Nama Dosen/Tutor :
Dr. Toto Subroto, S.Si., M.Pd.
Jawaban :
Makhluk sosial adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan makhluk hidup,
khususnya manusia, yang secara alamiah cenderung hidup dalam kelompok sosial atau
komunitas, dan berinteraksi satu sama lain dalam berbagai cara. Karakteristik makhluk sosial
termasuk kemampuan untuk membentuk hubungan sosial, berkomunikasi, berbagi sumber
daya, dan memenuhi kebutuhan sosial dan emosional melalui interaksi dengan anggota
kelompok atau komunitas.
Manusia disebut sebagai makhluk sosial karena mereka memiliki kebutuhan untuk
berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang lain. Manusia tidak bisa hidup sendiri, karena
mereka membutuhkan bantuan dan kerjasama dari orang lain untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya, baik yang bersifat materiil maupun immateriil. Contohnya manusia memiliki
ketergantungan alami satu sama lain untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan,
pakaian, tempat tinggal, dan perlindungan, sedangkan contoh immateriil adalah manusia
memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan bahasa lisan dan tertulis.
Komunikasi adalah alat utama yang digunakan untuk berbagi ide, informasi, pengetahuan,
dan emosi dengan orang lain. Sifat-sifat materiil dan immateriil ini bekerja sama dalam
membentuk kehidupan sosial manusia. Mereka memungkinkan manusia untuk membentuk
komunitas, berinteraksi, dan berkolaborasi satu sama lain, serta membentuk budaya dan
masyarakat yang kompleks.
Aturan dan norma sosial juga memainkan peran penting dalam perilaku manusia sebagai
mahluk sosial. Ini mengacu pada pengaturan perilaku yang diakui dan diterima dalam
masyarakat. Manusia secara alami akan tunduk pada aturan dan norma yang berlaku dalam
masyarakat mereka. Ini karena aturan sosial membantu menjaga ketertiban, keadilan, dan
keamanan dalam masyarakat. Manusia umumnya merasa dorongan untuk mematuhi aturan
tersebut agar terhindar dari konsekuensi negatif dan juga untuk menjaga hubungan baik
dengan sesama anggota masyarakat. Pelanggaran aturan sosial sering kali dihukum dengan
cara-cara tertentu, seperti stigma sosial, hukuman hukum, atau penolakan dari masyarakat.
Contoh pelanggaran norma sosial atau perilaku yang dianggap tidak pantas oleh masyarakat
misalnya ada seseorang yang dianggap sebagai pencuri mungkin diberi label sebagai
"pencuri" oleh masyarakat dan mungkin akan dihindari atau dicemooh oleh orang lain, dalam
hal ini manusia cenderung menghindari konsekuensi negatif dengan mematuhi aturan dan
norma sosial.
Manusia juga sering kali merasa terbebani oleh penilaian dari orang lain dalam
masyarakat. Mereka cenderung mencari validasi dan persetujuan dari sesama manusia.
Oleh karena itu, perilaku mereka seringkali dipengaruhi oleh keinginan untuk memenuhi
harapan sosial dan mencapai status positif dalam mata masyarakat. Penilaian ini dapat
berdampak pada cara individu merasa, berperilaku, dan berinteraksi dengan lingkungan
sekitarnya. Contoh orang sering kali dinilai berdasarkan penampilan fisik mereka, seperti
berat badan, pakaian, atau gaya rambut. Ini bisa termasuk komentar tentang penampilan
seseorang, seperti "kamu terlihat kurus" atau "pakaianmu terlalu aneh."
Karena kemampuan manusia untuk bekerja sama, berkomunikasi, membangun
hubungan, dan berinteraksi dengan orang lain, manusia dianggap sebagai makhluk sosial.
Kemampuan untuk memahami konsep sosial yang lebih kompleks, mengatur diri, dan
bertanggung jawab memungkinkan manusia untuk bekerja sama untuk mencapai tujuan
bersama, membangun hubungan yang kuat, dan memecahkan masalah dengan lebih baik.
Karena itu, manusia dianggap sebagai makhluk sosial.
Sumber : BMP MKDK 4001 Modul 1 KB 1
2. Pelaksanaan Pendidikan di Indonesia harus bersifat demokratis dan menjadi hak setiap
warga negara Indonesia.
Analisislah pelaksanaan pendididikan di daerah Saudara apakah sudah sesuai dengan
pernyataan tersebut? (sebutkan nama daerah masing-masing) dikaitkan dengan
Pendidikan sebagai Hak setiap Warga Negara.
Jawaban :
Pendidikan sebagai hak setiap warga negara merujuk pada prinsip bahwa setiap
individu yang merupakan warga negara suatu negara memiliki hak fundamental untuk
menerima pendidikan yang berkualitas, merata, dan tanpa diskriminasi. Dalam hal ini,
pendidikan dianggap sebagai hak asasi manusia yang mendasar, yang diakui dan dijamin
oleh negara kepada semua warga negaranya. Hak untuk mendapatkan Pendidikan bagi
setiap warga negara tertuang dalam Pasal 31 UUD RI 1945, sebagai berikut :
a. Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan Pendidikan.
b. Setiap warga negara wajib mengikuti Pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya.
c. Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem Pendidikan nasional,
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.
d. Negara memprioritaskan anggaran Pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari anggaran
pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah, untuk
memenuhi kebutuhan penyelenggaraan Pendidikan nasional.
Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa
“Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif
dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural dan
kemajemukan bangasa” (ayat 1, pasal 4). Selanjutnya, ayat (1) pasal 5 menyatakan : “Setiap
warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh Pendidikan yang bermutu.”
Berkenaan dengan semua itu, Pendidikan sebagai hak warga negara adalah bagian dari
kerangka hak asasi manusia yang mendasar. Setiap individu memiliki hak yang tidak dapat
dicabut untuk mendapatkan Pendidikan yang berkualitas. Pendidikan merupakan hal yang
setara bagi semua warga negara tanpa diskriminasi berdasarkan ras, agama, gender, latar
belakang sosial atau kondisi fisik. Semua warga negara memiliki akses yang sama ke
Pendidikan.
Menurut saya, Pendidikan merupakan bagian yang sangat penting karena dapat membantu
individu mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman yang diperlukan agar
berhasil dalam kehidupan kelak. Saya tinggal di sebuah desa yang bernama Desa Suntenjaya
lebih tepatnya terletak di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Tingkat
Pendidikan di daerah saya masih tergolong lemah karena beberapa hal yaitu :
- Kesulitan ekonomi, biaya pendidikan seperti biaya sekolah, buku teks, seragam, dan
peralatan sekolah dapat menjadi beban berat bagi keluarga dengan ekonomi yang sulit.
Ini dapat menghambat akses anak-anak terhadap pendidikan. Selain itu, biaya tambahan
seperti transportasi ke sekolah, makanan, atau pengeluaran sehari-hari lainnya juga dapat
menjadi kendala bagi anak-anak dari keluarga yang kurang mampu.
- Kurangnya sumber daya dukungan, anak-anak dari keluarga yang kurang mampu
mungkin akan kurang mendapat dukungan di rumah untuk pendidikan mereka. Keluarga
yang terkendala secara ekonomi cenderung lebih fokus pada pemenuhan kebutuhan dasar
dan mungkin kurang memiliki waktu atau sumber daya untuk mendukung anak-anak
mereka dalam pendidikan. Ini yang sering terjadi di daerah saya, kebanyakan orang tua
masih kurang peka terhadap Pendidikan karena kendala ekonomi. Banyak anak-anak
yang tidak melanjutkan ke jenjang SMP atau SMA/SMK mereka lebih memilih bekerja
karena untuk membantu orang tua bahkan ada juga yang tidak lulus SD. Selain itu,
tingkat pendidikan orang tua yang rendah juga mempengaruhi pemahaman mereka
tentang pentingnya pendidikan dan kemampuan mereka untuk membantu anak-anak
mereka.
- Stigma sosial dan diskriminasi, pendidikan yang rendah di daerah saya juga sering terjadi
karen adanya stigma sosial dan diskriminasi dari anak-anak yang mampu sehingga dapat
memengaruhi persepsi diri mereka dan mengurangi motivasi mereka untuk mengejar
pendidikan. Contohnya dengan saling mengejek atau di beri nama lain seperti “anak
kurang mampu” membuat anak menjadi tidak mau sekolah yang akhirnya berhenti
sekolah.
b. Sebutkan dan jelaskan 4 (empat) contoh potensi kecerdasan (dari sudut pandang
psikologi) yang harus dikembangkan.
Jawaban :
a) Potensi Kecerdasan SQ (Spiritual Quotient)
Kecerdasan spiritual berkaitan dengan pemahaman, kesadaran, dan
pengembangan aspek-aspek spiritual dalam diri seseorang. Konsep ini seringkali
terkait dengan nilai, etika, tujuan hidup, dan hubungan dengan sesuatu yang lebih
besar daripada diri sendiri, seperti alam semesta, alam roh, atau Tuhan. Orang
dengan SQ yang tinggi cenderung sering bertanya pertanyaan yang mendalam
seperti "Siapa saya?" dan "Apa tujuan hidup saya?".
Kecerdasan spiritual juga mencakup kemampuan untuk merasakan empati
dan kasih sayang terhadap orang lain. Orang yang memiliki SQ yang tinggi
cenderung lebih peka terhadap perasaan dan kebutuhan orang lain, dan mereka
mungkin lebih bersedia membantu dan mendukung mereka dalam perjalanan
hidup, Mereka dapat terlibat dalam kegiatan sosial, sukarela, atau upaya amal
untuk membantu orang yang kurang mampu. Banyak orang yang
mengembangkan SQ yang tinggi melalui praktik-praktik spiritual seperti meditasi,
doa, atau yoga. Ini dapat membantu mereka menghubungkan diri dengan alam
semesta atau pencarian makna yang lebih dalam.
b) Potensi Kecerdasan EQ (Emotional Qoutient atau Kecerdasan Emosi)
Kecerdasan Emosional atau Emotional Quotient (EQ) adalah kemampuan
mengenali, memahami dan mengendalikan emosi diri sendiri dan orang lain,
termasuk memotivasi diri sendiri dan mengatur emosi serta kemampuan
berhubungan dengan orang lain. Ada beberapa aspek yang untuk mengembangkan
potensi EQ :
o Kesadaran diri (Self Awareness), kemampuan individu untuk memahami dan
mengenali emosi mereka sendiri, termasuk apa yang memicu emosi tersebut,
bagaimana emosi tersebut mempengaruhi perilaku, dan bagaimana emosi tersebut
berkaitan dengan nilai dan tujuan pribadi. Individu yang memiliki kecerdasan
emosional yang baik mampu mengenali emosi mereka dengan cepat dan akurat.
Mereka dapat menyadari perasaan seperti senang, sedih, marah, atau cemas saat
emosi tersebut muncul. Kesadaran diri memungkinkan seseorang untuk
mengidentifikasi apa yang memicu emosi tertentu. Ini bisa berupa situasi, orang,
atau pikiran tertentu. Dengan kesadaran diri yang kuat, individu memiliki
landasan yang kuat untuk mengembangkan keterampilan lain dalam mengelola
emosi, berinteraksi dengan orang lain, dan mencapai tujuan pribadi mereka
dengan lebih baik.
o Mengelola emosi, melibatkan kemampuan individu untuk mengenali, mengatur,
dan mengarahkan emosi mereka sendiri dengan efektif. Ini termasuk kemampuan
untuk mengatasi emosi yang kuat, menghindari tindakan impulsif, dan
menggunakan emosi sebagai sumber kekuatan dan motivasi. Individu yang
memiliki EQ yang baik dapat tetap tenang dan rasional dalam situasi yang
memicu emosi negatif, seperti konflik atau krisis. Mereka juga mampu mengatasi
stres dengan efektif ini termasuk mengembangkan strategi untuk mengurangi
stres, seperti meditasi, olahraga, atau pernapasan dalam. Mengelola emosi adalah
inti dari kecerdasan emosional. Kemampuan ini membantu individu dalam
menjalani kehidupan yang lebih seimbang, produktif, dan damai, serta
memungkinkan mereka untuk berinteraksi dengan orang lain secara lebih baik.
Selain itu, mengelola emosi juga mendukung kesejahteraan mental dan fisik yang
lebih baik.
o Hubungan sosial yang baik, dengan membangun hubungan yang positif dan
mempelajari cara membangun dan menjaga hubungan yang sehat dengan orang
lain, belajar bekerja sama dengan orang lain, menyelesaikan konflik, dan
berkomunikasi dengan efektif. Contoh individu dengan EQ tinggi akan mampu
mendengarkan aktif mengindikasikan perhatian kepada orang lain dan kepedulian
terhadap apa yang mereka katakan. Seseorang dengan EQ tinggi dapat membantu
dalam menghindari ucapan yang kasar atau merusak perasaan orang lain. Orang
dengan EQ yang tinggi berpikir sejenak sebelum berbicara dan memilih kata-kata
dengan bijak.
c) Potensi Kecerdasan IQ (Intelligence Quotient atau Kecerdasan Inteligensi),
mengacu pada kemampuan kognitif dan intelektual seseorang. Potensi
Kecerdasan IQ seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk faktor
genetik dan pengalaman hidup. Meskipun kecerdasan IQ biasanya memiliki
komponen yang relatif stabil, banyak faktor yang dapat memengaruhi
perkembangan dan potensi seseorang. Ada beberapa factor yang mempengaruhi
kecerdasan IQ diantaranya :
o Faktor genetic, dapat berperan dalam menentukan sejauh mana seseorang
memiliki potensi kecerdasan IQ. Kecerdasan memiliki dasar genetik,
tetapi penting untuk diingat bahwa genetika hanya salah satu faktor yang
memengaruhi kecerdasan.
o Lingkungan dan Pendidikan, faktor lingkungan dan pendidikan memiliki
pengaruh signifikan pada perkembangan kecerdasan IQ seseorang.
Lingkungan tempat seseorang tumbuh dan pendidikan yang mereka terima
memainkan peran penting dalam membentuk potensi kecerdasan IQ.
Anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan yang mendukung
pembelajaran cenderung memiliki perkembangan kognitif yang lebih baik.
o Tantangan Intelektual, menerima tantangan intelektual yang sesuai dengan
tingkat kognitif seseorang dapat membantu meningkatkan potensi
kecerdasan IQ. Berpartisipasi dalam berbagai jenis aktivitas kognitif
seperti teka-teki, olahraga otak, dan pembelajaran baru dapat membantu
menjaga pikiran tajam.
Kecerdasan IQ hanya satu aspek dari kecerdasan seseorang, dan
kecerdasan dapat mengambil banyak bentuk yang berbeda. Meskipun penting
dalam banyak situasi, kecerdasan IQ tidak selalu mencerminkan semua aspek
kecerdasan seseorang. Kecerdasan emosional, sosial, dan kreativitas juga
merupakan komponen penting dalam kualitas kehidupan dan kesuksesan
individu.
d) SocQ (Social Quotient atau Kecerdasan Sosial), kecerdasan sosial merujuk pada
kemampuan seseorang untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain
secara efektif, memahami perasaan dan emosi orang lain, serta beradaptasi dalam
berbagai situasi sosial. Kecerdasan sosial sangat penting dalam kehidupan sehari-
hari, baik dalam hubungan pribadi maupun dalam lingkungan kerja. Kemampuan
ini membantu seseorang untuk membangun hubungan yang baik, memecahkan
konflik, dan berinteraksi secara positif dengan berbagai orang dari latar belakang
yang berbeda. Seiring berjalannya waktu, kecerdasan sosial dapat ditingkatkan
melalui latihan, refleksi, dan pengalaman dalam berinteraksi dengan orang lain.
Contoh siswa dengan SocQ yang baik dapat mengatasi masalah-masalah sosial
yang mungkin muncul di antara teman sekelas, seperti perundungan (bullying)
atau konflik. Mereka mencari solusi yang adil dan mendukung.
Sumber : BMP MKDK 4001 Modul 1
4. Keberhasilan Pendidikan formal seorang anak sangat dipengaruhi oleh situasi
lingkungan Pendidikan Informal sang anak.
Jelaskan pernyataan di atas ini dilengkapi dengan contoh yang terjadi dilingkungan
atau di daerah Saudara.
Jawaban :