Sosiologi adalah ilmu yang memelajari tentang masyarakat. Objek kajian sosiologi
adalah masyarakat. Semua hal yang berhubungan dengan masyarakat, baik itu berbentuk
interaksi, tradisi, ataupun budaya dikaji dalam sosiologi. Sosiologi berhubungan dengan
aktivitas manusia dan masyarakat, objek kajian sosiologi sangat banyak. Oleh karena
itu, objek kajian sosiologi dibagi lagi menjadi 2, yaitu objek material dan objek formal.
1. Objek Material
2. Objek Formal
Objek formal dalam kajian sosiologi adalah interaksi sosial dan sosialisasi yang
terjadi di masyarakat. Objek material adalah gejala sosial yang bisa kita rasakan
keberadaannya. Sedangkan pada objek formal, kita nggak cuma merasakan, tapi juga
berinteraksi secara langsung di dalamnya.
Misalnya pada contoh membeli ikan kembung selagi kegiatan jual beli itu, ternyata
aku nawar harga ikan cuenya, dari 15 ribu sebungkus jadi 10 ribu. Interaksi yang aku lakukan
berupa tawar menawar itu yang dimaksud objek formalnya. Dari satu contoh di atas, kamu
dapat mengkaji fenomena tersebut baik dari sisi objek material maupun objek formalnya.
Pasar, uang, ikan cue, masuk ke dalam objek material dari aspek fisik. Sedangkan
penggunaan uang sebagai alat pembayaran dan penerapan protokol kesehatan masuk ke
dalam objek material dari aspek nonfisik. Terakhir, kegiatan tawar-menawar atau interaksi
penjual dengan pembeli masuk ke dalam aspek formal.
Sumber : Ruang Guru
3. Kumulatif Ciri Kumulatif sebagai salah satu ciri Sosiologi artinya menganalisis serta
menggabungkan beberapa hasil penelitian hingga mencapai kesimpulan baru yang lebih
presisi. Misalnya, penelitian mengenai kemacetan Jakarta sebelumnya menyimpulkan
bahwa rendahnya kepercayaan masyarakat pada pemerintah dalam hal penyediaan
layanan transportasi umum merupakan penyebab macet, penelitian lain justru
menyimpulkan bahwa tingginya daya beli masyarakat yang justru menjadi penyebabnya.
Menganalisis kumpulan dari penelitian tersebut dan memberikan kesimpulan baru ialah
salah satu bentuk dari ciri kumulatif Sosiologi.
Tindakan Sosial
1. Tindakan sosial adalah tindakan yang memengaruhi atau dipengaruhi oleh orang lain.
2. Ciri-ciri tindakan sosial
Sosiologi berasal dari dari dua kata yaitu Socius dan Logos. Socius berati kawan dan
logos yang berarti ilmu.
Secara harfiah, sosiologi berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang gejala-
gejala sosial yang terjadi di masyarakat
Auguste Comte merupakan tokoh sosiologi yang memiliki pemikiran tentang filsafat
positivisme dan dikenal sebagai bapak sosiologi.
Tiga tahap pengetahuan menurut Auguste Comte
Auguste Comte mengemukakan teori perkembangan manusia dalam tiga tahap atau lebih
dikenal dengan The law of the three stages (hukum tiga tahap). Teori ini tidak hanya
berlaku terhadap perkembangan masyarakat, tetapi berlaku juga terhadap perkembangan
seorang individu. Hukum tiga tahap menurut Comte antara lain:
1. Tahap teologis: Tahap ini meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia
ini dikendalikan oleh kekuatan supranatural (GAIB) yang dimiliki oleh para
dewa, roh, atau Tuhan. Jadi pada tahap ini pemikiran manusia cenderung
irasional.
2. Tahap metafisik: Pada tahap ini manusia kemudian mengalami pergeseran cara
berpikir. Muncul konsep-konsep abstrak atau kekuatan abstrak selain Tuhan
seperti “alam”.
3. Tahap positivisme: Pada tahap ini suatu pemikiran yang menganggap bahwa
semua gejala alam dan isinya hanya dapat diterangkan dan dipahami melalui
kenyataan-kenyataan obyektif atau positif. Dapat dibuktikan secara empiris,
sosial dan fisik dalam upayanya menemukan hukum yang mengaturnya.
Menurut George Ritzer paradigma dibagi menjadi tiga yaitu :
1. Fakta sosial. Paradigma fakta sosial ialah cara pandang yang meletakkan fakta
sosial sebagai sesuatu yang nyata ada di luar individu, di luar self, di luar subjek.
Penekanannya ialah fakta sosial memiliki realitasnya sendiri. Garis besar
paradigma ini terbagi menjadi dua, yaitu struktur sosial dan institusi
sosial.Struktur sosial dapat dicontohkan seperti kelas, kasta dan strata sosial.
Institusi sosial misalnya, nilai, norma, peran dan posisi sosial. Teori struktural-
fungsional dan teori konflik dikategorikan oleh Ritzer ke dalam paradigma ini.
Sosiolog yang mewakilinya, antara lain Durkheim dan Marx.
2. Definisi sosial. Paradigma definisi sosial ialah cara pandang yang menekankan
bahwa realitas sosial bersifat subjektif. Eksistensi realitas sosial tidak terlepas
dari individu sebagai aktor yang melakukan suatu tindakan. Struktur sosial dan
institusi sosial dengan demikian dibentuk oleh interaksi individu. Melalui
paradigma ini, tindakan sosial berusaha untuk dipahami dan diinterpretasikan
secara subjektif. Teori tindakan Weber, teori interaksionisme simbolik, dramaturgi
dan fenomenologi masuk dalam kategori paradigma ini.
3. Paradigma perilaku sosial ialah cara pandang yang memusatkan perhatiannya
pada hubungan antara individu dengan lingkungannya. Realitas sosial merupakan
realitas objektif yang dibentuk melalui perilaku-perilaku individu yang nyata dan
empiris. Tingkah laku individu yang berinteraksi dengan lingkungannya
merupakan bentuk dari realitas sosial itu sendiri. Teori perilaku atau behavioral
dan teori pertukaran sosial Homans dan Blau dapat dikategorikan ke dalam
paradigma ini.
Salah satu faktor pendorong lahirnya ilmu sosiologi adalah perubahan perubahan
pada masyarakat eropa.
Ciri-ciri Interaksi Sosial
1. Jumlah pelaku lebih dari seorang bahkan lebih
2. Adanya komunikasi diantara para pelaku dengan menggunakan simbol-
simbol.
3. Adanya tujuan-tujuan tertentu, terlepas dari sama atau tidak sama dengan yang
diperkirakan oleh para pengamat.
Dasar pola interaksi diantaranya :
1. Kebutuhan yang nyata
2. Efisiensi
3. Penyesuaian dengan norma yang berlaku
4. Tidak memakasakan mental maupun fisik.
Interaksi sosial menurut Soerjono Soekanto merupakan hubungan-hubungan sosial
yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang per orang, antara kelompok-
kelompok manusia, maupun antara orang per orang dengan kelompok manusia
Syarat terjadinya interaksi sosial adalah Kontak dan Komunikasi
Pengertian Interaksi Sosial
Interaksi sosial merupakan hubungan dinamis menyangkut hubungan diantara
individu bersama individu, individu bersama kelompok, maupun antara kelompok
bersama kelompok, baik bentuk persaingan, kerjasama, maupun pertikaian.
Ciri Interaksi Sosial
Interaksi dilakukan manusia pada umumnya memiliki ciri, yaitu:
1. Jumlah pelaku satu orang lebih,
2. Terdapat komunikasi antara pelaku menggunakan simbol.
3. Terdapat dimensi waktu.
4. Terdapat tujuan tertentu.
Bentuk Interaksi Sosial
Berdasarkan pendapat Gillin, terdapat dua jenis proses sosial karena interaksi sosial
yaitu:
1. Proses Asosiatif
Kerjasama (cooperation), adalah bentuk interaksi pokok, kita kenali bentuk kerjasa
sama pada masyarakat yaitu kooptasi, tawar menawar, koalisi, serta usaha patungan.
Akomodasi (Acomodation) yaitu suatu proses sosial didalamnya ada 2 maupun lebih
individu maupun kelompok berusaha agar saling sesuaikan diri. Adapun bentuk
akomodasi yaitu kompromi, koersi, mediasi, arbitasi, toleransi, konsiliasi, ajudikasi,
stalemate, rasionalisasi, segregation, gencata senjata, dan despadement.
Asimilasi, yaitu proses ditandai dengan usaha-usaha agar dapat kurangi perbedaan
yang ada antara individu maupun kelompok individu. Terdapat faktor yang bisa
memudahkan maupun mendorong terjadi asimililasi, yaitu: toleransi, saling
menghargai, keterbukaan, serta terima unsur kebudayaan lainnya, kesempatan
seimbang pada bidang ekonomi bisa kurangi kecemburuan sosial, sikap menghargai,
sikap keterbukaan, adanya pernikahan, dan adanya musuh harus dihadapi.
2. Proses Disosiatif
Adalah proses cenderung bawa anggota kalangan masyarakat pada arah perpecahan
serta regangkan solidaritas antara anggota-anggotanya. Bentuk disosiatif, diantaraya
adalah persaingan (competition), kontravensi (contravention), konflik (conflict),
Imitasi, yaitu tindakan meniru tingkah laku, sikap, maupun tampilan orang lain.
Sugesti, yaitu cara pemberian pandangan maupun pengaruh seseorang terhadap orang
lain.
Simpati, adalah perasaan yang tertari timbul pada diri seseorang serta berkemampuan
merasakan diri seolah-olah ada pada keadaan manusia lain.
Motivasi, adalah bentuk rangsangan, dorongan, pengaruh diberi oleh individu diberi
motivasi.
Empati, yaitu proses kejiwaan untuk larut pada perasaan orang lainnya, baik suka
ataupun duka.