Anda di halaman 1dari 60

BAB 1 KONSEP DAN OBJEK KAJIAN SOSIOLOGI

Konsep dasar sosiologi


Sosiologi menurut beberapa tokoh didefinisikan sebagai berikut :
Menurut Pitirim sorokin, Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari
 hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial;
 hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dan gejala nonsosial
 ciri-ciri umum semua jenis gejala sosial lain

Menurut paul B. Horton, sosiologi adalah ilmu yang memusatkan penelaahan pada kehidupan kelompok dan
produk dari kehidupan kelompok tersebut

Selo sumardjan dan soelaeman soemardi, sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari tentang
struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan sosial.

Emile Durkheim mengatakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari fakta-fakta sosial. Fakta sosial
dapat diartikan sebagai cara bertindak, berfikir dan berperasaan berada di luar diri individu dan memiliki
kekuatan yang memaksa.
Ciri-ciri sosiologi ada 4
1. Empiris, artinya sosiologi sebagai ilmu pengetahuan didasarkan pada observasi terhadap kenyataan
menggunakan akal sehat dan indra, sehingga hasilnya tidak bersifat spekulatif.
2. Teoritis, artinya sosiologi sebagai ilmu pengetahuan selalu berusaha untuk menyusun abstraksi dari hasil
pengamatan empiris. Abstraksi merupakan penarikan kesimpulan yang menjelaskan hubungan sebab-akibat
dari gejala-gejala sosial yang diteliti.
3. Kumulatif, artinya sosiologi membangun argumen yang tidak turun begitu saja di ruang hampa, melainkan
disusun atas teori-teori yang sudah ada sebelumnya. Teori-teori tersebut merupakan hasil dari penelitian-
penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya.
4. Non etis, artinya sosiologi membahas suatu permasalahan sosial tanpa mempersoalkan nilainya, yaitu baik
atau buruknya suatu persoalan yang dibahas. Sosiologi lebih berkepentingan untuk menjelaskan mengapa
suatu fenomena terjadi. Penjelasan tersebut juga harus logis, mendalam, dan mudah dipahami.
Objek kajian sosiologi secara umum
Sosiologi pada umumnya membahas interaksi individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan
kelompok dengan kelompok. Oleh karena itu, objek kajian sosiologi merupakan relasi antara individu dan
masyarakat sebagai hal yang mempengaruhi kehidupan sosial.
Objek material sosiologi adalah kehidupan sosial, gejala-gejala, dan proses hubungan antarmanusia yang
mempengaruhi kesatuan hidup manusia itu sendiri.
Objek formal sosiologi ditekankan pada manusia sebagai makhluk sosial atau masyarakat. Dengan demikian,
objek formal sosiologi adalah hubungan antarmanusia serta proses yang timbul dari hubungan manusia di
dalam masyarakat.
Fungsi sosiologi
Fungsi Sosiologi dalam Perencanaan Sosial
Fungsi Sosiologi dalam Penelitian
Fungsi Sosiologi dalam Pembangunan ; sosiolog memiliki kontribusi penting dalam pembangunan
masyarakat, diantaranya ; 1. Melakukan riset ; sebagai konsultan kebijakan ; sebagai teknisi ; sebagai pendidik
Fungsi Sosiologi dalam Pemecahan Masalah Sosial
Teori sosiologi
Teori evolusi ; teori ini memusatkan perhatian pada pola perubahan dan perkembangan dalam masyarakat
yang berbeda untuk mengetahui aturan/pola umum yang ada (perubahannya lambat dan dalam waktu yang
lama).
Teori revolusi; perubahan sosial dan kebudayaan yang berlangsung secara cepat dan menyangkut dasaratau
pokok-pokok kehidupan masyarakat.
Teori interaksionis ; teori interaksionis memusatkan perhatian pada interaksi/hubungan antara individu
maupun kelompok

Peningkatan Mutu Akademik SMA Negeri 1 Singosari


Teori fungsional ; teori ini memandang masyarakat sebagai suatu jaringan yang terorganisasi dan memiliki
seperangkat aturan yang dianut oleh anggotanya
Teori konflik ; teori konflik memandang adanya pertentangan antarkelas dan eksploitasi dalam masyarakat
sebagai penggerak utama kekuatan-kekuatan dalam sejarah.
Gejala sosial
Gejala sosial merupakan suatu peristiwa yang terjadi di lingkungan masyarakat yang dipengaruhi atau
memengaruhi perilaku individu.
Faktor terjadinya gejala sosial di masyarakat
- faktor kultural, gejala sosial yang muncul karena dipengaruhi nilai-nilai berkembang di masyarakat
- faktor struktural, gejala sosial muncul karena adanya pengaruh pola hubungan antarindividu atau
kelompok dalam masyarakat

gejala sosial dikelompokan menurut sumbernya yaitu ekonomi, budaya, psikologis, lingkungan.

Gejala sosial menurut Pitirim A Sorokin, dapat dikelompokkan dalam 4 jenis yaitu gejala religius, gejala sosial
ekonomi, gejala sosial politik, gejala sosial hukum

Gejala sosial berdasarkan tingkatannya menurut Norman Blaike yaitu gejala sosial makro ( gejala sosial yang
skubnya besar ), gejala sosial mikro( gejala sosial yang skubnya kecil), dan gejala sosial meso ( gejala sosial
yang terjadi di organisasi, massa, atau gerakan sosial)

Peningkatan Mutu Akademik SMA Negeri 1 Singosari


Bab 2 Interaksi sosial

Syarat terjadinya interaksi sosial

1. Adanya kontak sosial

Kontak sosial adalah hubungan yang dilakukan secara langsung (tatap muka) ataupun secara tidak langsung
(melalui perantara). Berdasarkan sifatnya kontak sosial dibagi menjadi 2 yaitu kontak positif dan kontak
negatif. Berdasarkan prosesnya dibagi menjadi 2 yaitu kontak primer dan kontak sekunder.

2. Adanya komunikasi

Jenis-jenis interaksi sosial

a. Interaksi antarindividu
b. Interaksi antara individu dan kelompok
c. Interaksi kelompok dengan kelompok

Faktor pendorong interaksi sosial

a. Imitasi adalah tindakan yang dilakukan seseorang dengan cara meniru orang lain
b. Indentifikasi adalah proses imitasi yang lebih mendalam.
c. Simpati adalah suatu bentuk ketertarikan seseorang kepada orang lain
d. Empati adalah bentuk simpati yang lebih mendalam
e. Motivasi adalah dorongan, pengaruh, atau stimulus yang dapat bersumber dari diri sendiri, maupun
diberikan oleh individu kepada individu, individu kepada kelompok, kelompok kepada kelompok.
f. Sugesti merupakan suatu rangsangan, pengaruh dan atau stimulus yang dilakukan seseorang kepada pihak
lain sehingga pihak yang menerima pengaruh dapat melaksanakan stimulus yang diberikan.

Bentuk-bentuk interaksi sosial

a. Asosiatif adalah proses sosial yang bersifat positif yang bertujuan untuk mendukung seseorang/kelompok
dalam mencapai tujuan tertentu.
1) Asimilasi adalah proses peleburan dua kebudayaan menjadi satu sehingga masing-masing pihak
merasakan adanya satu kebudayaan sebagai kebudayaan tunggal yang dimiliki bersama.
2) Akulturasi adalah proses sosial yang terjadi dalam masyarakat yang menerima unsur-unsur budaya
asing/ dari luar kelompoknya, tetapi tidak menghilangkan budaya asli masyarakat itu sendiri.
3) Akomodasi merupakan suatu proses penyesuaian diri yang dilakukan oleh individu ataupun kelompok,
bertujuan untuk meredakan pertentangan yang terjadi antara individu/kelompok.
4) Kooperasi (kerja sama)

b. Interaksi sosial disosiatif (dalam bentuk perpecahan) merupakan bentuk interaksi sosial yang
menghasilkan suatu perpecahan.
1) Persaingan (competition) merupakan proses sosial yang ditandai dengan adanya keinginan pihak
tertentu yang saling berlomba-lomba untuk memperoleh kemenangan tertentu dan atau untuk
mendapatkan keuntungan dalam bidang-bidang kehidupan dengan cara menarik perhatian masyarakat
luas tanpa menggunakan kekerasan dan pemaksaan.
2) Kontravensi merupakan proses sosial yang ditandai dengan ketidakpastian, keraguan, penyangkalan,
dan atau penolakan yang tidak diungkapkan secara terbuka.
3) Pertentangan (konflik) merupakan proses sosial yang terjadi antara dua pihak atau lebih yang ditandai
dengan adanya sikap saling menjatuhkan dan bahkan menyingkirkan pihak lain.

Peningkatan Mutu Akademik SMA Negeri 1 Singosari


BAB 3 NILAI DAN NORMA
A. NILAI
1. Pengertian Nilai Sosial
Robert MZ Lawang, nilai sosial adalah gambaran mengenai apa yang diinginkan, yang pantas, berharga,
dan dapat memengaruhi perilaku sosial dari orang yang bernilai tersebut. Nilai sosial adalah segala sesuatu
yang dianggap baik dan benar, yang diidam-idamkan masyarakat. Agar nilai-nilai sosial itu dapat tercipta
dalam masyarakat, maka perlu diciptakan norma sosial dengan sanksi-sanksi sosial.
2. Fungsi Nilai Sosial
a. Sebagai petunjuk bagi setiap anggota masyarakat dalam berpikir, berperasaan, dan berperilaku
b. Sebagai kontrol sosial atau pengawasan terhadap perilaku masyarakat
c. Sebagai alat solidaritas dalam masyarakat
d. Sebagai penentu masyarakat dalam memenuhi perasaan sosialnya
e. Sebagai pemberi harapan yang baik, mandiri, dan bertanggung jawab
f. Sebagai alat menentu harga dan kelas sosial dalam stratifikasi sosial
3. Ciri-Ciri Nilai Sosial
a. Konstruksi masyarakat yang tercipta melalui interaksi sosial antarwarga masyarakat. Artinya nilai
sosial merupakan sebuah bangunan kukuh yang berisi kumpulan aspek moral dan mentalitas yang baik
yang tercipta dalam sebuah masyarakat melalui interaksi yang dikembangkan oleh anggota kelompok
tersebut.
b. Ditransformasikan dan bukan dibawa dari lahir. Artinya tidak ada seorangpun yang sejak lahir telah
dibekali oleh nilai sosial. Mereka akan mendapatkannya setelah berada di dunia dan memasuki
kehidupan nyata. Hal ini karena nilai sosial diteruskan dari satu orang atau kelompok kepada orang
atau kelompok lain melalui proses sosial, seperti kontak sosial, komunikasi, interaksi, sosialisasi,
difusi, dan lain-lain.
c. Terbentuk melalui proses belajar. Nilai sosial diperoleh individu atau kelompok melalui proses
pembelajaran secara bertahap, dimulai dari lingkungan keluarga. Proses ini disebut dengan sosialisasi,
di mana seseorang akan mendapatkan gambaran tentang nilai dan norma yang berlaku dalam
masyarakat.
d. Nilai memuaskan manusia dan dapat membantu manusia dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan
sosialnya. Artinya dengan nilai manusia mampu menentukan tingkat kebutuhan dan tingkat pemenuhan
kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari. Kesesuaian antara kemampuan dan tingkat kebutuhan ini akan
mengakibatkan kepuasan bagi diri manusia.
e. Sistem nilai sosial bentuknya beragam dan berbeda antara kebudayaan yang satu dengan kebudayaan
yang lain. Mengingat kebudayaan lahir dari perilaku kolektif yang dikembangkan dalam sebuah
kelompok masyarakat, maka secara otomatis sistem nilai sosial yang terbentuk juga berbeda, sehingga
terciptalah sistem nilai yang bervariasi.
f. Masing-masing nilai mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap setiap orang dalam masyarakat.
Artinya tingkat penerimaan nilai antarmanusia dalam sebuah kelompok atau masyarakat tidak sama,
sehingga menimbulkan pandangan yang berbeda-beda antara satu dan yang lainnya.
g. Nilai-nilai sosial memengaruhi perkembangan pribadi seseorang, baik positif maupun negatif. Adanya
pengaruh yang berbeda akan membentuk kepribadian individu yang berbeda pula. Nilai yang baik akan
membentuk pribadipribadi yang baik, begitupun yang sebaliknya. Contohnya orang yang hidup dalam
lingkungan yang lebih mengutamakan kepentingan individu daripada kepentingan kelompok
mempunyai kecenderungan membentuk pribadi masyarakat yang egois dan ingin menang sendiri.
h. Asumsi-asumsi dari bermacam-macam objek dalam masyarakat. Asumsi adalah pandangan-pandangan
orang mengenai suatu hal yang bersifat sementara karena belum dapat diuji kebenarannya. Biasanya
asumsi-asumsi ini bersifat umum serta melihat objek-objek faktual yang ada dalam masyarakat.
4. Jenis-Jenis Nilai Sosial
a. Nilai material adalah segala sesuatu yang berguna bagi manusia. Contohnya uang yang berguna bagi
manusia karena dapat digunakan untuk membeli kebutuhan hidupnya.
b. Nilai vital adalah segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan atau
aktivitas. Contoh: Kendaraan bermotor dewasa ini menjadi alat transportasi vital bagi manusia untuk
melakukan aktivitas kesehariannya, misalnya untuk pergi ke tempat kerja.
c. Nilai kerohanian adalah segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia. Secara garis besar, nilai
kerohanian dapat dibagi ke dalam empat macam.
1) nilai kebenaran (kenyataan), yaitu nilai yang bersumber pada unsur akal manusia. Contohnya orang
yang dituduh bersalah tetapi belum terbukti melakukan kesalahan tidak lantas dihukum, tetapi
harus melalui proses pengadilan.
Peningkatan Mutu Akademik SMA Negeri 1 Singosari
2) nilai keindahan, yaitu nilai yang bersumber pada perasaan manusia (estetika). Contohnya rumah
akan terasa lebih asri apabila ditanami bunga.
3) nilai moral (kebaikan), yaitu nilai yang berasal dari kehendak atau kemauan. Contohnya Ardi
menyumbangkan darahnya untuk kemanusiaan.
4) nilai religius, yaitu nilai ketuhanan. Contohnya agama Islam mengakui Allah SWT sebagai
Tuhannya.
Nilai sosial berdasarkan ciri-cirinya dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis yakni :
A. Nilai dominan
Nilai dominan adalah nilai yang dianggap lebih penting daripada nilai lainnya. Ukuran dominan
tidaknya suatu nilai didasarkan pada hal-hal berikut.
 Banyak orang yang menganut nilai tersebut. Contoh, sebagian besar
anggota masyarakat menghendaki perubahan ke arah yang lebih baik di segala bidang,
seperti politik, ekonomi, hukum, dan sosial.
 Berapa lama nilai tersebut telah dianut oleh anggota masyarakat. Masyarakat (sebagai terjemahan
istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi
terbuka), di mana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam
kelompok tersebut.
 Tinggi rendahnya usaha orang untuk dapat melaksanakan nilai tersebut. Contoh, orang Indonesia
pada umumnya berusaha pulang kampung (mudik) pada hari-hari besar keagamaan,
seperti Lebaran atau Natal.
 Prestise atau kebanggaan bagi orang yang melaksanakan nilai tersebut. Contoh, memiliki mobil
dengan merek terkenal dapat memberikan kebanggaan atau prestise tersendiri.
B. Nilai mendarah daging (internalized value)
Nilai mendarah daging adalah nilai yang telah menjadi kepribadian dan kebiasaan sehingga ketika
seseorang melakukannya kadang tidak melalui proses berpikir atau pertimbangan lagi (bawah sadar).
Biasanya nilai ini telah tersosialisasi sejak seseorang masih kecil. Umumnya bila nilai ini tidak
dilakukan, ia akan merasa malu, bahkan merasa sangat bersalah. Contoh, seorang kepala keluarga yang
belum mampu memberi nafkah kepada keluarganya akan merasa sebagai kepala keluarga yang tidak
bertanggung jawab. Demikian pula, guru yang melihat siswanya gagal dalam ujian akan merasa gagal
dalam mendidik anak tersebut.
B. NORMA
1. Pengertian Norma
Norma adalah petunjuk atau patokan perilaku yang dianggap benar dan pantas dilakukan dalam interaksi
sosial dengan masyarakat.
2. Fungsi Norma
1. Sebagai sistem control terhadap segala tindakan dan perilaku masyarakat
2. Sebagai pedoman individu dalam bertingkah laku
3. Sebagai alat untuk menjaga ketertiban masyarakat
3. Ciri-Ciri Norma
a. Biasanya norma tidak tertulis, kecuali norma hukum.
b. Norma mempunyai sifat mengikat dan terdapat sanksi di dalamnya.
c. Norma adalah bentuk kesepakan bersama dari anggota masyarakat.
d. Seluruh anggota masyarakat wajib menaati norma yang berlaku.
e. Anggota masyarakat yang melanggar norma akan dikenakan sanksi.
f. Norma dapat mengalami perubahan sesuai perkembangan budaya masyarakat.
4. Jenis-Jenis Norma
1) Usage
Usage atau tata cara adalah norma yag menunjuk kepada satu bentuk perbuatan dengan sanksi yang
sangat ringan terhadap pelanggarnya, misalnya aturan memegang garpu atau sendok ketika makan,
cara memegang gelas ketika minum, serta mencuci tangan sebelum makan. Suatu pelanggaran atau
penyimpangan terhadapnya tidak akan mengakibatkan hukuman yang berat, tetapi hanya sekadar
celaan atau dinyatakan tidak sopan oleh orang lain.
2) Folkways
Folkways atau kebiasaan adalah cara-cara bertindak yang digemari oleh masyarakat sehingga
dilakukan berulang-ulang oleh banyak orang. Folkways mempunyai kekuatan mengikat yang lebih
Peningkatan Mutu Akademik SMA Negeri 1 Singosari
besar daripada cara. Misalnya mengucapkan salam ketika bertemu, membungkukkan badan sebagai
tanda penghormatan kepada orang yang lebih tua, serta membuang sampah pada tempatnya. Apabila
perbuatan tersebut tidak dilakukan, maka dianggap penyimpangan terhadap kebiasaan umum dalam
masyarakat dan setiap orang akan menyalahkannya. Sanksinya dapat berupa teguran, sindiran atau
dipergunjingkan.
3) Mores
Mores atau tata kelakuan adalah norma yang bersanndar pada filsafat, ajaran agama, atau ideology
yang dianut oleh masyarakat. Pelanggarnya disebut jahat. Contoh larangan berzina, berjudi, minum-
minuman keras, penggunaan narkoba, dan mencuri. Menurut Mac Iver dan Page, apabila folkways
(kebiasaan) tidak hanya tidak hanya dianggap sebagai cara berperilaku, tetapi juga diterima sebagai
norma pengatur, maka kebiasaan tadipun menjadi mores. Ia mencerminkan sifat-sifat yang hidup dan
secara sadar atau tidak digunakan sebagai alat pengawas oleh masyarakat terhadap warganya.
Tata kelakuan di satu pihak memaksakan suatu perbuatan dan di lain pihak melarang suatu perbuatan,
sehingga secara langsung sebagai alat pengendalian tindakan-tindakan dan perbuatan-perbuatan dengan
tata kelakuan itu.
Tata kelakuan sangat penting dalam masyarakat, karena berfungsi:
o Memberikan batas-batas pada kelakuan-kelakuan individu. Setiap masyarakat mempunyai tata
kelakuan masing-masing yang seringkali berbeda antara satu dengan yang lain. Suatu masyarakat
dengan tegas melarang pergaulan bebas antara pemuda dengan pemudi, sebaliknya larangan
tersebut dapat saja tidak jelas pada masyarakat yang lain. Namun demikian terdapat juga perilaku-
perilaku yang secara umum universal ditentang atau dilarang oleh tata kelakuan yang berlaku di
berbagai masyarakat dari berbagai suku bangsa di dunia.
o Tata kelakuan mengidentifikasikan individu dengan kelompoknya. Di satu pihak tata kelakuan
memaksa agar individu menyesuaikan tindakan-tindakannya dengan cara kelakuan yang berlaku,
dan di lain pihak memaksa masyarakat untuk menerima individu berdasarkan kesanggupannya
menyesuaikan diri dengan tata kelakuan yang berlaku. Bahkan, tata kelakuan dapat memaksa
masyarakat memberikan penghargaan kepada warganya yang dapat dianggap sebagai teladan
dalam bertindak dan bertingkah laku.
o Tata kelakuan menjaga solidaritas antara anggota-anggota masyarakat sehingga mengukuhkan
ikatan dan mendorong tercapainya integritas sosial yang kuat.
4) Customs
Customs atau adat adalah norma yang tidak tertulis namun sangat kuat dan mengikat sehingga anggota-
anggota msyarakat yang melanggar adat-istiadat akan menderita, karena sanksi keras yang kadang-
kadang secara tidak langsung dikenakan. Misalnya pada masyarakat yang melarang terjadinya
perceraian, apabila terjadi suatu perceraian maka tidak hanya yang bersangkutan yang mendapatkan
sanksi atau menjadi tercemar, tetapi seluruh keluarga atau bahkan masyarakatnya. Sanksi atas
pelanggaran terhadap adat-istiadat dapat berupa pengecualian, dikeluarkan dari masyarakat atau harus
memenuhi persyaratan tertentu, misalnya melakukan upacara tertentu sebagai media rehabilitasi diri.
5) Laws
Laws atau hukum adalah norma yang bersifat formal dan berupa aturan tertulis. Ketentuan sanksi
terhadap pelanggar paling tegas apabila dibandingkan dengan norma-norma yang tersebut di atas.
Hukum adalah suatu rangkaian aturan yang ditujukan kepada anggota masyarakat yang berisi
ketentuan-ketentuan, perintah-perintah, kewajiban ataupun larangan, agar dalam masyarakat tercipta
suatu ketertiban dan keadilan. Ketentuan-ketentuan dalam norma hukum lazimnya dikodifikasikan
dalam bentuk kitab undang-undang atau konvensi-konvensi.
Berdasarkan sanksinya, norma sosial diklasifikasikan menjadi empat yakni:
1) Norma agama
Norma agama merupakan norma yang berisi pedoman bagi manusia sesuai dengan ajaran agama yang
diyakini.
2) Norma kesusilaan
Norma kesusilaan merupakan peraturan sosial yang bertujuan untuk memberntuk akhlak manusia.
3) Norma kesopanan

Peningkatan Mutu Akademik SMA Negeri 1 Singosari


Norma kesopanan merupakan norma yang mengatur tentang cara manusia berperilaku dalam kehidupan
segari-hari.
4) Norma hukum
Norma hukum adalah sekumpulan peraturan yang dijadikan sebagai petunjuk/pedoman hidup secara
tertulis dan bersifat formal, yang dibuat oleh lembaga-lembaga tertentu misalnya pemerintah.
C. KETERATURAN SOSIAL
Keteraturan sosial merupakan suatu gambaran terhadap keadaan masyarakat yang terbina secara tertib sebagai
hasil dari interaksi sosial masyarakat yang sejalan dengan nilai dan norma yang berlaku.
1. Tertib
Tertib merupakan gambaran tentang kondisi masyarakat yang selaras antara tindakan anggota masyarakat
dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat tersebut.
2. Order
Order merupakan suatu tatanan nilai dan norma sosial yang pelaksanaannya disadari oleh masyarakat
secara berkesinambungan dari waktu ke waktu.
3. Keajegan
Keajegan adalah suatu keadaan yang memperlihatkan kondisi sosial yang bersifat tetap dan berlangsung
secara terus menerus.
4. Pola
Pola merupakan bentuk umum dari interaksi sosial dalam masyarakat yang menjadi contoh bagi anggota
masyarakat yang menjadi contoh bagi anggota masyarakat lain.

Peningkatan Mutu Akademik SMA Negeri 1 Singosari


BAB 4 SOSIALISASI DAN PERILAKU MENYIMPANG
A. SOSIALISASI
1. Pengertian Sosialisasi
Menurut Peter L. Berger sosialisasi ialah proses pada seorang anak yang sedang belajar menjadi anggota
masyarakat. Adapun yang dipelajarinya ialah peranan pola hidup dalam masyarakat yang sesuai dengan
nilai dan norma-norma maupun kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat.
2. Fungsi dan Tujuan Sosialisasi
Sosialisasi berfungsi untuk menyampaikan nilai-nilai sosial yang ada dalam suatu masyarakat kepada
setiap anggota masyarakat sehingga masing-masing individu memahami nilai-nilai yang berlaku
dilingkungannya.
Sosialisasi dalam masyarakat bertujuan untuk:
a. Memudahkan setiap individu untuk memahami nilai-nilai dan norma sosial yang berlaku dalam suatu
masyarakat.
b. Membangun kepribadian seseorang yang selaras dengan nilai-nilai sosial yang berlaku.
c. Mengetahui kondisi lingkungan sosial sekitar.
3. Proses Sosialisasi
George Herbert Mead berpendapat bahwa sosialisasi yang dilalui seseorang dapat dibedakan melalui tahap-
tahap sebagai berikut.
a. Tahap persiapan (Preparatory Stage)
Tahap ini dialami sejak manusia dilahirkan, saat seorang anak mempersiapkan diri untuk
mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang diri. Pada tahap ini juga
anak-anak mulai melakukan kegiatan meniru meski tidak sempurna.
Contoh: Kata "makan" yang diajarkan ibu kepada anaknya yang masih balita diucapkan "mam".
Makna kata tersebut juga belum dipahami tepat oleh anak. Lama-kelamaan anak memahami secara
tepat makna kata makan tersebut dengan kenyataan yang dialaminya.
b. Tahap meniru (Play Stage)
Tahap ini ditandai dengan semakin sempurnanya seorang anak menirukan peran-peran yang dilakukan
oleh orang dewasa. Pada tahap ini mulai terbentuk kesadaran tentang nama diri dan siapa nama orang
tuanya, kakaknya, dan sebagainya. Anak mulai menyadari tentang apa yang dilakukan seorang ibu dan
apa yang diharapkan seorang ibu dari anak. Dengan kata lain, kemampuan untuk menempatkan diri
pada posisi orang lain juga mulai terbentuk pada tahap ini. Kesadaran bahwa dunia sosial manusia
berisikan banyak orang telah mulai terbentuk. Sebagian dari orang tersebut merupakan orang-orang
yang dianggap penting bagi pembentukan dan bertahannya diri, yakni dari mana anak
menyerap norma dan nilai. Bagi seorang anak, orang-orang ini disebut orang-orang yang amat berarti
(Significant other)
c. Tahap siap bertindak (Game Stage)
Peniruan yang dilakukan sudah mulai berkurang dan digantikan oleh peran yang secara langsung
dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuannya menempatkan diri pada posisi orang lain
pun meningkat sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermain secara bersama-sama. Dia mulai
menyadari adanya tuntutan untuk membela keluarga dan bekerja sama dengan teman-temannya. Pada
tahap ini lawan berinteraksi semakin banyak dan hubunganya semakin kompleks. Individu mulai
berhubungan dengan teman-teman sebaya di luar rumah. Peraturan-peraturan yang berlaku di luar
keluarganya secara bertahap juga mulai dipahami. Bersamaan dengan itu, anak mulai menyadari bahwa
ada norma tertentu yang berlaku di luar keluarganya.
d. Tahap penerimaan norma kolektif (Generalized Stage/Generalized other)
Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Dia sudah dapat menempatkan dirinya pada posisi
masyarakat secara luas. Dengan kata lain, ia dapat bertenggang rasa tidak hanya dengan orang-orang
yang berinteraksi dengannya tetapi juga dengan masyarakat luas. Manusia dewasa menyadari
pentingnya peraturan, kemampuan bekerja sama—bahkan dengan orang lain yang tidak dikenalnya—
secara mantap. Manusia dengan perkembangan diri pada tahap ini telah menjadi warga masyarakat
dalam arti sepenuhnya.
Seseorang dapat dikatakan dapat bersosialisasi dengan baik dilingkungannya apabila:

Peningkatan Mutu Akademik SMA Negeri 1 Singosari


a. Mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitar, baik lingkungan fisik ataupun lingkungan sosialnya
b. Memiliki banyak relasi pertemanan
c. Terintegrasi secara kuat dengan masyarakat sekitar
4. Agen Sosialisasi
a. Keluarga
Bagi keluarga inti (nuclear family) agen sosialisasi meliputi ayah, ibu, saudara kandung, dan saudara
angkat yang belum menikah dan tinggal secara bersama-sama dalam suatu rumah. Sedangkan
pada masyarakat yang menganut sistem kekerabatan diperluas (extended family), agen sosialisasinya
menjadi lebih luas karena dalam satu rumah dapat saja terdiri atas beberapa keluarga yang meliputi
kakek, nenek, paman, dan bibi di samping anggota keluarga inti. Pada masyarakat perkotaan yang telah
padat penduduknya, sosialisasi dilakukan oleh orang-orabng yang berada di luar anggota kerabat
biologis seorang anak. Kadangkala terdapat agen sosialisasi yang merupakan anggota kerabat
sosiologisnya, misalnya pramusiwi, menurut Gertrudge Jaeger peranan para agen sosialisasi dalam
sistem keluarga pada tahap awal sangat besar karena anak sepenuhnya berada dalam ligkugan
keluarganya terutama orang tuanya sendiri.
b. Teman bermain
Teman pergaulan (sering juga disebut teman bermain) pertama kali didapatkan manusia ketika ia
mampu berpergian ke luar rumah. Pada awalnya, teman bermain dimaksudkan sebagai kelompok yang
bersifat rekreatif, namun dapat pula memberikan pengaruh dalam proses sosialisasi setelah keluarga.
Puncak pengaruh teman bermain adalah pada masa remaja. Kelompok bermain lebih banyak berperan
dalam membentuk kepribadian seorang individu.
Berbeda dengan proses sosialisasi dalam keluarga yang melibatkan hubungan tidak sederajat (berbeda
usia, pengalaman, dan peranan), sosialisasi dalam kelompok bermain dilakukan dengan cara
mempelajari pola interaksi dengan orang-orang yang sederajat dengan dirinya. Oleh sebab itu, dalam
kelompok bermain, anak dapat mempelajari peraturan yang mengatur peranan orang-orang yang
kedudukannya sederajat dan juga mempelajari nilai-nilai keadilan.
c. Sekolah
Menurut Dreeben, dalam lembaga pendidikan formal seseorang belajar membaca, menulis, dan
berhitung. Aspek lain yang juga dipelajari adalah aturan-aturan mengenai kemandirian (independence),
prestasi (achievement), universalisme, dan kekhasan (specificity). Di lingkungan rumah seorang anak
mengharapkan bantuan dari orang tuanya dalam melaksanakan berbagai pekerjaan, tetapi
di sekolah sebagian besar tugas sekolah harus dilakukan sendiri dengan penuh rasa tanggung jawab.
d. Media massa
Yang termasuk kelompok media massa di sini adalah media cetak (surat kabar, majalah, tabloid),
media elektronik (radio, televisi, video, film). Besarnya pengaruh media sangat tergantung pada
kualitas dan frekuensi pesan yang disampaikan.
Contoh:
 Penayangan acara SmackDown! di televisi diyakini telah menyebabkan penyimpangan perilaku
anak-anak dalam beberapa kasus.
 Iklan produk-produk tertentu telah meningkatkan pola konsumsi atau bahkan gaya hidup
masyarakat pada umumnya.
 Gelombang besar pornografi, baik dari internet maupun media cetak atau tv, didahului dengan
gelombang game eletronik dan segmen-segmen tertentu dari media TV (horor, kekerasan,
ketaklogisan, dan seterusnya) diyakini telah mengakibatkan kecanduan massal, penurunan
kecerdasan, menghilangnya perhatian/kepekaan sosial, dan dampak buruk lainnya.
e. Agen-agen lain
Selain keluarga, sekolah, kelompok bermain dan media massa, sosialisasi juga dilakukan oleh institusi
agama, tetangga, organisasi rekreasional, masyarakat, dan lingkungan pekerjaan. Semuanya membantu
seseorang membentuk pandangannya sendiri tentang dunianya dan membuat presepsi mengenai
tindakan-tindakan yang pantas dan tidak pantas dilakukan. Dalam beberapa kasus, pengaruh-pengaruh
agen-agen ini sangat besar.

Peningkatan Mutu Akademik SMA Negeri 1 Singosari


5. Bentuk Sosialisasi
a. Sosialisasi primer
Peter L. Berger dan Luckmann mendefinisikan sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang
dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat (keluarga). Sosialisasi
primer berlangsung saat anak berusia 1-5 tahun atau saat anak belum masuk ke sekolah. Anak mulai
mengenal anggota keluarga dan lingkungan keluarga. Secara bertahap dia mulai mampu membedakan
dirinya dengan orang lain di sekitar keluarganya.
Dalam tahap ini, peran orang-orang yang terdekat dengan anak menjadi sangat penting sebab seorang
anak melakukan pola interaksi secara terbatas di dalamnya. Warna kepribadian anak akan sangat
ditentukan oleh warna kepribadian dan interaksi yang terjadi antara anak dengan anggota keluarga
terdekatnya.
b. Sosialisasi sekunder
Sosialisasi sekunder adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang
memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat. Bentuk-bentuknya
adalah resosialisasi dan desosialisasi. Dalam proses resosialisasi, seseorang diberi suatu identitas diri
yang baru. Sedangkan dalam proses desosialisasi, seseorang mengalami 'pencabutan' identitas diri yang
lama.
6. Pola Sosialisasi
Sosialisasi dapat dibagi menjadi dua pola: sosialisasi represif dan sosialisasi partisipatoris.
a. Sosialisasi represif (repressive socialization) menekankan pada penggunaan hukuman terhadap
kesalahan. Ciri lain dari sosialisasi represif adalah penekanan pada penggunaan materi dalam hukuman
dan imbalan. Penekanan pada kepatuhan anak dan orang tua. Penekanan pada komunikasi yang bersifat
satu arah, nonverbal dan berisi perintah, penekanan sosialisasi terletak pada orang tua dan keinginan
orang tua, dan peran keluarga sebagai significant other.
b. Sosialisasi partisipatoris (participatory socialization) merupakan pola di mana anak diberi imbalan
ketika berprilaku baik. Selain itu, hukuman dan imbalan bersifat simbolik. Dalam proses sosialisasi ini
anak diberi kebebasan. Penekanan diletakkan pada interaksi dan komunikasi bersifat lisan yang
menjadi pusat sosialisasi adalah anak dan keperluan anak. Keluarga menjadi generalized other.
7. Jenis Sosialisasi
a. Formal
Sosialisasi tipe ini terjadi melalui lembaga-lembaga yang berwenang menurut ketentuan yang berlaku
dalam negara, seperti pendidikan di sekolah dan pendidikan militer.
b. Informal
Sosialisasi tipe ini terdapat di masyarakat atau dalam pergaulan yang bersifat kekeluargaan, seperti
antara teman, sahabat, sesama anggota klub, dan kelompok-kelompok sosial yang ada di dalam
masyarakat.
B. PERILAKU MENYIMPANG
1. Pengertian Perilaku Menyimpang
Menurut Robert M.Z. Lawang penyimpangan sosial adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma
yang berlaku dalam sistem sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem itu
untuk memperbaiki perilaku yang menyimpang itu.
2. Faktor Penyebab Perilaku Menyimpang
a. Faktor Sosialisasi
Perilaku menyimpang terjadi salah satunya karena ketidaksesuaian pesan, norma, dan nilai yang
disampaikan oleh masing-masing agen sosialisasi atau individu lain. Individu yang mempelajari
perilaku-perilaku tersebut akhirnya tidak merasa bahwa hal tersebut menyimpang, dan menganggap
bahwa perilaku yang ia pelajari normal untuk dilakukan.
b. Faktor Anomie
Secara umum, anomie dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan di mana masyarakat kehilangan
pegangan norma. Menurut Emile Durkheim, anomie adalah suatu keadaan tanpa norma dan tanpa arah,
sehingga dalam masyarakat tersebut tidak tercipta kesesuaian antara kenyataan yang diharapkan dan
kenyataan sosial yang ada. Hal ini sering terjadi pada masyarakat yang memiliki banyak norma dan
nilai, tetapi nilai dan norma itu saling bertentangan. Sehingga yang terjadi kemudian adalah konflik
nilai, bukan kesepakatan nilai. Masyarakat menjadi sulit untuk mencari pegangan dalam menentukan
arah perilaku yang teratur. Gejala ini sering ditemui pada masyarakat modern, yang salah satu
contohnya adalah nilai kebebasan berekspresi yang saat ini banyak dianut oleh orang-orang di negara
demokratis dan liberal. Namun di masyarakat Indonesia, kebebasan berekspresi tetap ada batasnya agar
Peningkatan Mutu Akademik SMA Negeri 1 Singosari
tidak melanggar adat-adat ketimuran. Contohnya bisa dilihat dengan masih adanya stigma negatif pada
orang-orang yang mengunggah foto-foto dengan pakaian minim di media sosial.
c. Faktor Differential Association
Menurut Edwin H. Sutherland, perilaku menyimpang terjadi akibat adanya differential association atau
asosiasi yang berbeda terhadap suatu kejahatan. Semakin tinggi interaksi seseorang dengan orang yang
berperilaku menyimpang, semakin tinggi pula kemungkinan orang tersebut untuk bertingkah laku yang
menyimpang. Derajat interaksi ini pun bergantung pada frekuensi, durasi, dan intensitas, sehingga
interaksi tersebut tidak cukup sekali-dua kali untuk membuat seseorang bisa terpengaruh.
d. Faktor Labeling
Itulah penjelasan tentang beberapa faktor penyebab perilaku menyimpang dalam masyarakat. Semoga
faktor-faktor tersebut bisa segera dituntaskan ya RG Squad. Paling enggak yaaaa…. sedikit demi
sedikit perilaku menyimpang di masyarakat bisa berkurang. Betul gak?
Faktor ini menyebutkan bahwa perilaku menyimpang muncul karena adanya cap, julukan, atau sebutan
atas individu yang melakukan suatu perbuatan yang dianggap menyimpang. Bila kita memberi cap
terhadap seseorang sebagai orang yang menyimpang, maka secara tidak langsung cap atau sebutan
tersebut akan mendorong orang itu untuk berprilaku yang menyimpang pula.
3. Ciri-ciri Perilaku Menyimpang
Menurut Paul B. Horton, ciri-ciri perilaku menyimpang, antara lain:
a. Didefinisikan menyimpang oleh masyarakat
b. Penyimpangan bisa diterima/ditolak
c. Terdapat penyimpangan relatif dan penyimpangan mutlak
d. Terdapat penyimpangan terhadap budaya nyata dan budaya ideal
e. Terdapat norma penghindaran dalam penyimpangan
f. Penyimpangan sosial bersifat adaptif
4. Jenis-Jenis Perilaku Menyimpang
Berdasarkan jenisnya sebagai berikut :
a. Penyimpangan primer
Penyimpangan primer adalah penyimpangan yang bersifat sementara. Maksud dari bersifat sementara
yaitu orang yang melakukan perilaku menyimpang ini masih bisa diterima oleh masyarakat sekitar,
karena perilaku menyimpang yang dilakukan hanya sesekali tidak setiap saat. Biasanya orang yang
mempunyai perilaku menyimpang primer tidak menyadari perilaku yang dia lakukan itu menyimpang.
Contoh dari penyimpangan primer yaitu ketika lampu merah pengemudi mobil tetap melaju melanggar
rambu lalu lintas yang ada, contoh lainnya orang yang memanipulasi pajak kekayaan.
b. Penyimpangan sekunder
Penyimpangan sekunder kebalikan dari penyimpangan primer. Penyimpangan primer tidak dapat
diterima oleh masyarakat dan masyarakat tidak menginginkan ada orang yang melakukan
penyimpangan ini karena penyimpangan sekunder merupakan penyimpangan yang berat.
Penyimpangan yang terjadi biasanya mengarah pada tindakan kriminal. Contoh dari periaku
penyimpangan sekunder yaitu perambokan, pencurian, pemerkosaan, dll.
Berdasarkan jumlah pelakunya sebagai berikut :
a. Penyimpangan individual
Penyimpangan individual adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang yang menyimpang dari
norma-norma suatu kebudayaan yang telah mapan. Misalnya: seseorang bertindak sendiri tanpa
rencana melaksanakan suatu kejahatan, seperti: mencuri, menodong, dan memeras.
b. Penyimpangan kelompok
Penyimpangan kelompok adalah tindakan sekelompok orang yang beraksi secara kolektif dengan cara
yang bertentangan dengan norma-norma masyarakat. Misalnya: mafia obat-obatan terlarang dan
narkotika, geng, dan komplotan penjahat.
Berdasarkan kondisinya sebagai berikut :
a. Penyimpangan situasional
Penyimpangan Situasional disebabkan oleh pengaruh yang bermacam2 kekuatan situasional/sosial
diluar individu dan memaksa individu tersebut untuk melakukan perbuatan menyimpang. Contoh :
seseorang yang terpaksa mencuri karena jepitan ekonomi.

Peningkatan Mutu Akademik SMA Negeri 1 Singosari


b. Penyimpangan sistematik
Penyimpangan sistematik adalah suatu sistem tingkah laku yang disertai organisasi sosial khusus,
status formal, peraturan2, nilai2, norma2 dan moral tertentu yang semuanya berbeda dengan situasi
umum
Berdasarkan dampaknya sebagai berikut :
a. Perilaku menyimpang positif
Penyimpangan positif adalah penyimpangan yang mempunyai dampak positif karena mengandung
unsur inovatif, kreatif dan memperkaya alternatif. Contoh : seorang wanita yang menjadi supir
TransJakarta.
b. Perilaku menyimpang negatif
Penyimpangan negatif adalah penyimpangan yang cenderung bertindak ke arah nilai2 sosial yang
dipandang rendah dan berakibat buruk. Contoh : pembunuhan dan pencurian.
Berdasarkan bentuknya sebagai berikut :
a. Perilaku menyimpang yang bukan merupakan kejahatan
Perilaku meniympang yang merupakan tindakan menyimpang yang tidak dapat dipidanakan. Contoh
seseorang yang sudah dewasa tetapi bermain layaknya anak kecil.
b. Perilaku menyimpang yang merupakan kejahatan
Perilaku menyimpang yang merupakan tindakan menyimpang yang dapat dipidanakan. Contoh tidakan
pembunuhan.
c. Kenakalan remaja
Kenakalan remaja merupakan perilaku menyimpang ynag dilakukan oleh kalangan remaja. Contoh
tawuran antar pelajar.
4. Teori-Teori Perilaku Menyimpang
a. Teori Anomi
Menurut Robert K. Merton keadaan anomi bisa menyebabkan penyimpangan sosial. Anomi terjadi
karena adanya ketidakharmonisan antara tujuan budaya
tersebut.
b. Teori Reaksi Masyarakat
Teori reaksi masyarakat dipelopori oleh Edwin M. Lemerd. Ia berpendapat bahwa seseorang yang telah
melakukan pada tahap primer (pertama), lalu oleh masyarakat sudah diberikan cap sebagai
penyimpang, maka orang tersebut tedorong untuk melakukan penyimpangan sekunder (tahap lanjut)
dengan alasan “kepalang tanggung”.
c. Teori Konflik
 Teori Konflik Budaya
Jika dalam suatu masyarakat terdapat beberapa kebudayaan yang berbeda, maka akan
memungkinkan timbulnya pertentangan budaya.
 Teori Konflik Kelas Sosial
Para penganut teori konflik kelas sosial menganggap bahwa perilaku menyimpang timbul akibat
perbedaan2 antarkelas sosial dalam masyarakat. Karl Marx adalah tokoh dari teori ini.
d. Teori Biologis
Sebagian perilaku menyimpang yang terjadi disebabkan oleh faktor biologis, yaitu ketidakmampuan
atau cacat fisik yang dialami seseorang.
e. Teori Psikologi
Pada umumnya, perilaku menyimpang yang dialami seseorang merupakan cerminan gangguan
kepribadian.
f. Teori Sosialisasi
o Teori Transmisi Budaya, yaitu perilaku menyimpang akan muncul jika seseorang melakukan
penghayatan (sosialisasi) akan nilai atau perilaku menyimpang dari orang yang dianggap cocok.
o Kebudayaan Khusus yang Menyimpang, yaitu bilamana sebaguan besar anggota masyarakat
merupakan pelaku penyimpangan, maka anggota yang lain pun akan menjadi penyimpang.
o Asosiasi Diferensial, yaitu seseorang berperilaku menyimpang bilamana pola2 perbuatan
menyimpang lebih wajar atau lebih dihargai dalam lingkungan sosialnya.
Peningkatan Mutu Akademik SMA Negeri 1 Singosari
g. Teori Differential Association
Teori differential association dikemukakan oleh Edwin H. Sutherland. Beliau berpendapat bahwa
penyimpanga bersumber dari pergaulan yang berbeda.
5. Perilaku Menyimpang di Masyarakat
a. Kenakalan remaja
b. Kriminalitas
c. Narkoba
B. PENGENDALIAN SOSIAL
Pengendalian sosial adalah suatu cara untuk mengatur perilaku anggota masyarakat agar sesuai dengan nilai
dan norma yang berlaku di masyarakat.
Fungsi pengendalian masyarakat adalah sebagai berikut:
1. Mengembangkan rasa takut bagi masyarakat yang mau melakukan perbuatan menyimpang.
2. Menanamkan rasa malu bagi pelaku penyimpangan.
3. Menciptakan ketertiban masyarkat yang sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku.
Tujuan pengendalian sosial adalah sebagai berikut:
1. Mengurangi perilaku menyimpang di masyarakat.
2. Menciptakan ketertiban di masyarakat.
3. Masyarakat mematuhi nilai dan norma yang berlaku.
4. Pelaku penyimpangan memahami kesalahannya sehingga dapat memperbaiki dan kembali mematuhi nilai
dan norma yang berlaku.
Berdasarkan caranya, pengendalian sosial dapat dilakukan melalui:
1. Pengendalian sosial formal
Pengendalian sosial formal dilakukan oleh lembaga-lembaga formal yang ada di lingkungan masyarakat
seperti kepolisian. Pengendalian sosial formal bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Hukuman
b. Pendidikan
c. Agama
2. Pengendalian sosial nonformal
Pengendalian sosial nonformal dilakukan oleh para pemuka atau orang-orang yang dituakan di lingkungan
masyarakat. Pengendalian nonformal dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Gosip
b. Teguran
c. Ejekan
d. Celaan
e. Pengucilan
Berdasarkan sifat, pengendalian sosial dapat dibedakan menjadi tiga, berikut ini.
1. Tindakan Preventif
Pengendalian sosial yang bertujuan untuk melakukan tindakan pencegahan terhadap kemungkinan
terjadinya pelanggaran-pelanggaran terhadap norma-norma sosial. Contohnya, guru menasihati murid agar
tidak terlambat datang ke sekolah.
2. Tindakan Represif
Pengendalian sosial yang bertujuan untuk mengembalikan keserasian yang pernah terganggu karena
terjadinya suatu pelanggaran dengan cara menjatuhkan sanksi sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan.
Contohnya, sanksi skors diberikan kepada siswa yang sering melanggar peraturan.
Berdasarkan prosesnya, pengendalian sosial dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Pengendalian sosial persuasif
Pengendalian sosial yang dilakukan tanpa kekerasan misalnya melalui cara mengajak, menasihati atau
membimbing anggota masyarakat agar bertindak sesuai dengan nilai dan norma masyarakat. Cara ini
dilakukan melalui lisan atau simbolik. Contoh pengendalian sosial melalui lisan yaitu dengan mengajak
orang menaati nilai dan norma dengan berbicara langsung menggunakan bahasa lisan, sedang pengendalian
secara simbolik dapat menggunakan tulisan, spanduk dan iklan layanan masyarakat.

Peningkatan Mutu Akademik SMA Negeri 1 Singosari


2. Pengendalian sosial koersif
Pengendalian sosial yang dilakukan dengan cara pemaksaan dalam hal ini bentuk pemaksaan diwujudkan
dengan pemberian sanksi atau hukuman sesuai dengan kadar penyimpangannya, contohnya PKL
ditertibkan oleh satpol PP.
Pengendalian sosial dengan kekerasan dibedakan menjadi dua:
a. Kompulsi (paksaan), artinya keadaan yang sengaja diciptakan sehingga seseorang terpaksa menuruti
atau mengubah sifatnya dan menghasilkan suatu kepatuhan yang sifatnya tidak langsung. Contoh:
diberlakukannya sanksi skorsing bagi siswa yang banyak melanggar aturan sekolah.
b. Pervasi (pengisian), secara pengertian pervasi merupakan cara penanaman atau pengenalan norma
secara berulang-ulang sehingga orang akan mengubah sikapnya sesuai dengan yang diinginkan.
Contoh: pecandu narkoba dipaksa untuk berhenti dan diberi penyuluhan berulang-ulang tentang bahaya
narkoba.
D. HUBUNGAN SOSIAL DENGAN PERILAKU MENYIMPANG
Agen/media sosialisasi seperti keluarga, sekolah, teman sepermainan, dan media massa memiliki peranan
penting dalam pencegahan terhadap perilaku menyimpang. Akan tetapi, pada kenyataannya sering kali terjadi
ketidaksepadanan antara pesan yang disampaikan oleh agen sosialisasi yang satu dengan yang lainnya. Perilaku
menyimpang juga bisa terjadi ketika dalam proses sosialisasi, seseorang meniru perilaku yang salah.

Peningkatan Mutu Akademik SMA Negeri 1 Singosari


BAB 5 STRUKTUR SOSIAL
A. STRUKTUR SOSIAL
1. Pengertian struktur sosial
Struktur sosial adalah keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial pokok, yaitu kaidah-kaidah sosial,
lembaga-lembaga sosial, kelompok serta lapisan-lapisan sosial.
2. Ciri-ciri struktur sosial
a. Struktur sosial bersifat abstrak, tidak bisa dilihat dan tidak bisa diraba.
b. Terdapat dimensi horizontal berdasarkan karakteristik yang sama dan vertikal yang dikelompokkan
berdasarkan hierarki status sosial tinggi, menengah dan rendah.
c. Struktur sosial sebagai landasan sebuah proses sosial suatu masyarakat.
d. Struktur sosial merupakan bagian dari sistem pengaturan tata kelakuan dan pola hubungan masyarakat.
e. Struktur sosial selalu berkembang dan dapat berubah.
3. Fungsi struktur sosial
a. Sebagai dasar untuk menanamkan suatu disiplin sosial.
b. Sebagai pengawas/pembatas agar setiap anggota masyarakat berperilaku sesuai dengan nilai dan norma
yang berlaku.
c. Struktur sosial merupakan karakteristik khas yang dimiliki suatu masyarakat.
4. Bentuk-bentuk struktur sosial
Berdasarkan ketidaksamaan sosial meliputi:
a. Diferensiasi Sosial
Diferensiasi sosial adalah klasifikasi atau penggolongan masyarakat berdasarkan perbedaan-perbedaan
tertentu yang biasanya sejajar atau sama.
b. Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial adalah struktur dalam masyarakat yang membagi masyarakat ke dalam tingkatan-
tingkatan. Adapun kriteria yang dipakai seperti tingkat pendidikan, kekayaan atau kekuasaan.
Berdasarkan identitas keanggotaan masyarakat meliputi:
a. Struktur sosial homogen
Ditandai dengan adanya latar belakang kesamaan identitas dari anggota-anggota masyarakat. Contoh
kesamaan ras.
b. Struktur sosial heterogen
Ditandai oleh adanya keragaman identitas dari anggota masyarakat. Contoh bangsa Indonesia terdiri
dari berbagai macam ras yang berbeda.
Berdasarkan sifatnya meliputi:
a. Struktur sosial kaku
Struktur sosial kaku merupakan bentuk struktur sosial yang tidak dapat dirubah. Struktur sosial ini
biasanya terjadi pada masyarakat yang menganut sistem kasta.
b. Struktur sosial luwes
Struktur sosial luwes ditandai dengan masyarakat yang bebas bergerak melakukan perubahan.
c. Struktur sosial formal
Struktur sosial formal merupakan suatu bentuk struktur sosial yang diakui oleh pihak yang berwenang.
Contoh bupati
d. Struktur sosial informal
Struktur sosial informal merupakan struktur sosial yang nyata ada dan berfungsi tetapi tidak memiliki
kewenangan hukum dan tidak diakui oleh pihak berwenang. Contoh orang yang dituakan dan
dihormati oleh masyarakat.
B. DIFERENSIASI SOSIAL
1. Ciri-ciri diferensiasi sosial
a. Ciri fisik
Dapat dilihat dari perbedaan warna kulit, rambut, hidung.
b. Ciri sosial
Dapat dilihat dari perbedaan menurut organisasi tertentu yang membatasi keanggotaannya, seperti
pekerja kantor dengan petani.

Peningkatan Mutu Akademik SMA Negeri 1 Singosari


c. Ciri budaya
Diferensiasi budaya berhubungan dengan pandangan hidup suatu masyarakat terkait nilai-nilai yang
dianutnya.
2. Bentuk-bentuk diferensiasi sosial
a. Diferensiasi Ras
Ras merupakan mengelompokkan masyarakat berdasarkan ciri fisik yang dimiliki seperti, rambut,
warna bola mata, bentuk hidung, warna kulit, dan lain sebagainya. Pada dasarnya ciri fisik manusia
terbagi menjadi tiga golongan yaitu, ciri fenotipe, ciri filogenetik, dan ciri getif. Ciri fenotipe dapat
dimaknai sebagai ciri yang tampak seperti bentuk hidung, bentuk bibir, tinggi badan, dan lain
sebagainya. Ciri filogenetik diartikan sebagai hubungan asal-usul antara ras dan perkembangan yang
terjadi. Kemudian, ciri getif yakni ciri yang berdasarkan pada keturunan darah.
b. Diferensiasi Etnis (Suku Bangsa)Etnis atau suku bangsa ialah sekelompok golongan yang dibedakan
dengan kelompok lain karena memiliki ciri dasar yang berkaitan dengan asal-usul, tempat asal, dan
budaya. Ciri dasar yang dimaksud ialah kesamaan dalam hal fisik, bahasa daerah, kesenian, dan adat
istiadat.
c. Diferensiasi Agama
Agama merupakan sistem yang terdiri dari kepercayaan dan praktik yang berkaitan dengan hal-hal
suci. Di Indonesia terdapat beberapa agama seperti Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, Konghucu,
dan berbagai aliran kepercayaan lain. Pembedaan tersebut bukan untuk menentukan tingkatan. Dalam
diferensiasi ini tidak ada status agama yang lebih tinggi atau rendah. Ini karena pada dasarnya, semua
agama memiliki status yang sama yakni diakui oleh pemerintah.
d. Diferensiasi Profesi
Diferensiasi profesi merupakan penggolongan masyarakat berdasarkan profesinya. Dari penggolongan
tersebut maka kita dapat melihat kelompok masyarakat yang berprofesi sebagai guru, tentara, pegawai
negeri, polisi, dan lain-lain. Perbedaan profesi ini akan membawa pengaruh tersendiri terhadap perilaku
sosial seseorang di lingkungannya. Kamu pasti bisa membedakan perilaku seorang tukang becak
dengan seorang dokter dalam melakukan pekerjaannya. Diferensiasi dalam hal ini jangan melihat dari
aspek ekonomi, namun dilihat dari fungsi dari profesi tersebut. Jika, diferensiasi profesi dilihat dari
aspek ekonomi, maka dapat memungkinkan timbul masalah ketimpangan sosial.
e. Diferensiasi Jenis Kelamin
Pada hakikatnya kedudukan laki-laki dan perempuan ialah sama karena memiliki kesempatan, peran
sosial, dan status yang sama dalam berkehidupan. Namun, di beberapa tempat, status perempuan masih
lebih rendah dibandikan dengan status laki-laki. Hal ini masih terjadi karena adanya perbedaan nilai
dan norma yang membedakan.
C. STRATIFIKASI SOSIAL
1. Fungsi stratifikasi sosial
a. Sebagai alat bagi masyarakat untuk menjalankan tugas dan peranannya dengan cara mendistribusikan
privilese dan prestise.
b. Untuk menyusun alat bagi masyarakat dalam mencapai beberapa tugas utama.
c. Untuk menyusun, mengatur, serta mengawasi hubungan di antara anggota masyarakat.
d. Sebagai pemersatu dengan mengoordinasikan serta mengharmonisasikan unit-unit yang ada dalam
struktur sosial.
2. Bentuk-bentuk stratifikasi sosial
a. Stratifikasi sosial tertutup
Stratifikasi sosial tertutup merupakan penggolongan masyarakat berdasarkan lapisan-lapisan tertentu
yang tidak memungkinkan bagi setiap individu untuk melakukan perubahan status sosial secara
vertikal. Contoh pembagian kasta di India.

Peningkatan Mutu Akademik SMA Negeri 1 Singosari


b. Stratifikasi sosial terbuka
Stratifikasi sosial terbuka merupakan penggolongan masyarakat berdasarkan lapisan tertentu namun
masih ada kemungkinan bagi seseorang untuk mengalami perubahan status sosial. Contoh seorang
anak petani kini berhasil menjadi seorang dokter.

c. Stratifikasi sosial campuran


Stratifikasi sosial campuran merupakan perpaduan antara stratifikasi sosial tertutup dan stratifikasi
sosial terbuka. Contoh masyarakat bali menerapkan sistem pelapisan tertutup melalui kasta dalam
budayanya, namun secara ekonomi masyarakat menerapkan sistem pelapisan terbuka.

3. Ukuran stratifikasi sosial


Kriteria dalam pengelompokan masyarakat berdasarkan stratifikasi sosial adalah :
a. Pengetahuan
b. Kekuasaan
c. Kekayaan
d. Kehormatan
4. Unsur-unsur stratifikasi sosial
a. Status
1) Ascribed status
Seseorang memiliki status sosial/ kedudukan berdasarkan keturunan.
2) Achieved status
Seseorang memiliki kedudukan karena usaha yang telah ia lakukan.
3) Assigned status
Kedudukan yang diperoleh seseorang karena jasa yang telah ia berikan.
b. Peranan
Peran sosial merupakan seperangkat harapan kepada seseorang yang menempati suatu sosial tertentu
untuk melakukan suatu tindakan yang sesuai dengan kedudukannya.
D. PENGARUH STRUKTUR SOSIAL DAN DIFERENSIASI SOSIAL TERHADAP KEHIDUPAN
MASYARAKAT DI BERBAGAI BIDANG
1. Kesehatan
2. Pendidikan
3. Ekonomi
4. Budaya
5. Agama

Peningkatan Mutu Akademik SMA Negeri 1 Singosari


E. DINAMIKA STRUKTUR SOSIAL DAN DIFERENSIASI SOSIAL DALAM KEHIDUPAN
MASYARAKAT DI BERBAGAI BIDANG
Penyebab utama perubahan struktur sosial adalah masuknya unsur-unsur pembentuk struktur-struktur dari luar
(individu, sistem), atau karena meningkatnya akses masyarakat terhadap perubahan di lingkungan lokal,
maupun di lingkungan sosial luarnya (Sukesi, 2010).

Peningkatan Mutu Akademik SMA Negeri 1 Singosari


BAB 6 KELOMPOK SOSIAL
A. KELOMPOK SOSIAL
1. Pengertian kelompok sosial
Menurut Paul B. Horton kelompok sosial berarti setiap kumpulan manusia yang memiliki kesadaran akan
keanggotaannya dan saling berinteraksi.
2. Ciri-ciri kelompok sosial
a. Adanya kesamaan motif individu
b. Adanya nilai dan norma yang dijadikan sebagai pedoman bertingkah laku bagi para anggotanya
c. Adanya pembentukan struktur sebagai penegas peranan dan kedudukan masing-masing individu
d. Adanya interaksi antarindividu
3. Dasar pembentukan kelompok sosial
a. Faktor kepentingan yang sama
b. Faktor keturunan yang sama
c. Faktor geografis
d. Faktor daerah yang sama
4. Klasifikasi kelompok sosial
a. Menurut Charles Horton Cooley
i. Kelompok primer
Kelompok primer merupakan kelompok yang ditandai dengan pergaulan dan kerja sama tatap
muka yang intim. Ruang lingkup terpenting kelompok primer adalah keluarga, teman bermain pada
anak kecil, rukun warga, atau komunitas orang dewasa.
ii. Kelompok sekunder
Kelompok sekunder merupakan suatu kelompok dengan jumlah anggota yang banyak yang formal,
tidak pribadi dan berciri kelembagaan. Contohnya kelompok organisasi, seperti koperasi, partai
politik, dan lain sebagainya.
b. Menurut W. G. Summer
1) Kelompok dalam (in group)
Terdapat penyebutan “kami” atau “kita”. Dalam in group terdapat in group feeling yang terkadang
terlalu berlebihan. Perasaan ini apabila dipelihara dapat berkembang menjadi primordialisme,
etnosentrisme, dan sebagainya.
2) Kelompok luar (out group)
Terdapat penyebutan “mereka”. Apabila tidak dikelola dengan baik, bisa
timbul stereotype terhadap out groupnya, dan juga dapat menimbulkan primordialisme,
etnosentrisme, dan sebagainya
c. Menurut Ferdinan Tonnies
1) Gemeinschaft (Paguyuban)
Kelompok sosial ini digambarkan sebagai kehidupan bersama yang intim dan pribadi, yang
merupakan suatu keterikatan yang dibawa sejak lahir. Ikatan pernikahan dan keluarga digambarkan
sebagai gemeinschaft of life. Contohnya kehidupan rumah tangga, kekerabatan, dan sebagainya.
a. Gemeinschaft dibagi atas tiga tipe, yaitu gemeinscharft by blood, gemeinschaft of place, dan
gemeinschaft of mind.
b. Gemeinschaft by blood adalah paguyuban yang mengacu pada kekerabatan, atau di dasarkan
pada ikatan darah atau keturunan. Misalnya keluarga.
c. Gemeinschaft of place adalah paguyuban yang mengacu pada kedekatan tempat, sehingga
dapat saling bekerja sama dan tolong-menolong. Misalnya rukun tetangga atau rukun warga.
d. Gemeinschaft of mind adalah paguyuban yang mengacu pada hubungan persahabatan karena
persamaan minat, hobi, profesi, atau keyakinan. Misalnya kelompok agama.
2) Gesellschaft (Patembayan)
Gesellschaft adalah ikatan lahir yang bersifat pokok untuk jangka waktu yang pendek, bersifat
sebagai suatu Bentuk dalam pikiran belaka, dan strukturnya bersifat mekanis. Bentuk gesellschaft
ini umumnya terdapat di dalam hubungan perjanjian yang didasarkan pada ikatan timbale balik,
seperti ikatan antara pedagang dengan pembeli.

Peningkatan Mutu Akademik SMA Negeri 1 Singosari


d. Menurut Emile Durkeim
1) Solidaritas Mekanis
Solidaritas mekanis adalah ciri yang menandai bagi masyarakat sederhana yang hidup terpisah
dalam kelompok-kelompok kecil. Pada masyarakat ini belum ada pembagian kerja atau spesialisasi
dalam hal pekerjaan karena pada dasarnya setiap pekerjaan dilakukan secara bersama-sama atau
gotong royong. Masyarakat ini juga terikat oleh kesamaan dan kesadaran bersama yang kuat.
Hubungan sosial yang terjadi di antara anggota masyarakat cenderung akrab dan didasarkan pada
sistem nilai yang sama. Contoh masyarakat dengan solidaritas ini adalah masyarakat pedesaan
yang masih tradisional. Pada umumnya masyarakat tersebut mempunyai pekerjaan yang sama,
yaitu sebagai petani.
2) Solidaritas Organis
Solidaritas organis adalah bentuk solidaritas yang mengikat masyarakat kompleks atau beragam
yang telah mengenal pembagian kerja secara rinci. Dengan demikian muncul keahlian tertentu
yang dimiliki oleh setiap anggota masyarakat yang mengakibatkan setiap golongan dalam
masyarakat saling tergantung satu sama lain dan tidak dapat hidup secara sendiri tanpa melakukan
hubungan atau kerja sama dengan golongan lain dalam masyarakat. Namun demikian kesadaran
bersama di antara mereka lemah.
e. Menurut Robert K. Merton
1) Membership group
Kelompok sosial yang setiap anggotanya secara jelas sebagai anggota dan bagian dari suatu
kelompok disebut dengan membership group. Membership group dikenal juga dengan istilah
kelompok keanggotaan. Dalam membership group, penentuan seseorang sebagai anggota
kelompok dapat dilakukan dengan bermacam-macam cara seperti seleksi, tes masuk, dan
sebagainya. Misalnya : seorang anggota TNI akan berperilaku sesuai dengan ketentuan dari
kelompok di mana dia menjadi bagian di dalamnya. TNI adalah membership group dari orang
tersebut.
2) Reference group
Reference group adalah kelompok acuan. Ketika seseorang yang tidak diterima menjadi salah satu
anggota dalam membership group. Maka orang yang terobsesi cenderung untuk bertingkah laku
dan berperilaku layaknya membership group dalam suatu kelompok. Misalnya, seseorang yang
tidak diterima menjadi anggota polri padahal itu merupakan obsesinya, kemudian dia bertingkah
laku layaknya seorang anggota polri. Hal itu menunjukan bahwa polri adalah reference group dari
orang tersebut.
f. Klasifikasi menurut pencapaian tujuannya
1) Kelompok formal
Merupakan kelompok yang memiliki peraturan tegas dan sengaja diciptakan oleh anggota-anggota
kelompok yang bertujuan untuk mengatur hubungan antarsesama.
2) Kelompok informal
Merupakan kelompok yang tidak mempunyai struktur dan organisasi tertentu.
g. Klasifikasi menurut bidangnya
1) Kelompok okupasional
Merupakan kelompok orang-orang yang memiliki pekerjaan sejenis.
2) Kelompok volunter
Merupakan kelompok orang-orang yang mempunyai kepentingan yang sama, namun tidak
mendapatkan perhatian masyarakat.
a. MOBILITAS SOSIAL
1. Pengertian mobilitas sosial
Mobilitas sosial adalah perpindahan status sosial seseorang atau sekelompok orang dari status sosial yang
satu ke status sosial yang laindalam masyarakat.
2. Faktor pendorong dan penghambat mobilitas sosial
Faktor pendorong terjadinya mobilitas sosial

Peningkatan Mutu Akademik SMA Negeri 1 Singosari


a. Faktor individu yang didukung aspek pendidikan, perbedaan kemampuan, orientasi sikap, dan
kebiasaan kerja.
b. Faktor struktural
c. Faktor ekonomi
d. Faktor pendidikan
e. Faktor kondisi sosial politik
Faktor penghambat terjadinya mobilitas sosial
a. Kemiskinan
b. Sistem stratifikasi sosial
c. Diskriminasi gender dan agama
d. Kebudayaan masyarakat
e. Perbedaan kepentingan
3. Bentuk-bentuk mobilitas sosial
a. Mobilitas vertikal
Mobilitas vertikal merupakan perpindahan status sosial individu dari satu kedudukan tertentu menuju
kedudukan yang lainnya yang tidak sederajat.
1) Mobilitas sosial vertikal naik
2) Mobilitas sosial vertikal turun
b. Mobilitas horizontal
Mobilitas horizontal merupakan perpindahan status sosial seseorang dari kedudukan tertentu menuju
kedudukan ynag baru namun sederajat.
c. Mobilitas sosial lateral/geografis
Mobilitas lateral merupakan perpindahan individu/kelompok dari daerah yang satu ke daerah yang lain,
yang diikuti dengan perubahan statusnya.
4. Saluran mobilitas sosial
Saluran mobilitas sosial (vertical) dalam masyarakat atau biasa disebut dengan social circulation antara lain
sebagai berikut.
f. Angkatan bersenjata
g. Lembaga keagamaan
h. Lembaga pendidikan
i. Organisasi politik
j. Organisasi ekonomi
Mobilitas sosial secara vertikal dapat dilakukan melalui cara-cara berikut ini:
f. Prestasi
g. Perubahan nama
h. Perubahan tempat tinggal
i. Perkawinan
j. Peningkatan standart hidup
5. Dampak mobilitas sosial
a. Mendorong seseorrang untuk maju
b. Semakin cepatnya laju perubahan sosial meningkatkan integrasi sosial masyarakat
c. Menciptakan konflik antramasyarakat
d. Mengurangi solidaritas kelompok
c. MOBILITAS SOSIAL DAN DINAMIKA KELOMPOK SOSIAL
Mobilitas sosial atau perpindahan status sosial dilihat dari ruang lingkupnya dapat dibedakan menjadi dua
bentuk yaitu mobilitas intragenerasi dan mobilitas antargenerasi. Mobilitas sosial intragenerasi merupakan
perpindahan status sosial yang terjadi pada diri seorang individu, sedangkan mobilitas sosial sosial
antargenerasi memiliki cakupan yang lebih luas yakni merupakan perpindahan sosial yang terjadi pada
beberapa generasi atau antargenerasi.

Peningkatan Mutu Akademik SMA Negeri 1 Singosari


BAB 7 KONFLIK SOSIAL DAN INTEGRASI SOSIAL

A. KONFLIK
1. Konflik adalh suatu proses pencapaian suatu tujuan yang dilakukan oleh individu atau kelompok
dengan cara menantang pihak lain yang memiliki perbedaan dengannya.
a. Lewis A. Coser
Pengertian konflik menurut Lewis A. Coser adalah sebuah perjuangan mengenai nilai atau
tuntutan atas status, kekuasaan, bermaksud untuk menetralkan, mencederai, atau melenyapkan
lawan.
b. Gillin dan Gillind (1948)
Pengertian konflik menurut Gillin dan Gillin adalah proses sosial yang dimana individu atau
kelompok mencapai tujuan mereka secara langsung menantang pihak lain dengan cara
kekerasan atau ancaman kekerasan, singkatnya dapat dikatakan bahwa konflik mengacu pada
perjuangan di antara pihak yang besaingan, berusaha untuk mencapai, tujuan berusaha untuk
menghilangkan lawan dengan membuat pihak lain tidak berdaya.
c. Soerjono Soekanto
Pengertian konflik menurut Soerjono Soekanto adalah proses dari setiap individu atau
kelompok akan menggunakan segera cara termasuk ancaman atau kekerasan sebagai bentuk
pertentangan terhadap lawannya
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi konflik sosial
a. Adanya perbedaan tujuan
b. Adanya perbedaan kepentingan
c. Adanya perbedaan pendapat
d. Adanya perbedaan nilai-nilai suatu masyarakat
e. Adanya perbedaan kebudayaan
f. Terjadinya perubahan sosial
g. Tidak berjalannya nilai dan norma suatu masyarakt
3. Dampak konflik

Sesuai dengan pengertian konflik di atas, berikut ini adalah dampak yang ditumbulkan oleh konflik:

1. Dampak Negatif
a. Menimbulkan kerusakan integrasi sosial masyarakat.
b. Menimbulkan trauma secara psikologis dan sosial.
c. Menumbuhkan rasa dendam pada setiap pihak sehingga kehidupan masyarakat menjadi tidak
harmonis.
d. Terjadi kerusakan/ kehilangan harta benda di dalam kehidupan masyarakat.
2. Dampak Positif
e. Konflik yang terjadi di masyarakat memang lebih banyak memberikan dampak negatif.
Namun, konflik tersebut dapat menghasilkan suatu kesepakatan yang menguntungkan semua
pihak sehingga integrasi masyarakat menjadi lebih kuat.
4. Bentuk- bentuk konflik
a. Menurut soerjono soekanto
 Konflik pribadi, yaitu konflik yang terjadi di antara individu yang disebabkan karena
masalah pribadi. Masalah tersebut terjadi karena adanya perbedaan cara pandang
antarindividu terkait persoalan yang sama. Misalnya dua individu yang sedang adu
argumentasi tentang masalah pembagian warisan dalam keluarga.
 Konflik politik, yaitu konflik yang terjadi akibat adanya kepentingan atau tujuan politis
yang berbeda antara seseorang atau kelompok. Hal ini bisa dilihat dari perbedaan
pandangan antarpartai politik karena perbedaan ideologi, asas perjuangan, dan
kepentingan politik masing-masing. Contoh yang mudah dilihat adalah konflik antara
pendukung partai yang berbeda menjelang pemilu atau pilkada.

Peningkatan Mutu Akademik SMA Negeri 1 Singosari


 Konflik rasial, yaitu konflik yang terjadi di antara kelompok ras yang berbeda karena
adanya kepentingan dan kebudayaan yang saling berbenturan. RG Squad bisa
mengetahui lebih jauh mengenai hal ini dalam konflik antara orang-orang kulit hitam
dengan kulit putih akibat diskriminasi ras di Amerika Serikat dan Afrika Selatan.
 Konflik antarkelas sosial, yaitu konflik yang muncul karena adanya perbedaan
kepentingan di antara kelas-kelas yang ada di masyarakat. Misalnya konflik antara
karyawan dengan perusahaannya untuk menuntut kenaikan upah.
 Konflik yang bersifat internasional, yaitu konflik yang melibatkan beberapa kelompok
negara karena perbedaan kepentingan masing-masing negara. Konflik semacam ini
sangat terlihat antara Korea Utara dengan Korea Selatan, ISIS dan negara-negara yang
diterornya, dan sebagainya.

b. Menurut Dahrendorf, konflik dibedakan menjadi 4 macam:


* Konflik antara atau dalam Peran sosial (intrapribadi), Misalnya antara PERANAN-
PERANAN dalam keluarga atau profesi (konflik Peran (peran))
* Konflik antara kelompok-kelompok sosial (antar keluarga, antar gank).
* Konflik kelompok terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan massa).
* Konflik antar satuan nasional (kampanye, perang saudara)
* Konflik antar antar agama atau tidak
* Konflik antar politik.
c. Menurut Lewis A. Coser
Konflik dibedakan menjadi 2 yaitu :
 Konflik realistis berasal dari kekecewaan individu atau kelompok terhadap sistem atau
tuntutan yang terdapat dalam hubungan sosial.
 Konflik nonrealistis adalah konflik yang bukan berasal dari tujuan-tujuan persaingan
yang antagonis(berlawanan), melainkan dari kebutuhan pihak-pihak tertentu untuk
meredakan ketegangan.
5. Penyelesaian konflik
Upaya penyelesaian konflik menurut Prof Nasikun yaitu :
1. Yng pertama dan yang paling penting adalah apa yang disebut konsiliasi (conciliation) dengan
melibatkan lembaga2 tertentu

2. mediasi, adalah suatu cara pengendalian yang dibutuhkan apabila kedua belah pihak yang
bertentangan tidak menghendaki timbulnya ledakan-ledakan sosial dalam bentuk kekerasan. Pihak yg
bersengketa menunjuka pihak ke tiga sebagai mediator dlm penyelesaian konflik

3. Perwasitan (arbitration) pihak yg bertentangan sepakat menerima hadirnya pihak ke 3 atau terpaksa
menerima, Pihak ke 3 ini akan memberikan keputusan ttng perselisihan mereka.

Selain cara di atas adajuga akomodasi. Akomodasi adalah suatu bentuk interaksi asosiatif yang
dilakukan 2 atau lebih pihak dengan tujuan untuk menyelesaikan pertentangan atau suatu konflik.
Dalam sejarah perjalanan hidup manusia, sedikitnya ada 15 macam bentuk akomodasi yang kerap
digunakan untuk menyelesaikan konflik.

Bentuk Bentuk Akomodasi

1. Koersi (Coertion)
Koersi adalah bentuk akomodasi yang dilakukan dengan pemaksaan fisik atau psikis dari pihak yang
menduduki posisi kuat ke pihak yang menduduki posisi lemah. Contoh bentuk akomodasi ini adalah
fenomena perbudakan, penjajahan, atau program tanam paksa yang dipaksakan oleh pemerintah Hindia
Belanda pada rakyat Indonesia.
Advertisement

2. Kompromi (Compromise)
Kompromi adalah bentuk akomodasi yang dilakukan dengan mengurangi tuntutan dari masing-masing
pihak agar tercapai penyelesaian dari perselisihan yang ada. Contoh kompromi sering terjadi dalam
dunia politik, penyelesaian ganti rugi, atau dalam kegiatan perdagangan. Misal ketika ada 2 partai
Peningkatan Mutu Akademik SMA Negeri 1 Singosari
politik yang punya kekuatan suara yang sama dalam merebut suatu kedudukan, pada umumnya mereka
akan berkompromi untuk saling berbagi kuasa atas kedudukan tersebut.

3. Arbitrasi (Arbitration)
Arbitrasi adalah bentuk akomodasi yang dilakukan dengan meminta bantuan pihak ketiga sebagai
penengah. Dalam hal ini, penengah tersebut telah disepakati oleh kedua belah pihak yang berkonflik
dan keputusannya bersifat mengikat, sehingga harus dipatuhi. Contoh arbitrasi adalah proses
penyelesaian konflik antara Indonesia dan Malaysia dalam perebutan kedaulatan atas wilayah
Kepulauan Spratley. Kedua negara meminta bantuan Lembaga Arbitrase Internasional di Belanda
setelah jalur perundingan menemukan jalan buntu. Keputusan lembaga tersebut yang memenangkan
Malaysia atas kedaulatan Kepulauan Spratley, selanjutnya diterima Indonesia meskipun dengan berat
hati.

4. Mediasi (Mediation)
Mediasi adalah bentuk akomodasi yang dilakukan dengan meminta bantuan pihak ketiga sebagai
penasihat. Dalam hal ini, penengah tersebut telah disepakati kedua belah pihak yang berkonflik, namun
keputusannya tidak mengikat. Pihak ketiga dalam mediasi hanya dapat memberikan saran dan
masukan, tapi tidak bisa memaksakan keputusannya. Contoh mediasi misalnya terjadi dalam
perselisihan antara umat Islam dan Kristen di Poso pada 2001 lalu. Dalam kasus tersebut, pihak yang
menjadi mediator adalah Jusuf Kalla dan Susilo Bambang Yudhoyono.

5. Konsiliasi (Conciliation)
Konsiliasi adalah bentuk akomodasi yang dilakukan dengan mempertemukan kedua pihak yang saling
berselisih dalam sebuah perundingan untuk mencapai kesepakatan dan perdamaian bersama. Contoh
konsiliasi misalnya terjadi pada penyelesaian kasus kerusuhan di berbagai daerah di Indonesia, seperti
kerusuhan Ambon, Aceh, dan Papua.

6. Toleransi (Tolerance)
Toleransi adalah suatu bentuk akomodasi yang sering terjadi tanpa persetujuan formal. Toleransi
diartikan sebagai suatu sikap saling menghargai dan menghormati kedudukan pihak lain. Contoh
toleransi misalnya terjadi ketika kita memperlambat laju motor yang dikendarai saat berada di depan
masjid yang tengah mengadakan sholat Jumat. Toleransi harus dimiliki setiap masyarakat Indonesia
yang terdiri atas berbagai latar belakang berbeda untuk menghindari terjadinya konflik horizontal.

7. Jalan buntu (Stale Mate)


Stalemate atau jalan buntu adalah berhentinya persengketaan atau perselisihan karena kedua pihak
yang berkonflik memiliki kekuatan yang seimbang. Stalemate terjadi bila kedua pihak tidak lagi
memiliki harapan untuk maju ataupun mundur. Contoh terjadinya bentuk akomodasi ini adalah
berhentinya perang nuklir antara Uni Sovyet dan Amerika Serikat pasca perang dunia II. [Baca Juga : 5
Contoh Konflik antar Ras dan Etnis di Dunia]

8. Ajudikasi (Adjudication)
Ajudikasi adalah bentuk akomodasi atau penyelesaikan konflik lewat jalur pengadilan. Pengadilan
dalam hal ini adalah lembaga hukum yang diakui untuk menjalankan pemberian keputusan terhadap
perkara perdata maupun pidana. Contoh ajudikasi terjadi pada penyelesaian perkara pidana dan perdata
yang terjadi di masyarakat. Di antara bentuk bentuk akomodasi yang ada, ajudikasi adalah yang paling
sering digunakan untuk menyelesaikan konflik.

9. Segregasi (Segregation)
Segregasi adalah bentuk akomodasi yang dilakukan untuk mencegah terjadinya konflik dengan
menerapkan upaya saling memisahkan diri antara kedua pihak yang bertentangan. Contoh bentuk
akomodasi ini kerap dilakukan kepolisian ketika ada demonstrasi antara dua kubu yang saling
berlawanan.

10. Eliminasi (Elimination)


Eliminasi adalah bentuk penyelesaian konflik yang dilakukan dengan mundurnya satu pihak dari
konflik yang ada. Contoh eliminasi terjadi dalam final piala Liga Super Indonesia tahun 2009 antara
Persipura dan Sriwijaya FC. Saat itu, Persipura melakukan aksi walk out dari pertandingan yang baru
berjalan 1,5 babak. Walk out terjadi karena para pemain Persipura menganggap wasit dalam
pertandingan tersebut tidak sportif.
Peningkatan Mutu Akademik SMA Negeri 1 Singosari
11. Subjugation (Domination)
Subjugasi adalah bentuk akomodasi yang dilakukan dengan meminta pihak lemah untuk mentaati
aturan pihak yang kuat. Di antara bentuk bentuk akomodasi yang lain, subjugasi sudah barang tentu
tidak akan memuaskan semua pihak yang berkonflik. Contoh subjugasi adalah ketika tidak diturutinya
tuntutan demonstran oleh pihak pemerintah.

12. Keputusan mayoritas (Majority Rule)


Keputusan mayoritas adalah bentuk akomodasi yang dilakukan lewat jalur voting. Dalam hal ini pihak
yang memiliki suara terbanyak akan memenangkan konflik, sementara pihak dengan suara yang lebih
kecil harus mematuhi hasil voting yang dilakukan. Contoh keputusan mayoritas adalah pemilu dalam
proses berdemokrasi.

13. Minority Consent


Minority consent adalah penyelesaian konflik yang terjadi karena golongan minoritas tidak merasa
dikalahkan karena mereka masih dapat melakukan hidup bersama-sama dengan kelompok mayoritas.
Contoh minority consent adalah keberterimaan masyarakat pemilih calon presiden yang kalah dalam
pemilu

14. Konversi
Konversi adalah proses penyelesaian konflik yang terjadi karena mengalahnya salah satu pihak yang
bersengketa sehingga ia mau menuruti keinginan pihak lawannya. Contoh penyelesaian atau
pencegahan konflik ini terjadi ketika ada seorang kakak yang mengalah dari adiknya ketika saling
berebut mainan.

15. Gencatan Senjata (Cease Fire)


Gencatan senjata adalah penangguhan permusuhan yang dilakukan pada jangka waktu tertentu karena
adanya kemungkinan jalan keluar yang baik dalam penyelesaian konflik. Contoh gencatan senjata
sering terjadi pada konflik dan perang antar negara, misalnya konflik antara Israel dan Palestina.

B. INTEGRASI SOSIAL
1. Pengertian integrasi sosial
Integrasi adalah sebuah sistem yang mengalami pembauran hingga menjadi suatu kesatuan yang utuh.
Integrasi berasal dari bahasa inggris "integration" yang berarti kesempurnaan atau keseluruhan.
Integrasi sosial dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam
kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memilki keserasian
fungsi.

Faktor integrasi sosial


a. Homogenitas kelompok
b. Besar kecilnya kelompok
c. Mobilitas geografis
d. Efektifitas komunikasi
Integrasi sosial dapat tercapai melalui beberapa tahapan berikut ini
a. Akomodasi adalah suatu bentuk interaksi asosiatif yang dilakukan 2 atau lebih pihak dengan tujuan
untuk menyelesaikan pertentangan atau suatu konflik. Dalam sejarah perjalanan hidup manusia,
sedikitnya ada 15 macam bentuk akomodasi yang kerap digunakan untuk menyelesaikan konflik.
b. Kerjasama
Pengertian kerjasama adalah sebuah usaha yang dilakukan oleh beberapa orang atau kelompok untuk
mencapai tujuan bersama. ... Kerjasama bisa terjadi ketika individu-individu yang bersangkutan
mempunyai kepentingan dan kesadaran yang sama untuk bekerjasama untuk mencapai tujuan dan
kepentingan bersama.
c. Koordinasi
Pengertian Koordinasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh berbagai pihak yang sederajat untuk saling
memberikan informasi dan bersama mengatur atau menyepakati sesuatu, sehingga di satu sisi proses
pelaksanaan tugas dan keberhasilan pihak yang satu tidak mengganggu proses pelaksanaan tugas dan
keberhasilan pihak yang lainnya.
d. Asimilasi dan Akulturasi
Akulturasi adalah suatu proses yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan
tertentu dihadapkan dihadapkan dengan unsur kebudayaan asing. Kebudayaan asing itu lambat laun
Peningkatan Mutu Akademik SMA Negeri 1 Singosari
diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan
kelompok itu sendiri.
Asimilasi adalah pembauran dua kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli
sehingga membentuk kebudayaan baru. Suatu asimilasi ditandai oleh usaha-usaha mengurangi
perbedaan antara orang atau kelompok. Untuk mengurangi perbedaan itu, asimilasi meliputi usaha-
usaha mempererat kesatuan tindakan, sikap, dan perasaan dengan memperhatikan kepentingan serta
tujuan bersama.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi integrasi sosial
Ada 4 faktor utama yang dapat mempengaruhi integrasi, yaitu:
1. Adanya homogenitas kelompok
Integrasi merupakan hasil dari minat dan kepentingan bersama, ciri-ciri, norma dan tingkah laku yang
sama serta adanya kesepakatan bersama tentang cara operasional dan peraturan.

2. Besar kecilnya kelompok masyarakat


Dalam kelompok masyarakat yang relative kecil penduduknya diwarnai oleh hubungan pribadi yang
informal dan akrab dibandingkan dengan kelompok yang lebih besar. Hubungan yang akrab dan
informal tersebut disebut juga dengan relasi primer. Sedangkan hubungan yang sifatnya formal dan
tidak akrab disebut relasi sekunder. Pada kelompok relasi primer umumnya masyarakatnya memiliki
tingkat integritas kelompok yang relative lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok relasi sekunder.
Misalnya pada masyarakat pedesaan.

3. Perpindahan fisik
Adanya perpindahan secara fisik dari suatu kelompok pada lokasi yang lain sekaligus memisahkan
mereka dari kelompok asal dan akan melemahkan integrasi kelompok asal.

4. Efisiensi dan komunikasi


Integrasi dalam suatu kelompok merupakan fungsi dan efisiensi komunikasi diantara para anggota,
termasuk pada penyesuaian diri dengan norma-norma dalam kelompok sehingga mempengaruhi
perilaku dan sikap mereka.

Adapun faktor yang mendorong integrasi sosial meliputi:

Adanya arah dan tujuan yang jelas,


Adanya keadilan sosial
Adanya kepemimpinan yang cakap dan berwibawa dan
Adanya dukungan dari anggota masyarakat.
3. Bentuk-bentuk integrasi sosial
Integrasi Normatif : integrasi yang terjadi akibat adanya norma-norma yang berlaku dimasyarakat,
contoh masyarakat Indonesia dipersatukan oleh semboyan Bhineka Tunggal Ika

Integrasi Fungsional, integrasi yang terbentuk sebagai akibat adanya fungsi-fungsi tertentu dalam
masyrakat. Contoh Indonesia yang terdiri dari berbagai suku, mengintegrasikan dirinya dengan melihat
fungsi masing-masing, suku bugis melaut, jawa pertanian, Minang pandai berdagang.

Integrasi Koersif, integrasi yang terbentuk berdasarkan kekuasaan yang dimiliki penguasa.. Dalam hal
ini penguasa menggunakan cara koersif.
C. Permasalahan sosial dalam masyarakat yang berpotensi menimbulkan konflik sosial
1. Pengertian masalah sosial
Permasalahan sosial dapat terjadi dalam suatu masyarakat, apabila terdapat ketidaksesuaian antara apa
yang seharusnya terjadi dan apa yang sebenarnya sedang terjadi di masyarakat sehingga menimbulkan
suatu keresahan dalam masyarakat.
Menurut para ahli :
a. Soejono Soekamto
Ahli sosiologi Indonesia ini memberikan arti masalah sosial sebagai ketidaksesuaian kehidupan
dalam masyarakat karena pengaruh kebudayaan atau rutinitas yang terganggu. Akibatnya masalah
sosial dianggap sebagai keadaan yang menakutkan.

b. Bulmer
Menurutnya, pengertian masalah sosial adalah situasi dan kondisi yang tidak diinginkan oleh
masyarakat, karena adanya paradigma kesalahan sosial atau gejala sosial yang dinggap tidak wajar.
Peningkatan Mutu Akademik SMA Negeri 1 Singosari
c. Richard dan Ricard :
permasalahan sosial adalah pola perilaku dan kondisi yang tidak diinginkan dan tidak dapat
diterima oleh sebagian besar anggota masyarakat.
2. Penyebab terjadinya masalah sosial
a. Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi merupakan faktor terbesar penyebab munculnya masalah sosial di masyarakat.
Faktor ini biasa dikaitkan dengan pendapatan individu yang dapat mengacu pada kesenjangan
sosial dalam masyarakat.
b. Faktor budaya
Faktor ini juga disebabkan karena adanya ketidaksesuaian pelaksanaan nilai, norma, dan
kepentingan sosial yang di akibatkan oleh adanya perubahan sosial dan pola pengertian masyarakat
multikultural.
c. Faktor psikologis
Masalah sosial yang disebabkan oleh faktor psikologis misalnya sakit jiwa dan ketidak mampuan
orang dalam beradaptasi dengan lingkungannya.
d. Faktor biologis
Faktor biologis seperti adanya masalah penyebaran penyakit menular atau kekurangan gizi di
daerah tertentu

Dampak Timbulnya Masalah Sosial


Timbulnya berbagai macam masalah sosial dalam kehidupan bermasyarakat seperti contoh-contoh
masalah sosial di atas dapat menimbulkan dampak bagi masyarakat banyak, dampak itu dapat
berupa dampak positif maupun dampak negative. Berikut adalah dampak negatifnya, yaitu :
1. Timbulnya kesenjangan sosial
2. Munculnya perilaku menyimpang
3. Meningkatnya jumlah pengangguran
4. Timbulnya perpecahan antar masyarakat
5. Meningkatnya angka kriminalitas
3. Contoh masalah sosial dalam masyarakt

1. Kemiskinan
Kemiskinan menjadi maslaah sosial akhir-akhir ini dikarenakan masyarakat modern sekarang
menganggap bahwa orang-orang miskin merupakan suatu kasta atau kelompok yang membawa
permasalahan dalam kehidupan mereka. Oleh Karena itu, mereka perlu untuk menyusun langkah-
langkah strategis guna menanggulangi kemiskinan tersebut.

2. Pengangguran
Pesatnya arus globalisasi dalam bidang ekonomi maupun teknologi membuat para pelaku bisnis tidak
lagi membutuhkan manusia sebagai tenaga kerjanya. Mereka hanya perlu memakai mesin-mesin
canggih untuk melakukan tugas-tugas tersebut. Selain meminimalkan dana untuk pengeluaran gaji
pegawai, penggunaan mesin juga meningkatkan kuantitas (jumlah produksi) mereka. Akhirnya, timbul
pengangguran-pengangguran yang dapat menimbulkan ketimpangan sosial dalam kehidupan
masyarakat.

3. Tindak Kejahatan
Sebenarnya, kemiskinan dan pengangguran merupakan dua dari banyak factor yang dapat mendorong
seseorang untuk melakukan tindak kejahatan agar mereka dapat bertahan hidup. Tindak kejahatan yang
dilakukan dapat berdampak besar, sehingga timbullah masalah sosial.

4. Kepadatan Penduduk
Negara Indonesia contohnya saat ini memiliki angka kepadatan penduduk yang sangat tinggi. Padatnya
jumlah penduduk dapat memicu timbulnya peningkatan jumlah pengangguran, kemiskinan, sehingga
akhirnya timbul masalah sosial

5. Lingkungan Hidup
Lingkungan yang bersih dan nyaman merupakan keinginan semua orang. Namun akhir-akhir ini,
perilaku manusia yang tidak mempedulikan kesehatan lingkungan menyebabkan timbulnya
pencemaran lingkungan yang akhirnya menimbulkan penyakit-penyakit yang akan berdampak pada
banyak orang.

Peningkatan Mutu Akademik SMA Negeri 1 Singosari


D. Pemecahan masalah sosial dalam masyarakat
1. Negara membuat kebijakan sosial yang benar-benar akurat
2. Meningkatkan pemerataan pembangunan dan pendidikan
3. Menyediakan modal usaha bagi peningkatan ekonomi
4. Mensosialisasikan nilai dan norma sosial yang berlaku di masyarakat
5. Mempertegas sanksi sosial terhadap pelanggaran norma
E. Peran lembaga sosial dalam memecahkan masalah sosial dalam masyarakat
1. Pengertian lembaga sosial
Koentjaraningrat
Menurut Koentjaraningrat, arti lembaga sosial adalah suatu sistem tata kelakuan dan hubungan yang
berpusat kepada aktivitas untuk memenuhi kompleksitas kebutuhan khusus dalam kehidupan manusia
bermasyarakat.
Paul Horton dan Chester L.Hunt
Menurut Paul Hourton dan Chester L. Hunt, pengertian lembaga sosial adalah sistem norma-norma
sosial dan hubungan hubungan yang menyatukan nilai-nilai dan prosedur-prosedur tertentu dalam
rangka memenuhi kebutuhan dasar masyarakat.
Peter L. Berger
Menurut Peter L. Berger pengertian lembaga sosial adalah suatu prosedur yang menyebabkan
perbuatan manusia ditekan oleh pola tertentu dan dipaksa bergerak melalui jalan yang dianggap sesuai
dengan keinginan masyarakat.
2. Ciri-ciri lembaga sosial
Lembaga Sosial Memiliki Simbol
Memiliki Tingkat Kekekalan Tertentu
Memiliki Tradisi, Baik Tertulis atapun Tidak Tertulis
Memiliki Tujuan yang Jelas
Memiliki Alat dan Kelengkapan
Memiliki Pola Prilaku
Lembaga Sosial Memiliki Kekekalan
3. Fungsi lembaga sosial
Lembaga sosial tentu saja memiliki beragam fungsi dan beberapa diantaranya adalah;

 Memberi pedoman pada anggota masyarakat. bagaimana mereka harus bertingkah laku atau
bersikap dalam menghadapi masalah yang berkembang atau muncul di lingkungan masyarakat.
 Menjaga keutuhan masyarakat.
 Memberikan pengarahan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian sosial.
4. Tipe-tipe lembaga sosial
1) Berdasarkan Perkembangannya

Crescive Institutions, merupakan suatu lembaga sosial yang bersifat sangat amat primer. Lembaga
sosial ini, tidak sengaja datang dan tumbuh dari adat istiadat yang diterapkan di lingkungan sekitar
masyarakat. Contoh dari lembaga ini adalah lembaga perkawinan, lembaga Agama, dan hak waris.
Enacted Institutions, merupakan lembaga sosial yang dibentuk untuk mencapai suatu tujuan tertentu
dalam masyarakat. Contoh dari lembaga ini adalah lembaga perdagangan, lembaga pegadaian, dan
lembaga pendidikan.

2) Berdasarkan Penyebarannya

General Institutions, merupakan suatu lembaga sosial yang telah dikenal sangat banyak atau amat luas
oleh masyarakat setempat pada pelapisannya. Contohnya, seperti lembaga hukum, kemudian lembaga
agama.
Restricted Institutions, merupakan lembaga yang diterapkan atau yang hanya dianut oleh masyarakat
tertentu saja, tidak semua masyarakat yang dapat menganut/menerapkan lembaga sosial ini.
Contohnya, seperti menganut lembaga Agama Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Budha, dan
Konghuchu.

3) Berdasarkan Nilainya
Basic Institutions, merupakan suatu lembaga sosial yang dianggap amat sangat penting untuk
menjaga/memelihara, serta mempertahankan ketertiban di dalam masyarakat setempat atau masyarakat
luar. Misalkan, yang dianggap penting seperti keluarga, sekolah atau pendidikan, dan adat istiadat.
Peningkatan Mutu Akademik SMA Negeri 1 Singosari
Subsidiary Institutions, merupakan lembaga sosial yang dianggap kurang penting oleh masyarakat.
Serta, terdapat hubungan dengan kegiatan yang dianggap kurang penting pula. Misalkan, seperti
kegiatan rekreasi, olahraga, belanja.

4) Berdasarkan Sudut Penerimaan Masyarakat

Approved Institutions, merupakan suatu lembaga yang sudut penerimaan atau suatu keberadaannya,
diakui dan diterima oleh masyarakat. Misalkan seperti lembaga kesehatan, lembaga transportasi, dan
lembaga perdagangan.
Unsanctioned Institutions, merupakan suatu organisasi yang dibentuk oleh sekelompok orang untuk
mencapai tujuan tertentu. Organisasi ini oleh masyarakat tidak diakui keberadaannya, karena telah
membuat resah masyarakat. Contohnya seperti kejahatan terorisme.

5) Berdasarkan Fungsinya

Operative Institutions, yaitu suatu lembaga sosial yang berfungsi menghimpun tata cara atau tujuan
tertentu yang dapat diterima oleh masyarakat yang bersangkutan. Misalkan, seperti pranata industri.
Regulative Institutions, yaitu suatu lembaga sosial yang bertugas mengawasi dan menjaga adat istiadat
yang ada dalam lingkungan masyarakat. Misalkan, seperti lembaga hukum seperti peradilan dan
kejaksaan.
5. Bentuk lembaga sosial dan fungsinya
Secara khusus fungsi lembaga sosial dalam bermasyarakat antara lain ialah sebagai berikut;

Fungsi Lembaga Keluarga


Fungsi manifest lembaga keluarga, yaitu fungsi efeksi, proteksi, ekonomi, sosialisasi, pengendalian
sosial, bilogis, dan relegius. Selain memiliki fungsi manifest lembaga keluarga memililiki fungsi laten,
adapun fungsi laten dalam lembaga keluarga antara lain adalah memelihara nama baik keluarga,
menjaga harta miliki keluarga, memberikan status, dan menjaga gelar miliki keluarga. Pemahaman ini
bisa kalian baca dalam tulisan; Pengertian Lembaga Keluarga, Fungsi, dan Contohnya

Fungsi Lembaga Pendidikan


Lembaga pendidikan yang ada dalam masyarakat, sebagai lembaga sosial memiliki dua fungsi. Yakni
fungsi manifest dan fungsi laten. Fungsi manifes lembaga pendidikan antara lain adalah sebagai
berikut;

 Transfer Ilmu Pengetahuan


 Menyalurkan nilai-nilai sosial masyarakat
 Meneruskan kebudayaan bangsa
 Mempebaiki masa depan
 Sebagai media untuk melakukan penelitian
 Pengembangan kreativitas masyarakat
 Memperiapkan manusia yang terdidik dan trampil
Fungsi laten dalam lembaga pendidikan, yaitu mengurangi pengawasan orangua terhadap anak,
mengajarkan sistem berfikir kritis, mempertahahankan sistem kelas sosial masyarakat, dan
memperpanjang masa remaja dengan melepas masa beban-beban keluarga. Contoh lengkapnya
mengenai hal ini, baca; Pengertian Lembaga Pendidikan, Bentuk, Fungsi, dan Contohnya

Fungsi Lembaga Agama


Fungsi lembaga agama sebagai bagian dari lembaga sosial, terbagi menjadi dua, yakni fungsi manifes
dan fungsi laten. Fungsi manifes lembaga agama antara lain adalah sebagai berikut;

 Memberikan pedoman hidup bagi para pemeluknya


 Mengajarkan kebenaran bagi para pemuluknya
 Mengajarkan kerukunan dan keseimbangan degan lingkungan di sekitarnya
 Meningkatkan kualitas kehidupan sosial bagi pemeluknya yang taat beragama
Fungsi laten lembaga agama, antara lain yaitu mengajarkan hidup harmonis, spririt dalam
pembangunan, mengajarkan kerukunan antar umat bergama (meskipun berbeda), dan menanamkan

Peningkatan Mutu Akademik SMA Negeri 1 Singosari


dogma bagi pemeluk yang ada di agamanya (kepercayaannya). Artikel selengkapnya dalam Lembaga
Agama, baca; Pengertian Lembaga Agama, Ciri, Fungsi, dan Contohnya

Fungsi Lembaga Ekonomi


Lembaga ekonomi sebagi lembaga sosial dalam masyarakat, juga memiliki dua fungsi. Yakni fungsi
manifes dan laten, fungsi manifes lembaga ekonomi antara lain adalah sebagai berikut;

 Fungsi produksi, yaitu fungsi lembaga ekonomi dalam eran mengelolah barang-barang metah
menjadi barang setengah jadi yang siap pakai.
 Fungsi distribusi, adalah fungsi lembaga ekonomi yang menyalurkan barang dan jasa terutama
yang telah diproduksi produsen kepada konsumen
 Fungsi konsumsi, berkaitan dengan penggunaan suatu barang dan jasa sesual kebutuhan.
Fungsi Iaten lembaga ekonomi, yaitu meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Akan
tetapi, lembaga ekonomi dapat menyebabkan kerusakan lingkungan, komersialisasi, konsurnerisme
Iunturnya budaya dan kearifan lokal, ketergantungan (determinasi), dan alienasi (keterasingan) pada
kaum buruh. Artikel lengkapnya, baca; Pengertian Lembaga Ekonomi, Kegiatan, Fungsi, dan
Contohnya

Fungsi Lembaga Hukum


Lembaga hukum sebagai bagian daripada Lembaga Sosial, memiliki dua fungsi utama, yaitu fungsi
manifes dan fungsi laten. Fungsi manifes lembaga hukum sebagai berikut;

 Memberikan sanksi kepada masyarakat yang melanggar hukum.


 Menegakkan dan memajukan aturan hukuni.
 Melindungi masyarakat meialui cara preventif (mencegah) dan represif (memperbaiki) demi
kenyamanan hidup bersama.
 Memberikan teladan bagi masyarakat.
 Sebagai alat mengubah perilaku masyarakat.
Fungsi laten lembaga hukum yaitu menindak pelaku kriminal dan mengawasi lembaga-lembaga
Iainnya yang melakukan pelanggaran sehingga mengubah keteraturan sosial dalam masyarakat. Artikel
lengkap, lembaga hukum; Pengertian Lembaga Hukum, Jenis, Fungsi, dan Contohnya

Fungsi Lembaga Politik


Lembaga politik sebagai bagian daripada lembaga hukum, memiliki dua fungsi. Yaitu fungsi manifes
dan fungsi laten. Fungsi manifes manifes lembaga politik, antara lain adalah sebagai berikut;

 Menyalurkan aspirasi masyarakat.


 Mengarahkan masyarakat dalam memilih pemimpiri yang balk melalui kampanye.
 Memaksa warga negara untuk mematuhi peraturan yang berprilaku.
 Menengahi suatu pertentangan dalam masyarakat.
 Melindungi masyarakat melalul Iangkah diplomasi.
 Mengawasi, mengatur, dan mengajak masyarakat taat pada undang-undang.
Fungsi laten lembaga politik yaitu meningkatkan jiwa patriotik, membatas kekuasaan pemerintah, dan
meningkatkan sikap demokrasi.

Peningkatan Mutu Akademik SMA Negeri 1 Singosari


BAB 8 MASYARAKAT MULTIKULTURAL

A. Masyarakat multikultural (ciri dan bentuk)


1. Pengetian masyarakat multikultural
a. Nasikun
Sebuah masyarakat plural adalah masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih dari tatanan
sosial, masyarakat, atau kelompok yang secara kultural, ekonomi, dan politik dipisahkan
(diisolasi), dan memiliki struktur kelembagaan dan berbeda satu sama lain.
b. J. S Furnival
Masyarakat multikultural adalah masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih komunitas
(kelompok) yang secara kultural dan ekonomi terfragmentasi dan memiliki struktur
kelembagaan yang berbeda satu sama lain.
c. Clifford Geertz
Sebuah masyarakat plural adalah masyarakat yang terbagi menjadi beberapa subsistem embrio
itu sendiri dan terikat dalam ikatan primordial.

Masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat yang di dalamnya terdiri atas berbagai macam kelompok
sosial dimana masing-masing kelompok tersebut memiliki perbedaan-perbedaan antara kelompok satu dengan yang
lainnya.

2. Latar belakang terbentuknya masyarakat multikultural


a. Bentuk wilayah : negara kepulauan.
Terjadi isolasi geografis yang menyebabkan terjadinya kemajemukan suku bangsa /
kemajemukan budaya.
b. Keadaan geografis : letak yang strategis di antara dua samudra dan dua benua.
Orang asing masuk ke Indonesia, dengan penjajahan dan perdagangan, terjadi kemajemukan
agama.
c. Perbedaan cuaca dan struktur tanah
Perbedaan cuaca dan struktur tanah menyebabkan terjadinya kemajemukan mata pencaharian.
3. Faktor yang mempengaruhi masyarakat multikultural
a. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perlunya Masyarakat Multikultural
Menurut Tilaar, sekurang-kurangnya ada tiga hal yang mendorong berkembang pesatnya
pemikiran multikulturalisme, yaitu HAM, globalisme, dan demokratisasi. Namun demikian,
idealism masyarakat multikultural dalam kenyataannya menemui banyak hambatan,
diantaranya :
1. Sikap menganggap budaya sendiri lebih baik
2. Pertentangan antara budaya barat dan timur
3. Plularisme dianggap sebagai sesuatu yang eksotis
4. Pandangan yang paternalistis
5. Mencari apa yang disebut indigenous culture, mencari sesuatu yang dianggap asli
6. Pandangan negative penduduk asli terhadap orang asing yang dapat berbicara mengenai
kebudayaan penduduk asli
Manfaat masyarakat multikultural
a. Melalui hubungan yang harmonis antarmasyarakat, dapat digali kearifan budaya yang
dimiliki oleh setiap budaya
b. Memunculkan penghargaan terhadap budaya lain sehingga muncul sikap toleransi
c. Menjadi benteng pertahanan terhadap ancaman yang timbul dari budaya capital
d. Menjadi alat untuk membina dunia yang aman dan sejahtera
e. Mengajarkan suatu pandangan bahwa kebenaran itu tidak dimonopoli oleh satu orang atau
kelompok saja
b. faktor penghambat konsep multikulturalisme
1.Menganggap Budaya Sendiri yang Paling Baik

Peningkatan Mutu Akademik SMA Negeri 1 Singosari


Pengakuan terhadap budaya sendiris secara berlebihan dapat mengarah pada kecintaan diri
sendiri ataupun kelompoknya. Sikap ini merupakan warisan dari kolonialisme yang
menganggap bahwa bangsa jajahan lebih rendah dibandingkan penjajah.
2.Pertentangan Antara Budaya Barat dan Timur
Terdapat pandangan yang menganggap budaya barat sebagai budaya yang dinamis, sedangkan
budaya timur merupakan budaya yang kaku. Pertentangan ini cenderung Eropa-sentris
sehingga mengakibatkan westernisasi di berbagai bidang kehidupan.
3.Pluralisme Dianggap sebagai sesuatu yang Eksotis
Banyak pengamat barat yang menganggap budaya lain memiliki sifat yang eksotis/menarik
perhatian dan bukan dihargai sebagai budaya yang memiliki kekhasan yang berbeda dengan
budayanya.
4.Pandangan Paternalistis
Pandagan ini menganggap bahwa kaum laki-laki lebih tinggi dari perempuan yang
mengakibatkan kaum perempuan sebagai kaum minor dan disubordinasikan dari peran laki-
laki.
5.Mencari Indigenous Culture
Artinya mencari sesuatu yang dianggap asli. Misalnya, di Jakarta ada kecenderungan menamai
gedung-gedung dengan nama dalam bahasa Sansekerta. Pada era globalisasi, pemujaan
terhadap indigenous culture merupakan sikap yang mempertentangkan istilah Barat dan non-
Barat. Pada era tersebut, kerjasama internasional tidak mengharamkan pengunaan unsur-unsur
budaya lain yang dapat diadopsi dan disesuaikan dengan lingkungan budaya yang berbeda.
6.Pandangan Negatif Penduduk Asli terhadap Orang Asing
Banyak penduduk asli yang tidak menyukai jika orang asing dapat berbicara banyak tentang
kebudayaan penduduk asli walaupun sebenarnya kebudayaan tersebut dapat dipelajari oleh
siapa saja. Banyak penduduk asli yang tidak mau mengakui pandangan orang lain terhadap
kebudayaannya.
4. Ciri masyarakat majemuk dan masyarakat multikultural
a. menurut Pierre L. van den Berghe masyarakat majemuk memiliki karakteristik (Nasikun, 1993:
33):
a.Terjadinya segmentasi ke dalam bentuk kelompok-kelompok yang seringkali memiliki sub-
kebudayaan yang berbeda satu sama lain;
b.Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga yang bersifat non-
komplementer;
c.Kurang mengembangkan konsensus di antara para anggotanya terhadap nilai-nilai yang
bersifat dasar;
d.Secara relatif seringkali mengalami konflik di antara kelompok yang satu dengan kelompok
yang lain;
e.Secara relatif integrasi sosial tumbuh di atas paksaan (coercion) dan saling ketergantungan
dalam bidang ekonomi;
f.Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok atas kelompok-kelompok yang lain.

Sedangkan masyarakat multikultural yang telah mampu memahami perbedaan dan


keanekaragaman budaya, bahasa, agama, ras, maupun pola perilaku diantara mereka, mimiliki ciri sebagai
berikut

a. memiliki rasa toleransi terhadap kelompok lain yang berbeda


b. memahami dan menghargai perbedaan
c. bersifat inklusif, artinya lebih bersikap terbuka terhadap orang lain di luar kelompoknya
d. memiliki kesadaran yang tinggi untuk mewujudkan integrasi sosial
B. hubungan antar kelompok dalam masyarakat multikultural

proses interaksi sosial yang terjalin secara intens oleh masing-masing anggota kelompok dalam masyarakat
multikultural dapat menimbulkan adanya :

Peningkatan Mutu Akademik SMA Negeri 1 Singosari


1. interseksi

interseksi dapat kita simpulkan sebagai pertemuan atau persilangan keanggotaan suatu
kelompok sosial dari berbagai seksi baik itu berupa suku, agama, jenis kelamin, kelas sosial,
dan yang lainnya dalam suatu keanggotaan masyarakat majemuk.
2. Konsolidasi
konsolidasi dapat diartikan sebagai penguatan ataupun peneguhan dari keanggotaan anggota –
anggota masyarakat di dalam berbagai kelompok sosial lewat tumpah – tindih keanggotaan.
3. Mutual akulturasi
mutual akulturasi merupakan interseksi yang berjalan terus-menerus sehingga akan
memunculkan rasa saling menyukai kebudayaan lainnya serta secara sadar atau tidak, beberapa
individu dalam masyarakat tersebut juga akan mengikuti sekaligus menggunakan perwujudan
dari kebudayaan lain
4. Integrasi sosial
Integrasi sosial adalah gabungan dari dua istilah kata, yaitu integrasi yang juga di dalam
Bahasa Inggris disebut dengan “integration” memiliki arti kesempurnaan atau keseluruhan,
sementara kata sosial berarti hubungan dan juga timbal balik dari tidakan yang dilakukan oleh
masyarakat.

Dalam perkembangannya masyarakat multikultural akan muncul berbagai macam pandangan-pandangan


antara lain

1. Stereotip ras
Stereotipe ras adalah penilaian terhadap ras atau etnis hanya berdasarkan persepsi terhadap kelompok di
mana orang tersebut dapat dikategorikan. Stereotipe ras merupakan jalan pintas pemikiran yang dilakukan
secara intuitif oleh manusia untuk menyederhanakan hal-hal yang kompleks dan membantu dalam
pengambilan keputusan secara cepat
2. Primodialesme
Definisi primodialisme adalah persamaan persaudaraan yang ditunjukkan dengan kerja sama, yang saling
membantu dan saling menghormati serta memiliki persamaan solidaritas, kesetian terhadap kelompoknya
dan kesedian berkorban demi kelompok.
3. Etnosentrisme
Paham yang menganggap bahwa budaya dalam kelompoknya yang paling unggul, sehingga budayanya
dijadikan sebagai tolak ukur bagi kebudayaan yang lainnya.
4. Politik aliran
Politik aliran adalah suatu kelompok masyarakat yang tergabung dalam ormas-ormas yang memiliki suatu
pemersatu berupa partai politik dalam suatu negara, sehingga ormas tersebut dikatakan penganut partai
yang memang dijadikan pemersatu dalam negara.
5. Pluralism
Dalam ilmu sosial, pluralisme adalah sebuah kerangka dimana ada interaksi beberapa kelompok-kelompok
yang menunjukkan rasa saling menghormat dan toleransi satu sama lain. Mereka hidup bersama
(koeksistensi) serta membuahkan hasil tanpa konflik asimilasi.
6. Nasionalisme
Nasionalisme adalah suatu sikap politik dari masyarakat suatu bangsa yang mempunyai kesamaan
kebudayaan, dan wilayah serta kesamaan cita-cita dan tujuan, dengan demikian masyarakat suatu bangsa
tersebut merasakan adanya kesetiaan yang mendalam terhadap bangsa itu sendiri.
C. Menciptakan masyarakat multikultural yang harmonis
1. Toleransi
Pengertian toleransi adalah suatu sikap yang saling menghargai kelompok-kelompok atau antar
individu dalam masyarakat atau dalam lingkup lainnya. Toleransi adalah sautu perbuatan yang
melarang terjadinya diskriminasi sekalipun banyak terdapat kelompok atau golongan yang berbeda
dalam masyarakat.
2. Semangat nasionalisme
Peningkatan Mutu Akademik SMA Negeri 1 Singosari
Semangat nasionalisme adalah semangat yang dimiliki oleh setiap orang yang merupakan bagian dari
Nation / Bangsa tertentu. Semangat yang dimaksud adalah Semangat menjunjung tinggi derajat dan
martabat bangsa, Semangat untuk selalu berprestasi demi mengharumkan nama bangsa dan negara.
3. Simpati
Simpati adalah suatu proses kejiwaan di mana seorang individu merasa tertarik pada seseorang atau
sekelompok orang karena sikap, penampilan, wibawa, atau perbuatannya yang sedemikian rupa.
4. Empati
Empati adalah kemampuan dengan berbagai definisi yang berbeda yang mencakup spektrum yang luas,
berkisar pada orang lain yang menciptakan keinginan untuk menolong sesama, mengalami emosi yang
serupa dengan emosi orang lain, mengetahui apa yang orang lain rasakan dan pikirkan, mengaburkan
garis antara diri dan orang .
D. Pemecahan masalah yang muncul sebagai dampak keanekaragaman masyarakat kultural
Menurut Bales, ada tiga tahap pemecahan masalah, yaitu:
- Tahap Orientasi. Dalam tahap ini anggota kelompok bertanya dan saling memberi informasi hingga
terhindar pemahaman yang keliru.
- Tahap Evaluasi. Tiap anggota kelompok membahas informasi dan saling bertukar pendapat hingga terjadi
keterbukaan dan muncul alternatif baru untuk memecahkan masalah.
- Tahap Kontrol. Para anggota kelompok menyarankan untuk mencari jalan keluar untuk mencapai suatu
kesimpulan akhir.

Peningkatan Mutu Akademik SMA Negeri 1 Singosari


BAB 9 PERUBAHAN SOSIAL

A. Perubahan Sosial
1. Pengertian perubahan sosial
a. Robert M.Z Lawang
Pengertian perubahan sosial menurut Robert M.I Lawang adalah proses ketika dalam suatu sistem
sosial terdapat perbedaan-perbedaan yang dapat diukur yang terjadi dalam suatu kurun waktu
tertentu.
b. Gillin dan Gillin

Pengertian perubahan sosial menurut John Luwis Gillin dan John Philip Gillin adalah perubahan
yang terjadi sebagai suatu variasi dari cara hidup yang telah diterima karena adanya perubahan
kondisi geografi, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi, maupun adanya difusi atau
penemuan-penemuan baru dalam masyarakat.

c. Selo Soemardjan

Pengertian perubahan sosial menurut Prof. Selo Soemardjan adalah perubahan yang terjadi pada
lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya.

2. Faktor yang menyebabkan perubahan sosial


a. Faktor intern
Faktor internal adalah faktor yang berasal dan masyarakat itu sendiri. Faktor internal penyebab
perubahan sosial ini terdiri dari beberapa bentuk, diantarnya faktor internal perubahan sosial antara
lain adalah sebagai berikut;
1) Penemuan Baru
Penemuan baru dapat memengaruhi perubahan sosial. Penemuan yang benar-benar baru disebut
discovery. Penemuan baru ini berupa alat, gagasan, atau rangkaian ciptaan beberapa individu.
Penemuan baru apabila telah diterima dan diakui oleh masyarakat disebut invention. Proses yang
terjadi dalam discovery menjadi invention memerlukan waktu lama.

Penemuan baru dalam masyarakat didorong oleh beberapa faktor berikut.


Kesadaran individu atau masyarakat berkaitan dengan keterbatasan fungsi nilai kebudayaan
materiel dan materiel.
Kualitas sumber daya manusia atau ahli untuk mengolah sumber daya alam dan teknologi.
Muncul rangsangan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi kèrja dalam masyarakat.
Pola penemuan baru dalam masyarakat tertentu dapat memberi pengaruh bagi masyarakat lain.
Beberapa pola penemuan baru yang memengaruhi perubahan sosial ini adiantarany adalah sebagai
berikut;
Pola memancar, yang artinya penemuan baru memberi dampak atau pengaruh ke segala arah.
Pengaruh penemuan tidak hanya terbatas pada satu bidang, tetapi dapat meluas atau memancar ke
segala arah. Contoh perubahan yang dipengaruhi oleh pola memancar adalah penemuan satelit.
Penemuan satelit dapat berpengaruh dalam berbagai bidang, seperti komunikasi serta pengamatan
cuaca dan iklim. Penemuan satelit sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia, misalnya
manusia lebih mudah melakukan komunikasi dan dapat memprediksi cuaca.
Pola menjalar, artinya penemuan baru mengakibatkan perubahan yang kemudian menjalar terhadap
perubahan lain. Contoh perubahan yang berlangsung menjalar adalah penemuan tablet. Penemuan
tablet berpengaruh pada gaya hidup, sistem perdagangan yang ddakukan secara langsung menjadi
online, serta penggunaan internet dengan waktu dan tempat yang lebih
Pola memusat, artinya penemuan baru yang mengakibatkansuatu jenis perubahan, misalnya untuk
contoh pola memusat dalam perubahan sosial adalah adanya penemuan mobil, kereta api, dan
sarana transportasi lainnya yang kemudian hal ini menyebabkan semakin efesiennya gerak
masyarakat.
2) Dinamika Penduduk
Peningkatan Mutu Akademik SMA Negeri 1 Singosari
Faktor internal yang menjadi penyebab perbuahan sosial selanjutnya adalah dinamika penduduk
yang mana dinamika penduduk ini berkaitan dengan pertambahan atau penurunan jumlah
penduduk. Dinamika penduduk dipengaruhi oleh kematian (mortalitas), kelahiran (fertilitas), dan
migrasi. Jumlah penduduk dapat memengaruhi struktur dan sistem sosial masyarakat.
Contoh Dinamika Penduduk Penyebab Internal Perubahan Sosial
Sebagai contoh dinamikan penduduk yang menjadi penyebab perubahan sosial adalah transmigrasi
yang dilakukan masyarakat dan Jawa ke Sumatra atau pada saat ini yang banyak dilakukan
masyarakat Jawa ke Papua.
Transmigrasi yang terjadi tersebut kemudian akan berpengaruh pada sistem sosial dan struktur
sosial masyarakat. Masyarakat harus menyesuaikan kembali dengan tempat baru Kehidupan
masyarakat dapat berubah lebih berkembang atau justru mengalami kemunduran.

3) Konflik Sosial
Konflik sosial yang terjadi dalam masyarakat akan menyebabkan perubahan sosial. Apalagi konflik
sosial ini akan selalu terjadi dalam kehidupan masyarakat terutama adalah masyarakat
multikutural, seperti Indonesia yang banyak mengalami konflik sosial.
Pada hakekatnya banyak yang menjadi penyebab koflik sosial dalam masyarakat, misalnya dengan
adanya perbedaan kepentingan pola seseorang dengan orang lain, perbedaan agama, perbedaan
pilihan politik, dan lain sebagainya.
Contoh Konflik Sosial Penyebab Perubahan Sosial
Sebagai contoh mengenai konflik sosial yang menyebabkan perubahan sosial adalah adanya kasus
yang terjadi dalam masyarakat Lampung, khususnya terjadi di Lampung Selatan. Antara Pribumi
dan Suku Bali, ataupun dalam masyarakat di Kalimantan Barat antara Suku Madura dan Dayak
yang kemudian kasus konflik sosial tersebut menyebabkan adanya perubahan pada aspek-aspek
kehidupan dalam masyarakat.

4) Pemberontakan/Revolusi
Pemberontakan atau revolusi pada dasarnya menjadi salah satu pengaruh adanya konflik sosial
yang ada dalam suatu masyarakat. Hal ini lantaran dengan adanya pemberontakan akan
menyebabkan adanya perubahan besar dalam tataperaturan yang dijalani selama ini.
Contoh Pemberontakan Penyebab Konflik Sosial
Sebaga contoh yang dapat dituliskan mengenai pemberontakan yang menjadi penyebab konflik
sosial adala adanya pemberontakan PKI (Partai Komunis Indonesia) yang kemudian hal ini
mendorong terjadi atau jatuhnya kepemimpinan pada masa Orde Lama. Akibat pemberontan PKI
tersebut pada faktanya teradi demonstrasi untuk pembubaran PKI yang diangap menyimpang
karena melanggar Pancasila, terutama pada Sila Pertama.
b. Faktor ekstern
Faktor ekternal yang menjadi penyebab perubahan sosial, diantarnya adalah sebaga berikut;

 Pengaruh Kebudayaan Masyrakat Lain


Pengaruh yang terjadi pada kebudayaan masyarakat lain adalah salah satu penyebab adanya
perubahan sosial (eksternal). Hal ini disebabkan karena hubungan sosial selalu terjadi dalam
kehidupan masyarakat sehingga kebudayaan satu dengan kebudayaan lainnya bertemu dalam
proses seosial, baik bertemunya tersebaut secara asosiatif ataupun disosiatif.

Pertemuan dua kebudayaan atau lebih yang memiliki perbedaan latar belakang budaya tersebut
pada dasarnya menjadi penyebab perbuahan sosial budaya, perbuahan tersebut bisa dalam bentuk
akulturasi ataupun dalam bentuk asimilasi.

Contoh Pengaruh Kebudayaan Masyrakat Lain Penyebab Perubahan Sosial


Sebagai contoh yang dapat dituliskan mengenai adanya pengaruh kebudayaan yang menjadi
indikator penyebab perubahan sosial adalah adanya perkawinan yang dilakukan antara suku bugis

Peningkatan Mutu Akademik SMA Negeri 1 Singosari


dan suku jawa. Perkawinan tersebut mendorong adanya kebudayaan baru yang dilakukan
berdasarkan nilai dan norma yang berlaku antara dua kebudayaan yang berbeda.

 Peperangan
Perbuahan sosial ekternal yang menjadi pengaruh salah satunya adalah adanya peperangan.
Peperangan yang muncul antar kelompok ataupun antar negara dapat mengakibatkan perubahan
sosial, hal ini lantaran pihak yang menang dalam peperangan memiliki kekuasaan penuh pada
pihak yang kalah. Pihak yang menang dalam peperangan juga akan memiliki pengaruh dominan
(lebih). Sehinga hal ini menjadi penyebab terjadi perubahan sosial secara sistematis pada kedua
belah pihak.

 Bencana Alam Penyebab Perubahan Sosial


Bencana alam seperti tanah longsor, gempa bumi, tsunami, dan lain sebaginya pada dasarnya
menjadi penyebab munculnya perubahan sosial. Hal ini lantaran dengan adanya bencana yang
terjadi dalam suatu masyarakat akan mengubah segala bentu struktur dan juga sistem hidup yang
direncanakan.
Demikianlah tulisan serta bahasan secara lengkap mengenai Faktor Penyebab Perubahan Sosial
Internal dan Ekternal. Baik secara budaya, ataupun secara kehidupan yang selama ini diajalani oleh
setiap manusia, semoga dengan adanya tulisan ini bisa memberikan pemahaman mengenai
“Perubahan Sosial”.
3. Faktor penghambat dan pendorong perubahan sosial
a. Faktor pendorong
5 Faktor Pendorong Perubahan Sosial
1. Kontak Budaya Lain
2. Sistem Pendidikan Maju
3. Penghargaan Sebuah Karya
4. Sistem Masyarakat Terbuka
5. Ketidakpuasan terhadap Bidang-Bidang Kehidupan Tertentu
b. Faktor penghambat
1) Rasa Khawatir Terjadinya Kegoyahan terhadap Integrasi Masyarakat
2) Adat atau Kebiasaan
3) Sikap Masyarakat yang Konservatif (Tertutup)
4) Hambatan Ideologis
5) Prasangka (Prejudice) terhadap Hal-Hal Baru
6) Kepentingan-Kepentingan yang Tertanam Kuat (Vested Interest)
7) Sikap Masyarakat yang Tradisional
8) Hakikat Hidup
9) Perkembangan Ilmu Pengetahuan yang Terlambat
10) Kurangnya Hubungan dengan Masyarakat Lain
4. Bentuk perubahan
a. Berdasarkan kecepatan waktu
1) Perubahan Sosial Lambat (Evolusi)
Perubahan evolusi harus melalui tahapan-tahapan dari sederhana menjadi maju,
contohnya yang terjadi pada Suku Anak Dalam atau Suku Kubu di Jambi. Mereka dulu
sangat menolak berbagai perubahan sosial yang ada. Tetapi, perlahan, mereka mulai
menerima ilmu pengetahuan dengan mengizinkan banyak relawan dan peneliti untuk
mengajarkan membaca, menulis, dan berhitung pada anak-anak. Meski demikian, sampai
hari ini mereka masih mematuhi hukum adatnya.
2) Perubahan Sosial Cepat (Revolusi)
Sementara itu, revolusi adalah sebutan bagi perubahan yang berlangsung dengan sangat
cepat. Revolusi mengubah dasar dari kehidupan pokok di masyarakat. Salah satu
contohnya yang pernah mengubah dunia adalah Revolusi Industri di Eropa, saat itu
Peningkatan Mutu Akademik SMA Negeri 1 Singosari
pabrik yang bekerja dengan alat tradisional digantikan dengan mesin-mesin besar. Syarat
terjadinya evolusi harus ada tujuan konkret yang dapat dicapai. Artinya, tujuan itu dapat
dilihat oleh masyarakat dan dilengkapi oleh suatu ideologi tertentu.
b. Berdasarkan pengaruh atau dampak
1. Perubahan Sosial Kecil
Perubahan yang tidak menyangkut seluruh unsur masyarakat dan tidak mengubah lembaga sosial
yang ada di lingkungan sosial. Perubahan sosial kecil tidak memberi dampak yang besar bagi
kehidupan sosial, salah satu contohnya adalah perubahan mode pakaian.

2. Perubahan Sosial Besar


Perubahan yang menyangkut masyarakat secara luas dan membawa pengaruh yang berarti bagi
kehidupan sosial. Contoh perubahan sosial besar adalah pergeseran dari masyarakat agraris ke
masyarakat industri.
c. Berdasarkan arah perkembangannya
1. Perubahan sosial progress merupakan suatu perubahan sosial yang menuju ke arah kemajuan,
sehingga memberikan keuntungan bagi kehidupan masyarakat. Contohnya yaitu meningkatnya
pembangunan listrik hingga ke pelosok desa, semakin canggih dan berkembangnya teknologi, dan
lain-lain.

2. Perubahan sosial regress merupakan suatu perubahan sosial yang menuju ke arah kemunduran,
sehingga dapat merugikan kehidupan masyarakat. Contohnya yaitu adanya terorisme atau
pengeboman massal yang menimbulkan kematian/korban jiwa dan rusaknya sarana infrastruktur
masyarakat, penyalahgunaan obat-obat terlarang atau narkotika, dan lain-lain.
d. Berdasarkan prosesnya
 Perubahan yang Direncanakan (Planned-Change)
Perubahan yang direncanakan merupakan perubahan yang terorganisasi secara baik. Perbuahan ini
dilakukan oleh pihak yang menginginkan perubahan, yang tentuanya bisa disebut agent of change.

Agent of change melakukan perencanaan terlebih dahulu untuk mewujudkan perubahan sosial
dalam masyarakat. Suatu perubahan yang direncanakan selalu berada dalam kendali agent of
change. Perubahan yang akan dilakukan biasanya diawali dengan perencanaan sosial (social
planning).
 Perubahan yang Tidak Direncanakan (Unplanned Change)
Perubahan yang tidak direncanakan terjadi di luar rencana atau perkiraan masyarakat. Perubahan
ini dapat menimbulkan dampak-dampak yang merugikan masyarakat. Terkadang perubahan yang
tidak direncanakan mengiringi perubahan yang direncanakan.
e. Berdasarkan penerimaannya
1) Perubahan yang dikehendaki
Adalah perubahan yang telah diperkirakan sesuai dengan kemauan masyarakat
2) Tidak dikehendaki
Adalah perubahan yang terjadi di masyarakat namun sebenarnya masyarakat tidak
menginginkannya
5. Proses dan dampak perubahan sosial
a. Proses perubahan sosial
1. Difusi
Difusi merupakan proses penyebaran berbagai unsur pembentuk kebudayaan, baik berupa ide,
keyakinan, dan lain sebagainya. Hal ini disebarkan dari individu ke individu yang lain, atau bahkan
lebih luas dari pada itu. Difusi dibedakan menjadi dua macam yakni difusi intramasyarakat dan
difusi antarmasyarakat.
Difusi intramasyarakat merupakan difusi unsur kebudayaan antarindividu atau golongan dalam
masyarakat yang dipengaruhi beberapa faktor seperti adanya pengakuan bahwa unsur budaya baru
tersebut memiliki banyak kegunaan. Kemudian, difusi antarmasyarakat ialah difusi unsur
Peningkatan Mutu Akademik SMA Negeri 1 Singosari
kebudayaan dari satu masyarakat ke masyarakat yang lain. Difusi antarmasyarakat terjadi karena
adanya kontak sosial antarmasyarakat hingga timbul pengakuan akan kegunaan unsur kebudayaan
baru tersebut.
2. Akulturasi
Akulturasi dapat diartikan sebagai sebuah proses masuknya suatu kebudayaan asing ke dalam
sekelompok masyarakat, hingga unsur kebudayaan asing itu dapat diterima dan diolah ke dalam
kebudayaan masyarakat tersebut. Cepat atau lambatnya unsur kebudayaan asing dapat diterima
kelompok masyarakat bergantung kepada cara masuk dari budaya tersebut. Jika, unsur kebudayaan
tersebut masuk dengan cara pemaksaan, maka akulturasi akan berjalan cukup lama. Namun, jika
melalui proses yang damai, maka unsur kebudayaan tersebut relatif lebih cepat diterima.
Salah satu contoh akulturasi yakni pementasan Barongsai.
3. Asimilasi
Asimilasi timbul jika ada dua individu atau kelompok masyarakat dengan latar budaya berbeda
berinteraksi dengan intensif dalam jangka waktu lama. Dengan begitu lama-kelamaan, salah satu
budaya individu atau kelompok masyarakat tersebut akan hilang. Proses perubahan sosial dengan
bentuk asimilasi ini merupakan usaha untuk mengurangi perbedaan antargolongan masyarakat
guna mencapai suatu tujuan demi kepentingan bersama.
4. Akomodasi
Akomodasi dapat dipahami sebagai keadaan yang menunjukkan keseimbangan dalam hubungan
sosial antara individu dengan kelompok-kelompok yang berkaitan dengan norma atau nilai yang
berlaku di masyarakat.
b. Dampak perubahan sosial
1) Dampak positif
1. Munculnya Nilai dan Norma Baru
Adakalanya suatu nilai dan norma dirasa tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan manusia yang
semakin kompleks.Dengan adanya perubahan sosial diharapkan mampu mendorong munculnya
nilai maupun norma baru yang lebih sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman.
2. Adanya Struktur dan Hubungan Sosial Baru
Struktur dan hubungan sosial baru ini biasanya lebih menekankan pada penghormatan terhadap hak
asasi manusia.
3. Adanya Upaya Memberdayakan Perempuan dan Mewujudkan Kesetaraan Gender
Bentuk pemberdayaan perempuan harus diletakkan dalam kerangka gender related development
yaitu dengan menambah anggaran kesehatan dan pendidikan.Memastikan bahwa perempuan sudah
mendapatkan porsi yang layak, terutama terkait dengan peningkatan pelayanan kesehatan dan
beasiswa bagi pelajar perempuan.Kesetaraan yang harmonis diupayakan agar peranan perempuan
sebagai pelaku kegiatan ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup.
Perempuan diharapkan lebih leluasa menggali dan mengembangkan potensi ataupun sumber daya
yang dimilikinya.
4. Terjadinya Diferensiasi Struktural
Diferensiasi struktural yaitu berkembangnya lembaga-lembaga sosial baru, sehingga lebih
memungkinkan anggota masyarakat untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan yang semakin
kompleks.Dengan demikian, diharapkan fungsi pemenuhan kebutuhan tersebut dapat dilaksanakan
dengan lebih baik.
5. Munculnya Budaya Ilmuwan
Setiap gejala sosial maupun non-sosial dilakukan dengan mengacu pada deskripsi ilmiah. Itulah
sebabnya, penalaran dan observasi harus dilakukan secara tepat agar dapat berfungsi sebagai sarana
pencarian pengetahuan ilmiah.
6. Kesadaran Politik Semakin Tinggi
Tingginya kesadaran politik ditandai dengan meningkatnya partisipasi dalam politik praktis.
Pendidikan politik mulai menyentuh lapisan bawah masyarakat, sehingga berkembang kesadaran
tentang pentingnya penggunaan hak politik.
7. Meningkatnya Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Peningkatan Mutu Akademik SMA Negeri 1 Singosari


Munculnya penelitian ilmiah semakin menyadarkan manusia terhadap pentingnya penguasaan
Iptek dengan peningkatan taraf hidupnya.

8. Tingkat Pendidikan Formal Semakin Tinggi dan Merata


Perkembangan berbagai jenjang pendidikan formal, dengan jurusan dan biaya yang beragam akan
semakin meningkatkan akses anggota masyarakat terhadap pendidikan.
9. Berkembangnya Industrialisasi
Perkembangan ini memunculkan produktivitas dan nilai tambah yang signifikan, sehingga
menyerap banyak tenaga kerja serta meningkatkan peluang ekspor.
10. Terbukanya Peluang Mobilitas
Hambatan untuk melakukan mobilitas sosial kini semakin berkurang. Semakin terbukanya
kesempatan untuk mengadakan mobilitas sosial pada semua strata.
11. Perlindungan dan Penghormatan terhadap Kebebasan dalam Kehidupan Beragama
Perlindungan dan penghormatan ini mencakup penanaman cara hidup saling menghormati, tulus,
dan toleran terhadap keanekaragaman agam yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah
masyarakat yang plural.Dengan demikian diharapkan akan tercipta kerukunan antar umat beragama
yang bermuara pada terwujudnya kebebasan beragama secara hakiki.
12. Masyarakat Semakin Menghargai Waktu
Dalam orientasinya ke masa depan, anggota masyarakat berupaya meningkatkan efisiensi dan
efektivitas dalam berbagai aktivitas.
2) Dampak negatif

1. Adanya Disorientasi Nilai dan Norma

Norma dan nilai terkadang diabaikan seiring semakin tingginya kebutuhan akan kebebasan maupun
independensi dari otoritas tradisional.

2. Perubahan Tingkah Laku

Perubahan tingkah laku yang mungkin menjurus pada perilaku menyimpang. Suatu perilaku
dianggap manyimpang apabila tidak sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma sosial yang berlaku
dalam masyarakat.

3. Budaya Konsumtif yang Semakin Besar

Individu mengkonsumsi suatu barang karena dianggap sebagai simbol status.

4. Berkembangnya Sifat Individualisme

Saat ini, masyarakat lebih mementingkan kepentingan pribadi, sehingga sering mengesampingkan
kepentingan hukum.

Hubungan antar manusia bersifat sekunder, serba terbatas pada bidang kehidupan tertentu saja.

5. Munculnya Konflik Sosial Vertikal maupun Horizontal

Konflik dan kekerasan muncul sebagai akibat adanya perbedaan sikap dan kepentingan dalam
menghadapi perubahan sosial.

6. Lembaga-lembaga Sosial yang ada Tidak Dapat Berfungsi Maksimal

Ketidakmampuan lembaga sosial berfungsi secara maksimal dikarenakan adanya konflik antara
kelompok pendukung dan penentang perubahan sosial.

7. Banyak Pengangguran

Di masa industrialisasi seharusnya tercipta banyak peluang usaha dan kesempatan kerja.
Peningkatan Mutu Akademik SMA Negeri 1 Singosari
Namun, sebagian anggota masyarakat tidak siap untuk menyesuaikan diri dengan pola
industrialisasi, sehingga dapat meningkatkan jumlah pengangguran.

8. Adanya Kesenjangan Sosial

Anggota masyarakat yang mampu menyesuaikan diri dengan perubahan tentu akan mampu
meningkatkan taraf hidupnya.

Namun sebaliknya, apabila masyarakat tidak mampu melakukan penyesuaian, maka lama kelamaan
akan semakin terbelakang dan mengalami penurunan kualitas hidup.

Sehubungan bergulirnya perubahan, semakin lebar pula kesenjangan sosial yang tercipta dalam
hubungan antara dua keadaan yang saling bertolak belakang ini.

9. Terjadinya Berbagai Bentuk Kerusakan Lingkungan dan Bencana Alam

Pemanasan global (global warming) merupakan sebagai salah satu bentuk kerusakan lingkungan
dan bencana alam yang diakibatkan oleh perubahan pola kehidupan masyarakat.

Hal ini telah menjadi sorotan masyarakat dunia, terutama negara yang mengalami industrialisasi
dan pola konsumtif tinggi.

B. Globalisasi
a. Pengertian globalisasi
a. Selo soemardjan

Menurut Selo Soemardjan, pengertian globalisasi adalah suatu proses terbentuknya sistem
organisasi dan komunikasi antar masyarakat di seluruh dunia untuk mengikuti sistem dan
kaidah-kaidah tertentu yang sama.

b. Emanuel Ritcher

Menurut Emanuel Ritcher, arti globalisasi adalah suatu jaringan kerja global yang
mempersatukan masyarakat secara bersamaan yang sebelumnya tersebar menjadi terisolasi ke
dalam saling ketergantungan dan persatuan dunia.

c. Anthony giddens

Menurut Anthony Giddens, pengertian globalisasi adalah intensifikasi hubungan sosial secara
mendunia sehingga menghubungkan antara peristiwa di satu lokasi dengan lokasi lainnya serta
menyebabkan terjadinya perubahan pada keduanya.

b. Bentuk-bentuk globalisasi
a) Globalisasi Bidang Ekonomi
Globalisasi ekonomi berkaitan erat dengan perdagangan bebas (free trade). Perdagangan
bebas adalah sistem perdagangan yang makin luas dan menghilangkan hambatan-hambatan
tidak lancarnya perdagangan internasional. Kerja sama di bidang ekonomi antarnegara
telah menyatukan negara yang terlibat dalam organisasi internasional. Di Eropa terdapat
European Free Trade Association (EFTA), dan European Community (EC). Di kalangan
negara-negara pengekspor minyak terdapat Organitation of Petroleum Exporting Countries
(OPEC), sedangkan negara-negara lain juga membentuk organisasi kerja sama ekonomi.
b) Globalisasi Bidang Budaya
Globalisasi budaya adalah penyebaran gagasan, makna, dan nilai ke seluruh dunia dengan
cara tertentu untuk memperluas dan mempererat hubungan sosial. Globalisasi budaya

Peningkatan Mutu Akademik SMA Negeri 1 Singosari


dalam hal bahasa misalnya, bahasa Inggris merupakan salah satu contoh bahasa dunia.
Semua orang belajar bahasa Inggris untuk dapat berkomunikasi dengan masyarakat dunia.
c) Globalisasi Bidang Komunikasi
Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan atau informasi dari satu pihak ke pihak
lain. Globalisasi dalam bidang komunikasi dapat dilihat dari kemajuan teknologi
komunikasi. Awalnya masyarakat Indonesia berkomunikasi dengan cara tradisional.
Kemudian mulai mengalami perkembangan dalam teknologi telepon, handphone, internet
serta media sosial yang ada sekarang ini.
d) Globalisasi bidang politik
Globalisasi perihal politik terkait dengan kebijakan suatu Ada banyak sekali dampak
globalisasi di bidang politik (baca; Pengertian Politik). Namun secara umum, contoh
globalisasi dibidang politik adalah sebagai berikut:
 Hadirnya Politik di Suatu Negara, Indonesia merupakan negara yang yang memiliki politik
bebas-aktif. Artinya, Indonesia tidak memihak blok manapun tapi tetap aktif dalam politik
internasional, misalnya menjadi anggota PBB.
 Organisasi Internasional Terbentuk, ada banyak sekali organisasi internasional yang
terbentuk dengan berbagai visi dan misi. Misalnya PBB, APEC, ASEAN, dan lain
sebagainya.
 Adanya Kerjasama Antar Negara, integrasi negara-negara di dunia akan menghasilkan
kerjasama politik antar negara, baik itu kerjasama bilateral atau multilateral yang akan
menguntungkan masing-masing negara.
 Hadirnya Ideologi Asing, ini tidak dapat dihindari karena globalisasi membuat berbagai
ideologi asing masuk ke tanah air. Sayangnya, jika ideologi asing tersebut tidak sesuai
dengan falsafah negara Indinesia, maka sangat berpotensi menimbulkan kekacauan.
 Ada Campur Tangan Negara Asing, ini adalah bentuk globalisasi yang dapat menimbulkan
kekacauan di suatu negara bila tidak dikendalikan dengan baik. Contohnya, kita bisa
melihat beberapa negara di Timur Tengah yang berperang akibat campur tangan negara
lain.
 Masyarakat Perduli Pemerintahan, di era keterbukaan ini kita dapat melihat masyarakat
Indonesia ikut berpartisipasi dalam proses pemerintahan. Tentu saja hal ini bisa
memberikan dampak positif dan negatif terhadap pemerintahan itu sendiri.
c. Perubahan sosial di tengah-tengah pengaruh globalisasi
Globalisasi sebagai suatu gejala perubahan sosial membawa dampak baik positif maupun negatif
1) Dampak positif
 Memperlancar komunikasi antar wilayah tanpa dibatasi jarak dan waktu
 Terbukanya peluang bisnis di berbagai bidang
 Penanaman modal asing memicu pertumbuhan ekonomi negara
berkembang
 Bercampurnya berbagai kebudayaan dari berbagai daerah dan negara
2) Dampak negatif
 Terjadinya kerusakan suatu lingkungan dan pulusi limbah industri
 Bergesernya nilai-nilai dan sikap seseorang karena pengaruh negatif dari
teknologi. Media massa, dan alat komunikasi
 Posisi tawar negara berkembang semakin terpuruk dan tidak dapar
berkompetisi dengan negara maju
 Hilangnya budaya asli daerah tertentu
 Makin merajalelanya kaum kapitalis dalam menanamkan modalnya
d. Ciri-ciri globalisasi
Berikut adalah beberapa ciri ciri globalisasi :

Peningkatan Mutu Akademik SMA Negeri 1 Singosari


1. Adanya perkembangan berita dan interaksi kultural lewat inforammsi berita disurat kabar,
media masa, majalah, koran , televisi, melalui buku buku yang didalam penerapannya
mengalami keberagaman cara.
2. Adanya konflik dan masalah bersama dalam masyarakat luas dan bisa meluas menjadi
persoalan dunia yang harus sama sama segera diselesaikan, yaitu berhubungan dengan
adanya kerusakan lingkungan alam berupa pencemaran limbah industri pada laut,atau
pemanasan global yang mempunyai dampak buruk bagi seluruh kehidupan makhluk di
bumi agar tidak menjadi penyebab terjadinya tindakan penyalahgunaan kewenangan.
3. Adanya aktifitas interaksi dan pertukaran budaya antar satu negar dengan negara lain tanpa
kita sadari
4. Adanya perubahan perkembangan ekonomi global diseluruh dunia termasuk perdangan
dan ekspor impor
5. Perubahan kemajuan dan perkembangan teknologi disegala aspek yang tidak mengenal
ruang dan waktu serta tanpa bisa dicegah siapapun
e. Tantangan masa depan bangsa dalam menghadapi globalisasi
Globalisasi memberikan berbagai kemudahan dalam kehidupan manusia. Akan tetapi perlu
diperhatikan bahwa jangan sampai terlena dengan berbagai kemudahan yang ada. Sebab dengan
berkembangnya globalisasi itu sendiri akan membawa dampak buruk bagi masyarakat
Perubahan sosial akibat adanya pengaruh globalisasi dapat memunculkan berbagai gejala sosial
seperti :
1. Culture shock, masyarakat mengalami goncangan budaya akibat tidak siap menerima
perubahan yang ada
2. Culture lag, masyarakat mengalami ketimpangan budaya akibat gagal beradaptasi dengan
perubahan
3. Anomie, kondisi dalam suatu masyarakat dimana sudah tidak ada nilai dan norma yang
berlaku.

Globalisasi sebagai tantangan harus disikapi secara kritis melaluli cara-cara sebagai berikut

1. Berpegang teguh pada nilai dan norma sosial yang berlaku


2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia
3. Menumbuhkan sikap bangsa terhadap identitas bangsa indonesia
4. Mewujudkan globalisasi dengan tetap mempertahankan nilai-nilai budaya

Peningkatan Mutu Akademik SMA Negeri 1 Singosari


BAB 10 PENELITIAN SOSIAL

Pengertian penelitian

Penelitian menurut berbagai tokoh didefinisikan sebagai berikut :

Parson

Mengungkapkan bahwa penelitian ialah suatu pencarian atas segala sesuatu yang dilakukan secara sistematis,
dengan penekanan bahwa pencariannya dilakukan pada masalah-masalah yang dapat dipecahkan dengan penelitian.

Soerjono soekanto

Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada analisis dan konstruksi yang dilakukan secara
sistematis, metodologis dan konsisten dan bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran sebagai salah satu
manifestasi keinginan manusia untuk mengetahui apa yang sedang dihadapinya.

sanapiah faisal

Mengemukakan bahwa penelitian merupakan suatu aktivitas dalam menelaah suatu problem dengan menggunakan
metode ilmiah secara tertata dan sistematis untuk menemukan pengetahuan baru yang dapat diandalkan
kebenarannya mengenai dunia alam dan dunia sosial.

Karakteristik penelitian

a. Bersifat ilmiah yaitu dengan menggunakan prosedur tertentu yang sistematis dengan menggunakan fakta
yang diperoleh.
b. Hasil penelitian dapat dijadikan dasar bagi penelitian selanjutnya

Jenis-jenis penelitian

1) Berdasarkan tujuannya
a. Penelitian dasar ; penelitian dasar merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan
informasi guna menyusun beberapa konsep dan hubungan terkait antara topik tertentu, dalam
rangka mengembangkan ilmu pengetahuan
b. Penelitian terapan ; penelitianterapan merupakan penelitian yang bertujuan untuk memecahkan
persoalan dalam kehidupan sehari-hari.
2) Berdasarkan tempat penelitian
a. Penelitian lapangan ; penelitian lapangan merupakan penelitian yang dilakukan dalam kehidupan
nyata di lingkungan masyarakat.
b. Penelitian laboratorium ; penelitian laboratorium merupakan salah satu jenis penelitian yang
dilakukan di suatu tempat khusus yang telah diatur oleh peneliti
c. Penelitian kepustakaan ; penelitian kepustakaan merupakan salah satu jenis penelitian yang
dilakukan dengan cara mengumpulkan data untuk kemudian dianalisis.
3) Berdasarkan datanya
a. Penelitian kualitatif ; penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menekankan pada
oemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah/ fenomena menggunakan kata-kata, baik
lisan maupun tertulis yang telah dicermati peneliti. Penelitian kualitatif memiliki ciri-ciri.
1) Bersifat umum, fleksibel, dan berkembang selama proses penelitian
2) Emik, artinya mementingkan pemahaman dari dalam
3) Menggambarkan realitas kompleks
4) Penelitian sebagai instrumen utama
5) Sajian data berupa narasi, deskripsi, catatan lapangan, jawaban informan, dan dokumen
pendukung
6) Teknik pengumpulan data yang sering digunakan adalah wawancara dan observasi
7) Analisis dilakukan sejak awal hingga akhir penelitian
Peningkatan Mutu Akademik SMA Negeri 1 Singosari
b. Penelitian kuantitatif ; adalah penelitian yang sistematis dan terstruktur dengan data berupa angka-
angka menggunakan analisis secara statistik. Ciri-ciri penelitian kuantitatif sebagai berikut
1) Bersifat spesifik, jelas dan terperinci
2) Etik, artinya mementingkan pandangan orang lain
3) Menunjukkan hubungan antar variabel
4) Analisis statistik menjadi instrumen utama
5) Sajian data berupa angka, tabel dan grafik
6) Teknik pengumpulan data yang biasa digunakan adalah angket/kuisioner dan survei
7) Analisis dilakukan setelah pengumpulan data selesai
4) Berdasarkan metodenya
a. Penelitian historis
Penelitian historis merupakan penelitian yang mengkaji tentang peristiwa masa lalu
b. Penelitian survey
Penelitian survey merupakan penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data dengan
cara menyebarkan angket dan wawancara
c. Penelitian eksperimen
Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang menggunakan suatu metode/cara memanipulas/
mengontrol situasi alamiah menjadi situasi buatan sesuai dengan tujuan penelitian
d. Penelitian tindakan
Penelitian tindakan merupakan penelitian yang menempatkan peneliti bertindak sebagai subjek
penelitian yang bertujuan untuk memperbaiki suatu program yang sedang dilakukan
5) Berdasarkan cara pemberian informasi
a. Penelitian deskriptif
Penelitian ini merupakan penelitian yang memberikan gambaran tentang objek penelitian
b. Penelitian korelasional
Penelitian ini merupakan penelitian yang menjelaskan keterkaitan antara dua variabel atau lebih
c. Penelitian kausalitas
Penelitian ini merupakan penelitian yang memberikan penjelasan secara konkrit tentang variabel
mana yang betindak sebagai penyebab dan variabel mana yang bertindak sebagai akibat

Rancangan penelitian

1) Menentukan topik penelitian


Dalam menentukan topik penelitian perlu di perhatikan beberapa hal berikut ini :
a. Topik penelitian terjangkau oleh penelitian
b. Topik penelitian dipandang penting dan menarik untuk diteliti
c. Tersedia data yang cukup sesuai dengan topik penelitian
d. Topik penelitian memiliki kegunaan praktis
e. Merupakan penelitian baru dan bukan penelitian hasil duplikasi
2) Membuat desain penelitian
a. Latar belakang masalah
Peneliti harus mengungkapkan mengapa suatu masalah muncul dan alasan masalah tersebut dipilih
sebagai objek penelitian
b. Pembatasan dan perumusan masalah
Masalah yang akan diteliti harus memiliki batasan-batasan yang jelas. Peneliti harus membatasi
ruang lingkup permasalahan yang akan di pecahkan.selain itu, masalah yang diteliti juga harus
didefinisikan dengan jelas, dengan ciri-ciri sebagai berikut
1) Masalah dirumuskan dalam bentuk pertanyaan
2) Rumusan masalah jelas dan padat
3) Rumusan masalah harus berisi implikasi adanya data untuk memecahkan masalah
4) Masalah harus menjadi dasar bagi judul penelitian
c. Tujuan dan manfaat penelitian
Tujuan penelitian merupakan jawaban dari apa yang ingin dibuktikan dalam penelitian.
Peningkatan Mutu Akademik SMA Negeri 1 Singosari
d. Landasan teori
Dalam melakukan penelitian, seorang peneliti membutuhkan landasan dasar dari beberapa literatur
untuk memantapkan topik penelitiannya, sehingga penelitiannya dianggap memiliki dasar teori
yang kuat
e. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian.
f. Metode penelitian
Metode penelitian harus dipaparkandengan jelas dalam desan rancangan penelitian.
3) Metodologi penelitian
a. Jenis dan macam variabel
Beberapa jenis penelitian telah dijelaskan pada subbab sebelumnya. Pada penelitian kuantitatif,
terdapat beberapa jenis variabel penelitian, antara lain
1) Variabel bebas ; variabel yang memengaruhi atau menjadi sebab dari perubahan
timbulnya variabel lainnya
2) variabel terikat ; variabel yang dipengaruhi, yang menjadi akibat adanya variabel
bebas
b. sampel penelitian
sampel adalah kelompok kecil sasaran pengamatan atau penelitian. Sedangkan populasi merupakan
kelompok besar yang menjadi sasaran generalisasi. dengan teknik penarikan sampel
1) random sampling ; setiap subjek penelitian memiliki kemungkinan yang sama
untuk menjadi sampel
2) stratified sampling ; merupakan pengambilan sampel secara bertingkat
3) area sampling ; digunakan untuk penelitian yang memiliki jangkauan wilayah yang
sangat luas
4) cluster sampling ; digubakan untuk penelitian yang memiliki populasi yang sangat
banyak. Peneliti perlu membentuk kelompok-kelompok yang akan dijadikan sebagai
sampel
5) purposive sampling ; pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu
sesuai dengan tujuan penelitian.
c. Lokasi penelitian
Dalam penelitian perlu ditegaskan mengenai lokasi yang akan digunakan untuk penelitian
d. Biaya dan waktu penelitian
Untuk melakukan suatu penelitian sangat penting untuk membuat rancangan biaya yang akan
dibutuhkan selama penelitian berlangsung hingga dapat memperkirakan pengalokasian dana
penelitian.
e. Sumber data
Yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data dapat diperoleh.
Data dapat diklasifikasikan dalam beberapa jenis antara lain
1) Berdasarkan cara memperolehnya
a. Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung oleh peneliti melalui sumbernya dengan
melakukan penelitian ke objek yang diteliti (Umar, 2003 : 56).
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang tidak langsung memberikan data kepada peneliti, misalnya
penelitian harus melalui orang lain atau mencari melalui dokumen. Data ini diperoleh dengan
menggunakan studi literatur yang dilakukan terhadap banyak buku, diperoleh berdasarkan
catatan – catatan, diperoleh dari internet yang berhubungan dengan penelitian (Sugiyono, 2005
: 62).
2) Berdasarkan sumbernya
1.) Internal
Data internal adalah data yang diambil dari dalam tempat di lakukannya penelitian.
Contoh : Data penjualan perusahaan sendiri

Peningkatan Mutu Akademik SMA Negeri 1 Singosari


2.) Eksternal
Data eksternal adalah data yang diambil dari luar tempat di lakukannya penelitian.
Contoh : Data penjualan perusahaan lain untuk jenis produk yang sama dengan produk
perusahaan kita
3) Berdasarkan sifatnya
1.) Kualitatif
Adalah data yang berbentuk bukan angka
2.) Kuantitatif
Adalah data yang berbentuk angka
f. Teknik pengumpulan data
1) Kuisioner
Angket / kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang dijadikan
responden untuk dijawabnya.Meskipun terlihat mudah, teknik pengumpulan data melalui
angket cukup sulit dilakukan jika respondennya cukup besar dan tersebar di berbagai
wilayah.Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan angket menurut Uma
Sekaran (dalam Sugiyono, 2007:163) terkait dengan prinsip penulisan angket, prinsip
pengukuran dan penampilan fisik.
Prinsip Penulisan angket menyangkut beberapa faktor antara lain :
 Isi dan tujuan pertanyaan artinya jika isi pertanyaan ditujukan untuk mengukur
maka harus ada skala yang jelas dalam pilihan jawaban.
 Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan responden. Tidak
mungkin menggunakan bahasa yang penuh istilah-istilah bahasa Inggris pada
responden yang tidak mengerti bahasa Inggris, dsb.
 Tipe dan bentuk pertanyaan apakah terbuka atau terturup. Jika terbuka artinya
jawaban yang diberikan adalah bebas, sedangkan jika pernyataan tertutup maka
responden hanya diminta untuk memilih jawaban yang disediakan.
2) Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan
tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap nara sumber atau
sumber data.Wawancara pada penelitian sampel besar biasanya hanya dilakukan sebagai
studi pendahuluan karena tidak mungkin menggunakan wawancara pada 1000 responden,
sedangkan pada sampel kecil teknik wawancara dapat diterapkan sebagai teknik
pengumpul data (umumnya penelitian kualitatif)
Wawancara terbagi atas wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.

 Wawancara terstruktur artinya peneliti telah mengetahui dengan pasti apa


informasi yang ingin digali dari responden sehingga daftar pertanyaannya sudah
dibuat secara sistematis. Peneliti juga dapat menggunakan alat bantu tape recorder,
kamera photo, dan material lain yang dapat membantu kelancaran wawancara.
 Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas, yaitu peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan yang akan diajukan
secara spesifik, dan hanya memuat poin-poin penting masalah yang ingin digali
dari responden.
3) Observasi
Pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan pengamatan langsung adalah
cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain
untuk keperluan tersebut. Pengamatan baru tergolong sebagai teknik mengumpulkan data,
jika pengamatan tersebut mempunyai kriteria berikut:

Pengamatan digunakan untuk penelitian dan telah direncanakan secara sistematik.


Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah direncanakan.
Peningkatan Mutu Akademik SMA Negeri 1 Singosari
Pengamatan tersebut dicatat secara sistematis dan dihubungkan dengan proposisi umum
dan bukan dipaparkan sebagai suatu set yang menarik perhatian saja.
Pengamatan dapat dicek dan dikontrol atas validitas dan reliabilitasnya. Penggunaan
pengamatan langsung sebagai cara mengumpulkan data mempunyai beberapa keuntungan
antara lain :
Pertama. Dengan cara pengamatan langsung, terdapat kemungkinan untuk mencatat hal-
hal, perilaku, pertumbuhan, dan sebagainya, sewaktu kejadian tersebut berlaku, atau
sewaktu perilaku tersebut terjadi. Dengan cara pengamatan, data yang langsung mengenai
perilaku yang tipikal dari objek dapat dicatat segera, dantidak menggantungkan data dari
ingatan seseorang;
Kedua. Pengamatan langsung dapat memperoleh data dari subjek baik tidak dapat
berkomunikasi secara verbal atau yang tak mau berkomunikasi secara verbal. Adakalanya
subjek tidak mau berkomunikasi, secara verbal dengan enumerator atau peneliti, baik
karena takut, karena tidak ada waktu atau karena enggan. Dengan pengamatan langsung,
hal di atas dapat ditanggulangi. Selain dari keuntungan yang telah diberikan di atas,
pengamatan secara langsung sebagai salah satu metode dalam mengumpulkan data,
mempunyai kelemahan-kelemahan.
4) Studi Dokumen
Studi dokumen adalah metode pengumpulan data yang tidak ditujukan langsung kepada
subjek penelitian. Studi dokumen adalah jenis pengumpulan data yang meneliti berbagai
macam dokumen yang berguna untuk bahan analisis. Dokumen yang dapat digunakan
dalam pengumpulan data dibedakan menjadi dua, yakni:
a. Dokumen primer
Dokumen primer adalah dokumen yang ditulis oleh orang yang langsung mengalami suatu
peristiwa, misalnya: autobiografi
b. Dokumen sekunder
Dokumen sekunder adalah dokumen yang ditulis berdasarkan oleh laporan/ cerita orang
lain, misalnya: biografi.

Penyusunan laporan hasil penelitian

1) Aturan Penulisan
2) Sebagai pegangan dalam penulisan laporan, agar pembaca lebih mudah untuk mendalami dan menerima
hasil penelitian, berikut ini disampaikan beberapa pokok penting.
3) Penulis sebaiknya menghindari penggunaan kata-kata serupa secara berulang-ulang.
4) Arah dan tujuan penulisan harus sesuai dengan maksud penelitian.
5) Ada pemisahan antara teori dengan hasil penelitian lapangan.
6) Penulis sebaiknya menghindari penggunaan bahasa klise yang kurang bermakna.
7) Penulis menggunakan bahasa yang sederhana dan tata bahasa yang baku.
8) Penulis sebaiknya tidak berbelit-belit.

Penyusunan laporan penelitian harus mencerminkan nilai-nilai ilmiah. Berikut ini diuraikan aturan-aturan penulisan
ilmiah sebagai pegangan bagi peneliti.

1) Penulis laporan harus mengetahui kepada siapa laporan itu ditujukan. Pembaca laporan dapat
dikelompokkan antara lain: kalangan cendekiawan, masyarakat umum, pelajar, dan kalangan pembaca
yang lain. Kalangan-kalangan ini menjadi konsumen hasil penelitian.
2) Laporan penelitan bagi kalangan cendekiawan atau akademisi harus lebih ilmiah, mendalam, dan tata
penulisannya sesuai dengan aturan yang berlaku di perguruan tinggi yang bersangkutan serta dilengkapi
dengan diagram maupun bentuk statistik yang menunjang.
3) Bila penelitian itu dipesan lembaga sponsor, tentu konsumennya telah ditentukan oleh sponsor yang
bersangkutan. Bagi kalangan umum, laporan dapat diuraikan secara ringkas dan dalam bahasa yang mudah
di mengerti.

Peningkatan Mutu Akademik SMA Negeri 1 Singosari


4) Penulis laporan harus menyadari bahwa pembaca laporan tidak mengikuti kegiatan proses penelitian.
Dengan demikian penulis harus dapat mengajak orang lain untuk mencoba mengikuti apa yang telah ia
lakukan. Oleh karena itu, langkah demi langkah harus dikemukakan secara jelas termasuk alasan-alasan
mengapa hal itu dilakukan.
5) Penulis laporan harus menyadari bahwa tingkat pengetahuan, pengalaman, dan minat pembaca tidak sama.
Oleh karena itu, hasil penelitian harus dikemukakan dengan jelas sesuai konteks pengetahuan secara
umum.
6) Penulis harus menyusun laporan penelitian dengan jelas dan meyakinkan karena laporan penelitian adalah
unsur pokok dalam proses kemajuan ilmu pengetahuan.

Dalam menyusun hasil penelitian harus mempersoalkan hal-hal sebagai berikut.

1) Merumuskan suatu masalah secara tepat dalam penelitian. Merumuskan suatu masalah teoretis dengan
sendirinya juga memberi perspektif pada pengetahuan teoretis yang telah ada. Usaha peneliti untuk
memperluas pengetahuan teoretis sesuai dengan tuntutan ilmiah, yaitu menambah pengetahuan secara
kumulatif.
2) Suatu rumusan yang menjelaskan kepada para pembaca bagi siapa hasil penelitian berlaku. Hal ini akan
memberi pembatasan kedua (di samping pengoperasionalan masalah) pada simpulan yang ditarik.
3) Suatu uraian yang luas mengenai metode dan teknik yang dipakai. Dalam penelitian, uraian mengenai
metode dan teknik sangat diperlukan sebab keduanya mempengaruhi simpulan yang telah ditarik.
4) Data yang telah dikumpulkan dan mempunyai relevansi terhadap masalah yang telah diteliti harus
dipersoalkan dalam laporan ilmiah

SISTEMATIKA PENULISAN

LAPORAN HASIL PENELITIAN

Bagian Pembuka:

Halaman judul

Lembar pengesahan

Kata pengantar

Daftar Isi

Daftar lampiran

Bagian Isi:

Bab I Pendahuluan

· Latar belakang masalah

· Identifikasi masalah

· Pembatasan dan rumusan masalah

· Tujuan penelitian

· Manfaat hasil penelitian

Bab II Kajian Pustaka

· Kajian teori

· Kajian hasil penelitian

Peningkatan Mutu Akademik SMA Negeri 1 Singosari


Bab III Metodologi/Metode Penelitian

· objek tindakan

· setting/lokasi/subjek penelitian

· metode pengumpulan data

· metode analisis data

· cara pengambilan kesimpulan

Bab IV Hasil Penelitian

· Gambaran sekilas tentang setting

· Uraian penelitian secara umum-keseluruhan

· Penjelasan persiklus

· Proses menganalisis data

· Pembahasan dan pengambilan kesimpulan

Bab V Kesimpulan dan Saran

· Kesimpulan

· Saran untuk tindakan lebih lanjut

Bagian Penunjang/Penutup:

· Daftar pustaka

· Lampiran-lampiran

Pengolahan data penelitian

Dalam tahap pengolahan data ini, ada tiga kegiatan yang dilakukan, yaitu:

1. Penyuntingan (editing)

Kegiatan yang dilakukan adalah memeriksa seluruh daftar pertanyaan yang dikembalikan responden. Beberapa
hal yang perlu diperhatikan:

– Kesesuaian jawaban responden dengan pertanyaan yang diajukan

– Kelengkapan pengisian daftar pertanyaan

– Keajegan (consistency) jawaban responden

Dalam menyunting, penyunting harus diberitahu agar tidak mengganti atau menafsirkan jawaban responden.
Jadi kebenaran jawaban dapat terjaga

2. Pengkodean (coding)

– Pengkodean dapat dilakukan dengan memberi tanda (simbol) yang berupa angka pada jawaban responden
yang diterima.

– Tujuan pengkodean adalah untuk penyederhanaan jawaban responden

Peningkatan Mutu Akademik SMA Negeri 1 Singosari


– Harus diperhatikan pemberian pada jenis pertanyaan yang diajukan (pertanyaan terbuka atau pertanyaan
tetutup)

– Untuk pertanyaan tetutup, kode ditentukan dengan mudah, misalnya: 1 untuk jawaban ya/setuju dan kode 0
untuk tidak/tidak setuju; atau ditambah kode 99 untuk jawaban yang kosong (responden tidak meberi jawaban).

– Untuk pertanyaan terbuka dilakukan dengan tahapan tertentu

1. jawaban responden diperiksa untuk dibuat kategori jawaban tertentu.

2. Apabila ternyata jawaban perlu dikategorikan, dibuat kategori yang sesuai

3. Setelah itu tiap kategori diberi kode

Seluruh kode yang ditentukan untuk tiap jawaban, disusun dalam buku kode. Buku kode ini selain diperlukan
dalam pengkodean juga digunakan sebagai pedoman untuk analisis data dan penulisan laporan

3. Tabulasi (tabulating)

– Kegiatan yang dilakukan dalam tabulasi adalah menyusun dan menghitung data hasil pengkodean, untuk
kemudian disajikan dalam bentuk tabel

– Tabel dapat berupa tabel frekuensi, tabel korelasi, atau tabel silang.

– Pada dasarnya ada 2 cara pelaksanaan tabulasi, yaitu:

1. Tabulasi manual. Semua kegiatan dari perhitungan sampai penyajian tabel dilakukan dengan tangan.

2. Tabulasi mekanis. Pelaksanaan dengan cara ini dibantu dengan peralatan tertentu, yaitu: komputer. Semua
kegiatan dilakukan dengan bantuan alat yang telah dipilih.

Pengolahan data kuantitatif

Pengolahan data kuantitatif dalam penelitian sosial - Pengolahan data kuantitatif dilakukan melalui tahap-tahap
berikut ini.
a. Editing
b. Koding
c. Tabulasi Data
d. Analisis Data
e. Interpretasi Data

Ayo kita bahas satu persatu :

a. Editing

Pada tahapan ini, data yang telah terkumpul melalui daftar pertanyaan (kuesioner) ataupun pada wawancara perlu
dibaca kembali untuk melihat apakah ada hal-hal yang masih meragukan dari jawaban responden. Jadi, editing
bertujuan untuk memperbaiki kualitas data dan menghilangkan keraguan data.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengeditan data antara lain sebagai berikut.
1) Kelengkapan dan kesempurnaan data. Semua pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner harus terjawab semua
dan jangan ada yang kosong.
2) Kejelasan tulisan. Tulisan pengumpul data yang tertera dalam kuesioner harus dapat dibaca.
3) Kejelasan makna jawaban. Pengumpul data harus menuliskan jawaban ke dalam kalimat-kalimat yang sempurna
dan jelas.
4) Konsistensi data. Data harus memerhatikan konsistensi jawaban yang diberikan responden.

Peningkatan Mutu Akademik SMA Negeri 1 Singosari


5) Keseragaman satuan yang digunakan dalam data (uniformitas data). Ini dimaksudkan untuk menghindari
kesalahan-kesalahan dalam pengolahan dan analisis data. Misalnya penggunaan satuan kilogram dalam pengukuran
berat. Apabila dalam kuesioner tertulis satuan berat lainnya, maka harus diseragamkan terlebih dahulu sebelum
masuk dalam proses analisis.
6) Kesesuaian jawaban. Jawaban yang diberikan responden harus bersangkut paut dengan pertanyaan dan persoalan
yang diteliti.

b. Koding

Setelah tahap editing selesai, maka data-data yang berupa jawaban-jawaban responden perlu diberi kode untuk
memudahkan dalam menganalisis data. Hal ini sangat penting artinya, apalagi jika proses pengolahan data
dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer. Pemberian kode pada data dapat dilakukan dengan melihat
jawaban dari jenis pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner.

Pengkodean data dapat dibedakan atas beberapa hal berikut ini.

1) Pengkodean terhadap Jawaban yang Berupa Angka

Contoh pemberian kode untuk jawaban yang berupa angka.

Apabila jawaban berupa angka tersebut terdapat dalam bentuk interval, maka perlu pengkodean sendiri. Perhatikan
contoh berikut ini.

2) Pengkodean terhadap Jawaban dari Pertanyaan Tertutup

a) Pertanyaan untuk mengetahui pendapat responden

b) Pertanyaan dengan jawaban bertingkat

Peningkatan Mutu Akademik SMA Negeri 1 Singosari


3) Pengkodean terhadap Jawaban dari Pertanyaan Semi Terbuka
Perhatikan contoh pengkodean berikut ini.

4) Pengkodean terhadap Jawaban dari Pertanyaan Terbuka

Untuk jenis ini, sebelum melakukan pengkodean, peneliti harus membuat kategorisasi atas jawaban-jawaban dari
pertanyaan terbuka ini karena variasi jawaban yang diperoleh barangkali cukup banyak.

Untuk membuat kategori jawaban harus memerhatikan beberapa hal, yaitu sebagai berikut.
a) Perbedaan kategori jawaban harus tegas, agar tidak tumpang tindih antara jawaban yang satu dengan jawaban
yang lainnya.
b) Jika terdapat jawaban yang tidak sesuai dengan kategori yang sudah disusun, maka jawaban tersebut
dikelompokkan dalam ‘lain-lain’. Namun persentase jawaban untuk ‘lain-lain’ harus kecil, karena jika terlampau
tinggi banyak informasi yang terbuang.

Mari kita perhatikan bersama contoh pengkodean berikut ini.


Bagaimanakah tanggapan Anda tentang tayangan sinetron bertemakan percintaan remaja di televisi swasta di
Indonesia?
a. Sangat baik, karena kita sedang butuh hiburan seperti itu.
b. Cukup baik.
c. Kurang baik, karena tidak layak ditonton anak-anak di bawah umur.
d. Tidak tahu.
e. Dibanding tahun lalu, sinetron seperti itu tahun ini sedikit meningkat.
f. Sinetron seperti itu terlalu sedikit, sehingga membosankan.
g. Perlu penambahan jumlah jam tayang untuk sinetron seperti itu.
h. Tidak memberi jawaban.

Bentuk pengkodean berdasarkan kategori jawaban yang telah dibuat adalah sebagai berikut.

Peningkatan Mutu Akademik SMA Negeri 1 Singosari


Setelah seluruh data responden dalam daftar pertanyaan diberi kode, maka langkah berikutnya adalah menyusun
buku kode. Buku kode ini sebagai pedoman untuk memindahkan kode jawaban reponden dalam kuesioner ke
lembaran kode, yang kemudian juga akan berguna sebagai pedoman peneliti dalam mengidentifikasikan variable
penelitian yang akan digunakan dalam analisis data (membaca tabulasi data).

c. Tabulasi Data

Tabulasi data merupakan proses pengolahan data yang dilakukan dengan cara memasukkan data ke dalam tabel.
Atau dapat dikatakan bahwa tabulasi data adalah penyajian data dalam bentuk tabel atau daftar untuk memudahkan
dalam pengamatan dan evaluasi. Hasil tabulasi data ini dapat menjadi gambaran tentang hasil penelitian, karena
data-data yang diperoleh dari lapangan sudah tersusun dan terangkum dalam tabel-tabel yang mudah dipahami
maknanya. Selanjutnya peneliti bertugas untuk memberi penjelasan atau keterangan dengan menggunakan kalimat
atas data-data yang telah diperoleh.

Tabulasi data dapat dilakukan melalui cara tabulasi langsung dan lembaran kode.

1) Tabulasi Langsung

Maksudnya data langsung ditabulasi dari kuesioner ke dalam tabel yang sudah dipersiapkan tanpa perantara
lainnya. Cara ini biasanya dilakukan untuk data yang jumlah responden dan variabelnya sedikit.

Tabel 5.1 Frekuensi Kunjungan Siswa SMA Kelas XII ke Perpustakaan dalam Seminggu Terakhir

Peningkatan Mutu Akademik SMA Negeri 1 Singosari


2) Lembaran Kode (Code Sheet)

Lembaran kode dapat dikerjakan dengan menggunakan fasilitas komputer. Biasanya penabulasian dengan cara ini
hanya efisien apabila variabel dan responden yang diteliti sangat banyak.

Jenis tabel yang umumnya dibuat dalam tabulasi data adalah tabel frekuensi dan tabel silang.

1) Tabel Frekuensi
Tabel frekuensi adalah tabel yang menyajikan berapa kali sesuatu hal terjadi. Tabel ini dapat dibedakan atas table
frekuensi relatif, yaitu tabel frekuensi yang berisi persentase, dan tabel frekuensi kumulatif, yaitu table frekuensi
yang berisi angka kumulatif.

Contoh tabel frekuensi.


Tabel 5.2 Jenis Kelamin Responden

2) Tabel Silang
Tabel silang dibuat dengan cara memecah lebih lanjut setiap kesatuan dari setiap kategori menjadi dua atau lebih
subkesatuan. Kegunaan pembuatan tabel silang antara lain sebagai berikut.
a) Menganalisis hubungan-hubungan antarvariabel yang terjadi.
b) Melihat bagaimana dua atau beberapa variabel berhubungan.
c) Mengatur data untuk keperluan analisis statistik.
d) Mengontrol variabel tertentu sehingga dapat dianalisis tentang ada tidaknya hubungan tertentu.
e) Memeriksa kesalahan-kesalahan dalam kode ataupun jawaban dari daftar pertanyaan.

Contoh tabel silang.


Tabel 5.3 Frekuensi Kunjungan Siswa SMA Kelas XII ke Perpustakaan Selama Seminggu Terakhir Berdasarkan
Jenis Kelamin

Peningkatan Mutu Akademik SMA Negeri 1 Singosari


d. Analisis Data

Pada dasarnya, pengolahan data dalam penelitian sosial tidak lepas dari penggunaan metode statistik tertentu.
Statistik sangat berperan dalam penelitian, baik dalam penyusunan, perumusan hipotesis, pengembangan alat dan
instrument penelitian, penyusunan rancangan penelitian, penentuan sampel, maupun dalam analisis data.

Kegunaan statistik dalam penelitian adalah sebagai berikut.


1) Alat untuk mengetahui hubungan kausalitas antara dua atau lebih variabel, sehingga dapat diketahui apakah
suatu hubungan benar-benar terkait dalam kausalitas atau tidak.
2) Memberikan teknik-tenik sederhana dalam mengklasifikasikan data dan menyajikan data secara lebih mudah
sehingga bisa dimengerti dengan lebih mudah pula.
3) Membantu peneliti dalam menyimpulkan suatu perbedaan yang diperoleh apakah benar-benar berbeda secara
signifikan.
4) Secara teknik dapat digunakan untuk menguji hipotesis, sehingga bisa menolong peneliti dalam mengambil
keputusan apakah menerima atau menolak suatu hipotesis.
5) Meningkatkan kecermatan peneliti dalam mengambil keputusan terhadap kesimpulan-kesimpulan yang akan
ditarik.
6) Memungkinkan penelitian untuk melakukan kegiatan ilmiah secara lebih ekonomis.

Pengolahan data secara statistik pada dasarnya suatu cara mengolah data kuantitatif sederhana, sehingga data
penelitian tersebut mempunyai arti. Pengolahan data melalui teknik statistik dapat dilakukan dengan berbagai cara,
di antaranya adalah distribusi frekuensi dan ukuran pemusatan.

1) Distribusi Frekuensi

Data-data hasil penelitian yang diperoleh di lapangan harus disusun atau diatur lebih lanjut agar mudah dipahami
oleh para pembaca dan pihak-pihak yang berkepentingan atau berhubungan dengan permasalahan yang diteliti.
Misalnya dengan membuat distribusi frekuensi.

Contoh: kita memperoleh data mengenai nilai ulangan harian Sosiologi untuk 25 siswa adalah sebagai berikut.

Peningkatan Mutu Akademik SMA Negeri 1 Singosari


Data tersebut susunannya masih belum beraturan, sehingga sulit untuk dipahami. Agar data tersebut bisa dipahami,
maka perlu disusun secara berurutan menurut distribusi frekuensinya. Setelah diurutkan, data tersebut seperti
terlihat pada tabel distribusi frekuensi berikut ini.

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi


Nilai Ulangan Harian Sosiologi 25 Siswa

Setelah dilakukan distribusi frekuensi, kemudian disusun dan disajikan ke dalam distribusi relatif (distribusi
persentase).

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Mutlak dan Relatif


Nilai Ulangan Harian Sosiologi (N=25)

Setelah diketahui frekuensi mutlak dan frekuensi relatif, dapat disertakan frekuensi kumulatifnya masing-masing.
Frekuensi kumulatif adalah jumlah frekuensi dari kategori data tertentu ditambah dengan jumlah frekuensi
kategorikategori data sebelumnya.

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Mutlak, Relatif, dan Kumulatif


Nilai Ulangan Harian Sosiologi (N=25)

Peningkatan Mutu Akademik SMA Negeri 1 Singosari


2) Ukuran Pemusatan (Tendensi Sentral)

Penyusunan dan penyajian data mentah yang berbentuk distribusi frekuensi hanya memberikan gambaran umum.
Untuk mendapat ciri khas dalam sebuah nilai bilangan, peneliti dapat menggunakan ukuran pemusatan yang terdiri
atas modus, median, dan mean.
a) Modus
Modus adalah ukuran pemusatan yang menunjukkan frekuensi terbesar pada suatu perangkat data. Data yang
berskala nominal hanya bisa dianalisis dengan menggunakan modus. Adapun cara untuk menentukan modus adalah
dengan mengurutkan atau menyusun data ke dalam tabel distribusi frekuensi, kemudian kita cari nilai yang paling
tinggi frekuensinya.
b) Median
Median adalah titik tengah yang membagi seluruh bilangan (data) menjadi dua bagian yang sama besar.
c) Mean (Rata-Rata Hitung)
Mean atau rata-rata hitung adalah nilai bilangan yang berasal dari jumlah keseluruhan nilai bilangan dibagi dengan
banyaknya unit atau bilangan.

e. Interpretasi Data

Setelah data yang terkumpul dianalisis dengan teknik statistik hasilnya harus diinterprestasikan atau ditafsirkan
agar kesimpulan-kesimpulan penting mudah ditangkap oleh pembaca. Interpretasi merupakan penjelasan terperinci
tentang arti sebenarnya dari materi yang dipaparkan, selain itu juga dapat memberikan arti yang lebih luas dari
penemuan penelitian.

Interpretasi memiliki dua aspek, yaitu sebagai berikut.


1) Untuk menegakkan keseimbangan suatu penelitian, maksudnya menghubungkan hasil suatu penelitian dengan
penemuan penelitian lainnya.
2) Untuk membuat atau menghasilkan suatu konsep yang bersifat menjelaskan.

Kedudukan interpretasi dalam rangkaian proses analisis data penelitian sangat penting. Oleh karena itu, interpretasi
harus dilakukan dengan hati-hati, sebab kualitas analisis sangat tergantung dari kualitas interpretasi yang dibuat
peneliti terhadap data.

Generalisasi dan Kesimpulan


Berdasarkan hasil analisis dan interpretasi data, peneliti dapat membuat generalisasi dan kesimpulan dari hasil
penelitian. Generalisasi dapat disebut sebagai suatu hal yang berkaitan dengan pembentukan gagasan atau simpulan
umum dari suatu kejadian, hal, dan sebagainya. Dalam penelitian, generalisasi harus mempunyai kaitan dengan
teori yang mendasari penelitian. Generalisasi ini kemudian diikuti oleh proses penarikan kesimpulan dari hasil
penelitian.

Peningkatan Mutu Akademik SMA Negeri 1 Singosari


Pengolahan data kualitatif
1) Reduksi Data
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, sehingga perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti
telah dikemukakan sebelumnya, semakin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data yang diperoleh akan
semakin banyak, kompleks, dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data.

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, serta
dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas,
dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya apabila diperlukan.
Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan, seperti komputer, notebook, dan lain sebagainya.

Dalam mereduksi data, setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai. Tujuan utama dari penelitian
kualitatif adalah pada temuan. Oleh karena itu, apabila peneliti dalam melakukan penelitian menemukan segala
sesuatu yang dipandang asing, tidak dikenal, belum memiliki pola, justru itulah yang harus dijadikan perhatian
peneliti dalam melakukan reduksi data.

Reduksi data merupakan proses berpikir sensitif yang memerlukan kecerdasan, keleluasaan, dan kedalaman
wawasan yang tinggi. Bagi peneliti yang masih baru, dalam melakukan reduksi data dapat mendiskusikan dengan
teman atau orang lain yang dipandang cukup menguasai permasalahan yang diteliti. Melalui diskusi itu, wawasan
peneliti akan berkembang, sehingga dapat mereduksi data-data yang memiliki nilai temuan dan pengembangan
teori yang signifikan.

2) Display Data (Penyajian Data)


Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data. Dalam penelitian kuantitatif, penyajian
data dapat dilakukan dengan menggunakan tabel, grafik, pictogram, dan sebagainya. Melalui penyajian data
tersebut, maka data terorganisasikan dan tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami.

Beda halnya dalam penelitian kualitatif, di mana penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,
hubungan antarkategori, dan sejenisnya. Menurut Miles dan Huberman, yang paling sering digunakan untuk
menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

Dengan adanya penyajian data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, dan merencanakan
kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. Selanjutnya oleh Miles dan Huberman disarankan
agar dalam melakukan display data, selain dengan teks yang naratif, juga dapat berupa grafik, matrik, network
(jaringan kerja), dan chart.

3) Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi


Langkah ketiga dalam analisis data dalam penelitian kualitatif menurut Miles dan Huberman adalah penarikan
kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan mengalami
perubahan apabila tidak ditemukan buktibukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data
berikutnya.

Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten
saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan
kesimpulan yang kredibel.

Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang
dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak. Mengapa bisa demikian? Karena seperti telah dikemukakan di
atas bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan
berkembang setelah peneliti berada di lapangan.

Peningkatan Mutu Akademik SMA Negeri 1 Singosari


Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat
berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau bahkan gelap, sehingga
setelah diteliti menjadi jelas. Kesimpulan ini dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, maupun hipotesis atau
teori.

Untuk lebih jelasnya, tahapan analisis data dalam penelitian kualitatif menurut Miles dan Huberman ini akan
diilustrasikan dalam bagan yang disajikan oleh Sugiyono seperti berikut ini.

Interpretasi data hasil penelitian


Yang dimaksud dengan interpretasi hasil penelitian adalah untuk menjelaskan hasil penelitian sosial, yang perlu
diperhatikan adalah

1. Mencermati dengan teliti data-data yang telah tersaji dalam laporan penelitian
2. Interpretasi dijelaskan dalam kalimat singkat padat dan jelas
3. Interpretasi harus sesuai dengan hasil analisis data

Kegunaan/manfaat penelitian

Kegunaan manfaat penelitian harus bisa menjelaskan manfaatnya untuk :

1. Peneliti
2. Pemerintah
3. Masyarakat
4. Akademisi/pelajar

Peningkatan Mutu Akademik SMA Negeri 1 Singosari

Anda mungkin juga menyukai