Anda di halaman 1dari 18

Nama : Salwa Indriani

Kelas : 12 IPS 1

UJIAN PRAKTEK SOSIOLOGI

1. Karakteristik sosiologi
Berikut ini adalah karakteristik ilmu sosiologi, yaitu:
1.Memiliki Sifat Empiris
Sosiologi memiliki sifat empiris, di mana sosiologi didasarkan dari observasi dan penalaran.
2.Memiliki Sifat Teoritis
Sosiologi memiliki sifat teoritis, di mana sosiologi memberikan hasil yang menunjukkan
hubungan pernyataan secara logis.
3.Memiliki Sifat Komulatif
Sosiologi memiliki sifat komulatif, di mana teori yang ada dalam sosiologi didasari dari teori
yang sudah ada. Teori tersebut merupakan teori baru hasil penyempurnaan dari teori lama
yang sudah ada.
4.Memiliki Sifat Nonetis
Sosiologi memiliki sifat nonetis, menjelaskan bahwa sosiologi bukan merupakan ajaran
tentang susila. Tugas seorang sosiolog sendiri, yaitu untuk menerangkan tindakan-tindakan
sosial sebagai suatu fakta sosial.

2. Peran sosiologi
Sebagai ahli ilmu kemasyarakatan, para sosiolog berperan dalam membangun masyarakat
terutama di daerah yang sedang berkembang. Bentuk-bentuk peran sosiologi tersebut
adalah sebagai berikut:
1.Sosiolog Sebagai Ahli Riset
Seperti ilmuan lainnya, para sosiolog berfokus pada pengumpulan dan penggunaan data.
Oleh karena itu, para sosiolog melakukan riset ilmiah. Tujuannya adalah untuk mencari data
kehidupan sosial masyarakat. Data itu kemudian diolah menjadi karya ilmiah yang berguna
bagi pengambilan keputusan untuk memecahkan masalah-masalah di masyarakat.
2.Sosiologi Sebagai Konsultan Kebijakan
Prediksi sosiologi dapat membantu memperkirakan pengaruh kebijakan sosial yang mungkin
terjadi. Setiap kebijakan adalah suatu prediksi. Hal ini berarti kebijakan diambil dengan
harapan menghasilkan pengaruh atau dampak yang diinginkan.
3.Sosiolog Sebagai Praktisi
Beberapa sosiolog terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan masyarakat.
Mereka memberi saran-saran, baik dalam penyelesaian berbagai maslah hubungan
masyarakat, hubungan antar karyawan, masalah moral, maupun hubungan antarkelompok
dalam organisasi. Sosiologi bekerja sebagai ilmuan terapan (applied scientist) yang harus
memperhatikan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang dibahasnya karena keduanya
merupakan nilai ideal.
4.Sosiolog Sebagai Guru atau Pendidik
Mengajar merupakan satu di antara kegiatan yang dapat digeluti oleh seorang sosiolog.
Sebagai seorang pendidik, sosiolog berperan mengajarkan dan mengembangkan sosiologi
sebagai ilmu di berbagai bidang dengan memberikan contoh-contoh yang terdapat di
masyarakat.
3. Objek kajian sosiologi
Pada dasarnya objek kajian sosiologi terbagi dalam dua jenis, yaitu:
1.Objek material.
Hal yang termasuk dalam objek material kajian sosiologi ialah segala yang berkenaan dengan
masyarakat, baik secara fisik maupun non fisik. Ini termasuk semua hal yang berpengaruh
pada kehidupan sosial manusia, misal gejala sosial dan asosiasinya dengan hubungan
bermasyarakat. Seluruh peristiwa yang memunculkan interaksi, baik antar individu,
kelompok, maupun antara individu dengan kelompok, termasuk dalam objek material
sosiologi.
2.Objek formal.
Sebagai pelengkap, objek formal sosiologi hadir untuk menelaah korelasi dari setiap interaksi
yang terjadi pada masyarakat. Objek formal berfokus pada cara pandang yang digunakan
sebagai kacamata dalam memahami manusia sebagai makhluk sosial.

4. Fungsi sosiologi sebagai ilmu


Ada beberapa fungsi sosiologi, yaitu sebagai berikut:
1.Penelitian
Dengan penelitian akan diperoleh suatu rencana penyelesaian maslah sosial yang baik.
Contohnya cara untuk mencegah kenakalan remaja dan mengatasi masalah pengangguran.
2.Pembangunan
Sosiologi berfungsi untuk memberikan data sosial yang diperlukan pada tahap perencanaan,
pelaksanaan, maupun penilaian pembangunan. Pada tahap perencanaan, hal yang harus
diperhatikan adalah kebutuhan sosial. Kemudian pada tahap pelaksanaan, hal yang harus
dilihat adalah kekuatan sosial masyarakat serta proses perubahan sosial.
3.Perencanaan Sosial
Sosiologi berfungsi untuk mempersiapkan masa depan masyarakat yang bertujuan untuk
mengatasi munculnya berbagai masalah yang terjadi dalam masyarakat. Perencanaan ini
bersifat antisipatif.
4.Pemecahan Masalah Sosial
Masalah sosial merupakan suatu peristiwa yang tidak diinginkan oleh masyarakat karena
dapat mengganggu bahkah membahayakan kehidupan masyarakat. Contohnya masalah
kenakalan remaja. Metode dalam penyelesaian maslah sosial ini adalah metode preventif,
yakni metode untuk mengatasi masalah sosial sebelum terjadinya penyimpangan sosial,
kemudian metode represif yaitu metode untuk mengatasi masalah sosial setelah terjadinya
penyimpangan sosial.

5. Bentuk interaksi sosial


Dalam kajian sosiologi, interaksi sosial terbagi dalam tiga macam bentuk, yaitu asosiatif,
disosiatif, dan akomodatif.
1.Bentuk Interaksi Sosial Asosiatif
Bentuk interaksi sosial asosiatif adalah bentuk interaksi sosial yang mengarah pada kesatuan.
2.Bentuk Interaksi Sosial Disosiatif
Bentuk interaksi sosial disosiatif adalah jenis interaksi sosial yang lebih mengarah kepada
perpecahan, baik antar individu maupun kelompok.
3.Bentuk Interaksi Sosial Akomodatif
Berbeda dengan kerja sama, kalo bentuk interaksi sosial akomodasi adalah jenis interaksi
sosial yang berawal dari perselisihan. Akomodasi adalah upaya yang dilakukan untuk
menyelesaikan suatu pertikaian atau konflik oleh pihak-pihak yang bertikai.
6. Faktor pendorong interaksi sosial
Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antar individu atau kelompok. Interaksi sosial
didorong oleh beberapa faktor. Faktor pendorong interaksi sosial adalah faktor imitasi,
sugesti, identifikasi, simpati, empati, dan motivasi.

7. Faktor pendorong terbentuknya kelompok sosial


Dasar terbentuknya kelompok sosial di antaranya sebagai berikut :
1.Faktor Darah
Kelompok sosial dapat dibentuk atas dasar kesamaan darah atau keturunan.
2.Faktor Geografis
Lokasi beraktivitas juga menentukan terbentuknya kelompok sosial. Jika anggota masyarakat
berkumpul di suatu tempat dan menjalin komunikasi yang intens, maka secara perlahan
mereka akan membangun ikatan.
3.Faktor Kepentingan
Jika terdapat kesamaan kepentingan di antara para anggota masyarakat, maka sangat
mungkin akan terbentuk kelompok sosial. Contohnya kelompok intelektual, kelompok
pencinta alam, dan lain-lain.
4.Faktor Daerah Asal
Apabila seorang individu yang tinggal di suatu tempat bertemu dengan individu lain dalam
jumlah cukup banyak dengan daerah kelahiran yang sama, maka kesamaan daerah asal
sangat mungkin mendorong terbentuknya kelompok sosial di daerah tersebut.

8. Nilai sosial menurut Prof. Notonegoro


1.Nilai Material
Bentuk nilai sosial yang pertama yaitu nilai material yang merupakan sebuah usaha manusia
dalam pemenuhan kebutuhan fisiknya untuk bertahan hidup seperti memenuhi kebutuhan
dasar seperti makan, minum atau mandi. Membeli kendaraan secara kredit atau mencari
tempat kos yang sesuai dengan kemampuan finansial adalah contoh nilai material yang
dilakukan individu untuk memenuhi kebutuhan.
2.Nilai Vital
Nilai sosial kategori nilai vital ini berkaitan dengan manfaat bagi manusia, nilai yang
bermanfaat bagi manusia untuk menjalankan kegiatannya dalam kehidupan sehari-hari.
Contohnya seperti memilih melakukan pola makan mengurangi gula karena orang tersebut
memiliki penyakit diabetes, meskipun kegiatan makan adalah nilai material, namun pilihan
diet gula tersebut menjadikannya sebuah nilai vital.
3.Nilai Kerohanian
Nilai kerohanian adalah bagian dari nilai sosial yang kegiatannya dapat dirasakan oleh batin
atau dapat memenuhi kebutuhan rohani seseorang.

9. Fungsi norma sosial


•Sebagai pedoman berperilaku dalam kehidupan bermasyarakat.
•Sebagai media untuk menciptakan ketertiban dan keadilan dalam masyarakat.
•Sebagai suatu standar, sistem kendali, maupun petunjuk dalam masyarakat.
•Sebagai suatu alat untuk menertibkan dan menstabilkan kehidupan sosial masyarakat.
•Sebagai landasan dalam memberikan sanksi bagi mereka yang memang melakukan
pelanggaran terhadap norma.
•Sebagai pengatur perbuatan masyarakat agar bisa sejalan dengan nilai-nilai yang berlaku.
•Sebagai sarana untuk membantu tercapainya tujuan bersama.
10. Tahapan sosialisasi
Menurut Charles H. Coley, proses sosialisasi terjadi karena peran interaksi. Melalui konsep
diri (self concept) berkembang menjadi interaksi dengan orang lain (long glass self). Proses
interaksi ini dibagi menjadi tiga tahapan yaitu:
1.Tahap memahami diri menurut pandangan orang lain.
Contoh: seseorang memiliki prestasi yang lebih baik dibandingkan dengan orang lain.
2.Tahap merasakan adanya penilaian dari orang lain.
Contohnya seseorang merasa dirinya hebat karena orang lain memuji dan mempercayainya
akan sesuatu hal yang telah dia lakukan.
3.Tahap dampak dari penilaian terhadap dirinya.
Dari pandangan seorang anak hebat ini lalu muncul rasa bangga dan percaya diri.

11. Fungsi dari media sosialisasi


Fungsi media sosialisasi ini yaitu untuk menyampaikan pesan tanpa terikat dengan norma
dan nilai yang ada di dalam masyarakat.

12. Faktor pembentuk kepribadian


Kepribadian manusia bisa terbentuk karena berbagai situasi. Adapun faktor pembentuk
kepribadian manusia adalah sebagai berikut:
1.Faktor Biologis
Faktor pembentuk kepribadian manusia yang pertama adalah aspek biologis atau dari gen
keturunan. Sifat yang seseorang miliki bisa jadi diturunkan dari orang tua.
2.Faktor Lingkungan
Kondisi lingkungan sekitar bisa menjadi faktor pembentuk kepribadian manusia sejak dini.
Seseorang yang berada dalam lingkungan positif dan nyaman akan berpotensi memiliki sifat
baik dan tidak mudah emosi.
3.Faktor Budaya
Budaya yang ada pada masyarakat bisa menjadi salah satu faktor pembentuk kepribadian
seseorang. Pada masyarakat adat misalnya, aturan-aturan yang berlaku serta kebiasaan
mereka akan membentuk kepribadian seseorang.

13. Faktor penyebab perilaku penyimpang


1.Faktor internal
Penyebab internal penyimpangan perilaku berasal dari dalam diri individu yang
mengalaminya. Perilaku yang dimiliki seseorang mungkin disebabkan oleh keturunan,
gangguan pada otak, hingga adanya kondisi seperti berikut.
•Lahir dengan kelainan atau dalam kondisi prematur.
•Mengidap penyakit tertentu, misalnya infeksi pada otak atau selaputnya.
•Memiliki anggota keluarga dengan kondisi psikologis seperti psikosis (gangguan delusi dan
halusinasi) atau neurosis (kecenderungan terhadap emosi negatif).
2.Faktor eksternal
Sementara itu, faktor eksternal penyimpangan perilaku berasal dari luar individu. Perilaku ini
muncul sebagai pengaruh dari lingkungan, baik dari keluarga, sekolah, tempat kerja, hingga
pergaulan. Beberapa di antaranya, meliputi:
•masalah rumah tangga,
•tidak baiknya hubungan dengan orang tua atau anggota keluarga lain,
•pengalaman traumatis seperti bullying,
•tekanan dari orang-orang sekitar.
14. Jenis perilaku menyimpang
1.Penyimpangan seksual (parafilia)
Penyimpangan perilaku secara seksual memiliki bentuk yang beragam. Bentuk penyimpangan
yang sering ditemui yaitu ketertarikan seksual dengan pasangan tidak wajar.
2.Defisiensi moral
Individu dengan jenis penyimpangan perilaku ini memiliki kesenangan untuk melakukan
kejahatan serta bertingkah laku asosial atau anti sosial. Penyebab utamanya sering kali dipicu
masalah keluarga seperti ditinggalkan orang tua atau perceraian orang tua.
3.Gangguan kepribadian
Tingkah laku menyimpang dapat berasal dari gangguan kepribadian pelakunya, contohnya
gangguan psikopati. Orang yang melakukan penyimpangan ini umumnya akan bertindak
sesuai keinginannya sendiri tanpa menggunakan empati dan memikirkan kepentingan orang
lain.
4.Psikoneurosis
Psikoneurosis merupakan jenis penyimpangan perilaku yang terjadi karena adanya masalah
kesehatan mental. Penyebab utamanya yaitu konflik batin yang ada di dalam diri pelakunya.
5.Tindakan berbahaya akibat psikosis
Jenis penyimpangan perilaku ini disebabkan oleh gangguan mental yang sangat parah pada
pelakunya. Beberapa pemicunya yakni skizofrenia, depresi, dan paranoid.

15. Cara pengendalian sosial


Pengendalian Sosial dapat juga dilakukan dengan cara:
1. Mempertebal keyakinan para warga masyarakat akan kebaikan adat-istiadat
2. Memberi ganjaran kepada warga masyarakat yang biasanya taat kepada adat-istiadat.
3. Mengembangkan rasa malu
4. Mengembangkan rasa takut.
5. Memberikan pendidikan.

16. Fungsi lembaga pengendalian sosial


Fungsi pengendalian sosial adalah Menjaga kelestarian nilai-nilai dan norma yang berlaku
termasuk menegakkan norma hukum yang kadang kala diabaikan. Membantu terciptanya
ketertiban, keteraturan, keharmonisan sosial, keamanan, dan ketenteraman bagi seluruh
warga masyarakat.

17. Cara memperoleh status sosial


1.Assigned Status
Assigned status adalah status sosial yang didapatkan sebab usaha dan kepercayaan
masyarakat atau penghormatan kepada seseorang. Biasanya, assigned status tidak berkaitan
dengan ascribed status.
2.Ascribed Status
Ascribed status merupakan status sosial yang diperoleh sejak lahir. Ascribed status sangat
melekat dan telah didapatkan sejak individu dilahirkan. Lebih jelasnya, ascribed status adalah
didasarkan kepada keturunan.
3.Achieved Status
Achieved status merupakan jenis status sosial yang didapatkan berkat kerja keras dan usaha
individu dalam mencapai suatu tujuan yang memang diinginkan oleh seseorang.
18. Jenis penelitian
1.Penelitian Deskriptif
2.Penelitian Studi Kasus
3.Penelitian Survei
4.Penelitian Korelasional
5.Penelitian Eksperimen
6.Penelitian Tindakan
7.Penelitian dan pengembangan

19. Teknik pengumpulan data


1.Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya
jawab langsung antara peneliti dan narasumber.
2.Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data yang kompleks karena melibatkan berbagai
faktor dalam pelaksanaannya.
3.Angket (kuesioner)
Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.
4.Studi Dokumen
Studi dokumen adalah metode pengumpulan data yang tidak ditujukan langsung kepada
subjek penelitian. Studi dokumen adalah jenis pengumpulan data yang meneliti berbagai
macam dokumen yang berguna untuk bahan analisis.

20. Jenis data penelitian


Jenis data dalam penelitian sosial terbagi menjadi dua yaitu data primer yaitu data yang
didapatkan langsung dari subjek primer, dan data sekunder yang didapatkan dari studi
kepustakaan.

21. Syarat topik penelitian


Syarat-syarat penentuan topik, yaitu
1. topik penelitian harus sesuai dengan minat peneliti,
2. topik yang dipilih haruslah topik yang bisa diteliti oleh peneliti,
3. data cukup tersedia atau obtainable data, dan
4. topik memiliki kegunaan praktis, bermanfaat, dan penting untuk diteliti.

22. Perumusan masalah penelitian


Rumusan masalah adalah tulisan singkat yang berada di bagian pembukaan dalam
pembuatan karya tulis, dimana untuk bagian ini menjelaskan secara terperinci mengenai
fenomena sosial yang terjadi dalam sejumlah pertanyaan-pertanyaan tertentu.
• Contoh Rumusan Masalah Deskriptif
Rumusan masalah deskriptif ini biasanya kerap digunakan pada penelitian sosial untuk
mendeskripsikan fenomena tertentu. Contohnya, penelitian sosial tentang pelayanan
administrasi di Kota Sukmabaru. Penelitian sosial tentang pelayanan administrasi di Kota
Sukmabaru ini dipilih oleh peneliti untuk mendeskripsikan pelayanan administrasi di kota
tersebut.
23. Jenis sampel
Jenis sampling sendiri dibagi menjadi dua yaitu sampling non probabilitas dan probabilitas.
1.Teknik Sampling Non Probabilitas
Teknik sampling non probabilitas merupakan teknik pengambilan sampel yang tidak
memberikan peluang yang sama kepada setiap anggota populasi. Selain itu, teknik ini
merupakan teknik pengambilan sampel yang tidak bisa ditarik ke populasi.
2.Teknik Sampling Probabilitas
Sampling probabilitas merupakan teknik sampling yang setiap anggota populasi memiliki
probabilitas atau peluang yang sama untuk dijadikan sampel. Apabila elo menggunakan
teknik sampling probabilitas, maka hasil temuan ini dapat merepresentasikan seluruh
populasi.

24. Pengolahan data


1.Proses pengolahan data dalam penelitian kuantitatif
Dahulu proses pengolahan data dalam penelitian kuantitatif dilakukan secara manual. Data
yang diperoleh dianalisis menggunakan rumus statistika. Namun, seiring berkembangnya
zaman, proses pengolahan data dalam penelitian kuantitatif dapat dilakukan dengan
menggunakan perangkat lunak. Contoh perangkat lunak yang digunakan untuk pengolahan
data kuantitatif adalah SPSS.
2.Proses pengolahan data dalam penelitian kualitatif
Berbeda dengan penelitian kuantitatif, peneliti dalam proses pengolahan data kualitatif
dituntut untuk memiliki kemampuan mengorganisasikan data secara lengkap dan
mengungkapkan dalam kalimat yang konsisten serta sistematis.

25. Fungsi laporan penelitian


1.Fungsi Informatif
Laporan penelitian dan kegiatan berfungsi sebagai penyampaian informasi dengan tujuan
yang jelas kepada khalayak tertentu. Khalayak tertentu yang dimaksud adalah penerima
laporan tersebut, bisa sesama murid atau mahasiswa dan sesama karyawan. Agar berfungsi
informatif, laporan yang baik adalah yang akurat, objektif, dan lengkap, sehingga laporan
menjadi alat untuk menyampaikan informasi.
2.Fungsi Pertanggungjawaban
Laporan penelitian dan kegiatan berisi fakta tertulis hasil pengamatan. Laporan juga memuat
data akurat yang dapat dibuktikan. Jadi laporan ini dapat menjadi bahan untuk
pertanggungjawaban kegiatan atau penelitian secara tertulis dengan mencantumkan data
dan bukti hasil penelitian atau pertanggungjawaban.
3.Fungsi Pengawasan
Banyaknya aktivitas dan manusia yang terlibat dalam sebuah organisasi membuat fungsi
pengawasan menjadi lebih sulit dilakukan. Apalagi bila melibatkan sumber daya yang besar.
Dalam lingkup ini, laporan berfungsi sebagai pengawasan untuk mengawasi tindakan setiap
departemen hingga individu yang melakukan pekerjaan. Contoh laporan kegiatan sebagai
fungsi pengawasan adalah laporan perjalanan dinas, yang melampirkan tiket pergi-pulan,
akomodasi perjalanan dan apa saja kegiatan yang dilakukan.
4.Fungsi Pengambilan Keputusan
Dalam situasi tertentu, seorang manajer atau pemimpin perusahaan perlu mengambil
keputusan secara cepat. Misal saat hendak bertransaksi jual-beli saham perusahaan.
Bagaimana ia memutuskan untuk menjual atau membeli? Disinilah fungsi laporan sebagai
pengambil keputusan.
26. Faktor pembentuk kelompok sosial
Dasar terbentuknya kelompok sosial di antaranya sebagai berikut:
1.Faktor Darah
Kelompok sosial dapat dibentuk atas dasar kesamaan darah atau keturunan.
2.Faktor Geografis
Lokasi beraktivitas juga menentukan terbentuknya kelompok sosial. Jika anggota masyarakat
berkumpul di suatu tempat dan menjalin komunikasi yang intens, maka secara perlahan
mereka akan membangun ikatan.
3.Faktor Kepentingan
Jika terdapat kesamaan kepentingan di antara para anggota masyarakat, maka sangat
mungkin akan terbentuk kelompok sosial. Contohnya kelompok intelektual, kelompok
pencinta alam, dan lain-lain.
4.Faktor Daerah Asal
Apabila seorang individu yang tinggal di suatu tempat bertemu dengan individu lain dalam
jumlah cukup banyak dengan daerah kelahiran yang sama, maka kesamaan daerah asal
sangat mungkin mendorong terbentuknya kelompok sosial di daerah tersebut.

27. Ciri kelompok sosial (partikular / eksklusif)


Ciri-Ciri Partikularisme Kelompok
1.Cenderung memikirkan hal-hal duniawi.
2.Pada umumnya hanya mengurus dirinya sendiri tanpa bergantung pada orang lain
(individualisme).
3.Pembagian kerja di antara warganya lebih tegas dan memiliki batas yang nyata.
4.Kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh oleh kelompok
partikularisme.
5.Perubahan-perubahan tampak sangat nyata di kota, sebab di kota biasanya terbuka dalam
menerima pengaruh dari luar.

28. Bentuk kelompok sosial


1.Kelompok semu
Kelompok semu terdiri dari orang-orang yang terbentuk sementara secara spontan dan tidak
memiliki identitas, aturan, ikatan, ataupun tujuan bersama. Dalam kelompok semu, interaksi
dan komunikasi hanya bersifat sementara dan tidak mengikat. Oleh karena itu, kelompok
semu tidak bertahan lama.
2.Kelompok nyata
Kelompok nyata merupakan kelompok sosial yang bersifat tetap. Sebagian besar kelompok
yang ada di masyarakat merupakan kelompok nyata.

29. Faktor pendorong integrasi sosial


1.Homogenitas Kelompok
Homogenitas kelompok adalah kesamaan latar belakang sosial (identitas) yang dimiliki oleh
anggota kelompok. Misalnya, kesamaan suku, agama, hobi, dan lain-lain. Homogenitas
kelompok dapat mempercepat proses integrasi sosial karena memudahkan interaksi dan
komunikasi antar anggota kelompok. Sebaliknya, heterogenitas kelompok dapat
memperlambat proses integrasi sosial karena menimbulkan perbedaan dan konflik antar
anggota kelompok.
2.Besar Kecilnya Anggota Kelompok
Besar kecilnya anggota kelompok juga dapat memengaruhi integrasi sosial. Kelompok yang
beranggotakan sedikit cenderung lebih mudah mencapai integrasi sosial karena lebih mudah
diatur dan dikendalikan. Kelompok yang beranggotakan banyak cenderung lebih sulit
mencapai integrasi sosial karena lebih sulit diatur dan dikendalikan. Selain itu, kelompok
yang besar juga memiliki potensi untuk terpecah menjadi sub kelompok yang lebih kecil.
3.Efektivitas Komunikasi
Efektivitas komunikasi adalah kemampuan untuk menyampaikan dan menerima pesan secara
jelas dan tepat. Efektivitas komunikasi dapat mempercepat proses integrasi sosial karena
memudahkan pemahaman dan kerja sama antar anggota kelompok. Efektivitas komunikasi
juga dapat mengurangi kesalahpahaman dan konflik yang dapat mengganggu integrasi sosial.
Sebaliknya, in efektivitas komunikasi dapat memperlambat proses integrasi sosial karena
menyulitkan pemahaman dan kerja sama antar anggota kelompok. In efektivitas komunikasi
juga dapat menimbulkan kesalahpahaman dan konflik yang dapat mengancam integrasi
sosial.
4.Mobilitas Geografis
Mobilitas geografis adalah perpindahan seseorang atau kelompok dari suatu tempat ke
tempat lain. Mobilitas geografis dapat memengaruhi integrasi sosial secara positif atau
negatif, tergantung pada tujuan dan dampaknya. Mobilitas geografis yang bertujuan untuk
mencari peluang dan pengalaman baru dapat meningkatkan integrasi sosial karena
membuka kesempatan untuk berinteraksi dan beradaptasi dengan kelompok lain yang
berbeda. Mobilitas geografis yang bertujuan untuk menghindari masalah dan konflik dapat
menurunkan integrasi sosial karena menutup kesempatan untuk berinteraksi dan
beradaptasi dengan kelompok lain yang berbeda.

30. Sifat pelapisan sosial


Menurut Soerjono Soekanto, ada 3 sifat dari stratifikasi sosial. Ketiga sifat tersebut adalah
stratifikasi sosial tertutup, stratifikasi sosial terbuka, dan stratifikasi sosial campuran. Nah,
kita coba bahas satu persatu ya!
1.Stratifikasi sosial tertutup
Pada stratifikasi sosial tertutup, mobilitas seseorang untuk bisa melaju dari satu lapisan sosial
tertentu ke lapisan sosial lainnya sangat terbatas, khususnya dari lapisan sosial masyarakat
kelas bawah ke lapisan sosial masyarakat kelas atas. Perpindahan atau mobilitas yang terjadi
hanya secara horizontal, sementara perpindahan secara vertikal sangat sulit bahkan tidak
bisa terjadi. Kondisi stratifikasi sosial tertutup ditandai dengan tetap beradanya orang-orang
di lapisan tersebut. Masyarakat dengan lapisan kelas bawah hampir tidak mungkin bisa “naik
kelas” menjadi kelas atas. Stratifikasi sosial tertutup ditentukan berdasarkan kelahiran atau
ascribed status. Contohnya seperti yang terjadi pada lapisan atas sebuah monarki kerajaan
atau kaum bangsawan.
2.Stratifikasi sosial terbuka
Stratifikasi sosial sangat berkaitan dengan mobilitas sosial atau perpindahan masyarakat.
Pada stratifikasi sosial terbuka, semua orang dari semua lapisan bisa melakukan mobilitas
sosial, baik mobilitas sosial naik maupun mobilitas sosial turun. Hal ini menghasilkan sistem
pelapisan sosial yang bersifat dinamis. Dengan konsep tersebut, maka semua orang
berpeluang memiliki kesempatan yang sama untuk mencapai suatu status tertentu
berdasarkan usahanya masing-masing. Hal ini yang membuat stratifikasi sosial juga memiliki
konsep meritokrasi atau konsep yang melihat pencapaian status sosial seseorang
berdasarkan kemampuan dan pencapaiannya di masyarakat. Contohnya seperti orang-orang
yang naik status kelasnya dengan menjadi pengusaha kaya atau orang-orang yang naik
jabatan dengan kerja kerasnya.
3.Stratifikasi sosial campuran
Kemudian jenis yang ketiga, stratifikasi sosial campuran. Pada jenis ini, konsep stratifikasi
menunjukkan adanya perpindahan atau mobilitas sosial yang dilakukan individu dari
stratifikasi yang tertutup menuju stratifikasi sosial yang terbuka. Stratifikasi sosial campuran
ini merupakan gabungan dari stratifikasi sosial terbuka dan tertutup. Contohnya seperti
pernikahan yang terjadi antara individu dengan strata kelas atas dengan kelas bawah.
Perpindahan dapat terjadi dengan kemungkinan kelas bawah naik kasta menjadi kelas atas,
atau sebaliknya.

31. Dasar terbentuknya pelapisan sosial


1.Dasar kekayaan
Masyarakat masih lebih menghargai orang yang memiliki kekayaan berlimpah daripada orang
yang tidak memiliki kekayaan sama sekali. Jika itu terjadi maka dasar stratifikasi sosial adalah
kekayaan atau ekonomi. Stratifikasi seperti disebut kelas sosial.
2.Dasar pendidikan Semakin tinggi pendidikan yang dimiliki, maka semakin tinggi pula
kedudukan sosialnya dalam masyarakat. Lapisan pada pendidikan tersebut bisa dilihat dari
lulusan Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas
(SMA), hingga Perguruan Tinggi (PT). Ukuran ilmu pengetahuan masih digunakan di dalam
kehidupan masyarakat. Dengan pendidikan akan menjadi syarat bagi pekerjaan.
3.Kekuasaan
Jika kekuasaan yang akan masuk dalam lapisan atas. Dengan kekuasaan yang dimiliki tinggi
maka akan dibanding lebih hormat, berbeda jika kekuasaan yang dimiliki rendah.

32. Bentuk struktur sosial


1.Diferensiasi sosial
Diferensiasi sosial adalah perbedaan individu atau kelompok dalam suatu kelompok
masyarakat yang tidak memperlihatkan suatu tingkatan. Bentuk diferensiasi sosial, seperti
perbedaan jenis kelamin, perbedaan suku bangsa, perbedaan agama, dan perbedaan ras.
2.Stratifikasi sosial
Stratifikasi sosial adalah suatu tingkatan yang ada pada suatu kelompok masyarakat. Bentuk
stratifikasi sosial biasanya dinilai dari ukuran kekayaan, kehormatan, pengetahuan, dan
kekayaan.

33. Ciri-ciri diferensiasi sosial


1.Ciri Fisik
Ciri fisik pada diferensiasi sosial merupakan ciri yang berhubungan dengan ras, warna kulit,
warna mata, bentuk rambut, bentuk hidung dan lain sebagainya. Pada intinya, ciri fisik pada
diferensiasi sosial terlihat jelas karena nampak dari luar perbedaan pada setiap individunya.
Tiap ciri-ciri fisik pada masing-masing individu memiliki kekhasan maupun keunikannya
tersendiri yang dapat menjadi pembeda atas satu sama lain. Oleh karena itu perbedaan pada
setiap individu tidak dapat dijadikan sebagai faktor penentu ras yang lebih tinggi maupun
lebih baik.
2.Ciri Sosial
Ciri sosial pada diferensiasi sosial merupakan ciri yang memiliki hubungan dengan fungsi
individu pada setiap aspek kehidupan dalam bermasyarakat. Fungsi dari ciri sosial sendiri
berkaitan dengan profesi maupun pekerjaan yang dimiliki oleh masing-masing individu.
Segala jenis pekerjaan maupun profesi yang dipilih oleh setiap individu memiliki fungsinya
masing-masing. Pekerjaan maupun profesi yang dipilih oleh setiap individu bergantung dan
sesuai dengan keahlian, bakat serta minat individu tersebut. Setiap individu memiliki
keahlian, minat bakatnya masing-masing, oleh karena itu setiap individu juga berhak untuk
memilih pekerjaan yang ingin ia lakukan. Sama halnya dengan ciri fisik, pekerjaan seseorang
tidak dapat dinilai mana profesi yang lebih baik dan mana profesi yang tidak.
3.Ciri Budaya
Ciri budaya pada diferensiasi sosial merupakan ciri yang memiliki hubungan dengan
kebudayaan serta adat istiadat masyarakat di suatu negara atau wilayah. Setiap kebudayaan
yang ada, sudah pasti memiliki keindahan maupun keunikannya masing-masing yang tidak
dapat dibandingkan dengan kebudayaan masyarakat lainnya. Di Indonesia sendiri ada banyak
sistem budaya yang menjadi ciri khas untuk masing-masing daerah. Contohnya seperti
budaya pernikahan pada masyarakat Jawa tentu berbeda dengan budaya pada masyarakat
Batak, setiap perbedaan tersebut menjadi ciri khas karena unik dan berbeda dari budaya
lain.

34. Bentuk Konfigurasi Masyarakat Multikultural


1.Komposisi seimbang
Terdiri atas sejumlah komunitas dan memiliki kekuatan kompetitif serta seimbang.
2.Mayoritas dominan
Terdiri atas sejumlah komunitas dengan kekuatan kompetitif tidak seimbang.
3.Minoritas dominan
Konfigurasi ini memiliki arti bahwa kelompok minoritas memiliki keunggulan kompetitif
sehingga mendominasi kehidupan politik atau ekonomi masyarakat.
4.Fragmentasi
Masyarakat majemuk yang terdiri atas kelompok etnis kecil sehingga tidak memiliki posisi
dominan dalam politik dan ekonomi.

35. Faktor penyebab masyarakat multikultural


Pada dasarnya, terbentuknya masyarakat multikultural di Indonesia didorong oleh faktor
tertentu. Salah satunya adalah letak atau posisi negara Indonesia.
Berikut faktor yang mendorong terjadinya masyarakat multikultural.
1.Letak Geografis
Secara geografis, Indonesia memiliki letak yang cukup strategis, yakni diapit oleh Samudra
Hindia dan Pasifik serta di antara Benua Asia dan Australia. Hal ini pun membuat Indonesia
menjadi jalur perdagangan internasional. Sebagai jalur perdagangan, Indonesia sering kali
kedatangan bangsa asing yang hendak berdagang. Hal ini menciptakan kebudayaan baru di
Tanah Air dan mendorong terbentuknya masyarakat multikultural.
2.Kondisi Iklim
Perbedaan iklim dan struktur tanah juga mempengaruhi pembentukan masyarakat
multikultural di Indonesia. Masyarakat yang bergantung pada sektor agrikultur telah
memberikan sistem kebudayaan baru dalam lingkungan masyarakat. Sebagai contoh,
penduduk yang tinggal di pegunungan serta iklim sejuk cenderung lebih ramah.
3.Sejarah Indonesia
Indonesia dikenal memiliki sumber daya alam yang melimpah, salah satunya adalah rempah-
rempah. Hal tersebut membuat negara asing tertarik untuk datang dan menjajah Indonesia.
Ketika datang ke Indonesia, banyak bangsa asing yang menetap dan menikah dengan
penduduk Tanah Air. Alhasil, keragaman budaya dan ras yang ada di Nusantara pun semakin
bertambah.
4.Budaya Asing
Budaya asing juga menjadi salah satu faktor yang mendorong masyarakat majemuk. Jika
masyarakat Indonesia menerima budaya asing yang masuk, kebudayaan Indonesia akan
semakin beragam. Kondisi ini pun menyebabkan terjadinya masyarakat multikultural.

36. Manfaat masyarakat multikultural


1.Munculnya rasa penghargaan terhadap budaya lain yang berdampak munculnya sikap
toleransi.
2.Menjadi benteng pertahanan terhadap ancaman yang timbul dari budaya kapital dan
cenderung melumpuhkan budaya yang beragam.

37. Perilaku masyarakat multikultural yang harmonis


Membudayakan sikap toleransi, saling memahami, dan menghargai perbedaan yang ada
antar kelompok masyarakat. Untuk membudayakan sikap toleransi, masyarakat harus
menghilangkan perilaku primordialisme, etnosentrisme dan fanatisme. Menyadari bahwa
antar kelompok masyarakat saling membutuhkan dalam memenuhi kebutuhan.

38. Cara mengatasi permasalahan sosial


Berikut ini merupakan upaya Indonesia untuk mengatasi permasalahan sosial yang terjadi:
1.Mengembangkan Industri Kecil di Pedesaan
Langkah ini dapat mencegah kemiskinan rakyat desa, memeratakan pembangunan, dan
mencegah terjadinya arus urbanisasi (perpindahan dari desa ke kota). Pengembangan
industri merupakan satu langkah yang utuh mulai dari sosialisasi, penanaman motivasi dan
mindset, seleksi, pembinaan, bantuan modal, bantuan pemasaran, dan manajemen usaha.
Dengan adanya langkah yang komprehensif, dapat dibayangkan jika banyak industri yang
beroperasi di pedesaan. Masyarakat desa memiliki penghasilan yang bervariasi dan hal ini
akan mengurangi permasalahan sosial yang ada.
2.Meningkatkan Mobilitas Tenaga Kerja dan Stabilitas Modal
Tenaga kerja yang sebelumnya sudah ada diberikan pembinaan yang lebih intens untuk
kemudian dipindahkan ke wilayah yang lapangan kerjanya lebih luas. Demikian agar mereka
mempunyai daya saing dengan tenaga kerja lainnya. Sementara stabilitas modal adalah
untuk memindahkan industri dari tempat yang sudah terlalu banyak lapangan kerja ke
tempat yang lebih banyak penganggurannya. Hal ini dilakukan agar tercapai pemerataan
lapangan kerja.
3.Menanamkan Nilai-Nilai Moral dan Agama
Dengan memberikan ajaran agama dan nilai-nilai moral yang ada pada masyarakat dapat
mengurangi risiko terjadinya permasalahan sosial. Bukan hanya itu, nilai-nilai moral dan
agama dapat memperkuat iman seseorang sehingga jauh dari tindak kejahatan.

39. Faktor penyebab konflik sosial


Misalnya perbedaan pekerjaan, perbedaan agama, perbedaan suku, perbedaan status sosial,
dan lain-lain. Secara umum, konflik sosial disebabkan oleh struktur masyarakat yang sangat
dipengaruhi oleh stratifikasi sosial. Hal ini akan melahirkan perbedaan status sosial,
kekayaan, kekuasaan, kewenangan, dan sebagainya.
40. Cara mengatasi konflik
1.Kompromi
Kompromi (Compromise) adalah bentuk bentuk penyelesaian konflik di mana pihak-pihak
yang terlibat mengurangi tuntutannya. Misalnya pertikaian antara buruh dan majikan bisa
diselesaikan apabila buruh dinaikkan gajinya sesuai dengan kemampuan perusahaan.
2.Arbitrasi
Arbitrasi (arbitration) adalah cara menyelesaikan konflik melalui pihak ketiga sebagai
penengah yang dipilih oleh kedua pihak yang bertikai. Pihak ketiga memiliki kekuasaan untuk
mengambil keputusan sehingga pihak yang bertikai mematuhi hasil keputusan pihak ketiga.
Contohnya dalam pertandingan sepak bola keputusan pada wasit yang memimpin
pertandingan.
3.Toleransi
Toleransi adalah sikap saling menghargai dan menghormati pendirian masing-masing pihak.
4.Mediasi
Mediasi (mediation) adalah penyelesaian suatu konflik dengan mengundang pihak ketiga
yang netral dan berfungsi sebagai penasihat dan keputusannya tidak mengikat pada pihak
yang bertikai.
5.Konversi
Konversi (convertion) adalah penyelesaian konflik apabila satu di antara pihak bersedia
mengalah dan mau menerima pendirian pihak lain.
6.Konsiliasi
Konsiliasi (consiliation) adalah penyelesaian konflik dengan jalan mempertemukan pihak-
pihak yang bertentangan dalam sebuah perundingan untuk memperoleh kesepakatan
bersama.
7.Ajudikasi
Ajudikasi (adjudication) adalah penyelesaian konflik melalui pengadilan atau melalui
persidangan. Misalnya keputusan pengadilan terhadap tindakan korupsi di masyarakat.
8.Stalemate
Stalemate adalah pihak-pihak yang bersengketa mempunyai kekuatan yang seimbang,
kemudian berhenti pada suatu posisi tertentu. Hal ini terjadi karena keduanya tidak
mempunyai harapan untuk maju atau mundur.
9.Segregasi
Segregasi (segregation) adalah upaya untuk saling memisahkan diri dan saling menghindar
antara pihak-pihak yang bertentangan dalam rangka mengurangi ketegangan.
10.Cease fire
Cease fire adalah menangguhkan permusuhan atau peperangan dalam jangka waktu
tertentu sambil mengupayakan terselenggaranya penyelesaian konflik di antara pihak-pihak
yang bertikai.
11.Displacement
Displacement adalah usaha mengakhiri konflik dengan mengalihkan pada objek secara
bersama. Misalnya pertikaian suku bangsa berhenti berkonflik karena terjadinya bencana
alam di daerah lain dan membantu daerah yang berdampak bencana alam.

41. Perilaku yang mendorong integrasi sosial


Faktor internal pendorong integrasi sosial meliputi:
1.Adanya semangat gotong royong di dalam lingkungan masyarakat.
2.Muncul kesadaran diri sebagai makhluk sosial.
3.Terdapat tuntutan kebutuhan, artinya setiap masyarakat saling membutuhkan satu sama
lain.
Faktor eksternal pendorong integrasi sosial yakni:
1.Terdapat sikap yang saling menghargai dan toleransi satu sama lain.
2.Adanya persamaan kebudayaan.
3.Terdapat persamaan tujuan dalam menjalani kehidupan.
4.Muncul sikap terbuka pada perubahan.
5.Adanya tuntutan perkembangan zaman.
6.Terdapat konsensus nilai di dalam masyarakat.

42. Bentuk integrasi sosial


Integrasi sosial adalah proses penyesuaian unsur-unsur sosial yang berbeda sehingga
membentuk kesatuan masyarakat yang serasi. Integrasi sosial dapat terbentuk ke dalam tiga
hal berikut ini:
1.Integrasi normatif terjadi karena adanya norma-norma yang berlaku di masyarakat.
2.Integrasi fungsional terbentuk karena adanya fungsi-fungsi tertentu di dalam masyarakat.
3.Integrasi koersif terbentuk atas dasar kekuasaan yang dimiliki pemimpin atau kelompok
yang berkuasa.

43. Teori perubahan sosial


Teori perubahan sosial adalah konsep yang menjelaskan tentang adanya perubahan karena
ketidaksesuaian antara unsur-unsur sosial di dalam masyarakat yang melahirkan pola
kehidupan baru. Perubahan sosial mencakup beberapa hal-hal sosial di masyarakat.
1.Teori Evolusi (Evolutionary Theory)
Teori ini terbagi atas teori evolusi unilinear dan multilinear. Teori evolusi unilinear
beranggapan bahwa perubahan sosial memiliki arah tetap serta tahapan yang sama.
Perubahan ini dilalui oleh semua masyarakat dan dimulai dari tahap perkembangan awal
yang sederhana menuju ke tahap perkembangan terakhir yang sempurna. Sementara itu,
teori evolusi multilinear memandang bahwa perubahan sosial yang memiliki arah tetap,
namun nyatanya masing-masing masyarakat tidak harus mengikuti tahapan yang sama.
2.Teori Siklus (Cyclical Theory)
Teori siklus melihat adanya sejumlah tahap yang harus dilalui oleh setiap masyarakat. Pada
teori ini, proses perubahan masyarakat tidak berakhir pada “tahap terakhir” yang sempurna,
melainkan berakhir pada tahap kehancuran, kemudian berputar kembali pada tahap awal
untuk peralihan (perubahan).
3.Teori Fungsionalis (Functionalist Theory)
Teori fungsionalis beranggapan bahwa setiap elemen masyarakat memberikan fungsi
terhadap elemen masyarakat lainnya. Perubahan yang muncul di suatu bagian masyarakat
akan menimbulkan perubahan pada bagian yang lain pula.
4.Teori Konflik (Conflict Theory)
Teori konflik memandang konflik yang terjadi antar kelompok antar kelas sosial merupakan
sumber paling penting dan berpengaruh dalam semua perubahan sosial. Perubahan akan
menciptakan kelompok dan kelas sosial baru. Konflik antar kelompok dan antar kelas sosial
baru tersebut akan melahirkan perubahan berikutnya.
44. Jenis perubahan sosial
1.Perubahan Lambat (Evolusi)
Perubahan secara lambat memerlukan waktu yang lama. Biasanya perubahan ini merupakan
rentetan-rentetan perubahan kecil yang saling mengikuti secara lambat. Adapun proses
perubahan seperti ini dinamakan evolusi. Evolusi terjadi dengan sendirinya tanpa rencana
atau kehendak tertentu.
2.Perubahan Cepat (Revolusi)
Sedangkan perubahan berlangsung cepat dan menyangkut dasar atau pokok-pokok
kehidupan masyarakat dinamakan revolusi. Dalam revolusi, perubahan yang terjadi dapat
direncanakan atau tanpa direncanakan dan dapat dijalankan tanpa kekerasan atau melalui
kekerasan. Ukuran cepat tidaknya revolusi relatif karena revolusi pun dapat memakan waktu
lama.
3.Perubahan Kecil
Perubahan kecil adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak
membawa pengaruh langsung atau berarti bagi masyarakat.
4.Perubahan Besar
Sementara bentuk-bentuk perubahan sosial berikutnya ialah perubahan besar. Ini adalah
perubahan yang berpengaruh terhadap masyarakat dan lembaga-lembaganya. Seperti sistem
kerja, hak milik tanah, hubungan kekeluargaan, dan stratifikasi masyarakat.
5.Perubahan yang Dikehendaki atau Direncanakan
Perubahan yang dikehendaki (intended change) atau direncanakan (palnned change)
merupakan perubahan yang diperkirakan atau yang direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-
pihak yang hendak mengadakan perubahan dalam masyarakat. Pihak-pihak yang hendak
mengadakan perubahan ini dinamakan pelaku perubahan (agent of change).
6.Perubahan yang Tidak Dikehendaki atau Tidak Direncanakan
Untuk perubahan sosial yang tidak dikehendaki (unintended change) atau tidak direncanakan
(unplanned change) merupakan perubahan yang terjadi di luar jangkauan pengawasan
masyarakat atau kemampuan manusia. Perubahan ini dapat menyebabkan timbulnya akibat-
akibat sosial yang tidak diharapkan masyarakat.
7.Perubahan Struktural
Perubahan Struktural adalah perubahan yang sangat mendasar yang menyebabkan
timbulnya reorganisasi dalam masyarakat.

45. Faktor pendorong perubahan sosial.


1.Adanya kontak dengan kebudayaan lain melalui difusi, atau penyebaran kebudayaan dari
satu individu kepada individu lain dari satu masyarakat ke masyarakat lain.
2.Memiliki sistem pendidikan yang maju yang mampu memberikan nilai-nilai bagi manusia
untuk mengarah kepada pikiran secara ilmiah.
3.Adanya sikap menghargai hasil karya seseorang. Dengan adanya penghargaan, manusia
akan termotivasi berkarya terus untuk menciptakan perubahan-perubahan baru.
4.Muncul keinginan untuk maju dan berorientasi ke masa depan sehingga dapat bergerak
dengan menciptakan hal-hal baru.
5.Memiliki sikap toleransi dan mau menerima terhadap hal-hal baru, karena dalam setiap
perubahan terdapat perbuatan-perbuatan yang tidak sesuai dengan kebiasaan yang berlaku
dalam masyarakat.
6.Memiliki sistem sosial yang terbuka atas lapisan-lapisan masyarakatnya sehingga
memungkinkan kesempatan untuk maju dan inovatif.
46. Dampak (positif/negative) perubahan sosial
Dampak positif perubahan sosial
1.Kesejahteraan masyarakat meningkat
Dilansir dari buku Pengantar Sosiologi (2020) karya Trisni Andayani, berbagai penemuan
dalam kehidupan sosial akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
2.Terciptanya lapangan pekerjaan
Salah satu contoh perubahan sosial adalah industrialisasi, di mana sektor industri
membutuhkan banyak tenaga kerja untuk melakukan kegiatan produksi dan distribusi. Secara
langsung maupun tidak, ini menciptakan banyaknya lapangan pekerjaan di masyarakat.
3.Terbentuknya nilai dan norma baru
Perubahan sosial pasti terjadi secara terus-menerus dalam kehidupan masyarakat. Dalam hal
ini, dibutuhkan serangkaian nilai dan norma baru, guna menjaga agar arus perubahan
tersebut tidak menyimpang dari peraturan yang ada.

Dampak negatif perubahan sosial


1.Disintegrasi sosial
Disintegrasi sosial adalah proses terpecahnya suatu kelompok sosial menjadi beberapa unit
terpisah. Sering kali perubahan sosial tersebut menimbulkan disintegrasi sosial di masyarakat
yang kemudian mengakibatkan perpecahan.
2.Munculnya pergolakan di daerah
Adanya perubahan sosial dapat memunculkan berbagai pergolakan di daerah. Pergolakan ini
bisa disebabkan oleh beberapa hal, seperti perbedaan suku, agama, dan ras, serta terjadinya
kesenjangan ekonomi di masyarakat.
3.Perilaku yang makin konsumtif
Tanpa disadari, perubahan sosial menimbulkan sikap dan perilaku konsumtif, di mana
seseorang atau sekelompok masyarakat cenderung membeli atau mengonsumsi suatu hal
tanpa batasan. Sikap konsumtif mendorong individu untuk lebih mengutamakan pemenuhan
keinginan dibanding kebutuhannya. Kenakalan remaja Perubahan sosial yang terjadi
memberi kesempatan bagi budaya asing untuk masuk dan berkembang di masyarakat.
Contohnya tren pola hidup konsumtif, pergaulan bebas, dan sebagainya. Sikap konsumtif
mendorong individu untuk lebih mengutamakan pemenuhan keinginan dibanding
kebutuhannya.

47. Kekurangan pemberdayaan komunitas


Pemberdayaan komunitas mudah untuk mengalami kendala dalam praktiknya di lapangan,
hal ini dapat memberikan efek negatif terhadap komunitas itu sendiri, seperti contohnya:
1.Keberhasilan komunitas bergantung pada setiap individu yang tergabung di dalamnya.
2.Tingkat kesadaran setiap individu berbeda-beda.
3.Ketergantungan dari segi ekonomi uang melibatkan bantuan sumber dana pihak eksternal.
4.Proses pembangunan yang melibatkan banyak orang akan lebih mudah memicu
perdebatan dan muncul masalah baru dalam komunitas.

48. Bentuk pemberdayaan sosial


1.Pelatihan UMKM
Perkembangan teknologi yang semakin pesat sangat membantu para pelaku UMKM untuk
memperkenalkan produknya lebih luas. Pelatihan UMKM yang diselenggarakan di desa dapat
meningkatkan pengetahuan serta kualitas produk para pelakunya sehingga menjadi lebih
baik. Dengan demikian, produk tersebut pun bisa bersaing di level yang lebih tinggi.
2.Pembentukan Kampung Wisata
Secara sederhana, kampung wisata adalah kawasan desa yang menjadi obyek pariwisata
sebab memiliki keunikan atau ciri khas yang menjadi daya tarik bagi banyak orang. Ide untuk
menyulap suatu wilayah menjadi kampung wisata pun bisa meningkatkan taraf hidup
masyarakat. Salah satu contohnya adalah Kampung Warna-Warni, Malang.
3.Peningkatan Hasil Panen
Untuk meningkatkan hasil panen, langkah awal yang harus dilakukan ialah memberi motivasi
pada petani tentang berbagai cara atau teknik pertanian yang efektif serta menguntungkan.
Misalnya, pembuatan saluran irigasi hemat supaya pertumbuhan tanaman tidak terganggu
meski dilanda kemarau panjang.
4.Sanggar Tari
Pendirian sanggar tari bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan serta kemampuan
masyarakat dalam menarikan beragam tari daerah sesuai budaya setempat.
5.Kelompok Tani
Selain itu, ada juga kelompok tani yang merupakan upaya pemerintah mengajak anak muda
untuk kembali bertani dengan memanfaatkan teknologi serta ilmu pengetahuan yang sudah
maju.

49. Pendekatan pemberdayaan komunitas


1.Pendekatan Mikro
Pemberdayaan dilakukan terhadap klien (penerima manfaat) secara individu melalui
bimbingan, konseling, stress management, dan crisis intervention. Tujuan utamanya adalah
membimbing atau melatih klien (penerima manfaat) dalam menjalankan tugas tugas
kehidupannya. Model ini sering disebut sebagai Pendekatan yang Berpusat pada Tugas (task
centered approach).
2.Pendekatan Mezzo
Pemberdayaan dilakukan terhadap sekelompok klien (penerima manfaat). Pemberdayaan
dilakukan dengan menggunakan kelompok sebagai media intervensi. Pendidikan dan
pelatihan, dinamika kelompok, biasanya digunakan sebagai strategi dalam meningkatkan
kesadaran, pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap klien(penerima manfaat) agar
memiliki kemampuan memecahkan permasalahan yang dihadapinya.
3.Pendekatan Makro
Pendekatan ini disebut juga sebagai Strategi Sistem Besar (largesystem strategy), karena
penerima manfaat perubahan diarahkan pada sistem lingkungan yang lebih luas. Perumusan
kebijakan, perencanaan sosial; kampanye, aksi sosial, lobbying, pengorganisasian
masyarakat, manajemen konflik, adalah beberapa strategi dalam pendekatan ini. Pendekatan
ini memandang klien (penerima manfaat) sebagai orang yang memiliki kompetensi untuk
memahami situasi-situasi mereka sendiri, dan untuk memilih serta menentukan strategi yang
tepat untuk bertindak.

50. Tujuan pemberdayaan komunitas


Tujuan pemberdayaan masyarakat adalah membangun masyarakat yang mengalami
kemiskinan dan kesenjangan. Hal tersebut bisa dilihat dari beberapa aspek, salah satunya
kebutuhan dasar yang belum tercukupi. Kebutuhan-kebutuhan dasar tersebut meliputi
sandang, pangan, papan, pendidikan, dan transportasi. Jadi, pemberdayaan adalah proses
perbaikan kehidupan masyarakat yang nantinya akan mengubah kondisi masyarakat lebih
baik. Ketika berbicara kehidupan masyarakat, banyak perihal yang nantinya berubah yakni
meliputi pola pikir, pola tindakan, perekonomian, dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai