Anda di halaman 1dari 47

LOKAKARYA MINI LINTAS SEKTOR REMBUK STUNTING

PUSKESMAS GEMUH I & PUSKESMAS GEMUH II 7 Maret 2023


2
PELAKSANAAN PROGRAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
siap melaksanakan arahan presiden untuk menurunkan stunting

menjadi melalui

14%
pendekatan
keluarga

Rencana Aksi Nasional

Mekanisme Dan Tata Kerja

Pemantauan, Evaluasi Dan Pelaporan

PERATURAN KEPALA BKKBN NOMOR 12 TAHUN 2021


PERATURAN PRESIDEN Nomor 72 tahun 2021 TENTANG RAN PASTI
tentang Percepatan Penurunan Stunting (RENCANA AKSI NASIONAL PERCEPATAN PENURUNAN ANGKA STUNTING INDONESIA
TAHUN 2021-2024)
Regulasi Kabupaten Kendal
Dalam Percepatan Penurunan Stunting

1.Perpres Nomor 72 Tahun 2021 Tentang “Percepatan


Penurunan Stunting”

2.Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga


Berencana Nasional Nomor 12 Tahun 2021 Tentang “Rencana
Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia
Tahun 2021-2024”

3.Peraturan Bupati Kendal Nomor 42 Tahun 2021 Tentang


“Percepatan Pencegahan Stunting di Kabupaten Kendal” .

4.SK BUPATI KENDAL “ Pembentukan POKJA Percepatan


Pencegahan Stunting Kab. Kendal nomor 444/316/2021

5.Surat Keputusan Bupati Kendal Nomor 441.8/181/2022


Tentang “Pembentukan Tim Percepatan Penurunan Stunting
Tingkat Kabupaten Kendal”
REGULASI PENDUKUNG
1. Keputusan Bupati Kendal Nomor : 441/372/2017 tentang Perubahan atas Keputusan Bupati Kendal Nomor :
441/751/2011 tentang Pembentukan Tim Koordinasi Penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium
Kabupaten Kendal
2. Peraturan Daerah No.3 Tahun 2019 tentang Pemberian ASI Eklusif
3. Peraturan Bupati Kendal Nomor : 46 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan yang dibiayai dari
Dana Desa di Kabupaten Kendal Tahun Anggaran 2020
4. PERBUP GERMAS no.16 Tahun 2020 tentang “ Gerakan Masyartakat Hidup Sehat “
5. SK BUPATI KENDAL No. 440/403/2020 “ Pembentukan FORKOM GERMAS Kab. Kendal “
6. SE BUPATI KENDAL No. 690/182 Tahun 2015 “ Percepatan Progran STBM “
7. SE BUPATI KENDAL No. 140/720.C/DPMD Tahun 2017 “ Penggangaran Sarana & Prasarana Kesehatan dalam
mewujudkan Kendal Bebas Buang Air Besar Sembarangan “
8. SE SEKDA No. 440/973/2018 “ Percepatan Pencapaian ODF Kab. Kendal
APA ITU STUNTING? APA PENYEBABNYA?
Stunting adalah Pengasuhan Yang Kurang Kurangnya akses terhadap air
Baik bersih dan sanitasi
gangguan
pertumbuhan dan • Kurangnya pengetahuan • 1 dari 5 rumah tangga di Indonesia
masih buang air besar di ruang
perkembangan anak ibu mengenai kesehatan
terbuka.
akibat kekurangan gizi dan gizi sebelum dan pada • 1 dari 3 rumah tangga belum
masa kehamilan,serta
kronis dan infeksi memiliki akses terhadap air bersih.
melahirkan.
berulang, yang ditandai • 60% anak usia 0-6 bulan
dengan panjang atau tidak mendapatkan ASI
tinggi badannya Eksklusif.
berada di bawah • Terbatasnya Layanan
standar yang kesehatan untuk ibu selama
masa kehamilan.
ditetapkan oleh menteri Kurangnya akses rumah tangga/keluarga terhadap
yang makanan bergizi
menyelenggarakan • Makanan bergizi di Indonesia masih tergolong mahal.
urusan pemerintahan di • Komoditas makanan di Jakarta 94% lebih mahal
dibandingkan dengan di New Delhi, India (RISKESDAS 2013,
bidang kesehatan. SDKI 2012, SUSENAS).
(sumber: Perpres 72 Tahun 2021) 11
DAMPAK STUNTING

BEBERAPA KAJIAN : DAMPAK STUNTING TERJADI PROSES “3G”


▪ Stunting adalah masalah gizi kronis yang
disebabkan oleh asupan gizi kurang dalam
GAGAL TUMBUH;
waktu lama dan tidak sesuai kebutuhan,
mengakibatkan gagal tumbuh pada anak balita Berat Lahir Rendah, kecil, pendek,
kurus, daya tahan rendah, mudah sakit
sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.
▪ Stunting di awal kehidupan akan berdampak
buruk terhadap kesehatan, kognitif dan
fungsional ketika dewasa; GAGAL KEMBANG,
Gangguan Kognitif, lambat menyerap
▪ Stunting dapat terjadi sejak bayi dalam pengetahuan nilai sekolah dan
kandungan dan masa awal setelah bayi lahir, keberhasilan pendidikan
dan baru tampak setelah bayi berumur 2 (dua)
tahun.
➔Waktu terbaik untuk mencegah stunting adalah
selama kehamilan dan dua tahun pertama GANGGUAN METABOLISME TUBUH,
kehidupan. ( 1000 HPK ) berisiko gemuk dan terkena
penyakti tidak menular
5 Pilar dan Prioritas Percepatan Pencegahan Stunting

PILAR 1 PILAR 2 PILAR 3 PILAR 4 PILAR 5


5 |PILAR Peningkatan
komitmen dan
visi
Peningkatan
komunikasi
perubahan
Peningkatan
konvergensi
intervensi
Peningkatan
ketahanan pangan
dan gizi pada
Penguatan dan
pengembangan sistem,
data, informasi, riset
kepemimpinan perilaku dan spesifik dan tingkat individu, dan inovasi,
TUJUAN pemberdayaan intervensi keluarga, dan penanggung jawab
1. menurunkan prevalensi masyarakat sensitif masyarakat kegiatan dan output
stunting
2. meningkatkan kualitas Prioritas Percepatan Pencegahan Stunting
penyiapan kehidupan
berkeluarga Sasaran
3. Menjamin pemenuhan remaja, calon Kabupaten/kota prioritas Kegiatan Prioritas RAN PASTI
asupan gizi pengantin, ibu hamil, (melalui pendekatan keluarga berisiko stunting)
• 2018 => 100 kabupaten/kota
4. memperbaiki pola asuh ibu menyusui, anak • 2019 => 160 kabupaten/kota 1. Penyediaan data keluarga berisiko Stunting;
5. meningkatkan akses berusia 0 s.d 59 bulan • 2020 => 260 kabupaten/kota 2. Pendampingan keluarga berisiko Stunting;
dan mutu pelayanan • 2021 => 360 kabupaten/kota 3. Pendampingan semua calon pengantin/calon
kesehatan; dan
Intervensi Prioritas Pasangan Usia Subur (PUS);
• 2022-2024 =>
6. meningkatkan akses air • Intervensi spesifik semua kabupaten/kota 4. Surveilans keluarga berisiko Stunting;
minum dan sanitasi. • Intervensi sensitif 5. Audit kasus stunting.
Upaya Perbaikan yang Perlu Dilakukan
(termasuk dalam Perpres Percepatan Penurunan Stunting)
Konvergensi di Tingkat Kabupaten/Kota
Penajaman Kegiatan dan Sasaran • Penetapan target stunting di setiap
• Diarahkan kepada keluarga 1.000 HPK provinsi/kab/kota.
(ibu hamil dan balita).
• Penguatan pelaksanaan pendampingan 8 aksi
• Integrasi data sasaran prioritas. konvergensi yang dipantau oleh Kemendagri.
• Perluasan cakupan intervensi spesifik • Pembentukan tim di kab/kota sampai dengan
minimal 90%. desa.

Pembiayaan
• Penguatan integrasi pembiayaan
Penguatan Tata Kelola melalui anggaran K/L dan DAK stunting.
• Peran BKKBN sebagai ketua pelaksana/koordinator lapangan. • Penguatan penganggaran APBD dan
• Pembagian peran BKKBN (sebagai koordinator pelaksanaan di Dana Desa.
lapangan) & Bappeda sebagai koordinator perencanaan & • Insentif untuk daerah yang berhasil.
penganggaran dalam Aksi Konvergensi di daerah. • Pelibatan SUN Networks (Dunia usaha,
• Sistem monev terintegrasi. organisasi masy, PT dan organisai
• Penandaan (tagging) anggaran & penilaian kinerja. profesi) di tingkat provinsi.

• (Peraturan BKKBK No. 12 Tahun 2021 tentang RAN PASTI


TIM KOORDINASI
Percepatan Penurunan Stunting

15
Koordinasi Penyelenggaraan Percepatan Penurunan Stunting
Tim Percepatan Penurunan Stunting Tim Percepatan Penurunan Stunting Tim Percepatan Penurunan Stunting
Tingkat Provinsi Tingkat Kabupaten/Kota Tingkat Desa/Kelurahan
▪ Gubernur menetapkan tim ▪ Bupati/walikota menetapkan tim ▪ Kepala desa/lurah menetapkan tim Percepatan
Percepatan Penurunan Stunting Percepatan Penurunan Stunting tingkat Penurunan Stunting tingkat provinsi.
tingkat provinsi. kabupaten/kota ▪ Tugas: mengoordinasikan, menyinergikan, dan
▪ Tugas: mengoordinasikan, ▪ Tugas: mengoordinasikan, mengevaluasi penyelenggaraan Percepatan Penurunan
menyinergikan, dan menyinergikan, dan mengevaluasi Stunting secara efektif, konvergen, dan terintegrasi
mengevaluasi penyelenggaraan penyelenggaraan Percepatan Penurunan dengan melibatkan lintas sektor di tingkat
Percepatan Penurunan Stunting Stunting secara efektif, konvergen, dan desa/kelurahan.
secara efektif, konvergen, dan ▪ Tim Percepatan Penurunan Stunting tingkat
terintegrasi dengan melibatkan lintas
terintegrasi dengan melibatkan desa/kelurahan melibatkan :
sektor di tingkat kabupaten/kota dan
lintas sektor di tingkat provinsi.
kecamatan. a.tenaga kesehatan paling sedikit mencakup bidan,
▪ Tim Percepatan Penurunan tenaga gizi, dan tenaga kesehatan lingkungan;
Stunting tingkat provinsi terdiri ▪ Tim Percepatan Penurunan Stunting
tingkat provinsi terdiri atas perangkat b.Penyuluh Keluarga Berencana dan/atau Petugas
atas perangkat daerah dan Lapangan Keluarga Berencana;
Pemangku Kepentingan, daerah dan Pemangku Kepentingan,
c. Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan
termasuk Tim Penggerak termasuk Tim Penggerak Pemberdayaan
Keluarga (TP-PKK);
Pemberdayaan Kesejahteraan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK). d.Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa (PPKBD)
Keluarga (TP-PKK). ▪ Susunan keanggotaan tim Percepatan dan/ atau Sub-PPKBD/ Kader Pembangunan Manusia
▪ Susunan keanggotaan tim Penurunan Stunting tingkat (KPM), kader, dan/atau unsur masyarakat lainnya.
Percepatan Penurunan Stunting kabupaten/kota disesuaikan dengan ▪ Susunan keanggotaan tim Percepatan Penurunan
tingkat provinsi disesuaikan kebutuhan pemerintah daerah Stunting tingkat provinsi disesuaikan dengan kebutuhan
dengan kebutuhan Pemda prov kabupaten/kota. pemerintah desa/kelurahan.
TUGAS TIM PENDAMPING
KELUARGA
SK TIM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING TELAH DIBENTUK
SESUAI DENGAN
SK BUPATI KENDAL NO. 441.8/181/2022
Wakil Bupati Kendal

Ketua Pelaksana

Kepala DP2KBP2PA Kab Kendal

Sekretaris

Sekretaris Daerah Kab Kendal


TUGAS TIM PENDAMPING KELUARGA
Kepala BAPERLITBANG Kab Kendal Ketua TP-PKK Kab Kendal

Wakil Ketua Wakil Ketua Wakil Ketua

Bidang Pelayanan Intervensi Bidang Perubahan Perilaku dan Bidang Koordinasi, Konvergensi, dan Bidang Data, Monitoring,
Sensitif dan Intervensi Spesifik Pendamping Keluarga perencanaan Evaluasi dan Knowledge
(SK CAMAT GEMUH No. 411.8/1.a/2022)
www.ciptaDesa.com
SSGI JAWA TENGAH 2022

www.ciptaDesa.com
www.ciptaDesa.com
SSGI KENDAL 2022

www.ciptaDesa.com
REKAP DATA SSGI JAWA TENGAH
PER KABUPATEN

REKAP DATA SSGI 2021 VS SSGI 2022 REKAP DATA SSGI 2021 VS SSGI 2022
SSGI SSGI SSGI SSGI
NO KABUPATEN / KOTA SELISIH NO KABUPATEN / KOTA SELISIH
2021 2022 2021 2022
1 Kabupaten Brebes 26.3% 29.1% 2.8% 19 Kabupaten Pemalang 24.7% 19.8% -4.9%
2 Kabupaten Temanggung 20.5% 28.9% 8.4% 20 Kabupaten Sukoharjo 20.0% 19.8% -0.2%
3 Kabupaten Magelang 22.3% 28.2% 5.9% 21 Kabupaten Grobogan 9.6% 19.3% 9.7%
4 Kabupaten Purbalingga 16.8% 26.8% 10.0% 22 Kabupaten Kudus 17.6% 19.0% 1.4%
5 Kabupaten Blora 21.5% 25.8% 4.3% 23 Kabupaten Semarang 16.4% 18.7% 2.3%
6 Kabupaten Rembang 18.7% 24.3% 5.6% 24 Kabupaten Jepara 25.0% 18.2% -6.8%
7 Kabupaten Sragen 18.8% 24.3% 5.5% 25 Kabupaten Klaten 15.8% 18.2% 2.4%
8 Kabupaten Batang 21.7% 23.5% 1.8% 26 Kabupaten Wonogiri 14.0% 18.0% 4.0%
9 Kabupaten Pekalongan 19.5% 23.5% 4.0% 27 Kabupaten Cilacap 17.9% 17.6% -0.3%
10 Kota Pekalongan 20.6% 23.1% 2.5% 28 Kabupaten Kendal 21.2% 17.5% -3.7%
11 Kabupaten Pati 20.6% 23.0% 2.4% 29 Kota Tegal 23.9% 16.8% -7.1%
12 Kabupaten Wonosobo 28.1% 22.7% -5.4% 30 Kabupaten Banyumas 21.6% 16.6% -5.0%
13 Kabupaten Karanganyar 16.2% 22.3% 6.1% 31 Kabupaten Demak 25.5% 16.2% -9.3%
14 Kabupaten Tegal 28.0% 22.3% -5.7% 32 Kota Surakarta 20.4% 16.2% -4.2%
15 Kabupaten Banjarnegara 23.3% 22.2% -1.1% 33 Kota Salatiga 15.2% 14.2% -1.0%
16 Kabupaten Kebumen 15.9% 22.1% 6.2% 34 Kota Magelang 13.3% 13.9% 0.6%
17 Kabupaten Purworejo 15.7% 21.3% 5.6% 35 Kota Semarang 21.3% 10.4% -10.9%
18 Kabupaten Boyolali 20.7% 20.0% -0.7% JAWA TENGAH 20.9% 20.8% -0.1%
DATA STUNTING
KABUPATEN KENDAL

TAHUN

2021 2021 2022 2022


2020
Feb Agust Feb Agust

4383 5017 4128 7892 6413


(8,30%) (9,50%) (8,06%) (13,3 %) (11,4%)
15.0

0.0
20.0

5.0
25.0

10.0
3.6

6.4

7.2

8.2

8.2

8.5

8.6

9.3

9.5

9.6

9.7

9.9

10.1

10.9

12.2

13.0

15.0

15.3

15.6

15.7

16.1
BULAN PEBRUARI TAHUN 2022
PROSENTASE BALITA STUNTING

16.2

16.7

16.9

17.9

18.5

21.5

21.9

22.7

23.6

13.3
0.0
2.0
4.0
8.0

6.0
10.0
14.0
16.0
18.0
20.0

12.0
4.2

4.9

5.2

5.8

6.4

6.9

8.0

8.3

8.5

8.6

8.6

8.8

9.0

9.3

10.0

10.6

10.7

12.2

12.4
BULAN AGUSTUS TAHUN 2022
PROSENTASE BALITA STUNTING

12.7

12.7

16.0

17.0

17.0

17.2

17.5

17.7

18.0

18.9

19.1

11.4
10.00
15.00
20.00
25.00

0.00
5.00
9.34
9.3

17.88
17.7

14.98
17

3.60
8.6

9.85
8.3

21.94
19.1

7.21
5.2

22.65
8.5

21.51
10.7

9.68
10.6

8.18
8.8

18.54
18.9

16.69
17.2

6.41
4.2

12.22
12.7

16.17
4.9

9.47
8.6

9.59
8

15.63
10

10.13
9

8.55
5.8

15.30
17

10.85
12.2
TREND PREVALENSI STUNTING TAHUN 2022

16.09
16

23.63
17.5

13.01
18

15.75
12.4

16.93
12.7

8.19
6.4

8.57
6.9

13.32
11.4
PEB
AGT
CAPAIAN ENTRY DATA BALITA
e-PPGBM BULAN FEBRUARI 2023
PUSKESMAS GEMUH I PUSKESMAS GEMUH II

NO DESA BALITA STUNTING % NO DESA BALITA STUNTING %


DIUKUR DIUKUR

1 TAMANGEDE 246 12 4,88 1 KROMPAAN 123 7 5,69

2 GEMUHBLANTEN 155 10 6,45 2 GEBANG 198 21 10,61

3 SEDAYU 151 10 6,62 3 PONCOREJO 206 21 10,19

4 PAMRIYAN 111 19 17,12 4 LUMANSARI 199 30 15,08

5 GALIH 171 14 8,19 5 JOHOREJO 137 25 18,25

6 CEPOKOMULYO 267 13 4,87 6 TLAHAB 148 18 12,16

7 TRIHARJO 260 28 10,27 7 PUCANGREJO 286 40 13,99

8 SOJOMERTO 339 32 9,44 8 JENARSARI 196 27 13,78

PUSKESMAS 1700 138 8,12 PUSKESMAS 1493 189 12,66


400 PUSKESMAS GEMUH I
Balita Diukur = 1700
350 339
Stunting = 138 Kasus
300
267 260
246
250

200
171
155 151
150
111
100

50 28 32
12 10 10 19 14 13
0
Tamangede Gemuhblanten Sedayu Pamriyan Galih Cepokomulyo Triharjo Sojomerto
Jumlah Balita Stunting
350
PUSKESMAS GEMUH II
Balita Diukur = 1493
300 Stunting = 189 Kasus 286

250

206
198 199 196
200

148
150 137
123

100

50 40
30 25 27
21 21 18
7
0
Krompaan Gebang Poncorejo Lumansari Johorejo Tlahab Pucangrejo Jenarsari
Jumlah Balita Stunting
POSYANDU SWEEPING IMUNISASI PEMBERIAN VIT A dan
OBAT CACING
PENYULUHAN KB KELAS IBU HAMIL
KUNJUNGAN BUMIL RISTI

KUNJUNGAN BUMIL (P4K) KUNJUNGAN BUFAS


INSPEKSI KESEHATAN LINGKUNGAN KUNJUNGAN KASUS TB MANGKIR
DI SEKOLAH

PE TERHADAP PENYAKIT DBD


MONITORING BALITA STUNTING
MONITORING BALITA STUNTING
JAMBORE PRAMUKA dan JAMBORE KADER KESEHATAN
KENDALA YANG DIHADAPI
Faktor Ekonomi
• Kondisi finansial yang kurang, mengakibatkan tidak tercukupinya kebutuhan nutrisi
yang baik dan seimbang
• Masyarakat yang tidak memiliki jaminan kesehatan rentan menderita berbagai
penyakit baik akut ataupun menahun

Pola Asuh yang tidak benar


• Masih ada mitos-mitos pada mengenai makanan yang boleh dimakan dan yang
tidak boleh dimakan serta intervensi dari orang sekitar
• Kurangnya pengetahuan dan perhatian pengasuh terhadap anak
KENDALA YANG DIHADAPI
Pemberian TTD untuk remaja putri

• Masih banyak remaja putri yang tidak mau minum TTD dengan berbagai alasan
• Belum terlaksananya minum TTD Bersama-sama di Sekolah/Ponpes secara rutin

Pemenuhan kebutuhan gizi pada ibu hamil

• Masih ada mitos-mitos pada ibu hamil mengenai makanan yang boleh dimakan dan
yang tidak boleh dimakan serta intervensi dari orang sekitar
• Kondisi kesehatan dan psikis ibu hamil
KENDALA YANG DIHADAPI
ASI Eksklusif

• ASI Eksklusif sering gagal pada hari-hari pertama kelahiran


• Asupan gizi ibu yang tidak adekuat

MP-ASI yang tepat

• Pemberian MP-ASI yang tidak tepat baik dalam jumlah, jenis maupun waktu
KENDALA YANG DIHADAPI
Pemantaun tumbuh kembang anak secara rutin
• Masih ada ibu balita ke Posyandu tujuannya hanya untuk vaksinasi atau untuk
mendapatkan Vitamin A atau obat cacing
• Orang tua merasa malu jika BB anak tidak naik

Kebersihan diri dan lingkingan


• Menjaga kebersihan terutama cuci tangan pakai sabun, belum bisa menjadi
perilaku
• Belum sepenuhnya bebas BABS (ODF)
KENDALA YANG DIHADAPI

Akses air bersih


• Masih ada keluarga yang belum mendapat akses air bersih

Merubah perilaku hidup bersih dan sehat

• Untuk merubah perilaku seseorang, tidak bisa dilakukan dalam jangka waktu yang
singkat dan secara bertahap
STRATEGI PENANGANAN STUNTING

• Pendekatan “Continuum Of Care” & “Life Cycle”1000 HPK


• Menyiapkan Remaja Sehat
• Pemberian Tablet Tambah Darah Remaja Putri & Ibu Hamil
• Deteksi Dini anemia Remaja melalui pemeriksaan Hemoglobin
• Pelayanan Kesehatan Reproduksi Untuk Calon Pengantin
• Penyediaan Antropometri KIT di Posyandu
• Pengadaan Makanan Tambahan Bagi Ibu Hamil KEK & Balita berisiko ( PMT Lokal
& Pabrikan )
• Menggandeng BAZNAS dan CSR lainnya
• Komunikasi, Koordinasi dan Kolaborasi antar stake holder terkait
• KIE pencegahan stunting melalui media-media, media massa, sosial, cetak, &
elektronik
• Mengembangkan inovasi kegiatan penurunan stunting
HARAPAN

▪ KOMITMEN BERSAMA , HARMONISASI DAN


KEMITRAAN dengan berbagai pihak, untuk
menumbuhkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan dalam percepatan penurunan
stunting
Bismilah Bersama Kita Bisa!

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai