Anda di halaman 1dari 8

Ilmu Kesehatan Masyarakat

Dinamika Masyarakat Dalam Kelompok Sosial

Alif P. Ramelan,S.Tr,Kep

Definisi Ilmu Kesehatan Masyarakat

Kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni memelihara, melindungi, dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui

usaha-usaha masyarakat dalam pengadaan pelayanan kesehatan, pencegahan, dan pemberantasan penyakit. Kesehatan

masyarakat mencakup semua kegiatan, baik langsung maupun tidak langsung,

untuk mencegah penyakit (preventif), meningkatkan kesehatan (promotif), Kegiatan kesehatan


terapi (kuratif), maupun pemulihan (rehabilitatif). Pilar utama ilmu masyarakat adalah
kesehatan masyarakat antara lain epidemiologi, biostatistik, kesehatan pencegahan penyakit yang
lingkungan, pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku, administrasi kesehatan, terjadi dalam masyarakat
gizi masyarakat, serta pelayanan kesehatan. melalui perbaikan sanitasi

lingkungan dan pencegahan


A. Dinamika Masyarakat,Pranata Sosial, dan Mobilitas Sosial
penyakit melalui imunisasi.
1. Dinamika Masyarakat

✓ Dinamika berarti tingkah laku individu yang satu secara langsung mempengaruhi individu yang lain

secara timbal balik. Dinamika menunjukkan adanya interaksi dan interdependensi antara anggota kelompok

yang satu dengan anggota kelompok yang lain secara timbal balik dan antara anggota dengan kelompok

secara keseluruhan.

✓ Kelompok merupakan suatu unit yang terdapat lebih dari satu individu yang mempunyai kemampuan

untuk berbuat untuk kesatuannya dengan cara dan atas dasar kesatuan persepsi (H. Smith).

✓ Masyarakat adalah kelompok atau komunitas yang interdependen atau individu-individu yang saling

bergantung antara yang satu dengan lainnya. Sebutan masyarakat dipakai untuk mengacu pada sekelompok

individu yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.


✓ Sekelompok manusia bisa disebut sebagai suatu masyarakat apabila mempunyai pemikiran, perasaan,

serta sistem atau aturan yang sama. Dengan kesamaan itu, manusia lalu berhubungan saling berinteraksi

antara sesama mereka berdasarkan kepentingan bersama.

Dinamika sosial adalah perubahan sosial yang terjadi akibat adanya


interaksi dalam dua atau lebih individu dalam suatu masyarakat yang
memiliki hubungan psikologis secara jelas dalam situasi yang dialami.

2. Pranata Sosial

a) Definisi Pranata sosial

Pranata sosial adalah suatu sistem tata kelakuan dalam hubungan yang berpusat kepada aktivitas-

aktivitas untuk memenuhi berbagai kebutuhan khusus dalam masyarakat. Pranata sosial berasal dari

bahasa asing social institutions, itulah sebabnya ada beberapa ahli sosiologi yang mengartikannya

sebagai lembaga kemasyarakatan, di antaranya adalah Soerjono Soekanto. Lembaga kemasyarakatan

diartikan sebagai himpunan norma dari berbagai tindakan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok di

dalam kehidupan bermasyarakat.

Pada umumnya setiap Manusia tidak bisa hidup dengan sendirinya melainkan membutuhkan orang

lain untuk memenuhi kebutuhan sebagai Mahluk sosial, seiring dengan pertumbuhan dan pola relasi

manusia dalam bermasyarakat maka dari itu manusia tidak terlepas dari pranata, terbentuknya Pranata

(lembaga yang mengatur) bermula dari kebutuhan masyarakat akan keteraturan kehidupan bersama.

Pranata Sosial adalah sistem norma yang bertujuan untuk mengatur tindakan maupun kegiatan
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pokok dan bermasyarakat bagi manusia.
b) Fungsi Pranata Sosial

Menurut Sumner dalam Soekanto(2012 :173) mengatakan pranata adalah sebagai cita-cita, perbuatan,

sikap, dan perlengkapan kebudayan, bersifat kekal serta bertujuan untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat. Pentingnya adalah agar ada keteraturan dan integrasi. Dan mempunyai beberapa fungsi,

yaitu:
1) Memberikan pedoman pada anggota masyarakat, bagaimana mereka bertingkah laku atau bersikap

dalam menghadapi masalah-masalah, terutama yang menyangkut kebutuhan-kebutuhan.

2) Menjaga keutuhan masyarakat.

3) Merupakan pedoman sistem pengendalian sosial di masyarakat.

c) Ciri-Ciri Pranata Sosial

1) Memiliki Lambang-Lambang/Simbol

Setiap pranata sosial pada umumnya memiliki lambang-lambang atau simbol-simbol yang ter-

wujud dalam tulisan, gambar yang memiliki makna serta menggambarkan tujuan dan fungsi pranata

yang bersangkutan. Contoh cincin pernikahan sebagai simbol dalam pranata keluarga, burung

garuda merupakan simbol dari pranta politik negara Indonesia.

2) Memiliki Tata Tertib dan Tradisi

Pranata sosial memiliki aturan-aturan yang menjadi tata tertib serta tradisitradisi baik yang

tertulis maupun tidak tertulis yang akan menjadi acuan serta pedoman bagi setiap anggota

masyarakat yang ada di dalamnya. Contohnya dalam pranata keluarga seorang anak wajib bersikap

hormat kepada orang tua, namun tidak ada aturan tertulis yang baku tentang deskripsi sikap

tersebut. Sementara itu dalam pranata pendidikan ada aturan-aturan tertulis yang wajib dipatuhi

semua warga sekolah yang tertuang dalam tata tertib sekolah.

3) Memiliki Satu atau Beberapa Tujuan

Pranata sosial mempunyai tujuan yang disepakati bersama oleh anggota masyarakat. Tujuan

pranata sosial kadang tidak sejalan dengan fungsinya secara keseluruhan. Contoh: Pranata

ekonomi, antara lain bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

4) Memiliki Nilai Pranata sosial merupakan hasil pola-pola pemikiran dan pola-pola perilaku dari

sekelompok orang atau anggota masyarakat, mengenai apa yang baik dan apa yang seharusnya

dilakukan dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan demikian pranata sosial terdiri atas adat

istiadat, tradisi atau kebiasaan serta unsur-unsur kebudayaan lain yang secara langsung maupun

tidak langsung bergabung dalam suatu fungsi, sehingga pranata sosial tersebut mempunyai makna

atau nilai di dalam masyarakat tersebut. Contoh tradisi dan kebiasaan dalam pranata keluarga

adalah sikap menghormati atau sikap sopan santun terhadap orang yang lebih tua.
5) Memiliki Usia Lebih Lama (Tingkat Kekekalan Tertentu) Pranata sosial pada umumnya memiliki

umur lebih lama daripada umur manusia. Pranata sosial pada umumnya tidak mudah berganti atau

berubah. Hal tersebut terbukti dengan banyaknya pranata sosial yang diwariskan dari generasi ke

generasi. Pranata sosial yang telah diterima akan melembaga pada setiap diri anggota masyarakat

dalam jangka waktu relatif lama sehingga dapat di-tentukan memiliki tingkat kekekalan tertentu.

Contohnya tradisi silaturahmi pada waktu hari raya lebaran, merupakan tradisi turun temurun dari

dulu hingga sekarang.

3. Mobilitas Sosial

Mobilitas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai gerakan berpindah-pindah atau

kesiapsiagaan untuk bergerak. Sedangkan secara etimologis mobilitas berasal dari bahasa latin yaitu

‘mobilis’ yang berarti mudah dipindahkan atau banyak bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain;

terdapatnya kata sosial pada istilah mobilitas sosial adalah untuk menekankan bahwa istilah tersebut

mengandung makna yang melibatkan seseorang atau sekelompok warga dalam kelompok sosial.

Ransford dalam Sunarto (2004:87) menyatakan, dalam sosiologi mobilitas sosial berarti

perpindahan status dalam stratifikasi sosial; “Social mobility refers to the movement of individuals or

groups--up or dowm--within a social hierarchy”. Komblum (1988: 172) menyatakan mobilitas sosial adalah

perpindahan individu, keluarga atau kelompok sosial dari lapisan ke lapisan sosial lainnya. Dalam

perpindahan yang dilakukan dapat mempengaruhi status sosial yang dimiliki yaitu bisa naik atau turun, atau

bahkan tetap pada tingkat yang sama tetapi dalam pekerjaan yang berbeda.

Mobilitas sosial adalah perpindahan status sosial yang dimiliki individu atau kelompok masyarakat ke status
sosial lainnya.
B. Masalah Sosial yang ada di Masyarakat

Masalah Sosial adalah suatu yang ketidak sesuaian antara unsurunsur kebudayaan atau masyarakat, yang

membahayakan kehidupan kelompok sosial. Atau menghambat terpenuhnya keinginan-keinginan pokok warga

kelompok sosial tersebut, sehingga menyebabkan kepincangan ikatan sosial.

Masalah Sosial sumber

https://www.youtube.com/watch?v=-W3kC19h9yU
Masalah Sosial yang ada di Masyarakat

1. Kemiskinan

Kemiskinan adalah suatu keadaan di mana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan

taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental maupun fisiknya dalam

kelompok tersebut. Tingkat kemiskinan di masyarakat dapat diukur melalui berbagai pendekatan, yaitu

a. Secara absolut, artinya kemiskinan tersebut dapat diukur dengan standar tertentu. Seseorang yang

memiliki taraf hidup di bawah standar, maka dapat disebut miskin. Namun, jika seseorang yang berada di

atas standar dapat dikatakan tidak miskin.

b. Secara relatif, digunakan dalam masyarakat yang sudah mengalami perkembangan dan terbuka. Melalui

konsep ini, kemiskinan dilihat dari seberapa jauh peningkatan taraf hidup lapisan terbawah yang

dibandingkan dengan lapisan masyarakat lainnya.

Faktor yang melatarbelakangi adanya sumber masalah kemiskinan, yaitu:

a. Faktor Biologis, Psikologis, dan Kultural Kondisi individu yang memiliki kelemahan biologis, psikologis,

dan kultural dapat dilihat dari munculnya sifat pemalas, kemampuan intelektual dan pengetahuan yang

rendah, kelemahan fisik, kurangnya keterampilan, dan rendahnya kemampuan untuk menanggapi

persoalan di sekitarnya.

b. Faktor Struktural Kemiskinan struktural biasanya terjadi dalam masyarakat yang terdapat perbedaan

antara orang yang hidup di bawah garis kehidupan dengan orang yang hidup dalam kemewahan.

Kemiskinan

https://www.youtube.com/watch?v=bSN1_VmClY0

2. Kriminalitas

Kriminalitas berasal dari kata crime yang artinya kejahatan. Kriminalitas adalah semua perilaku warga

masyarakat yang bertentangan dengan norma-norma hukum pidana. Kriminalitas yang terjadi di lingkungan

masyarakat dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik dari dalam maupun luar individu. Tindakan

kriminalitas yang ada di masyarakat sangat beragam bentuknya, seperti pencurian, perampokan,

pembunuhan, dan lain sebagainya. Tindakan kriminalitas yang terjadi di masyarakat harus menjadi perhatian

aparat polisi dan masyarakat sekitar.


Kriminalitas

https://www.youtube.com/watch?v=E0Fmo6Gl1tY

3. Kesenjangan Sosial

Kesenjangan ekonomi merupakan perbedaan jarak antara kelompok atas dengan kelompok bawah.

Faktor-faktor yang mendorong terjadinya kesenjangan sosial ekonomi di masyarakat, antara lain:

a. Menurunnya pendapatan per kapita.

b. Ketidakmerataan pembangunan di daerah-daerah.

c. Rendahnya mobilitas sosial.

d. Adanya pencemaran lingkungan alam.

e. Kesenjangan sosial ekonomi dapat menimbulkan masalah di masyarakat, seperti munculnya tindakan

kriminal, adanya kecemburuan sosial, dan lain sebagainya.

4. Pengangguran

Pengangguran adalah sebuah golongan angkatan kerja yang belum melakukan suatu kegiatan yang

menghasilkan uang. Pengguran tidak terbatas pada orang yang belum bekerja. Orang yang sedang mencari

pekerjaan dan orang yang bekerja namun perkerjaannya tidak produktif pun dapat dikategorikan sebagai

pengangguran.

C. Faktor Penyebab Masalah Sosial dan Cara Mengatasi Masalah Sosial

Jika ditinjau secara teoritik, ada banyak faktor penyebab tumbuh dan berkembangnya suatu masalah sosial.

Secara umum, faktor tersebut meliputi faktor struktural, yaitu pola-pola hubungan antarindividu dalam

kehidupan masyarakat dan faktor kultural, yaitu nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang dalam kehidupan

masyarakat.

Perubahan kedua faktor tersebut diartikan sebagai faktor penyebabutama munculnya suatu masalah sosial.

Ketika terjadi perubahan pola-pola hubungan sosial dan perubahan nilai-nilai sosial, maka akan timbul berbagai

macam kemungkinan penerimaan perubahan tersebut. Misalnya ada yang sangat siap, cukup siap, dan bahkan

sama sekali tidak siap dalam menerima perubahan tersebut. Kesiapan dan ketidaksiapan tersebut menyebabkan

perbedaan dalam melakukan adaptasi dalam lingkungan sosialnya. Jika mereka sebagian besar tidak siap

menerima perubahan tersebut, maka munculah masalah sosial. Penyebab masalah sosial dapat dikategorikan

menjadi empat jenis faktor, yaitu:


1. Faktor Ekonomi

Fakor ekonomi merupakan faktor terbesar penyebab terjadinya masalah sosial. Krisis global dan PHK dapat

memicu tindak kriminal. Masalah tersebut didorong adanya ketidakmampuan seseorang dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya secara layak, misalnya pengangguran, anak jalanan, dan lain-lain. Faktor ekonomi juga

dapat dijadikan sebagai acuan maju atau tidaknya suatu negara, serta faktor ekonomi dapat memengaruhi

masalah sosial politik pada aspek psikologis dan biologis masyarakat.

2. Faktor Budaya

Masalah sosial yang disebabkan oleh faktor budaya dipicu karena adanya ketidaksesuaian pelaksanaan norma,

nilai, dan kepentingan sosial akibat adanya proses perubahan sosial dan pola masyarakat yangheterogen

atau multikultural. Contoh kenakalan remaja, konflik antarsuku, diskriminasi, gender, pernikahan dini, dan

bahkan pengakuan hak milik kebudayaan lintas negara. Kebudayaan yang semakin berkembang pada

masyarakat akan mempunyai peran yang dapat memicu timbulnya masalah sosial. Selain itu juga ada

beberapa budaya di dalam masyarakat yang bisa menjadi masalah sosial, seperti budaya suka menerabas, dan

vatalistik.

Budaya suka menerabas ini memberi kebiasaan kepada masyarakat untuk tidak berperilaku disiplin dan taat

aturan. Dalam mengurus sesuatu misalnya, akan lebih suka potong kompas dan mengabaikan

proses/prosedur yang seharusnya. Maka merebaklah praktik-praktik percaloan, suap, dan rendahnya budaya

antre. Sikap vatalistik terkadang memberi keyakinan-keyakinan pada masyarakat yang anti logika.

Keyakinan dan kepercayaan yang bisa menjadi persoalan terhadap jiwa dan harta mereka. Sikap vatalistik ini

juga bisa menggiring masyarakat untuk bersikap apriori dan apatis terhadap perubahan. Meski perubahan itu

senyatanya akan membawa hidup mereka ke dalam kondisi yang lebih baik.

3. Faktor Bilogis

Masalah ini dapat timbul akibat adanya ketidaksesuain keadaan lingkungan yang berpotensi menimbulkan

ketidakstabilan kondisi biologis masyarakat, seperti adanya wabah penyakit menular, virus penyakit baru,

dan makanan beracun. Penyakit menular dapat menimbulkan masalah sosial jika penyakit tersebut sudah

menyebar disuatu wilayah. Kurang gizi juga merupakan masalah sosial yang disebabkan oleh faktor ini. Hal

ini terjadi karena kurangnya fasilitas-fasilitas kesehatan yang layak dan dapat juga karena kondisi ekonomi

maupun pendidikan masya rakat yang tidak mencukupi.


D. Macam-macam Mobilitas Sosial

1. Mobilitas Sosial Vertikal

Coba bayangkan kamu berada di bagian tengah sebuah garis vertikal deh. Udah? Nah, ketika kamu berada di

posisi itu, kamu punya kesempatan buat naik ke atas atau turun ke bawah ‘kan? Begitu juga dengan mobilitas

vertikal yang dibedakan menjadi mobilitas sosial vertikal ke atas dan mobilitas sosial vertikal ke bawah.

Maksudnya, perpindahan status sosial yang terjadi bisa menjadi lebih tinggi (naik) maupun lebih rendah

(turun). Makanya, mobilitas vertikal adalah perpindahan status sosial yang dimiliki seseorang atau kelompok

ke status sosial lain yang tidak sederajat dari sebelumnya.

2. Mobilitas Sosial Horizontal

Sekarang coba bayangkan kamu berada di tengah sebuah garis horizontal deh. Kalau kamu berada di sana,

mau kamu pindah ke kanan kek atau ke kiri kek, pasti kamu akan tetap di satu tempat yang sejajar ‘kan? Nah,

kayak begitulah mobilitas horizontal. Dalam mobilitas horizontal, perpindahan status sosial yang dialami

seseorang atau kelompok tidak akan mengubah derajat sosialnya atau akan tetap sejajar seperti sebelumnya.

Contohnya, seorang dokter yang bekerja di salah satu rumah sakit Bandung diharuskan pindah tugas ke

rumah sakit Jakarta. Pada kasus itu, dokter tersebut mengalami mobilitas horizontal, yaitu perpindahan

tempat kerja tetapi tidak mengubah status sosialnya sebagai dokter.

Tugas
Coba anda temukan masalah social yang ada di lingkunganmu, dan berikan pendapatmu bagaimana

dampaknya terhadap kesehatan.

Carilah Penanganan Masalah social yang tepat atas beberapa macam masalah social yang ada di

masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai