Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

EVALUASI PENDIDIKAN

Disusun oleh:

Alfian juniaRahman 2385201042


Muhammad ryvan Syah 2385201015

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN REKREASI


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI
BANGKINANG
TAHUN PELAJARAN 2023-2024
MAKALAH

Segala puji hanya kepada Allah SWT penulis panjatkan, karena berkat rahmat,
karunia dan kuasa-Nya, penyusunan laporan ini dapat terselesaikan.

Laporan ini merupakan hasil dari usaha untuk mendalami materi-materi


mengenai Evaluasi Pendidikan yang telah diberikan oleh dosen yang bersangkutan.
Laporan ini berisikan mengenai teori Evaluasi Pendidikan.

Semoga dengan terselesaikannya laporan ini dapat menjadi motivasi bagi


penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya untuk melakukan suatu pekerjaan lebih
baik lagi, terutama dalam Evaluasi Pendidikan. Berdasarkan hal ini pun, penulis
mengharap saran atau masukan demi kebaikan kedepannya.

Bangkinang, Oktober2023

Penulis

i
HALAMAN JUDUL...........................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................2

C. Tujuan Penulisan...........................................................................................2

D. Manfaat Penulisan.........................................................................................2

KLASIFIKASI EVALUASI PENDIDIKAN

A. Evaluasi.........................................................................................................3

B. Pendidikan.....................................................................................................4

C. Evaluasi Pendidikan......................................................................................5

D. Klasifikasi Evaluasi Pendidikan....................................................................7

PENUTUP.............................................................................................................10

A. Kesimpulan.................................................................................................10

B. Saran............................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................11

ii
DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha membina dan mengembangkan kepribadian
manusia baik dibagian rohani atau dibagian jasmani. Menurut UU
SISDIKNAS No.20 tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Dengan pendidikan kita bisa lebih dewasa karena pendidikan tersebut
memberikan dampak yang sangat positif bagi kita, dan juga pendidikan
tersebut bisa memberantas buta huruf dan akan memberikan keterampilan,
kemampuan mental, dan lain sebagainya. Seperti yang tertera didalam UU
No.20 tahun 2003.
Proses pendidikan tidak luput dari adanya kesalahan dan kekurangan
maka dari itu perlu adanya Evaluasi Pendidikan. Evaluasi Menurut Fruchey
mengatakan bahwa evaluasi adalah proses kegiatan berangkai mulai dari
pengumpulan informasi, penetapan kriteria, membentuk penilaian dan menarik
kesimpulan serta mengambil keputusan pelaksanaan informasi (Fruchey,
1973).
Evaluasi Pendidikan adalah suatu proses sistematis yang mengukur,
menelaah, menafsirkan, dan mempertimbangkan sekaligus memberikan
umpan balik (feed back) untuk mengetahui tingkat pencapaian terhadap tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan serta digunakan sebagai informasi untuk
membuat keputusan. Menurut Ratumanan Evaluasi dapat dinyatakan sebagai
suatu proses sistematik dalam menentukan tingkat pencapaian tujuan
instruksional (Laurens, 2003). Dengan evaluasi dapat mendorong peserta didik
untuk lebih giat belajar secara terus menerus dan juga mendorong guru untuk
lebih meningkatkan kualitas proses pembelajaran serta mendorong pengelola

1
2

pendidikan untuk lebih meningkatkan fasilitas dan kualitas belajar peserta


didik.

B. Rumusan Masalah
Adapun Rumusan Masalah dalam Makalah ini :
a. Bagaimana Klasifikasi Evaluasi Pendidikan yang didasarkan pada
pemanfaatan yang bersumber dari kegiatan evaluasi atau kepentingan
pengambilan keputusan pendidikan

C. Tujuan Penulisan
Adapun Tujuan Penulisan dalam Makalah ini :
a. Dapat memaparkan Klasifikasi Evaluasi Pendidikan yang didasarkan pada
pemanfaatan yang bersumber dari kegiatan evaluasi atau kepentingan
pengambilan keputusan pendidikan

D. Manfaat Penulisan
a. Bagi Pembaca
Penulis berharap agar para pembaca mengetahui Klasifikasi Evaluasi
Pendidikan yang didasarkan pada pemanfaatan yang bersumber dari
kegiatan evaluasi / kepentingan pengambilan keputusan pendidikan. Serta
mampu menerapkan atau menggunakan hasil dari penelitian yang telah
dilakukan dalam pengaplikasiannya secara langsung dimasyarakat baik
secara teoritis maupun praktis.
b. Bagi Penulis
Agar bisa mengetahui Klasifikasi Evaluasi Pendidikan yang
didasarkan pada pemanfaatan yang bersumber dari kegiatan evaluasi /
kepentingan pengambilan keputusan pendidikan serta mengaplikasikannya
dalam pembelajaran.
BAB II PEMBAHASAN
KLASIFIKASI EVALUASI PENDIDIKAN

A. Evaluasi
1. Pengertian Evaluasi
Menurut Fruchey mengatakan bahwa evaluasi adalah proses kegiatan
berangkai mulai dari pengumpulan informasi, penetapan kriteria,
membentuk penilaian dan menarik kesimpulan serta mengambil keputusan
pelaksanaan informasi (Fruchey, 1973). Pendapat senada dikemukakan
oleh Winkel evaluasi adalah nenentuan sampai seberapa jauh sesuatu
materi itu berharga, berharga, bermutu dan bernilai (Winkel, 1987). Begitu
pentingnya evaluasi sebagai fase akhir "fase receptic" yaitu fase
menerima, konprehensi, aplikasi, analisa dan sisntesa.
Jadi dapat ditarik kesimpulan Evaluasi adalah suatu kegiatan yang
bermula dari pengumpulan informasi , sampai menarik kesimpulan,
kegiatan yang dimana sebagai fase terakhir untuk memecahkan masalah
dan menemukan hal – hal yang baru.
2. Tujuan Evaluasi
Menurut Kelsey dan Hearne mengatakan bahwa tujuan dari
pelaksanaan evaluasi adalah menentukan titik awal suatu program,
menunjukkan seberapa jauh kemajuan yang diperoleh akibat pelaksanaan
program, menunjukkan apakah program sesuai atau tidak, menunjukkan
efektivitas program, membantu mehemukan titik lemah pelaksanaan
program, sebagai arah keterampilan dan kerja sama dengan potensi sekitar,
dan membuktikan sistematika perencanaan, serta mem.berikan kepuasan
perencana, pelaksana dan penilai (Hearne, 1963).
Margono Slamet mengatakan bahwa tujuan evaluasi adalah :
memberikan gambaran dan mempengaruhi proses perubahan perilaku,

3
4

dapat untuk menentukan sejauhmana metode penyuluhan telah diterapkan


dan hasil yang didapat, hasil evaluasi digunakan untuk menyesuaikan
pelaksanaan program selanjutnya (Slamet, 1978).
Jadi, tujuan evaluasi itu adalah penggambaran sebuah proses atau
pertumbuhan perilaku atau program, sejauh mana kemajuan program atau
perilaku selama program tersebut berlangsung, apakah sesuai dengan
direncanakan atau tidaknya sebuah program atau perilaku.

B. Pendidikan
1. Pengertian Pendidikan
Pendidikan merupakan suatu proses yang diperlukan untuk
mendapatkan keseimbangan dan kesempurnaan dalam perkembangan
individu maupun masyarakat. Penekanan pendidikan dibanding dengan
pengajaran terletak pada pembentukan kesadaran dan kepribadian individu
atau masyarakat di samping transfer ilmu dan keahlian. Dengan proses
semacam ini suatu bangsa atau negara dapat mewariskan nilai-nilai
keagamaan, kebudayaan, pemikiran dan keahlian kepada generasi
berikutnya, sehingga mereka betul-betul siap menyongsong masa depan
kehidupan bangsa dan negara yang lebih cerah. UU No. 20 tahun 2003
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
Negara.
Dapat ditarik kesimpulan pendidikan adalah sebuah proses yang
dilakukan untuk mencapai suasana belajar dan proses belajar lebih aktif
untuk mengembangkan potensi – potensi yang ada pada diri sendiri sesuai
dengan norma – norma yang ada.
2. Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan nasional Indonesia sesuai dengan undang-undang
No. 20 tahun 2003 yaitu, Pendidikan diupayakan dengan berawal dari
manusia apa adanya (aktualisasi) dengan mempertimbangkan berbagai
5

kemungkinan yang apa adanya (potensialitas), dan diarahkan menuju


terwujudnya manusia yang seharusnya atau manusia yang dicita-citakan
(idealitas). Menurut A. Tresna Sastrawijaya, tujuan pendidikan adalah
segala sesuatu yang mencakup kesiapan jabatan, ketrampilan memecahkan
masalah, penggunaan waktu senggang secara membangun, dan sebagainya
karena harapan setiap siswa berbeda-beda (Sastrawijaya, 1991).
Dengan demikian pendidikan Indonesia lebih cenderung
mengutamakan pembangunan sikap sosial dan religius dalam pelaksanaan
pendidikan di Indonesia. Hal tersebut sesuai dengan Pancasila sila kesatu
yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, didakan sila tersebut menujukan bahwa
Indonesia sangat mengedepakan sikap spiritual dan pengakuan terhadap
keberadaan Tuhan Yang Maha Esa.

C. Evaluasi Pendidikan
1. Pengertian Evaluasi Pendidikan
Menurut Ratumanan, evaluasi dapat dinyatakan sebagai suatu proses
sistematik dalam menentukan tingkat pencapaian tujuan instruksional
(Laurens, 2003). evaluasi pendidikan memiliki dua konsep pengertian. Hal
ini sejalan dengan pendapat Sudijono bahwa evaluasi pendidikan adalah:
Proses/kegiatan untuk menentukan kemajuan pendidikan, dibandingkan
dengan tujuan yang telah ditentukan, Usaha untuk memperoleh informasi
berupa umpan balik (feed back) bagi penyempurnaan pendidikan
(Sudjono, 1996).
Kesimpulan yang dapat diambil melalui beberapa konsep pengertian
di atas, evaluasi pendidikan adalah suatu proses sistematis yang mengukur,
menelaah, menafsirkan, dan mempertimbangkan sekaligus memberikan
umpan balik untuk mengetahui tingkat pencapaian terhadap tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan serta digunakan sebagai informasi
untuk mengambil keputusan.
2. Tujuan Evaluasi Pendidikan
Menurut Sudijono menyatakan bahwa secara umum tujuan evaluasi
belajar adalah untuk: menghimpun bahan-bahan keterangan yang akan
dijadikan sebagai bukti mengenai taraf perkembangan atau taraf kemajuan
6

yang dialami oleh para peserta didik, setelah mereka mengikuti proses
pembelajaran dalam jangka waktu tertentu; dan mengetahui tingkat
efektivitas dari metode-metode pengajaran yang telah dipergunakan dalam
proses pembelajaran selama jangka waktu tertentu (Sudjono, 1996).
Jadi Tujuan Evaluasi Pendidikan adalah mengumpulkan bahan untuk
dijadikan bukti mengenai taraf perkembangan dan kemajuan, dan
mengetahui cara evektivitas pengajaran.
3. Prnsip – prinsip Evalusi Pendidikan
Menurut Daryanto terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan
dalam melakukan evaluasi (Daryanto, 2005):
1) Keterpaduan Tujuan instruksional, materi, metode, pengajaran, serta
evaluasi merupakan tiga kesatuan terpadu yang tidak boleh dipisahkan.
Oleh karena itu, perencanaan evaluasi harus sudah ditetapkan pada
waktu menyusun suatu pengajaran sehingga dapat disesuaikan secara
harmonis dengan tujuan instruksional dan materi pengajaran yang
hendak disajikan.
2) Keterlibatan Siswa Untuk mengetahui sejauh mana siswa berhasil
dalam kegiatan belajar mengajar yang dijalani secara aktif, siswa
membutuhkan evaluasi. Penyajian evaluasi oleh guru merupakan
upaya guru untuk memenuhi kebutuhan siswa akan informasi
mengenai kemajuannya dalam program belajar mengajar. Siswa akan
merasa kecewa apabila usahanya tidak dievaluasi.
3) Koherensi Prinsip evaluasi dimaksudkan evaluasi harus berkaitan
dengan materi pengajaran yang sudah disajikan dan sesuai dengan
ranah kemampuan yang hendak diukur.
4) Pedagogis Evaluasi dan hasil hendaknya dapat dipakai sebagai alat
motivasi untuk siswa dalam kegiatan belajarnya.
5) Akuntabilitas Evaluasi dan hasilnya dapat dipakai sebagai laporan
pertanggungjawaban kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan
pendidikan sehingga dapat diketahui sejauh mana keberhasilan
pembelajaran yang telah dilakukan.
7

4. Jenis – jenis Evaluasi Pendidikan


Menurut Daryanto ada terbagi beberepa diantarannya (Daryanto, 2005):
1) Tes penempatan
dilaksanakan pada awal tahun pelajaran baru, sebagai alat ukur untuk
mengetahui tingkat kemampuan yang telah dimiliki peserta didik.
Dengan demikian, siswa dapat ditempatkan pada kelompok yang
sesuai dengan tingkat pengetahuan yang telah dimilikinya.
2) Tes formatif
dilaksanakan di tengah program pembelajaran untuk memantau
kemajuan belajar siswa demi memberikan umpan balik, baik kepada
siswa maupun kepada guru.
3) Tes diagnostik
digunakan untuk mendiagnosa kesalahan belajar siswa dan
mengupayakan perbaikannya.

D. Klasifikasi Evaluasi Pendidikan


Klasifikasi evaluasi dalam bidang pendidikan sangat beragam. Sangat
beragamnya pengklasifikasian atas evaluasi pendidikan itu disebabkan karena
sudut pandang yang saling berbeda dalam melakukan pengklasifikasian
tersebut. Salah satu cara pengklasifikasian terhadap evaluasi pendidikan itu
adalah dengan jalan membedakan evaluasi pendidikan tersebut atas tiga
kategori, yaitu (Hanafiah, 2011):
1. Klasifikasi evaluasi pendidikan yang didasarkan pada fungsi evaluasi
dalam proses pendidikan. Dilihat dari segi fungsi yang dimiliki maka
evaluasi pendidikan dapat dibedakan menjadi tiga golongan yaitu:
1) Evaluasi pendidikan yang dilaksanakan dalam rangka memenuhi
kebutuhan-kebuthuan psikologis
2) Evaluasi pendidikan yang dilaksanakan dalam rangka memenuhi
kebutuhan-kebutuhan didaktik
3) Evaluasi pendidikan yang dilaksanakan dalam rangka memenuhi
kebutuhan-kebuutuhan administrative.
2. Klasifikasi evaluasi pendidikan yang didasarkan pada pemanfaatan
informasi yang bersumber dari kegiatan evaluasi itu sendiri.
8

Dalam kaitannya dengan pengambilan keputusan pendidikan, evaluasi


dalam bidang pendidikan dapat diklasifikasikan menjadi dua golongan,
yaitu:
1) Evaluasi pendidikan yang mendasarkan diri pada banyaknya orang
yang terlibat dalam pengambilan keputusan pendidikan.
Evaluasi jenis ini dapat dibedakan menjadi dua golongan:
a) Evaluasi pendidikan dalam rangka pengambilan keputusan
pndidikan yang bersifat individual. Yang dimaksud dengan
keputusan pendidikan yang bersifat individual adalah keputusan-
keputusan pendidikan yang dibuat oleh individu-individu yang
secara langsung hanya menyangkut individu tertentu. contoh
keputusan rektor untuk membebaskan seorang mahasiswa dari
kewajiban membayar SPP karena mahasiswa tersebut setelah di
evaluasi ternyata adalah mahasiswa terbaik.
b) Evaluasi pendidikan dalam rangka pengambilan keputusa
pedidikan yang bersifat institusional. Maksudnya adalah keputusan
pendidikan yang dibuat oleh lembaga pendidikan tertentu ditujukan
untuk orang banyak.
2) Evaluasi pendidikan yang mendasarkan diri pada jenis atau macamnya
keputusan pendidikan. Berdasarkan klasifikasi ini, maka evaluasi
pendidikan dibedakan menjadi empat golongan, yaitu :
a) Evaluasi pendidikan yang dilaksanakan dalam rangka pengambilan
keputusan yang bersifat didaktik. Contoh keputusan mengenai
keharusan bagi murid kelas VI yang akan mengikuti UN unuk
mengikuti les tambahan. Keputusan ini diambil setelah
memperhatikan hasil evaluasi belajar yang rendah.
b) Evaluasi pendidikan yang dilaksanakan dalam rangka pengambilan
keputusan yang bersifat bimbingan dan penyuluhan. Contoh
keputusan untuk menyelenggarakan ceramah keagamaan secara
rutin seperti ceramah mengenai kenakalan remaja.
c) Evaluasi pendidikan yang dilaksanakan dalam rangka pengambilan
keputusan yang bersifat administrative. Contoh penentuan siswa
9

yang dapat dinyatakan naik kelas atau tinggal kelas dengan


mendasarkan diri pada nilai-nilai hasil belajar yang tercantum
dalam buku rapor.
d) Evaluasi pendidikan yang dilaksanakan dalam rangka pengambilan
keputusan yang berkaitan dengan kegiatan penelitian ilmiah atau
riset. Contoh sebuah perguruan tinggi mengdakan riset tentang
evaluasi dalam rangka mengatahui kualitas tes seleksi penerimaan
calon mahasiswa baru, terutama dari segi validitas dan
reliabilitasnya. Hasil penelitian tersebut selanjutnya digunakan
untuk memutuskan tindakan apa yang harus dilakukan untuk
meningkatkan mutu tes seleksi itu.
3. Evaluasi pendidikan yang dilatar belakangi oleh pertanyaan dimana atau
pada bagian manakah evaluasi itu dilaksanakan dalam rangka proses
pendidikan. Dari klasifikasi ini dapat dibedakan menjadi dua gologan:
1) Evaluasi formatif, yaitu evaluasi yang dilaksanakan ditengah-tengah
atau pada saat berlangsungnya proses pembelajaran.
2) Evaluasi sumatif, yaitu evaluasi yang dilaksanakan seelah seluruh unit
pelajaran selesai diajarkan.
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan, bahwa evaluasi
pendidikan suatu proses sistematis yang mengukur, menelaah, menafsirkan,
dan mempertimbangkan sekaligus memberikan umpan balik untuk
mengetahui tingkat pencapaian terhadap tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan serta digunakan sebagai informasi untuk mengambil keputusan.
Evaluasi Pendidikan memiliki tujuan mengumpulkan bahan untuk dijadikan
bukti mengenai taraf perkembangan dan kemajuan, dan mengetahui cara
evektivitas pengajaran.
Evaluasi Pendidikan mempunyai 5 Prinsip dan 3 jenis Evaluasi, dalam
pengambilan keputusan perlu adanya Evaluasi agar mencapai hasil yang bagus
karena sesuai dengan pendapat Sudijono bahwa evaluasi pendidikan adalah:
Proses/kegiatan untuk menentukan kemajuan pendidikan, dibandingkan
dengan tujuan yang telah ditentukan, Usaha untuk memperoleh informasi
berupa umpan balik (feed back) bagi penyempurnaan pendidikan. Dari
informasi tersebut kita dapat menarik sebuah kesimpulan. (Sudjono, 1996)

B. Saran
Demikianlah makalah yang sederhana yang masih banyak kekurangan di
sana sini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan makalah ini.

10
DAFTAR PUSTAKA

Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003 Tentang

SISDIKNAS Daryanto, H. (2005). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Djumransjah, M. (2004). Filsafat Pendidikan. Malang: Bayumedia Publishing.

Fruchey. (1973). Evaluation What its. Dalam Evaluation in Extension.


Washington, D.C: United State Departement of Agriculture.

Hanafiah, T. C. (2011, April 10). PENGERTIAN EVALUASI, EVALUASI


PENDIDIKAN DAN HUBUNGAN ANTARA PENGUKURAN DAN
PENILAIAN SERTA FUNGSI, TUJUAN, KEGUNAAN, KLASIFIKASI,
OBJEK DAN SUBJEK. Retrieved Februari 20, 2021, from Berawal Dari
Hati: http://berawaldarihati.blogspot.com/2010/12/pengertian-evaluasi-
evaluasi-pendidikan.html

Hearne, L. K. (1963). Coperative Exten sion Nbrk. New York: Comstock


Publishing Associates.

Laurens, T. R. (2003). Evaluasi Hasil Belajar yang Relevan dengan Kurikulum


Berbasis Kompetensi. Surabaya: YP3IT dan Unesa University.

Sastrawijaya, A. T. (1991). Pengembangan Program Pembelajaran. Jakarta:


Rineka Cipta.

Slamet, M. (1978). Kumpulan Bacaan Penyuluhan Pertanian Edisi Ketiga.


Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Sudjono, A. (1996). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo


Persada.

Winkel, W. (1987). Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT Gramedia.

11

Anda mungkin juga menyukai