Anda di halaman 1dari 24

RANGKUMAM CATATAN PLSBT

Nama : Intan sri wulan rahma


NIM : 2286207015
Matkul : PLSBT

 Pertemuan pertama :
Ruang lingkup PLSB.
1. Pendidikan merupakan proses pendewasaan pengembangan kepribadian.
2. Lingkungan adalah aspek interaksi antara makhluk hidup terutama manusia dengan
lingkungan yang merupakan kajian ekologi termasuk ke dalamnya kajian ekologi manusia.
3. Ibu hilang sosial aspek interaksi dan proses sosial yang merupakan kajian sosiologi
psikologi sosial dan bidang ilmu sosial lainnya.
4. Budaya aspek budaya yang merupakan hasil ungkapan dan pengembangan akal budi
manusia yang prosesnya yang merupakan pengkajian antropologi khususnya antropologi
budaya dan bidang humaniora.
5. Teknologi salah satu unsur budaya yang merupakan penerapan praktik ilmu pengetahuan
yang membawa dampak kemajuan kesejahteraan (positif) dan ketimpangan (negatif) dalam
kehidupan manusia. (Effendi & Elly M Setiadi, 2010:12)
 Pertemuan kedua
A. Pengertian ilmu adalah ilmu merupakan hasil olah bikin manusia secara mendalam
sehingga menghasilkan suatu konsep yang dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Ilmu
merupakan salah satu dasar yang harus dimiliki oleh setiap manusia, karena ilmu sangat
penting dalam kehidupan manusia jika seorang manusia tidak memahami akan pentingnya
ilmu maka akan berdampak negatif bagi dirinya sendiri maupun orang lain.
Selain pengertian di atas secara sederhana ilmu adalah pengetahuan yang sudah
tersusun, diklasifikasikan, di organisasikan diskrimistematisasi dan diinterpretasi yang
menghasilkan kebenaran objektif yang sudah diuji oleh secara ilmiah sementara
pengetahuan adalah segala sesuatu atau hal yang diketahui melalui tanggapan panca indra
rasio firasat intuisi insting ilmu pengetahuan sikap oleh karena itu tidak semua pengetahuan
adalah ilmu tetapi semua ilmu adalah pengetahuan.
B. Syarat Ilmu sebagai berikut :
1 Objektif : sesuatu dapat disebut ilmu jika dicari dan diteliti secara mendalam
sehingga menghasilkan suatu keputusan yang kebenarannya bersifat objektif dan
dapat diterima oleh semua orang serta objek yang ditelitinya nyata. Selain itu
kebenarannya dapat diuji secara ilmiah, jadi bukan hanya kesimpulan yang diambil
secara subjektif oleh peneliti atau subjek penunjang penelitian saja.
2 Metodis : Metode berasal dari bahasa Yunani yaitu metode yang berarti cara atau
jalan dalam menentukan suatu ilmu harus memiliki cara yang paling dalam
kemungkinan-kemungkinan adanya kepemimpinan dalam ilmu yang terusi
kebenarannya tersebut secara umum mekanis adalah metode ilmiah untuk menguji
kebenaran suatu ilmu.
3 Sistematis : suatu ilmu harus bersifat sistematis hal ini dimaksudkan agar objek dari
suatu ilmu tersebut dapat terurai secara teratur dan lebih sehingga membentuk suatu
sistem yang berarti secara utuh menyeluruh terpadu serta mampu menjelaskan
rangkaian sebab akibat yang menyangkut objek ilmu itu sendiri
4 Universal : Jelas dalam menentukan suatu ide tertentu harus memiliki sifat universal
hal ini untuk menentukan ilmu tersebut dapat dipergunakan secara luas atau tidak
seperti ilmu matematika dan fisika yang dimiliki rumus-rumus yang paling singkat di
belahan dunia tersebut dapat digunakan dan dapat diterima secara luas
5 Memiliki masyarakat ahli ( community scholer ) atau pakar ilmu sendiri.
C. Esensinya
1 Sosiologi : yaitu ilmu sosial yang mempelajari tentang hubungan antar manusia
dalam konteks sosialnya. Jadi objek formal dari sosiologi adalah interaksi atau
hubungan antar manusia yang hiduop dalam kelompok-kelompok tertentu. Di dalam
ilmu sosial ini mengkaji bagaimana seseorang dapat berinteraksi dengan sesamanya,
bagaimana seseorang bertingkah laku, bersikap dan mengambil keputusan yang baik.
2 Antropologi : merupakan ilmu sosial yang mempelajari aspek kebudayaan yang ada
didalam masyarakat. Objek formal dari antropologi adalah kebudayaan yang
berkembang di masyarakat. Karna seperti yang kita lihat banyak sekali macam-
macam kebudayaan.
3 Ekonomi : adalah ilmu sosial yang mempelajari tentang aspek kebutuhan manusia
untuk memenuhi keperluan jasmani manusia.
4 Hukum : adalah ilmu sosial yang memperhatikan prilaku manusia menurut ketentuan
atau aturan yang berlaku didalam suatu kelompok masyarakat.
5 Komunikasi : merupakan ilmu sosial tentang aspek pernyataan manusia dalam
konteks sosialnya.
6 Politik : merupakan ilmu sosial yang bergalut dalam aspek kekuasaan khususnya
dalam masalah kenegaraan dan pemerintahan.

 Pertemuan ketiga
A. Manusia sebagai makhluk individu diartikan sebagai perseorangan atau sebagai diri
pribadi. Manusia sebagai diri pribadi merupakan makhluk yang diciptakan secara
sempurna oleh Tuhan Yang Maha Esa. Jika kita amati secara seksama benda-benda
atau makhluk ciptaan Tuhan yang ada di sekitar kita, mereka memiliki unsur yang
melekat padanya, yaitu unsur benda, hidup, naluri, dan akal budi.
B. Manusia sebagai makhluk sosial artinya manusia sebagai warga masyarakat. Dalam
kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat hidup sendiri atau mencukupi kebutuhan
sendiri. Meskipun dia mempunyai kedudukan dan kekayaan, dia selalu membutuhkan
manusia lain.
C. Manusia hubungannya dengan alam adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
Sebagai satu kesatuan, semua hal tersebut saling berkaitan dan bersifat fungsional.
Alam sebagai satu kesatuan sistem yang utuh merupakan kolektivitas dari
serangkaian subsistem yang saling berhubungan, bergantung, dan fungsional satu
sama lain.

 Pertemuan keempat
A. Peranan manusia sebagai makhluk individu dan sosial : Peran sebagai makhluk
individu untuk memenuhi segala kebutuhannya. Kepentingan pribadi yang ingin
dilakukan seperti aktivitas yang harus dijalankan tanpa harus selalu mengharap
imbalan orang lain, manusia yang terus berupaya memenuhi setiap hak-haknya untuk
segenap potensi dirinya baik secara rohani maupun jasmaninya. Bentuk apresiasi
kepada diri sendiri apabila dapat memberikan sumbangsi yang baik terhadap
kehidupan makhluk individu lainnya.
Sedangkan Manusia pada hakekatnya memiliki sifat sosial akan hasratnya yang selalu
ingin hidup berdampingan dengan individu lainnya. Tidak menutup kemungkinan kita
tidak bisa memenuhi seluruh aspek kebutuhan dengan sendiri, ketidakberdayaan
manusia dalam menjalankan kehidupan tidak terlepas dengan makhluk sosial lainnya.
Adanya norma-norma sebagai aturan yang mengikat kita dalam berinteraksi tentunya
kita tidak bisa mementingkan kehidupan secara pribadi dan hidup secara
berkelompok.
B. Dilema antara kepentingan inividu dan kepentingan sosial :

1. Pandangan Individualisme berpangkal dari konsep bahwa manusia pada


hakikatnya adalah makhluk individu yang bebas. Paham ini memandang manusia
sebagai makhluk pribadi yang utuh dan lengkap terlepas dari manusia yang lain.
Pandangan individualisme berpendapat bahwa kepentingan individulah yang
harus diutamakan. Yang menjadi sentral individualisme adalah kebebasan seorang
individu untuk merealisasikan dirinya. Paham individualisme menghasilkan
ideologi liberalisme. Paham ini bisa disebut juga ideologi individualisme liberal.

1. Penjaminan hak milik perorangan. Menurut paham ini , pemilikan sepenuhnya


berada pada pribadi dan tidak berlaku hak milik berfungsi sosial,
2. Mementingkan diri sendiri atau kepentingan individu yang bersangkutan.
3. Pemberian kebebasan penuh pada individu
4. Persaingan bebas untuk mencapai kepentingannya masing-masing.

Kebebasan dalam rangka pemenuhan kebutuhan diri bisa menimbulkan


persaingan dan dinamika kebebasan antar individu. Menurut paham liberalisme,
kebebasan antar individu tersebut bisa diatur melalui penerapan hukum. Jadi,
negara yang menjamin keadilan dan kepastian hukum mutlak diperlukan dalam
rangka mengelola kebebasan agar tetap menciptakan tertibnya penyelenggaraan
hidup bersama.

2. Pandangan Sosialisme Paham sosialisme ditokohi oleh Robert Owen dari Inggris
(1771-1858), Lousi Blanc, dan Proudhon. Pandangan ini menyatakan bahwa
kepentingan masyarakatlah yang diutamakan. Kedudukan individu hanyalah objek
dari masyarakat. Menurut pandangan sosialis, hak-hak individu sebagai hak dasar
hilang. Hak-hak individu timbul karena keanggotaannya dalam suatu komunitas
atau kelompok. Sosialisme adalah paham yang mengharapkan terbentuknya
masyarakat yang adil, selaras, bebas, dan sejahtera bebas dari penguasaan individu
atas hak milik dan alat-alat produksi. Sosialisme muncul dengan maksud
kepentingan masyarakat secara keseluruhan terutama yang tersisih oleh system
liberalisme, mendapat keadilan, kebebasan, dan kesejahteraan. Untuk meraih hal
tersebut, sosialisme berpandangan bahwa hak-hak individu harus diletakkan
dalam kerangka kepentingan masyarakat yang lebih luas. Dalam sosialisme yang
radikal/ekstem (marxisme/komunisme) cara untuk meraih hal itu adalah dengan
menghilangkan hak pemilikan dan penguasaan alat-alat produksi oleh perorangan.
Paham marxisme/komunisme dipelopori oleh Karl Marx (1818-1883).

3. Kehidupan di Indonesia Dalam negara Indonesia yang berfalsafahkan Pancasila,


hakikat manusia dipandang memiliki sifat pribadi sekaligus sosial secara
seimbang. Manusia bukanlah makhluk individu dan sosial, tetapi manusia adalah
makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Frans Magnis Suseno, (2001)
menyatakan bahwa manusia adalah individu yang secara hakiki bersifat sosial dan
sebagai individu manusia bermasyarakat. Bung Karno menerangkan tentang
seimbangnya dua sifat tersebut dengan ungkapan “Internasianalisme tidak dapat
hidup subur kalau tidak berakar dalam buminya nasionalisme. Nasionalisme tidak
hidup subur kalau tidak hidup dalam taman sarinya internasionalisme” (Risalah
Sidang BPUPKI-PPKI, 1998). Paduan harmoni antara individu dan sosial dalam
diri bangsa Indonesia diungkap dalam sila kedua dan ketiga Pancasila. Bangsa
Indonesia memiliki prinsip menempatkan kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan. Namun demi kepentingan bersama tidak
dengan mengorbankan hak-hak dasar setiap warga negara.

 Pertemuan kelima
A. Nilai sosial adalah standar yang di dalamnya terdapat seperangkat perilaku dan
berfungsi sebagai pedoman hidup manusia dalam bermasyarakat. Berikutnya, standar
ini akan secara otomatis dapat mengatur segala bentuk tindakan hingga ucapan semua
orang yang berada di dalam kelompok masyarakat. Keberadaan dari nilai sosial ini
diharapkan bisa membantu setiap individu agar bisa mendapatkan hak serta
menjalankan kewajibannya secara adil dan merata dalam kelompok masyarakat.
Selain itu, adanya nilai sosial juga bisa membantu suatu kelompok untuk bisa
mencapai tujuan bersama. Sebagai contohnya, nilai sosial yang memiliki tujuan agar
bisa menciptakan suatu kerukunan walaupun berbeda-beda suku, agama, ras dan
lainnya. Oleh karena itu, nantinya setiap anggota kelompok masyarakat perlu
menekankan nilai sosial tersebut.
Berikutnya, masyarakat akan lebih tahu apa saja yang termasuk ke dalam hal baik
untuk dilakukan dan mana saja yang merupakan hal buruk serta tak boleh dilakukan.
Hingga pada akhirnya, setiap orang akan menyadari batasan yang mereka miliki dan
berusaha untuk tidak melampaui batasan tersebut agar bisa diterima oleh kelompok
masyarakat. Nilai sosial juga bisa diartikan sebagai suatu nilai yang dianut oleh
masyarakat tentang apa yang mereka anggap benar dan apa yang mereka anggap
buruk. Untuk bisa menentukan baik dan buruk, pantas atau tidak pantas harus
menempuh proses menimbang. Hal ini nantinya juga akan dipengaruhi oleh aturan
yang sudah ada sejak dahulu kala, seperti istiadat yang dianut oleh masyarakat.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), nilai adalah sifat-sifat (hal-hal)
yang penting atau berguna bagi kemanusiaan. Sedangkan sosial adalah berkenaan
dengan masyarakat. Itu artinya, nilai sosial adalah suatu yang dianggap baik, patut,
layak dan bisa dijadikan suatu pedoman hidup oleh suatu kelompok individu.
B. Norma Sosial adalah aturan dan harapan masyarakat yang berguna untuk memandu
perilaku masyarakat agar tidak keluar dari tujuan yang sebelumnya sudah
direncanakan. Mereka seperti pemandu yang tak terlihat, membantu kita memahami
apa yang diharapkan dalam berinteraksi dengan sesama. Dalam berbagai situasi,
dengan norma membantu kita menjaga keseimbangan dan ketertiban dalam
masyarakat. Penting untuk dipahami bahwa Norma Sosial bersifat tidak personal dan
terlihat seperti Anonim. Mereka bukanlah perintah dari individu tertentu, tetapi lebih
sebagai panduan kolektif yang membentuk budaya dan etika bersama.
C. moral sosial adalah nilai-nilai yang menjadi pegangan bagi seseorang dalam mengatur
perbuatan atau tingkah lakunya terhadap manusia lain, mengenai apa yang dianggap
baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat dimana perbuatan itu berdampak
langsung dengan kehidupan antar sesama manusia.

 Pertemuan ke enam
Peranan hukum untuk melindungi, mengatur dan merencanakan kehidupan ekonomi
sehingga dinamika kegiatan ekonomi itu dapat diarahkan kepada kemajuan dan
kesejahteraan bagi seluruh masyarakat sebagaimana dikemukakan oleh Thomas
Aquinas dalam Suma Theologica. Hukum bukan hanya bisa membatasi dan menekan
saja, akan tetapi juga memberi kesempatan bahkan mendorong para warga untuk
menemukan berbagai penemuan yang dapat menggerakkan kegiatan ekonomi negara.
Dan pada dasarnya setiap kegiatan atau aktivitas manusia perlu diatur oleh suatu
instrumen yang disebut sebagai hukum. Hukum disini direduksi pengertiannya menjadi
perundang-undangan yang dibuat dan dilaksanakan oleh Negara.

 Pertemuan ke tujuh
A. Pengertian interaksi sosial Pengertian interaksi sosial Secara harfiah interaksi berarti
tindakan (action) yang berbalasan antarindividu atau antarkelompok. Tindakan
saling memengaruhi ini seringkali dinyatakan dalam bentuk simbol-simbol atau
konsep-konsep. Sehingga, pengertian interaksi sosial, yaitu hubungan timbal balik
yang dinamis antara individu dan individu, antara individu dan kelompok, atau
antara kelompok dengan kelompok baik dalam kerja sama, persaingan, ataupun
pertikaian. Baca juga: Penjelasan Interaksi Sosial dan Lingkungan Alam Interaksi
sosial antarmanusia terjalin dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup bersama.
Dalam hubungan itu satu sama lain saling memengaruhi.

B. Ciri –ciri interaksi sosial


 Jumlah pelaku lebih dari seorang bahkan lebih
 Adanya komunikasi diantara para pelaku dengan menggunakan simbol-simbol.
 Adanya tujuan-tujuan tertentu, terlepas dari sama atau tidak sama dengan yang
diperkirakan oleh para pengamat.
C. Syarat terjadinya interaksi sosial
 Kontak sosial Kontak sosial merupakan hubungan antara satu pihak dengan
pihak lain, sebagai awal atau langkah pertama akan terwujudnya sebuah
interaksi sosial. Di dalam kontak sosial, akan tercipta sebuah aksi dan reaksi
antara pihak yang bersentuhan secara fisik.
 komunikasi adalah bentuk menyampaikan sebuah pesan kepada orang lain yang
pelaksanaannya secara langsung maupun melalui alat bantu. Dari proses
komunikasi, akan muncul tanggapan atau respons. Bentuk komunikasi wujudnya
dapat berupa ucapan atau kata-kata, gerak tubuh, mimik wajah dan lain
sebagainya.
 Tindakan sosial Tindakan sosial merupakan sebuah aksi tindakan yang
memengaruhi orang atau individu lain, namun tetap mempertimbangkan
keberadaan orang tersebut. Tindakan sosial dibagi menjadi empat macam, yaitu:
Tindakan rasional Tindakan rasional berorientasi nilai Tindakan tradisional
Tindakanafektif.
D. Bentuk-bentuk interaksi sosial
 Interaksi sosial antara individu dengan individu Wujud interaksi sosial antara
individu dengan individu dapat kita lihat, yaitu saat dua orang bertemu kemudian
terjadi interaksi dalam bentuk saling menegur, dan lain sebagainya.
 Interaksi sosial antara individu dengan kelompok Wujud interaksi sosial antara
individu dengan kelompok, antara lain jika seorang guru atau dosen yang sedang
mengajar murid-muridnya tentang suatu mata pelajaran. Guru adalah satu orang
sehingga disebut individu dan murid-murid disebut kelompok karena terdiri
banyak siswa yang sedang menyimak ajaran guru.
 interaksi sosial antarkelompok, merupakan interaksi antarkelompok. Contohnya
yaitu pada Perang Dingin atau pertentangan antara dua blok atau dua kelompok.

 Pertemuan ke delapan
A. Pengertian Kelompok sosial
Kelompok sosial adalah kumpulan manusia yang memiliki kesadaran bersama akan
keanggotaan dan saling berinteraksi. Kelompok sosial bertujuan mewujudkan
penerapan nilai-nilai sosial yang ada dan dibutuhkan dalam suatu struktur sosial
pada suatu masyarakat. Kelompok sosial merupakan bagian dari realitas sosial yang
bersifat universal dan menjadi bagian dari sistem sosial. Pembentukan kelompok
sosial terjadi pada para anggota masyarakat yang memiliki latar belakang sama serta
memiliki kesadaran tentang hubungan yang terjalin di antara mereka. Secara
sosiologis, kelompok adalah setiap kumpulan manusia dengan pola interaksi
terorganisasi dan terjadi secara berulang-ulang. Hakikat keberadaan kelompok sosial
bukanlah terletak pada dekatnya jarak fisik melainkan pada kesadaran untuk
berinteraksi.
B. Klasifikasi Kelompok sosial
Kelompok sosial dibagi menjadi beberapa klasifikasi, yaitu sebagai berikut:
1. Berdasarkan atas cara terbentuknya, seperti kelompok semu dan kelompok nyata.
2. Berdasarkan kualitas hubungan antar anggotanya, seperti kelompok primer
(hubungan cenderung informal) dan kelompok sekunder (hubungan cenderung
formal).
3. Berdasarkan kekuatan ikatan antar anggotanya, seperti paguyuban dan
patembayan.
4. Berdasarkan pencapaian tujuannya, seperti kelompok formal (mempunyai aturan
sendiri) dan kelompok informal (memiliki tujuan bersama namun tidak resmi).
C. Pengertian Masyarakat
adalah sekumpulan manusia yang saling berinteraksi atau bergaul dengan
kepentingan yang sama. Terbentuknya masyarakat karena manusia menggunakan
perasaan, pikiran dan keinginannya memberikan reaksi dalam lingkungannya.
D. Proses terbentuknya masyarakat
1. Proses belajar kebudayaan sendiri Pada tahap mempelajari kebudayaan sendiri,
masyarakat akan melalui sejumlah pendekatan yaitu proses internalisasi,
sosialisasi, dan enkulturasi.
 Proses internalisasi adalah proses yang panjang sejak individu dilahirkan
hingga di penghujung ajalnya. Manusia atau individu belajar menanamkan
dalam kepribadiannya tentang segala hasrat, perasaan, nafsu, serta emosi yang
diperlukan sepanjang hidupnya.
 Proses sosialisasi adalah proses belajar tentang kebudayaan dalam sistem
sosial. Jadi, individu sejak kecil hingga tua mempelajari pola-pola tindakan
dalam interaksi di sekelilingnya. Tahap sosialisasi di masyarakat bisa berjalan
cepat atau lambat. Faktor utamanya bergantung pada pendidikan dan ilmu
pengetahuan, serta teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang di
wilayahnya masyarakat itu sendiri.
 Proses enkulturasi adalah individu mempelajari dan menyesuaikan alam
pikiran serta sikapnya dengan adat-istiadat, sistem norma, serta peraturan-
peraturan yang hidup dalam kebudayaannya. Misalnya di wilayah atau daerah
yang mayoritas penduduk berpendidikan tinggi, tentu akan mudah terjadinya
pembudayaan dari inovasi-inovasi baru di wilayah tersebut. Sebab
masyarakatnya akan lebih mudah menilai kelebihan dan kekurangan dari hasil
inovasi baru yang diterapkan itu

2. Proses evolusi sosial adalah serangkaian perubahan sosial dalam masyarakat


yang berlangsung dalam waktu lama. Misalnya berawal dari kelompok suatu
masyarakat yang masih sederhana dan homogen, kemudian secara bertahap
menjadi kelompok suku atau masyarakat yang lebih maju, dan akhirnya menjadi
masyarakat modern yang kompleks.
3. Proses difusi adalah proses penyebaran kebudayaan dari satu masyarakat ke
masyarakat lainnya. Proses ini sering dikaitkan dengan perubahan sosial yang
terjadi secara bertahap dan disebabkan oleh sejumlah faktor, seperti pada
karakteristik, perilaku, dan pola hidup masyarakat. Proses Terjadinya Konflik di
Masyarakat dan Cara Menyelesaikannya
4. Proses akulturasi atau asimilasi, Akulturasi adalah proses yang timbul apabila
suatu kelompok manusia dan kebudayaannya dihadapkan pada unsur dari suatu
kebudayaan asing. Unsur kebudayaan asing tersebut kemudian secara bertahap
diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menghilangkan
kepribadian budaya sendiri. Sementara asimilasi adalah proses sosial yang
timbul apabila ada kelompok manusia dengan latar kebudayaan yang berbeda-
beda. Sebagaimana proses akulturasi, proses asimilasi ini terjadi pada suatu
daerah atau wilayah yang berbeda-beda. Hal itu dipengaruhi oleh faktor
karakteristik dan perilaku masyarakat yang ada di daerah bersangkutan.
5. Proses pembauran atau inovasi adalah proses baru dari penggunaan sumber-
sumber alam, energi dan modal, pengaturan baru dari tenaga kerja dan
penggunaan teknologi baru yang menyebabkan sistem produksi dan dibuatnya
produk-produk baru. Inovasi akan terjadi apabila masyarakat di suatu daerah
selalu berusaha menghasilkan sesuatu yang berbeda dan bisa memuaskan
masyarakat tersebut dalam memenuhi kebutuhannya. Meski begitu, tidak sedikit
dari inovasi ini d
6. apat menimbulkan dampak negatif apabila tidak diantisipasi dengan baik. Dari
penjelasan tentang proses pembentukan masyarakat di atas, terbentuklah
masyarakat secara berangsur-angsur di berbagai wilayah atau daerah.

 Pertemuan ke Sembilan
A. Pegertian perubahan sosial

Perubahan sosial adalah sebuah bentuk dari peralihan tata kehidupan masyarakat
yang berubah, berlangsung secara terus menerus karena sifat yang dimiliki sangat
dinamis dan dapat terus berubah. Hakikat manusia tidak dapat berhenti pada satu
titik tertentu di sepanjang masa, karena mereka selalu mengalami perubahan secara
lambat atau cepat dan besar atau kecil. Peran masyarakat sangat penting terhadap
munculnya perubahan sosial dalam jangka waktu tertentu, karena mereka yang
kemudian akan menghadapi segala faktor yang terjadi dan menyebabkan perubahan
sosial itu muncul sendiri. Manusia memiliki sifat dasar yang tidak selalu puas, hal
itu terus berkembang hingga membuat munculnya perubahan dalam memenuhi
kehidupan.
B. Teori perubahan sosial

1. Teori Evolusi (Evolutionary Theory) Teori ini terbagi atas teori evolusi unilinear
dan multilinear. Teori evolusi unilinear beranggapan bahwa perubahan sosial
memiliki arah tetap serta tahapan yang sama. Perubahan ini dilalui oleh semua
masyarakat dan dimulai dari tahap perkembangan awal yang sederhana menuju ke
tahap perkembangan terakhir yang sempurna. Sementara itu, teori evolusi
multilinear memandang bahwa perubahan sosial yang memiliki arah tetap, namun
nyatanya masing-masing masyarakat tidak harus mengikuti tahapan yang sama.
2. Teori Siklus (Cyclical Theory) Teori siklus melihat adanya sejumlah tahap yang
harus dilalui oleh setiap masyarakat. Pada teori ini, proses perubahan masyarakat
tidak berakhir pada "tahap terakhir" yang sempurna, melainkan berakhir pada tahap
kehancuran, kemudian berputar kembali pada tahap awal untuk peralihan
(perubahan).
3. Teori Fungsionalis (Functionalist Theory) Teori fungsionalis beranggapan bahwa
setiap elemen masyarakat memberikan fungsi terhadap elemen masyarakat lainnya.
Perubahan yang muncul di suatu bagian masyarakat akan menimbulkan perubahan
pada bagian yang lain pula.
4. Teori Konflik (Conflict Theory) Teori konflik memandang konflik yang terjadi
antar kelompok antar kelas sosial merupakan sumber paling penting dan
berpengaruh dalam semua perubahan sosial. Perubahan akan menciptakan
kelompok dan kelas sosial baru. Konflik antar kelompok dan antar kelas sosial baru
tersebut akan melahirkan perubahan berikutnya.
C. Bentuk-bentuk perubahan
1. Perubahan sosial secara lambat atau evolusi
2. Perubahan sosial secara cepat atau revolusi
3. Perubahan sosial kecil, yaitu yang terjadi pada unsur
4. struktur sosial tidak membawa pengaruh secara langsung kepada masyarakat
5. Perubahan sosial besar, yaitu yang terjadi pada berbagai
6. aspek kehidupan yang memberikan dampak langsung kepada masyarakat
7. Perubahan sosial yang direncanakan (dikehendaki)
8. Perubahan sosial yang tidak direncanakan (tidak dikehendaki)
D. Faktor penyebab perubahan
 Adanya Penemuan Baru, Penemuan baru dalam sebuah komunitas tertentu bisa
membawa perubahan yang terjadi pada sosial, karena munculnya budaya baru
bisa menggantikan budaya lama atau dapat membuat campur menjadi satu
kesatuan.
 Pengaruh Jumlah, Penduduk Jumlah penduduk bisa mempengaruhi adanya
perubahan sosial, hal ini karena struktur atau tatanan masyarakat pada suatu
komunitas. Jumlah penduduk bisa menjadi kekuatan bagaimana perubahan yang
bisa terjadi, semakin banyak orang menggunakan budaya baru sehingga budaya
lama tergeser dan bahkan tergantikan.
 Munculnya Konflik, Konflik berupa pertarungan atau pertentangan yang muncul
sangat wajar terdapat dalam sebuah sosial tertentu. Konflik suatu sosial bisa saja
terjadi karena kemajemukan atau munculnya mayoritas dan minoritas dalam
sebuah komunitas tertentu. Karena konflik inilah, sosial harus mencari jawaban
dari masalah yang ada kemudian menghasilkan budaya atau fenomena baru.
 Terjadi Revolusi, Revolusi bisa dikaitkan dengan pemberontakan, dapat
mempengaruhi suatu perubahan tersebut dikarenakan fenomena yang menjadi
adanya hal baru yang harus dilakukan. Seperti adanya perang, bencana alam dan
lain sebagainya namun juga bisa menjadi faktor penghambat perubahan sosial.
 Keterbukaan pada Lapisan Masyarakat, Keterbukaan pada lapisan masyarakat
dapat menjadi faktor munculnya perubahan ini karena munculnya tipe
masyarakat sangat berpengaruh dalam memberi respons sesuatu yang baru.
Masyarakat terpengaruh, karena memiliki keterbukaan dan pemikiran terbuka
terhadap hal-hal sehingga mudah menerima perubahan yang ada.
 Motivasi Berprestasi, Masyarakat memiliki motivasi dalam berprestasi, memiliki
keinginan untuk maju dan berkembang sehingga bisa membuat suatu komunitas
lebih terbuka dan pemikiran terbuka pada hal-hal baru karena memiliki
kesadaran dalam berubah menjadi lebih baik. Faktor yang memberi dampak
positif, bagi perubahan sosial yang terjadi di masyarakat dan teori perubahan
sosial.
 Sistem Pendidikan Maju, Perubahan sosial tak dapat dijauhkan dari faktor
pendidikan dengan peran penting dalam terjadinya perubahan tersebut. Tolok
ukur pendidikan terus mengalami perkembangan sehingga pendidikan yang
membuat seseorang menjadi belajar menghadapi perubahan. Semakin tinggi dan
kualitas pendidikan membuat besar peluang memiliki perspektif dan wawasan
seseorang.
E. Dampak perubahan terhadap kehidupan sosial
1. Dampak positif perubahan sosial Berikut beberapa dampak positif perubahan
sosial:
 Kesejahteraan masyarakat meningkat, Dilansir dari buku Pengantar Sosiologi
(2020) karya Trisni Andayani, berbagai penemuan dalam kehidupan sosial
akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
 Terciptanya lapangan pekerjaan Salah satu contoh perubahan sosial adalah
industrialisasi, di mana sektor industri membutuhkan banyak tenaga kerja
untuk melakukan kegiatan produksi dan distribusi. Secara langsung maupun
tidak, ini menciptakan banyaknya lapangan pekerjaan di masyarakat
 Terbentuknya nilai dan norma baru, Perubahan sosial pasti terjadi secara
terus-menerus dalam kehidupan masyarakat. Dalam hal ini, dibutuhkan
serangkaian nilai dan norma baru, guna menjaga agar arus perubahan tersebut
tidak menyimpang dari peraturan yang ada.
 Meningkatnya efektivitas dan efisiensi kerja Dalam bidang pekerjaan,
perubahan sosial memunculkan banyak teknologi modern. Hal ini tentunya
makin mempermudah proses kerja, dan secara langsung meningkatkan
efektivitas serta efisiensi kerja.
2. Dampak negatif perubahan sosial Berikut beberapa dampak negatif perubahan
sosial:
 Disintegrasi sosial Menurut Sriyana dalam buku Perubahan Sosial Budaya
(2020), disintegrasi sosial adalah proses terpecahnya suatu kelompok sosial
menjadi beberapa unit terpisah. Sering kali perubahan sosial tersebut
menimbulkan disintegasi sosial di masyarakat yang kemudian mengakibatkan
perpecahan.
 Munculnya pergolakan di daerah Adanya perubahan sosial dapat
memunculkan berbagai pergolakan di daerah. Pergolakan ini bisa disebabkan
oleh beberapa hal, seperti perbedaan suku, agama, dan ras, serta terjadinya
kesenjangan ekonomi di masyarakat.
 Perilaku yang makin konsumtif Tanpa disadari, perubahan sosial
menimbulkan sikap dan perilaku konsumtif, di mana seseorang atau
sekelompok masyarakat cenderung membeli atau mengonsumsi suatu hal
tanpa batasan. Sikap konsumtif mendorong individu untuk lebih
mengutamakan pemenuhan keinginan dibanding kebutuhannya.
 Kenakalan remaja Perubahan sosial yang terjadi memberi kesempatan bagi
budaya asing untuk masuk dan berkembang di masyarakat. Contohnya tren
pola hidup konsumtif, pergaulan bebas, dan sebagainya. Dapatkan update
berita pilihan dan breaking news setiap hari dari

F. Bentuk-bentuk disintegrasi
1. Disintegrasi Sosial, yaitu sebuah ketidak adanya fungsi dan norma sosial yang
berjalan. Keadaan dari disintegrasi sosial dapat disebabkan oleh masyarakat
yang merasa kurang puas dengan kondisinya, sehingga ia ingin melakukan suatu
perubahan yang mendasar. Contoh dari disintegrasi sosial adalah kekacauan
yang terjadi di Timor Timur setelah jejak pendapat dan kekacauan yang terjadi
di Maluku ketika terjadi kerusuhan SARA. Lalu apa yang menjadi penyebab
terjadinya disintegrasi sosial ini? Disintegrasi sosial terjadi karena lima
penyebab, berikut penjelasannya.
 Adanya perbedaan pandangan tentang tujuan yang ingin dicapai bersama.
Contohnya masyarakat Indonesia memiliki cita-cita terbentuknya masyarakat
yang adil serta makmur, seperti yang tercantum dalam UUD 1945. Apabila
ada kota atau provinsi yang mendirikan suatu negara sendiri, maka sudah
pasti akan terjadi disintegrasi sosial.
 Norma yang ada pada masyarakat mulai hilang atau tidak berfungsi
sebagaimana mestinya. Contohnya adalah permasalahan hukum di Indonesia
yang tidak tegak dengan adil.
 Terjadinya pertentangan antara norma yang ada di dalam masyarakat.
Biasanya terjadi pada di tingkat RT atau RW. Contohnya tentang minuman
keras, ada beberapa yang beranggap bahwa minuman keras adalah suatu hal
yang salah, namun ada pula yang berbeda pendapat.
 Adanya ketidak konsekuenan terhadap pemberian sanksi pada pelanggar
norma. Hal ini berhubungan dengan penyebab lain seperti hukuman untuk
koruptor dan rakyat kecil yang berbeda dan menyebabkan terjadi disintegrasi
sosial.
 Penyebab disintegrasi sosial yang terakhir adalah tindakan warga yang tidak
sesuai dengan norma yang berlaku, sehingga menjadi faktor penghambat
perubahan sosial serta budaya.

Lalu, bagaimana cara mencegah agar disintegrasi sosial ini tidak terjadi? Tentu
saja suatu bangsa dan masyarakat ingin segala bentuk disintegrasi termasuk
disintegrasi sosial tidak terjadi atau dihindari, sebab memiliki dampak negatif
atau buruk dalam berbagai macam aspek. Oleh sebab itu, perlu dilakukan
pencegahan seperti berikut ini.

 Hukum perlu ditegakan seadil-adilnya dan tidak boleh tumpul ke atas dan
tajam ke bawah. Hukum perlu tegas dan tegak kepada siapapun yang
melanggar hukum. Meskipun seseorang memiliki jabatan yang tinggi atau
berkuasa, jika orang tersebut melanggar hukum, maka ia pantas mendapatkan
suatu sanksi.
 Rasa nasionalisme yang perlu tumbuh dan ditingkatkan dalam diri seseorang.
Sebab dengan meningkatnya rasa nasionalisme pada diri masyarakat, maka
warga masyarakat pun akan mematuhi seluruh norma yang ada. Selain itu,
ketika rasa nasionalisme tumbuh maka warga masyarakat pun akan
menjadikan pancasila sebagai ideologi yang sudah sepatutnya ditaati atau
dijadikan acuan dalam bermasyarakat.
 Hukum yang berlaku dalam masyarakat harus sesuai dengan UUD 1945.
 Rasa toleransi pada setiap agama, suku dan kebudayaan. Seperti yang
diketahui bahwa Indonesia memiliki beragam penganut agama, suku dan
budaya. Oleh sebab itu, maka setiap masyarakat harus saling menghargai
meskipun adanya perbedaan, jangan sampai terjadi suatu perpecahan yang
diakibatkan oleh perbedaan.
 Integrasi nasional harus berjalan dengan maksimal dan setiap warga negara
wajib melakukannya.
2. Disintegrasi Bangsa yaitu perpecahan hidup di dalam masyarakat yang
disebabkan oleh adanya pengaruh dari negara lain. Disintegrasi ini dapat
disebabkan pula oleh pengaruh dari suatu negara sendiri. Contohnya seperti
kurang berterimanya masyarakat terhadap perbedaan, sehingga muncul sikap
diskriminatif. Sebelum disintegrasi budaya terjadi, biasanya akan terjadi
disorganisasi dalam lingkungan masyarakat lebih dulu. Disorganisasi terjadi
dikarenakan adanya perbedaan pendapat, norma sosial, nilai dan perbedaan
tindakan dalam lingkungan masyarakat. Apabila disorganisasi tidak segera
diselesaikan atau diatasi maka akan menimbulkan suatu konflik dalam
masyarakat yaitu disintegrasi budaya. Pada umumnya, disintegrasi ini dapat
ditentukan oleh beberapa faktor yaitu kelompok, sistem sosial, sistem sanksi,
dan sistem tindakan. Berikut penjelasannya.
 Tidak ada lagi kesepakatan antar anggota kelompok yang membahas tentang
tujuan sosial yang ingin dicapai, yang mulanya tujuan tersebut menjadi suatu
pegangan bagi kelompok itu.
 Norma sosial yang ada di dalam masyarakat tidak lagi berfungsi untuk
membantu anggota masyarakat guna mencapai tujuan yang telah disepakati.
 Norma dalam kelompok yang dihayati oleh setiap anggota, tidak lagi sesuai
dengan anggota kelompok. Sehingga setiap anggota kelompok menjadi abai
terhadap norma yang berlaku.
 Sanksi sosial yang hadir di lingkungan masyarakat menjadi suatu hal yang
lemah dan bahkan sudah tidak dilaksanakan dengan baik. Sanksi yang
dikenakan pada seseorang yang melanggar suatu norma sudah dianggap tidak
berlaku.
 Segala tindakan yang dilakukan oleh setiap masyarakat telah bertentangan
dengan norma yang ada dan berlaku dalam kehidupan bermasyarakat.
Ada beberapa ciri atau karakteristik dari disintegrasi budaya, hal ini dijelaskan
dalam sebuah jurnal Disintegrasi Sosial (Studi Regulasi Perlindungan Ikan Pari
Manta Masyarakat Lamakera Kabupaten Flores Timur) yang ditulis oleh Randi
M. Prakon. Berikut penjelasannya.
 Adanya ketidaksamaan tujuan antara anggota dari suatu kelompok, sehingga
tidak muncul keseragaman atau kesamaan dalam kelompok.
 Sebagian besar dari anggota kelompok tidak mematuhi norma-norma yang
telah berlaku.
 Wibawa dari para tokoh kelompok dan pemimpin mulai menurun di
masyarakat.
 Sanksi tidak lagi berfungsi atau fungsinya berkurang dan tidak sebagaimana
mestinya.

3. Disintegrasi Keluarga merupakan disorganisasi yang terjadi dalam lingkungan


keluarga dan disebabkan karena adanya kekurang pahaman antar anggota
keluarga. Bentuk disintegrasi satu ini dapat dilihat dari berbagai macam kasus,
seperti pisah ranjang antar suami istri, perselingkuhan atau perceraian. Contoh
lainnya dari disintegrasi keluarga adalah kurangnya kasih sayang serta perhatian
dari orang tua, sikap anak yang melawan pada kedua orang tuanya, tidak adanya
rasa kekeluargaan dalam keluarga, tidak adanya komunikasi yang lancar di
dalam keluarga, nafkah dari suami yang tidak mencukupi kebutuhan anggota
keluarga, orang tua atau anak atau salah satu anggota keluarga yang terlalu sibuk
bekerja hingga kurang memperhatikan keluarga, masalah yang terjadi dalam
hubungan intim, sikap egois dan lain sebagainya.

G. Proses perubahan sosial dan akomodasi baru


1. Difusi adalah proses penyebaran berbagai unsur pembentuk sosial dan
kebudayaan, yakni berupa ide, keyakinan, dan hal lainnya. Penyebaran ini bisa
dilakukan dari individu ke individu atau kelompok yang lebih besar dari itu.
Proses difusi kemudian dibagi menjadi dua, yakni difusi intramasyarakat dan
difusi antarmasyarakat.
2. Akulturasi adalah proses perubahan sosial yang terjadi karena masuknya suatu
kebudayaan asing ke dalam sekelompok masyarakat, sehingga unsur budaya
asing itu diterima dan disesuaikan dengan kebudayaan asli masyarakat tertentu.
Budaya asing tersebut masuk dan bisa diterima masyarakat tergantung
bagaimana cara masuk budaya tersebut dan jangka waktu penyesuaian tertentu.
3. Asimilasi adalah proses perubahan sosial yang timbul jika ada dua individu atau
kelompok dengan latar budaya yang berbeda kemudian berinteraksi dengan
intensi dalam jangka waktu yang lama. Proses perubahan sosial ini kemudian
akan menghilangkan budaya tersebut atau mengurangi perbedaan antar golongan
masyarakat. Asimilasi muncul agar mencapai suatu tujuan yang sama antar
golongan demi kepentingan bersama.
4. Akomodasi Akomodasi adalah proses perubahan sosial yang menunjukan
keseimbangan dalam hubungan sosial antar golongan yang berkaitan dengan
norma atau nilai yang berlaku di masyarakat. Seperti yang Grameds sudah
pelajari di atas, bahwa perubahan sosial dapat disebabkan berbagai pengaruh dan
berdampak kepada perubahan struktur, organisasi, dan hubungan sosial di
dalamnya yang dapat kamu pelajari pada buku Perspektif Perubahan Sosial di
bawah ini.
 Pertemuan ke sebelas
A. Keragaman dan kesederajatan
keragaman adalah suatu kondisi dalam masyarakat dimana terdapat perbedaan-
perbedaan dalam berbagai bidang, terutama suku bangsa dan ras, agama dan
keyakinan, ideologi, adat kesopanan serta situasi ekonomi.
Kesederajatan adalah suatu kondisi dimana dalam perbedaan dan keragaman yang
ada manusia tetap memiliki satu kedudukan yang sama dan satu tingkatan hierarki.

B. Unsur-unsur keragaman dalam masyarakat


1. Suku bangsa dan ras, Suku bangsa yang menempati wilayah Indonesia, mulai dari
Sabang sampai Merauke, sangat beragam. Ada beberapa faktor yang
menyebabkan keragaman, di antaranya letak geografis, kondisi iklim dan alam
yang berbeda, serta pengaruh kebudayaan asing. Sementara itu, keragaman ras
muncul karena adanya pengelompokan besar manusia yang memiliki ciri biologis
yang sama, seperti rambut, warna kulit, ukuran tubuh, warna mata, dan lain-lain.
Meski beragam, namun seluruh rakyat tetap bersatu sebagaimana sesuai dengan
semboyan Bhineka Tunggal Ika, yang artinya meskipun berbeda-beda tetap tetap
satu.
2. Agama dan keyakinan, Agama dan keyakinan berarti ikatan yang harus dipegang
dan dipatuhi manusia. Ikatan tersebut berasal dari suatu kekuatan yang lebih
tinggi dari manusia dan berupa kekuatan gaib yang tidak dapat ditangkap panca
indra. Adapun agama yang diakui secara sah di Indonesia, yaitu Islam, Kristen,
Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Keragaman agama ini menunjukkan
bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang relijius.
3. Ideologi dan politik Ideologi merupakan gagasan yang berpengaruh kuat terhadap
tingkah laku dalam situasi situasi khusus karena merupakan kaitan antara tindakan
dan kepercayaan yang fundamental. Ideologi berfungsi untuk memperkuat
landasan moral dalam suatu tindakan. Sementara itu, politik adalah usaha dalam
menegakkan ketertiban sosial. Politik juga memuat konflik kepentingan antar
individu dan kelompok untuk memperoleh kekuasaan. Keragaman dalam ideologi
dan politik dapat dilihat dari banyaknya partai politik di Indonesia. Walaupun
begitu, pada dasarnya, Indonesia hanya mengakui Pancasila sebagai satu-satunya
ideologi.
4. Tata krama Tata krama merupakan segala tindakan, perilaku, adat istiadat, tegur
sapa, dan ucapan yang sesuai kaidah atau norma tertentu, serta terbentuk dari
kebiasaan-kebiasaan dalam masyarakat yang fungsinya mengikat masyarakat
tersebut. Kesenjangan ekonomi dan sosial Masyarakat Indonesia merupakan
masyarakat yang majemuk dengan berbagai tingkat, pangkat dan strata sosial.
Pertambahan jumlah penduduk yang cepat dan belum meratanya pembangunan
menyebabkan makin meningkatnya kesenjangan ekonomi. Hal ini kemudian dapat
memicu terjadinya kesenjangan sosial.
D. Perkembangan kelompok sosial dalam masyarakat multikultural
dalam masyarakat multicultural ada beberapa macam kelompok social. Kelompok
social yang satu berbeda dari kelompok social yang lain, walaupun mereka termasuk
dalam suatu masyarakat yang sama. Max weber mengemukakan bahwa kelompok
masyarakat majemuk berkaitan dengan tatanan yang mengikat dan dipengaruhi oleh
kondisi ekonomi, politik, dan kebudayaan. Masyarakat Indonesia tergolong
masyarakat multicultural, yaitu masyarakat yang beragam etnis/ suku bangsa, ras,
agama, bahasa, adatistiadat, profesi, golongan politik dsb. Kebragaman suku bangsa
dan kebudayaan tersebut, tentu saja berpengaruh terhadap system dan struktur social.
Karena itu, dalam masyarakat Indonesia terdapat bermacam-macam kelompok social
berdasarkan criteria tertentu, seperti kelompok social yang terbentuk karena
kepentingan etnis atau suku bangsa, kelompok social kerena kepentingan agama,
kerena kepentingan profesi dsb. Perkembangan kelompok social itu terjadi melalui 2
proses, yaitu proses yang bersipat alami dan disengaja.
E. Keanekaragaman kelompok sosial dalam masyarakat multikultural
Keanekaragaman kelompok sosial dalam masyarakat yang majemuk merupakan salah
satu ciri masyarakat Indonesia yang seringkali dibanggakan. Banyak yang belum
menyadari bahwa di balik kemajemukan juga menyimpan potensi konflik yang dapat
mengancam kehidupan berbangsa dan bernegara apabila tidak pandai-pandai dalam
mengelolanya. Munculnya berbagai konflik sekarang ini merupakan bukti dari adanya
perbedaan tersebut. Seseorang mengaku sebagai anggota dari suatu suku bangsa
karena dia dilahirkan oleh orangtua dari suku bangsa tertentu atau berasal dari daerah
tertentu. Berbeda dari berbagai jati diri lainnya (misalnya status sosial) yang diperoleh
seseorang dalam berbagai struktur sosial yang sewaktu-waktu dapat dibuang atau
diganti, jati diri suku bangsa atau kesukubangsaan tidak dapat dibuang atau diganti.
Jati diri suku bangsa akan tetap melekat dalam diri seseorang sejak kelahirannya.
Walaupun jati diri suku bangsa dapat disimpan atau tidak digunakan dalam interaksi,
ia tidak dapat di buang atau dihilangkan. Dalam setiap interaksi, jati diri akan tampak
karena adanya atribut-atribut yang digunakan oleh pelaku dalam mengekspresi kan
jati dirinya sesuai dengan hubungan status sosial atau kedudukan masing-masing
(Suparlan 1999). Seseorang yang dilahirkan dalam keluarga suatu suku bangsa, mau
tidak mau akan hidup berpedoman pada kebudayaan suku bangsanya.

 Pertemuan ke dua belas


A. Pengaruh keragaman terhadap kehidupan beragama, bermasyarakat, bernegara, dan
kehidupan global.
Indonesia adalah negara dengan struktur masyarakat yang majemuk dan memiliki
banyak keragaman dalam banyak hal. Keragaman tersebut dapat mempengaruhi
kehidupan kita. Banyak pengaruh yang timbul karena adanya keragaman, diantaranya
adalah :
1) Didalam kelompok-kelompok sering kali terjadi segmentasi karena memiliki
kebudayaan yang berbeda.
2) Struktur sosial terbagi-bagi kedalam lembaga-lembaga yang bersifat non
komplemeter.
3) Kurang adanya pengembangan konsesus diantara para anggota masyarakat tentang
nilai-nilai sosial yang bersifat dasar.
4) Secara relatif sering kali terjadi konflik diantara kelompok yang satu dengan yang
lainnya, karena adanya perbedaan.
5) Secara relatif intergrasi sosial tumbuh diatas paksaan dan saling ketergantungan
didalam bidang ekonomi.
6) Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok terhadap kelompok yang lain.
Selain pengaruh diatas, jika keterbukaan dan kedewasaan sikap dikesampingkan, besar
kemungkinan tercipta masalah-masalah yang menggoyahkan persatuan dan kesatuan
bangsa seperti :
1) Terjadinya disharmonisasi, dimana tidak ada penyesuaian atas keragaman antara
manusia dengan dunia lingkungannya.
2) Terjadi diskriminatif terhadap suatu kelompok masyarakat tertentu yang akan
memunculkan masalah yang lain, yaitu kesenjangan dalam berbagai bidang yang
merugikan kita dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
3) Terjadi eksklusivisme, rasialis, bersumber dari superioritas diri, alasannya dapat
bermacam-macam, antara lain keyakinan bahwa secara kodrati ras/sukunya
kelompoknya lebih tinggi dari ras/suku/kelompok lain, menganggap kelompok
lain derajatnya lebih rendah dari pada kelompoknya sendiri.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memperkecil masalah yang diakibatkan
oleh pengaruh negative dari keragaman, yaitu :
1) Semangat Religius
2) Semangat Nasionalisme
3) Semangat Pluralisme
4) Semangat Humanisme
5) Dialog antar umat beragama
6) Membangun suatu pola komunikasi untuk interaksi maupun konfigurasi hubungan
antar agama, media, masa, dan harmonisasinya
B. Manusia beradab dalam keragaman
Masyarakat adalah komunitas yang beragam, penuh dengan perbedaan, sehingga kita
harus dapat bersikap arif dalam menyikapi perbedaan yang ada agar tidak berujung pada
sebuah konflik. Dalam hal ini terdapat teori yang menunjukkan penyebab konflik di
tengah masyarakat antara lain:
1. Teori hubungan masyarakat, memiliki pandangan bahwa konflik yang sering
muncul ditengah masyarakat disebabkan polarisasi yang terus terjadi,
ketidakpercayaan dan permusuhan diantara kelompok yang berbeda, perbedaan bisa
dilatarbelakangi sara bahkan pilihan ideologi politiknya.
2. Teori identitas yang melihat bahwa konflik yang mengeras di masyarakat tidak lain
disebabkan identitas yang terancam yang sering berakar pada hilangnya sesuatu
atau penderitaan masa lalu yang tidak terselesaikan.
3. Teori kesalahfahaman antar budaya, teori ini melihat konflik disebabkan
ketidakcocokan dalam cara-cara berkomunikasi diantara budaya yang berbeda.
4. Teori transformasi yang memfokuskan pada penyebab terjadi konflik adalah
ketidaksetaraan dan ketidakadilan yang muncul sebagai masalah sosial budaya dan
ekonomi.
C. Faktor-faktor perubahan sosial budaya
1. Adanya Penemuan Baru.
2. Pengaruh Jumlah Penduduk.
3. Munculnya Konflik.
4. Terjadi Revolusi.
5. Keterbukaan Pada Lapisan Masyarakat.
6. Motivasi Berprestasi.
7. Sistem Pendidikan Maju.
 Pertemuan ke tiga belas
A. Pengertian modernisasi
Modernisasi merupakan proses perubahan dari suatu hal yang belum maju berubah ke
arah yang lebih maju. Modernisasi dapat dikatakan pula sebagai proses transformasi
menuju kemajuan atau peningkatan dalam berbagai aspek kehidupan yang ada di
masyarakat yang dapat kamu pelajari melalui buku Masyarakat Risiko Menuju
Modernitas Baru dibawah ini. Modernisasi berasal dari bahasa latin yaitu “modernus”.
Kata “modernus” juga berasal dari kata ‘modo’ yaitu cara serta ‘ermus’ yang
menunjukan pada periode waktu di masa kini. Beberapa ahli juga turut
mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian dari modernisasi. Seperti Harold
Rosenberg, menurut Rosenberg modernisasi merupakan sebuah tradisi baru dan
mengacu pada urbanisasi atau hingga sejauh mana serta bagaimana pengikisan sifat
pedesaan pada suatu kelompok masyarakat dapat terjadi. Soerjono Soekanto pun
mengemukakan pendapatnya mengenai modernisasi. Menurut soerjono, modernisasi
merupakan proses perubahan yang mulanya dari cara tradisional berubah ke cara yang
lebih maju. Proses perubahan tersebut dimaksudkan untuk dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Ogburn dan Nimkoff berpendapat bahwa modernisasi
merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk dapat mengarahkan masyarakat agar
dapat memproyeksikan dirinya ke masa depan yang lebih nyata serta bukan pada
angan-angan semu saja. Menurut Abdul Syam, modernisasi merupakan suatu proses
transformasi ke perubahan yang lebih maju maupun meningkat dalam berbagai macam
aspek dalam kehidupan bermasyarakat. Berbeda dari ahli lainnya, Neil Smelser
beranggapan bahwa modernisasi merupakan ketidakaturan yang ada dalam struktur
masyarakat yang melakukan fungsi berbeda pada saat yang sama, kemudian akan
dibagi menjadi beberapa substruktur untuk dapat menjalankan fungsi yang lebih
khusus tersebut. Smelser juga beranggapan bahwa modernisasi akan selalu melibatkan
konsep-konsep diferensiasi structural. Dari pengertian menurut pada ahli tersebut,
maka dapat disimpulkan bahwa modernisasi merupakan proses perubahan yang hadir
di dalam kehidupan bermasyarakat dan dapat membuat kehidupan bermasyarakat
menjadi lebih maju atau meningkat.
B. Faktor pendukung dan penghambat modernisasi
1. Faktor pendukung modernisasi :
 Kontak dengan kebudayaan lain yang menyebabkan manusia saling
berinteraksi dan menghimpun penemuan baru.
 Keterbatasan kondisi dan potensi masyarakat dalam menghadapi masalah dan
tantangan zaman
 Sistem masyarakat terbuka (open stratification) yang memungkinkan adanya
gerak sosial baik itu secara horizontal maupun vertikal yang lebih luas.
 Sikap kelompok masyarakat sebagai elite baru yang berperan sebagai agen
perubahan
 Pemikiran yang berorientasi masa depan sehingga mendorong terciptanya hal
atau penemuan baru sesuai dengan tuntutan zaman yang kian modern
 Peranan pemerintah dalam menyediakan persyaratan sosial, politik dan
ekonomi yang diperlukan untuk modernisasi.
2. Faktor penghambat modernisasi
 Kurangnya Interaksi dengan Masyarakat Lain.
 Masyarakat Bersikap Tradisional.
 Pendidikan Rendah.
 Prasangka Buruk Terhadap Budaya Asing.
 Hambatan Ideologi.
 Kepentingan yang Tertanam Kuat.
 Kehidupan Masyarakat yang Terasing.
C. Dampak modernisasi
1. Dampak positif modernisasi, sebagai berikut:
 Adanya transfer teknologi dari negara maju kepada negara berkembang
sehingga berdampak pada kemajuan pembangunan.
 Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi.
 Adanya modernisasi membuat cara berpikir masyarakat berubah, semula
irasional menjadi rasional.
 Tingkat kehidupan menjadi lebih baik karena berkembangnya proses
industrialisasi.
2. Dampak negatif modernisasi, yakni:
 Sikap individualisme lebih mendominasi.
 Munculnya budaya hedonisme dan masyarakat konsumtif. Hedonisme adalah
pandangan hidup yang menganggap bahwa tujuan hidup yang paling utama
adalah kesenangan dan kenikmatan. Bagi penganut budaya ini, mereka
menjalani hidup sebebas-bebasnya demi memenuhi hawa nafsu yang tanpa
batas.
 Budaya dalam negeri perlahan tergeser oleh budaya luar negeri karena
kemudahan masyarakat untuk mengakses budaya luar negeri tanpa adanya
filter sama sekali.
D. Pengertian globalisasi
Jan Aart Scholte yang menyebutkan bahwa pengertian globalisasi adalah proses
meningkatnya interdependensi antara aktor negara dan non-negara pada skala global,
sehingga hubungan sosial dalam suatu masyarakat secara signifikan dibentuk dan
dipengaruhi dimensi hubungan sosial yang lebih luas pada skala dunia. Proses
globalisasi sebenarnya sudah terjadi sangat lama sekali, terutama sejak abad ke-15
Masehi saat bangsa Eropa melakukan penjelajahan besar-besaran dengan berlayar
mengarungi samudera. Mereka kemudian bertemu bangsa lain dan melakukan
penaklukan (penjajahan) di wilayah yang mereka singgahi. Ketika itu semboyan yang
mengusung misi gold, glory, dan gospel atau 3G merupakan salah satu bentuk
globalisasi. Di era sekarang, proses globalisasi rasanya tidak bisa dibendung atau
bahkan semakin cepat penyebarannya. Ini karena kemajuan teknologi hampir di semua
bidang mendukung hal tersebut. Contoh kecil globalisasi adalah seperti terkoneksinya
jaringan internet yang bisa menghubungkan orang dari dua kota berbeda hingga dari
dua benua berbeda. Singkatnya, proses globalisasi sampai detik ini masih terus
berjalan. Semua nilai kebudayaan dari bangsa lain dapat mudah diketahui dengan
layanan internet.
E. Fase-fase perkembangan globalisasi
1. Tahap pertama: manusia mulai mengenal perdagangan Internasional, Benih-benih
globalisasi tumbuh saat manusia mulai mengenal perdagangan antarnegara,
berabad-abad silam, bahkan sebelum Masehi. Perdagangan yang terjadi
antarnegara bukan hanya sebatas pertukaran barang dan jasa, melainkan terjadi
pula pertukaran informasi dan transfer nilai-nilai budaya.
2. Tahap kedua: penyebaran agama dan transformasi ilmu pengetahuan, Pada kisaran
tahun 1000 dan 1500 Masehi para pedagang Tiongkok dan India menelusuri
negara lain melalui jalan darat atau yang dikenal dengan jalur sutra yang menjadi
cikal bakal perdagangan bebas. Secara umum, tahap kedua ini ditandai adanya
dominasi perdagangan dan penyebaran agama serta ilmu pengetahuan kaum
muslim di Asia, Afrika, dan Eropa. Kaum muslim membentuk jaringan
perdagangan yang meliputi Jepang, Tiongkok, Vietnam, Indonesia, Malaka, India,
Persia, Pantai Afrika Timur, Laut Tengah, Venesia, dan Genoa.
3. Tahap ketiga: perkembangan industri dan teknologi Tahap, ketiga proses
globalisasi ditandai dengan kebangkitan bangsa-bangsa Eropa dalam menguasai
ilmu pengetahuan dan teknologi. Kebangkitan tersebut diwujudkan dengan
semangat bangsa Eropa untuk menguasal sumbendaya alam di belahan dunia lain.
Negara-negara Eropa yang menjadi pelopor eksplorasi dunia antara lain Spanyol,
Portugis, lnggris, dan Belanda. Kondisi tersebut dapat dilihat pada eksploitasi dan
penjajahan yang dilakukan oleh bangsa-bangsa Eropa di seluruh dunia.
4. Tahap keempat: berkembangnya pasar bebas Arus globalisasi terus berkembang
dan mendapat momentumnya saat perang dingin berakhir dan komunisme yang di
pelopori oleh Uni Sofiet runtuh. Runtuhnya komunisme seakan memberi
pembenaran bahwa kapitalisme merupakan jalan terbaik dalam mewujudkan
kesejahteraan dunia. Melalui paham yang berkembang, yaitu paham kapitalisme
ini membuka wawasan bahwa perkembangan globalisasi dalam tahap terakhir ialah
menggunakan pasar bebas yang berlaku dan terus dikembangkan dari waktu ke
waktu. Tahapan proses globalisasi inilah yang kemudian bertahan dan terus
dikembangkan di belahan negara-negara di dunia hingga saat ini.

Globalisasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

 Terjadinya kemajuan dan perkembangan teknologi dalam berbagai aspek,


contohnya dengan kehadiran internet yang memudahkan komunikasi antar satu
sama lain menjadi lebih efisien
 Terjadinya kerjasama ekonomi antar negara di dunia yang menyebabkan adanya
ketergantungan antara pasar dan produksi ekonomi negara. Kesepakatan
kerjasama inilah yang membuat proses globalisasi terus berjalan tanpa henti.
 Munculnya berbagai macam masalah bersama yang harus diselesaikan, contohnya
seperti pencemaran lingkungan, krisis multinasional, dan lain sebagainya.
 Terjadinya interaksi yang mengakibatkan adanya pertukaran budaya atau
akulturasi tanpa disadari. Seiring berkembangnya zaman dan perkembangan
teknologi, pertukaran budaya semakin mudah terjadi dan cepat mempengaruhi
satu sama lain. (DNR)
F. Dampak globalisasi terhadap pendidikan
1. Dampak Positif Globalisasi bagi Pendidikan, Berikut ini adalah beberapa poin
positif yang ditimbulkan dari adanya globalisasi di dunia pendidikan:
 Sistem Belajar Mengajar yang Tidak Selalu Tatap Muka
Dampak positif pertama di bidang pendidikan yang disebabkan oleh arus
globalisasi adalah sistem pembelajaran secara online atau biasa disebut e-
learning. Sistem pembelajaran ini tidak mengharuskan pendidik dan peserta
didik untuk saling bertatap muka secara langsung. Tentu hal ini bisa menjadi
opsi bagi peserta didik yang mempunyai kesibukan yang tinggi, karena sistem
e-learning biasanya dapat diakses kapan saja dan bersifat fleksibel. Selain itu,
sistem pembelajaran ini bisa menghemat biaya transportasi baik bagi pendidik
dan peserta didik, berbeda dengan sistem pembelajaran konvensional yang
membutuhkan biaya transportasi sebagai penunjang pendidikan. Komputer atau
laptop dan jaringan internet merupakan elemen penting yang dibutuhkan untuk
mengakses sistem pembelajaran online ini, oleh karena itu sistem pembelajaran
ini masih terbatas penggunaannya.
 Kemudahan dalam Mengakses Informasi Pendidikan
Dampak positif globalisasi selanjutnya dalam bidang pendidikan adalah
mudahnya mengakses informasi pendidikan. Internet memberi kemudahan bagi
pendidik dan peserta didik untuk mengakses materi belajar, katakanlah
hadirnya situs-situs yang menyediakan buku dalam bentuk digital yang dapat
diunduh dan dijadikan referensi dalam proses belajar mengajar. Buku-buku
elektronik atau e-book ini bisa diunduh dan langsung dibaca tanpa harus
mencetaknya terlebih dahulu, sehingga bisa menghemat pemakaian kertas.
 Meningkatnya Kualitas Pendidik
Kemudahan dalam mengakses informasi pendidikan secara langsung bisa
meningkatkan kualitas dari tenaga pendidik. Kemudahan di era globalisasi ini
seyogyanya harus dimanfaatkan secara maksimal oleh guru, karena saat ini
guru bisa leluasa melihat trend pembelajaran di dunia, serta mencari referensi-
referensi dari negara termaju di dunia yang berguna dalam proses belajar
mengajar. Dengan memaksimalkan teknologi dan informasi di era globalisasi,
kualitas pengajar akan terus meningkat.
 Meningkatnya Kualitas Pendidikan
Akibat dari pesatnya arus globalisasi, metode pembelajaran yang awalnya
bersifat sederhana kini berubah menjadi metode pendidikan berbasis teknologi.
Kemajuan teknologi yang semakin canggih ternyata memberi dampak positif
bagi peningkatan kualitas pendidikan. Sebagai contoh, pada zaman dahulu
seorang guru harus menulis di papan tulis dengan menggunakan kapur. Kini
dengan adanya teknologi, guru bisa memanfaatkan komputer dan internet
untuk menggabungkan tulisan, gambar, suara, video bahkan film untuk
mempermudah dalam penyampaian ilmu, termasuk dalam pengajaran ilmu
klimatologi.
 Pertukaran Pelajar
Pertukaran pelajar di dunia pendidikan sering terjadi di era globalisasi. Pelajar
dalam sebuah negara bisa memiliki kesempatan untuk menempuh pendidikan
di luar negeri atau sebaliknya. Siswa yang berkesempatan belajar ke negara
dengan pendidikan terbaik dituntut untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan
baru dan bisa mengetahui serta mengerti budaya di luar negeri, sehingga siswa
diharapkan bisa memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas.
 Mendorong Siswa untuk Menciptakan Karya Inovatif
Perkembangan IPTEK pada era globalisasi bagi sebuah instansi pendidikan
seyogyanya bisa dimanfaatkan untuk mendorong siswa-siswanya agar bisa
menciptakan suatu karya yang inovatif. Sistem pembelajaran tradisional yang
hanya bersifat satu arah agaknya dapat menghambat perkembangan siswa, oleh
karena itu diperlukan metode pembelajaran baru seperti metode student
oriented yang nantinya bisa merangsang daya pikir siswa dan juga
meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar.
2. Dampak Negatif Globalisasi bagi Pendidikan, Berikut ini adalah beberapa
dampak negatif yang ditimbulkan oleh globalisasi bagi dunia pendidikan:
 Menurunnya Kualitas Moral Siswa
Dampak buruk dari adanya globalisasi bagi dunia pendidikan adalah
menurunnya kualitas moral para siswa. Informasi di internet yang dapat diakses
secara leluasa sangat rawan dalam mempengaruhi moral siswa, sebagai contoh
situs-situs yang berbau pornografi, serta adanya foto dan video yang tidak
pantas sangat mudah diakses dan merajalela di media sosial tanpa adanya
filterisasi. Adanya konten-konten yang tidak baik tersebut bisa mempengaruhi
perilaku siswa baik secara langsung maupun tidak langsung. Maka dari itu,
agar moral siswa tidak semakin rusak diperlukan kontrol dan perhatian dari
orang tua siswa, guru dan negara.
 Meningkatnya Kesenjangan Sosial
Dampak buruk selanjutnya adalah meningkatnya kesenjangan sosial di
masyarakat. Metode pendidikan berbasis teknologi bisa menjadi kesempatan
bagi sebuah negara untuk meningkatkan pendidikannya, namun nyatanya
kemajuan teknologi dan informasi di dunia pendidikan perlu dibarengi dengan
kesiapan mental dan modal yang tentunya tidak sedikit. Di beberapa negara di
dunia khususnya negara berkembang, perkembangan teknologi hanya bisa
dinikmati sekolah-sekolah di wilayah perkotaan, sementara sekolah yang
berada di wilayah pedalaman terus tertinggal karena sulitnya akses dan
kurangnya modal. Akibatnya kesenjangan sosial di bidang pendidikan tidak
dapat dibendung lagi.
 Tergerusnya Kebudayaan Lokal
Arus globalisasi yang sangat pesat juga bisa menggerus kebudayaan lokal di
sebuah negara. Perkembangan teknologi memungkinkan kontak budaya terjadi
melalui media massa, akibatnya pengaruh luar negeri dapat masuk dengan
leluasa ke sebuah negara. Pengaruh globalisasi dalam bidang pendidikan yang
dikuasai dan digerakkan oleh negara-negara maju bisa menjadi masalah bagi
negara-negara berkembang, tidak terkecuali bagi Indonesia yang memiliki
beberapa pulau yang masuk dalam kategori pulau terbesar di dunia.
Akibat dari arus globalisasi ini, budaya di Indonesia dikhawatirkan akan hilang
karena pudarnya rasa nasionalisme, berkurangnya sifat kekeluargaan, serta
gaya hidup masyarakat yang kebarat-baratan. Sebagai contoh dapat kita lihat
dari gejala-gejala yang muncul dalam kehidupan sehari-hari, remaja-remaja di
Indonesia banyak yang berdandan meniru selebritis Korea maupun Amerika.
Remaja ini mengenakan pakaian yang tidak pantas dan tidak sesuai dengan
kebudayaan yang ada di Indonesia.
 Munculnya Tradisi Serba Cepat dan Instan
Dampak buruk globalisasi selanjutnya dalam dunia pendidikan adalah
munculnya tradisi serba cepat dan instan. Penyikapan arus globalisasi yang
tidak tepat bisa menjadikan pendidikan kehilangan orientasi idealnya yaitu
proses pembelajaran. Orientasi pendidikan yang awalnya menekankan pada
proses telah berubah ke ranah pencapain hasil. Akibatnya banyak orang yang
hanya menekankan pada hasil akhir ketika menempuh sebuah pendidikan,
bahkan kini makin marak adanya jual beli ijazah palsu karena banyak orang
yang ingin cepat mendapatkan keuntungan secara cepat dan instan. Tentu hal
ini bisa menjadi masalah yang besar dan merugikan negara jika tidak segera
ditangani dengan cepat. Globalisasi di dunia pendidikan perlu disikapi dengan
bijak agar nantinya tidak salah arah.
 Komersialisasi Pendidikan
Dampak buruk dari globalisasi selanjutnya adalah terancamnya kemurnian
tujuan dalam pendidikan akibat dari komersialisasi pendidikan. Saat ini banyak
instansi pendidikan yang didirikan dengan tujuan utama sebagai tempat bisnis.
Sebuah lembaga pendidikan bisa disebut sebagai komersialisasi pendidikan
jika mementingkan biaya pendaftaran dan uang gedung, tetapi kewajiban-
kewajiban pendidikannya sering diabaikan. Komersialisasi pada dunia
pendidikan terjadi ketika sebuah instansi pendidikan menetapkan biaya
pendidikan yang tidak sebanding dengan pelayanan pendidikannya, sehingga
instansi tersebut hanya mengedepankan laba yang diperoleh. Bahkan ada pula
sebuah lembaga pendidikan yang melaksanakan praktik pendidikan hanya
untuk mendapatkan gelar akademik tanpa melalui proses pendidikan yang
ideal, akibatnya biaya pendidikan di lembaga semacam ini sangatlah tinggi.
Oleh karena itu, komersialisasi di bidang pendidikan merupakan hal yang
sangat berbahaya dan perlu ditindak lanjuti. Seharusnya sebuah lembaga
pendidikan harus memperhatikan mutu pelayanan pendidikan agar dapat
menciptakan peserta didik yang bermutu tinggi, sehingga siswa dan pemegang
modal bisa mendapatkan keuntungan yang sama.

 Pertemuan ke empat belas


A. Pengertian dan perkembangan IPTEKS. Makna sains atau ilmu pengetahuan, teknologi
dan seni bagi manusia.
Tujuan sains dan teknologi adalah untuk memudahkan manusia dalam menjalani
kehidupannya, sedangkan seni memberi sentuhan estetik sebagai hasil budaya yang
indah dari manusia.

Anda mungkin juga menyukai