Menurut paul B. Horton, sosiologi adalah ilmu yang memusatkan penelaahan pada kehidupan kelompok dan
produk dari kehidupan kelompok tersebut
Selo sumardjan dan soelaeman soemardi, sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari tentang
struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan sosial.
Emile Durkheim mengatakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari fakta-fakta sosial. Fakta sosial
dapat diartikan sebagai cara bertindak, berfikir dan berperasaan berada di luar diri individu dan memiliki
kekuatan yang memaksa.
Ciri-ciri sosiologi ada 4
1. Empiris, artinya sosiologi sebagai ilmu pengetahuan didasarkan pada observasi terhadap kenyataan
menggunakan akal sehat dan indra, sehingga hasilnya tidak bersifat spekulatif.
2. Teoritis, artinya sosiologi sebagai ilmu pengetahuan selalu berusaha untuk menyusun abstraksi dari hasil
pengamatan empiris. Abstraksi merupakan penarikan kesimpulan yang menjelaskan hubungan sebab-akibat
dari gejala-gejala sosial yang diteliti.
3. Kumulatif, artinya sosiologi membangun argumen yang tidak turun begitu saja di ruang hampa, melainkan
disusun atas teori-teori yang sudah ada sebelumnya. Teori-teori tersebut merupakan hasil dari penelitian-
penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya.
4. Non etis, artinya sosiologi membahas suatu permasalahan sosial tanpa mempersoalkan nilainya, yaitu baik
atau buruknya suatu persoalan yang dibahas. Sosiologi lebih berkepentingan untuk menjelaskan mengapa
suatu fenomena terjadi. Penjelasan tersebut juga harus logis, mendalam, dan mudah dipahami.
Objek kajian sosiologi secara umum
Sosiologi pada umumnya membahas interaksi individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan
kelompok dengan kelompok. Oleh karena itu, objek kajian sosiologi merupakan relasi antara individu dan
masyarakat sebagai hal yang mempengaruhi kehidupan sosial.
Objek material sosiologi adalah kehidupan sosial, gejala-gejala, dan proses hubungan antarmanusia yang
mempengaruhi kesatuan hidup manusia itu sendiri.
Objek formal sosiologi ditekankan pada manusia sebagai makhluk sosial atau masyarakat. Dengan demikian,
objek formal sosiologi adalah hubungan antarmanusia serta proses yang timbul dari hubungan manusia di
dalam masyarakat.
Fungsi sosiologi
Fungsi Sosiologi dalam Perencanaan Sosial
Fungsi Sosiologi dalam Penelitian
Fungsi Sosiologi dalam Pembangunan ; sosiolog memiliki kontribusi penting dalam pembangunan
masyarakat, diantaranya ; 1. Melakukan riset ; sebagai konsultan kebijakan ; sebagai teknisi ; sebagai pendidik
Fungsi Sosiologi dalam Pemecahan Masalah Sosial
Teori sosiologi
Teori evolusi ; teori ini memusatkan perhatian pada pola perubahan dan perkembangan dalam masyarakat
yang berbeda untuk mengetahui aturan/pola umum yang ada (perubahannya lambat dan dalam waktu yang
lama).
Teori revolusi; perubahan sosial dan kebudayaan yang berlangsung secara cepat dan menyangkut dasaratau
pokok-pokok kehidupan masyarakat.
Teori interaksionis ; teori interaksionis memusatkan perhatian pada interaksi/hubungan antara individu
maupun kelompok
gejala sosial dikelompokan menurut sumbernya yaitu ekonomi, budaya, psikologis, lingkungan.
Gejala sosial menurut Pitirim A Sorokin, dapat dikelompokkan dalam 4 jenis yaitu gejala religius, gejala sosial
ekonomi, gejala sosial politik, gejala sosial hukum
Gejala sosial berdasarkan tingkatannya menurut Norman Blaike yaitu gejala sosial makro ( gejala sosial yang
skubnya besar ), gejala sosial mikro( gejala sosial yang skubnya kecil), dan gejala sosial meso ( gejala sosial
yang terjadi di organisasi, massa, atau gerakan sosial)
Kontak sosial adalah hubungan yang dilakukan secara langsung (tatap muka) ataupun secara tidak langsung
(melalui perantara). Berdasarkan sifatnya kontak sosial dibagi menjadi 2 yaitu kontak positif dan kontak
negatif. Berdasarkan prosesnya dibagi menjadi 2 yaitu kontak primer dan kontak sekunder.
2. Adanya komunikasi
a. Interaksi antarindividu
b. Interaksi antara individu dan kelompok
c. Interaksi kelompok dengan kelompok
a. Imitasi adalah tindakan yang dilakukan seseorang dengan cara meniru orang lain
b. Indentifikasi adalah proses imitasi yang lebih mendalam.
c. Simpati adalah suatu bentuk ketertarikan seseorang kepada orang lain
d. Empati adalah bentuk simpati yang lebih mendalam
e. Motivasi adalah dorongan, pengaruh, atau stimulus yang dapat bersumber dari diri sendiri, maupun
diberikan oleh individu kepada individu, individu kepada kelompok, kelompok kepada kelompok.
f. Sugesti merupakan suatu rangsangan, pengaruh dan atau stimulus yang dilakukan seseorang kepada pihak
lain sehingga pihak yang menerima pengaruh dapat melaksanakan stimulus yang diberikan.
a. Asosiatif adalah proses sosial yang bersifat positif yang bertujuan untuk mendukung seseorang/kelompok
dalam mencapai tujuan tertentu.
1) Asimilasi adalah proses peleburan dua kebudayaan menjadi satu sehingga masing-masing pihak
merasakan adanya satu kebudayaan sebagai kebudayaan tunggal yang dimiliki bersama.
2) Akulturasi adalah proses sosial yang terjadi dalam masyarakat yang menerima unsur-unsur budaya
asing/ dari luar kelompoknya, tetapi tidak menghilangkan budaya asli masyarakat itu sendiri.
3) Akomodasi merupakan suatu proses penyesuaian diri yang dilakukan oleh individu ataupun kelompok,
bertujuan untuk meredakan pertentangan yang terjadi antara individu/kelompok.
4) Kooperasi (kerja sama)
b. Interaksi sosial disosiatif (dalam bentuk perpecahan) merupakan bentuk interaksi sosial yang
menghasilkan suatu perpecahan.
1) Persaingan (competition) merupakan proses sosial yang ditandai dengan adanya keinginan pihak
tertentu yang saling berlomba-lomba untuk memperoleh kemenangan tertentu dan atau untuk
mendapatkan keuntungan dalam bidang-bidang kehidupan dengan cara menarik perhatian masyarakat
luas tanpa menggunakan kekerasan dan pemaksaan.
2) Kontravensi merupakan proses sosial yang ditandai dengan ketidakpastian, keraguan, penyangkalan,
dan atau penolakan yang tidak diungkapkan secara terbuka.
3) Pertentangan (konflik) merupakan proses sosial yang terjadi antara dua pihak atau lebih yang ditandai
dengan adanya sikap saling menjatuhkan dan bahkan menyingkirkan pihak lain.
A. KONFLIK
1. Konflik adalh suatu proses pencapaian suatu tujuan yang dilakukan oleh individu atau kelompok
dengan cara menantang pihak lain yang memiliki perbedaan dengannya.
a. Lewis A. Coser
Pengertian konflik menurut Lewis A. Coser adalah sebuah perjuangan mengenai nilai atau
tuntutan atas status, kekuasaan, bermaksud untuk menetralkan, mencederai, atau melenyapkan
lawan.
b. Gillin dan Gillind (1948)
Pengertian konflik menurut Gillin dan Gillin adalah proses sosial yang dimana individu atau
kelompok mencapai tujuan mereka secara langsung menantang pihak lain dengan cara
kekerasan atau ancaman kekerasan, singkatnya dapat dikatakan bahwa konflik mengacu pada
perjuangan di antara pihak yang besaingan, berusaha untuk mencapai, tujuan berusaha untuk
menghilangkan lawan dengan membuat pihak lain tidak berdaya.
c. Soerjono Soekanto
Pengertian konflik menurut Soerjono Soekanto adalah proses dari setiap individu atau
kelompok akan menggunakan segera cara termasuk ancaman atau kekerasan sebagai bentuk
pertentangan terhadap lawannya
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi konflik sosial
a. Adanya perbedaan tujuan
b. Adanya perbedaan kepentingan
c. Adanya perbedaan pendapat
d. Adanya perbedaan nilai-nilai suatu masyarakat
e. Adanya perbedaan kebudayaan
f. Terjadinya perubahan sosial
g. Tidak berjalannya nilai dan norma suatu masyarakt
3. Dampak konflik
Sesuai dengan pengertian konflik di atas, berikut ini adalah dampak yang ditumbulkan oleh konflik:
1. Dampak Negatif
a. Menimbulkan kerusakan integrasi sosial masyarakat.
b. Menimbulkan trauma secara psikologis dan sosial.
c. Menumbuhkan rasa dendam pada setiap pihak sehingga kehidupan masyarakat menjadi tidak
harmonis.
d. Terjadi kerusakan/ kehilangan harta benda di dalam kehidupan masyarakat.
2. Dampak Positif
e. Konflik yang terjadi di masyarakat memang lebih banyak memberikan dampak negatif.
Namun, konflik tersebut dapat menghasilkan suatu kesepakatan yang menguntungkan semua
pihak sehingga integrasi masyarakat menjadi lebih kuat.
4. Bentuk- bentuk konflik
a. Menurut soerjono soekanto
Konflik pribadi, yaitu konflik yang terjadi di antara individu yang disebabkan karena
masalah pribadi. Masalah tersebut terjadi karena adanya perbedaan cara pandang
antarindividu terkait persoalan yang sama. Misalnya dua individu yang sedang adu
argumentasi tentang masalah pembagian warisan dalam keluarga.
Konflik politik, yaitu konflik yang terjadi akibat adanya kepentingan atau tujuan politis
yang berbeda antara seseorang atau kelompok. Hal ini bisa dilihat dari perbedaan
pandangan antarpartai politik karena perbedaan ideologi, asas perjuangan, dan
kepentingan politik masing-masing. Contoh yang mudah dilihat adalah konflik antara
pendukung partai yang berbeda menjelang pemilu atau pilkada.
2. mediasi, adalah suatu cara pengendalian yang dibutuhkan apabila kedua belah pihak yang
bertentangan tidak menghendaki timbulnya ledakan-ledakan sosial dalam bentuk kekerasan. Pihak yg
bersengketa menunjuka pihak ke tiga sebagai mediator dlm penyelesaian konflik
3. Perwasitan (arbitration) pihak yg bertentangan sepakat menerima hadirnya pihak ke 3 atau terpaksa
menerima, Pihak ke 3 ini akan memberikan keputusan ttng perselisihan mereka.
Selain cara di atas adajuga akomodasi. Akomodasi adalah suatu bentuk interaksi asosiatif yang
dilakukan 2 atau lebih pihak dengan tujuan untuk menyelesaikan pertentangan atau suatu konflik.
Dalam sejarah perjalanan hidup manusia, sedikitnya ada 15 macam bentuk akomodasi yang kerap
digunakan untuk menyelesaikan konflik.
1. Koersi (Coertion)
Koersi adalah bentuk akomodasi yang dilakukan dengan pemaksaan fisik atau psikis dari pihak yang
menduduki posisi kuat ke pihak yang menduduki posisi lemah. Contoh bentuk akomodasi ini adalah
fenomena perbudakan, penjajahan, atau program tanam paksa yang dipaksakan oleh pemerintah Hindia
Belanda pada rakyat Indonesia.
Advertisement
2. Kompromi (Compromise)
Kompromi adalah bentuk akomodasi yang dilakukan dengan mengurangi tuntutan dari masing-masing
pihak agar tercapai penyelesaian dari perselisihan yang ada. Contoh kompromi sering terjadi dalam
dunia politik, penyelesaian ganti rugi, atau dalam kegiatan perdagangan. Misal ketika ada 2 partai
Peningkatan Mutu Akademik SMA Negeri 1 Singosari
politik yang punya kekuatan suara yang sama dalam merebut suatu kedudukan, pada umumnya mereka
akan berkompromi untuk saling berbagi kuasa atas kedudukan tersebut.
3. Arbitrasi (Arbitration)
Arbitrasi adalah bentuk akomodasi yang dilakukan dengan meminta bantuan pihak ketiga sebagai
penengah. Dalam hal ini, penengah tersebut telah disepakati oleh kedua belah pihak yang berkonflik
dan keputusannya bersifat mengikat, sehingga harus dipatuhi. Contoh arbitrasi adalah proses
penyelesaian konflik antara Indonesia dan Malaysia dalam perebutan kedaulatan atas wilayah
Kepulauan Spratley. Kedua negara meminta bantuan Lembaga Arbitrase Internasional di Belanda
setelah jalur perundingan menemukan jalan buntu. Keputusan lembaga tersebut yang memenangkan
Malaysia atas kedaulatan Kepulauan Spratley, selanjutnya diterima Indonesia meskipun dengan berat
hati.
4. Mediasi (Mediation)
Mediasi adalah bentuk akomodasi yang dilakukan dengan meminta bantuan pihak ketiga sebagai
penasihat. Dalam hal ini, penengah tersebut telah disepakati kedua belah pihak yang berkonflik, namun
keputusannya tidak mengikat. Pihak ketiga dalam mediasi hanya dapat memberikan saran dan
masukan, tapi tidak bisa memaksakan keputusannya. Contoh mediasi misalnya terjadi dalam
perselisihan antara umat Islam dan Kristen di Poso pada 2001 lalu. Dalam kasus tersebut, pihak yang
menjadi mediator adalah Jusuf Kalla dan Susilo Bambang Yudhoyono.
5. Konsiliasi (Conciliation)
Konsiliasi adalah bentuk akomodasi yang dilakukan dengan mempertemukan kedua pihak yang saling
berselisih dalam sebuah perundingan untuk mencapai kesepakatan dan perdamaian bersama. Contoh
konsiliasi misalnya terjadi pada penyelesaian kasus kerusuhan di berbagai daerah di Indonesia, seperti
kerusuhan Ambon, Aceh, dan Papua.
6. Toleransi (Tolerance)
Toleransi adalah suatu bentuk akomodasi yang sering terjadi tanpa persetujuan formal. Toleransi
diartikan sebagai suatu sikap saling menghargai dan menghormati kedudukan pihak lain. Contoh
toleransi misalnya terjadi ketika kita memperlambat laju motor yang dikendarai saat berada di depan
masjid yang tengah mengadakan sholat Jumat. Toleransi harus dimiliki setiap masyarakat Indonesia
yang terdiri atas berbagai latar belakang berbeda untuk menghindari terjadinya konflik horizontal.
8. Ajudikasi (Adjudication)
Ajudikasi adalah bentuk akomodasi atau penyelesaikan konflik lewat jalur pengadilan. Pengadilan
dalam hal ini adalah lembaga hukum yang diakui untuk menjalankan pemberian keputusan terhadap
perkara perdata maupun pidana. Contoh ajudikasi terjadi pada penyelesaian perkara pidana dan perdata
yang terjadi di masyarakat. Di antara bentuk bentuk akomodasi yang ada, ajudikasi adalah yang paling
sering digunakan untuk menyelesaikan konflik.
9. Segregasi (Segregation)
Segregasi adalah bentuk akomodasi yang dilakukan untuk mencegah terjadinya konflik dengan
menerapkan upaya saling memisahkan diri antara kedua pihak yang bertentangan. Contoh bentuk
akomodasi ini kerap dilakukan kepolisian ketika ada demonstrasi antara dua kubu yang saling
berlawanan.
14. Konversi
Konversi adalah proses penyelesaian konflik yang terjadi karena mengalahnya salah satu pihak yang
bersengketa sehingga ia mau menuruti keinginan pihak lawannya. Contoh penyelesaian atau
pencegahan konflik ini terjadi ketika ada seorang kakak yang mengalah dari adiknya ketika saling
berebut mainan.
B. INTEGRASI SOSIAL
1. Pengertian integrasi sosial
Integrasi adalah sebuah sistem yang mengalami pembauran hingga menjadi suatu kesatuan yang utuh.
Integrasi berasal dari bahasa inggris "integration" yang berarti kesempurnaan atau keseluruhan.
Integrasi sosial dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam
kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memilki keserasian
fungsi.
3. Perpindahan fisik
Adanya perpindahan secara fisik dari suatu kelompok pada lokasi yang lain sekaligus memisahkan
mereka dari kelompok asal dan akan melemahkan integrasi kelompok asal.
Integrasi Fungsional, integrasi yang terbentuk sebagai akibat adanya fungsi-fungsi tertentu dalam
masyrakat. Contoh Indonesia yang terdiri dari berbagai suku, mengintegrasikan dirinya dengan melihat
fungsi masing-masing, suku bugis melaut, jawa pertanian, Minang pandai berdagang.
Integrasi Koersif, integrasi yang terbentuk berdasarkan kekuasaan yang dimiliki penguasa.. Dalam hal
ini penguasa menggunakan cara koersif.
C. Permasalahan sosial dalam masyarakat yang berpotensi menimbulkan konflik sosial
1. Pengertian masalah sosial
Permasalahan sosial dapat terjadi dalam suatu masyarakat, apabila terdapat ketidaksesuaian antara apa
yang seharusnya terjadi dan apa yang sebenarnya sedang terjadi di masyarakat sehingga menimbulkan
suatu keresahan dalam masyarakat.
Menurut para ahli :
a. Soejono Soekamto
Ahli sosiologi Indonesia ini memberikan arti masalah sosial sebagai ketidaksesuaian kehidupan
dalam masyarakat karena pengaruh kebudayaan atau rutinitas yang terganggu. Akibatnya masalah
sosial dianggap sebagai keadaan yang menakutkan.
b. Bulmer
Menurutnya, pengertian masalah sosial adalah situasi dan kondisi yang tidak diinginkan oleh
masyarakat, karena adanya paradigma kesalahan sosial atau gejala sosial yang dinggap tidak wajar.
Peningkatan Mutu Akademik SMA Negeri 1 Singosari
c. Richard dan Ricard :
permasalahan sosial adalah pola perilaku dan kondisi yang tidak diinginkan dan tidak dapat
diterima oleh sebagian besar anggota masyarakat.
2. Penyebab terjadinya masalah sosial
a. Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi merupakan faktor terbesar penyebab munculnya masalah sosial di masyarakat.
Faktor ini biasa dikaitkan dengan pendapatan individu yang dapat mengacu pada kesenjangan
sosial dalam masyarakat.
b. Faktor budaya
Faktor ini juga disebabkan karena adanya ketidaksesuaian pelaksanaan nilai, norma, dan
kepentingan sosial yang di akibatkan oleh adanya perubahan sosial dan pola pengertian masyarakat
multikultural.
c. Faktor psikologis
Masalah sosial yang disebabkan oleh faktor psikologis misalnya sakit jiwa dan ketidak mampuan
orang dalam beradaptasi dengan lingkungannya.
d. Faktor biologis
Faktor biologis seperti adanya masalah penyebaran penyakit menular atau kekurangan gizi di
daerah tertentu
1. Kemiskinan
Kemiskinan menjadi maslaah sosial akhir-akhir ini dikarenakan masyarakat modern sekarang
menganggap bahwa orang-orang miskin merupakan suatu kasta atau kelompok yang membawa
permasalahan dalam kehidupan mereka. Oleh Karena itu, mereka perlu untuk menyusun langkah-
langkah strategis guna menanggulangi kemiskinan tersebut.
2. Pengangguran
Pesatnya arus globalisasi dalam bidang ekonomi maupun teknologi membuat para pelaku bisnis tidak
lagi membutuhkan manusia sebagai tenaga kerjanya. Mereka hanya perlu memakai mesin-mesin
canggih untuk melakukan tugas-tugas tersebut. Selain meminimalkan dana untuk pengeluaran gaji
pegawai, penggunaan mesin juga meningkatkan kuantitas (jumlah produksi) mereka. Akhirnya, timbul
pengangguran-pengangguran yang dapat menimbulkan ketimpangan sosial dalam kehidupan
masyarakat.
3. Tindak Kejahatan
Sebenarnya, kemiskinan dan pengangguran merupakan dua dari banyak factor yang dapat mendorong
seseorang untuk melakukan tindak kejahatan agar mereka dapat bertahan hidup. Tindak kejahatan yang
dilakukan dapat berdampak besar, sehingga timbullah masalah sosial.
4. Kepadatan Penduduk
Negara Indonesia contohnya saat ini memiliki angka kepadatan penduduk yang sangat tinggi. Padatnya
jumlah penduduk dapat memicu timbulnya peningkatan jumlah pengangguran, kemiskinan, sehingga
akhirnya timbul masalah sosial
5. Lingkungan Hidup
Lingkungan yang bersih dan nyaman merupakan keinginan semua orang. Namun akhir-akhir ini,
perilaku manusia yang tidak mempedulikan kesehatan lingkungan menyebabkan timbulnya
pencemaran lingkungan yang akhirnya menimbulkan penyakit-penyakit yang akan berdampak pada
banyak orang.
Memberi pedoman pada anggota masyarakat. bagaimana mereka harus bertingkah laku atau
bersikap dalam menghadapi masalah yang berkembang atau muncul di lingkungan masyarakat.
Menjaga keutuhan masyarakat.
Memberikan pengarahan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian sosial.
4. Tipe-tipe lembaga sosial
1) Berdasarkan Perkembangannya
Crescive Institutions, merupakan suatu lembaga sosial yang bersifat sangat amat primer. Lembaga
sosial ini, tidak sengaja datang dan tumbuh dari adat istiadat yang diterapkan di lingkungan sekitar
masyarakat. Contoh dari lembaga ini adalah lembaga perkawinan, lembaga Agama, dan hak waris.
Enacted Institutions, merupakan lembaga sosial yang dibentuk untuk mencapai suatu tujuan tertentu
dalam masyarakat. Contoh dari lembaga ini adalah lembaga perdagangan, lembaga pegadaian, dan
lembaga pendidikan.
2) Berdasarkan Penyebarannya
General Institutions, merupakan suatu lembaga sosial yang telah dikenal sangat banyak atau amat luas
oleh masyarakat setempat pada pelapisannya. Contohnya, seperti lembaga hukum, kemudian lembaga
agama.
Restricted Institutions, merupakan lembaga yang diterapkan atau yang hanya dianut oleh masyarakat
tertentu saja, tidak semua masyarakat yang dapat menganut/menerapkan lembaga sosial ini.
Contohnya, seperti menganut lembaga Agama Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Budha, dan
Konghuchu.
3) Berdasarkan Nilainya
Basic Institutions, merupakan suatu lembaga sosial yang dianggap amat sangat penting untuk
menjaga/memelihara, serta mempertahankan ketertiban di dalam masyarakat setempat atau masyarakat
luar. Misalkan, yang dianggap penting seperti keluarga, sekolah atau pendidikan, dan adat istiadat.
Peningkatan Mutu Akademik SMA Negeri 1 Singosari
Subsidiary Institutions, merupakan lembaga sosial yang dianggap kurang penting oleh masyarakat.
Serta, terdapat hubungan dengan kegiatan yang dianggap kurang penting pula. Misalkan, seperti
kegiatan rekreasi, olahraga, belanja.
Approved Institutions, merupakan suatu lembaga yang sudut penerimaan atau suatu keberadaannya,
diakui dan diterima oleh masyarakat. Misalkan seperti lembaga kesehatan, lembaga transportasi, dan
lembaga perdagangan.
Unsanctioned Institutions, merupakan suatu organisasi yang dibentuk oleh sekelompok orang untuk
mencapai tujuan tertentu. Organisasi ini oleh masyarakat tidak diakui keberadaannya, karena telah
membuat resah masyarakat. Contohnya seperti kejahatan terorisme.
5) Berdasarkan Fungsinya
Operative Institutions, yaitu suatu lembaga sosial yang berfungsi menghimpun tata cara atau tujuan
tertentu yang dapat diterima oleh masyarakat yang bersangkutan. Misalkan, seperti pranata industri.
Regulative Institutions, yaitu suatu lembaga sosial yang bertugas mengawasi dan menjaga adat istiadat
yang ada dalam lingkungan masyarakat. Misalkan, seperti lembaga hukum seperti peradilan dan
kejaksaan.
5. Bentuk lembaga sosial dan fungsinya
Secara khusus fungsi lembaga sosial dalam bermasyarakat antara lain ialah sebagai berikut;
Fungsi produksi, yaitu fungsi lembaga ekonomi dalam eran mengelolah barang-barang metah
menjadi barang setengah jadi yang siap pakai.
Fungsi distribusi, adalah fungsi lembaga ekonomi yang menyalurkan barang dan jasa terutama
yang telah diproduksi produsen kepada konsumen
Fungsi konsumsi, berkaitan dengan penggunaan suatu barang dan jasa sesual kebutuhan.
Fungsi Iaten lembaga ekonomi, yaitu meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Akan
tetapi, lembaga ekonomi dapat menyebabkan kerusakan lingkungan, komersialisasi, konsurnerisme
Iunturnya budaya dan kearifan lokal, ketergantungan (determinasi), dan alienasi (keterasingan) pada
kaum buruh. Artikel lengkapnya, baca; Pengertian Lembaga Ekonomi, Kegiatan, Fungsi, dan
Contohnya
Masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat yang di dalamnya terdiri atas berbagai macam kelompok
sosial dimana masing-masing kelompok tersebut memiliki perbedaan-perbedaan antara kelompok satu dengan yang
lainnya.
proses interaksi sosial yang terjalin secara intens oleh masing-masing anggota kelompok dalam masyarakat
multikultural dapat menimbulkan adanya :
interseksi dapat kita simpulkan sebagai pertemuan atau persilangan keanggotaan suatu
kelompok sosial dari berbagai seksi baik itu berupa suku, agama, jenis kelamin, kelas sosial,
dan yang lainnya dalam suatu keanggotaan masyarakat majemuk.
2. Konsolidasi
konsolidasi dapat diartikan sebagai penguatan ataupun peneguhan dari keanggotaan anggota –
anggota masyarakat di dalam berbagai kelompok sosial lewat tumpah – tindih keanggotaan.
3. Mutual akulturasi
mutual akulturasi merupakan interseksi yang berjalan terus-menerus sehingga akan
memunculkan rasa saling menyukai kebudayaan lainnya serta secara sadar atau tidak, beberapa
individu dalam masyarakat tersebut juga akan mengikuti sekaligus menggunakan perwujudan
dari kebudayaan lain
4. Integrasi sosial
Integrasi sosial adalah gabungan dari dua istilah kata, yaitu integrasi yang juga di dalam
Bahasa Inggris disebut dengan “integration” memiliki arti kesempurnaan atau keseluruhan,
sementara kata sosial berarti hubungan dan juga timbal balik dari tidakan yang dilakukan oleh
masyarakat.
1. Stereotip ras
Stereotipe ras adalah penilaian terhadap ras atau etnis hanya berdasarkan persepsi terhadap kelompok di
mana orang tersebut dapat dikategorikan. Stereotipe ras merupakan jalan pintas pemikiran yang dilakukan
secara intuitif oleh manusia untuk menyederhanakan hal-hal yang kompleks dan membantu dalam
pengambilan keputusan secara cepat
2. Primodialesme
Definisi primodialisme adalah persamaan persaudaraan yang ditunjukkan dengan kerja sama, yang saling
membantu dan saling menghormati serta memiliki persamaan solidaritas, kesetian terhadap kelompoknya
dan kesedian berkorban demi kelompok.
3. Etnosentrisme
Paham yang menganggap bahwa budaya dalam kelompoknya yang paling unggul, sehingga budayanya
dijadikan sebagai tolak ukur bagi kebudayaan yang lainnya.
4. Politik aliran
Politik aliran adalah suatu kelompok masyarakat yang tergabung dalam ormas-ormas yang memiliki suatu
pemersatu berupa partai politik dalam suatu negara, sehingga ormas tersebut dikatakan penganut partai
yang memang dijadikan pemersatu dalam negara.
5. Pluralism
Dalam ilmu sosial, pluralisme adalah sebuah kerangka dimana ada interaksi beberapa kelompok-kelompok
yang menunjukkan rasa saling menghormat dan toleransi satu sama lain. Mereka hidup bersama
(koeksistensi) serta membuahkan hasil tanpa konflik asimilasi.
6. Nasionalisme
Nasionalisme adalah suatu sikap politik dari masyarakat suatu bangsa yang mempunyai kesamaan
kebudayaan, dan wilayah serta kesamaan cita-cita dan tujuan, dengan demikian masyarakat suatu bangsa
tersebut merasakan adanya kesetiaan yang mendalam terhadap bangsa itu sendiri.
C. Menciptakan masyarakat multikultural yang harmonis
1. Toleransi
Pengertian toleransi adalah suatu sikap yang saling menghargai kelompok-kelompok atau antar
individu dalam masyarakat atau dalam lingkup lainnya. Toleransi adalah sautu perbuatan yang
melarang terjadinya diskriminasi sekalipun banyak terdapat kelompok atau golongan yang berbeda
dalam masyarakat.
2. Semangat nasionalisme
Peningkatan Mutu Akademik SMA Negeri 1 Singosari
Semangat nasionalisme adalah semangat yang dimiliki oleh setiap orang yang merupakan bagian dari
Nation / Bangsa tertentu. Semangat yang dimaksud adalah Semangat menjunjung tinggi derajat dan
martabat bangsa, Semangat untuk selalu berprestasi demi mengharumkan nama bangsa dan negara.
3. Simpati
Simpati adalah suatu proses kejiwaan di mana seorang individu merasa tertarik pada seseorang atau
sekelompok orang karena sikap, penampilan, wibawa, atau perbuatannya yang sedemikian rupa.
4. Empati
Empati adalah kemampuan dengan berbagai definisi yang berbeda yang mencakup spektrum yang luas,
berkisar pada orang lain yang menciptakan keinginan untuk menolong sesama, mengalami emosi yang
serupa dengan emosi orang lain, mengetahui apa yang orang lain rasakan dan pikirkan, mengaburkan
garis antara diri dan orang .
D. Pemecahan masalah yang muncul sebagai dampak keanekaragaman masyarakat kultural
Menurut Bales, ada tiga tahap pemecahan masalah, yaitu:
- Tahap Orientasi. Dalam tahap ini anggota kelompok bertanya dan saling memberi informasi hingga
terhindar pemahaman yang keliru.
- Tahap Evaluasi. Tiap anggota kelompok membahas informasi dan saling bertukar pendapat hingga terjadi
keterbukaan dan muncul alternatif baru untuk memecahkan masalah.
- Tahap Kontrol. Para anggota kelompok menyarankan untuk mencari jalan keluar untuk mencapai suatu
kesimpulan akhir.
A. Perubahan Sosial
1. Pengertian perubahan sosial
a. Robert M.Z Lawang
Pengertian perubahan sosial menurut Robert M.I Lawang adalah proses ketika dalam suatu sistem
sosial terdapat perbedaan-perbedaan yang dapat diukur yang terjadi dalam suatu kurun waktu
tertentu.
b. Gillin dan Gillin
Pengertian perubahan sosial menurut John Luwis Gillin dan John Philip Gillin adalah perubahan
yang terjadi sebagai suatu variasi dari cara hidup yang telah diterima karena adanya perubahan
kondisi geografi, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi, maupun adanya difusi atau
penemuan-penemuan baru dalam masyarakat.
c. Selo Soemardjan
Pengertian perubahan sosial menurut Prof. Selo Soemardjan adalah perubahan yang terjadi pada
lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya.
3) Konflik Sosial
Konflik sosial yang terjadi dalam masyarakat akan menyebabkan perubahan sosial. Apalagi konflik
sosial ini akan selalu terjadi dalam kehidupan masyarakat terutama adalah masyarakat
multikutural, seperti Indonesia yang banyak mengalami konflik sosial.
Pada hakekatnya banyak yang menjadi penyebab koflik sosial dalam masyarakat, misalnya dengan
adanya perbedaan kepentingan pola seseorang dengan orang lain, perbedaan agama, perbedaan
pilihan politik, dan lain sebagainya.
Contoh Konflik Sosial Penyebab Perubahan Sosial
Sebagai contoh mengenai konflik sosial yang menyebabkan perubahan sosial adalah adanya kasus
yang terjadi dalam masyarakat Lampung, khususnya terjadi di Lampung Selatan. Antara Pribumi
dan Suku Bali, ataupun dalam masyarakat di Kalimantan Barat antara Suku Madura dan Dayak
yang kemudian kasus konflik sosial tersebut menyebabkan adanya perubahan pada aspek-aspek
kehidupan dalam masyarakat.
4) Pemberontakan/Revolusi
Pemberontakan atau revolusi pada dasarnya menjadi salah satu pengaruh adanya konflik sosial
yang ada dalam suatu masyarakat. Hal ini lantaran dengan adanya pemberontakan akan
menyebabkan adanya perubahan besar dalam tataperaturan yang dijalani selama ini.
Contoh Pemberontakan Penyebab Konflik Sosial
Sebaga contoh yang dapat dituliskan mengenai pemberontakan yang menjadi penyebab konflik
sosial adala adanya pemberontakan PKI (Partai Komunis Indonesia) yang kemudian hal ini
mendorong terjadi atau jatuhnya kepemimpinan pada masa Orde Lama. Akibat pemberontan PKI
tersebut pada faktanya teradi demonstrasi untuk pembubaran PKI yang diangap menyimpang
karena melanggar Pancasila, terutama pada Sila Pertama.
b. Faktor ekstern
Faktor ekternal yang menjadi penyebab perubahan sosial, diantarnya adalah sebaga berikut;
Pertemuan dua kebudayaan atau lebih yang memiliki perbedaan latar belakang budaya tersebut
pada dasarnya menjadi penyebab perbuahan sosial budaya, perbuahan tersebut bisa dalam bentuk
akulturasi ataupun dalam bentuk asimilasi.
Peperangan
Perbuahan sosial ekternal yang menjadi pengaruh salah satunya adalah adanya peperangan.
Peperangan yang muncul antar kelompok ataupun antar negara dapat mengakibatkan perubahan
sosial, hal ini lantaran pihak yang menang dalam peperangan memiliki kekuasaan penuh pada
pihak yang kalah. Pihak yang menang dalam peperangan juga akan memiliki pengaruh dominan
(lebih). Sehinga hal ini menjadi penyebab terjadi perubahan sosial secara sistematis pada kedua
belah pihak.
2. Perubahan sosial regress merupakan suatu perubahan sosial yang menuju ke arah kemunduran,
sehingga dapat merugikan kehidupan masyarakat. Contohnya yaitu adanya terorisme atau
pengeboman massal yang menimbulkan kematian/korban jiwa dan rusaknya sarana infrastruktur
masyarakat, penyalahgunaan obat-obat terlarang atau narkotika, dan lain-lain.
d. Berdasarkan prosesnya
Perubahan yang Direncanakan (Planned-Change)
Perubahan yang direncanakan merupakan perubahan yang terorganisasi secara baik. Perbuahan ini
dilakukan oleh pihak yang menginginkan perubahan, yang tentuanya bisa disebut agent of change.
Agent of change melakukan perencanaan terlebih dahulu untuk mewujudkan perubahan sosial
dalam masyarakat. Suatu perubahan yang direncanakan selalu berada dalam kendali agent of
change. Perubahan yang akan dilakukan biasanya diawali dengan perencanaan sosial (social
planning).
Perubahan yang Tidak Direncanakan (Unplanned Change)
Perubahan yang tidak direncanakan terjadi di luar rencana atau perkiraan masyarakat. Perubahan
ini dapat menimbulkan dampak-dampak yang merugikan masyarakat. Terkadang perubahan yang
tidak direncanakan mengiringi perubahan yang direncanakan.
e. Berdasarkan penerimaannya
1) Perubahan yang dikehendaki
Adalah perubahan yang telah diperkirakan sesuai dengan kemauan masyarakat
2) Tidak dikehendaki
Adalah perubahan yang terjadi di masyarakat namun sebenarnya masyarakat tidak
menginginkannya
5. Proses dan dampak perubahan sosial
a. Proses perubahan sosial
1. Difusi
Difusi merupakan proses penyebaran berbagai unsur pembentuk kebudayaan, baik berupa ide,
keyakinan, dan lain sebagainya. Hal ini disebarkan dari individu ke individu yang lain, atau bahkan
lebih luas dari pada itu. Difusi dibedakan menjadi dua macam yakni difusi intramasyarakat dan
difusi antarmasyarakat.
Difusi intramasyarakat merupakan difusi unsur kebudayaan antarindividu atau golongan dalam
masyarakat yang dipengaruhi beberapa faktor seperti adanya pengakuan bahwa unsur budaya baru
tersebut memiliki banyak kegunaan. Kemudian, difusi antarmasyarakat ialah difusi unsur
Peningkatan Mutu Akademik SMA Negeri 1 Singosari
kebudayaan dari satu masyarakat ke masyarakat yang lain. Difusi antarmasyarakat terjadi karena
adanya kontak sosial antarmasyarakat hingga timbul pengakuan akan kegunaan unsur kebudayaan
baru tersebut.
2. Akulturasi
Akulturasi dapat diartikan sebagai sebuah proses masuknya suatu kebudayaan asing ke dalam
sekelompok masyarakat, hingga unsur kebudayaan asing itu dapat diterima dan diolah ke dalam
kebudayaan masyarakat tersebut. Cepat atau lambatnya unsur kebudayaan asing dapat diterima
kelompok masyarakat bergantung kepada cara masuk dari budaya tersebut. Jika, unsur kebudayaan
tersebut masuk dengan cara pemaksaan, maka akulturasi akan berjalan cukup lama. Namun, jika
melalui proses yang damai, maka unsur kebudayaan tersebut relatif lebih cepat diterima.
Salah satu contoh akulturasi yakni pementasan Barongsai.
3. Asimilasi
Asimilasi timbul jika ada dua individu atau kelompok masyarakat dengan latar budaya berbeda
berinteraksi dengan intensif dalam jangka waktu lama. Dengan begitu lama-kelamaan, salah satu
budaya individu atau kelompok masyarakat tersebut akan hilang. Proses perubahan sosial dengan
bentuk asimilasi ini merupakan usaha untuk mengurangi perbedaan antargolongan masyarakat
guna mencapai suatu tujuan demi kepentingan bersama.
4. Akomodasi
Akomodasi dapat dipahami sebagai keadaan yang menunjukkan keseimbangan dalam hubungan
sosial antara individu dengan kelompok-kelompok yang berkaitan dengan norma atau nilai yang
berlaku di masyarakat.
b. Dampak perubahan sosial
1) Dampak positif
1. Munculnya Nilai dan Norma Baru
Adakalanya suatu nilai dan norma dirasa tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan manusia yang
semakin kompleks.Dengan adanya perubahan sosial diharapkan mampu mendorong munculnya
nilai maupun norma baru yang lebih sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman.
2. Adanya Struktur dan Hubungan Sosial Baru
Struktur dan hubungan sosial baru ini biasanya lebih menekankan pada penghormatan terhadap hak
asasi manusia.
3. Adanya Upaya Memberdayakan Perempuan dan Mewujudkan Kesetaraan Gender
Bentuk pemberdayaan perempuan harus diletakkan dalam kerangka gender related development
yaitu dengan menambah anggaran kesehatan dan pendidikan.Memastikan bahwa perempuan sudah
mendapatkan porsi yang layak, terutama terkait dengan peningkatan pelayanan kesehatan dan
beasiswa bagi pelajar perempuan.Kesetaraan yang harmonis diupayakan agar peranan perempuan
sebagai pelaku kegiatan ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup.
Perempuan diharapkan lebih leluasa menggali dan mengembangkan potensi ataupun sumber daya
yang dimilikinya.
4. Terjadinya Diferensiasi Struktural
Diferensiasi struktural yaitu berkembangnya lembaga-lembaga sosial baru, sehingga lebih
memungkinkan anggota masyarakat untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan yang semakin
kompleks.Dengan demikian, diharapkan fungsi pemenuhan kebutuhan tersebut dapat dilaksanakan
dengan lebih baik.
5. Munculnya Budaya Ilmuwan
Setiap gejala sosial maupun non-sosial dilakukan dengan mengacu pada deskripsi ilmiah. Itulah
sebabnya, penalaran dan observasi harus dilakukan secara tepat agar dapat berfungsi sebagai sarana
pencarian pengetahuan ilmiah.
6. Kesadaran Politik Semakin Tinggi
Tingginya kesadaran politik ditandai dengan meningkatnya partisipasi dalam politik praktis.
Pendidikan politik mulai menyentuh lapisan bawah masyarakat, sehingga berkembang kesadaran
tentang pentingnya penggunaan hak politik.
7. Meningkatnya Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Norma dan nilai terkadang diabaikan seiring semakin tingginya kebutuhan akan kebebasan maupun
independensi dari otoritas tradisional.
Perubahan tingkah laku yang mungkin menjurus pada perilaku menyimpang. Suatu perilaku
dianggap manyimpang apabila tidak sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma sosial yang berlaku
dalam masyarakat.
Saat ini, masyarakat lebih mementingkan kepentingan pribadi, sehingga sering mengesampingkan
kepentingan hukum.
Hubungan antar manusia bersifat sekunder, serba terbatas pada bidang kehidupan tertentu saja.
Konflik dan kekerasan muncul sebagai akibat adanya perbedaan sikap dan kepentingan dalam
menghadapi perubahan sosial.
Ketidakmampuan lembaga sosial berfungsi secara maksimal dikarenakan adanya konflik antara
kelompok pendukung dan penentang perubahan sosial.
7. Banyak Pengangguran
Di masa industrialisasi seharusnya tercipta banyak peluang usaha dan kesempatan kerja.
Peningkatan Mutu Akademik SMA Negeri 1 Singosari
Namun, sebagian anggota masyarakat tidak siap untuk menyesuaikan diri dengan pola
industrialisasi, sehingga dapat meningkatkan jumlah pengangguran.
Anggota masyarakat yang mampu menyesuaikan diri dengan perubahan tentu akan mampu
meningkatkan taraf hidupnya.
Namun sebaliknya, apabila masyarakat tidak mampu melakukan penyesuaian, maka lama kelamaan
akan semakin terbelakang dan mengalami penurunan kualitas hidup.
Sehubungan bergulirnya perubahan, semakin lebar pula kesenjangan sosial yang tercipta dalam
hubungan antara dua keadaan yang saling bertolak belakang ini.
Pemanasan global (global warming) merupakan sebagai salah satu bentuk kerusakan lingkungan
dan bencana alam yang diakibatkan oleh perubahan pola kehidupan masyarakat.
Hal ini telah menjadi sorotan masyarakat dunia, terutama negara yang mengalami industrialisasi
dan pola konsumtif tinggi.
B. Globalisasi
a. Pengertian globalisasi
a. Selo soemardjan
Menurut Selo Soemardjan, pengertian globalisasi adalah suatu proses terbentuknya sistem
organisasi dan komunikasi antar masyarakat di seluruh dunia untuk mengikuti sistem dan
kaidah-kaidah tertentu yang sama.
b. Emanuel Ritcher
Menurut Emanuel Ritcher, arti globalisasi adalah suatu jaringan kerja global yang
mempersatukan masyarakat secara bersamaan yang sebelumnya tersebar menjadi terisolasi ke
dalam saling ketergantungan dan persatuan dunia.
c. Anthony giddens
Menurut Anthony Giddens, pengertian globalisasi adalah intensifikasi hubungan sosial secara
mendunia sehingga menghubungkan antara peristiwa di satu lokasi dengan lokasi lainnya serta
menyebabkan terjadinya perubahan pada keduanya.
b. Bentuk-bentuk globalisasi
a) Globalisasi Bidang Ekonomi
Globalisasi ekonomi berkaitan erat dengan perdagangan bebas (free trade). Perdagangan
bebas adalah sistem perdagangan yang makin luas dan menghilangkan hambatan-hambatan
tidak lancarnya perdagangan internasional. Kerja sama di bidang ekonomi antarnegara
telah menyatukan negara yang terlibat dalam organisasi internasional. Di Eropa terdapat
European Free Trade Association (EFTA), dan European Community (EC). Di kalangan
negara-negara pengekspor minyak terdapat Organitation of Petroleum Exporting Countries
(OPEC), sedangkan negara-negara lain juga membentuk organisasi kerja sama ekonomi.
b) Globalisasi Bidang Budaya
Globalisasi budaya adalah penyebaran gagasan, makna, dan nilai ke seluruh dunia dengan
cara tertentu untuk memperluas dan mempererat hubungan sosial. Globalisasi budaya
Globalisasi sebagai tantangan harus disikapi secara kritis melaluli cara-cara sebagai berikut
Pengertian penelitian
Parson
Mengungkapkan bahwa penelitian ialah suatu pencarian atas segala sesuatu yang dilakukan secara sistematis,
dengan penekanan bahwa pencariannya dilakukan pada masalah-masalah yang dapat dipecahkan dengan penelitian.
Soerjono soekanto
Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada analisis dan konstruksi yang dilakukan secara
sistematis, metodologis dan konsisten dan bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran sebagai salah satu
manifestasi keinginan manusia untuk mengetahui apa yang sedang dihadapinya.
sanapiah faisal
Mengemukakan bahwa penelitian merupakan suatu aktivitas dalam menelaah suatu problem dengan menggunakan
metode ilmiah secara tertata dan sistematis untuk menemukan pengetahuan baru yang dapat diandalkan
kebenarannya mengenai dunia alam dan dunia sosial.
Karakteristik penelitian
a. Bersifat ilmiah yaitu dengan menggunakan prosedur tertentu yang sistematis dengan menggunakan fakta
yang diperoleh.
b. Hasil penelitian dapat dijadikan dasar bagi penelitian selanjutnya
Jenis-jenis penelitian
1) Berdasarkan tujuannya
a. Penelitian dasar ; penelitian dasar merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan
informasi guna menyusun beberapa konsep dan hubungan terkait antara topik tertentu, dalam
rangka mengembangkan ilmu pengetahuan
b. Penelitian terapan ; penelitianterapan merupakan penelitian yang bertujuan untuk memecahkan
persoalan dalam kehidupan sehari-hari.
2) Berdasarkan tempat penelitian
a. Penelitian lapangan ; penelitian lapangan merupakan penelitian yang dilakukan dalam kehidupan
nyata di lingkungan masyarakat.
b. Penelitian laboratorium ; penelitian laboratorium merupakan salah satu jenis penelitian yang
dilakukan di suatu tempat khusus yang telah diatur oleh peneliti
c. Penelitian kepustakaan ; penelitian kepustakaan merupakan salah satu jenis penelitian yang
dilakukan dengan cara mengumpulkan data untuk kemudian dianalisis.
3) Berdasarkan datanya
a. Penelitian kualitatif ; penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menekankan pada
oemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah/ fenomena menggunakan kata-kata, baik
lisan maupun tertulis yang telah dicermati peneliti. Penelitian kualitatif memiliki ciri-ciri.
1) Bersifat umum, fleksibel, dan berkembang selama proses penelitian
2) Emik, artinya mementingkan pemahaman dari dalam
3) Menggambarkan realitas kompleks
4) Penelitian sebagai instrumen utama
5) Sajian data berupa narasi, deskripsi, catatan lapangan, jawaban informan, dan dokumen
pendukung
6) Teknik pengumpulan data yang sering digunakan adalah wawancara dan observasi
7) Analisis dilakukan sejak awal hingga akhir penelitian
Peningkatan Mutu Akademik SMA Negeri 1 Singosari
b. Penelitian kuantitatif ; adalah penelitian yang sistematis dan terstruktur dengan data berupa angka-
angka menggunakan analisis secara statistik. Ciri-ciri penelitian kuantitatif sebagai berikut
1) Bersifat spesifik, jelas dan terperinci
2) Etik, artinya mementingkan pandangan orang lain
3) Menunjukkan hubungan antar variabel
4) Analisis statistik menjadi instrumen utama
5) Sajian data berupa angka, tabel dan grafik
6) Teknik pengumpulan data yang biasa digunakan adalah angket/kuisioner dan survei
7) Analisis dilakukan setelah pengumpulan data selesai
4) Berdasarkan metodenya
a. Penelitian historis
Penelitian historis merupakan penelitian yang mengkaji tentang peristiwa masa lalu
b. Penelitian survey
Penelitian survey merupakan penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data dengan
cara menyebarkan angket dan wawancara
c. Penelitian eksperimen
Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang menggunakan suatu metode/cara memanipulas/
mengontrol situasi alamiah menjadi situasi buatan sesuai dengan tujuan penelitian
d. Penelitian tindakan
Penelitian tindakan merupakan penelitian yang menempatkan peneliti bertindak sebagai subjek
penelitian yang bertujuan untuk memperbaiki suatu program yang sedang dilakukan
5) Berdasarkan cara pemberian informasi
a. Penelitian deskriptif
Penelitian ini merupakan penelitian yang memberikan gambaran tentang objek penelitian
b. Penelitian korelasional
Penelitian ini merupakan penelitian yang menjelaskan keterkaitan antara dua variabel atau lebih
c. Penelitian kausalitas
Penelitian ini merupakan penelitian yang memberikan penjelasan secara konkrit tentang variabel
mana yang betindak sebagai penyebab dan variabel mana yang bertindak sebagai akibat
Rancangan penelitian
1) Aturan Penulisan
2) Sebagai pegangan dalam penulisan laporan, agar pembaca lebih mudah untuk mendalami dan menerima
hasil penelitian, berikut ini disampaikan beberapa pokok penting.
3) Penulis sebaiknya menghindari penggunaan kata-kata serupa secara berulang-ulang.
4) Arah dan tujuan penulisan harus sesuai dengan maksud penelitian.
5) Ada pemisahan antara teori dengan hasil penelitian lapangan.
6) Penulis sebaiknya menghindari penggunaan bahasa klise yang kurang bermakna.
7) Penulis menggunakan bahasa yang sederhana dan tata bahasa yang baku.
8) Penulis sebaiknya tidak berbelit-belit.
Penyusunan laporan penelitian harus mencerminkan nilai-nilai ilmiah. Berikut ini diuraikan aturan-aturan penulisan
ilmiah sebagai pegangan bagi peneliti.
1) Penulis laporan harus mengetahui kepada siapa laporan itu ditujukan. Pembaca laporan dapat
dikelompokkan antara lain: kalangan cendekiawan, masyarakat umum, pelajar, dan kalangan pembaca
yang lain. Kalangan-kalangan ini menjadi konsumen hasil penelitian.
2) Laporan penelitan bagi kalangan cendekiawan atau akademisi harus lebih ilmiah, mendalam, dan tata
penulisannya sesuai dengan aturan yang berlaku di perguruan tinggi yang bersangkutan serta dilengkapi
dengan diagram maupun bentuk statistik yang menunjang.
3) Bila penelitian itu dipesan lembaga sponsor, tentu konsumennya telah ditentukan oleh sponsor yang
bersangkutan. Bagi kalangan umum, laporan dapat diuraikan secara ringkas dan dalam bahasa yang mudah
di mengerti.
1) Merumuskan suatu masalah secara tepat dalam penelitian. Merumuskan suatu masalah teoretis dengan
sendirinya juga memberi perspektif pada pengetahuan teoretis yang telah ada. Usaha peneliti untuk
memperluas pengetahuan teoretis sesuai dengan tuntutan ilmiah, yaitu menambah pengetahuan secara
kumulatif.
2) Suatu rumusan yang menjelaskan kepada para pembaca bagi siapa hasil penelitian berlaku. Hal ini akan
memberi pembatasan kedua (di samping pengoperasionalan masalah) pada simpulan yang ditarik.
3) Suatu uraian yang luas mengenai metode dan teknik yang dipakai. Dalam penelitian, uraian mengenai
metode dan teknik sangat diperlukan sebab keduanya mempengaruhi simpulan yang telah ditarik.
4) Data yang telah dikumpulkan dan mempunyai relevansi terhadap masalah yang telah diteliti harus
dipersoalkan dalam laporan ilmiah
SISTEMATIKA PENULISAN
Bagian Pembuka:
Halaman judul
Lembar pengesahan
Kata pengantar
Daftar Isi
Daftar lampiran
Bagian Isi:
Bab I Pendahuluan
· Identifikasi masalah
· Tujuan penelitian
· Kajian teori
· objek tindakan
· setting/lokasi/subjek penelitian
· Penjelasan persiklus
· Kesimpulan
Bagian Penunjang/Penutup:
· Daftar pustaka
· Lampiran-lampiran
Dalam tahap pengolahan data ini, ada tiga kegiatan yang dilakukan, yaitu:
1. Penyuntingan (editing)
Kegiatan yang dilakukan adalah memeriksa seluruh daftar pertanyaan yang dikembalikan responden. Beberapa
hal yang perlu diperhatikan:
Dalam menyunting, penyunting harus diberitahu agar tidak mengganti atau menafsirkan jawaban responden.
Jadi kebenaran jawaban dapat terjaga
2. Pengkodean (coding)
– Pengkodean dapat dilakukan dengan memberi tanda (simbol) yang berupa angka pada jawaban responden
yang diterima.
– Untuk pertanyaan tetutup, kode ditentukan dengan mudah, misalnya: 1 untuk jawaban ya/setuju dan kode 0
untuk tidak/tidak setuju; atau ditambah kode 99 untuk jawaban yang kosong (responden tidak meberi jawaban).
Seluruh kode yang ditentukan untuk tiap jawaban, disusun dalam buku kode. Buku kode ini selain diperlukan
dalam pengkodean juga digunakan sebagai pedoman untuk analisis data dan penulisan laporan
3. Tabulasi (tabulating)
– Kegiatan yang dilakukan dalam tabulasi adalah menyusun dan menghitung data hasil pengkodean, untuk
kemudian disajikan dalam bentuk tabel
– Tabel dapat berupa tabel frekuensi, tabel korelasi, atau tabel silang.
1. Tabulasi manual. Semua kegiatan dari perhitungan sampai penyajian tabel dilakukan dengan tangan.
2. Tabulasi mekanis. Pelaksanaan dengan cara ini dibantu dengan peralatan tertentu, yaitu: komputer. Semua
kegiatan dilakukan dengan bantuan alat yang telah dipilih.
Pengolahan data kuantitatif dalam penelitian sosial - Pengolahan data kuantitatif dilakukan melalui tahap-tahap
berikut ini.
a. Editing
b. Koding
c. Tabulasi Data
d. Analisis Data
e. Interpretasi Data
a. Editing
Pada tahapan ini, data yang telah terkumpul melalui daftar pertanyaan (kuesioner) ataupun pada wawancara perlu
dibaca kembali untuk melihat apakah ada hal-hal yang masih meragukan dari jawaban responden. Jadi, editing
bertujuan untuk memperbaiki kualitas data dan menghilangkan keraguan data.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengeditan data antara lain sebagai berikut.
1) Kelengkapan dan kesempurnaan data. Semua pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner harus terjawab semua
dan jangan ada yang kosong.
2) Kejelasan tulisan. Tulisan pengumpul data yang tertera dalam kuesioner harus dapat dibaca.
3) Kejelasan makna jawaban. Pengumpul data harus menuliskan jawaban ke dalam kalimat-kalimat yang sempurna
dan jelas.
4) Konsistensi data. Data harus memerhatikan konsistensi jawaban yang diberikan responden.
b. Koding
Setelah tahap editing selesai, maka data-data yang berupa jawaban-jawaban responden perlu diberi kode untuk
memudahkan dalam menganalisis data. Hal ini sangat penting artinya, apalagi jika proses pengolahan data
dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer. Pemberian kode pada data dapat dilakukan dengan melihat
jawaban dari jenis pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner.
Apabila jawaban berupa angka tersebut terdapat dalam bentuk interval, maka perlu pengkodean sendiri. Perhatikan
contoh berikut ini.
Untuk jenis ini, sebelum melakukan pengkodean, peneliti harus membuat kategorisasi atas jawaban-jawaban dari
pertanyaan terbuka ini karena variasi jawaban yang diperoleh barangkali cukup banyak.
Untuk membuat kategori jawaban harus memerhatikan beberapa hal, yaitu sebagai berikut.
a) Perbedaan kategori jawaban harus tegas, agar tidak tumpang tindih antara jawaban yang satu dengan jawaban
yang lainnya.
b) Jika terdapat jawaban yang tidak sesuai dengan kategori yang sudah disusun, maka jawaban tersebut
dikelompokkan dalam ‘lain-lain’. Namun persentase jawaban untuk ‘lain-lain’ harus kecil, karena jika terlampau
tinggi banyak informasi yang terbuang.
Bentuk pengkodean berdasarkan kategori jawaban yang telah dibuat adalah sebagai berikut.
c. Tabulasi Data
Tabulasi data merupakan proses pengolahan data yang dilakukan dengan cara memasukkan data ke dalam tabel.
Atau dapat dikatakan bahwa tabulasi data adalah penyajian data dalam bentuk tabel atau daftar untuk memudahkan
dalam pengamatan dan evaluasi. Hasil tabulasi data ini dapat menjadi gambaran tentang hasil penelitian, karena
data-data yang diperoleh dari lapangan sudah tersusun dan terangkum dalam tabel-tabel yang mudah dipahami
maknanya. Selanjutnya peneliti bertugas untuk memberi penjelasan atau keterangan dengan menggunakan kalimat
atas data-data yang telah diperoleh.
Tabulasi data dapat dilakukan melalui cara tabulasi langsung dan lembaran kode.
1) Tabulasi Langsung
Maksudnya data langsung ditabulasi dari kuesioner ke dalam tabel yang sudah dipersiapkan tanpa perantara
lainnya. Cara ini biasanya dilakukan untuk data yang jumlah responden dan variabelnya sedikit.
Tabel 5.1 Frekuensi Kunjungan Siswa SMA Kelas XII ke Perpustakaan dalam Seminggu Terakhir
Lembaran kode dapat dikerjakan dengan menggunakan fasilitas komputer. Biasanya penabulasian dengan cara ini
hanya efisien apabila variabel dan responden yang diteliti sangat banyak.
Jenis tabel yang umumnya dibuat dalam tabulasi data adalah tabel frekuensi dan tabel silang.
1) Tabel Frekuensi
Tabel frekuensi adalah tabel yang menyajikan berapa kali sesuatu hal terjadi. Tabel ini dapat dibedakan atas table
frekuensi relatif, yaitu tabel frekuensi yang berisi persentase, dan tabel frekuensi kumulatif, yaitu table frekuensi
yang berisi angka kumulatif.
2) Tabel Silang
Tabel silang dibuat dengan cara memecah lebih lanjut setiap kesatuan dari setiap kategori menjadi dua atau lebih
subkesatuan. Kegunaan pembuatan tabel silang antara lain sebagai berikut.
a) Menganalisis hubungan-hubungan antarvariabel yang terjadi.
b) Melihat bagaimana dua atau beberapa variabel berhubungan.
c) Mengatur data untuk keperluan analisis statistik.
d) Mengontrol variabel tertentu sehingga dapat dianalisis tentang ada tidaknya hubungan tertentu.
e) Memeriksa kesalahan-kesalahan dalam kode ataupun jawaban dari daftar pertanyaan.
Pada dasarnya, pengolahan data dalam penelitian sosial tidak lepas dari penggunaan metode statistik tertentu.
Statistik sangat berperan dalam penelitian, baik dalam penyusunan, perumusan hipotesis, pengembangan alat dan
instrument penelitian, penyusunan rancangan penelitian, penentuan sampel, maupun dalam analisis data.
Pengolahan data secara statistik pada dasarnya suatu cara mengolah data kuantitatif sederhana, sehingga data
penelitian tersebut mempunyai arti. Pengolahan data melalui teknik statistik dapat dilakukan dengan berbagai cara,
di antaranya adalah distribusi frekuensi dan ukuran pemusatan.
1) Distribusi Frekuensi
Data-data hasil penelitian yang diperoleh di lapangan harus disusun atau diatur lebih lanjut agar mudah dipahami
oleh para pembaca dan pihak-pihak yang berkepentingan atau berhubungan dengan permasalahan yang diteliti.
Misalnya dengan membuat distribusi frekuensi.
Contoh: kita memperoleh data mengenai nilai ulangan harian Sosiologi untuk 25 siswa adalah sebagai berikut.
Setelah dilakukan distribusi frekuensi, kemudian disusun dan disajikan ke dalam distribusi relatif (distribusi
persentase).
Setelah diketahui frekuensi mutlak dan frekuensi relatif, dapat disertakan frekuensi kumulatifnya masing-masing.
Frekuensi kumulatif adalah jumlah frekuensi dari kategori data tertentu ditambah dengan jumlah frekuensi
kategorikategori data sebelumnya.
Penyusunan dan penyajian data mentah yang berbentuk distribusi frekuensi hanya memberikan gambaran umum.
Untuk mendapat ciri khas dalam sebuah nilai bilangan, peneliti dapat menggunakan ukuran pemusatan yang terdiri
atas modus, median, dan mean.
a) Modus
Modus adalah ukuran pemusatan yang menunjukkan frekuensi terbesar pada suatu perangkat data. Data yang
berskala nominal hanya bisa dianalisis dengan menggunakan modus. Adapun cara untuk menentukan modus adalah
dengan mengurutkan atau menyusun data ke dalam tabel distribusi frekuensi, kemudian kita cari nilai yang paling
tinggi frekuensinya.
b) Median
Median adalah titik tengah yang membagi seluruh bilangan (data) menjadi dua bagian yang sama besar.
c) Mean (Rata-Rata Hitung)
Mean atau rata-rata hitung adalah nilai bilangan yang berasal dari jumlah keseluruhan nilai bilangan dibagi dengan
banyaknya unit atau bilangan.
e. Interpretasi Data
Setelah data yang terkumpul dianalisis dengan teknik statistik hasilnya harus diinterprestasikan atau ditafsirkan
agar kesimpulan-kesimpulan penting mudah ditangkap oleh pembaca. Interpretasi merupakan penjelasan terperinci
tentang arti sebenarnya dari materi yang dipaparkan, selain itu juga dapat memberikan arti yang lebih luas dari
penemuan penelitian.
Kedudukan interpretasi dalam rangkaian proses analisis data penelitian sangat penting. Oleh karena itu, interpretasi
harus dilakukan dengan hati-hati, sebab kualitas analisis sangat tergantung dari kualitas interpretasi yang dibuat
peneliti terhadap data.
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, serta
dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas,
dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya apabila diperlukan.
Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan, seperti komputer, notebook, dan lain sebagainya.
Dalam mereduksi data, setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai. Tujuan utama dari penelitian
kualitatif adalah pada temuan. Oleh karena itu, apabila peneliti dalam melakukan penelitian menemukan segala
sesuatu yang dipandang asing, tidak dikenal, belum memiliki pola, justru itulah yang harus dijadikan perhatian
peneliti dalam melakukan reduksi data.
Reduksi data merupakan proses berpikir sensitif yang memerlukan kecerdasan, keleluasaan, dan kedalaman
wawasan yang tinggi. Bagi peneliti yang masih baru, dalam melakukan reduksi data dapat mendiskusikan dengan
teman atau orang lain yang dipandang cukup menguasai permasalahan yang diteliti. Melalui diskusi itu, wawasan
peneliti akan berkembang, sehingga dapat mereduksi data-data yang memiliki nilai temuan dan pengembangan
teori yang signifikan.
Beda halnya dalam penelitian kualitatif, di mana penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,
hubungan antarkategori, dan sejenisnya. Menurut Miles dan Huberman, yang paling sering digunakan untuk
menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.
Dengan adanya penyajian data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, dan merencanakan
kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. Selanjutnya oleh Miles dan Huberman disarankan
agar dalam melakukan display data, selain dengan teks yang naratif, juga dapat berupa grafik, matrik, network
(jaringan kerja), dan chart.
Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten
saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan
kesimpulan yang kredibel.
Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang
dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak. Mengapa bisa demikian? Karena seperti telah dikemukakan di
atas bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan
berkembang setelah peneliti berada di lapangan.
Untuk lebih jelasnya, tahapan analisis data dalam penelitian kualitatif menurut Miles dan Huberman ini akan
diilustrasikan dalam bagan yang disajikan oleh Sugiyono seperti berikut ini.
1. Mencermati dengan teliti data-data yang telah tersaji dalam laporan penelitian
2. Interpretasi dijelaskan dalam kalimat singkat padat dan jelas
3. Interpretasi harus sesuai dengan hasil analisis data
Kegunaan/manfaat penelitian
1. Peneliti
2. Pemerintah
3. Masyarakat
4. Akademisi/pelajar