Anda di halaman 1dari 12

🥿

Pengantar Sosiologi & Kelompok


Sosial
Pengantar Sosiologi (Empiris, Teoritis, Kumulatif, Nonetis)

1. Karakteristik pokok sosiologi yang tampak dalam soal ialah teoretis. Sosiologi


disusun atas dasar pengamatan dan penyusunan abstraksi. Dari hasil
pengamatan atau observasi, lantas disusunlah abstraksi.

2. Adapun yang dimaksud dengan abstraksi adalah kerangka unsur-unsur yang


tersusun secara logis dan bertujuan untuk menjelaskan hubungan kausalitas
(sebab-akibat) sehingga terbentuk suatu teori, misalnya mengenai anak jalanan
seperti ditunjukkan oleh soal.

1. Empiris, artinya sosiologi sebagai ilmu pengetahuan diadasari oleh observasi


terhadap kenyataan menggunakan indra dan akal sehat, sehingga hasilnya tidak
bersifat spekulatif dan dapat dipertanggungjawabkan.
2. Teoritis, artinya sosiologi sebagai ilmu pengetahuan selalu berusaha untuk
menyusun abstraksi dari hasil pengamatan empiris sehingga dapat menjelaskan
hubungan sebab-akibat dan terbentuk suatu teori.

Pengantar Sosiologi & Kelompok Sosial 1


3. Kumulatif, artinya sosiologi disusun berdasarkan teori-teori yang sudah ada
sebelumnya untuk disempurnakan, diperluas, dan serta disusun untuk memperbaiki
teori-teori lama.
4. Non-etis, artinya sosiologi membahas suatu fenomena sosial di masyarakat tanpa
mempersoalkan baik atau buruknya suatu persoalan yang dibahas. Sosiologi hanya
bertujuan untuk menjelaskan fakta sosial secara analitis menggunakan teori dan
konsep yang dimiliki.

Awal Kemunculan Sosiolog


ilmu sosiologi berasal dari ilmu filsafat. Filsafat berkembang dengan seiring
perkembangan masyarakat hingga muncul cabang filsafat sosial atau filsafat
kemasyarakatan. Filsafat ini menguraikan harapan dan kehidupan masyarakat yang
diinginkan atau dianggap ideal. Namun, filsafat merupakan pengetahuan yang subjektif
sehingga ahli filsafat zaman dahulu memiliki standar yang cenderung subjektif saat
mempelajari kehidupan masyarakat.
Perkembangan Sosiologi Hingga Abad 19
Para ahli berusaha memisahkan ilmu tentang kemasyarakatan dengan filsafat. Mereka
berusaha menciptakan teori-teori yang dikembangkan secara sistematis dan objektif,
bersumber dari bukti-bukti faktual yang dapat dipertanggungjawabkan. Filsafat sosial
yang merupakan cikal bakal sosiologi, mengalami perkembangan akibat dan pada
1750-1850 yang menimbulkan banyak perubahan di masyarakat. Salah satu tokoh yang
menganalisis fenomena tersebut adalah . Ia juga disebut sebagai Bapak Sosiologi
dunia karena dari tokoh inilah lahir istilah Sosiologi. Istilah Sosiologi termuat dalam
karya pertamanya berjudul (1838). Sosiologi berasal dari kata dan . berasal dari bahasa
Latin yang berarti teman, sedangkan berasal dari bahasa Yunani yang berarti ilmu.
Perkembangan Sosiologi Pada Abad 20

Memasuki abad XX perkembangan sosiologi semakin pesat yang ditandai dengan


munculnya sosiologi modern. Sosiologi modern berkembang di Amerika Serikat.
Kondisi masyarakat di Amerika berbeda dengan masyarakat di Eropa. Ketika
diaplikasikan dan dianalisis menggunakan pendekatan sosiologi klasik dari Eropa,

Pengantar Sosiologi & Kelompok Sosial 2


ternyata sudah tidak relevan. Sosiologi yang berkembang di Eropa cenderung bersifat ,
artinya yang dianalisis adalah proses-proses sosial berskala luas dan berjangka
panjang. Sedangkan di Amerika diperlukan sosiologi yang berfokus pada analisis
proses sosial berskala kecil tentang apa yang dilakukan, dikatakan, serta dipikiran
manusia guna mengurai berbagai fenomena sosial baru.

Objek Sosiologi
Menurut Soerjono Soekanto, sosiologi memiliki objek kajian yaitu masyarakat dilihat
dari hubungan antarmanusia dan hasil dari proses hubungan manusia dalam
masyarakat. Berikut penjelasan kedua objek kajian ilmu sosiologi:

Masyarakat (society), yaitu sekumpulan individu yang hidup bersama dalam waktu
yang cukup lama pada wilayah tertentu dan melakukan aktivitas dalam kelompok
tersebut. Sosiologi mempelajari kehidupan masyarakat yang didalamnya terdapat pola-
pola hubungan tertentu, baik individu dengan individu, individu dengan kelompok,
maupun kelompok dengan kelompok. Melalui pola hubungan tersebut, tercipta interaksi
sosial, struktur sosial, lembaga sosial, nilai dan norma sosial, serta kelompok sosial.

Gejala sosial, yaitu peristiwa yang terjadi dalam kehidupan masyarakat baik yang
bersifat positif maupun negatif. Gejala sosial timbul sebagai akibat pola hubungan
sosial di masyarakat. Bentuk gejala sosial dalam masyarakat meliputi gejala yang
berhubungan dengan perubahan sosial, penyimpangan sosial, mobilitas sosial, dan
pengendalian sosial.

Realitas Sosial
Realitas atau fenomena sosial adalah kenyataan atau fakta yang terjadi dalam
kehidupan masyarakat. Realitas terbentuk dari gejala-gejala sosial yang mengiringinya.
Secara umum, realitas yang menjadi kajian ilmu sosiologi adalah sebagai berikut:

1. Hubungan sosial, yaitu interaksi yang terjadi antarindividu, antarkelompok, dan


individu dengan kelompok.

2. Nilai dan norma, yaitu aturan-aturan dalam masyarakat yang berperan penting
dalam menciptakan keteraturan sosial

Pengantar Sosiologi & Kelompok Sosial 3


3. Sosialisasi, yaitu proses penanaman nilai dan norma yang berlaku dalam
masyarakat.

4. Lembaga sosial, yaitu sekumpulan norma sosial dan hubungan-hubungan


terorganisasi yang menyatukan nilai-nilai tertentu dalam rangka memenuhi
kebutuhan dasar masyarakat.

5. Kelompok sosial, yaitu sekumpulan individu dengan norma, nilai, dan harapan
yang sama saling berinteraksi secara teratur.

6. Struktur sosial, yaitu susunan atau tatanan sosial yang membentuk kelompok-
kelompok sosial dalam masyarakat.

7. Mobilitas sosial, yaitu perpindahan status seseorang atau kelompok sosial dari
suatu lapisan sosial menuju lapisan sosial lain.

8. Penyimpangan sosial, yaitu segala bentuk perilaku yang tidak sesuai dengan nilai
dan norma masyarakat.

9. Pengendalian sosial, yaitu upaya penertiban yang dilakukan oleh masyarakat dan
bertujuan menjaga keteraturan serta keseimbangan dalam masyarakat.

10. Perubahan sosial, yaitu segala perubahan yang terjadi di masyarakat sehingga
mempengaruhi sistem sosial masyarakat.

Gejala Sosial
Gejala sosial bisa didefinisikan sebagai segala peristiwa yang sering terjadi dalam
kehidupan masyarakat baik yang bersifat positif maupun negatif. Gejala sosial terjadi
sebagai akibat pola interaksi atau hubungan sosial dalam masyarakat. Gejala sosial
perlu dikaji untuk memahami fenomena sosial yang terjadi di masyarakat. Gejala sosial
dapat dikenali dalam:
Tindakan Individu dan Tindakan Kolektif

Gejala sosial dapat terjadi akibat tindakan individu apabila tindakan tersebut diarahkan
dan diikuti oleh orang lain. Selain itu, gejala sosial dapat terbentuk akibat tindakan
kolektif. Tindakan kolektif yaitu suatu tindakan secara spontan, relatif tidak
terorganisasi, dan hampir tidak bisa diduga sebelumnya.

Interaksi Antarindividu dan Antarkelompok

Pengantar Sosiologi & Kelompok Sosial 4


Interaksi merupakan hubungan dinamis yang terjadi antarindividu, individu dan
kelompok, serta antara kelompok dan kelompok. Hasil interaksi dalam masyarakat ini
akan menimbulkan gejala sosial di masyarakat.

Pengelompokan Sosial
Pada dasarnya manusia tidak bisa hidup sendirian karena manusia adalah makhluk
sosial. Oleh karena itu, manusia menjalin hubungan sosial dengan manusia lainnya
dengan membentuk kelompok-kelompok. Pembentukan kelompok ini dapat
memengaruhi terjadinya gejala sosial dalam masyarakat.

Tindakan Sosial
Tindakan sosial merupakan suatu tindakan individu yang mempunyai makna subjektif
untuk dirinya dan diarahkan kepada orang lain. Pemikiraan itu dinyatakan oleh Max
Weber, seorang sosiolog Jerman. Maka dari itu, suatu tindakan individu yang diarahkan
kepada benda mati tidak masuk dalam kategori tindakan sosial.
Tindakan sosial manusia dibedakan ke dalam empat tipe menurut Max Weber, yaitu:

Tindakan rasional instrumental (zwerk rational), merupakan tindakan yang ditujukan


pada pencapaian tujuan-tujuan yang secara rasional diperhitungkan dan diupayakan
sendiri oleh aktor yang bersangkutan. Jadi, tindakannya telah dipertimbangkan secara
matang agar mencapai tujuan tertentu

Tindakan rasional nilai (werk rational), merupakan tindakan yang dilakukan dengan
mendahulukan nilai-nilai sosial. Jadi tujuan yang dicapai tidak terlalu dipertimbangkan,
yang penting tindakan tersebut baik dan benar menurut penilaian masyarakat.
Tindakan afektif (affectual action), merupakan tindakan yang didominasi perasaan
atau emosi tanpa perencanaan sadar. Tindakan afektif ini bersifat tidak rasional sebab
muncul secara spontan dan merupakan ekspresi emosional dari individu.
Tindakan tradisional (traditional action), merupakan tindakan yang ditentukan oleh
kebiasaan-kebiasaan yang sudah mengakar secara turun menurun. Sehingga hanya
melaksanakan sesuatu yang sudah ada tanpa refleksi yang sadar atau perencanaan.

Pengantar Sosiologi & Kelompok Sosial 5


Kelompok Sosial
Dalam sosiologi, kelompok adalah kumpulan orang-orang yang memiliki hubungan dan
berinteraksi, yang dapat mengakibatkan pertumbuhan perasaan bersama.Ciri-ciri
kelompok sosial adalah:

1. Merupakan kesatuan yang nyata dan dapat dibedakan dari manusia lainnya.

2. Memiliki struktur sosial, setiap anggotanya memiliki peran dan status yang sama.

3. Memiliki norma yang mengatur.

4. Memiliki kepentingan bersama.

5. Adanya komunikasi dan interaksi di antara para anggotanya.

Syarat-syarat terbentuknya kelompok sosial:

1. Setiap anggota kelompok tersebut harus sadar bahwa dia merupakan bagian dari
keseluruhan anggota kelompok yang bersangkutan.

2. Ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota lainnya.

3. Terdapat suatu faktor yang dimiliki bersama oleh seluruh anggota kelompok
sehingga hubungan antara mereka bertambah erat. Faktor tadi dapat merupakan
nasib yang sama, kepentingan yang sama, tujuan yang sama, dan ideologi politik
yang sama.

4. Terbentuk secara berstruktur, berkaidah, dan mempunyai pola perilaku.

Menurut Bruce W. Tuckman dalam buku Group Dynamic, terdapat lima tahap
perkembangan kelompok, yaitu forming, storming, norming, performing, dan adjourning.

1. Tahap pembentukan (forming), ditandai dengan anggota kelompok yang


berusaha mengenal satu sama lain untuk menemukan kesamaan tujuan.

2. Tahap menghadapi konflik (storming), ditandai dengan timbulnya kemarahan,


ketidaknyamanan dan terjadi perselisihan/konflik antar anggota kelompok.

3. Tahap pembentukan struktur (norming), ketika kelompok yang terbentuk telah


mampu menyamakan persepsi dan meredam konflik serta mulai membentuk
struktur berupa aturan, peran, dan status yang mengikat anggota kelompok.

4. Tahap produktivitas (performing), ketika anggota kelompok dapat menyelesaikan


pekerjaan atau tugas dengan lancar dan efektif.

Pengantar Sosiologi & Kelompok Sosial 6


5. Tahap pembubaran (adjourning), dikhususkan untuk kelompok sosial bersifat
sementara. Terdapat beberapa kasus dimana kelompok yang tudak mampu
memelihara sistem dan struktur sosial dengan baik cenderung mengalami
kemunduran.

Dimensi Hubungan Antarkelompok

Dimensi Sejarah → Pada masalah tumbuh kembang hubungan → bisa


menimbulkan stratifikasi etnik, jenis kelamin, usia.

Etnik → Menimbulkan rasa etnosentrisme adanya persaingan rasa kekuasaan

Jenis kelamin → Diskriminasi gender dalam pekerjaan industri antar laki-laki dan
perempuan
Usia → Terkait dengan prestise → kekuasaan yang dimiliki hak istimewanya menurun

Dimensi Institusi

Bisa berupa politik dan ekonomi, hubungannya birokratis

Dimensi gerakan sosial

Hubungan antarkelompok melibatkan gerakan sosial

diprakarsai oleh pihak menginginkan perubahan → Reformasi atau gerakan equality

Dimensi Perilaku

Hubungan terbentuk dari interaksi sosial, berdasarkan prasangka (prejudice)

seperti diskriminasi. Adanya jarak sosial

Dimensi Perilaku Kolektif

Merupakan tindakan bersama, dipicu oleh rangsangan yang sama. Karena peristiwa,
benda-benda, atau ide.

Pengantar Sosiologi & Kelompok Sosial 7


Dimensi sikap
Dapat memunculkan perbedaan perilaku dan sikap antarkelompok

memicu → partikularisme → mengutamakan kepentingan pribadi daripada umum


(pribadi=kelompok sendiri yang in group saja) → memperilakukan berbeda ke yang lain
memicu disintegrasi

eksklusivisme → memisahkan diri dari masyarakat (merasa lebih eksklusif &


mempertahankan identitas diri dari campur tangan)

Pola Hubungan Antarkelompok


Michael Banton → Akulturasi, Integrasi, Pluralisme, Paternalisme

Dominasi (Tindakan menguasai kelompok lain) → Genosida, Pengusiran, perbudakan,


segregasi, asimilasi
Genosida → Pembunuhan secara sengaja dan sistematis seperti zaman nazi

Pengusiran → keinginan untuk mendominasi ke kelompok lain yang dianggap


mengganggu, seperti palestina dan israel atas wilayahnya
Perbudakan → Seperti zaman dijajah, kerajaan, dan sebagainya.

Segregasi → Pemisahan antara suatu golongan dengan golongan lainnya, seperti


rasisme pemisahan untuk kulit putih dan hitam
Asimilasi ⇒ Perpaduan budaya menjadi budaya yang baru

Paternalisme → dominasi dari kelompok pendatang ke pribumi (seperti jajahan


kolonialisme karena dudukan yang tinggi dan ada keinginan)

Masyarakat metropolitan ⇒ di perkotaan


Kolonial (orang belanda dan pribumi)

Pribumi yang dijajah (dijadikan budak dan sebagainya)

Integrasi → Ada perbedaan ras dalam masyarakat tapi tidak ada yang terlalu dominan
(setara secara nasional walau rasnya berbeda-beda) → Persatuan

Pengantar Sosiologi & Kelompok Sosial 8


Pluralisme → Pandangan yang memahami perbedaan antar perbedaan/kemajemukan
dari kelompok → Indonesia beragam

Stanley Lieberson → Migrant Superordination (dominasi pendatang terhadap


pribumi), Indigenous superordination (dominasi pribumi terhadap pendatang) →
kayak suku baduy dan kampung naga

Dinamika Kelompok

Ada interaksi (Dinamika)

Kelompok (ada hubungan tujuan bersama)


Gerak sekumpulan orang yang saling berhubungan dan memiliki tujuan
bersama dan dapat mengakibatkan perubahan

Fungsi → Menciptakan kerjasama, memudahkan penyelesaian pekerjaan,


kesempatan berpendapat
Indikator Dinamika → Adaptasi kelompok, pencapaian tujuan kelompok,

Keterbukaan (adaptif), cara menjalin relasi.


Faktor-faktor perkembangan →

Internal → Konflik antarindividu, perbedaan kepentingan, perbedaan


paham. (Mempengaruhi perkembangan kelompok)

Eksternal → Perubahan situasi, pergantian anggota, perubahan sosial dan


ekonomi.

Menurut Watson (2000) dalam Pudjiastiti, multikulturalisme adalah suatu sikap


yang mengakui dan mengagungkan perbedaan dalam kesederajatan baik
secara kebersamaan maupun individual. Jelas bahwa cita-cita bangsa ini untuk
mempersatukan bangsa dalam perbedaan menuju keselarasan dan kedamaian.

Pengantar Sosiologi & Kelompok Sosial 9


Faktor-faktor integrasi sosial adalah:

Toleransi terhadap kelompok-kelompok manusia dengan kebudayaan yang


berbeda

Kesempatan yang seimbang dalam ekonomi bagi berbagai golongan


masyarakat dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda

Sikap saling menghargai orang lain dengan kebudayaan

Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat

Perkembangan Kelompok

Tahap dalam asumsi teori perkembangan kelompok dapat diuraikan sebagai


berikut.

Ketergantungan pada otoritas

Tahap ini merupakan tahap paling awal dari suatu kelompok yang sedang
terbentuk. Anggota kelompok masih mengharapkan dan membutuhkan adanya
arahan dari orang-orang tertentu yang dianggap sebagai otoritas untuk
membantunya menyesuaikan diri serta memulai partisipasi, misalnya pimpinan,
anggota senior, dan sebagainya.

Pemberontakan

Jika orang yang dianggap sebagai otoritas dipandang tidak mampu atau tidak
sesuai dengan harapan anggota, maka orang tersebut akan diabaikan atau
bahkan disingkirkan. Kemudian, akan dipilih otoritas baru atau kelompok
dibiarkan informal dulu untuk sementara waktu. Dalam tahap ini, sangat
mungkin terjadi konflik antar anggota.

Pencairan

Pada tahap ini ada dua kemungkinan. Pertama, terpilihnya otoritas baru
sehingga kelompok akan terus berlanjut. Sedangkan kemungkinan yang kedua
ialah tidak terpilihnya otoritas baru, sehingga kelompok akan terpecah atau
bubar.

Pengantar Sosiologi & Kelompok Sosial 10


Salah satu pola hubungan antarkelompok sosial adalah integrasi. Integrasi merupakan
suatu pola hubungan yang mengakui adanya perbedaan ras dalam masyarakat, tetapi
tidak memberikan perhatian khusus pada perbedaan ras tersebut. Dalam proses
terjadinya integrasi, suatu masyarakat sering pula terlebih dahulu terjadi proses
interseksi dan konsolidasi. Kedua proses tersebut mengambarkan adanya perbedaan
dalam suku, agama, ras, antargolongan. Namun, masyarakat yang berbeda tadi
memiliki kesadaran akan toleransi dalam menyikapi perbedaan. Itulah mengapa proses
integrasi dalam masyarakat sering didahului oleh adanya proses interseksi
(persilangan) dan konsolidasi (penggabungan).

Gambar pada soal merupakan proses interseksi yang berbeda suku bangsa tetapi
disatukan oleh adanya persamaan dalam agama.

Dalam masyarakat dengan solidaritas mekanis, spesialisasi (keahlian, pembagian


kerja) individu tidak menonjol karena siapa pun dapat melakukan semua hal, sehingga
kedudukan masyarakat dipandang lebih penting daripada kedudukan individu. Sebagai
contoh, jika salah seorang anggota meninggalkan kelompok, maka takkan terlalu
dirasakan oleh anggota lainnya. Peran anggota tadi akan dengan mudahnya digantikan
oleh anggota lain secara mekanis.

Kelompok-kelompok dengan solidaritas mekanis umumnya ditemui pada masyarakat


yang masih segmental (sederhana), misalnya di kawasan perdesaan.

Kohesi kelompok mengacu pada adanya sejumlah faktor yang memengaruhi anggota
kelompok untuk mempertahankan keanggotaannya. Kohesi amat penting guna
menyatukan beragam anggota menjadi satu kelompok. Bila dihubungkan dengan
bahasan Psikologi Sosial, ada sejumlah faktor yang memengaruhi tinggi atau
rendahnya kohesi kelompok, di antaranya, ialah kejelasan tujuan kelompok, kejelasan
langkah-langkah pencapaian tujuan, kesesuaian karakteristik kelompok dengan nilai
pribadi anggota, kemampuan kelompok untuk memenuhi kebutuhan anggotanya,
jalinan kerja sama antaranggota, serta keyakinan bahwa kelompok bersangkutan lebih
menguntungkan dibanding kelompok lainnya.
Semakin tinggi kohesi kelompok, maka anggota-anggotanya pun kian nyaman berada
di dalam kelompok, menyukai anggota lainnya, lebih terbuka mengemukakan ide atau

Pengantar Sosiologi & Kelompok Sosial 11


gagasan positif, dan bersedia berkontribusi maksimal bagi kelompok.

Pengantar Sosiologi & Kelompok Sosial 12

Anda mungkin juga menyukai