Anda di halaman 1dari 41

Regulasi Percepatan Penurunan

Stunting dan Peran Apoteker

apt. Arifianti Piskana Susilawati, M.Clin.Pharm


Wakil Ketua II
Pengurus Daerah Ikatan Apoteker DI Yogyakarta
OUTLINE MATERI
Stunting

Regulasi Stunting

Intervensi Penurunan Stunting

Peran Apoteker
STUNTING
Stunting adalah
kondisi gagal
tumbuh pada anak
balita akibat
kekurangan gizi
kronis terutama
pada 1.000 Hari
Pertama Kehidupan
(HPK)
Pertumbuhan dan perkembangan anak dipengaruhi oleh
faktor lingkungan dan faktor keturunan.

Penelitian Dubois, et.al pada tahun 2012 menunjukkan


bahwa faktor keturunan hanya sedikit (4-7% pada wanita)
mempengaruhi tinggi badan seseorang saat lahir.
Sebaliknya, pengaruh faktor lingkungan pada saat lahir
ternyata sangat besar (74-87% pada wanita).

Hal ini membuktikan bahwa kondisi lingkungan yang


mendukung dapat membantu pertumbuhan dan
perkembangan anak.
Ibu hamil dengan konsumsi asupan gizi yang rendah dan mengalami
penyakit infeksi akan melahirkan bayi dengan Berat Lahir Rendah
(BBLR), dan/atau panjang badan bayi di bawah standar.
Asupan gizi yang baik tidak hanya ditentukan oleh ketersediaan
pangan di tingkat rumah tangga tetapi juga dipengaruhi oleh pola
asuh seperti pemberian kolostrum (ASI yang pertama kali keluar),
Inisasi Menyusu Dini (IMD), pemberian ASI eksklusif, dan pemberian
Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) secara tepat.
Selain itu, faktor kesehatan lingkungan seperti akses air bersih dan
sanitasi layak serta pengelolaan sampah juga berhubungan erat
dengan kejadian infeksi penyakit menular pada anak.
Kehidupan anak sejak dalam kandungan ibu hingga berusia dua
tahun (1.000 HPK) merupakan masa-masa kritis dalam
mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak yang
optimal.
Faktor lingkungan yang baik, terutama di awal-awal kehidupan
anak, dapat memaksimalkan potensi genetik (keturunan) yang
dimiliki anak sehingga anak dapat mencapai tinggi badan
optimalnya.
Penyebab tidak langsung masalah stunting dipengaruhi oleh berbagai
faktor :
1. meliputi pendapatan dan kesenjangan ekonomi,
2. perdagangan,
3. urbanisasi,
4. globalisasi,
5. sistem pangan,
6. jaminan sosial,
7. sistem kesehatan,
8. pembangunan pertanian, dan
9. pemberdayaan perempuan.
PP Nomor 72 Tahun
2021 Tentang
Percepatan Penurunan
Stunting
KETENTUAN DALAM PP 72 2021
• STRATEGI NASIONAL PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
• PENYELENGGARAAN PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
• KOORDINASI PENYELENGGARAAN PERCEPATAN PENURUNAN
STUNTING
• PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN PELAPORAN
• PENDANAAN
• KETENTUAN PERALIHAN
STRATEGI NASIONAL PENURUNAN STUNTING
1. menurunkan prevalensi stunting;

2. meningkatkan kualitas penyiapan kehidupan berkeluarga;

3. menjamin pemenuhan asupan gizi;

4. memperbaiki pola asuh;

5. meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan

6. meningkatkan akses air minum dan sanitasi


KELOMPOK SASARAN
1. remaja;;

2. calon pengantin;

3. Ibu Hamil ;

4. Ibu Menyusui;

5. anak berusia 0 (nol) - 59 (lima puluh sembilan)


bulan ;
Kegiatan prioritas yang paling sedikit mencakup
1. penyediaan data keluarga berisiko Stunting;

2. pendampingan keluarga berisiko Stunting;

3. pendampingan semua calon pengantin lcalon Pasangan Usia


Subur (PUS), wajib diberikan 3 (tiga) bulan pranikah sebagai
bagian dari pelayanan nikah ;
4. Surveilans keluarga berisiko Stunting; digunakan sebagai pertimbangan
pengambilan tindakan yang dibutuhkan dalam Percepatan Penurunan
Stunting;

5.Audit kasus Stunting. bertujuan untuk mencari penyebab terjadinya kasus


Stunting sebagai upaya pencegahan terjadinya kasus serupa.
Pendampingan keluarga berisiko Stunting

1. penyuluhan

2. fasilitasi pelayanan rujukan; dan;

3. fasilitasi penerimaan program


bantuan sosial.
5 Pilar
Percepatan Pencegahan Stunting
1.Komitmen dan Visi Kepemimpinan Nasional dan Daerah.
2.Kampanye Nasional dan Komunikasi Perubahan Perilaku.
3.Konvergensi Intervensi Spesifik dan Intervensi Sensitif, di Pusat,
Daerah, dan Desa.
4.Ketahanan Pangan dan Gizi.
5.Pemantauan dan Evaluasi.
PENYELENGGARAAN PERCEPATAN
PENURUNAN STUNTING

Kegiatan yang
Dilakukan oleh dilakukan
Kementrian dan ❖Perencanaan,
Mengacu pada
Lembaga Penganggaran
Strategi
sampai dengan ❖Kualitas
Nasional
Pemerintah Pelaksanaan
Desa ❖Monev, Pelaporan
❖Kapasitas SDM
INTERVENSI
PENURUNAN
STUNTING
Merupakan Pilar ke 3 dalam Strategi Nasional

Mencakup Intervensi Spesifik dan Intervensi


Sensitif yang dilaksanakan secara konvergen,
holistik, integratif, dan berkualitas melalui kerja
sarra multisektor di pusat, daerah, dan desa.
Intervensi Gizi Sensitif ( di luar
bidang Kesehatan)
• Peningkatan penyediaan air bersih dan sarana
sanitasi;
• Peningkatan akses dan kualitas pelayanan gizi
dan kesehatan;
• Peningkatan kesadaran, komitmen dan praktik
pengasuhan gizi ibu dan anak;.
PERAN APOTEKER
Farmasis memiliki kompetensi dalam
menejemen diet dan nutrisi serta peningkatan
kepatuhan terapi tablet tambah darah (TTD)
dalam pencegahan anemia, serta monitoring
efek samping TTD pada kehamilan. Hal ini
sesuai dengan yang disampaikan dalam
FIP (International Pharmaceutical Federation).

Anda mungkin juga menyukai