Anda di halaman 1dari 11

Sosiologi

1. Empiris – ilmu pengetahuan tersebut didasarkan pada observasi terhadap kenyataan dan
akal sehat serta hasilnya tidak bersifat spekulatif
Teoritis – suatu ilmu pengetahuan yang selalu berusaha untuk menyusun abstraksi dari
hasil-hasil pengamatan. Abstraksi tersebut merupakan kesimpulan logis yang bertujuan
menjelaskan hubungan sebab akibat sehingga menjadi teori.
Kumulatif – disusun atas dasar teori-teori yang sudah ada atau memperaiki, memperluas,
serta memperkuat teori-teori yang lama.
Spekulatif - Berpikir spekulatif adalah berpikir yang tidak membutuhkan data dan fakta
yang benar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), spekulasi adalah pendapat
atau dugaan yang tidak berdasarkan kenyataan; tindakan yang bersifat untung-untungan.
Non etis – pembahasan suatu masalah tidak mempersoalkan buruk atau baiknya masalah
tersebut, tetapi lebih bertujuan untuk menjelaskan masalah tersebut secara mendalam.

2. Fungsi Sosiologi - Sebagai ilmu pengetahuan sosial yang objeknya masyarakat, sosiologi
memiliki empat macam fungsi atau kegunaan, yaitu dalam bidang perencanaan sosial,
penelitian, pembangunan, dan pemecahan masalah sosial. 1) Perencanaan sosial,
merupakan kegiatan untuk mempersiapkan masa depan, mengatasi atau mencegah
masalah sosial secara ilmiah dan obejktif. Perencanaan sosial bersifat preventif, yaitu
mencegah masalah sosial terjadi dengan memberikan pengarahan, bimbingan dan cara
hidup bermasyarakat agar menjadi lebih baik. 2) Penelitian, adanya penelitian dalam
sosiologi akan memperoleh fakta-fakta sosial yang terjadi kemudian digunakan untuk
perencanaan pembangunan atau pemecahan masalah sosial di masyarakat. Misalnya
penelitian tentang perilaku menyimpang remaja. 3) Pembangunan, sosiologi berperan
dalam pembangunan terkait memberikan data atau fakta sosial untuk program
pembangunan yang terencana dan terarah secara jelas. Pembangunan dilakukan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Adapun proses pembangunan dibagi dalam 3
tahap, yaitu tahap perencanaan pembangunan, tahap pelaksanaan pembangunan dan
tahap evaluasi. 4) Memecahkan masalah sosial, sosiologi berusaha untuk dapat
memecahkan masalah sosial, dimana usaha ini dapat bersifat preventif (mencegah) atau
represif (mengatasi). misalnya ilmu sosiologi dapat membantu memecahkan masalah
kemiskinan, pengangguran dan kumuhnya pemukiman di perkotaan.
Penelitian Sosiologi - penelitian sosial yang objeknya adalah masyarakat. Penelitian
sosiologi merupakan salah satu penelitian yang sering dilakukan. Penelitian sosiologi
bermanfaat untuk menemukan solusi dari suatu permasalahan sosial. Menurut Selvie M.
Tumengkol dalam jurnal Sosiologi, Kegunaan dan Masa Depannya (2013) sosiologi
berperan dalam usaha menanggulangi ataupun mengendalikan masalah-masalah sosial
dan kemasyarakatan.
Objek kajian Sosiologi - 1. Objek Material – gejala sosial yang bisakita rasakan
keberadaannya segala fenomena atau gejala yang mempengaruhi kehidupan sosial. Objek
material ini dapat berupa aspek fisik dan aspek nonfisik. Aspek fisik berupa benda,
seperti mobil, motor, pasar, sekolah, uang, ponsel, dll. Sedangkan aspek nonfisik berupa
gagasan, seperti ide, bahasa, aturan, tradisi. Contoh Aku pergi ke pasar membeli ikan
cue, tentunya dengan protokol kesehatan. Pasar dan uang pada contoh tersebut masuk ke
dalam aspek fisik. Sedangkan protokol kesehatan selaku peraturan masuk ke dalam aspek
nonfisik. Gejala sosial di atas karena terlihat di masyarakat, maka masuk ke dalam objek
material. objek material hanya gejala sosial yang terlihat saja, bukan hal-hal yang terjadi
di dalam gejala sosial tersebut. 2. Objek Formal - interaksi sosial dan sosialisasi yang
terjadi di masyarakat. Objek formal, kita nggak cuma merasakan, tapi juga berinteraksi
secara langsung di dalamnya. Misalnya, aku abis beli ikan cue di pasar, selagi jual beli
itu, ternyata aku nawar harga ikan cuenya, dari 15 ribu sebungkus jadi 10 ribu. Interaksi
yang aku lakukan berupa tawar menawar itu yang dimaksud objek formalnya. Pasar,
uang, ikan cue, masuk ke dalam objek material dari aspek fisik. Sedangkan penggunaan
uang sebagai alat pembayaran dan penerapan protokol kesehatan masuk ke dalam objek
material dari aspek nonfisik. Terakhir, kegiatan tawar-menawar atau interaksi penjual
dengan pembeli masuk ke dalam aspek formal.
Ruang Lingkup Sosiologi - ilmu sosiologi mencakup hubungan antar individu secara
pribadi, individu dengan suatu kelompok, hingga hubungan kelompok dengan kelompok
lainnya di masyarakat. ruang lingkup sosiologi sendiri sangat luas karena mencakup
hampir seluruh bidang yang ada dalam kehidupan masyarakat. Seperti ekonomi,
pendidikan, politik, agama, atau kebudayaan. Dan pastinya semua bidang tersebut dilihat
dari perspektif sosiologi. Dengan kata lain, ilmu ini juga mencakup interaksi sosial yang
terjadi antara individu dengan individu, kelompok dengan kelompok, serta individu
dengan kelompok. Akan tetapi pada hakikatnya, sosiologi sebagai ilmu yang
mempelajari struktur sosial memiliki tiga ruang lingkup utama, yaitu 1. Ilmu sosial
(social science) Sosiologi bukan bagian dari ilmu alam atau ilmu pasti yang menyangkut
perbedaan isinya. Sebaliknya, sosiologi adalah ilmu yang kategoris atau hanya fokus
kepada apa yang sedang terjadi, bukan apa yang seharusnya terjadi atau sudah terjadi.
Sosiologi juga tidak menentukan kemana arah perkembangan sebuah proses kehidupan.
2. Ilmu murni (pure science) Sosiologi juga merupakan ilmu pengetahuan yang murni
karena tujuannya adalah untuk mendapatkan pengetahuan yang dalam tentang
masyarakat. Bukan untuk menggunakan pengetahuan tersebut kepada masyarakat. Akan
tetapi sosiologi juga bisa digunakan dalam berbagai hal lain seperti administrasi,
diplomasi, psikologi, bahkan pembuatan sebuah Undang-Undang karena dia digunakan
untuk memperoleh fakta-fakta yang digunakan sebagai jalan keluar dari masalah yang
terjadi di masyarakat. 3. Ilmu abstrak (abstract science) Sebagai ilmu pengetahuan,
sosiologi juga termasuk ilmu abstrak atau tidak konkrit. Artinya, dia memperhatikan
bentuk serta pola peristiwa yang ada di masyarakat. Tujuan lain dari sosiologi juga bisa
digunakan untuk mendapatkan pengertian serta pola umum yang meneliti dan mencari
prinsip atau hukum dari interaksi antarmanusia, hakikat, isi, bentuk, atau struktur
masyarakat.
Sasaran Utama Sosiologi - mengungkap pola-pola kehidupan sosial dan interaksi antar
manusia di dalamnya.

3. Agama - segala bentuk peraturan hidup yang harus diterima oleh setiap manusia sebagai
perintah, larangan, dan ajaran yang bersumber dari Tuhan, jika dilanggar akan mendapat
siksa dari Tuhan di akhirat nanti. Nilai Kerohanian, yang berguna bagi kebutuhan batin
manusia. Nilai Kerohanian dapat dibagi menjadi 4, yaitu: Nilai Keindahan, bersumber
dari estetika. Contoh: kamu menganggap Jihyo adalah personil tercantik di girlband
Twice, tapi menurut teman kamu yang paling cantik itu Tzuyu. Gak perlu berdebat,
karena nilai keindahan atau kecantikan seseorang bisa berbeda. Nilai Kebenaran,
bersumber dari akal manusia yang dibuktikan dengan fakta. Contoh: Bumi itu bulat, air
laut rasanya asin. Nilai Kebaikan/Moral, bersumber dari hati manusia. Contoh: sebelum
kamu kelas online, kamu menyempatkan diri buat bantuin Mama beres-beres rumah.
Tapi teman kamu bilang kalau waktunya lebih baik digunakan buat belajar UTBK. Well,
balik lagi kalau nilai kebaikan orang bisa berbeda. Nilai Kerohanian, bersumber pada
Tuhan. Contoh: kamu beragama Kristen, maka ibadahmu dilakukan di gereja dengan
berdoa dan nyanyian pujian. Sementara temanmu yang beragama Islam melakukan
ibadah di masjid dengan sholat dan mengaji.
Hukum – bersumber pada perintah dan undang-undang yang dibuat oleh Lembaga
negara. Contohnya, seseorang yang melakukan tindak pidana pencurian divonis 5 tahun
hukuman penjara.
Dominan - ukuran atas penilaian terhadap sikap dan perasaan seseorang terhadap
perilaku baik, buruk, benar, salah, suka, maupun tidak suka terhadap suatu objek tertentu
dengan intensitas tinggi. Kadar pengukuran tersebut bisanya dilakukan dengan
mengedepankan jumlah penganut yang mempercaianya, durasi penggunan, serta status
sosial dan peran sosial yang didapatkan nantinya. Contohnya Menundukan Badan Ketika
Melewati Orang yang Lebih Tua Bentuk tindakan sosial dengan menundukan badan
ketika melewati seserang yang lebih tua bisa dikatakan sebagai nilai dominan dalam
berprilaku yang sangat mudah dijumapai. Bahkan ini kerapkali menjadi etika bagi
masyarakat Indonesia yang lebih menganut budaya timur dibadingkan dengan budaya
barat.
Material - yang berguna bagi fisik manusia. Contohnya makanan. Bagi sebagian orang,
makanan punya nilai tersendiri. Makan enak bisa meningkatkan mood kalo lagi bete.
Nah, contoh nilai material yang lain ada pakaian, tempat tinggal, dan kebutuhan pokok
lainnya.
Vital - yang berguna bagi manusia untuk melakukan aktivitasnya. Contoh, pekerja ojek
online, kendaraan bermotor, gadget, dan kuota internet adalah nilai vital karena tanpa
barang tersebut, mereka nggak bisa bekerja.

4. Tipe Sosialisasi – Formal. Sosialisasi tipe ini terjadi melalui lembaga-lembaga yang
berwenang menurut ketentuan yang berlaku dalam negara, seperti pendidikan di sekolah
dan pendidikan militer. Informal. Sosialisasi tipe ini terdapat di masyarakat atau dalam
pergaulan yang bersifat kekeluargaan, seperti antara teman, sahabat, sesama anggota
klub, dan kelompok-kelompok sosial yang ada di dalam masyarakat.
Tahap Sosialisasi - Tahap persiapan (Preparatory Stage) Tahap ini dialami sejak manusia
dilahirkan, saat seorang anak mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya,
termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang diri. Pada tahap ini juga anak-anak
mulai melakukan kegiatan meniru meski tidak sempurna. Tahap meniru (Play Stage)
Tahap ini ditandai dengan semakin sempurnanya seorang anak menirukan peran-peran
yang dilakukan oleh orang dewasa. Pada tahap ini mulai terbentuk kesadaran tentang
nama diri dan siapa nama orang tuanya, kakaknya, dan sebagainya. Anak mulai
menyadari tentang apa yang dilakukan seorang ibu dan apa yang diharapkan seorang ibu
dari anak. Dengan kata lain, kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain
juga mulai terbentuk pada tahap ini. Kesadaran bahwa dunia sosial manusia berisikan
banyak orang telah mulai terbentuk. Sebagian dari orang tersebut merupakan orang-
orang yang dianggap penting bagi pembentukan dan bertahannya diri, yakni dari mana
anak menyerap norma dan nilai. Bagi seorang anak, orang-orang ini disebut orang-orang
yang amat berarti (Significant other) Tahap siap bertindak (Game Stage) Peniruan yang
dilakukan sudah mulai berkurang dan digantikan oleh peran yang secara langsung
dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuannya menempatkan diri pada
posisi orang lain meningkat sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermain
secara bersama-sama. seseorang mulai menyadari adanya tuntutan untuk membela
keluarga dan bekerja sama dengan teman-temannya. Pada tahap ini lawan berinteraksi
semakin banyak dan hubungannya semakin kompleks. Individu mulai berhubungan
dengan teman-teman sebaya di luar rumah. Peraturan-peraturan yang berlaku di luar
keluarganya secara bertahap juga mulai dipahami. Bersamaan dengan itu, anak mulai
menyadari bahwa ada norma tertentu yang berlaku di luar keluarganya. Tahap
penerimaan norma kolektif (Generalized Stage/Generalized other) Pada tahap ini
seseorang telah dianggap dewasa. Dia sudah dapat menempatkan dirinya pada posisi
masyarakat secara luas. Dengan kata lain, ia dapat bertenggang rasa tidak hanya dengan
orang-orang yang berinteraksi dengannya tetapi juga dengan masyarakat luas. Manusia
dewasa menyadari pentingnya peraturan, kemampuan bekerja sama bahkan dengan orang
lain yang tidak dikenalnya secara mantap. Manusia dengan perkembangan diri pada
tahap ini telah menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya.
Bentuk Sosialisasi - Sosialisasi Primer, yaitu sosialisasi yang kita terima dari kita kecil
atau dari kita lahir yang kita terima di keluarga. Di sinilah peran agen keluarga sebagai
pihak pertama dalam bermasyarakat. Sosialisasi Sekunder adalah sosialisasi yang kita
terima di luar dari keluarga seperti sekolah, teman sepermainan, tempat kerja, dan lain-
lain. Sosialisasi di luar rumah disebut juga sosialisasi sekunder.
Tujuan Sosialisasi - untuk membentuk kepribadian. Kepribadian terbentuk melalui
proses mempelajari pola-pola kebudayaan. Kebudayaan yang dipelajari meliputi nilai-
nilai, norma-norma,beserta sanksi-sanksi yang akan diterima bila terjadi penyimpangan.
Setelah kepribadian terbentuk,manusia siap menjalankan perannya di dalam kehidupan
sehari-hari.
Agen Sosialisasi - pihak-pihak yang melaksanakan atau melakukan sosialisasi. Bentuk
agen sosialisasi yaitu keluarga, sekolah, kelompok teman sebaya, media massa, agama,
lingkungan tempat tinggal, dan tempat kerja. Peran agen sosialisasi adalah untuk
meningkatkan partisipasi individu di dalam masyarakat melalui pembentukan
pengetahuan sikap, nilai, norma, dan perilaku yang bermakna. Pesan-pesan yang
disampaikan agen sosialisasi berlainan dan tidak selamanya sejalan satu sama lain. Apa
yang diajarkan keluarga mungkin saja berbeda dan bisa jadi bertentangan dengan apa
yang diajarkan oleh agen sosialisasi lain. Misalnya, di sekolah anak-anak diajarkan untuk
tidak merokok, meminum minuman keras dan menggunakan obat-obatan terlarang
(narkoba), tetapi mereka dengan leluasa mempelajarinya dari teman-teman sebaya atau
media massa.

5. Koalisi - kerja sama antara dua organisasi atau lebih yang memiliki tujuan yang sama,
meskipun tujuannya sama, koalisi memungkinkan terjadinya keadaan yang nggak stabil,
karena masing-masing organisasi memiliki struktur yang berbeda satu sama lain.
Joint Venture - kerja sama antara dua perusahaan atau lebih untuk menjalankan usaha
bersama dalam periode waktu tertentu. Kerja sama ini biasanya terjadi antara perusahaan
luar negeri (asing) dengan perusahaan dalam negeri. Joint venture termasuk jenis kerja
sama kontrak karena dilakukan atas dasar aturan tertentu dan sudah disepakati secara
tertulis dalam sebuah kontrak.
Kooptasi - proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan dan pelaksanaan
politik untuk menghindari konflik yang bisa merusak suatu organisasi. Unsur-unsur baru
tersebut bisa berupa pergantian pemimpin atau kebijakan yang dilakukan pemimpin
tersebut.
Bersaing - proses sosial ketika individu atau kelompok manusia bersaing serta berlomba-
lomba dalam mencari keuntungan melalui bidang- bidang kehidupan untuk mencapai
suatu kemenangan tertentu.
Koersi - bentuk akomodasi yang menggunakan kekuatan atau ancaman kekerasan untuk
mengakhiri konflik. Koersi biasanya melibatkan kekuatan dua pihak yang timpang,
dimana pihak yang kalah harus memilih untuk memenuhi hal tertentu sebagai bentuk
perdamaian atau pihak kalah tersebut akan dihilangkan.

6. Imitasi - seseorang atau lebih melakukan untuk meniru seseorang dalam hal gaya, sikap,
perilaku hingga penampilan terlihat menyerupai fisik seseorang. Biasanya faktor
interaksi sosial ini dapat terjadi pada indvidu yang ngefans dengan salah satu idolanya.
Seseorang yang ngefans dengan idolanya biasanya akan berusaha untuk memakai
pakaian dengan model yang sama. Tidak hanya itu, seorang fans terkadang mengikuti
model rambut yang sama dengan idolanya.
Identifikasi - suatu pemberian tanda ciri khas sehingga sebenarnya ini berkaitan dengan
imitasi seseorang dengan keinginan sama atau identik bahkan serupa dengan orang lain
yang ditiru (idolanya), hingga menghilangkan jati dirinya sendiri. Hal seperti ini,
sebaiknya segera dihindari karena kehilangan jati diri bisa membuat seseorang lupa
kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh dirinya.
Motivasi - rangsangan pengaruh atau stimulus yang diberikan sehingga seseorang
menuruti atau melaksanakan apa yang dimotivasikan secara kritis, rasional, dan penuh
rasa tanggung jawab.
Empati - merasakan sesuatu yang dialami oleh orang lain, baik itu kebahagiaan maupun
kesedihan.
Sugesti - seseorang yang terpengaruh karena adanya suatu dorongan diberikan orang lain
dengan beberapa cara tertentu yang dimana seseorang tersebut akan melaksanakan
dengan apa yang di sugestikan terkadang tanpa berfikir rasional. Faktor ini dapat kita
lihat ketika ada seorang anak yang diberikan nasihat oleh orang tuanya.

7. Penyimpangan Negatif -Penyimpangan ini merupakan perilaku yang memberikan


dampak negatif terhadap sistem sosial karena adanya unsur yang merendahkan dan
menyebabkan hal buruk, seperti adanya pencurian hingga pemerkosaan. Penyimpangan
primer - Penyimpangan yang sifatnya sementara dan dilakukan tidak terus menerus.
Penyimpangan sekunder - Penyimpangan negatif yang dilakukan terus menerus dan
merugikan diri sendiri dan orang lain.

8. Formal - pengendalian yang dilakukan secara resmi oleh lembaga kemasyarakatan


negara kepada seseorang/kelompok yang melakukan pelanggaran, dengan
mempertimbangkan aspek-aspek hukum masyarakat yang memiliki legalitas jelas.
Informal - dilakukan oleh sekelompok kecil masyarakat yang sifatnya tidak resmi dan
tidak mempunyai aturan-aturan resmi yang tertulis. Contohnya, aturan yang berlaku
dalam keluarga atau kelompok bermain.
Nonformal - dilakukan oleh kelompok kecil yang akrab, bersifat tidak resmi dan tidak
mempunyai aturan- aturan secara tertulis. Contohnya: gosip, teguran, pengucilan
(ostratisme), cemohoan.
Hukuman - imbalan yang bersifat negatif yang diberikan kepada seseorang atau
sekelompok orang yang dianggap telah melakukan perilaku menyimpang.
Lisan - dilakukan dengan mengajak orang menaati aturan dengan berbicara langsung
dengan bahasa lisan (verbal).

9. Koersif - terjadinya sebuah paksaan maupun kekerasan kepada pelaku penyimpangan


sosial baik dalam bentuk fisik maupun psikis. Hal ini seringkali dilakukan oleh pihak
yang berwenang ketika sudah tidak memiliki cara lain untuk menyadarkan pelaku
tersebut. Namun, dengan menggunakan cara ini seringkali menimbulkan konsekuensi
seperti reaksi negatif dari pihak lain.
Persuasif – tidak adanya kekerasan terhadap pelaku penyimpangan sosial namun cara
yang digunakan adalah menasehati, memberikan himbauan serat membimbing agar tidak
melakukan perilaku penyimpangan di kemudian hari.
Antisipasif - metode pencegahan dengan mempersiapkan kemungkinan-kemungkinan
yang dapat terjadi atau metode yang dilakukan sebelum terjadinya masalah. tindakan
yang sifatnya mencegah, serta mempersiapkan untuk sesuatu yang akan terjadi
Preventif - bertujuan untuk melakukan tindakan pencegahan terhadap kemungkinan
terjadinya pelanggaran-pelanggaran terhadap norma-norma sosial. Contohnya, guru
menasihati murid agar tidak terlambat datang ke sekolah
Regulatif – fungsi lembaga sosial adalah berfungsi secara regulatif maksudnya adalah
lembaga sosial ada untuk mengatur berbagai macam mulai dari perilaku manusia,
preferensi nilai sampai ideologi politik.

10. Stratifikasi Sosial masyarakat Hindu - Tipe kasta memiliki sistem stratifikasi dengan
garis pemisah yang kaku. Tipe semacam ini biasanya dijumpai pada masyarakat berkasta
dan hampir tidak memungkinkan tiap individu untuk bergerak secara vertikal untuk naik
kasta. Contoh dari situasi ini bisa dilihat dari konsep strata dalam agama Hindu yang
terdiri dari 4 macam kasta. Kasta tersebut yaitu Brahmana, Ksatria, Waisya dan Sudra.
Kasta Brahmana, Ksatria dan Waisya disebut triwangsa, sedangkan kasta Sudra disebut
jaba. Gelar-gelar tersebut diwariskan menurut garis keturunan ayah. Secara singkat, kasta
masyarakat hindu tersebut bisa dijabarkan sebagai berikut:
Brahmana - Golongan yang dahulu merupakan pemuka agama, cendekiawan yang
menguasai ajaran, pengetahuan, adat, adab hingga keagamaan. Ksatria - Bangsawan dan
tokoh masyarakat yang bertugas sebagai penegak keadilan, pemimpin masyarakat.
Profesi kasta ini merujuk pada raja, bangsawan, dan tentara. Waisya - Kasta ini merujuk
pada kaum pedagang, pebisnis, atau pemilik tanah. Kaum waisya adalah dahulu kala
merupakan kelompok kasta yang aktif dalam bidang ekonomi dan bisnis. Sudra -
Golongan dengan jumlah terbesar dibanding kasta lainnya. Sudra umumnya memiliki
profesi yang berkaitan dengan kegiatan fisik dan bakat ketekunannya. pekerjaan seperti
buruh, tukang, pekerja kasar, petani, pelayan, nelayan, penjaga, dll.

11. Integrasi sosial - proses penyesuaian unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan
masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memiliki keserasian
fungsi.
penyesuaian antara unsur-unsur yang berbeda, terutama pada kehidupan sosial. Sehingga
nantinya akan menghasilkan pola kehidupan yang nyaman untuk masyarakat.

12. Adjudikasi - cara penyelesaian konflik melalui jalur pengadilan (sidang). Contoh
adjudikasi yakni ketika hakim memutuskan hak asuh anak diberikan kepada sang istri
setelah perceraian.
Arbitrasi - menyelesaikan konflik dengan bantuan pihak ketiga (bersifat netral) yang
bertindak sebagai pemberi keputusan. Keputusan-keputusan yang dibuat disertai dengan
perjanjian tertulis dari pihak yang berkonflik. Contoh arbitrase yakni ketika wasit
mengganjar kartu merah untuk Rano pasca keributannya dengan Aldo. Di sini, wasit
bertindak sebagai pihak ketiga yang netral. Selain itu, keputusan wasit juga bersifat
mutlak dan harus dipatuhi.
Mediasi - cara penyelesaian konflik yang melibatkan bantuan pihak ketiga (bersifat
netral) sebagai penengah (kasih anjuran). Contoh mediasi yakni ketika Dini yang
ketahuan mencuri kue di toko, tetapi ia tidak dituntut oleh pemilik toko ke ranah hukum
karena ditengahi oleh Pak Joko.
Konsiliasi - bentuk penyelesaian konflik dengan adanya upaya mempertemukan pihak
yang berkonflik.
Kompromi - bentuk penyelesaian konflik dengan adanya upaya masing-masing pihak
untuk mengurangi tuntutan.

13. Mobilitas Vertikal – perpindahan status sosial yang terjadi bisa menjadi lebih tinggi
(naik) maupun lebih rendah (turun). Makanya, mobilitas vertikal adalah perpindahan
status sosial yang dimiliki seseorang atau kelompok ke status sosial lain yang tidak
sederajat dari sebelumnya.
Mobilitas Sosial Horizontal - Dalam mobilitas horizontal, perpindahan status sosial yang
dialami seseorang atau kelompok tidak akan mengubah derajat sosialnya atau akan tetap
sejajar seperti sebelumnya. Contohnya, seorang dokter yang bekerja di salah satu rumah
sakit Bandung diharuskan pindah tugas ke rumah sakit Jakarta. Pada kasus itu, dokter
tersebut mengalami mobilitas horizontal, yaitu perpindahan tempat kerja tetapi tidak
mengubah status sosialnya sebagai dokter. Penghasilannya tidak berubah dan jabatannya
sebagai seorang dokter juga tidak berubah.
Mobilitas Sosial Antargenerasi - perpindahan kedudukan sosial yang dialami seseorang
dengan melibatkan perbedaan generasi di dalamnya. Mobilitas antargenerasi melibatkan
generasi-generasi yang berbeda. Misalnya, dahulu, kakek dan nenek hanya bisa sekolah
sampai tingkat SMA. Kemudian, di generasi selanjutnya, yaitu ayah dan ibu, statusnya
naik jadi bisa bersekolah sampai jenjang Sarjana. Mobilitas sosial antargenerasi bisa naik
dan turun. Artinya, tiap generasi dalam satu kelompok bisa punya kedudukan yang
semakin tinggi atau rendah di masyarakat.
Mobilitas Sosial Intragenerasi - perpindahan kedudukan sosial yang terjadi pada generasi
yang sama. Misalnya, saat ini kamu sedang duduk di kelas 7 SMP. Kamu adalah anak
yang sangat pintar, sehingga bisa mengikuti program akselerasi di sekolah. Saat kenaikan
kelas, kamu langsung duduk di kelas 9. Dari sini, kamu sedang mengalami mobilitas
intragenerasi karena mengalami perpindahan kedudukan sosial pada generasi yang sama,
yaitu teman-teman sekelasmu di kelas 7.

14. Faktor Penghambat Mobilitas Sosial – Kemiskinan - Masyarakat yang mengalami


kemiskinan akan kesulitan untuk mencapai status sosial tertentu. Salah satu penyebab
kemiskinan adalah pendidikan yang rendah. Dengan pendidikan yang rendah, kualitas
sebagai sumber daya manusia pun juga menjadi rendah. Akibatnya, kemampuannya
untuk bersaing dalam mendapatkan pekerjaan menjadi terbatas. Diskriminasi -
membedakan perlakuan terhadap sesama karena alasan beda bangsa, suku, ras, agama,
dan golongan. Perlakuan membedakan seperti ini sangat tidak baik, selain dapat
mengakibatkan konflik, juga dapat menghambat mobilitas sosial. Stereotip Gender -
Membeda-bedakan karakteristik serta posisi sosial laki-laki dan perempuan, seperti
memiliki pandangan bahwa derajat laki-laki lebih tinggi daripada wanita.

15. Organisasi profesi - himpunan orang-orang yang memiliki profesi yang sama untuk
memperjuangkan profesinya. Contoh organisasi profesi antara lain Persatuan Guru
Republik Indonesia (PGRI), Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Lembaga Pendidikan - Sekolah merupakan sarana yang konkrit untuk melakukan gerak
vertikal, bahkan dianggap sebagai perangkat sosial (social elevator) dari kedudukan yang
rendah menuju kedudukan yang tinggi.
Organisasi Politik - Partai politik menjanjikan peluang yang besar dalam meningkatkan
status sosial seorang politikus yang profesional. Aktivitasnya yang sering berorasi di
depan umum dengan mengatasnamakan partai, membuat namanya terkenal, sehingga
keberadaannya lebih dihargai oleh masyarakat. Hal ini akan mempengaruhi status
sosialnya.
Organisasi Ekonomi - kelompok kerja sama antara orang-orang untuk mencapai tujuan di
bidang ekonomi.Contohnya perusahaan, koperasi, dan badan-badan usaha. Organisasi
ekonomi juga memberikan kesempatan bagi setiap orang untuk mewujudkan mobilitas
sosial. Misalnya, melalui organisasi koperasi, kesejahteraan anggota dapat
diperjuangkan.
Lembaga Pemerintahan –

16. Dampak Negatif Mobilitas Sosial – Kecemasan, ini terjadi karena seseorang merasa
khawatir jika status atau posisi sosialnya turun di masyarakat. Contohnya, ada pejabat
yang sebentar lagi melepas masa jabatannya. Nah, pejabat ini merasa cemas karena takut
kehilangan jabatan. Oleh karena itu, tidak jarang pejabat tersebut berbuat curang untuk
mempertahankan jabatan yang mereka inginkan. Melemahkan Solidaritas Kelompok -
Dampak ini, bisa terjadi di segala bentuk mobilitas sosial, baik itu horizontal maupun
vertikal. Contohnya, ada sebuah keluarga yang tadinya hidup di pemukiman yang
sederhana, tiba-tiba memenangkan kuis berhadiah ratusan juta. Kemudian, keluarga
tersebut pindah rumah ke pemukiman yang lebih elit. Nah, di sini, keluarga tersebut
mulai berbaur dengan tetangga baru. Akhirnya, mulai terjadi kerenggangan antara
keluarga ini dengan kelompok sosialnya di pemukiman lamanya. Memicu Konflik -
Parahnya, mobilitas sosial tidak hanya merenggangkan solidaritas kelompok saja, tapi
juga bisa memicu konflik atau pertikaian di masyarakat. Hal ini bisa terjadi karena
adanya persaingan yang tidak sehat untuk mencapai kedudukan sosial yang tinggi.
Contohnya, untuk mendapatkan banyak pembeli, toko A sengaja menjelek-jelekkan
kualitas barang toko B. Karena toko B tidak terima, akhirnya muncul konflik antar
pedagang.

17. Etnis atau suku - kelompok sosial yang pengelompokannya didasarkan pada kemiripan
dalam hal garis keturunan. Selain itu, etnis juga mempunyai kemiripan budaya, bahasa,
dan ideologi yang sama. Kesamaan-kesamaan tersebut menentukan seseorang diakui atau
tidak dalam etnis tertentu. Contoh: persatuan ikatan mahasiswa etnis tertentu,
persaudaraan etnis tertentu, dan sebagainya.
Bangsa - kelompok sosial yang pengelompokannya disatukan oleh nasionalisme pada
negara. Bangsa terbentuk karena adanya penderitaan, sejarah, nasib, dan perjuangan yang
sama. Contoh: Bangsa Indonesia, Bangsa Jerman, Bangsa Amerika, dan lain-lain.
Masyarakat - Kelompok sosial jenis ini merupakan kelompok sosial yang cakupannya
luas dan ciri-cirinya beragam. Pada umumnya, masyarakat dikelompokkan berdasarkan
wilayah tempat tinggal, mata pencaharian, kemajuan peradaban, dan lain-lain. Contoh:
netizen, masyarakat desa, masyarakat kota, masyarakat Pulau Jawa, dan lain-lain.
Paguyuban - kelompok sosial yang terbentuk karena adanya ikatan batin yang kuat.
Dalam prakteknya, tidak jarang gotong royong dan tolong-menolong antar anggota
didasari ketulusan tanpa kepentingan dan pamrih. Beberapa diantaranya memiliki garis
keturunan yang sama. Beberapa yang lain diikat oleh rasa kebersamaan dan solidaritas.
Paguyuban memiliki ciri-ciri intim (Hubungan yang erat dan menyeluruh), privat
(hubungannya bersifat pribadi), dan eksklusif (hanya untuk “kita” saja, selain “kita”
tidak termasuk). Contoh: keluarga inti, keluarga besar, rukun tetangga, dan sebagainya.
Patembayan - kelompok sosial yang memiliki ikatan lahiriah, biasanya kurang disertai
adanya ikatan batin. Sehingga dalam prakteknya, interaksi dilakukan karena adanya
kepentingan satu sama lain. Hal ini berisiko ikatan kelompok ini sifatnya tidak berjangka
panjang. Terbentuknya patembayan didasari atas pemikiran rasional yang lebih
mempertimbangkan untung-rugi ikut serta di dalamnya. Jika seseorang anggota sudah
tidak memiliki kepentingan apapun, dia bisa keluar sewaktu-waktu dari kelompok.
Contoh: ikatan antar pedagang, ikatan pengusaha, ikatan alumni sekolah, serikat pekerja,
dan sebagainya. Komunitas - kelompok sosial yang terdiri dari orang-orang yang
memiliki kesamaan karakteristik seperti hobi, geografi, profesi, agama, ras, dan lain-lain.
Di dalam komunitas, memungkinkan terjadinya interaksi yang saling membantu
sehingga ikatan perasaan cukup kuat di dalamnya. Contoh: komunitas pendaki gunung,
komunitas gowes, komunitas fotografi, dan lain-lain. Organisasi sosial - kelompok sosial
yang memiliki struktur yang jelas. Masing-masing anggota memiliki tugas dan peran
masing-masing. Dan semua diatur dengan rapi, spesifik, dan terukur. Organisasi sosial
keanggotaannya bersifat resmi dan sifat lembaganya memiliki identitas yang jelas dan
diakui.

18. Terbentuknya kemajemukan masyarakat di Indonesia disebabkan oleh letak wilayah


Indonesia yang memungkinkan terjadinya kontak dengan bangsa lain, kondisi wilayah
Indonesia yang berbentuk kepulauan serta perbedaan iklim dan topografi antara satu
daerah dengan daerah lain yang menyebabkan munculnya aneka budaya kelompok
masyarakat serta sumber daya alam yang beragam.

19. Ekonomi nasional - sistem yang digunakan oleh suatu negara untuk mengalokasikan
sumber daya yang dimilikinya baik kepada individu maupun organisasi di negara
tersebut. kebudayaan yang diakui sebagai identitas nasional atau jati diri bangsa.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara - rencana keuangan tahunan Pemerintah
negara Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. APBN berisi daftar
sistematis dan terperinci yang memuat rencana penerimaan dan pengeluaran negara
selama satu tahun anggaran.
Kepemimpinan nasional - sistem kepemimpinan dalam rangka penyelenggaraan negara
dan pembangunan bangsa, yang meliputi berbagai unsur dan struktur kelembagaan serta
berkembang dalam kehidupan pemerintahan negara dan masyarakat.
Integrasi nasional - proses penyatuan berbagai perbedaan dalam suatu bangsa.

20. Eksploratif - salah satu jenis penelitian sosial yang tujuannya untuk memberikan sedikit
definisi atau penjelasan mengenai konsep atau pola yang digunakan dalam penelitian.
Dalam penelitian ini, peneliti belum memiliki gambaran akan definisi atau konsep
penelitian.
Verivikatif - metode penelitian yang bertujuan mengetahui hubungan antara dua variabel
atau lebih, atau metode yang digunakan untuk menguji kebenaran dari suatu hipotesis
misalnya penelitian yang membuktikan apakah benar mentimun dapat menurunkan
tekanan darah manusia.
Development - penelitian pengembangan atau research and development (R&D) adalah
aktifitas riset dasar untuk mendapatkan informasi kebutuhan pengguna (needs
assessment), kemudian dilanjutkan kegiatan pengembangan (development) untuk
menghasilkan produk dan mengkaji keefektifan produk tersebut.
Eksplanasi - berfokus pada menjelaskan pola-pola fenomena yang belum dijelajahi dan
menguraikan rincian yang berkaitan dengan pertanyaan penelitian seperti apa, mengapa,
dan bagaimana. Contoh penelitian ini misalnya ketika dokter ingin memahami mengapa
pasiennya sakit.
Prediktif - ditujukan untuk memprediksikan atau memperkirakan apa yang akan terjadi
pada saat yang akan datang berdasarkan hasil analisis keadaan saat ini. Contohnya
Prediksi tentang jumlah penduduk lima atau sepuluh tahun yang akan datang,
berdasarkan perkembangan penduduk selama lima sampai sepuluh tahun yang lalu.

21. Primer - merupakan data yang diperoleh dari objek yang diteliti oleh orang atau
organisasi yang sedang melakukan penelitian. Adapun contoh dari data primer seperti
data hasil wawancara langsung, hasil survei, dan kuesioner terhadap responden.
Sekunder - data yang dikumpulkan dari data yang telah ada sebelumnya. Pada awalnya,
data sekunder merupakan data primer yang telah dikumpulkan oleh orang lain
sebelumnya, baik digunakan untuk kepentingan penelitian maupun untuk disimpan di
database nya saja.
Nominal - data pada suatu objek yang mana penomorannya tidak melambangkan
kedudukan atau tingkatan tertentu seperti pada data ordinal, artinya nomor yang
diberikan hanya sebagai label atau kode saja. Sebagai contoh pada data jenis olahraga.
Kualitatif - data yang bentuknya non numerik atau sulit untuk diubah ke dalam bentuk
numerik. Biasanya data ini akan banyak digunakan untuk mengangkat fenomena sosial.
Kuantitatif - data yang berbentuk numerik, dan umumnya digunakan untuk penelitian
yang berbau scientist.

22. Area atau cluster random sampling - salah satu metode pengambilan sampel yang
digunakan dimana populasi tidak terdiri dari individu-individu, melainkan terdiri dari
kelompok individu atau cluster. Sehingga unit yang terpilih menjadi sampel bukan
individu, namun kelompok individu yang telah tertata. Cluster sampel ini harus dipilih
secara random dari populasi cluster juga.
Stratified random sampling - metode pengambilan sampel yang digunakan pada populasi
yang memiliki susunan bertingkat atau berlapis-lapis. Teknik ini digunakan bila populasi
memiliki anggota/unsur yang tidak bersifat homogen dan berstrata secara proporsional
sehingga setiap strata harus terwakili dalam sampel. Misalkan tim peneliti ingin
menentukan IPK mahasiswa di seluruh AS. Tim peneliti mengalami kesulitan
mengumpulkan data dari 21 juta mahasiswa; itu memutuskan untuk mengambil sampel
acak dari populasi dengan menggunakan 4.000 siswa
Insidental - penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja pasien yang secara
kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang
orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
Purposive - Dalam teknik ini, seorang peneliti bisa memberikan penilaian terhadap siapa
yang sebaiknya berpartisipasi di dalam sebuah penelitian. Seorang peneliti dapat secara
tersirat memilih subjek yang dianggap representatif terhadap suatu populasi.

23. Observasi - suatu aktivitas pengamatan mengenai suatu objek tertentu secara cermat
secara langsung di lokasi penelitian tersebut berada. Selain itu, observasi ini juga
termasuk kegiatan pencatatan yang dilakukan secara sistematis tentang semua gejala
objek yang diteliti.
Kuesioner - sebuah teknik menghimpun data dari sejumlah orang atau responden melalui
seperangkat pertanyaan untuk dijawab. Dengan memberikan daftar pertanyaan tersebut,
jawaban-jawaban yang diperoleh kemudian dikumpulkan sebagai data
Wawancara (Interview) - percakapan antara dua orang atau lebih dan berlangsung antara
narasumber dan pewawancara.
Dokumentasi - sebuah cara yang dilakukan untuk menyediakan dokumen-dokumen
dengan menggunakan bukti yang akurat dari pencatatan sumber-sumber informasi
khusus dari karangan/ tulisan, wasiat, buku, undang-undang, dan sebagainya.

24. Organizing - proses dalam memastikan kebutuhan manusia dan fisik setiap sumber daya
tersedia untuk menjalankan rencana dan mencapai tujuan yang berhubungan dengan
organisasi. Organizing juga meliputi penugasan setiap aktifitas, membagi pekerjaan ke
dalam setiap tugas yang spesifik, dan menentukan siapa yang memiliki hak untuk
mengerjakan beberapa tugas.
Interpreting - layanan terjemahan bahasa secara lisan. Interpreter akan menerjemahkan
satu bahasa lisan dan menyampaikannya dalam bahasa lain. Interpreter akan
mendengarkan, memahami, dan mengingat isi dari sumber bahasa yang kemudian akan
disampaikan ke dalam bahasa lain tanpa mengurangi maksud dan isinya.
Tabulating - data yang diubah menjadi kode lalu disusun dan dikelompokkan ke dalam
tabel-tabel.
Coding - suatu proses pemberian angka pada setiap pertanyaan yang terdapat pada
kuesioner, yakni sebagai pengganti substansi pertanyaan. Pembuatan kode dimaksudkan
untuk menyederhanakan judul kolom dalam proses entry data (memasukkan atau tabulasi
data).
Editing - proses melengkapi dan merapikan data yang telah dikumpulkan dalam
kuesioner. Editing kuesioner digunakan untuk melengkapi data-data yang sudah
diperoleh tetapi belum dituliskan pada tempat yang telah disediakan dalam kuesioner.

Anda mungkin juga menyukai