Anda di halaman 1dari 34

STUNTING

Kelompok 3 :
• Haryadi Prayoga
• Mayline Angela H
• Lasrika S Sinaga
• Natalie
APA ITU STUNTING?
• Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita
akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 Hari
Pertama Kehidupan (HPK)
• Kondisi gagal tumbuh pada anak balita disebabkan oleh
kurangnya asupan gizi dalam waktu lama serta terjadinya
infeksi berulang, dan kedua faktor penyebab ini
dipengaruhi oleh pola asuh yang tidak memadai terutama
dalam 1.000 HPK2
KONDISI STUNTING DI INDONESIA
Indonesia masih menghadapi permasalahan gizi yang
berdampak serius terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM). Salah satu masalah gizi yang menjadi perhatian
utama saat ini adalah masih tingginya anak balita pendek
(Stunting)
LANJUTAN
Balita Stunting (Tinggi Badan per Umur) :
• Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2010 dan 2013, dan Pemantauan
Status Gizi Tahun 2015 dan 2017, menunjukan prevalensi stunting masih
tinggi dan tidak menurun mencapai batas ambang WHO
• Riskesdas Tahun 2010 mencapai 35,6% dan Tahun 2013 mencapai 37,2 %
• Pemantauan Status Gizi (PSG) Tahun 2015 (29.0%) dan Tahun 2017 (29,6
%)
STUNTING TERLAMBAT DIKENALI 105 cm 125 cm 100 cm
(BARU DAPAT DILIHAT SETELAH 2
TAHUN)

Usia 2 tahun
2 bulan Usia 4 tahun
4 bulan

7 thn 7 thn 4 thn

Stunting:
• Dilihat berdasarkan Panjang Badan per Umur
(PB/U) atau Tinggi Badan per Umur (TB/U).
• Nilai Z-score <-2,0 2
SEBARAN STUNTING DI INDONESIA
PREVALENSI STUNTING 2013 - 2018
DAMPAK STUNTING

• stunting menyebabkan gagal tumbuh, hambatan perkembangan


Jangka Pendek kognitif dan motorik, dan tidak optimalnya ukuran fisik tubuh serta
gangguan metabolisme

• stunting menyebabkan menurunnya kapasitas intelektual.


Gangguan struktur dan fungsi saraf dan sel-sel otak yang bersifat
permanen dan menyebabkan penurunan kemampuan menyerap
pelajaran di usia sekolah yang akan berpengaruh pada
Jangka Panjang produktivitasnya saat dewasa.
• kekurangan gizi juga menyebabkan gangguan pertumbuhan
(pendek dan atau kurus) dan meningkatkan risiko penyakit tidak
menular seperti diabetes melitus, hipertensi, jantung kroner, dan
stroke
ARAHAN PRESIDEN PENURUNAN
STUNTING

“.... agar menyiapkan deklarasi “....Gerakan nasional


sebuah gerakan nasional yang penurunan stunting agar
dipimpin langsung oleh Presiden disiapkan pada bulan-
dan diikuti oleh para menteri
secara serentak turun ke daerah bulan ini, sehingga
untuk melaksanakan gerakan pemerintah terlihat serius
nasional tersebut sampai ke bekerja untuk
Posyandu, khususnya di 100
menyelesaikan
kabupaten....”
permasalahan tersebut....”

GIZI INVESTASI
BANGSA
STRATEGI KEPEMIMPINAN
• Kepemimpinan Presiden/Wakil Presiden untuk pencegahan stunting; dengan
memastikan bahwa visi, arahan, dan dukungan Presiden dan Wakil Presiden
tersosialisasi dengan baik dan diterjemahkan ke dalam kebijakan dan distribusi
sumber daya yang tepat sasaran dan memadai di semua tingkatan..
• Kepemimpinan Pemerintah Daerah untuk pencegahan stunting; dengan
menciptakan lingkungan kebihakan yang mendukung bagi penyelenggaraan
kegiatan konvergensi pencegahan stunting berbasis hasil.
• Kepemimpinan Pemerintah Desa untuk pencegahan stunting; dengan menciptakan
lingkungan kebijakan yang mendukung bagi penyelenggaraan pencegahan
stunting secara konvergen di tingkat desa.
• Pelibatan swasta, masyarakat madani, dan komunitas; dengan memastikan
keterlibatan mereka secara aktif dalam percepatan pencegahan stunting di
masyarakat.
KEBIJAKAN PENURUNAN STUNTING
Komitmen untuk percepatan perbaikan gizi diwujudkan dengan
ditetapkannya Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2013 tentang
Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi yang mengintegrasikan
pelayanan kesehatan, terutama kesehatan ibu, anak dan
pengendalian penyakit dengan pendekatan berbagai program dan
kegiatan yang dilakukan lintas sektor
SUBSISTEM KEBIJAKAN DAN
STRATEGI
• Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,
• Undang-undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan,
• Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,
• Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional
Percepatan Perbaikan Gizi,
• Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2017 tentang Kebijakan Strategis
Pangan dan Gizi,
• Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2018 tentang Rencana Kerja
Pemerintah Tahun 2019,
• Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat,
RPJMN 2014-2019
1. Peningkatan surveilans gizi termasuk pemantauan pertumbuhan
2. Peningkatan akses dan mutu paket pelayanan kesehatan dan gizi dengan fokus
utama pada 1.000 hari pertama kehidupan (ibu hamil hingga anak usia 2 tahun),
balita, remaja, dan calon pengantin
3. Peningkatan promosi perilaku masyarakat tentang kesehatan, gizi, sanitasi,
higiene, dan pengasuhan
4. Peningkatan peran masyarakat dalam perbaikan gizi termasuk melalui Upaya
Kesehatan Berbasis Masyarakat/UKBM (Posyandu dan Pos PAUD)
5. Penguatan pelaksanaan, dan pengawasan regulasi dan standar gizi
6. Pengembangan fortifikasi pangan
7. Penguatan peran lintas sektor dalam rangka intervensi sensitif dan spesifik yang
didukung oleh peningkatan kapasitas pemerintah pusat, provinsi dan
kabupaten/kota dalam pelaksanaan rencana aksi pangan dan giz
PILAR STRATEGI NASIONAL
PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING
INTERVENSI GIZI SPESIFIK
INTERVENSI GIZI SPESIFIK
SUMBER PEMBIAYAAN
Sumber pembiayaan dalam upaya pencegahan stunting mengikuti
skema pembiayaan pemerintah yang sudah ada, baik berasal dari :
• Dana desa (APBDesa),
• Dana kabupaten/ kota (APBD kabupaten/kota),
• Dana Alokasi Khusus (DAK),
• Dana provinsi (APBD provinsi),
• Dana kementerian/lembaga (APBN),
• Maupun pendapatan lainnya yang sah
DANA ALOKASI PENURUNAN STUNTING
PADA 10 KABUPATEN PRIORITAS
TINDAK LANJUT

1. Anggaran sudah dialokasikan ke Provinsi dan Kabupaten/ Kota baik


dari Pusat, Daerah dan Dana Desa. Tantangannya adalah
menginventarisir target dan memastikan capaian baik di 10
Kabupaten prioritas maupun Kabupatan/Kota lainnya. (Desa-desa
prioritas di 10 Kabupaten/Kota harus segera dipastikan/diputuskan).
2. Sinergi dalam pelaksanaan (kegiatan, anggaran, waktu) dan
monitoring secara periodik
3. Evaluasi efektivitas dan efisiensi dilaksanakan berdasarkan
monitoring yang handal.
KOLABORASI DALAM PENURUNAN STUNTING
PERAN KEMENTERIAN KESEHATAN
1. Pembinaan dalam peningkatan status gizi masyarakat
2. Pembinaan dalam peningkatan pengetahuan gizi masyarakat
3. Pembinaan pencegahan stunting
4. Pelaksanaan strategi promosi kesehatan
5. Peningkatan surveilans gizi
6. Penguatan suplementasi gizi pada bumil
7. PMT bumil KEK
8. PMT balita kurang gizi
9. Pembinaan persalinan di fasyankes
10. Pembinaan STBM
11. Pengendalian filariasis dan kecacingan
SIGIZI TERPADU

Sistem informasi gizi terpadu atau Sigizi Terpadu merupakan suatu


sistem terintegrasi untuk mengetahui status gizi dan kinerja program,
yang dapat digunakan untuk:
• identifikasi masalah, kebutuhan dan
• sebagai bahan pengambilan keputusan serta kebijakan program gizi
masyarakat
MANFAAT SISTEM INFORMASI
1. Memperoleh data sasaran individu;
2. Mengetahui status gizi individu secara cepat dan
akurat;
3. Mengetahui secara cepat balita gizi buruk yang harus
dirujuk atau dilakukan tindakan;
4. Mengetahui pertumbuhan balita;
5. Memantau pemberian makanan tambahan (PMT);
6. Menjawab indikator gizi
TEKNOLOGI DALAM PENURUNAN
STUNTING
PENANGANAN STUNTING DI ERA
INDUSTRI 4.0
Food Security /
Ketahanan Pangan

Food and Nutrition Security /


Ketahanan Pangan dan Gizi

Human Security /
Ketahanan Manusia karena Pangan dan Gizi
SERVICE DELIVERY
SITUASI NASIONAL
• Keterbatasan akses kelompok miskin terhadap pangan bergizi.
• Keterbatasan regulasi mengenai pelabelan dan iklan pangan.
• Keterbatasan cakupan intervensi fortifikasi pangan.
• Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang menyediakan beras
dan telur bagi keluarga miskin.
SERVICE DELIVERY
• Akses pangan yang bergizi; dengan memastikan keterjangkauan dan
keteresediaan pangan bergizi, dan mendorong cakupa dan kualitas program
fortifikasi pangan utama yang sudah berjalan (garam, tepung terigu, minyak
goreng).
• Perluasan program bantuan sosial dan bantuan pangan non tunai yang bergizi
untuk keluarga kurang mampu; agar dapat memenuhi kebutuhan gizi sasaran
prioritas dari keluarga kurang mampu.
• Pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi keluarga; dengan mempercepat
diversifikasi pangan berbasis sumber daya pangan lokal dan pengembangan
Kawasan Ramah Pangan Lestari (KRPL) berkelanjutan.
• Penguatan regulasi mengenai label dan iklan pangan; dengan memperkuat
koordinasi kelembagaan, penegakan hukum, dan mekanisme pelabelan dan
penyampaiaan iklan pangan untuk memastikan keamanan dan mutu pangan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai