Anda di halaman 1dari 37

Penilaian Status Gizi

Lanjut Usia
Rahmi Ariyani
Siti Hana
Pendahuluan

upaya Menilai status Metode


pelayanan gizi gizi pada lansia pengukuran
merupakan memerlukan status gizi pada
bagian yang metode lansia: MNA,
penting untuk pengukuran pemeriksaan
meningkatkan yang sesuai klinis, dan
status gizi dan Laboratorium
kesehatan lanjut
usia agar tetap
sehat dan
produktif
Tujuan

Memahami dan menjelaskan metode


pengukuran status gizi lansia.
1) metode pengukuran antropometri gizi lansia
2) metode pemeriksaan klinis pada lansia
3) metode pemeriksaan laboratorium pada
lansia
Status gizi
suatu ukuran mengenai kondisi tubuh
seseorang yang dapat dilihat dari
makanan yang dikonsumsi dan
penggunaan zat-zat gizi di dalam tubuh
Status gizi dibagi menjadi tiga kategori,
yaitu status gizi kurang, gizi normal, dan
gizi lebih (Almatsier, 2005).
Penilaian Status Gizi
Langsung Tidak Langsung
1. Biokimia 1. Survei konsumsi
2. Biofisik 2. Faktor ekologi
3. Antropometri 3. Statistik vital
4. Tanda klinis
Penilaian Status Gizi

biokimia klinis

biofisik Antropometri
Pemeriksaan Klinis

kulit rambut

mukosa
mata
oral
Pemeriksaan Biokimia
pemeriksaan specimen yang
diuji secara laboratoris yang
dilakukan pada berbagai
macam jaringan tubuh.

Jaringan tubuh yang


digunakan: darah, urine, tinja,
beberapa jaringan tubuh
seperti hati dan otot
Pemeriksaan Biofisik
metode penentuan status gizi dengan
melihat kemampuan fungsi jaringan dan
melihat perubahan struktur dari jaringan
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk melihat
tanda dan gejala kurang gizi.
Pemeriksaan dengan memperhatikan
rambut, mata, lidah, tegangan otot dan
bagian tubuh lainnya.
Pengukuran Antropometri

Penilaian status gizi lansia diukur dengan


antropometri atau ukuran tubuh yaitu tinggi
badan (TB) dan berat badan (BB)
Antropometri Pada Lansia
Tinggi badan
Berat badan
Tinggi lutut
Panjang depa
Tinggi duduk
Lingkar betis
Lingkar lengan atas
Skinfold
Khusus pada penilaian status gizi lansia
berdasarkan Mini Nutritional Assessment,
yang diukur dengan menggunakan metode
antropometri adalah:
1.Berat Badan
2.Tinggi badan
Antropometri: Berat Badan
badan paling sering digunakan sebagai
indikator penialian status gizia

Parameter yang paling baik, mudah terlihat perubahan


dalam waktu singkat karena perubahan-perubahan
konsumsi makanan dan kesehatan.

Memberikan gambaran status gizi sekarang


Ketelitian pengukuran tidak banyak dipengaruhi
oleh keterampilan pengukur
Antropometri: Tinggi Badan

Jenis pengukuran antropometri untuk tinggi:


1.Stadiometer/microtoice
2.Panjang Depa (Demispan)
3.rentang lengan setengah (half arm-span)
4.tinggi lutut
5.Tinggi duduk
Antropomteri: Tinggi Badan

Stadiometer/microt
oice
Antropomteri: Tinggi Badan
Panjang Depa
adalah jarak dari
garis tengah pada
takian sternal ke
jaring antara jari
tengah dan jari manis
di sepanjang lengan
yang terulur.
Tinggi kemudian dihitung dari formula
standar berikut:
Perempuan: Height in cm = (1.35 x
demispan in cm) + 60.1
Laki-laki: Height in cm = (1.40 x demispan
in cm) + 57.8
Prediktor Tinggi Badan: rentang
lengan setengah (half arm-span)

jarak dari garis tengah di ujung sternal ke


ujung tengah jari. Tinggi kemudian
dihitung dengan menggandakan setengah
lengan-span.
Prediktor tinggi badan:
menggunakan tinggi lutut
Tinggi lutut adalah salah
satu metode yang
digunakan untuk
menentukan tinggi pasien di
tempat tidur atau pasien
yang terikat kursi dan
berada diukur dengan
menggunakan caliper
ketinggian lutut geser
hasil pengukuran dalam
sentimeter dikonversikan
menjadi tinggi badan (TB)
menggunakan rumus
Chumlea:

TB Pria = 64,19 (0,04 x usia dalam tahun) + (2,02 x


tinggi lutut dalam cm)
TB wanita = 84,88 (0,24 x usia dalam tahun) + (1,83 x
tinggi lutut dalam cm)
Nomogram untuk konversi prediksi
tinggi badan dari tinggi lutut

nomogram dapat digunakan


untuk mengkonversi data tinggi
lutut hasil pengukuran untuk
memprediksi tinggi badan lansia
pada kelompok usia dan jenis
kelamin yang berbeda, tanpa
perlu memasukkan nilai tinggi
lutut hasil pengukuran ke dalam
persamaan Chumlea
Pengukuran tinggi duduk

Penurunan tinggi badan dapat dipengaruhi oleh


berkurangnya tinggi duduk ketika potongan
tulang rawan antara tulang belakang
menunjukkan sedikit perubahan seiring dengan
bertambahnya usia.
Studi yang dilakukan pada 279 lansia di India
menunjukkan bahwa penurunan tinggi badan
dan tinggi duduk berhubungan dengan usia (
Tyagi R.et al.2003).
Prediktor Tinggi Badan Lansia:
Panjang Depa, Tinggi Lutut dan
Tinggi Duduk
IMT Lansia
Pengukuran LiLA

Penurunan LiLA pada lansia


merefleksikan penyusutan
masa otot atau jaringan
subkutan atau keduanya

Penurunan massa otot dan


meningkatnya lemak tubuh
adalah perubahan normal pada
komposisi tubuh yang
disebabkan oleh penuaan
Lingkar Betis
Bisa digunakan
untuk memprediksi
Berat Badan lansia
Skinfold

Trisep skinfold Sub-skapular


skinfold
Pemeriksaan Klinis
(Fisik)
Manifestasi klinis yang sering dijumpai pada
lansia:

Kehilangan lemak
Ulkus dekubitus Edema
subkutan

Penyembuhan luka Gangguan


yang lambat keseimbangan
karena defisiensi cairan, khususnya
seng dan vitamin C dehidrasi
Pemeriksaan Klinis
(Fungsional)
gangguan fungsi pada
kemampuan menyiapkan
makanan dan makan secara
mandiri
tidak dapat bergerak bebas
untuk menyiapkan makanan
sesuai seleranya sehingga
hanya bergantung kepada orang
lain untuk makan.
Fungsi kognitif dan psikologis juga menentukan status gizi
lansia. Sebagian besar kehilangan berat badan pada
lansia disebabkan karena depresi
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan
Pemeriksaan
laboratorium
laboratorium
umum: hematologi
khusus:
rutin, urin rutin, feses
Pemeriksaan ini
rutin, glukosa puasa,
ditujukan untuk
profil lipid, apo B,
lansia yang sudah
fungsi hati, fungsi
diketahui menderita
ginjal, fungsi tiroid
penyakit degeneratif.
dan homosistein
Pemeriksaan laboratorium
umum
Pemeriksaan hematologi rutin
Pemeriksaan urin rutin
Pemeriksaan feses rutin
Pemeriksaan glukosa puasa
Pemeriksaan apo B
Pemeriksaan fungsi hati
Pemeriksaan fungsi ginjal
Pemeriksaan fungsi tiroid
Pemeriksaan homosistein
Pemeriksaan laboratorium
khusus
. ditujukan untuk lansia yang sudah diketahui
menderita penyakit degeneratif.

Pemeriksaan ini Pemeriksaan laboratorium khusus hanya


meliputi tiga macam penyakit yang sering terdapat pada lansia
yaitu
diabetes melitus/sindroma metabolik,
hipertensi dan
penyakit kardiovaskular
Pemeriksaan laboratorium
khusus
.
Pemeriksaan Pemeriksaan ini Tujuan
lansia dengan ditujukan untuk pemeriksaan
diabetes melitus / mereka yang telah adalah untuk
sindroma berusia lebih dari mendeteksi faktor
metabolik 55 tahun yang risiko yang dapat
sebelumnya telah memperburuk
didiagnosis kondisi DM
menderita diabetes
melitus (DM) dan/
atau mengalami
kegemukan
(obesitas)
Pemeriksaan laboratorium
khusus

Pemeriksaan
lansia dengan untuk mendeteksi pemeriksaan kalium,
hipertensi. faktor risiko yang natrium, mikroalbumin
Pemeriksaan ini dan cystatin C
dapat bermanfaat untuk
ditujukan bagi memperparah mendeteksi adanya
mereka yang kondisi hipertensi gangguan
telah berusia agar dapat diatasi keseimbangan
secepatnya elektrolit dan
lebih dari 55 memantau
tahun dan sehingga pasien
penggunaan obat
diketahui dapat tetap hidup diuretika pada
berkualitas penderita hipertensi.
menderita
hipertensi
Pemeriksaan laboratorium
khusus

Pemeriksaan status
antioksidan total
Pemeriksaan profil berguna untuk
lipid dan apo B mengetahui Keduanya
untuk mengetahui kapasitas tubuh, merupakan faktor
adanya dislipidemia menetralkan radikal risiko penyakit
dan kemungkinan bebas di mana kardiovaskular
adanya small dense adanya radikal (PKV).
LDL bebas dapat
menyebabkan
oksidasi LDL
Pemeriksaan laboratorium
khusus
Pemeriksaan lansia untuk memperkirakan
dengan penyakit kemungkinan Pemeriksaan hs CRP
kardiovaskular berkembangnya merupakan penanda
(PKV).ditujukan bagi penyakit inflamasi di mana
mereka yang telah kardiovaskular yang proses inflamasi
berusia lebih dari 55 sudah ada berkaitan dengan
tahun yang sebelumnya. perkembangan
sebelumnya pernah Jenis pemeriksaan aterosklerosis,
didiagnosis PKV meliputi pemeriksaan mempengaruhi
(penyakit jantung hs CRP, brain stabilitas plak
koroner, stroke, infark natriuretic peptide aterosklerosis yang
jantung, gagal (BNP) dan troponin I sudah terbentuk
jantung) sebelumnya

Anda mungkin juga menyukai