EVALUASI PENDIDIKAN
Konsep Dasar Evaluasi
Dosen Pengampu :
Listiyani Siti Romlah, M.Pd
Di Susun Oleh :
1. Jihan Novita Sari 2111010263
2. Muhammad Nurfuad 2111010300
3. Nena Ayu Agustin 2111010323
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT. Yang telah memberikah
rahmat,hidayah, dan kesehatan sehingga makalah ini yang berjudul “ Konsep Dasar Evaluasi“
dapat kami selesaikan dengan baik. Banyak ucapan terimakasih kami haturkan kepada
Ibu Listiyani Siti Romlah, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Evaluasi Pendidikan
yang memberikan tugas ini sebagai pembelajaran dan penilaian untuk mata kuliah Evaluasi
Pendidikan.
Dalam Makalah ini kami membahas tentang Konsep Dasar Evaluasi yang bertujuan
untuk menambah wawasan bagi pembaca serta bagi kami sendiri. Kami juga menyadari jika
makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik serta
saran demi kesempurnaan dari makalah ini.
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidik harus mampu mengetahui sejauh mana hasil belajar yang telah dilakukan.
Hal ini penting untuk diketahui karena hasil belajar dapat menjadi tolak ukur keberhasilan
seorang pendidik untuk mengetahui sejauh mana proses pembelajaran yang ia terapkan
dapat mengembangkan potensi peserta didik.
Jika hasil belajar baik, maka proses pembelajaran dapat dikatakan berhasil dan
demikian sebaliknya. Salah satu cara yang dilakukan untuk mengetahui hasil belajar yang
dicapai oleh pendidik dalam proses pembelajaran yaitu mengevaluasi proses dan hasil
belajar. Kemampuan mengevaluasi pembelajaran merupakan salah satu indikator yang
harus dimiliki oleh seorang pendidik, sebab kemampuan melakukan evaluasi pembelajaran
merupakan kemampuan dasar yang wajib dimiliki setiap pendidik maupun calon pendidik.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
iii
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Evaluasi
Secara harafiah evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti
penilaian atau penaksiran, evaluasi juga diartikan sebagai “The process of delineating,
obtaining, and providing useful information for judging decision alternatives”. Artinya
evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang
berguna untuk merumuskan suatu alternatif keputusan. Evaluasi merupakan penilaian
terhadap data yang dikumpulkan melalui kegiatan assesment. Secara garis besar dapat
dikatakan bahwa evaluasi adalah pemberian nilai terhadap kualitas sesuatu. Selain dari itu,
evaluasi juga dapat dipandang sebagai proses merencanakan, memperoleh, dan
menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif
keputusan. Dengan demikian, Evaluasi merupakan suatu proses yang sistematis untuk
menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah
dicapai oleh peserta didik. 1
Dengan adanya evaluasi, peserta didik dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan
yang telah dicapai selama mengikuti pendidikan. Ketika peserta didik mendapatkan nilai
yang memuaskan, maka akan memberikan dampak berupa suatu stimulus, motivator agar
peserta didik dapat lebih meningkatkan prestasi. Namun ketika di mana hasil yang dicapai
tidak memuaskan. maka peserta didik akan berusaha memperbaiki kegiatan belajar. Oleh
karena itu sangat diperlukan pemberian stimulus positif dari guru atau pengajar agar
peserta didik tidak putus asa.2
Evaluasi adalah suatu kegiatan yang disengaja dan bertujuan. Kegiatan evaluasi
dilakukan oleh guru dengan tujuan untuk memperoleh kepastian mengenai keberhasilan
belajar peserta didik dan memberikan masukan kepada guru mengenai apa yang dia
lakukan dalam kegiatan pengajaran. Guru juga dapat mengevaluasi apakah kegiatan
pegajaran yang dilaksanakannya sudah sesuai dengan yang diharapkan atau belum.
Menurut Sudirman N, dkk, bahwa tujuan penilaian dalam proses pembelajaran adalah:
1. Mengambil keputusan tentang hasil belajar.
2. Memahami peserta didik.
3. Memperbaiki dan mengembangkan program pengajaran.
1
Arief Aulia Rahman and Cut Eva Nasryah, Evaluasi Pembalajaran, Uwais Inspirasi Indonesia, 2019.
2
Idrus L, ‘EVALUASI DALAM PROSES PEMBELAJARAN Idrus L 1’, Evaluasi Dalam Proses Pembelajaran, 2, 2019, 920–
35.
4
Kemudian guru akan melakukan pengambilan hasil belajar, agar dapat mengetahui tingkat
keberhasilan peserta didik dalam proses pembelajaran. Ketidak berhasilan proses
pembelajaran dapat disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya adalah:
Evaluasi sendiri dapat di lakukan dengan dua langkah, yaitu mengukur dan menilai.
Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran sedangkan menilai adalah
mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik dan buruk. Guru sebelum
melakukan evaluasi juga harus melakukan pengukuran dan penilaian terhadap pesrta
didiknya.3
3
Ina Magdalena, Hadana Nur Fauzi, and Raafiza Putri, ‘Pentingnya Evaluasi Dalam Pembelajaran Dan Akibat
Memanipulasinya’, Jurnal Pendidikan Dan Sains, 2.2 (2020), 244–57 <https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/bintang>.
4
Fitriani Rahayu, ‘Konsep Dasar Evaluasi Dalam Pendidikan Islam’, Jurnal Ilmiah Iqra’, 13.2 (2019), 1
<https://doi.org/10.30984/jii.v13i2.933>.
5
C. Prinsip Evaluasi
Ada beberapa prinsip evaluasi yang harus di perhatikan, agar pelaksanaan evaluasi
akurat dan bermanfaat baik bagi peserta didik, pendidik ataupun pihak yang
berkepentingan. Prinsip-prinsip tersebut adalah:
1. Valid
Evaluasi mengukur apa yang seharusnya diukur dengan menggunakan jenis tes yang
terpercaya dan shahih. Artinya ada kesesuaian alat ukur dengan fungsi pengukuran dan
sasaran pengukuran.
4. Menyeluruh (Komprehensif)
Dalam melakukan evaluasi terhadap objek, guru harus mengambil seluruh objek itu
sebagai bahan evaluasi. Evaluasi harus dilakukan secara menyeluruh, meliputi
kepribadian, ketajaman hafalan, pemahaman, ketulusan, kerajinan, sikap kerja sama,
tanggung jawab, dan sebagainya, atau dalam taksonomi Benjamin S. Bloom lebih
dikenal dengan aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Kemudian Anderson dan
Cratwall mengembangkannya menjadi 6 aspek yaitu mengingat, mengetahui, aplikasi,
analisis, kreasi dan evaluasi.
5. Bermakna
Evaluasi diharapkan mempunyai makna yang signifikan bagi semua pihak. Untuk itu
evaluasi hendaknya mudah difahami dan dapat ditindaklanjuti oleh pihak-pihak yang
berkepentingan.
7. Terbuka
Evaluasi hendaknya dilakukan secara terbuka bagi berbagai kalangan sehingga
keputusan tentang keberhasilan peserta didik jelas bagi pihak-pihak yang
berkepentingan, tanpa ada rekayasa atau sembunyisembunyi yang dapat merugikan
semua pihak.
8. Ikhlas
Evaluasi dilakukan dengan niat dan yang bersih, dalam rangka efisiensi tercapainya
tujuan pendidikan dan bai kepentingan peserta didik.
9. Praktis
Praktiks mengandung arti mudah digunakan, baik guru maupun yang menyusun alat
evaluasi maupun yang menggunakanalat tersebut. Oleh sebab ituEvaluasi dilakukan
dengan mudah dimengerti dan dilaksanakan dengan beberapa indikator, yaitu:
a) hemat waktu, biaya dan tenaga;
b) mudah diadministrasikan;
c) mudah menskor dan mengolahnya;
d) mudah ditafsirkan
D. Jenis-jenis Evaluasi
a. Tes
Tes merupakan sejumlah pertanyaan yang memiliki jawaban yang benar atau salah.
Tes diartikan juga sebagai sejumlah pertanyaan yang membutuhkan jawaban, atau
sejumlah pernyataan yang harus diberikan tanggapan dengan tujuan mengukur tingkat
kemampuan seseorang atau mengungkap aspek tetentu dari orang yang dikenai tes. Hasil
5
Sawaluddin Sawaluddin, ‘Konsep Evaluasi Dalam Pembelajaran Pendidikan Islam’, Jurnal Pendidikan Agama Islam Al-
Thariqah, 3.1 (2018), 39–52 <https://doi.org/10.25299/althariqah.2018.vol3(1).1775>.
7
tes merupakan informasi tentang karakteristik seseorang atau sekelompok orang. Tes
merupakan salah satu cara untuk menaksir besarnya tingkat kemampuan manusia secara
tidak langsung, yaitu melalui respons seseorang terhadap sejumlah stimulus atau
pertanyaan.
Oleh karena itu, agar diperoleh informasi yang akurat dibutuhkan tes yang handal.
Hasil tes bisa digunakan untuk memantau perkembangan mutu pendidikan. Hasil tes untuk
tujuan ini harus baik, yaitu memilki kesalahan pengukuran yang sekecil mungkin.
Kesalahan Kesalahan pengukuran ini dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu kesalahan
acak dan sistemik. Kesalahan acak disebabkan karena kesalahan dalam menentukan
sampel isi tes, variasi emosi seseorang, termasuk variasi emosi pemeriksa lembar jawaban
jika lembar jawabanpeserta tes diperiksa secara manual. Sedangkan keslahan sistemik
adalah kesalahan yang disebabkan karena soal tes terlalu mudah atau terlalu sukar.
Beberapa istilah yang sering digunakan dalam tes, yaitu testing, testee, dan tester.
Testing adalah waktu dimana tes dilaksanakan, atau waktu pelaksanaan tes. Testee adalah
orang yang dikenai tes, atau orang yang mengerjakan tes. Sedangkan tester adalah orang
melakukan tes, atau pelaksana tes.
b. Non tes
Dalam proses belajar mengajar (pembelajaran), penilaian merupakan bagian yang
tidak terpisahkan, satu kesatuan yang utuh dengan pembelajaran. Dalam konsep kurikulum
berbasis kompentensi seperti K13, menuntut terpenuhinya tiga ranah sebagai indikator
keberhasilan. Tiga ranah ini adalah kemampuan berpikir, keterampilan melakukan
pekerjaan, dan perilaku. Setiap siswa memiliki potensi pada dua ranah, yaitu kemampuan
berpikir dan ketarampilan, namun tingkatannya dari satu siswa ke siswa yang lain bisa
berbeda. Ada peserta didik yang memiliki kemampuan berpikir tinggi, namun
keterampilan rendah. Demikian juga sebaliknya, ada peserta didik yang memiliki
kemampuan berpikir rendah, namun memiliki keterampilan yang tinggi. Ada pula peserta
didik yang memiliki kemampuan berpikirnya biasa, demikian pula keterampilannya juga
biasa, tidak ada yang menonjol. Namun jarang sekali ada peserta didik yang memiliki
kemampuan berpikirnya rendah dan keterampilannya rendah. Karena apabila demikian,
sulit bagi peserta didik untuk bisa hidup dimasyarakat, karena tidak memiliki potensi untuk
hidup di masyarakat.6
6
Idrus L.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari pembahasan di atas maka penulis dapat memberikan kesimpulan
sebagai berikut:
1. Evaluasi adalah pemberian nilai terhadap kualitas sesuatu. Selain dari itu, evaluasi juga
dapat dipandang sebagai proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan
informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan.
2. Evaluasi memiliki tujuan dan fungsi, dimana tujuan dari evaluasi adalah mengambil
keputusan tentang hasil belajar, memahami peserta didik, Memperbaiki dan
mengembangkan program pengajaran. Sedangkan fungsi dari evaluasi adalah evaluasi
berfungsi sebagai selektif, evaluasi sebagai fungsi diagnostic, evaluasi sebagai
penempatan, dan evaluasi sebagai ukuran keberhasilan.
4. Ada dua jenis evaluasi yang dapat di gunaka, yaitu tes dan non tes. Tes merupakan
sejumlah pertanyaan yang memiliki jawaban benar atau salah, dengan tujuan untuk
mengukur sejauh mana kemampuan seseorang terbentuk setelah menjalani pelatihan
yang di berikan. Sedangkan non tes adalah sebuah penilaian yang didapatkan dari
pengamatan yang meliputi 3 aspek indikator, yaitu berpikir ketrampilan, dan perilaku.
9
DAFTAR RUJUKAN
Arief Aulia Rahman, M.Pd, and M.Pd Cut Eva Nasryah. 2019. EVALUASI PEMBELAJARAN.
Jawa Timur: Uwais Inspirasi Indonesia.
Magdalena, Ina, Hadana Nur Fauzi, and Raafiza Putri. 2020. “PENTINGNYA EVALUASI
DALAM PEMBELAJARAN DAN AKIBAT MEMANIPULASINYA.” Bintang : Jurnal
Pendidikan Dan Sains 2 (2): 244–57.
SAWALUDDIN. 2018. “Konsep Evaluasi Dalam Pembelajaran Pendidikan Islam.” Jurnal Al-
Thariqah 3 (1): 39–53.