Objek Sosiologi
Menurut Soerjono Soekanto, sosiologi memiliki objek kajian yaitu masyarakat dilihat
dari hubungan antarmanusia dan hasil dari proses hubungan manusia dalam
masyarakat. Berikut penjelasan kedua objek kajian ilmu sosiologi:
Masyarakat (society), yaitu sekumpulan individu yang hidup bersama dalam waktu
yang cukup lama pada wilayah tertentu dan melakukan aktivitas dalam kelompok
tersebut. Sosiologi mempelajari kehidupan masyarakat yang didalamnya terdapat pola-
pola hubungan tertentu, baik individu dengan individu, individu dengan kelompok,
maupun kelompok dengan kelompok. Melalui pola hubungan tersebut, tercipta interaksi
sosial, struktur sosial, lembaga sosial, nilai dan norma sosial, serta kelompok sosial.
Gejala sosial, yaitu peristiwa yang terjadi dalam kehidupan masyarakat baik yang
bersifat positif maupun negatif. Gejala sosial timbul sebagai akibat pola hubungan
sosial di masyarakat. Bentuk gejala sosial dalam masyarakat meliputi gejala yang
berhubungan dengan perubahan sosial, penyimpangan sosial, mobilitas sosial, dan
pengendalian sosial.
Realitas Sosial
Realitas atau fenomena sosial adalah kenyataan atau fakta yang terjadi dalam
kehidupan masyarakat. Realitas terbentuk dari gejala-gejala sosial yang mengiringinya.
Secara umum, realitas yang menjadi kajian ilmu sosiologi adalah sebagai berikut:
2. Nilai dan norma, yaitu aturan-aturan dalam masyarakat yang berperan penting
dalam menciptakan keteraturan sosial
5. Kelompok sosial, yaitu sekumpulan individu dengan norma, nilai, dan harapan
yang sama saling berinteraksi secara teratur.
6. Struktur sosial, yaitu susunan atau tatanan sosial yang membentuk kelompok-
kelompok sosial dalam masyarakat.
7. Mobilitas sosial, yaitu perpindahan status seseorang atau kelompok sosial dari
suatu lapisan sosial menuju lapisan sosial lain.
8. Penyimpangan sosial, yaitu segala bentuk perilaku yang tidak sesuai dengan nilai
dan norma masyarakat.
9. Pengendalian sosial, yaitu upaya penertiban yang dilakukan oleh masyarakat dan
bertujuan menjaga keteraturan serta keseimbangan dalam masyarakat.
10. Perubahan sosial, yaitu segala perubahan yang terjadi di masyarakat sehingga
mempengaruhi sistem sosial masyarakat.
Gejala Sosial
Gejala sosial bisa didefinisikan sebagai segala peristiwa yang sering terjadi dalam
kehidupan masyarakat baik yang bersifat positif maupun negatif. Gejala sosial terjadi
sebagai akibat pola interaksi atau hubungan sosial dalam masyarakat. Gejala sosial
perlu dikaji untuk memahami fenomena sosial yang terjadi di masyarakat. Gejala sosial
dapat dikenali dalam:
Tindakan Individu dan Tindakan Kolektif
Gejala sosial dapat terjadi akibat tindakan individu apabila tindakan tersebut diarahkan
dan diikuti oleh orang lain. Selain itu, gejala sosial dapat terbentuk akibat tindakan
kolektif. Tindakan kolektif yaitu suatu tindakan secara spontan, relatif tidak
terorganisasi, dan hampir tidak bisa diduga sebelumnya.
Pengelompokan Sosial
Pada dasarnya manusia tidak bisa hidup sendirian karena manusia adalah makhluk
sosial. Oleh karena itu, manusia menjalin hubungan sosial dengan manusia lainnya
dengan membentuk kelompok-kelompok. Pembentukan kelompok ini dapat
memengaruhi terjadinya gejala sosial dalam masyarakat.
Tindakan Sosial
Tindakan sosial merupakan suatu tindakan individu yang mempunyai makna subjektif
untuk dirinya dan diarahkan kepada orang lain. Pemikiraan itu dinyatakan oleh Max
Weber, seorang sosiolog Jerman. Maka dari itu, suatu tindakan individu yang diarahkan
kepada benda mati tidak masuk dalam kategori tindakan sosial.
Tindakan sosial manusia dibedakan ke dalam empat tipe menurut Max Weber, yaitu:
Tindakan rasional nilai (werk rational), merupakan tindakan yang dilakukan dengan
mendahulukan nilai-nilai sosial. Jadi tujuan yang dicapai tidak terlalu dipertimbangkan,
yang penting tindakan tersebut baik dan benar menurut penilaian masyarakat.
Tindakan afektif (affectual action), merupakan tindakan yang didominasi perasaan
atau emosi tanpa perencanaan sadar. Tindakan afektif ini bersifat tidak rasional sebab
muncul secara spontan dan merupakan ekspresi emosional dari individu.
Tindakan tradisional (traditional action), merupakan tindakan yang ditentukan oleh
kebiasaan-kebiasaan yang sudah mengakar secara turun menurun. Sehingga hanya
melaksanakan sesuatu yang sudah ada tanpa refleksi yang sadar atau perencanaan.
1. Merupakan kesatuan yang nyata dan dapat dibedakan dari manusia lainnya.
2. Memiliki struktur sosial, setiap anggotanya memiliki peran dan status yang sama.
1. Setiap anggota kelompok tersebut harus sadar bahwa dia merupakan bagian dari
keseluruhan anggota kelompok yang bersangkutan.
2. Ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota lainnya.
3. Terdapat suatu faktor yang dimiliki bersama oleh seluruh anggota kelompok
sehingga hubungan antara mereka bertambah erat. Faktor tadi dapat merupakan
nasib yang sama, kepentingan yang sama, tujuan yang sama, dan ideologi politik
yang sama.
Menurut Bruce W. Tuckman dalam buku Group Dynamic, terdapat lima tahap
perkembangan kelompok, yaitu forming, storming, norming, performing, dan adjourning.
Jenis kelamin → Diskriminasi gender dalam pekerjaan industri antar laki-laki dan
perempuan
Usia → Terkait dengan prestise → kekuasaan yang dimiliki hak istimewanya menurun
Dimensi Institusi
Dimensi Perilaku
Merupakan tindakan bersama, dipicu oleh rangsangan yang sama. Karena peristiwa,
benda-benda, atau ide.
Integrasi → Ada perbedaan ras dalam masyarakat tapi tidak ada yang terlalu dominan
(setara secara nasional walau rasnya berbeda-beda) → Persatuan
Dinamika Kelompok
Perkembangan Kelompok
Tahap ini merupakan tahap paling awal dari suatu kelompok yang sedang
terbentuk. Anggota kelompok masih mengharapkan dan membutuhkan adanya
arahan dari orang-orang tertentu yang dianggap sebagai otoritas untuk
membantunya menyesuaikan diri serta memulai partisipasi, misalnya pimpinan,
anggota senior, dan sebagainya.
Pemberontakan
Jika orang yang dianggap sebagai otoritas dipandang tidak mampu atau tidak
sesuai dengan harapan anggota, maka orang tersebut akan diabaikan atau
bahkan disingkirkan. Kemudian, akan dipilih otoritas baru atau kelompok
dibiarkan informal dulu untuk sementara waktu. Dalam tahap ini, sangat
mungkin terjadi konflik antar anggota.
Pencairan
Pada tahap ini ada dua kemungkinan. Pertama, terpilihnya otoritas baru
sehingga kelompok akan terus berlanjut. Sedangkan kemungkinan yang kedua
ialah tidak terpilihnya otoritas baru, sehingga kelompok akan terpecah atau
bubar.
Gambar pada soal merupakan proses interseksi yang berbeda suku bangsa tetapi
disatukan oleh adanya persamaan dalam agama.
Kohesi kelompok mengacu pada adanya sejumlah faktor yang memengaruhi anggota
kelompok untuk mempertahankan keanggotaannya. Kohesi amat penting guna
menyatukan beragam anggota menjadi satu kelompok. Bila dihubungkan dengan
bahasan Psikologi Sosial, ada sejumlah faktor yang memengaruhi tinggi atau
rendahnya kohesi kelompok, di antaranya, ialah kejelasan tujuan kelompok, kejelasan
langkah-langkah pencapaian tujuan, kesesuaian karakteristik kelompok dengan nilai
pribadi anggota, kemampuan kelompok untuk memenuhi kebutuhan anggotanya,
jalinan kerja sama antaranggota, serta keyakinan bahwa kelompok bersangkutan lebih
menguntungkan dibanding kelompok lainnya.
Semakin tinggi kohesi kelompok, maka anggota-anggotanya pun kian nyaman berada
di dalam kelompok, menyukai anggota lainnya, lebih terbuka mengemukakan ide atau