1. Fakta sosial adalah setiap cara bertindak, bauk tetap maupun tidak, yang bisa menjadi pengaruh atau hambatan eksternal bagi seorang individu. Dan dapat diartikan bahwa fakta sosial ini merupakan cara bertindak, cara berfikir, dan merasa. Yang ada di luar individu dan sifatnya memaksa serta terbentuk karena adanya pola di dalam masyarakat. 2. Karakter fakta sosial a. Eksternal, ia terpisah dari individu, bersifat objektif dan diluar dari individu b. Coersive, atau memiliki kemampuan memaksa, yaitu bermakna bahwa fakta sosial ini memiliki kemampuan untuk mengendalikan diri individu c. Bersifat umum, kolektif dan bersifat Bersama 3. Fakta sosial ini terbagi menjadi dua yaitu sebagai berikut: a. Material Wujud dan barangnya ada atau nyata. Contohnya, kiyai yang kita hormati b. Immaterial Tidak berwujud dan tidak bisa diobservasi secara empiris. Tetapi kita tidak bisa mengatakan bahwa fakta sosial ini tidak ada karna hanya tidak berwujud atau tidak terlihat. Contohnya seperti, nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat. 4. Jenis fakta sosial a. Moralitas Menurut emile Durkheim moralitas adalah cara masyarakat untuk mengendalikan pemenuhan kebutuhan. Moralitas juga dapat diartikan sebagai suatu mekanisme atau tata cara yang sudah disepakati oleh masyarakat untuk mengendalikan kebutuhan. Contohnya, pemenuhan kebutuhan ekonomi, kebutuhan biologis, dan sebagainya. b. Kesadaran kolektif Merupakan seluruh perasaan dan perasaan Bersama dari masyarakat yang memiliki kehidupanya sendir. Jadi, kesadaran kolektif ini bersifat eksternal dimiliki Bersama oleh masyarakat tetapi dia hanya dapat dirasakan dalam tingkat individu. Contohnya, pemahaman keagamaan, nilai-nilai dan norma. c. Representasi kolektif Merupakan konsep Bersama dan kekuatan sosial yang memaksa individu. Seperti symbol-simbol keagamaan, mitos atau legenda. Yang diamana hal tersebut merepresentasikan kepercayaan, nilai-nilai dan norma-norma Bersama yang mendorong kita untuk mengikutinya. Contohnya peci, peci ini merupakan representasi kolektif yang dimana ia mewakilkan status seseorang sebagai kaum muslim. d. Arus sosial Merupakan luapan antusiasme yang besar termasuk kemarahan dan juga rasa iba yang terbentuk dalam kumpulan public.
B. Teori hukum tiga tahap
Comte merupakan pengikut aliran positivisme yang meyakini bahwa masyarakat merupakan bagian dari alam. Sementara peranan sosiologi bertugas untuk mempelajari serta menemukan hukum sosial yang sama tersebut. Pemikiran Auguste Comte tentang teori sosial tersebut dilatarbelakangi oleh adanya pergolakan sosial politik yang terjadi di Perancis. Suatu pergolakan yang disebut-sebut sebagai aksi revolusi Perancis telah menimbulkan kehancuran dan kehidupan anarki yang dialami oleh masyarakat Perancis. Penjelasan pola linear teori tiga tahap adalah sebagai berikut: 1. Pertama, Tahap Teologis dan Militer (Teologis). Tahap ini merupakan periode paling lama dalam sejarah manusia dan disebut sebagai masa kekanakan intelegensia manusia. Pada tahap ini manusia mempercayai adanya kekuatan- kekuatan supranatural yang muncul dari kekuatan zat adikodrati atau jimat atau kekuatan yang berasal dari luar diri manusia atau muncul dari kekuatan tokoh- tokoh agamis yang diteladani oleh manusia. 2. Kedua, Tahap Metafisik (Revolutionary crisis). Tahapan ini merupakan fase transisi antara tahap teologis menuju ke tahap positfistik sehingga disebut dengan masa remaja intelegensia manusia. Tahap ini ditandai dengan adanya satu kepercayaan manusia akan hukum-hukum alam secara abstrak yang diilustrasikan dengan bentuk pemikiran yang bersifat filosofis, abstrak dan universal. 3. Ketiga, Tahap Positif dan Ilmu Pengetahuan (scientific stage). Tahap ini merupakan tahap terakhir dalam pemikiran evolusionisme sosial Auguste Comte dan dianggap sebagai masa dewasa intelegensia manusia. Pada tahap ini pikiran manusia tidak lagi mencari ide-ide absolut yang asli, yang menakdirkan alam semesta dan menjadi penyebab fenomena. C. Pengertian teori Menurut buku Stephen W. littlejohn, theories of human communiation wadsworth, secara umum istilah teori dalam ilmu sosial mengandung beberapa pengertian sebagai berikut: teori adalah abstraksi dan realitas, teori terdiri dari sekumpulan prinsip dan definisi yang secara konseptual mengorganisasikan aspek- aspek dunia empiris secara sistematis, teori terdiri dari asumsi-asumsi, proposisi proposisidan aksioma-aksioma dasar yang saling berkaitan. Dari unsur diatas dapat disimpulkan bahwa teori pada dasarnya merupakan konseptualisasi dan penjelasan logis dan empirik tentang suatu fenomena. Dilihat dari basic research paling tidak ada 9 tipe tujuan penelitian: 1. To explore(penjagaan) tujuannya berusaha untuk pengembangkan awal, mencari gambaran kasar atau mencari pemahaman tentang fenomena sosial yang belum di ketahui sebelumnya. 2. To describe: tujuannya untuk menggambarkan realitas sosial secara apa adanya atau melakukan pengukuran yang cermat terhadap fenomena sosial tertentu, termasuk Keajegan-keajegan sosial yang ada peneliti mengembangkan konsep atau teori. 3. To explain:untuk menjelaskan hubungan kausal fenomena sosial dengan mengembangkan pengujian hipotesa. 4. To understand:untuk memahami fenomena sosial secara memdal, termasuk menentukan alasan-alasan dari tindakan sosial yang ada, kejadian-kejadian serangkaian episode sosial, dengan berbagai alasannya yang diderivasi dari aktor sosial. 5. To predict:untuk melakukan ramalan kejadian tertentu di masa mendatang, setelah melakukan pemahaman dan penjelasan 6. To change:untuk melakukan intervensi sosial, seperti membantu partisipasi. 7. To evaluate:untuk memonitor program intervensi sosial atau menilai apakah program yang telah ditetapkan sesuai dengan outcome yang telah di rencanakan dan membantu memecahkan masalah dan membuat kebijakan. 8. To asses social impact:untuk mengidentifikasi kemungkinan konsekuensi/dampak sosial kebudayaan dari pelaksanaan proyek, perubahan teknologi atau kebijakan tindakan pada struktur sosial. D. Teori Tindakan sosial max weber Tindakan sosial merupakan Tindakan individu yang tertuju atau yang memiliki makna terhadap individu lain. Jadi prinsip Tindakan sosial yang pertama, tertuju pada orang lain, yang kedua memiliki makna terhadap orang lain, dan yang ketiga memiliki dampak pada orang lain. Menurut max weber Tindakan sosial ini selalu dimotivasi atau dilandasi oleh lima bentuk rasionalitas. Antara lain sebagai berikut: 1. Rasional formal Tindakan individu yang didasarkan pada kalkulasi untuk rugi. Contoh: kita bersedia untuk membantu teman kita asalkan kita mendapatkan untung kita bersedia untuk mendukung teman kita asalkan teman kita juga bersedia untuk mendukung kita dalam suatu target atau capaian tertentu 2. Rasionalitas instrumental Merupakan Tindakan individu yang didasarkan pada upaya pencapaian tujuan se- efisien dan se-efektif mungkin. Dalam rasionalitas ini kita hanya sekedar menjadikan individu lain sebagai alat untuk mencapai tujuan kita. Contoh: ada seorang Wanita dari keluarga kurang mampu atau miskin yang ingin cepat kaya kemudian dia memilih untuk menikah dengan seorang pria tua yang kaya raya. Kita mengkambing hitamkan seseorang agar kita tidak disalahkan 3. Rasionalitas nilai Merupakan Tindakan individu yang didasarkan pada sesuatu yang dianggap baik, benar, dan diharapkan keterwujudannya. Contoh, berkata jujur, tidak korupsi, dan memaafkan orang lain. 4. Rasionalitas tradisional Merupakan Tindakan individu yang didasarkan pada perihal atau sesuatu yang telah dilakukan secara turun-temurun. Contoh, menikuti kegiatan uapacara adat atau misalkan kita masuk ke universitas tertentu dikarnakan orang tua atau keluarga kita juga lulusan universitas tersebut. 5. Rasionalitas afektif Merupakan Tindakan individu yang didasarkan pada emosi atau perasaan. Missal, seseorang yang merasa kegirangan atau senang karna diberi coklat dan bunga oleh seseorang yang ia sukai. Atau kita merasa takut Ketika kita bertemu dengan seseorang.