Anda di halaman 1dari 25

“WONG SERANG CEGAH STUNTING”

KABUPATEN SERANG

SIE GIZI
BIDANG KESMAS
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
Peraturan Presiden terkait Percepatan Perbaikan Gizi
Perpres No. 42 Tahun 2013 tentang
Gernas Percepatan Perbaikan Gizi

• Tujuan Umum:
Mempercepat perbaikan gizi
masyarakat prioritas pada seribu hari
pertama kehidupan

• Tujuan Khusus:
1.Meningkatkan komitmen para pemangku
kepentingan untuk memberikan
perlindungan dan pemenuhan gizi
masyarakat Perpres No. 83 Tahun 2017 tentang Kebijakan
2.Meningkatkan kemampuan pengelolaan Strategis Pangan dan Gizi
program gizi, khususnya koordinasi antar
sektor untuk mempercepat sasaran • Tujuan:
perbaikan gizi; dan Sebagai acuan bagi Pemerintah Pusat,
3.Memperkuat implementasi konsep program Pemerintah Daerah, dan Pemangku Kepentingan
gizi yang bersifat langsung dan tidak untuk meningkatkan ketahanan pangan dan gizi
langsung. yang berkelanjutan guna mewujudkan sumber
daya manusia yang berkualitas dan berdaya
saing.
3

Framework Intervensi Penurunan Stunting


Terintegrasi

Intervensi Gizi Spesifik


Intervensi Gizi Sensitif

Penurunan Stunting
memerlukan implementasi
intervensi lintas sektor
(spesifik dan sensitif) secara
terintegrasi di tingkat pusat
Sumber: Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting, dan daerah.
2018-2024
Temukan Batita Gizi kurang dan buruk!
 PSG, PWS, SURVAILENS DAN PENEMUAN KASUS OLEH UKM GIZI SERAHKAN KE DR UKP PMK FOKUS PADA
29/219

• Kabupaten Serang tahun 2019 masih ditemukan kasus


AKSI STUNTING Gizi buruk dan kurang yang berpotensi menjadi Stunting
DI KABUPATEN • Dari hasil PSG ditemukan Balita dengan Gizi kurang dan
Buruk dan tersebar di seluruh Kecamatan, Puskesmas
SERANG
• Di Puskesmas, Batita Gizi kurang dan buruk HARUS
 Fokus pada
DITANGANI SESUAI PMK 29 tahun 2019, melalui
Intervensi Spesifik Integrasi UKM dan UKP. Di Puskesmas harus mempunyai
kemampuan Penanganan Gangguan Gizi akibat penyakit
 Penanganan Batita
dengan Pemberian PKMK
Gizi kurang dan
buruk sesuai • Penduduk 1.508.397, 29 Kecamatan,326 Desa harus
 PMK 29 tahun 2019. dipetakan PWS mana2 Batita Gizi kurang dan buruk.

The Power of PowerPoint | http://thepopp.com


BESARAN MASALAH STUNTINGDIKAB.SERANG

28,8%
Prevalensi Stunting
BADUTA
Kab.Serang
19.9 %
Prevalensi Stunting di 29
berdasarkan Kecamatan Kab. Serang
RISKESDAS 2018 tahun 2018
(Surveilans Gizi e-ppgbm)

32,0%
Prevalensi Stunting
BALITA Kab.Serang
Berdasarkan
RISKESDAS 2018
UPAYA PERBAIKAN GIZI DI
KABUPATEN SERANG

\
Penggalanggan
Komitmen
Bersama
percepatan
penurunan
STUNTING Tingkat
Kabupaten Serang
UPAYA PERBAIKAN GIZI DI
KABUPATEN SERANG

11 juli 2019
UPAYA PERBAIKAN GIZI DI
KABUPATEN SERANG

SURAT EDARAN
BUPATI
No.
440/2306/Dinkes/2019
TENTANG
GERAKAN SERANG
CEGAH STUNTING
Kegiatan Spesifik dan Sensitif Pemkab
erang
 Suplementasi gizi; Promosi ASI, MP-ASI, fortifikasi;
PAUD-HI dengan intervensi kesehatan & gizi;
Pendidikan gizi; Promosi & kampanye gizi seimbang;
Kecacingan; Tata Laksana Gizi; JKN Pendidikan kesehatan reproduksi

Air bersih dan Ketahanan pangan;


sanitasi Pemanfaatan pekarangan
rumah tangga (KRPL)
 Pembinaan iodisasi garam;
Pengawasan fortifikasi garam, Bantuan Pangan Non-
Fortifikasi Umum Tunai; PKH

 Keamanan dan Standardisasi


pangan; Monitoring makanan Pendidikan kesehatan reproduksi
terfortifikasi, remaja; Bina Keluarga Balita (BKB),
 Labeling dan Iklan Parenting
Kursus calon pengantin;
Pendidikan kesehatan & gizi NIK; Akta kelahiran; Fasilitasi
untuk madrasah & pondok
pesantren; Mendorong peran program & kegiatan gizi dalam
ulama dalam gizi & APBD
kesehatan, PAUD

Dana Insentif Daerah Dana Desa


LANJUTAN……(edaran)

Pemerintah Kabupaten Serang


Menghimbau bagi masing
masing OPD untuk saling
berkoordinasi dan sinergis dalam
mencegah stunting
DINAS KESEHATAN
Meningkatkan advokasi, pembinaan dan pengendalian cegah stunting;

Meningkatkan kapasitas di fasilitas layanan kesehatan dalam melaksanakan


intervensi cegah stunting;

Meningkatkan upaya pencegahan dan pelaksanaan intervensi cegah stunting;



Menyusun Rencana Aksi Daerah cegah stunting;

Membuat daerah percontohan sebagai fokus gerakan cegah stunting;


Pemetaan kasus stunting di masing-masing wilayah kerja.



BAPPE membuat perencanaan dan

mengalokasikan pembiayaan cegah


stunting secara multisektoral dan

DA memobilisasi sumber daya lintas sektor


memastikan ketersediaan

BKD sumber daya manusia yang


kompeten dan professional
untuk cegah stunting
memberikan bantuan dan

DINSOS jaminan sosial kepada penderita


stunting yang tidak mampu
secara ekonomi;

DISPOR ●
sosialisasi dan
menggerakkan Pemuda
APAR cegah stunting;
DINAS
PENDIDIKAN ●
edukasi gizi pada kurikulum sekolah
dan memfasilitasi pemberian tablet
DAN tambah darah bagi siswi Sekolah
Menengah Pertama (SMP)/sederajat
KEBUDAYAA dan SMA

DINAS ●
perbaikan gizi masyarakat dengan
melakukan pemberian bantuan fasilitasi

PERTAN budi daya holtikultura dan peternakan


berbasis keluarga terkait cegah
stunting;

IAN
DINAS
PERUMAHAN, ●
rumah sehat, air bersih,
KAWASAN
sanitasi lingkungan, drainase
PERMUKIMAN
dan pengelolaan persampahan;
DAN TATA
BANGUNAN


mengalokasikan
DPMD anggaran desa dalam
kegiatan cegah stunting;
DINAS
KETAHANAN ●
penyediaan dan fortifikasi bahan
pangan;kampanye gemar makan ikan
PANGAN di semua sektor dan penyediaan benih
DAN ikan untuk perbaikan gizi keluarga.

PERIKANAN

DINAS ●
memanfaatkan transportasi

PERHUB publik untuk sarana edukasi


demgan membuat media
promosi terkait cegah stunting;
UNGAN
Saudara-saudara sekalian,
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita
akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak lebih
pendek untuk usianya. (kekurangan gizi terjadi sejak bayi
dalam kandungan dan pada masa awal kehidupan setelah lahir,
tetapi baru Nampak setelah anak berusia 2 tahun)

Stunting disebabkan oleh faktor


Multidimensi
sehingga penanganannya perlu dilakukan
oleh Multisektor

Terbatasnya layanan Kurangnya


Praktek kesehatan termasuk Kurangny
akses ke air
pengasuhan layanan ANC-Ante a akses ke
bersih dan
yang tidak Natal Care, Post Natal makanan
sanitasi
baik dan pembelajaran dini bergizi
yang berkualitas S t u n t in g
k ekurang an
( kek urangan
adalah
g izi
gizi
k ondi si
kronis
t erjad i
gagal
sehingga
sejak bayi
tumbuh
anak
dalam
pada
ter lal u
kandungan
anak ba li ta
pend ek
dan
unt uk
pada
akibat dari
us ia nya.
mas a awal
S TUNTING
S t u n ting
penya kit,
pertumbuha n
berdampak
m enurunk an
ekon omi,
pada tingkat kecerdasan,
produktifit as
mening katk an
dan
kerenta nan
k em udian
k emiski nan dan
terhadap
mengham bat
ketimpan ga n.
s etelah anak la hi r, tetapi baru namp ak setelah anak berusia 2 t ahun).
Pe n g a la m an d an b u kt i In t e rn a s io n a l me n u n ju kkan bah wa s t u nt ing ….
Se l Ot ak pa d a An a k No rm a l dan St un t e d

Me n g h a m b a t Pe rt u m b u h a n Eko n o mi dan Pro d u kt iv it a s Pa s a r ke rja

Hilan g n ya 11 % GDP
Me n g u ra n g i
p e nd ap at an
p e ke rja d e w asa
h in g g a 20%
2 Sin g a p u ra Tin g kat ‘K e ce rd a s a n’ An a k
Ind o n e s ia
17 Vie t n a m d i uru t a n 6 4 t e re n d a h d a ri
6 5 n e g a ra * Me m p e rb u ru k ke s e n ja n g an / ine q ua lit y
50 Th a ila n d Me n g u ra n g i 1 0% d a ri K e m iskin a n
to tal p e n d ap a t a n se u m u r h id u p a n t a r-g e n e ra si
52 Ma lays ia
64 In d o n e s ia
*As e sm e n ya n g d ila ku ka n p a d a ta h u n 20 1 2 o le h O ECD P ISA (

- ), s u atu

o rg a n is a s i g lo b a l b e rg e n g s i, t e rh a d a p ko m p e t e n s i 5 1 0 .0 0 0 p e la ja r u s ia 15 ta h u n d a ri 65

n e g a ra , t e rm a s u k In d o n e s ia , d a la m b id a n g m e m b a ca , m a t e m a t ik a , d an
Sum b e r : di o lah da ri la p o ra n Wo rld Ba nk In v e s t ing in Ea rly Ye a rs b ri e f, 2 01 6
KEMENTERIAN KEUAN G AN 4
KASUS GIZI BURUK KAB SERANG

33

19
14 14 14
12
9 9 8 8 7 7 6 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3
2 2 2 1
tir an g tu eja ng de ng s al ra an sa an ng ra in po yer os ng ka ng pe l as ak ok .. . as ari gi an
Pe wil dun Wa ngt nta kan ata eu ana ray aya gil ua ega Kib Ko An Bar ena ang nca m iom anc mp Ku iru gs an uar
k T t a in n A C C un W b
Ja Ban mat nju Po Ci em Ci a
m Tir Kr B ojo
r n ri
Ca Ci da ulo M Nyo gin k Pa
ra u P Pa B a P ri n
Gun ba
K T P a Le
W
Dampak Kekurangan Gizi pada Balita

Uauy R, Kain J. Nutrition, child growth and chronic disease prevention.


Annals of Medicine 2008; 40: 11-20 20
Manajemen Tata Laksana Gizi Buruk
Empat komponen pengelolaan gizi buruk
terintegrasi
1. Penggerakan peran serta aktif masyarakat
Masyarakat didukung agar berperan aktif dalam
upaya pencegahan, penanganan, pemantauan dan
rehabilitasi
2. Layanan rawat jalan balita (6 – 59 bulan)
dengan gizi buruk tanpa komplikasi
3. Layanan rawat inap untuk semua bayi
berusia kurang dari 6 bulan dengan gizi
buruk (dengan/tanpa komplikasi) dan
balita 6-59 bulan dengan komplikasi

4. Tatalaksana kasus gizi kurang/buruk:


makanan tambahan (PMT),DG PKMK
5. KMK 514/2015 PNPK No 79,

Jika program pemberdayaan masyarakat dan deteksi dini kasus optimal,


80% gizi buruk dapat dilakukan rawat jalan .
22
RENCANA KEGIATAN 2020
KEGIATAN

Pengadaan Antropometri
Monev Gizi
Penyusunan regulasi stunting

Penyusunan Rencana Aksi Daerah

Koordinasi dan konvergensi LP/LS


Pelatihan Pemantauan status gizi bagi kader dan Petugas

SEKSI GIZI,BIDANG KESMAS 2020


RENCANA KEGIATAN 2020

KEGIATAN
Survei Anemia
Ceremonial Reward Kader
Reward Kader I
Lomba Balita Sehat
Kader Peningkatan Strata Posyandu
Workshop Pencegahan Stunting dan Sosialisasi Pos Gizi
Orientasi Tekhnis Petugas Tentang Pengelolaan Pos Gizi
Bintek PMBA
Reward Kader II
Orientasi Tata Laksana Gizi Buruk
Reward Kader III
SEKSI GIZI,BIDANG KESMAS 2020
Terima Kasih

FEBRUARI 2020 SEKSI GIZI,BIDANG KESMAS 2020 25

Anda mungkin juga menyukai