Anda di halaman 1dari 6

A.

Latar Belakang
Adapun hal yang melatar belakangi dalam penyusunan makalah ini adalah untuk menambah
wawasan penulis dalam mengarungi kehidupan sebagai mahasiswa selain itu juga adalah
untuk memenuhi tugas perkuliahan untuk kelancaran proses belajar mengajar diruangan
dengan maksud memahami materi tentang individu dan masyarakat serta peran keduannya
dalam kehidupan sosial.

B. Rumusan Masalah
Individu adalah seorang manusia yang khas. Ia mempunyai kemampuan dan kebutuhan yang
berbeda satu sama lain. Untuk mengembangkan kemampuan dan memenuhi kebutuhannya, ia
tidak bisa berdiri sendiri, ia membutuhkan orang lain. Karena itulah ia hidup berkelompok
membentuk masyarakat.

C. Tujuan Umum
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk mengkaji lebih jauh tentang:

1. Mengetahui tentang peranan individu dalam masyarakat.

2. Memahami kehidupan masyarakat.

3. Memahami tentang pranata-pranata sosial budaya yang ada di masyarakat.

4. Memahami tentang struktur sosial budaya.

5. Mengetahui tentang proses sosial budaya.

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Individu Menurut Para Ahli


1. Menurut Marthen Luter
Individu berasal dari kata individum (Latin), yaitu satuan kecil yang tidak dapat dibagi lagi.
Individu menurut konsep Sosiologis berarti manusia yang hidup berdiri sendiri. Individu
sebagai mahkluk ciptaan tuhan di dalam dirinya selalu dilengkapi oleh kelengkapan hidup
yang meliputi raga, rasa, rasio, dan rukun.

 Raga, merupakan bentuk jasad manusia yang khas yang dapat membedakan antara
individu yang satu dengan yang lain, sekalipun dengan hakikat yang sama.
 Rasa, merupakan perasaan manusia yang dapat menangkap objek gerakan dari benda-
benda isi alam semesta atau perasaan yang menyangkut dengan keindahan
 Rasio atau akal pikiran, merupakan kelengkapan manusia untuk mengembangkan diri,
mengatasi segala sesuatu yang diperlukan dalam diri tiap manusia dan merupakan alat
untuk mencerna apa yang diterima oleh panca indera.
 Rukun atau pergaulan hidup, merupakan bentuk sosialisasi dengan manusia dan hidup
berdampingan satu sama lain secara harmonis, damai dan saling melengkapi. Rukun
inilah yang dapat membantu manusia untuk membentuk suatu kelompok sosial yang
sering disebut masyarakat

2. Menurut Viniagustia
Merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyataan suatu kesatuan yang paling
kecil dan terbatas.

B. Manusia Selaku Individu


Individu adalah seseorang/seorang manusia secara utuh. Utuh di sini diartikan sebagai suatu
sifat yang tidak dapat dibagi-bagi. Merupakan satu kesatuan antara jasmaniah dan rohaniah
yang melekat pada diri seseorang.

Setiap individu mempunyai cirri khas yang berbeda dengan individu lainnya, seperti bentuk
fisik, kecerdasan, bakat, keinginan, perasaan dan memiliki tingkat pemahaman/arti tersendiri
terhadap suatu objek. Jadi individu adalah kondisi internal dari seorang manusia yang
berfungsi sebagai subjek. Manusia selaku individu mempunyai 3 naluri, yaitu:

1. Naluri mempertahankan kelangsungan hidup


Naluri mempertahankan kelangsungan hidup telah menimbulkan berbagai kebutuhan. Salah
satu kebutuhan yang paling mendasar adalah kebutuhan fisiologis yang terdiri dari makan,
minum dan perlindungan. Semua kebutuhan tersebut didapat dari lingkungan dimana
manusia tinggal, dan dalam memanfaatkan lingkungan tersebut membutuhkan teknologi.
Teknologi dapat diartikan sebagai cara-cara/alat yang dipergunakan manusia untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Jadi teknologi tidak hanya mencakup perlatan modern/mesin
saja. Panah unutk berburu, bertani berpindah-pindah dan alat/cara sederhana lain termasuk ke
dalam teknologi. Kebutuhan manusia sangat beragam dan kebutuhan ini lebih mudah
dipenuhi kalau individu hidup berkelompok dengan individu lainnya.

2. Naluri untuk mempertahankan kelanjutan penghidupan keturunan


Naluri untuk mempertahankan keturunan, menuntut adanya kebutuhan akan rasa aman
(safety need) baik dari gangguan cuaca yang tidak nyaman, binatang liar/manusia lain.
Pakaian yang dibuat dari berbagai jenis bahan dan model disesuaikan dengan kondisi cuaca.
Perumahan dengan bermacam-macam bahan dan juga bentuk, pada dasarnya adalah usaha
untuk memperoleh rasa aman dari berbagai gangguan. Adapun keanekaragaman bahan dan
model yang dipergunakan sangat tergantung pada lingkungan. Seperti rumah di daerah tropis
umumya dibuat dari kayu/bamboo dengan model atap segitiga/kerucut dan sering kali
dibawahnya tidak langsung menyentuh tanah, tapi bertonggak/berkolong. Di iklim sedang
rumah banyak dibangun dari bata/tanah, atapnya rata/datar, sedangkan di daerah dingin orang
Eskimo membuat rumah dari es dengan bentuknya yang bukat saja. Semua itu tergantung
pada cuaca dan bahan mentah yang ada di lingkungannya. Perkawinan selain untuk
memenuhi kebutuhan biologis manusia, juga merupakan cerminan dari adanya
ketergantungan individu terhadap individu lain dan adanya naluri untuk meneruskan
keturunan.

3. Naluri ingin tahu dan mencari kepuasan


Setiap manusia mempunyai naluri untuk ingin tahu tentang sesuatu yang ada di sekitarnya,
baik itu lingkungan alam maupun lingkungan manusia lainnya. Adanya perbedaan alam
seperti daratan, perbukitan, pegunungan; perbedaan penyebaran tumbuhan dan hewan;
perbedaan fisik manusia seperti ada yang berkulit hitam, putih, sawo matang, berbadan
jangkung, pendek dan sebagainya; perbedaan budaya manusia seperti dalam hal cara makan
ada yang makan pakai tangan, sendok, sendok garpu dan pisau; perbedaan dalam berpakaian,
mata pencaharian, bentuk rumah dan sebagainya. Semua itu telah mendorong manusia untuk
mencari tahu. Pertanyaan ”apa, mengapa, bagaimana dan siapa” telah melahirkan sistem
pengetahuan, yang kemudian disusun menjadi sistematis melalui aturan-aturan tertentu
sehingga melahirkan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan ini pada dasarnya adalah untuk
memenuhi kebutuhan spiritual/batin manusia. Sedangkan penerapan ilmu dalam bentuk cara
dan alat untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia disebut teknologi. Jadi teknologi adalah
berbagai cara/alat untuk memenuhi kebutuhan material manusia.

Keduanya tidak dapat dipisahkan untuk menunjang dan memenuhi kebutuhan manusia baik
selaku individu maupun masyarakat. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki individu
tidak seluruhnya hasil dari pengalaman sendiri, tetapi lebih banyak dari belajar dan meniru
orang lain. Karena itu dalam memenuhi nalri ingin tahu dan mencari kepuasanpun tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan kelompok.

C. Manusia Selaku Makhluk Sosial


Manusia adalah makhluk yang tidak dapat dengan segera menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Pada masa bayi sepenuhnya manusia tergantung kepada individu lain. Ia
belajar berjalan, belajar makan, belajar berpakaian, belajar membaca, belajar membuat
sesuatu dan sebagainya, memerlukan bantuan orang lain yang lebih dewasa.
Menurut Malinowski(1949), salah satu tokoh ilmu Antropologi dari Polandia menyatakan
bahwa ketergantungan individu terhadap individu lain dalam kelompoknya dapat terlihat dari
usaha-usaha manusia dalam memenuhi kebutuhan biologis dan kebutuhan sosialnya yang
dilakukan melalui perantaraan kebudayaan.

Rasa aman secara khusus tergantung kepada adanya system perlindungan dalam rumah,
pakaian dan peralatan. Perlindungan secara umum, dalam pengertian gangguan/kelompok
lain akan lebih mudah diwujudkan kalau manusia berkelompok. Untuk menghasilkan
keamanan dan kenyamanan hidup berkelompok ini, diciptakan aturan-aturan dan kontrol-
kontrol social tentang apa yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan oleh setiap anggota
kelompok. Selain itu ditentukan pula siapa yang berhak mengatur kehidupan kelompok untuk
tercapainya tujuan bersama.

D. Pengertian Masyarakat
Masyarakat dalam Bahasa Inggris disebut society, artinya sekelompok manusia yang hidup
bersama, saling berhubungan dan mempengaruhi, saling terikat satu sama lain sehingga
melahirkan kebudayaan yang sama. Pengertian sekelompok manusia di sini, tidak
mempunyai batas yang jelas harus beberapa orang, tetapi jumlahnya minimal 2 orang.
Anderson dan Parker (Astrid: 1977), menyebutkan bahwa masyarakat adalah:
a) Adanya sejumlah orang,
b) Tinggal dalm suatu daerah tertentu,
c) Mengadakan hubungan satu sama lain,
d) Saling terikat satu sama lain karena mempunyai kepentingan bersama,
e) Merupakan satu kesatuan sehingga mereka mempunyai perasaaan solidaritas,
f) Adanya saling ketergantungan,
g) Masyarakat merupakan suatu system yang diatur oleh norma-norma/aturan-aturan tertentu,
dan
h) Menghasilkan kebudayaan.

Menurut Soejono Soekamto (1987), beberapa ciri masyarakat perkotaan yang menonjol
adalah:
a) Kehidupan beragama kurang karena disebabkan adanya cara berpikir yang rational, yang
berdasakan pada perhitungan-perhitungan eksak;
b) Dapat mengurus dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain;
c) Pembagian kerja lebih tegas dan mempunyai batas-bats yang nyata;
d) Banyak peluang mendapat kerja daripada orang desa;
e) Jalan pikiran yang rasional menyebabkan interaksi sosial berdasarkan kepentingan
daripada faktor pribadi;
f) Jalan kehidupan yang cepat mengakibatkan pentingnya faktor waktu;
g) Perubahan sosial tampak jelas dan cepat sebagai akibat terbukanya pengaruh dari luar.

E. Status dan Peran Individu dalam Masyarakat


Setiap individu dalam masyarakat mempunyai peran (role)dan kedudukan (status) yang
berbeda. Peran adalah pola perilaku yang diharapkan dari seseorang yang mempunyai posisi
(status) tertentu. Sedangkan kedudukan (status) adalah posisi seseorang dalam kelompok.
Mengingat setiap individu mempunyai kepentingan yang beragam, maka setiap individu
mempunyai kepentingan yang beragam, maka setiap individu dapat berstatus dan berperan di
kelompok sesuai dengan kepentingan itu.

Setiap individu harus berperilaku atau berperan sesuai dengan kedudukannya agar ia dapat
diterima dan diakui keberadaanya. Karena setiap organisasi mempunyai aturan sendiri, maka
sanksi yang diberikan oleh setiap organisasi kepada anggota yang melanggar pun berbeda
pula. Sanksi ini bertujuan menjaga keutuhan, keseimbangan, kestabilan kelompoknya
sehingga tujuan kelompok dapat tercapai.

Dalam kehidupan sehari-hari, setiap orang mempunyai peran dan tugas yang berbeda. Tugas
seorang Dokter berbeda dengan guru, petani, supir atau TNI/POLRI. Tetapi masing-masing
saling membutuhkan, saling bekerja sama untuk mencapi tujuan yang sama yaitu
terpenuhinya kebutuhan dan mencapi kesejahteraan. Dengan demikian peran dan kedudukan
sangat penting unutk menjaga keseimbangan dan integritas social. Kedudukan atau status
seseorang dalam masyarakat ada 2 macam:

a) Ascribed status
Yaitu kedudukan yang diperoleh tanpa melalui perjuangan atau usaha sendiri. Biasanya
diperoleh melalui kelahiran, seperti anak yang bergelar raden, otomatis anaknya juga bergelar
raden. Seorang anak menjadi raja karena ayahnya adalh raja. Seorang anak yang berasal dari
kasta sudra walaupun ia mempunyai kepintaran dan ketrampilan yang tinggi. Status ini sering
pula disebut status yang tertutup, karena setiap orang tidak bisa menjadi anggota secara
bebas. Perkawinan biasanya adalah cara untuk masuk ke dalm status ini.

b) Achieved status,
Yaitu kedudukan yang diperoleh melalui usaha atau perjuangan sendiri. Seseorang menjadi
direktur sebuah perusahaan karena memang ia rajin dan ulet. Status seseorang menjadi guru
karena ia berhasil masuk dan belajar dengan baik di IKIP. Status ini bersifat terbuka artinya
setiap orang dapat mencapainya atau meraihnya karena kemampuan masing-masing individu
dalam beprestasi.
Setiap status dan kedudukan mempunyai seperangkat symbol atau lambang yang dapat
mencerminkan statusnya. Seperti orang yang berstatus ekonomi tinggi tercermin dari bentuk
dan luas rumah, seorang guru tercermin sikap dan pakainnya, seorang TNI/POLRI dari
kegagahan dan pakaiannya, seseorang dari golongan ningrat akan tampak dari cara berbicara
dan sopan santunnya. Banyak simbol yang dapat mencerminkan status atau kedudukan
seseorang dalam masyarakat.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik oleh penulis adalah bahwa individu dapat
didefinisikan sebagai seseorang atau seorang secara utuh yang hidup dalam kerangka hidup
yang diyakininya, sementara masyarakat adalah sekolompok individu yang hidup dan
menetap dalam sebuah ruang atau tempat dimana individu tersebut saling melakukan
interaksi. Setiap individu tidak akan bertahan hidup selama tidak hidup dalam kerangka
masyarakat sebab individu saling membutuhkan dengan individu yang lain sehingga lahirlah
peranan bagi individu di dalam masyarakat, serta individu dalam interaksi sosialnya.

B. Saran
Penulis sadar bahwa dalam pengambilan sub bahasan dalam makalah ini masih banyak
kekurangan sehingga dalam penyusunan berikutnya dapat dilengkapi dengan materi-materi
tambahan sebab keterbatasan referensi yang penulis miliki. Penulis juga menyarankan
nantinya agar menambahkan perbedaan dari keduannya secara filosofi maksudnya adalah
mana yang lebih reel antara individu dengan masyarakat.
Peranan Penting Pendidikan Agama Islam [PAI] Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia

Anda mungkin juga menyukai