Anda di halaman 1dari 14

PENDIDIKAN GIZI

“EVALUASI PENDIDIKAN GIZI”

Oleh Kelompok 4 :
DEWI SUZANTI (2120273079)
DINI ARFIANTI (2120273080)
DOFI SISVA NOPRIANTY (2120273081)

PRODI SARJANA GIZI JALUR B

DOSEN PEMBIMBING :
MARIA NOVA, SKM, M.Biomed

UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA


JURUSAN GIZI
T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat dan rahmat-
Nya penulis telah menyelesaikan makalah Pendidikan Gizi yang membahas tentang Evaluasi
Pendidikan Gizi.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun,
penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan, dan bimbingan dosen pembimbing, sehingga kendala-kendala yang
penulis hadapi dapat teratasi.
Dalam penulisan makalah ini, penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, karena keterbatasan kemampuan yang dimiliki penulis.
Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi seluruh
pihak, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

Padnag, Januari 2022

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................... 1
DAFTAR ISI....................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................... 5
BAB III PENUTUP............................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 13

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Evaluasi merupakan sebuah proses penilaian yang penting, namun sering


dikesampingkan dan konotasinya negatif, karena dianggap mencari kesalahan,
kegagalan dan kelemahan dari suatu kegiatan tertentu.
Pendidikan atau edukasi merupakan segala upaya yang direncanakan untuk
mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka
melakukan apa yang diharapkan oleh edukator. Pendidikan gizi merupakan pendekatan
edukatif untuk menghasilkan perilaku individu/masyarakat yang diperlukan dalam
peningkatan atau dalam mempertahankan gizi tetap baik (Notoatmodjo, 2014). Dengan
kata lain pendekatan melalui aspek pendidikan termasuk pendidikan gizi, yang
bertujuan untuk mengubah perilaku masyarakat yang merugikan kesehatan kearah
perilaku hidup sehat.
Pendidikan gizi yang direncanakan seharusnya diakhiri dengan evaluasi.
Evaluasi yang dilakukan dimaksudkan untuk melihat kembali apakah pendidikan gizi
tersebut telah dapat dilaksanakan sesuai dengan perencanaan dan tujuan yang
diharapkan. Dari kegiatan evaluasi tersebut akan diketahui hal-hal yang telah dicapai,
apakah suatu program dapat memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Oleh karena itu,
kami membuat makalah mengenai evaluasi pendidikan gizi agar dapat menjadi
pedoman bagi para pembaca untuk mengetahui tata cara dalam mengevaluasi
pendidikan gizi.

1.2 Tujuan

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan


penyusunan makalah ini yaitu :
1. Sebagai bahan pembelajaran agar mahasiswa memiliki ilmu dan
pemahaman mengenai evaluasi pendidikan gizi
2. Dengan materi di dalam makalah ini, mahasiswa mampu mempraktikan
dan menerapkan evaluasi pendidikan gizi

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Evaluasi


Kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian
atau penaksiran (John M. Echols dan Hasan Shadily: 1983). Evaluasi adalah proses
penilaian. Penilaian ini bisa menjadi netral, positif atau negatif atau merupakan
gabungan dari keduanya. Saat sesuatu dievaluasi biasanya orang yang mengevaluasi
mengambil keputusan tentang nilai atau manfaatnya
Menurut Curtis, Dan B; Floyd, James J.; Winsor, Jerryl L, Evaluasi adalah
proses penilaian. Penilaian ini bisa menjadi netral, positif atau negatif atau
merupakan gabungan dari keduanya. Saat sesuatu dievaluasi biasanya orang yang
mengevaluasi mengambil keputusan tentang nilai atau manfaatnya.
Suharsimi Arikunto (2004 : 1) evaluasi adalah kegiatan untuk
mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi
tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil
keputusan. Fungsi utama evaluasi dalam hal ini adalah menyediakan informasi-
informasi yang berguna bagi pihak decision maker untuk menentukan kebijakan
yang akan diambil berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan.
Pendidikan gizi merupakan salah satu unsur yang terkait dalam meningkatkan
status gizi masyarakat jangka panjang. Dengan adanya sosialisasi dan penyampaian
pesan-pesan gizi yang praktis akan membentuk suatu keseimbangan bangsa antara
gaya hidup dengan pola konsumsi masyarakat. Pengembangan pedoman gizi seimbang
baik untuk petugas maupun masyarakat adalah salah satu strategi dalam mencapai
perubahan pola konsumsi makanan yang ada di masyarakat dengan tujuan akhir yaitu
tercapainya status gizi masyarakat yang lebih baik.
Evaluasi pendidikan gizi merupakan proses menilai yang terkait dengan
perubahan lebih baik dalam meningkatkan status gizi masyarakat jangka panjang
dengan membuat suatu keputusan.

4
2.2 Prinsip-prinsip Evaluasi
Beberapa prinsip evaluasi antara lain :
1. Prinsip belajar dari pengalaman; yang dimaksud adalah mengambil pengalaman
yang baik akan dilanjutkan, dan yang belum baik akan ditingkatkan. Tidak akan
mengulang kegagalan dua kali.
2. Prinsip penilaian formatif, yaitu penilaian yang bertujuan untuk mencari feedback
atau masukan bagi perbaikan atau penyempurnaan program, kegiatan atau
organisasi. Berbeda dengan evaluasi sumatif yang bertujuan untuk mengetahui tahap
kemampuan peserta yang akan digunakan untuk penempatan tingkat, kelas atau
jenjang.
3. Evaluasi dilakukan secara kesinambungan untuk memperoleh informasi yang
diperlukan, untuk menjamin dan meningkatkan mutu kegiatan serta hasilnya.
4. Manfaat hasil evaluasi akan optimal manakala dikomunikasikan secara tepat kepada
pihak-pihak yang berkepentingan

2.3 Tujuan dan Fungsi Evaluasi


Evaluasi memiliki tujuan sebagai berikut :
1. Membantu perencanaan di masa yang akan dating
2. Mengetahui apakah saran yang tersedia dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya
3. Menentukan kelemahan dan kekuatan daripada rencana yang selanjutnya
diadakan perbaikan-perbaikan
4. Membantu menentukan strategi, artinya mengevaluasi apakah cara yang
telah dilaksanakan selama ini masih bisa dilanjutkan, atau perlu diganti
5. Mendapatkan dukungan berupa dukungan moral maupun material.
6. Motivator, jika program berhasil, maka akan memberikan kepuasan dan rasa
bangga kepada klien.
7. Untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan penyuluhan; dalam hal ini tujuan
khusus maupun tujuan umum. Tujuan khusus atau tujuan yang dapat terukur,
dibuktikan, setelah proses penyuluhan selesai. Dengan hal ini dapat
diketahui tingkat penguasaan bahan pembelajaran yang dikuasai oleh peserta
penyuluhan. Dengan kata lain dapat diketahui hasil belajar yang dicapai peserta
penyuluhan.

5
8. Secara komprehensif sebagai pengukur keberhasilan dilihat dari berbagai
aspek; misalnya dari aspek peserta, aspek materi, aspek metoda, aspek sarana dan
prasarana sekaligus dari aspek penyuluh sendiri.

Prof. DR. Abudin Nata (Dasar-dasar Pendidikan: 2001) mengutarakan fungsi evaluasi
antara lain:
1. Untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran secara komprehensif
yaitu dari aspek pengetahuan, ketrampilan dan perubahan sikap peserta
pembelajaran
2. Sebagai umpan balik atau feedback bagi kegiatan selanjutnya. Umpan balik ini
dapat ditujukan kepada pembuat kebijakan maupun pelaksana kebijakan.
3. Sebagai tolok ukur bagi pendidik sejauh mana keberhasilan proses pembelajaran
yang telah dilakukan
4. Bagi peserta didik dijadikan alat untuk mengetahui seberapa banyak materi yang
diterima dapat dikuasai
5. Bagi masyarakat dapat dijadikan informasi, dan ikut menilai sejauh mana kegiatan
pembelajaran itu berhasil.
6. Sebagai alat seleksi untuk mengamati peserta didik atau pembelajar mana yang
punya kemampuan dan perhatian kurang, lebih atau sekedar mengikuti proses
pembelajaran.
7. Sebagai alat diagnostik; Jika alat evaluasinya bagus dapat untuk mengetahui
kelemahan peserta pembelajaran, dan perlu langkah konsultatif berikutnya.

2.4 Subjek dan Objek Evaluasi


1. Objek evaluasi
a. Input
Input dapat ditinjau dari beberapa segi yang menghasilkan bermacam-macam
bentuk tes yang digunakan sebagai alat untuk mengukur. Aspek yang bersifat
rohani ini setidak-tidaknya mencakup empat hal :
1) Kemampuan
Klien harus memiliki kemampuan untuk menerima saran dari konselor.
Konselor harus memilki ilmu komunikasi yang memadai agar klien mampu
menerima apa yang disampaikan.

6
2) Kepribadian
Kepribadian adalah sesuatu yang terdapat pada diri manusia dan
menampakkan bentuknya dalam tingkah laku. Dalam hal-hal tertentu,
informasi tentang kepribadian sangat diperlukan. Alat untuk mengetahui
kepribadian seseorang disebut tes kepribadian atau personality tes.
3) Sikap-sikap
Merupakan bagian dari tingkah laku manusia sebagai gejala atau
gambaran kepribadian yang memancar keluar. Alat untuk mengetahui
keadaan sikap seseorang dinamakan skala sikap atau attitude scale.
4) Inteligensi
Untuk mengetahui tingkat inteligensi ini digunakan inteligensi yang
sudah banyak diciptakan oleh para ahli. Dari hasil tes akan diketahui IQ
(Intellegence Quotient) orang tersebut. IQ berbeda dengan intellegensi karena
IQ hanyalah angka yang memberikan petunjuk tinggi rendahnya intellegensi
seseorang.
b. Contect (konteks)
Merupakan evaluasi yang ditujukan kepada sistem dan tujuan penyuluhan,
kondisi-kondisi aktual yang menjadi pertimbangan mengapa penyuluhan
dilakukan dan apa kira-kira dampak dari program yang akan dicapai
c. Process (proses)
Aktivitas atau partisipasi peserta, suasana tempat penyuluhan, cara penyuluh
menyampaikan penyuluhan, konsistensi materi yang disampaikan dengan tujuan
yang telah ditetapkan, pola interaksi antara penyuluh dengan peserta
penyuluhan.
d. Transformasi
Unsur-unsur dalam transformasi yang menjadi objek penelitian antara lain :
1) Kurikulum/materi
2) Metode dan cara penilaian
3) Sarana penyuluhan/media
4) Sistem administrasi
e. Output
Perubahan perilaku klien terhadap makanan dan kesehatan setelah
mendapat penyuluhan dari konselor.

7
2. Subjek Evaluasi
Yang dimaksud dengan subyek evaluasi adalah orang yang melakukan pekerjaan
evaluasi. Subjek evaluasi ditentukan oleh suatu aturan pembagian tugas atau
ketentuan yang berlaku sehingga konselor, pesuluh, dan klien merupakan subjek
evaluasi.

2.5 Alat-Alat Evaluasi


Untuk melakukan evaluasi penyuluhan dan konsultasi dapat melakukannya
dengan cara:
a) Skala bertingkat
Skala beringkat ini menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka
terhadap sesuatu hasil.
b) Kuisioner
Kuisioner juga sering dikenal dengan angket merupakan sebuah daftar
pertanyaan yang harus diisi sehingga kita dapat mengetahui keadaan responden.
c) Daftar cocok (Chek list)
Daftar cocok (Chek list) adalah deretan pernyataan yang diisi oleh
responden dengan membubuhkan tanda chek list (√) ke dalam tempat yang sudah
disediakan
d) Wawancara
Wawancara adalah suatu metode yang digunakan untuk mendapat jawaban
dari responden dengan jalan tanya jawab sepihak.
e) Pengamatan
Pengamatan adalah tindakan dengan mengamati objek yang akan diamati
secara sistematis.

2.6 Point Evaluasi


Berdasarkan apa yang akan dinilai, penilaian dibagi dalam 2 kategori, yaitu :
1. Penilaian terhadap pencapaian tujuan
Penilaian ini ditujukn untuk klien berdasarkan berhasil atau tidaknya klien
merubah perilakunya terhadap diet dan kesehan.
2. Penilaian terhadap proses pelaksanaannya, yaitu cara pelaksanannya

8
Secara lebih rinci poin penilaian bisa dibagi sebagai berikut :
1. Penilaian terhadap masukan (input), penilaian ketepatan materi yang disampaikan
oleh ahli gizi terhadap masalah kesehatan yang dihadapi klien.
2. Penilaian terhadap proses, penlaian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana aksi
reaksi yang tercipta, hal ini perlu dilakukan sebab proses menentukan apakah materi
yang disampaikan bisa dimengerti atau tidak.
3. Penilaian terhadap keluaran (output),penilaian ini didasarkan pada reaksi klien setelah
mendapat penyuluhan atau konseling gizi.
4. Penilaian terhadap outcome, evaluasi ini dilihat berdasarkan perubahan sikap klien
setelah disuluh oleh ali gizi terhadap diet dan kesehatan

2.7 Waktu Evaluasi


Berdasarkan waktunya evaluasi/penilaian, maka penialain dapat dilakukan
sebagai berikut :
1. Penilaian rutin (concurrent evaluation atau progress report). Dalam setiap program
penilaian rutin ini hendaknya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari program
tersebut.
2. Penilaian berkala (periodical evaluation), yaitu penilaian yang dilakuakan pada
setiap akhir dari suatu bagian tertentu dari program, seperti tiap enam bulan, satu
tahun, dua tahun, dan sebagainya.
3. Penilaian khusus (ad-hoc evaluation), yaitu penilaian yang dilakukan setiap saat
yang diperlukan.
4. Penilaian akhir (terminal evaluation), yaitu penilaian yang dilakukan pada akhir
suatu program atau beberapa waktu sesudah akhir suatu program. Jadi ini merupakan
penilaian terhadap pencapaian tujuan akhir.

2.8 Kegiatan Evaluasi Pendidikan Gizi


Dalam buku Penuntun Konseling Gizi, karya Cornelia et al., ada 4 langkah
kegiatan evaluasi pendidikan gizi, yaitu :
1. Monitoring Perkembangan
Monitoring ini dilakukan oleh pesuluh atau konselor dalam memantau
perkembangan kliennya, hal ini dapat dilakukan dengan ,
a. Mengecek pemahaman dan ketaatan diet klien

9
b. Menentukan apakah intervensi dilakukan sesuai dengan rencana
c. Menentukan apakah status gizi klien tetap atau berubah
d. Mengumpulkan informasi yang menunjukan alasan tidak adanya
perkembangan dari kondisi klien

2. Mengukur hasil
Untuk mengukur hasil ini kita sebagai pesuluh ataupun konselor harus
menetapkan terlebih dahulu apa yang harus kita ukur. Dalam proses Asuhan
Gizi Standarhal yang diukur tergambar pada komponen tanda atau gejala dari
diagnosis gizi. Sehingga, kita dapat memilih indikator sesuai dengan gejala,
tujuan intervensi, dan diagnosis medis.
3. Evaluasi Hasil
Kegiatan evaluasi hasil ini merupakan kegiatan dengan membandingkan
antara data terbaru dengan data sebelumnya. Dalam evaluasi hasil ini bertujuan
untuk menilai keberhasilan penyuluhan dan konseling gizi, sehingga kita dapat
mngetahui tingkat keberhasilan atau bahkan kegagalan. Pada evaluasi hasil ini
terbagi mejadi 2 tahap, yaitu :
a. Evaluasi proses (Jangka Pendek)
Dalam melakukan evaluasi proses hal yang diperhatikan adalah
partisipasi klien, kesesuaian materi dan metode yang digunakan dalam
menyampaikan materi, dan waktu yang digunakan. Evaluasi sebagai proses
dapat dilakukan melalui langkah-langkah berikut. Melakukan pengumpulan
data awal tentang suatu program
1) Pelajari tujuan program tersebut
2) Menentukan tolak ukurnya, yaitu patokan-patokan untuk pengukurannya
3) Pelajari kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mecapai tujuan
4) Sesudah pelaksanaan dimulai, mengadakan penilaian pada waktu-waktu
yang sudah ditentukan. Penilaian akhir diadakan waktu pelaksanaan
program berakhir dan juga beberapa saat sesudah program berakhir
5) Tentukan apakah tujuan tercapai atau apakah prosesnya sudah seperti
yang direncanakan.
b. Evaluasi Dampak (Jangka Panjang)
Evaluasi dampak lebih ditujukan untuk melihat keberhasilan
konselor atau pesuluh, hal ini dapat diketahui dari apakah klien melakukan

10
kunjungan ulang, ketepatan asupan gizi yang disarankan,dan apakah
terjadi perubahan perilaku positif klien terhadap makanan dan kesehatan.
4. Dokumentasi Evaluasi
Pendokumentasian harus dilaukan secara relevan, tepat, terjadwal, dan
akurat, termasuk mendokumentasikan kondisi klien saat ini dan hasil yang
diharapkan, dan dapat mengukur kualitas perkembangan klien.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam sebuah pendidikan gizi dan suatu hal
yang penting karena bertujuan untuk mengetahui respon klien pendidikan gizi
yang dilakukan oleh ahli gizi, apakah tujuan dari pendidikan gizi sudah
tercapai atau belum.
2. Terdapat dua tahap penting dalam evaluasi suatu pendidikan gizi, yaitu evaluasi
proses (jangka pendek) yang dilihat dari partisipasi klien, kesesuaian materi dan
metode yang digunakan dalam menyampaikan materi, dan waktu yang digunakan,
serta evaluasi dampak (jangka panjang) yang dilihat apakah klien melakukan
kunjungan ulang, ketepatan asupan gizi yang disarankan,dan apakah terjadi
perubahan perilaku positif klien terhadap makanan dan kesehatan.
3. Untuk melakukan evaluasi dalam pendidikan gizi diperlukan pemahaman
mengenai pengertian, tujuan dan fungsi, objek dan subjek, prinsip- prinsip, waktu,
serta point evaluasi.

3.2 Saran
1. Seluruh Mahasiswa terus menambah wawasan pengetahuan mengenai evaluasi
pendidikan gizi.
2. Sebagai Ahli gizi, kita harus memahami evaluasi pendidikan gizi agar kita bisa
menerapkannya dalam kehidupan yang akan datang karena pentingnya sebuah
evaluasi.
3. Meskipun terhalang oleh waktu dan sering diabaikan, evaluasi tetap harus
dilakukan agar kita dapat mengetahui tingkat keberhasilan dalam sebuah
pendidikan gizi.

12
DAFTAR PUSTAKA

1. Arikunto, Suharsini. 1997. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi


Aksara. Cornelia, dkk. 2011. Penuntun Konseling Gizi. Jakarta: PT Abadi.
2. Djuanda, Adhi, dkk. 2006. Petunjuk Konsultasi. Jakarta: MIMS
3. Ramayulis, Rita, dkk. 2002. Menu dan Resep untuk Penderita Diabetes Mellitus.
Depok: Penebar Plus (Penebar Swadaya Grup).
4. 4. Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1981. Metode Penelitian Survai. Jakarta:
LP3ES.
5.
6. https://sites.google.com/site/kahirulfatihin/evaluai-dalam-penyuluhan-kesehatan
7. http://www.scribd.com/doc/25130910/12-EVALUASI-KONSELING-GIZI

13

Anda mungkin juga menyukai