Anda di halaman 1dari 11

Tugas Tutorial 1

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Pendidikan

Nama Dosen/Tutor :
Dr. Toto Subroto, S.Si., M.Pd.

Nama Mahasiswa : Sari Awaliyah


Program Studi : PGSD
NIM : 857514361
UPBJJ : Bandung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


FKIP UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2023
1. Dalam berbagai hal, dapat kita lihat adanya berbagai keragaman yang ditunjukkan oleh
manusia baik dalam aspek manusia sebagai mahluk individu maupun sebagai mahluk
sosial.
a. Jelaskan mengapa manusia disebut sebagai mahluk Individu?
Jawaban :
Manusia menyadari keberadaan dirinya sendiri. Kesadaran manusia akan dirinya sendiri
merupakan perwujudan individualitas manusia. Manusia sebagai individua tau sebagai
pribadi merupakan kenyataan yang paling riil dalam kesadaran manusia. Sebagai individu,
manusia adalah satu kesatuan yang tak dapat dibagi, memiliki perbedaan dengan manusia
yang lainnya sehingga bersifat unik dan merupakan subjek yang otonom.
Ada beberapa alasan manusia disebut sebagai makhluk individu, antara lain :
- Identitas
Setiap individu mempunyai identitas yang unik hal ini mencakup nama, keluarga,
tempat kelahiran, fisik, atau sejarah pribadi. Tidak ada dua individu yang identik dalam
hal ini. Manusia kembar siam sekalipun, tak pernah memiliki kesamaan dalam
keseluruhannya.
- Pikiran dan Kesadaran
Manusia memiliki pikiran yang kompleks dan kesadaran diri yang memungkinkan
mereka untuk merenung, merenungkan eksistensi mereka, dan berpikir secara
independen. Ini memungkinkan mereka untuk membuat pilihan dan keputusan
berdasarkan pemikiran pribadi mereka.
- Emosi dan Perasaan
Manusia memiliki beragam emosi dan perasaan yang berbeda-beda. Respons
emosional terhadap situasi dan pengalaman dapat sangat bervariasi antara individu.
- Kemampuan Belajar dan Beradaptasi
Manusia memiliki kemampuan untuk belajar dari pengalaman dan informasi baru.
Mereka dapat beradaptasi dengan berbagai situasi dan lingkungan, dan berkembang
sesuai dengan pengalaman mereka sendiri.
- Hak Asasi Individu
Konsep hak asasi manusia mengakui dan melindungi hak individu, termasuk hak
atas kehidupan, kebebasan berpikir, berpendapat, dan privasi.
Contoh manusia dianggap sebagai makhluk individu dalam kehidupan sehari-hari :
a. Preferensi makanan, setiap individu memiliki preferensi makanan yang unik. Contoh
seorang individu mungkin menyukai makanan pedas, sementara yang lain lebih suka
makanan manis.
b. Pilihan karier, setiap orang memiliki aspirasi dan minat yang berbeda dalam hal
karier. Contoh seorang individu mungkin memilih menjadi seorang seniman,
sementara yang lain memilih menjadi seorang dokter.
c. Hobi dan minat, manusia memiliki hobi dan minat. Contoh seseorang memiliki hobi
memasak, sementara yang lain memiliki hobi berenang.
d. Gaya berpakaian, cara berpakaian sering kali mencerminkan gaya pribadi seseorang.
Contohnya seseorang dengan menggunakan pakaian gaya klasik mungkin dia akan
memakai pakaian yang bersifat sederhana, elegan dan tidak terlalu modis.
e. Kreativitas dan inovasi, manusia mampu menciptakan, mengembangkan konsep baru,
dan menghasilkan karya seni, teknologi, dan ilmu pengetahuan yang unik. Contoh
dalam bidang teknologi dengan menciptakan perangkat pintar, aplikasi, dan perangkat
medis inovatif.
Sumber : BMP MKDK 4001 KB 1
b. Jelaskan mengapa manusia disebut sebagai mahluk sosial?

Jawaban :
Makhluk sosial adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan makhluk hidup,
khususnya manusia, yang secara alamiah cenderung hidup dalam kelompok sosial atau
komunitas, dan berinteraksi satu sama lain dalam berbagai cara. Karakteristik makhluk sosial
termasuk kemampuan untuk membentuk hubungan sosial, berkomunikasi, berbagi sumber
daya, dan memenuhi kebutuhan sosial dan emosional melalui interaksi dengan anggota
kelompok atau komunitas.
Manusia disebut sebagai makhluk sosial karena mereka memiliki kebutuhan untuk
berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang lain. Manusia tidak bisa hidup sendiri, karena
mereka membutuhkan bantuan dan kerjasama dari orang lain untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya, baik yang bersifat materiil maupun immateriil. Contohnya manusia memiliki
ketergantungan alami satu sama lain untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan,
pakaian, tempat tinggal, dan perlindungan, sedangkan contoh immateriil adalah manusia
memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan bahasa lisan dan tertulis.
Komunikasi adalah alat utama yang digunakan untuk berbagi ide, informasi, pengetahuan,
dan emosi dengan orang lain. Sifat-sifat materiil dan immateriil ini bekerja sama dalam
membentuk kehidupan sosial manusia. Mereka memungkinkan manusia untuk membentuk
komunitas, berinteraksi, dan berkolaborasi satu sama lain, serta membentuk budaya dan
masyarakat yang kompleks.
Aturan dan norma sosial juga memainkan peran penting dalam perilaku manusia sebagai
mahluk sosial. Ini mengacu pada pengaturan perilaku yang diakui dan diterima dalam
masyarakat. Manusia secara alami akan tunduk pada aturan dan norma yang berlaku dalam
masyarakat mereka. Ini karena aturan sosial membantu menjaga ketertiban, keadilan, dan
keamanan dalam masyarakat. Manusia umumnya merasa dorongan untuk mematuhi aturan
tersebut agar terhindar dari konsekuensi negatif dan juga untuk menjaga hubungan baik
dengan sesama anggota masyarakat. Pelanggaran aturan sosial sering kali dihukum dengan
cara-cara tertentu, seperti stigma sosial, hukuman hukum, atau penolakan dari masyarakat.
Contoh pelanggaran norma sosial atau perilaku yang dianggap tidak pantas oleh masyarakat
misalnya ada seseorang yang dianggap sebagai pencuri mungkin diberi label sebagai
"pencuri" oleh masyarakat dan mungkin akan dihindari atau dicemooh oleh orang lain, dalam
hal ini manusia cenderung menghindari konsekuensi negatif dengan mematuhi aturan dan
norma sosial.
Manusia juga sering kali merasa terbebani oleh penilaian dari orang lain dalam
masyarakat. Mereka cenderung mencari validasi dan persetujuan dari sesama manusia.
Oleh karena itu, perilaku mereka seringkali dipengaruhi oleh keinginan untuk memenuhi
harapan sosial dan mencapai status positif dalam mata masyarakat. Penilaian ini dapat
berdampak pada cara individu merasa, berperilaku, dan berinteraksi dengan lingkungan
sekitarnya. Contoh orang sering kali dinilai berdasarkan penampilan fisik mereka, seperti
berat badan, pakaian, atau gaya rambut. Ini bisa termasuk komentar tentang penampilan
seseorang, seperti "kamu terlihat kurus" atau "pakaianmu terlalu aneh."
Karena kemampuan manusia untuk bekerja sama, berkomunikasi, membangun
hubungan, dan berinteraksi dengan orang lain, manusia dianggap sebagai makhluk sosial.
Kemampuan untuk memahami konsep sosial yang lebih kompleks, mengatur diri, dan
bertanggung jawab memungkinkan manusia untuk bekerja sama untuk mencapai tujuan
bersama, membangun hubungan yang kuat, dan memecahkan masalah dengan lebih baik.
Karena itu, manusia dianggap sebagai makhluk sosial.
Sumber : BMP MKDK 4001 Modul 1 KB 1
2. Pelaksanaan Pendidikan di Indonesia harus bersifat demokratis dan menjadi hak setiap
warga negara Indonesia.
Analisislah pelaksanaan pendididikan di daerah Saudara apakah sudah sesuai dengan
pernyataan tersebut? (sebutkan nama daerah masing-masing) dikaitkan dengan
Pendidikan sebagai Hak setiap Warga Negara.
Jawaban :
Pendidikan sebagai hak setiap warga negara merujuk pada prinsip bahwa setiap
individu yang merupakan warga negara suatu negara memiliki hak fundamental untuk
menerima pendidikan yang berkualitas, merata, dan tanpa diskriminasi. Dalam hal ini,
pendidikan dianggap sebagai hak asasi manusia yang mendasar, yang diakui dan dijamin
oleh negara kepada semua warga negaranya. Hak untuk mendapatkan Pendidikan bagi
setiap warga negara tertuang dalam Pasal 31 UUD RI 1945, sebagai berikut :
a. Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan Pendidikan.
b. Setiap warga negara wajib mengikuti Pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya.
c. Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem Pendidikan nasional,
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.
d. Negara memprioritaskan anggaran Pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari anggaran
pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah, untuk
memenuhi kebutuhan penyelenggaraan Pendidikan nasional.
Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa
“Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif
dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural dan
kemajemukan bangasa” (ayat 1, pasal 4). Selanjutnya, ayat (1) pasal 5 menyatakan : “Setiap
warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh Pendidikan yang bermutu.”
Berkenaan dengan semua itu, Pendidikan sebagai hak warga negara adalah bagian dari
kerangka hak asasi manusia yang mendasar. Setiap individu memiliki hak yang tidak dapat
dicabut untuk mendapatkan Pendidikan yang berkualitas. Pendidikan merupakan hal yang
setara bagi semua warga negara tanpa diskriminasi berdasarkan ras, agama, gender, latar
belakang sosial atau kondisi fisik. Semua warga negara memiliki akses yang sama ke
Pendidikan.
Menurut saya, Pendidikan merupakan bagian yang sangat penting karena dapat membantu
individu mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman yang diperlukan agar
berhasil dalam kehidupan kelak. Saya tinggal di sebuah desa yang bernama Desa Suntenjaya
lebih tepatnya terletak di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Tingkat
Pendidikan di daerah saya masih tergolong lemah karena beberapa hal yaitu :
- Kesulitan ekonomi, biaya pendidikan seperti biaya sekolah, buku teks, seragam, dan
peralatan sekolah dapat menjadi beban berat bagi keluarga dengan ekonomi yang sulit.
Ini dapat menghambat akses anak-anak terhadap pendidikan. Selain itu, biaya tambahan
seperti transportasi ke sekolah, makanan, atau pengeluaran sehari-hari lainnya juga dapat
menjadi kendala bagi anak-anak dari keluarga yang kurang mampu.
- Kurangnya sumber daya dukungan, anak-anak dari keluarga yang kurang mampu
mungkin akan kurang mendapat dukungan di rumah untuk pendidikan mereka. Keluarga
yang terkendala secara ekonomi cenderung lebih fokus pada pemenuhan kebutuhan dasar
dan mungkin kurang memiliki waktu atau sumber daya untuk mendukung anak-anak
mereka dalam pendidikan. Ini yang sering terjadi di daerah saya, kebanyakan orang tua
masih kurang peka terhadap Pendidikan karena kendala ekonomi. Banyak anak-anak
yang tidak melanjutkan ke jenjang SMP atau SMA/SMK mereka lebih memilih bekerja
karena untuk membantu orang tua bahkan ada juga yang tidak lulus SD. Selain itu,
tingkat pendidikan orang tua yang rendah juga mempengaruhi pemahaman mereka
tentang pentingnya pendidikan dan kemampuan mereka untuk membantu anak-anak
mereka.
- Stigma sosial dan diskriminasi, pendidikan yang rendah di daerah saya juga sering terjadi
karen adanya stigma sosial dan diskriminasi dari anak-anak yang mampu sehingga dapat
memengaruhi persepsi diri mereka dan mengurangi motivasi mereka untuk mengejar
pendidikan. Contohnya dengan saling mengejek atau di beri nama lain seperti “anak
kurang mampu” membuat anak menjadi tidak mau sekolah yang akhirnya berhenti
sekolah.

Sumber : BMP MKDK 4001 Modul 1


3. Dari sudut pandang Psikologi, humanisasi Pendidikan merupakan upaya untuk
mengembangkan sejumlah potensi kecerdasan manusia.
a. Jelaskan 3 (tiga) aspek penting dalam proses memanusiakan manusia (humanisasi) !
Jawaban :
a) Aspek Kognitif (Berpikir)
Aspek kognitif dalam humanisasi pendidikan melibatkan pengembangan
kemampuan intelektual siswa, pemahaman, dan keterampilan berpikir. Ini berarti
bahwa, selain menekankan pada perkembangan pribadi dan aspek non-akademis,
humanisasi pendidikan juga memperhatikan dan mendukung pertumbuhan
kognitif siswa. Humanisasi pendidikan mendorong siswa untuk berpikir secara
kritis, menyelidiki, dan memahami materi pelajaran. Siswa diajak untuk bertanya,
menganalisis, dan mengkritisi informasi yang mereka terima, sehingga mereka
dapat mengembangkan kemampuan berpikir yang lebih mendalam. Humanisasi
pendidikan berusaha untuk membuat pembelajaran lebih bermakna bagi siswa. Ini
berarti mengaitkan konsep-konsep abstrak dengan pengalaman nyata dan
kehidupan sehari-hari siswa, sehingga mereka lebih mudah memahami dan
mengingat materi pelajaran. Aspek kognitif dalam humanisasi Pendidikan juga
melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Mereka tidak hanya
menjadi penerima pasif informasi, tetapi juga menjadi pencari pengetahuan yang
aktif dan berpartisipasi dalam diskusi, eksperimen, dan proyek.
Humanisasi pendidikan pada dasarnya didasarkan pada nilai-nilai
kemanusiaan yang mencakup martabat, kebebasan, dan hak asasi manusia. Aspek
kognitif membantu individu memahami nilai-nilai ini dan bagaimana mereka
dapat menghormatinya dalam berinteraksi dengan orang lain dan dalam
pengambilan keputusan. Dengan adanya aspek kognitif dalam humanisasi
Pendidikan, pengembangan aspek kognitif dapat memberdayakan individu
dengan pengetahuan dan keterampilan yang mereka butuhkan untuk mencapai
tujuan pribadi dan profesional mereka. Pemberdayaan ini adalah bagian penting
dari humanisasi pendidikan. Humanisasi pendidikan mengakui bahwa setiap
individu memiliki kepribadian unik dan kebutuhan belajar yang berbeda. Aspek
kognitif harus disesuaikan dengan perbedaan ini, memungkinkan setiap individu
berkembang sesuai dengan potensinya.
b) Aspek Afektif (Merasa)
Aspek afektif dalam humanisasi pendidikan merujuk pada peran dan pentingnya
unsur-unsur emosional, nilai-nilai, dan sikap dalam pengalaman belajar siswa.
aspek afektif berperan penting dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang
mendalam dan bermakna. Ada beberapa aspek penting yang ada di dalam aspek
kognitif ini yaitu :
o Empati, humanisasi pendidikan mendorong siswa untuk mengembangkan
kemampuan empati terhadap orang lain. Ini membantu mereka lebih
memahami dan merasakan perasaan orang lain, sehingga meningkatkan
hubungan sosial dan komunikasi yang sehat. Hal ini melibatkan kesadaran
terhadap perasaan, kecemasan, kebahagiaan, atau frustrasi yang dapat
memengaruhi proses belajar. Siswa diajarkan untuk mengenali dan
mengatasi emosi mereka serta memahami bagaimana emosi mereka
memengaruhi hasil belajar.
o Nilai-nilai, aspek afektif juga mencakup pengembangan nilai-nilai moral
dan etika siswa. Humanisasi pendidikan bertujuan untuk membentuk
individu yang peduli, etis, dan bertanggung jawab. Guru dapat membantu
siswa memahami dan mengadopsi nilai-nilai seperti kejujuran, empati, dan
keadilan dalam kehidupan sehari-hari.
o Sikap, Sikap mencerminkan pandangan individu terhadap diri mereka
sendiri, orang lain, dan dunia sekitar. Aspek afektif dalam humanisasi
pendidikan berfokus pada pengembangan sikap positif, termasuk sikap
terbuka terhadap perbedaan, rasa ingin tahu, kerja sama, dan kemandirian.

c) Aspek Psikomotorik (Bergerak)


Aspek psikomotorik termasuk dalam humanisasi pendidikan karena
menekankan pengembangan individu secara menyeluruh dan penghormatan
terhadap potensi dan keunikan setiap siswa. Aspek psikomotorik adalah bagian
integral dari kehidupan sehari-hari dan pengembangan diri seseorang. Aspek
psikomotorik melibatkan pengembangan keterampilan fisik, seperti berjalan,
berbicara, menulis, bermain musik, memasak, dan banyak keterampilan praktis
lainnya yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Aspek psikomotorik sering
kali ditemui melalui tindakan langsung, eksplorasi, dan praktek. Pembelajaran
berbasis proyek yang melibatkan keterampilan psikomotorik memberikan siswa
pengalaman langsung, yang sesuai dengan pendekatan humanisasi yang
menekankan pentingnya pengalaman pribadi dalam pembelajaran.
Dengan memasukkan aspek psikomotorik dalam pendekatan humanisasi
pendidikan, pendidikan menjadi lebih relevan dan menyeluruh, dan siswa
dihormati sebagai individu yang unik dengan potensi yang beragam. Ini
membantu menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung
perkembangan holistik siswa dan mempersiapkan mereka untuk sukses dalam
kehidupan sehari-hari serta di masa depan.
Sumber : BMP MKDK 4001 Modul 1

b. Sebutkan dan jelaskan 4 (empat) contoh potensi kecerdasan (dari sudut pandang
psikologi) yang harus dikembangkan.
Jawaban :
a) Potensi Kecerdasan SQ (Spiritual Quotient)
Kecerdasan spiritual berkaitan dengan pemahaman, kesadaran, dan
pengembangan aspek-aspek spiritual dalam diri seseorang. Konsep ini seringkali
terkait dengan nilai, etika, tujuan hidup, dan hubungan dengan sesuatu yang lebih
besar daripada diri sendiri, seperti alam semesta, alam roh, atau Tuhan. Orang
dengan SQ yang tinggi cenderung sering bertanya pertanyaan yang mendalam
seperti "Siapa saya?" dan "Apa tujuan hidup saya?".
Kecerdasan spiritual juga mencakup kemampuan untuk merasakan empati
dan kasih sayang terhadap orang lain. Orang yang memiliki SQ yang tinggi
cenderung lebih peka terhadap perasaan dan kebutuhan orang lain, dan mereka
mungkin lebih bersedia membantu dan mendukung mereka dalam perjalanan
hidup, Mereka dapat terlibat dalam kegiatan sosial, sukarela, atau upaya amal
untuk membantu orang yang kurang mampu. Banyak orang yang
mengembangkan SQ yang tinggi melalui praktik-praktik spiritual seperti meditasi,
doa, atau yoga. Ini dapat membantu mereka menghubungkan diri dengan alam
semesta atau pencarian makna yang lebih dalam.
b) Potensi Kecerdasan EQ (Emotional Qoutient atau Kecerdasan Emosi)
Kecerdasan Emosional atau Emotional Quotient (EQ) adalah kemampuan
mengenali, memahami dan mengendalikan emosi diri sendiri dan orang lain,
termasuk memotivasi diri sendiri dan mengatur emosi serta kemampuan
berhubungan dengan orang lain. Ada beberapa aspek yang untuk mengembangkan
potensi EQ :
o Kesadaran diri (Self Awareness), kemampuan individu untuk memahami dan
mengenali emosi mereka sendiri, termasuk apa yang memicu emosi tersebut,
bagaimana emosi tersebut mempengaruhi perilaku, dan bagaimana emosi tersebut
berkaitan dengan nilai dan tujuan pribadi. Individu yang memiliki kecerdasan
emosional yang baik mampu mengenali emosi mereka dengan cepat dan akurat.
Mereka dapat menyadari perasaan seperti senang, sedih, marah, atau cemas saat
emosi tersebut muncul. Kesadaran diri memungkinkan seseorang untuk
mengidentifikasi apa yang memicu emosi tertentu. Ini bisa berupa situasi, orang,
atau pikiran tertentu. Dengan kesadaran diri yang kuat, individu memiliki
landasan yang kuat untuk mengembangkan keterampilan lain dalam mengelola
emosi, berinteraksi dengan orang lain, dan mencapai tujuan pribadi mereka
dengan lebih baik.
o Mengelola emosi, melibatkan kemampuan individu untuk mengenali, mengatur,
dan mengarahkan emosi mereka sendiri dengan efektif. Ini termasuk kemampuan
untuk mengatasi emosi yang kuat, menghindari tindakan impulsif, dan
menggunakan emosi sebagai sumber kekuatan dan motivasi. Individu yang
memiliki EQ yang baik dapat tetap tenang dan rasional dalam situasi yang
memicu emosi negatif, seperti konflik atau krisis. Mereka juga mampu mengatasi
stres dengan efektif ini termasuk mengembangkan strategi untuk mengurangi
stres, seperti meditasi, olahraga, atau pernapasan dalam. Mengelola emosi adalah
inti dari kecerdasan emosional. Kemampuan ini membantu individu dalam
menjalani kehidupan yang lebih seimbang, produktif, dan damai, serta
memungkinkan mereka untuk berinteraksi dengan orang lain secara lebih baik.
Selain itu, mengelola emosi juga mendukung kesejahteraan mental dan fisik yang
lebih baik.
o Hubungan sosial yang baik, dengan membangun hubungan yang positif dan
mempelajari cara membangun dan menjaga hubungan yang sehat dengan orang
lain, belajar bekerja sama dengan orang lain, menyelesaikan konflik, dan
berkomunikasi dengan efektif. Contoh individu dengan EQ tinggi akan mampu
mendengarkan aktif mengindikasikan perhatian kepada orang lain dan kepedulian
terhadap apa yang mereka katakan. Seseorang dengan EQ tinggi dapat membantu
dalam menghindari ucapan yang kasar atau merusak perasaan orang lain. Orang
dengan EQ yang tinggi berpikir sejenak sebelum berbicara dan memilih kata-kata
dengan bijak.
c) Potensi Kecerdasan IQ (Intelligence Quotient atau Kecerdasan Inteligensi),
mengacu pada kemampuan kognitif dan intelektual seseorang. Potensi
Kecerdasan IQ seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk faktor
genetik dan pengalaman hidup. Meskipun kecerdasan IQ biasanya memiliki
komponen yang relatif stabil, banyak faktor yang dapat memengaruhi
perkembangan dan potensi seseorang. Ada beberapa factor yang mempengaruhi
kecerdasan IQ diantaranya :
o Faktor genetic, dapat berperan dalam menentukan sejauh mana seseorang
memiliki potensi kecerdasan IQ. Kecerdasan memiliki dasar genetik,
tetapi penting untuk diingat bahwa genetika hanya salah satu faktor yang
memengaruhi kecerdasan.
o Lingkungan dan Pendidikan, faktor lingkungan dan pendidikan memiliki
pengaruh signifikan pada perkembangan kecerdasan IQ seseorang.
Lingkungan tempat seseorang tumbuh dan pendidikan yang mereka terima
memainkan peran penting dalam membentuk potensi kecerdasan IQ.
Anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan yang mendukung
pembelajaran cenderung memiliki perkembangan kognitif yang lebih baik.
o Tantangan Intelektual, menerima tantangan intelektual yang sesuai dengan
tingkat kognitif seseorang dapat membantu meningkatkan potensi
kecerdasan IQ. Berpartisipasi dalam berbagai jenis aktivitas kognitif
seperti teka-teki, olahraga otak, dan pembelajaran baru dapat membantu
menjaga pikiran tajam.
Kecerdasan IQ hanya satu aspek dari kecerdasan seseorang, dan
kecerdasan dapat mengambil banyak bentuk yang berbeda. Meskipun penting
dalam banyak situasi, kecerdasan IQ tidak selalu mencerminkan semua aspek
kecerdasan seseorang. Kecerdasan emosional, sosial, dan kreativitas juga
merupakan komponen penting dalam kualitas kehidupan dan kesuksesan
individu.
d) SocQ (Social Quotient atau Kecerdasan Sosial), kecerdasan sosial merujuk pada
kemampuan seseorang untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain
secara efektif, memahami perasaan dan emosi orang lain, serta beradaptasi dalam
berbagai situasi sosial. Kecerdasan sosial sangat penting dalam kehidupan sehari-
hari, baik dalam hubungan pribadi maupun dalam lingkungan kerja. Kemampuan
ini membantu seseorang untuk membangun hubungan yang baik, memecahkan
konflik, dan berinteraksi secara positif dengan berbagai orang dari latar belakang
yang berbeda. Seiring berjalannya waktu, kecerdasan sosial dapat ditingkatkan
melalui latihan, refleksi, dan pengalaman dalam berinteraksi dengan orang lain.
Contoh siswa dengan SocQ yang baik dapat mengatasi masalah-masalah sosial
yang mungkin muncul di antara teman sekelas, seperti perundungan (bullying)
atau konflik. Mereka mencari solusi yang adil dan mendukung.
Sumber : BMP MKDK 4001 Modul 1
4. Keberhasilan Pendidikan formal seorang anak sangat dipengaruhi oleh situasi
lingkungan Pendidikan Informal sang anak.
Jelaskan pernyataan di atas ini dilengkapi dengan contoh yang terjadi dilingkungan
atau di daerah Saudara.
Jawaban :

Lingkungan pendidikan informal mencakup faktor-faktor di luar lingkungan


sekolah yang berperan dalam perkembangan anak, seperti keluarga, teman sebaya, dan
komunitas.
- Keluarga, salah satu faktor utama dalam pendidikan informal adalah dukungan yang
diberikan oleh keluarga. Jika seorang anak tumbuh dalam keluarga yang mendorong
pembelajaran, membaca buku bersama, dan memberikan bimbingan, itu dapat
meningkatkan prestasi akademik anak tersebut. Sebaliknya, jika keluarga kurang peduli
terhadap pendidikan anak, itu bisa menjadi hambatan.
- Teman sebaya memiliki peran penting dalam membentuk perilaku dan nilai-nilai anak.
Anak-anak yang berinteraksi dengan teman sebaya yang memiliki minat dalam belajar
dan perilaku positif akan lebih mungkin termotivasi untuk mengejar keberhasilan
pendidikan formal.
- Komunitas yang mendukung pendidikan dengan menyediakan akses ke fasilitas
pendidikan informal, seperti perpustakaan, kursus ekstrakurikuler, atau mentor, juga
dapat memengaruhi keberhasilan pendidikan formal anak-anak. Komunitas yang aktif
dalam pendidikan seringkali menciptakan lingkungan yang mendorong anak-anak untuk
belajar dan tumbuh.
- Inspirasi dari peran model, anak-anak seringkali dipengaruhi oleh peran model dalam
hidup mereka. Ketika mereka memiliki orang-orang dalam lingkungan mereka yang
memiliki pendidikan yang baik dan sukses, ini bisa menjadi inspirasi dan motivasi bagi
mereka untuk mengikuti jejak yang sama.memiliki pendidikan yang baik dan sukses, ini
bisa menjadi inspirasi dan motivasi bagi mereka untuk mengikuti jejak yang sama.
Sebagai contoh, di daerah saya ada orang tua yang aktif terlibat dalam Pendidikan
anak-anak mereka. Orang tua tersebut selalu memberikan dorongan yang positif terhadap
anak-anaknya, selalu membantu ketika anaknya sedang ada PR, mereka juga sering
mendiskusikan prestasi anak-anaknya bahkan orang tuanya selalu menanyakan
perkembangan anaknya di sekolah kepada saya. Siswa ini sangat antusias dalam belajar
begitu juga dengan teman-temannya sehingga mereka seringkali mengadakan kelompok
belajar bersama di luar sekolah, membantu satu sama lain dengan tugas, dan
mendiskusikan materi pelajaran. Saat ada teman yang belum mengerti atau belum bisa
mengerjakan tugas yang saya berikan contohnya dalam pelajaran matematika, dia dengan
cepatnya mengajari temannya sehingga temannya menjadi bisa mengerjakan soal. Dia
sangat giat dalam belajar, karena figure ayah nya yang menjadi dosen di salah satu
universitas di Bandung membuat dirinya sangat mengidolakan ayahnya dan memotivasi
dirinya agar kelak bisa menjadi seperti ayahnya. Dia mengikuti beberapa kursus
tambahan seperti kursus matematika dan kursus Bahasa inggris, dia juga terlibat dalam
beberapa kegiatan ekstrakurikuler yang menambah wawasan dan keterampilannya. Maka
dari itu, tidak heran jika dia tumbuh menjadi seorang siswa yang rajin, berprestasi tinggi,
dan meraih prestasi gemilang dalam pendidikan formalnya. Dukungan kuat dari
lingkungan pendidikan informalnya telah berdampak positif pada kesuksesan pendidikan
formalnya, seperti nilai yang tinggi dan pencapaian akademik yang luar biasa di sekolah.
Sumber : BMP MKDK 4001 Modul 3

Anda mungkin juga menyukai