi
Proses enkulturasi dapat diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan
diri dengan adat istiadat, nilai, norma serta semua peraturan yang terdapat pada
masyarakat. Hubungan sosial yang terjalin akan mempermudah terjadinya proses
enkulturasi pada diri seseorang. Proses ini mulai dari lingkungan keluarga hingga
pada lingkungan yang lebih luas yakni masyarakat.
4. Terjadinya difusi
Difusi merupakan proses penyebaran manusia dari tempat satu ke tempat lain
ke seluruh dunia. Sudah ratusan tahun yang lalu, manusia dari berbagai suku bangsa
telah menyebar keberbagai wilayah dunia dengan berbagai budaya, iklim, ras, dan
lingkungan yang berbeda. Hubungan sosial yang terjadi di masyarakat tentu saja akan
mempermudah proses terjadinya difusi.
5. Terjadinya akulturasi
Akulturasi adalah bertemunya dua kebudayaan menjadi satu budaya baru akan
tetapi ciri-ciri budaya lama yang asli masih tampak dalam budaya baru tersebut.
Proses akulturasi dapat berlangsung apabila ada hubungan sosial dalam masyarakat.
Contohnya bertemunya dan terjadinya hubungan sosial anatara budaya Islam dengan
budaya Hindu melahirkan akulturasi dalam wujud menara masjid Kudus, masjid
Agung Yogyakarta dan sebagainya.
6. Terjadinya asimilasi
Asimilasi bisa diartikan bertemunya dua kebudayaan menjadi satu budaya baru
akan tetapi ciri-ciri budaya lama yang asli sudah hilang melebur menjadi budaya baru
tersebut. Biasanya proses asimilasi terjadi antara golongan mayoritas dengan
golongan minoritas. Dalam proses itu golongan minoritas menyesuaikan diri dengan
golongan mayoritas sehingga sifat-sifat golongan minoritas lambat laun berubah dan
menyatu dengan kebudayaan mayoritas.
Contohnya masyarakat Kalang di Kota Gede Yogyakarta sekarang lenyap karena
adanya proses asimilasi dengan masyarakat modern di Kota Gede Yogyakarta.
Hubungan sosial yang terjadi di masyarakat dapat mengakibatkan terjadinya proses
asimilasi.
7. Mendorong inovasi
Inovasi merupakan proses pembauran atau perubahan untuk lebih baik. Inovasi
tercipta biasanya akarena adanya inspirasi dari orang lain. Contohnya mahasiswa
menciptakan alternatif bahan pangan nata de cassava (singkong) karena terinspirasi
dari nata de coco (kelapa). Hubungan sosial yang terjadi antara masyarakat satu
dengan masyarakat lain atau individu satu dengan individu lain dapat mendorong
terjadinya inovasi atau pembaharuan.
8. Menciptakan konflik
Dengan adanya hubungan sosial antara masyarakat satu dengan masyarakat lain
atau bangsa satu dengan bangsa lain konflik akan selalu mewarnai hubungan mereka.
Hal ini dikarenakan timbulnya perbedaan pendapat, perbedaan ideologi, status dan
lain sebagainya. Contohnya konflik Madura dengan Dayak di Kalimantan Barat
karena adanya hubungan sosial antara orang yang berasal dari suku Madura sebagai
pendatang dengan pribumi suku Dayak.
G. Konsep Dasar Sosiologi Dalam Memahami Hubungan Sosial
Seperti yang sudah kita pelajari sebelumnya, sosiologi banyak mempunyai
konsep dasar misalnya individu, keluarga, kelompok sosial, struktur sosial, kekerabatan,
akulturasi, asimilasi, difusi, inovasi, proses sosial hingga sosialisasi. Penerapan konsep
dasar sosiologi dalam memahami hubungan sosial dalam masyarakat bisa dicontohkan
dalam proses sosialisasi. Sebagai salah satu konsep dasar sosiologi, sosialisasi sangat
berperan dalam membentuk kepribadian seseorang walaupun melewati media sosialiasi
seperti keluarga, teman sepermainan, media masa, tempat kerja dan sebagainya. Tampa
adanya proses sosialisasi tentunya akan sulit membentuk kepribadian seseorang.
Dalam proses sosialisasi akan selalu terjadi suatu hubungan sosial baik individu
dengan individu, individu dengan kelompok maupun kelompok dengan kelompok.
Tampa adanya hubungan sosial maka mustahil proses sosialisasi akan terwujud. Jadi
sosialisasi akan berjalan dengan baik apabila terjadi hubungan sosial.
Hal ini bisa dicontohkan seorang ayah dan ibu di rumah mengajarkan kita selalu
untuk berbuat baik, suka menolong, suka bekerja keras, rajin belajar, santun dalam
berbicara dan bersikap dan sebagainya. Pada saat mereka memberikan nasihat tentunya
ada hubungan sosial antara orang tua dengan kalian. Tampa adanya hubungan sosial
tersebut maka sosialisasi tidak akan terwujud.

Anda mungkin juga menyukai