Anda di halaman 1dari 21

PERAN SURVEILANS GIZI DALAM

PENURUNAN STUNTING DI
SULAWESI TENGGARA
ROSMAWATI, SKM, M.Kes
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat
Dinkes Provinsi Sulawesi Tenggara
disampaikan pada
Pertemuan Konvergensi, Koordinasi dan
Konsolidasi LP/LS Penurunan Stunting Tingkat
Provinsi Sulawesi Tenggara
Kendari, 2 s/d 4 Juni 2022
PP No. 38/ 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota

• Salah satu kewajiban Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten dan Kota
adalah melaksanakan surveilans.
• Pemerintah Daerah (Dinas Kesehatan kabupaten/Kota dan Puskesmas) selaku
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan Unit Pelaksana Teknis Daerah
(UPTD) wajib menyelenggarakan surveilans gizi.
Pelaksanaan Teknis Surveilans Gizi
Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 14 Tahun 2019
Tentang Pelaksanaan Teknis
Surveilans Gizi

sigiziterpadu.gizi.kemkes.go.id
(Penyediaan Informasi)

- Penyajian informasi
- Diseminasi
- Advokasi - Pengumpulan data
- Analisis data (pemetaan,
peramalan & pengamatan)

- Perumusan kebijakan dan Strategi


- Pengambilan keputusan
-Kerja sama pemangku kepentingan
Tindakan (kegiatan) intervensi:
(Pemanfaatan Informasi) - Darurat
- Jangka pendek
- Jangka panjang
Tujuan Surveilans Gizi

(1) perencanaan bidang pangan dan gizi


(2) pengelolaan dan evaluasi program gizi
(3) peringatan dini (early warning) untuk tindakan (respon)
1. Masalah gizi di Indonesia masih tinggi dan diperlukan
peningkatan upaya perbaikan gizi masyarakat secara
terus menerus
2. Pemenuhan kebutuhan informasi perkembangan Status Gizi dan kinerja kegiatan
pembinaan gizi masyarakat dari tahun ke tahun berbasis komunitas secara nasional
maupun regional
3. Informasi dari hasil surveilans diperlukan untuk:
evaluasi kinerja program pembinaan gizi masyarakat,
perumusan atau modifikasi kebijakan, dan perencanaan tahunan
program perbaikan gizi masyarakat
4. Survei-survei besar (nasional) yang ada hanya memberikan informasi gizi dalam selang
sekitar 3-5 tahun sekali (Riskesdas, Rifaskes, SDT, SDKI, Susenas, dsb)
1. Memenuhi kebutuhan daerah akan data dan informasi berbasis bukti dan
spesifik wilayah
2. Pengambilan tindakan intervensi sebagai respon terhadap informasi yang
dihasilkan, baik tindakan segera (quick response) maupun tindakan rutin.
3. Tersedianya data dan informasi yang dibutuhkan secara cepat, akurat, teratur
dan berkelanjutan untuk perencanaan, penentuan kebijakan dan evaluasi.
Intervensi
Gizi
PIDATO PRESIDEN TERPILIH :
VISI INDONESIA PESAN KESEHATAN
“Titik dimulainya pembangunan SDM
dimulai dengan menjamin
kesehatan ibu hamil,
kesehatan bayi, kesehatan
balita, kesehatan anak
sekolah karena merupakan umur
emas untuk mencetak manusia
Indonesia yang unggul. Jangan
stunting,
sampai ada
kematian bayi, kematian
ibu yang meningkat.”
9
Mengapa Kita Perlu Khawatir
Terhadap Masalah Kurang Gizi?
Kurang gizi pada dua tahun pertama
kehidupan menyebabkan kerusakan otak
yang tidak dapat lagi diperbaiki

Balita Pendek Stunted kurang berprestasi di


sekolah

Studi menunjukkan bahwa stunting


menurunkan jumlah penghasilan saat
dewasa sebesar 20%

Kurang Gizi menyebabkan kemiskinan

Fokus pada 1000 hari pertama kehidupan,


yang dimulai saat kehamilan hingga anak
berusia dua tahun, merupakan periode
yang sangat penting
Kehamilan & Pertumbuhan Janin Tumbuh Kembang Anak

Pertumbuhan otak Mencapai tinggi badan, berat


Membangun Membangun badan dan perkembangan
tinggi badan berat badan optimal
potensial potensial
(rapid increase (rapid increase
in cell number) in cell size)

Butuh gizi
mikro & Dibutuhkan seluruh zat gizi
Butuh Kalori (makro dan mikro) secara
protein
seimbang

Konsepsi 20 minggu LAHIR 2 TAHUN


MENGAPA 1000 HPK
(HARI PERTAMA KEHIDUPAN) PENTING ?

Dampak jangka pendek Dampak jangka panjang

Perkembangan Kognitif dan


otak Prestasi belajar

Gizi pada
1000 HPK Pertumbuhan Kekebalan
(janin dan massa tubuh
bayi 2 tahun) Kapasitas kerja
dan komposisi badan

Diabetes, Obesitas,
Metabolisme Penyakit jantung dan
Mati glukosa, lipids, protein pembuluh darah,
Hormon/receptor/gen kanker, stroke,
dan disabilitas lansia

Sumber: Short and long term effects of early nutrition (James et al 2000)
INTERVENSI SPESIFIK GIZI

Pendekatan siklus hidup (1000 HPK + remaja) dengan upaya optimalisasi cakupan

Promosi dan konseling menyusui


Promosi dan konseling PMBA 1 2

ibu hamil dan balita dan Pemantauan pertumbuhan dan


tatalaksana gizi buruk 6 3 perkembangan

Penanganan masalah gizi dengan Pemberian suplementasi TTD ibu hamil


pemberian makanan tambahan 5 4 dan remaja, serta pemberian vitamin A

SURVEILANS GIZI
PROSES INTERVENSI PENURUNAN STUNTING
TERINTEGRASI DI DESA KUNCI:
• Integrasi Lokus (Desa)
BOK BKKBN: Dana PKH • Integrasi Sasaran
Kampung KB Kemensos: (Keluarga Bumil dan
Kemkes: Balita)
Intervensi Spesifik Program Keluarga
dan PMT Harapan
Kemenag:
Pola Asuh Balita Program Catin
Ormas:

Asupan Makanan
Kampanye, Edukasi KUKM:

Survailans Gizi
Usaha UKM

Dana Desa
Dana CSR Kemendes:
Perusahaan: Bantuan Kegiatan
CSR bantuan PMT Posyandu
Ketahanan Pangan Keluarga
Lumbung Pangan Desa
POTENSI Dana Bedah Rmh,
Sanitasi Dana KRPL Dana Bibit Ikan
SUMBERDAYA KKP:
PUPR: Kementan:
DI PROVINSI Bedah Rumah, Kawasan Rumah Kampanye Makan
NTB PAMSINAS, STBM Pangan Lestari Ikan
Aksi 7. Pengukuran dan Publikasi Stunting

1 Status Gizi Anak Terpantau


Upaya kabupaten/kota untuk secara Berkala
memperoleh data prevalensi stunting
terkini pada skala layanan puskesmas,
kecamatan, dan desa
2 Pengukuran Prevalensi Stunting
Tingkat Desa, Kecamatan, dan
Kabupaten/Kota

Pengukuran dan publikasi angka stunting adalah upaya Kabupaten/Kota untuk


memperoleh data prevalensi stunting terkini pada skala layanan puskesmas,
kecamatan, dan desa

Hasil pengukuran serta publikasi untuk memperkuat komitmen pemerintah daerah


dan masyarakat dalam gerakan bersama penurunan stunting
13
Dalam Strategi Nasional (Stranas) Keterbatasan kapasitas dalam
Penyelenggaraan gizi
spesifik dan sensitif masih Percepatan Pencegahan Anak Kerdil penyelenggara program,
belum terpadu, baik dari (Stunting) di identifikasi kendalanya ketersediaan kualitas dan
sebagai berikut : pemanfaatan data untuk
proses perencanaan dan mengembangkan kebijakan,
penyelenggaraan 1 4
pogram advokasi, sosialisasi
pelaksanaan, pemantauan stunting, kegiatan konseling
maupun evaluasi. dan keterlibatan masyarakat.

Kebijakan dan program


yang dilaksanakan oleh Peningkatan cakupan layanan
berbagai sektor belum STRATEGI NASIONAL yang menyasar pada keluarga
2 5
memprioritaskan (STRANAS) 1000 hari pertama kehidupan
intervensi yang terbukti (HPK).
efektif.
Pengalokasian dan Secara umum konvergensi,
pemanfaatan sumber- koordinasi, konsolidasi
daya dan sumber dana 3 6
program pada berbagai
belum efektif dan tingkat pemerintahan
efisien. masih lemah.
1. Masih terdapat ibu hamil yang
tidak mengikuti kelas ibu hamil/
ANC
2. Masih terdapat ibu yang tidak
Kurangnya mengikuti posyandu
edukasi dan 3. Masih terdapat ibu yang tidak
memberikan ASI ekslusif
sosialisai 4. Masih terdapat ibu hamil yang
tidak mengonsumsi tablet
penambah darah dan PMT (Ibu
KEK)

Anda mungkin juga menyukai