Anda di halaman 1dari 15

KELOMPOK 1

PERENCANAAN PENYULUHAN
STUNTING DI DESA PENGASI
LAMA PUSKESMAS TARUTUNG
KAB. KERINCI
ANGGOTA KELOMPOK

- DEWI SUZANTI
- LERYAN SILRA ANITA
Latar Belakang

.
Stunting
Stunting atau pendek merupakan masalah
kekurangan gizi kronis yang disebabkan
oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu
yang cukup lama, sehingga mengakibatkan
gangguan pertumbuhan pada anak yakni
tinggi badan anak lebih rendah atau pendek
(kerdil) dari standar usianya
lanjutan

Data Riset Kesehatan Dasar


Berdasarkan data Riset Kesehatan (Riskesdas) tahun 2018
Dasar Tahun 2010 . menunjukkan kejadian gizi buruk
dan gizi kurang (usia 24-59 bulan)
prevalensi kejadian stunting pada sebesar 17,7% dan kondisi dengan
balita di Indonesia masih sangat tubuh sangat pendek dan pendek
tinggi, yaitu 35,6% dan pada tahun sebesar 30,8%. Sedangkan,
2013 prevalensi stunting meningkat kejadian baduta (usia 0-23 bulan)
menjadi 37,2%, pada tahun 2018 dengan tubuh sangat pendek dan
menurun menjadi 30,8 % dan pendek sebesar 29,9%. Pemerintah
prevalensi stunting tertinggi berada Indonesia menargetkan penurunan
pada usia 24 – 35 bulan baik pada prevalensi stunting menjadi 40%
laki-laki maupun pada perempuan lebih rendah dari data terakhir pada
tahun 2025
Lanjutan

Kebiasaan makan dan sosial ekonomi keluarga


berperan penting dalam pertumbuhan tinggi badan
anak. Status sosial ekonomi keluarga akan
mempengaruhi kemampuan pemenuhan gizi
keluarga. Anak pada keluarga dengan tingkat
ekonomi rendah lebih berisiko mengalami stunting
karena kemampuan pemenuhan gizi yang rendah,
meningkatkan risiko terjadinya malnutrisi.
Pengetahuan orang tua dan pendapatan keluarga
juga merupakan fator yang berkaitan dengan
kejadian stunting pada anak.
Lanjutan

Berdasarkan data
dinas kesehatan contohnya
Kabupaten Kerinci Desa Pengasi Lama Kecamatan
pada tahun2019 Bukit Kerman
prevalensi stuntug
sebesar 4% dan pada Desa Pengasi Lama Kecamatan
tahun 2020 sebesar Bukit Kerman merupakan desa
5,3%. dan pada tahun yang memiliki angka stunting
2021 sebesar 4.3%. yang tinggi dan merupakan desa
lokus stunting yang telah
ditetapkan oleh kementerian
kesehatan. Berdasarkan laporan
puskesmas tarutung terdapat
prevalensi balita stunting sebesar
9.1 %.
TAHAP PERENCANAAN
ANALISIS SITUASI
Puskesmas Tarutung merupakan salah satu dari 21 Puskesmas yang ada di
Kabupaten Kerinci dan merupakan salah satu puskesmas yang terletak di
kecamatan Batang Merangin. Wilayah kerja Puskesmas Tarutung terdiri dari 7 Desa
yang berada dalam 2 Kecamatan Yaitu, 2 desa berada di Kecamatan Batang
Merangin dan 5 desa berada di Kecamatan Bukit Kerman.

IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan data dinas kesehatan Kabupaten Kerinci pada tahun 2019 prevalensi stuntug
sebesar 4% dan pada tahun 2020 sebesar 5,3%. dan pada tahun 2021 sebesar 4.3%.
Prevalensi gizi kurang dan sangat kurang pada tahun 2019 sebesar sebesar 1,7%, pada tahun
2020 sebesar 2,4%, dan pada tahun 2021 sebesar 2,1%. Prefalensi gizi kurus dan sangat
kurus pada tahun 2019 sebesar 0,6%, pada tahun 2020 sebesar 1,29% dan pada tahun 2021
sebesar 2%. Desa Pengasi Lama Kecamatan Bukit Kerman merupakan desa yang memiliki
angka stunting yang tinggi dan merupakan desa lokus stunting yang telah ditetapkan oleh
kementerian kesehatan. Berdasarkan laporan puskesmas tarutung terdapat prevalensi balita
stunting sebesar 9.1 %.
DIAGNOSA MASALAH
DIAGNOSA SOSIAL  rata-rata masyarakat bekerja sebagai petani, dan sebagain lagi sebagai
pedagang.
DIAGNOSA EPIDEMIOLOGI  Desa Pengasi Lama merupakan desa lokus stunting dapat
dilihat dari data dinas kesehatan dan laporan puskesmas.
DIAGNOSA PRILAKU DAN LINGKUNGAN  Perilaku, masih ada ibu balita yang memiliki pola
asuh yang kurang tepat. Lingkungan, masyarakat masih kurang melakukan hidup bersih dan
sehat.
DIAGNOSA PENDIDIKAN DAN ORGANISASI 

Faktor predisposing Pengetahuan orang tua tentang hidup sehat, kurangnya

pengetahuan tentang pemberian ASI, MP-ASI dan

makanan bergizi untuk balita sebagai tindakan

pencegahan stunting.

Faktor enabling Lingkungan yang kurang sehat, akses jalan menju fasilitas

kesehatan yang kurang memadai.

Faktor reinforcing Kurangnya minat ibu balita untuk memantau tumbuh kembang

anaknya ke posyandu sebagai salah satu cara mendeteksi masalah

gizi pada anak termasuk stunting.


PRIORITAS MASALAH
Berdasrkan identifikasi masalah dan diagnosa masalah maka dapat di prioritaskan adalah
salah satu penyebab stunting adalah pengetahuan dan pola asuh orang tua terhadap balita.
Pola asuh disini di mulai dengan pemberian ASI, MP-ASI, makanan yang tepat anak usia
balita, dan kebersihan keluarga.

TUJUAN
Tujuan Umum
Menurunkan angka stunting di desa pengasi lama dengan cara meningkatkan pengetahuan
melalui edukasi gizi.
 
Tujuan Khusus
Meningkatkan pengetahuan ibu tentang stunting.
Meningkatkan pengetahuan ibu tentang pencegahan stunting dengan pemberina ASI, MP-
ASI dan makanan yang bergizi sesuai usia balita.
Memberikan informasi penyebab stunting, ciri-ciri stunting dll

SASARAN
Sasaran Primer : Ibu balita dan ibu hamil
Sasaran sekunder : tokoh masyarakat, kepala desa, dan kader
Sasaran tersier : dinas kesehatan dan pemerintah daerah.
TAHAP PELAKSANAAN KEGIATAN
METODE PERENCANAAN KEGIATAN

No. Sasaran Bentuk kegiatan Metode Promosi Kesehatan


1. Primer  Pendidikan gizi Ceramah tanya jawab/peyuluhan langsung
  Tentang stunting
 
2. Sekunder  Advokasi, Diskusi, lobi, (pemberian izin dari pihak
 pemberdayaan desa sehingga terlaksananya kegiatan)
3. Tersier  Advokasi, Diskusi
 Kemitraan

MENETAPKAN MATERI PENYULUHAN


PENGERTIAN STUNTING
PENYEBAB STUNTING
CIRI-CIRI STUNTING
PENCEGAHAN STUNTING
INTERVENSI STUNTING
MENETAPKAN MEDIA PENYULUHAN

MENETAPKAN ALUR PELAKSANAAN KEGITAN


Membuat proposal kegiatan yang akan diberikan pada pihak puskesmas dan desa yang akan diadakan penyuluhan.
Berkomunikasi dengan pihah puskesmas dan pihak desa, kemudaian memberi informasi kapan diadakan kegiatan
pendidikan gizi.
Memepersiapkan materi pendidikan gizi.
Menyiapkan media pendidikan gizi.
Menyiapkan instrumen evaluasi.

 
4. Pelaksanaan kegiatan
RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN
PENYULUHAN STUNTING  
TAHUN 2021  
 
NO UPAYA KEGIATAN TUJUAN SASARAN TARGET PENANGGUN VOLUME JADWAL RINCIAN LOKASI BIAYA  
KESEHATAN SASARAN G JAWAB KEGIATA PELAKSANAAN PELAKSAN
DAN N AAN  
PELAKSANA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12  
1 Pencegahan Penyuluhan Memberikan Ibu balita Seluruh ibu Mahasiswa 1 Kali 20 JULI Memebrikan pre test Desa
Stunting Dengan edukasi gizi pada dan ibu yang universitas 2022 tentang stunting Pengasi
Pemberian ibu balita dan ibu hamil memiliki peritis Memberikan edukasi Lama
Edukasi Gizi hamil tentang balita jurusan gizi pada ibu balita dan
Pada Ibu Balita stunting Dan ibu jalur B. ibu hamil tentang
dan ibu hamil hamil stunting dan
pencegahan stunting
 
dengan pemberian
makanan bergizi dan
tepat.
Memberikan post test
setelah penyuluhan
MENETAPKAN JADWAL
KEGIATAN
NO WAKTU ACARA PENANGGUNG KET
JAWAB

1 08.30-09.15 Pendaftaran Dewi Suzanti


Peserta
2 09.15-09.30 Pembukaan Leryan Silra
Anita
3 09.30-09.45 Pre Test Dewi Suzanti

4 09.45-10.30 Penyuluhan Leryan Silra


Stunting Anita
5 10.30-11.00 Tanya Jawab Leryan Silra
Anita Dewi
Suzanti
6 11.00-11.30 Post Test Dewi Suzanti

7 11.30 Penutup Leryan Silra


Anita
Dewi Suzanti
MENETAPKAN SUSUNAN AGGOTA PENANGGUNG JAWAB KEGIATAN

NO TUGAS NAMA PENGGUNG JAWAB

1. Pembuatan proposal, Materi penyuluhan, Leryan Silra Anita


kuesioner dll Dewi Suzanti

2. Koordinasi dengan pihak puskesmas dan Leryan Silra Anita


desa
 

3. Penanggung jawab absensi dan Dewi Suzanti


pembagian kuesioner pre-test dan post
test

4. Penanggung jawab acara Leryan Silra Anita

Dewi Suzanti
5. Seksi dokumentasi dan rekap pre-test dan Dewi Suzanti
post test Leryan Silra Anita
MONITORING DAN EVALUASI

Monitoring
Kegiatan yang dimonitor
Input : memantau kegiatan yang dilaksanakan apakah sesuai jadwal dan informasi sampai
kepada sasaran penyuluhan. Memantau kehadiran peserta penyuluhan dengan mengisi
absensi peserta.
Proses : kegiatan diawali dengan acara pembukaan oleh salah satu mahasiswa. Dilanjutkan
dengan pembagian kuesioner pre-test kemudian mengumpulkan kuesioner. Pemberia materi
penyuluhan oleh pemateri. Setelah penyuluhan dibuka sesi tanya jawab dan diskusi.
Dilanjutkan dengan pembagian post test.
Output : ibu balita mengikuti semua rangkaian acara dan mengisi lembar kuesioner post test.
 Cara memonitor
Monitoring dilakukan dengan cara observasi dan kuesioner yang telah disiapkan, terdiri dari
lembar responden, pengetahuan ibu dan pola asuh ibu.
Waktu Monitoring
Monitoring dilakukan selama acara berlangsung dari pendaftaran peserta hingga penutupan
acara.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai