Pertemuan pertama :
Ruang lingkup PLSB.
1. Pendidikan merupakan proses pendewasaan pengembangan kepribadian.
2. Lingkungan adalah aspek interaksi antara makhluk hidup terutama manusia dengan
lingkungan yang merupakan kajian ekologi termasuk ke dalamnya kajian ekologi manusia.
3. Ibu hilang sosial aspek interaksi dan proses sosial yang merupakan kajian sosiologi
psikologi sosial dan bidang ilmu sosial lainnya.
4. Budaya aspek budaya yang merupakan hasil ungkapan dan pengembangan akal budi
manusia yang prosesnya yang merupakan pengkajian antropologi khususnya antropologi
budaya dan bidang humaniora.
5. Teknologi salah satu unsur budaya yang merupakan penerapan praktik ilmu pengetahuan
yang membawa dampak kemajuan kesejahteraan (positif) dan ketimpangan (negatif) dalam
kehidupan manusia. (Effendi & Elly M Setiadi, 2010:12)
Pertemuan kedua
A. Pengertian ilmu adalah ilmu merupakan hasil olah bikin manusia secara mendalam
sehingga menghasilkan suatu konsep yang dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Ilmu
merupakan salah satu dasar yang harus dimiliki oleh setiap manusia, karena ilmu sangat
penting dalam kehidupan manusia jika seorang manusia tidak memahami akan pentingnya
ilmu maka akan berdampak negatif bagi dirinya sendiri maupun orang lain.
Selain pengertian di atas secara sederhana ilmu adalah pengetahuan yang sudah
tersusun, diklasifikasikan, di organisasikan diskrimistematisasi dan diinterpretasi yang
menghasilkan kebenaran objektif yang sudah diuji oleh secara ilmiah sementara
pengetahuan adalah segala sesuatu atau hal yang diketahui melalui tanggapan panca indra
rasio firasat intuisi insting ilmu pengetahuan sikap oleh karena itu tidak semua pengetahuan
adalah ilmu tetapi semua ilmu adalah pengetahuan.
B. Syarat Ilmu sebagai berikut :
1 Objektif : sesuatu dapat disebut ilmu jika dicari dan diteliti secara mendalam
sehingga menghasilkan suatu keputusan yang kebenarannya bersifat objektif dan
dapat diterima oleh semua orang serta objek yang ditelitinya nyata. Selain itu
kebenarannya dapat diuji secara ilmiah, jadi bukan hanya kesimpulan yang diambil
secara subjektif oleh peneliti atau subjek penunjang penelitian saja.
2 Metodis : Metode berasal dari bahasa Yunani yaitu metode yang berarti cara atau
jalan dalam menentukan suatu ilmu harus memiliki cara yang paling dalam
kemungkinan-kemungkinan adanya kepemimpinan dalam ilmu yang terusi
kebenarannya tersebut secara umum mekanis adalah metode ilmiah untuk menguji
kebenaran suatu ilmu.
3 Sistematis : suatu ilmu harus bersifat sistematis hal ini dimaksudkan agar objek dari
suatu ilmu tersebut dapat terurai secara teratur dan lebih sehingga membentuk suatu
sistem yang berarti secara utuh menyeluruh terpadu serta mampu menjelaskan
rangkaian sebab akibat yang menyangkut objek ilmu itu sendiri
4 Universal : Jelas dalam menentukan suatu ide tertentu harus memiliki sifat universal
hal ini untuk menentukan ilmu tersebut dapat dipergunakan secara luas atau tidak
seperti ilmu matematika dan fisika yang dimiliki rumus-rumus yang paling singkat di
belahan dunia tersebut dapat digunakan dan dapat diterima secara luas
5 Memiliki masyarakat ahli ( community scholer ) atau pakar ilmu sendiri.
C. Esensinya
1 Sosiologi : yaitu ilmu sosial yang mempelajari tentang hubungan antar manusia
dalam konteks sosialnya. Jadi objek formal dari sosiologi adalah interaksi atau
hubungan antar manusia yang hiduop dalam kelompok-kelompok tertentu. Di dalam
ilmu sosial ini mengkaji bagaimana seseorang dapat berinteraksi dengan sesamanya,
bagaimana seseorang bertingkah laku, bersikap dan mengambil keputusan yang baik.
2 Antropologi : merupakan ilmu sosial yang mempelajari aspek kebudayaan yang ada
didalam masyarakat. Objek formal dari antropologi adalah kebudayaan yang
berkembang di masyarakat. Karna seperti yang kita lihat banyak sekali macam-
macam kebudayaan.
3 Ekonomi : adalah ilmu sosial yang mempelajari tentang aspek kebutuhan manusia
untuk memenuhi keperluan jasmani manusia.
4 Hukum : adalah ilmu sosial yang memperhatikan prilaku manusia menurut ketentuan
atau aturan yang berlaku didalam suatu kelompok masyarakat.
5 Komunikasi : merupakan ilmu sosial tentang aspek pernyataan manusia dalam
konteks sosialnya.
6 Politik : merupakan ilmu sosial yang bergalut dalam aspek kekuasaan khususnya
dalam masalah kenegaraan dan pemerintahan.
Pertemuan ketiga
A. Manusia sebagai makhluk individu diartikan sebagai perseorangan atau sebagai diri
pribadi. Manusia sebagai diri pribadi merupakan makhluk yang diciptakan secara
sempurna oleh Tuhan Yang Maha Esa. Jika kita amati secara seksama benda-benda
atau makhluk ciptaan Tuhan yang ada di sekitar kita, mereka memiliki unsur yang
melekat padanya, yaitu unsur benda, hidup, naluri, dan akal budi.
B. Manusia sebagai makhluk sosial artinya manusia sebagai warga masyarakat. Dalam
kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat hidup sendiri atau mencukupi kebutuhan
sendiri. Meskipun dia mempunyai kedudukan dan kekayaan, dia selalu membutuhkan
manusia lain.
C. Manusia hubungannya dengan alam adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
Sebagai satu kesatuan, semua hal tersebut saling berkaitan dan bersifat fungsional.
Alam sebagai satu kesatuan sistem yang utuh merupakan kolektivitas dari
serangkaian subsistem yang saling berhubungan, bergantung, dan fungsional satu
sama lain.
Pertemuan keempat
A. Peranan manusia sebagai makhluk individu dan sosial : Peran sebagai makhluk
individu untuk memenuhi segala kebutuhannya. Kepentingan pribadi yang ingin
dilakukan seperti aktivitas yang harus dijalankan tanpa harus selalu mengharap
imbalan orang lain, manusia yang terus berupaya memenuhi setiap hak-haknya untuk
segenap potensi dirinya baik secara rohani maupun jasmaninya. Bentuk apresiasi
kepada diri sendiri apabila dapat memberikan sumbangsi yang baik terhadap
kehidupan makhluk individu lainnya.
Sedangkan Manusia pada hakekatnya memiliki sifat sosial akan hasratnya yang selalu
ingin hidup berdampingan dengan individu lainnya. Tidak menutup kemungkinan kita
tidak bisa memenuhi seluruh aspek kebutuhan dengan sendiri, ketidakberdayaan
manusia dalam menjalankan kehidupan tidak terlepas dengan makhluk sosial lainnya.
Adanya norma-norma sebagai aturan yang mengikat kita dalam berinteraksi tentunya
kita tidak bisa mementingkan kehidupan secara pribadi dan hidup secara
berkelompok.
B. Dilema antara kepentingan inividu dan kepentingan sosial :
2. Pandangan Sosialisme Paham sosialisme ditokohi oleh Robert Owen dari Inggris
(1771-1858), Lousi Blanc, dan Proudhon. Pandangan ini menyatakan bahwa
kepentingan masyarakatlah yang diutamakan. Kedudukan individu hanyalah objek
dari masyarakat. Menurut pandangan sosialis, hak-hak individu sebagai hak dasar
hilang. Hak-hak individu timbul karena keanggotaannya dalam suatu komunitas
atau kelompok. Sosialisme adalah paham yang mengharapkan terbentuknya
masyarakat yang adil, selaras, bebas, dan sejahtera bebas dari penguasaan individu
atas hak milik dan alat-alat produksi. Sosialisme muncul dengan maksud
kepentingan masyarakat secara keseluruhan terutama yang tersisih oleh system
liberalisme, mendapat keadilan, kebebasan, dan kesejahteraan. Untuk meraih hal
tersebut, sosialisme berpandangan bahwa hak-hak individu harus diletakkan
dalam kerangka kepentingan masyarakat yang lebih luas. Dalam sosialisme yang
radikal/ekstem (marxisme/komunisme) cara untuk meraih hal itu adalah dengan
menghilangkan hak pemilikan dan penguasaan alat-alat produksi oleh perorangan.
Paham marxisme/komunisme dipelopori oleh Karl Marx (1818-1883).
Pertemuan kelima
A. Nilai sosial adalah standar yang di dalamnya terdapat seperangkat perilaku dan
berfungsi sebagai pedoman hidup manusia dalam bermasyarakat. Berikutnya, standar
ini akan secara otomatis dapat mengatur segala bentuk tindakan hingga ucapan semua
orang yang berada di dalam kelompok masyarakat. Keberadaan dari nilai sosial ini
diharapkan bisa membantu setiap individu agar bisa mendapatkan hak serta
menjalankan kewajibannya secara adil dan merata dalam kelompok masyarakat.
Selain itu, adanya nilai sosial juga bisa membantu suatu kelompok untuk bisa
mencapai tujuan bersama. Sebagai contohnya, nilai sosial yang memiliki tujuan agar
bisa menciptakan suatu kerukunan walaupun berbeda-beda suku, agama, ras dan
lainnya. Oleh karena itu, nantinya setiap anggota kelompok masyarakat perlu
menekankan nilai sosial tersebut.
Berikutnya, masyarakat akan lebih tahu apa saja yang termasuk ke dalam hal baik
untuk dilakukan dan mana saja yang merupakan hal buruk serta tak boleh dilakukan.
Hingga pada akhirnya, setiap orang akan menyadari batasan yang mereka miliki dan
berusaha untuk tidak melampaui batasan tersebut agar bisa diterima oleh kelompok
masyarakat. Nilai sosial juga bisa diartikan sebagai suatu nilai yang dianut oleh
masyarakat tentang apa yang mereka anggap benar dan apa yang mereka anggap
buruk. Untuk bisa menentukan baik dan buruk, pantas atau tidak pantas harus
menempuh proses menimbang. Hal ini nantinya juga akan dipengaruhi oleh aturan
yang sudah ada sejak dahulu kala, seperti istiadat yang dianut oleh masyarakat.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), nilai adalah sifat-sifat (hal-hal)
yang penting atau berguna bagi kemanusiaan. Sedangkan sosial adalah berkenaan
dengan masyarakat. Itu artinya, nilai sosial adalah suatu yang dianggap baik, patut,
layak dan bisa dijadikan suatu pedoman hidup oleh suatu kelompok individu.
B. Norma Sosial adalah aturan dan harapan masyarakat yang berguna untuk memandu
perilaku masyarakat agar tidak keluar dari tujuan yang sebelumnya sudah
direncanakan. Mereka seperti pemandu yang tak terlihat, membantu kita memahami
apa yang diharapkan dalam berinteraksi dengan sesama. Dalam berbagai situasi,
dengan norma membantu kita menjaga keseimbangan dan ketertiban dalam
masyarakat. Penting untuk dipahami bahwa Norma Sosial bersifat tidak personal dan
terlihat seperti Anonim. Mereka bukanlah perintah dari individu tertentu, tetapi lebih
sebagai panduan kolektif yang membentuk budaya dan etika bersama.
C. moral sosial adalah nilai-nilai yang menjadi pegangan bagi seseorang dalam mengatur
perbuatan atau tingkah lakunya terhadap manusia lain, mengenai apa yang dianggap
baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat dimana perbuatan itu berdampak
langsung dengan kehidupan antar sesama manusia.
Pertemuan ke enam
Peranan hukum untuk melindungi, mengatur dan merencanakan kehidupan ekonomi
sehingga dinamika kegiatan ekonomi itu dapat diarahkan kepada kemajuan dan
kesejahteraan bagi seluruh masyarakat sebagaimana dikemukakan oleh Thomas
Aquinas dalam Suma Theologica. Hukum bukan hanya bisa membatasi dan menekan
saja, akan tetapi juga memberi kesempatan bahkan mendorong para warga untuk
menemukan berbagai penemuan yang dapat menggerakkan kegiatan ekonomi negara.
Dan pada dasarnya setiap kegiatan atau aktivitas manusia perlu diatur oleh suatu
instrumen yang disebut sebagai hukum. Hukum disini direduksi pengertiannya menjadi
perundang-undangan yang dibuat dan dilaksanakan oleh Negara.
Pertemuan ke tujuh
A. Pengertian interaksi sosial Pengertian interaksi sosial Secara harfiah interaksi berarti
tindakan (action) yang berbalasan antarindividu atau antarkelompok. Tindakan
saling memengaruhi ini seringkali dinyatakan dalam bentuk simbol-simbol atau
konsep-konsep. Sehingga, pengertian interaksi sosial, yaitu hubungan timbal balik
yang dinamis antara individu dan individu, antara individu dan kelompok, atau
antara kelompok dengan kelompok baik dalam kerja sama, persaingan, ataupun
pertikaian. Baca juga: Penjelasan Interaksi Sosial dan Lingkungan Alam Interaksi
sosial antarmanusia terjalin dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup bersama.
Dalam hubungan itu satu sama lain saling memengaruhi.
Pertemuan ke delapan
A. Pengertian Kelompok sosial
Kelompok sosial adalah kumpulan manusia yang memiliki kesadaran bersama akan
keanggotaan dan saling berinteraksi. Kelompok sosial bertujuan mewujudkan
penerapan nilai-nilai sosial yang ada dan dibutuhkan dalam suatu struktur sosial
pada suatu masyarakat. Kelompok sosial merupakan bagian dari realitas sosial yang
bersifat universal dan menjadi bagian dari sistem sosial. Pembentukan kelompok
sosial terjadi pada para anggota masyarakat yang memiliki latar belakang sama serta
memiliki kesadaran tentang hubungan yang terjalin di antara mereka. Secara
sosiologis, kelompok adalah setiap kumpulan manusia dengan pola interaksi
terorganisasi dan terjadi secara berulang-ulang. Hakikat keberadaan kelompok sosial
bukanlah terletak pada dekatnya jarak fisik melainkan pada kesadaran untuk
berinteraksi.
B. Klasifikasi Kelompok sosial
Kelompok sosial dibagi menjadi beberapa klasifikasi, yaitu sebagai berikut:
1. Berdasarkan atas cara terbentuknya, seperti kelompok semu dan kelompok nyata.
2. Berdasarkan kualitas hubungan antar anggotanya, seperti kelompok primer
(hubungan cenderung informal) dan kelompok sekunder (hubungan cenderung
formal).
3. Berdasarkan kekuatan ikatan antar anggotanya, seperti paguyuban dan
patembayan.
4. Berdasarkan pencapaian tujuannya, seperti kelompok formal (mempunyai aturan
sendiri) dan kelompok informal (memiliki tujuan bersama namun tidak resmi).
C. Pengertian Masyarakat
adalah sekumpulan manusia yang saling berinteraksi atau bergaul dengan
kepentingan yang sama. Terbentuknya masyarakat karena manusia menggunakan
perasaan, pikiran dan keinginannya memberikan reaksi dalam lingkungannya.
D. Proses terbentuknya masyarakat
1. Proses belajar kebudayaan sendiri Pada tahap mempelajari kebudayaan sendiri,
masyarakat akan melalui sejumlah pendekatan yaitu proses internalisasi,
sosialisasi, dan enkulturasi.
Proses internalisasi adalah proses yang panjang sejak individu dilahirkan
hingga di penghujung ajalnya. Manusia atau individu belajar menanamkan
dalam kepribadiannya tentang segala hasrat, perasaan, nafsu, serta emosi yang
diperlukan sepanjang hidupnya.
Proses sosialisasi adalah proses belajar tentang kebudayaan dalam sistem
sosial. Jadi, individu sejak kecil hingga tua mempelajari pola-pola tindakan
dalam interaksi di sekelilingnya. Tahap sosialisasi di masyarakat bisa berjalan
cepat atau lambat. Faktor utamanya bergantung pada pendidikan dan ilmu
pengetahuan, serta teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang di
wilayahnya masyarakat itu sendiri.
Proses enkulturasi adalah individu mempelajari dan menyesuaikan alam
pikiran serta sikapnya dengan adat-istiadat, sistem norma, serta peraturan-
peraturan yang hidup dalam kebudayaannya. Misalnya di wilayah atau daerah
yang mayoritas penduduk berpendidikan tinggi, tentu akan mudah terjadinya
pembudayaan dari inovasi-inovasi baru di wilayah tersebut. Sebab
masyarakatnya akan lebih mudah menilai kelebihan dan kekurangan dari hasil
inovasi baru yang diterapkan itu
Pertemuan ke Sembilan
A. Pegertian perubahan sosial
Perubahan sosial adalah sebuah bentuk dari peralihan tata kehidupan masyarakat
yang berubah, berlangsung secara terus menerus karena sifat yang dimiliki sangat
dinamis dan dapat terus berubah. Hakikat manusia tidak dapat berhenti pada satu
titik tertentu di sepanjang masa, karena mereka selalu mengalami perubahan secara
lambat atau cepat dan besar atau kecil. Peran masyarakat sangat penting terhadap
munculnya perubahan sosial dalam jangka waktu tertentu, karena mereka yang
kemudian akan menghadapi segala faktor yang terjadi dan menyebabkan perubahan
sosial itu muncul sendiri. Manusia memiliki sifat dasar yang tidak selalu puas, hal
itu terus berkembang hingga membuat munculnya perubahan dalam memenuhi
kehidupan.
B. Teori perubahan sosial
1. Teori Evolusi (Evolutionary Theory) Teori ini terbagi atas teori evolusi unilinear
dan multilinear. Teori evolusi unilinear beranggapan bahwa perubahan sosial
memiliki arah tetap serta tahapan yang sama. Perubahan ini dilalui oleh semua
masyarakat dan dimulai dari tahap perkembangan awal yang sederhana menuju ke
tahap perkembangan terakhir yang sempurna. Sementara itu, teori evolusi
multilinear memandang bahwa perubahan sosial yang memiliki arah tetap, namun
nyatanya masing-masing masyarakat tidak harus mengikuti tahapan yang sama.
2. Teori Siklus (Cyclical Theory) Teori siklus melihat adanya sejumlah tahap yang
harus dilalui oleh setiap masyarakat. Pada teori ini, proses perubahan masyarakat
tidak berakhir pada "tahap terakhir" yang sempurna, melainkan berakhir pada tahap
kehancuran, kemudian berputar kembali pada tahap awal untuk peralihan
(perubahan).
3. Teori Fungsionalis (Functionalist Theory) Teori fungsionalis beranggapan bahwa
setiap elemen masyarakat memberikan fungsi terhadap elemen masyarakat lainnya.
Perubahan yang muncul di suatu bagian masyarakat akan menimbulkan perubahan
pada bagian yang lain pula.
4. Teori Konflik (Conflict Theory) Teori konflik memandang konflik yang terjadi
antar kelompok antar kelas sosial merupakan sumber paling penting dan
berpengaruh dalam semua perubahan sosial. Perubahan akan menciptakan
kelompok dan kelas sosial baru. Konflik antar kelompok dan antar kelas sosial baru
tersebut akan melahirkan perubahan berikutnya.
C. Bentuk-bentuk perubahan
1. Perubahan sosial secara lambat atau evolusi
2. Perubahan sosial secara cepat atau revolusi
3. Perubahan sosial kecil, yaitu yang terjadi pada unsur
4. struktur sosial tidak membawa pengaruh secara langsung kepada masyarakat
5. Perubahan sosial besar, yaitu yang terjadi pada berbagai
6. aspek kehidupan yang memberikan dampak langsung kepada masyarakat
7. Perubahan sosial yang direncanakan (dikehendaki)
8. Perubahan sosial yang tidak direncanakan (tidak dikehendaki)
D. Faktor penyebab perubahan
Adanya Penemuan Baru, Penemuan baru dalam sebuah komunitas tertentu bisa
membawa perubahan yang terjadi pada sosial, karena munculnya budaya baru
bisa menggantikan budaya lama atau dapat membuat campur menjadi satu
kesatuan.
Pengaruh Jumlah, Penduduk Jumlah penduduk bisa mempengaruhi adanya
perubahan sosial, hal ini karena struktur atau tatanan masyarakat pada suatu
komunitas. Jumlah penduduk bisa menjadi kekuatan bagaimana perubahan yang
bisa terjadi, semakin banyak orang menggunakan budaya baru sehingga budaya
lama tergeser dan bahkan tergantikan.
Munculnya Konflik, Konflik berupa pertarungan atau pertentangan yang muncul
sangat wajar terdapat dalam sebuah sosial tertentu. Konflik suatu sosial bisa saja
terjadi karena kemajemukan atau munculnya mayoritas dan minoritas dalam
sebuah komunitas tertentu. Karena konflik inilah, sosial harus mencari jawaban
dari masalah yang ada kemudian menghasilkan budaya atau fenomena baru.
Terjadi Revolusi, Revolusi bisa dikaitkan dengan pemberontakan, dapat
mempengaruhi suatu perubahan tersebut dikarenakan fenomena yang menjadi
adanya hal baru yang harus dilakukan. Seperti adanya perang, bencana alam dan
lain sebagainya namun juga bisa menjadi faktor penghambat perubahan sosial.
Keterbukaan pada Lapisan Masyarakat, Keterbukaan pada lapisan masyarakat
dapat menjadi faktor munculnya perubahan ini karena munculnya tipe
masyarakat sangat berpengaruh dalam memberi respons sesuatu yang baru.
Masyarakat terpengaruh, karena memiliki keterbukaan dan pemikiran terbuka
terhadap hal-hal sehingga mudah menerima perubahan yang ada.
Motivasi Berprestasi, Masyarakat memiliki motivasi dalam berprestasi, memiliki
keinginan untuk maju dan berkembang sehingga bisa membuat suatu komunitas
lebih terbuka dan pemikiran terbuka pada hal-hal baru karena memiliki
kesadaran dalam berubah menjadi lebih baik. Faktor yang memberi dampak
positif, bagi perubahan sosial yang terjadi di masyarakat dan teori perubahan
sosial.
Sistem Pendidikan Maju, Perubahan sosial tak dapat dijauhkan dari faktor
pendidikan dengan peran penting dalam terjadinya perubahan tersebut. Tolok
ukur pendidikan terus mengalami perkembangan sehingga pendidikan yang
membuat seseorang menjadi belajar menghadapi perubahan. Semakin tinggi dan
kualitas pendidikan membuat besar peluang memiliki perspektif dan wawasan
seseorang.
E. Dampak perubahan terhadap kehidupan sosial
1. Dampak positif perubahan sosial Berikut beberapa dampak positif perubahan
sosial:
Kesejahteraan masyarakat meningkat, Dilansir dari buku Pengantar Sosiologi
(2020) karya Trisni Andayani, berbagai penemuan dalam kehidupan sosial
akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Terciptanya lapangan pekerjaan Salah satu contoh perubahan sosial adalah
industrialisasi, di mana sektor industri membutuhkan banyak tenaga kerja
untuk melakukan kegiatan produksi dan distribusi. Secara langsung maupun
tidak, ini menciptakan banyaknya lapangan pekerjaan di masyarakat
Terbentuknya nilai dan norma baru, Perubahan sosial pasti terjadi secara
terus-menerus dalam kehidupan masyarakat. Dalam hal ini, dibutuhkan
serangkaian nilai dan norma baru, guna menjaga agar arus perubahan tersebut
tidak menyimpang dari peraturan yang ada.
Meningkatnya efektivitas dan efisiensi kerja Dalam bidang pekerjaan,
perubahan sosial memunculkan banyak teknologi modern. Hal ini tentunya
makin mempermudah proses kerja, dan secara langsung meningkatkan
efektivitas serta efisiensi kerja.
2. Dampak negatif perubahan sosial Berikut beberapa dampak negatif perubahan
sosial:
Disintegrasi sosial Menurut Sriyana dalam buku Perubahan Sosial Budaya
(2020), disintegrasi sosial adalah proses terpecahnya suatu kelompok sosial
menjadi beberapa unit terpisah. Sering kali perubahan sosial tersebut
menimbulkan disintegasi sosial di masyarakat yang kemudian mengakibatkan
perpecahan.
Munculnya pergolakan di daerah Adanya perubahan sosial dapat
memunculkan berbagai pergolakan di daerah. Pergolakan ini bisa disebabkan
oleh beberapa hal, seperti perbedaan suku, agama, dan ras, serta terjadinya
kesenjangan ekonomi di masyarakat.
Perilaku yang makin konsumtif Tanpa disadari, perubahan sosial
menimbulkan sikap dan perilaku konsumtif, di mana seseorang atau
sekelompok masyarakat cenderung membeli atau mengonsumsi suatu hal
tanpa batasan. Sikap konsumtif mendorong individu untuk lebih
mengutamakan pemenuhan keinginan dibanding kebutuhannya.
Kenakalan remaja Perubahan sosial yang terjadi memberi kesempatan bagi
budaya asing untuk masuk dan berkembang di masyarakat. Contohnya tren
pola hidup konsumtif, pergaulan bebas, dan sebagainya. Dapatkan update
berita pilihan dan breaking news setiap hari dari
F. Bentuk-bentuk disintegrasi
1. Disintegrasi Sosial, yaitu sebuah ketidak adanya fungsi dan norma sosial yang
berjalan. Keadaan dari disintegrasi sosial dapat disebabkan oleh masyarakat
yang merasa kurang puas dengan kondisinya, sehingga ia ingin melakukan suatu
perubahan yang mendasar. Contoh dari disintegrasi sosial adalah kekacauan
yang terjadi di Timor Timur setelah jejak pendapat dan kekacauan yang terjadi
di Maluku ketika terjadi kerusuhan SARA. Lalu apa yang menjadi penyebab
terjadinya disintegrasi sosial ini? Disintegrasi sosial terjadi karena lima
penyebab, berikut penjelasannya.
Adanya perbedaan pandangan tentang tujuan yang ingin dicapai bersama.
Contohnya masyarakat Indonesia memiliki cita-cita terbentuknya masyarakat
yang adil serta makmur, seperti yang tercantum dalam UUD 1945. Apabila
ada kota atau provinsi yang mendirikan suatu negara sendiri, maka sudah
pasti akan terjadi disintegrasi sosial.
Norma yang ada pada masyarakat mulai hilang atau tidak berfungsi
sebagaimana mestinya. Contohnya adalah permasalahan hukum di Indonesia
yang tidak tegak dengan adil.
Terjadinya pertentangan antara norma yang ada di dalam masyarakat.
Biasanya terjadi pada di tingkat RT atau RW. Contohnya tentang minuman
keras, ada beberapa yang beranggap bahwa minuman keras adalah suatu hal
yang salah, namun ada pula yang berbeda pendapat.
Adanya ketidak konsekuenan terhadap pemberian sanksi pada pelanggar
norma. Hal ini berhubungan dengan penyebab lain seperti hukuman untuk
koruptor dan rakyat kecil yang berbeda dan menyebabkan terjadi disintegrasi
sosial.
Penyebab disintegrasi sosial yang terakhir adalah tindakan warga yang tidak
sesuai dengan norma yang berlaku, sehingga menjadi faktor penghambat
perubahan sosial serta budaya.
Lalu, bagaimana cara mencegah agar disintegrasi sosial ini tidak terjadi? Tentu
saja suatu bangsa dan masyarakat ingin segala bentuk disintegrasi termasuk
disintegrasi sosial tidak terjadi atau dihindari, sebab memiliki dampak negatif
atau buruk dalam berbagai macam aspek. Oleh sebab itu, perlu dilakukan
pencegahan seperti berikut ini.
Hukum perlu ditegakan seadil-adilnya dan tidak boleh tumpul ke atas dan
tajam ke bawah. Hukum perlu tegas dan tegak kepada siapapun yang
melanggar hukum. Meskipun seseorang memiliki jabatan yang tinggi atau
berkuasa, jika orang tersebut melanggar hukum, maka ia pantas mendapatkan
suatu sanksi.
Rasa nasionalisme yang perlu tumbuh dan ditingkatkan dalam diri seseorang.
Sebab dengan meningkatnya rasa nasionalisme pada diri masyarakat, maka
warga masyarakat pun akan mematuhi seluruh norma yang ada. Selain itu,
ketika rasa nasionalisme tumbuh maka warga masyarakat pun akan
menjadikan pancasila sebagai ideologi yang sudah sepatutnya ditaati atau
dijadikan acuan dalam bermasyarakat.
Hukum yang berlaku dalam masyarakat harus sesuai dengan UUD 1945.
Rasa toleransi pada setiap agama, suku dan kebudayaan. Seperti yang
diketahui bahwa Indonesia memiliki beragam penganut agama, suku dan
budaya. Oleh sebab itu, maka setiap masyarakat harus saling menghargai
meskipun adanya perbedaan, jangan sampai terjadi suatu perpecahan yang
diakibatkan oleh perbedaan.
Integrasi nasional harus berjalan dengan maksimal dan setiap warga negara
wajib melakukannya.
2. Disintegrasi Bangsa yaitu perpecahan hidup di dalam masyarakat yang
disebabkan oleh adanya pengaruh dari negara lain. Disintegrasi ini dapat
disebabkan pula oleh pengaruh dari suatu negara sendiri. Contohnya seperti
kurang berterimanya masyarakat terhadap perbedaan, sehingga muncul sikap
diskriminatif. Sebelum disintegrasi budaya terjadi, biasanya akan terjadi
disorganisasi dalam lingkungan masyarakat lebih dulu. Disorganisasi terjadi
dikarenakan adanya perbedaan pendapat, norma sosial, nilai dan perbedaan
tindakan dalam lingkungan masyarakat. Apabila disorganisasi tidak segera
diselesaikan atau diatasi maka akan menimbulkan suatu konflik dalam
masyarakat yaitu disintegrasi budaya. Pada umumnya, disintegrasi ini dapat
ditentukan oleh beberapa faktor yaitu kelompok, sistem sosial, sistem sanksi,
dan sistem tindakan. Berikut penjelasannya.
Tidak ada lagi kesepakatan antar anggota kelompok yang membahas tentang
tujuan sosial yang ingin dicapai, yang mulanya tujuan tersebut menjadi suatu
pegangan bagi kelompok itu.
Norma sosial yang ada di dalam masyarakat tidak lagi berfungsi untuk
membantu anggota masyarakat guna mencapai tujuan yang telah disepakati.
Norma dalam kelompok yang dihayati oleh setiap anggota, tidak lagi sesuai
dengan anggota kelompok. Sehingga setiap anggota kelompok menjadi abai
terhadap norma yang berlaku.
Sanksi sosial yang hadir di lingkungan masyarakat menjadi suatu hal yang
lemah dan bahkan sudah tidak dilaksanakan dengan baik. Sanksi yang
dikenakan pada seseorang yang melanggar suatu norma sudah dianggap tidak
berlaku.
Segala tindakan yang dilakukan oleh setiap masyarakat telah bertentangan
dengan norma yang ada dan berlaku dalam kehidupan bermasyarakat.
Ada beberapa ciri atau karakteristik dari disintegrasi budaya, hal ini dijelaskan
dalam sebuah jurnal Disintegrasi Sosial (Studi Regulasi Perlindungan Ikan Pari
Manta Masyarakat Lamakera Kabupaten Flores Timur) yang ditulis oleh Randi
M. Prakon. Berikut penjelasannya.
Adanya ketidaksamaan tujuan antara anggota dari suatu kelompok, sehingga
tidak muncul keseragaman atau kesamaan dalam kelompok.
Sebagian besar dari anggota kelompok tidak mematuhi norma-norma yang
telah berlaku.
Wibawa dari para tokoh kelompok dan pemimpin mulai menurun di
masyarakat.
Sanksi tidak lagi berfungsi atau fungsinya berkurang dan tidak sebagaimana
mestinya.