Anda di halaman 1dari 21

FASILITASI KONVERGENSI

PENCEGAHAN STUNTING DI DESA


Pertemuan Penguatan Lintas Program dan Lintas Sektor
Dalam Pembentukan Kader Stunting
Program Bantuan Operasional Kesehatan Stunting – Dinkes Kab. Bekasi

Tim Percepatan Pencegahan Anak Kerdil (Stunting)/TP2AK


Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia

Bekasi, 24 Juni 2020


1
Stranas Percepatan Pencegahan Stunting
• Stranas Stunting disusun berdasarkan bukti-bukti dan pengalaman
Indonesia dan global terkait dengan upaya pencegahan stunting.
• Stranas Stunting bertujuan untuk memastikan agar semua sumber daya
diarahkan dan dialokasikan untuk mendukung dan membiayai kegiatan-
kegiatan prioritas, terutama meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan
gizi pada rumah tangga 1.000 Hari Pertama Kehidupan (ibu hamil dan anak
usia 0-2 tahun).
• Stranas Stunting disusun agar semua pihak di semua tingkatan dapat
bekerja sama untuk mempercepat pencegahan stunting.
• Penyusunan Stranas Stunting melibatkan: K/L, akademisi dan organisasi
profesi, masyarakat madani, dunia usaha, dan mitra pembangunan/donor.
Tiga Prioritas
Sasaran Ibu hamil dan anak usia 0-2 tahun atau
Prioritas rumah tangga 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)

Intervensi • Intervensi Gizi Spesifik


Prioritas • Intervensi Gizi Sensitif

2018 → 1.000 Desa fokus di 100 Kab/Kota prioritas


2019 → 1.600 Desa fokus di 160 Kab/Kota prioritas
2020 → 260 Kabupaten/Kota Prioritas (mulai tahun 2020 utk
Kabupaten/ Penetapan Desa/Kel Prioritas menjadi kewenangan Pemda
Kota Prioritas Kab/Kota “AKSI#1)
2021 → 360 Kabupaten/Kota Prioritas
2024: semua desa di semua Kab/Kota prioritas secara bertahap
Pilar Pencegahan Stunting
Kerangka Kebijakan Nasional Konvergensi Pencegahan Stunting

4
5
Pilar 3: Mendorong Konvergensi Program di Tingkat
Pusat dan Daerah
Strategi Indikator
1. Memperkuat konvergensi dalam 1. Pelaksanaan konvergensi program/kegiatan
perencanaan dan penganggaran; nasional untuk percepatan pencegahan
stunting;
2. Memperbaiki pengelolaan 2. Kinerja pelaksanaan konvergensi program
layanan program; di tingkat kabupaten/kota prioritas untuk
3. Memperkuat koordinasi lintas percepatan pencegahan stunting;
sektor dan antar tingkatan 3. Jumlah kabupaten/kota prioritas yang
pemerintahan; dan melaksanakan aksi konvergensi/integrasi.
4. Kelima membagi kewenangan 4. Persentase pemanfaatan Dana Desa untuk
dan tanggungjawab pemerintah kegiatan intervensi pencegahan stunting
di semua tingkatan.
7
8
Kerangka Kebijakan
Pedoman Pelaksanaan Intervensi Penurunan Stunting Terintegrasi di Kabupaten/Kota
Prioritas Penggunaa
MODEL KONVERGENSI PENCEGAHAN Dana Desa
STUNTING:
# Pembagian tugas dan tanggungjawab multisector dalam mendukung Desa melakukan pencegahan Stunting

Intervensi Gizi Spesifik (Kemkes) Intervensi Gizi Sensitif


❑ Suplementasi gizi makro dan mikro
(TTD, Vitamin A, Taburia)
Kem Air bersih dan
PAUD Kemdikbud
❑ ASI Eksklusif, MP-ASI PU&PR sanitasi
❑ Fortifikasi
❑ Kampanye gizi seimbang Ketahanan
❑ Kelas ibu hamil Kemperin Kemtan
pangan
Fortifikasi
❑ Obat cacing
❑ Penanganan kekurangan gizi
❑ JKN Bantuan Keamanan
pangan non Kemsos BPOM pangan
Enabling Factors tunai, PKH
❑ Kemendagri (NIK, akta lahir, APBD)

❑ Kemenkeu (Dana Insentif Daerah) Kursus


Kesehatan
BKKBN Kemenag pranikah,
❑ Kemendes PDTT (Dana Desa) reproduksi, Bina
Keluarga Balita pendidikan
gizi, pemuka
Bappenas agama
Koordinator Pelaksana Teknis
LANGKAH AWAL KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI
PETA KONDISI DESA SAAT INI DALAM PENCEGAHAN STUNTING https://youtu.be/irEBtgMdyw0
Beberapa kegiatan yang sudah ❑ KADER PEMBANGUNAN MANUSIA (KPM) adalah kader desa yang bertugas
dilakukan di Desa dalam upaya
percepatan pencegahan stunting
1 melakukan pendataan sasaran (1.000 HPK) dan memantau layanan
konvergensi pencegahan stunting di Desa (dapat berasal dari Kader
Posyandu, Guru PAUD, Kader Kesehatan lainnya).
Tahun 2019 yang berlanjut diperkuat
❑ Tahun 2019 sebanyak 72.636 Desa (96,9%) telah membentuk KPM dan
pada Tahun 2020 melalui SE Mendesa, PDTT No. 13 Tahun 2020 tgl 27 Mei 2020 diminta agar
Kepala Desa menetapkan KPM yang akan mengoperasionalkan eHDW.
❑ Tahun 2019 sebanyak 68.712 KPM (94,6%) sudah mengikuti pelatihan
dasar dan Tahun 2020 akan dilakukan on the job training eHDW bagi KPM.

❑ RUMAH DESA SEHAT (RDS) sebagai Sekretariatan Bersama merupakan


AKSI
PERCEPATAN 2 ruang aktivitas bagi warga Desa dalam bergotongroyong mendorong
kegiatan promotif dan preventif di bidang Kesehatan.
KONVERGENSI ❑ Tahun 2019 sebanyak 34.992 Desa (46,7%) telah membentuk RDS
PENCEGAHAN
STUNTING DI ❑ REMBUG STUNTING DESA adalah Forum musyawarah antara masyarakat
DESA 3 Desa dengan pemerintah Desa dan BPD (Pra Musdes) untuk membahas
pencegahan stunting dan penanganan masalah Kesehatan di Desa dengan
mendayagunakan sumber daya pembangunan yang ada di Desa.
❑ Tahun 2019 sebanyak 24.607 Desa (74,4%) Desa pada kab/kota lokus
stunting telah melakukan rembuk stunting, dimana sekitar 48% usulannya
diakomodir oleh Musyawarah Desa.
Sumber: Paparan Direktur PSD, Ditjen PPMD, Kemendesa, PDTT
KONDISI SAAT INI (LATAR BELAKANG MASALAH)
❑ Tidak semua Desa memiliki data by name by address
tentang sasaran pencegahan stunting yaitu rumah tangga
1.000 hari pertama kehidupan (HPK). Akibatnya,
KERANGKA KEBIJAKAN NASIONAL kualitas perencanaan kegiatan pencegahan stunting di Desa
belum optimal.
KONVERGENSI PENCEGAHAN STUNTING
❑ Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
205/PMK.07/2019 tentang Pengelolaan Dana Desa beserta
perubahannya (Pertama: PMK No. 40/PMK.07/2020 dan
Kedua: PMK No. 50/PMK.07/2020) telah menetapkan Desa
berkewajiban melaporkan pelaksanaan pencegahan
stunting di Desa dalam bentuk kartu penilaian (scorecards)
yang di-input ke dalam aplikasi Online Monitoring Sistem
Perbendaharaan dan Anggaran Negara (OM-SPAN). Namun
demikian, pelaporan scorecards masih bersifat manual dan
input data scorecards ke aplikasi OM-SPAN hanya dapat
dilakukan oleh DPKAD Kab/Kota selaku pemilik USER ID,
sehingga pemerintah Desa kesulitan memasukkan data kartu
penilaian ke dalam aplikasi OM-SPAN.
❑ Salah satu penyebab stunting adalah masih rendahnya
kesadaran perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di
kalangan masyarakat. Untuk itu, perlu adanya upaya untuk
mengubah perilaku (behaviour change communication/BCC).
Kegiatan BCC belum dilakukan secara optimal. 12
KEBIJAKAN PENINGKATAN KONVERGENSI PENCEGAHAN
STUNTING DI DESA TAHUN 2020 - 2024
Sumber: Paparan Direktur PSD, Ditjen PPMD, Kemendesa, PDTT

1. Salah satu Proyek Prioritas Strategis (Major Project) RPJMN 2020-2024 : percepatan
penurunan prevalensi stunting hingga 14%.
2. Rancangan Indeks Kinerja Utama (IKU) Percepatan Penurunan Stunting di Desa 2020-2024:
• 90% Desa menggunakan Dana Desa untuk pencegahan stunting di Desa; dan
• 80% Desa melakukan Konvergensi Pencegahan Stunting.

KEBIJAKAN (BIG DATA) “SATU DATA DI DESA:


By Name By Address” . Integrasi IDM – EPPGBM - eHDW → Menentukan Desa Merah Stunting (Bila Persentase
Prevalensi Stunting ≥14% dan Indikator IKS IDM Sangat Kurang/Buruk)

DESA MERAH STUNTING


PENGUATAN kesamaan Lokus kolaborasi Lintas K/L (integrasi perencanaan pencegahan stunting di Desa secara
PENDAMPING horizontal dan vertikal)
MASYARAKAT
DAN PEMDA Pengembangan Rumah Desa Sehat (RDS)
Community Center untuk advokasi kebijakan dan literasi kesehatan di Desa, serta ruang aktivitas bagi
warga Desa dalam bergotongroyong mendorong kegiatan promotif dan preventif di bidang kesehatan

Monitoring Dan Evaluasi Terpadu berbasis Early Warning System (EWS)


APLIKASI eHDW DAN DASHBOARD KABUPATEN SEBAGAI SOLUSI
❑ Upaya untuk mengatasi masalah-masalah mendasar dalam pelaksanaan Konvergensi
Pencegahan Stunting di Desa adalah membuat aplikasi sistem digital untuk
mempermudah pengelolaan data dan informasi sampai pada tingkatan sasaran rumah
tangga 1.000 HPK (data by name by address).
❑ Direktorat Jenderal PPMD bekerjasama dengan Bank Dunia membuat aplikasi digital yaitu
elektronik Human Development Worker (eHDW) dan Dasboard Kabupaten.
❑ eHDW merupakan aplikasi berbasis android sebagai solusi digital yang akan
mempermudah KPM dalam melakukan pendataan sasaran rumah tangga 1.000 HPK,
pemantauan kondisi dan cakupan layanan dasar di Desa, melakukan BCC serta
melaporkan kartu penilaian (scorecards) ke dalam aplikasi OM-SPAN.
❑ Dasboard Kabupaten merupakan aplikasi digital sebagai portal data tentang pencegahan
stunting yang bersumber dari data eHDW. Dasboard Kabupaten digunakan oleh Dinas
PMD Kabupaten/Kota untuk memfasilitasi Desa mengelola konvergensi pencegahan
stunting
14
Sumber: Bahan Launching Aplikasi eHDW oleh Kemendesa, PDTT
CAKUPAN MENU APLIKASI
Dalam Fitur Tugas Saya, KPM akan menerima
notifikasi berupa kegiatan layanan yang akan
Data-data yang akan diberikan kepada penerima manfaat. KPM
direkam melalui aplikasi perlu memantau dan memastikan intervensi
eHDW adalah Fasilitas layanan tersebut diterima oleh penerima
yang ada di desa seperti manfaat
dusun, Polindes, PAUD,
Posyandu, Air bersih dan Fitur Diagnostik memberikan
sanitasi serta penerim gambaran skor konvergensi yang
Hasil Analisa dan usulan
manfaat yang terdiri dari sudah dicapai berdasarkan : •Tingkat
yang dilakukan melalui
Ibu Hamil, Ibu Nifas, Anak layanan •Tingkat dusun •Tingkat
fitur Diagnostik dapat
berumur 0-2 tahun serta Penerima manfaat dalam kategori
menjadi materi advokasi
anak yang berumur >2-6 rentan dan normal.
dalam proses rembuk di
desa. Bersasarkan usulan tahun.
Fitur Laporan Tahunan akan menyajikan
tersebut KPM akan
data dan informasi kegiatan-kegiatan
memberikan masukan
pencegahan stunting yang sudah dilakukan
kepada Pemerintah Desa
dalam kurun waktu 1 tahun. Sedangkan
dan memastikan usulan 11
Laporan Triwulan akan menyajikan skor
tersebut masuk dalam
Desa yang telah dicapai dalam kurun waktu
anggaran Dana Desa
setiap triwulan
Sumber: Bahan Launching Aplikasi eHDW oleh Kemendesa, PDTT
FITUR MEDIA PADA APLIKASI eHDW
Dalam Fitur Media
• Berisi tentang peratuturan-
peraturan yang relevan, ❑ Bahan-bahan dalam Fitur Media disediakan sebagai
panduan penggunaan aplikasi media belajar mandiri bagi KPM, khususnya terkait
eHDW, Informasi tentang media sosialisasi pencegahan dan penanganan
stunting. Media dalam bentuk COVID-19 serta BLT Dana Desa.
cetakan dan video. ❑ Tersedia informasi terkait:
➢ Apa itu Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
• Berisi media sosialisasi memuat Bersama Cegah COVID-19 dan Cara
pencegahan dan penanganan Penularan COVID-19;
COVID-19 serta Bantuan ➢ Peran KPM Pada Masa Pandemi COVID-19.
Langsung Tunai Dana Desa ➢ Berbagai ketentuan dan kebijakan Kementerian
(BLT DD) sesuai ketentuan dan Desa, PDT dan Transmigrasi.
kebijakan Kementerian Desa, ➢ Buku Saku Desa Tangguh COVID-19.
PDT dan Transmigrasi. ❑ KPM dapat membagikan bahan-bahan dalam Fitur
Media melalui media sosial yang banyak digunakan
oleh warga masyarakat, pegiat pemberdayaan Desa,
aparat Pemerintahan Desa, Lembaga
Kemasyarakatan Desa (LKD), Lembaga Adat Desa
(LAD), dan berbagai pihak lainnya di Desa seperti:
11 Whatsapp, Instagram, e-mail, dll

Sumber: Bahan Launching Aplikasi eHDW oleh Kemendesa, PDTT


MANFAAT APLIKASI eHDW DAN DASHBOARD KABUPATEN
❑ mempermudah tersusunnya big data tentang stunting di Desa berbasis sasaran rumah tangga 1.000 HPK
yang lebih akurat karena terperinci by name by address;
❑ menterpadukan data stunting di Desa yang dapat dimanfaatkan lintas pemangku kepentingan dalam
membangun kolaborasi di kabupaten/kota, provinsi dan pusat;
❑ memberikan masukan data yang valid dalam menentukan Desa Merah Stunting yaitu Desa yang memiliki
balita stunting ≤ 14% dan dan kondisi Indikator Ketahanan Sosial – Indeks Desa Membangun (IKS - IDM)
nilainya kurang (<0,6);
❑ memberikan masukan data dan informasi yang faktual tentang permasalahan stunting di Desa sebagai
dasar perumuskan kebijakan intervensi program/kegiatan dari lintas pemangku kepentingan yang
bertanggung jawab mencegah dan menangani stunting di Desa;
❑ memberikan masukan data dan informasi untuk sistem peringatan dini (early warning system) terhadap
kinerja Desa dalam mengelola konvergensi pencegahan stunting;
❑ mempermudah penyusunan laporan pelaksanaan konvergensi pencegahan stunting di Desa dalam bentuk
kartu penilaian (scorecard); dan
❑ mempermudah pengiriman laporan dalam bentuk kartu penilaian (scorecard) ke dalam aplikasi OM-SPAN.

Sumber: Bahan Launching Aplikasi eHDW oleh Kemendesa, PDTT


1. Kemendesa, PDTT telah menetapkan 5 (lima) Paket Layanan
Pencegahan Stunting di Desa pada sasaran rumah tangga 1000
Hari Pertama Kehidupan (HPK), diantaranya: Layanan
Kesehatan Ibu dan Anak, Layanan Konseling Gizi Terpadu,
Layanan Air Bersih dan Sanitasi, Layanan Perlindungan
Sosial, dan Layanan PAUD.
2. Pendayagunaan Tenaga Ahli dan Pendamping Profesional dalam
DUKUNGAN mendukung pelaksanaan Pemantauan Pertumbuhan dan
Perkembangan Balita serta Pemberian Vitamin A.
Pada Konvergensi 3. Telah terbit regulasi yang memuat dukungan Dana Desa
terhadap pencegahan stunting di Desa (Permendesa, PDTT No.
Pencegahan 11 Tahun 2019 sebagaimana telah diubah Pertama kali menjadi
Stunting Permendesa, PDTT No. 6 Tahun 2020 dan Perubahan Kedua
menjadi Permendesa, PDTT No. 7 Tahun 2020, PMK Nomor
di Desa 205/PMK.07/2018 sebagaimana telah diubah Pertama kali menjadi
PMK Nomor 40/PMK.07/2020 dan perubahan Kedua menjadi PMK
Nomor 50/PMK.07/2020 )
4. Akan dilakukan Integrasi Data berbasis Early Warning System
(EWS) antara EPPGBM (Elektronik Pencatatan dan Pelaporan
Gizi Berbasis Masyarakat) dengan Indeks Desa Membangun
(IDM) dan eHDW yang akan menjadi dasar dalam penetapan
lokasi Desa prioritas (Desa Merah Stunting) dan rekomendasi
intervensi lintas sektor.
1. Mendukung keterpaduan data dan informasi sasaran
1000 HPK dan cakupan layanan dasar di Desa.
2. Mendukung Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS).
3. Peningkatan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan
di Desa (khususnya di Posyandu) dan Keluarga Berencana
CONTOH SINERGI (KB).
PEMBIAYAAN 4. Peningkatan kapasitas Kader di Desa, khususnya
“Pendayagunaan Posyandu, Kader Pembangunan Manusia (KPM) dan Guru
Dana Desa” PAUD.
untuk Konvergensi
Pencegahan Stunting 5. Pembiayaan insentif Kader di Desa.
di Desa 6. Penyuluhan Pendidikan Gizi Masyarakat.
sesuai 7. Peningkatan Gizi Keluarga di Posyandu.
Kewenangan Desa 8. Penyuluhan pentingnya pengasuhan kepada orang tua
dan/atau pengasuh.
9. Kewenangan Desa lainnya pada bidang kesehatan yang
harus diputuskan melalui Musyawarah Desa (sebagaimana
terlampir dalam Permendesa, PDTT Nomor 11 Tahun 2019 tentang
Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2020 dan perubahannya).
Tantangan Pelaksanaan
❑ Keterpaduan Data untuk Penentuan Lokus dan Fokus utk konvergensi
❑ Konvergensi di Tingkat Pusat, kabupaten/kota dan Desa masih harus 6 PESAN KUNCI fasilitasi sosialisasi
terus didorong dan bukan hal mudah untuk dilakukan. untuk pencegahan stunting, terdiri dari :
❑ Cakupan dan Beberapa Indikator Program Masih Rendah: 1 Ibu hamil mengkonsumsi tablet tambah
• Anemia Ibu Hamil: prevalensi nya naik, konsumsi TTD > 90 tablet darah (TTD) setiap hari selama kehamilan.
rendah; 2 Ibu hamil mengikuti kelas ibu hamil
minimal 4 kali selama masa kehamilan.
• Gizi Remaja; 3 Ibu melakukan Pemberian Makanan pada
• ASI Ekslusif cakupannya rendah; Bayi dan Anak (PMBA) secara tepat:
• Imunisasi: cakupan imunisasi cederung menurun; a Inisiasi Menyusui Dini (IMD).
• PAUD HI: Saat ini yang sudah tergarap dengan baik adalah usia 4-6 b ASI eksklusif pada bayi 0 – 6 tahun.
tahun; c Memberi makanan pendamping ASI
berbasis pangan lokal.
• Sanitasi dan air minum; dan
4 Ibu membawa balita secara rutin ke
• Kampanye Perubahan Perilaku: 6 pesan utama. posyandu sebulan sekali untuk
❑ Perubahan perilaku tidaklah mudah, butuh waktu dan kesinambungan pemantauan tumbuh kembang.
dalam pelaksanaannya. 5 Ibu, anak dan seluruh keluarga cuci tangan
pakai sabun (CTPS) dengan air mengalir.
❑ Sistem surveillance, pemantauan dan evaluasi harus dikuatkan, baik di 6 Ibu, anak dan seluruh keluarga
tingkat kabupaten/kota maupun di tingkat nasional. menggunakan jamban sehat.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai