Anda di halaman 1dari 22

PELAKSANAAN KONVERGENSI

PENCEGAHAN STUNTING DI DESA

Ir. Eppy Lugiarti,MP


Koordinator Fasilitasi Pelayanan Kesehatan, PKK, dan Pelindungan Sosial
STRANAS Percepatan Pencegahan Stunting mengamanatkan
kepada Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi untuk:
1. Mendorong Desa membiayai kegiatan
konvergensi pencegahan stunting di Desa

2. Memfasilitasi Desa untuk dapat melakukan


peran utama dalam konvergensi pencegahan
stunting yaitu:
1) Memastikan lima paket layanan
pencegahan stunting tersedia di Desa
2) Memastikan kelompok prioritas ibu
hamil dan bayi umur 0-2 tahun (1000
Hari Pertama Kehidupan) dapat
mengakses layanan.
DESAIN KONVERGENSI PENCEGAHAN STUNTING DI DESA

1 Optimalisasi peran Kader Pembangunan Manusia (KPM) di desa untuk identifikasi


cakupan 5 paket layanan pencegahan stunting bagi sasaran rumah tangga 1.000 Hari
Pertama Kehidupan (1000 HPK), meliputi:
1. layanan kesehatan ibu dan anak (KIA)
2. layanan konseling gizi terpadu
Kementerian 3. layanan air bersih dan sanitasi
Desa PDTT, 4. layanan jaminan sosial (Program Keluarga Harapan, Kartu Indonesia Pintar, Kartu
mengembangkan Indonesia Sehat, Akta lahir, BPJS bersubsidi, dll)
4 program aksi 5. layanan pendidikan anak usia dini (PAUD) termasuk kelas parenting

2 Fasilitasi perencanaan pembangunan desa untuk pencegahan stunting melalui


pendekatan partisipasi masyarakat:
1. Penyediaan tenaga Kader Pembangunan Manusia (KPM) di Desa;
2. Penyediaan data rumah tangga 1.000 hari pertama kehidupan (1000 HPK) by name by
address;
3. Penyelenggaraan rembuk stunting di Desa; dan
4. Pengembangan Rumah Desa Sehat (RDS) sebagai community center.
3 Mengkoordinasikan implementasi layanan konvergensi pencegahan stunting di desa

4 Monitoring laporan konvergensi pencegahan stunting di desa pada sasaran rumah


tangga 1.000 HPK
1. Mengembangkan aplikasi eHDW berbasis android
2. Mengoperasikan dashboard eHDW kabupaten
Fasilitasi peraturan untuk mendukung
konvergensi pencegahan stunting di Desa
Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021
Peraturan Menteri Desa,  Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Peraturan Menteri Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 11 tahun Pembangunan Daerah Tertinggal,
Tertinggal, dan Transmigrasi 2019 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa dan Transmigrasi:
nomor 16 tahun 2018 tentang Tahun 2020 • nomor 13 tahun 2020 tentang
Prioritas Penggunaan Dana Desa  Perubahan Permendesa, PDTT diatas untuk Prioritas Penggunaan Dana
Tahun 2019 tanggap pandemi COVID-19 (Perubahan Ketiga) Desa Tahun 2021
o Permendesa, PDTT No. 6 Tahun 2020 • Nomor 21 tahun 2020 tentang
o Permendesa, PDTT No. 7 Tahun 2020 Pedoman Umum Pembangunan
o Permendesa, PDTT No. 14 Tahun 2020 Desa dan Pemberdayaan
Masyarakat Desa
Prioritas penggunaan Dana  Prioritas penggunaan Dana Desa: Prioritas Penggunaan Dana Desa:
Desa: • Peningkatan kualitas hidup masyarakat Desa • Mendukung pencapaian 18
• Peningkatan kualitas hidup • Peningkatan kesejahteraan masyarakat Desa SDGs Desa
• Peningkatan kesejahteraan • Peningkatan pelayanan publik • Mendukung program prioritas
dan penanggulangan  Program tanggap pandemi COVID-19: nasional, antara lain:
kemiskinan • Layanan Kesehatan  Pemulihan atas pandemi
• Peningkatan • BLT-DD COVID-19
pelayanan publik • PKTD  Pencegahan stunting
Kegiatan Konvergensi Pencegahan Stunting yang
dilakukan oleh Kementerian Desa, PDTT tahun 2018 -
2021Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021
1. Menyusun pedoman Desa: 1. 96,9% Desa telah 1. Ujicoba aplikasi eHDW 1. Penerapan eHDW kepada
1) Panduan Fasilitasi membentuk Kader 2. Bimbingan teknis penerapan seluruh Desa.
Konvergensi Pencegahan Pembangunan Manusia aplikasi eHDW dan 2. Peningkatan Kapasitas
Stunting di Desa (KPM) dashboard kabupaten kepada Desa dalam
2) Pedoman Umum Kader 2. 94,6% Kader Pembangunan kepada tim provinsi, tim Pencegahan Stunting
Pembangunan Manusia Manusia (KPM) terbentuk, kabupaten/kota, 3. Penyusunan bahan belajar
3) Pedoman Teknis Rumah telah mendapatkan Pendamping Desa, Aparat dan system belajar mandiri
Desa Sehat pelatihan dasar Desa, dan Kader tentang stunting.
2. Sosialisasi dan pelatihan 3. 46,7% Desa telah Pembangunan Manusia 4. Pengintegrasian eHDW
Fasilitasi Konvergensi membentuk Rumah Desa 3. Pembimbingan kepada Desa dengan OMSPAN, EPPGBM
Pencegahan Stunting di Desa Sehat (RDS). dalam penerapan eHDW. dan SID.
bagi Tenaga Ahli Madya 4. 74,4% Desa telah melakukan 4. Fasilitasi perencanaan
Provinsi, Tenaga Ahli rembuk pada kab/kota lokus pastisipatif dan penerapan
Kabupaten/Kota dan stunting kegiatan/layanan
Pendamping Desa. 5. Penyusunan Panduan pencegahan stunting di
Monitoring dan Evaluasi tengah kondisi pandemi
Konvergensi Pencegahan covid-19
Stunting di Desa.
6. Rancang Bangun aplikasi
eHDW
PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN 2019
UNTUK PENCEGAHAN STUNTING

1. Sekitar Rp. 4,3 T (6,21%) dari Dana Desa telah PENDAPATAN DESA (APBDES TAHUN 2019)
dibelanjakan oleh Desa untuk kegiatan pencegahan
stunting; hal ini sebagai keberhasilan yang masih JumlahAsli
Pendapatan APBDes
Desa pada 74.574 Desa
2.939.658.059.877
dapat ditingkatkan. Dana Desa 69.795.759.795.119
2. Desa juga menggunakan sumber pendanaan, Bagian dari Hasil Pajak dan
selain Dana Desa untuk membiayai kegiatan Retribusi Daerah 3.587.239.388.010
Kabupaten/kota
pencegahan stunting.
Alokasi Dana Desa 35.534.670.660.391
Dana Desa (2019) untuk stunting Bantuan Keuangan
2.906.262.265.679
Provinsi
Bantuan Keuangan APBD
3.519.155.167.635
Kabupaten/Kota
Pendapatan Lain-lain 422.323.854.777
TOTAL 118.705.069.191.488
PENGGUNAAN DANA DESA UNTUK PENCEGAHAN
STUNTING TAHUN 2020
1. Tidak dilaporkan terpisah, namun menjadi bagian dari kegiatan
Desa Tanggap Covid-19.
2. Pembiayaan kegiatan pencegahan stunting di Desa merupakan
bagian dari kegiatan: Total Dana Desa dalam APBN TA. 2020 : 71.10 trilyun
1) Penyediaan layanan kesehatan warga (Desa tanggap covid-19).
2) BLT-DD diarahkan untuk pemenuhan kebutuhan gizi, mencakup: Uraian Rp
• penyediaan makanan bergizi untuk ibu hamil; Desa Tanggap Covid 3.2 trilyun 5%
• penyediaan makanan bergizi untuk ibu menyusui Padat Karya Tunai Desa 35.55 trilyun 50%
guna mendukung ASI eksklusif bayi 0-6 bulan;
BLT Dana Desa 28.5 trilyun 40%
• penyediaan makanan bergizi untuk ibu menyusui
Jumlah 67.25 trilyun 95%
dan anak usia 7-23 bulan; dan
• penyediaan makanan bergizi untuk balita.
3) PKTD diprioritaskan kepada keluarga berdampak covid dan 95% dari Dana Desa pada tahun 2020 digunakan
keluarga 1000 Hari Pertama Kehidupan, yaitu untuk: untuk tanggap darurat dan recovery pandemi
• Kegiatan ekonomi produktif covid
• Ketahanan pangan keluarga dengan pendekatan 3K
(kebun, kandang,dan kolam)
• Pemanfaatan hasil untuk mendukung kegiatan posyandu,
PAUD, konseling gizi, dan sarapan anak Desa (SAPA Desa)
Pemanfaatan Aplikasi Elektronik Human
Development Worker (e-HDW)
NO VARIABEL JUMLAH KET
1 Jumlah Desa sudah menggunakan 48.422 Desa 65 %
aplikasi eHDW
2 Kabupaten sudah menggunakan 321 74%
eHDW
3 Kabupaten belum menggunakan 113 26%
eHDW
4 Data sasaran yang sudah diinputkan:
• Jumlah 100 HPK 1.288.226
• Jumlah Ibu hamil 301.422
• Jumlah anak 0-2 tahun 986.804

Semua provinsi telah mulai menggunakan aplikasi eHDW, dengan progres


kelengkapan data terbesar provinsi DIY (76%) dan terendah di provinsi
Sulawesi Barat (17%) dan Maluku Utara (20%)
STATUS
KONVERGENSI
Berdasarkan data peneriman manfaat (1000 HPK) yang telah
diinputkan kedalam eHDW:
• Mayoritas desa (90%) tingkat konvergensinya masih merah.
• Kelompok 1000 HPK yang menerima layanan lengkap sebesar
41%.
• Ibu hamil yang mendapatkan layanan lengkap sebanyak 56%
• Anak 0-2 tahun yang mendapatkan layanan lengkap sebanyak
40%.

Profil ini menunjukkan bahwa:


• Penerimaan layanan kepada ibu hamil lebih baik dari
kelompok anak 0-2 tahun.
• Terdapat sekitar 59% kelompok 1000 HPK tidak menerima
layanan lengkap, sebagai indikasi masih lemahnya tingkat
konvergensi antar lima layanan dasar.
• Kondisi ini, juga menggambarkan dampak dari pandemic
covid yaitu beberapa layanan bagi anak 0-2 tahun tidak
tersedia.
SEBARAN KONVERGENSI STUNTING
LOKASI PRIORITAS STUNTING
Tahun 2020 (Sumber: eHDW) .

Kon-
ver-
gensi Konvergensi
50- 75-100%
75% 1
47

Belum ada
data
115
Konvergensi
0-50%
188

Tingkat konvergensi >75 – 100%


Tingkat konvergensi >50 – 75% Tingkat konvergensi stunting menunjukkan persentase 5 paket layanan yang
Tingkat konvergensi 0 – 50% diterima oleh sasaran 1000 HPK, yakni Ibu Hamil dan Anak dibawah 2 tahun
Belum ada data
Profil lima paket layanan dasar di Desa
• Layanan air bersih merupakan
layanan yang paling tinggi dijangkau
oleh kelompok 1000 HPK yaitu
( 74%)
• Jaminan sosial telah diterimakan
kepada 52% kelompok 1000 HPK
• Penerimaan layanan KIA, konseling
gizi, dan PAUD pada kelompok 1000
HPK masih rendah sekitar 30%

Jika profil ini dalam 2 tahun berturut-turut tidak


membaik, akan menjadi indikasi bahwa kasus stunting
meningkat
Sebaran Profil Lima Layanan Dasar di Desa

Provinsi DIY tertinggi dan terendah ada di


provinsi NTT dan papua Barat
Fasilitasi Konvergensi
Pencegahan Stunting
terintegrasi dengan
pelaksanaan SDGs Desa
Kegiatan Pencegahan Stunting Mendukung
Pelaksanaan SDGs Desa

1. SDGs Desa nomor 1 sampai dengan 6 mendukung penurunan stunting, jika pengembangan kegiatannya
berdasarkan konsep penanganan stunting.
2. Prinsip penanganan stunting meliputi:
• Stunting merupakan masalah keluarga, maka intervensinya difokuskan pada keluarga khususnya keluarga 1000
HPK.
• Difokuskan untuk menangani penyebab langsung dan penyebab tidak langsung stunting, sehingga bentuk
intervensinya meliputi:
• Intervensi spesifik, untuk menangani penyebab langsung dan lebih banyak bersifat Tindakan teknis medis
oleh tenaga Kesehatan.
• Intervensi sensitif, untuk menangani penyebab tidak langsung dan lebih banyak dilakukan oleh sector non
Kesehatan.
14
Alur Fasilitasi Konvergensi Pencegahan Stunting di Desa

Pendataan dan
Langkah kerja KPM:
Pemantauan
1. Melakukan pendataan di dusun, pusat
dengan eHDW
layanan, dan keluarga.
2. Menggunakan aplikasi eHDW dalam
pendataan dan pemantauan layanan.
3. Menginformasikan data dan rekomendasi
Keluarga & kegiatan hasil olah eHDW kepada forum RDS,
Dusun rembuk stunting, dan Desa.
Data dan
Rekomend
asi
Posyandu &
kegiatan • Forum RDS
Polindes Forum
• Rembuk Stunting
Musyawarah Desa
Desa
• Pemerintah Desa

PAUD APBDesa
Usulan kegiatan
aplikasi eHDW, sebagai alat bantu desa
didalam mengembangkan program stunting

Output utama dari aplikasi eHDW


1. Data sasaran prioritas 1000 HPK dan analisa diagnostik untuk memudahkan
desa menyusun rencana program stunting.
2. Melaporkan village score cards untuk mengevaluasi pelaksanaan konvergensi
kegiatan stunting yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah

Output utama dari dashboard eHDW


1. Memantau progres pelaksanaan konvergensi lima layanan dasar di desa
2. Menyediakan data desa untuk penetapan desa prioritas penanganan stunting
oleh Kabupaten
E-HDW memperkuat kualitas data – SID
(Sistem Informasi Desa)

dashboard

Alat Kabupaten untuk Portal data Desa untuk


mengelola eHDW dan kebutuhan perencanaan,
memantau konvergensi Desa pendampingan, monitoring,
Alat pendataan, dan evaluasi
pemantauan, dan
pelaporan yang
digunakan oleh desa
Integrasi eHDW-EPPGBM-OMSPAN-
SIGA ke Portal Sistem Informasi Desa
Penghitungan IKPS
(Indek Kinerja Program
eHDW Stunting) yang
(Kemendesa PDTT) • Integrasi eHDW dengan OM-SPAN dilakukan oleh
terkait pelaporan score cards Setwapres, Bappenas,
• Integrasi eHDW dengan EPPGBM
OM-SPAN untuk meringankan tugas Desa
dan BPS

(Kemenkeu) didalam mendata penerima


manfaat 1000 HPK SID Sebagai input data bagi
EPPGBM • Integrasi eHDW dengan SIGA untuk
menetapkan keluarga yang akan
kabupaten didalam
(Kemenkes) melakukan 8 aksi
didampingi konvergensi stunting

SIGA
(BKKBN)
Tugas Kementerian Desa PDTT dalam Program
Prioritas Nasional “Penurunan Stunting 14% di
tahun 2024”
Raperpres ... Percepatan Penurunan Stunting:
Stranas Penurunan Stunting: a. Seluruh Desa menandatangani komitmen percepatan penurunan
stunting;
1. Memfasilitasi Desa untuk b. Seluruh Desa mendapatkan peningkatan kapasitas dalam penanganan
mengembangkan konvergensi percepatan penurunan stunting;
pencegahan stunting. c. 90% Kader Pembangunan Manusia (KPM) mendapatkan pembinaan
dari Pemerintah Daerah;
2. Mensupport Desa dapat d. Seluruh Desa mengintegrasikan kegiatan pencegahan stunting dalam
melaporkan tingkat Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Desa dan Rencana
Kerja Pemerintah (RKP) Desa;
konvergensi program stunting e. 90% Desa mengalokasikan dana Desa untuk intervensi gizi spesifik
di Desa dan sensitif;
f. 80% Desa melakukan konvergensi percepatan penurunan stunting;
g. Tersusunnya platform digital untuk berbagi pengetahuan dalam
rangka percepatan penurunan stunting;
Kemendes, PDTT menjadikan Konvergensi
h. Mendukung pelaksanaan tugas Kementerian/Lembaga (K/L) dan
Pencegahan Stunting sebagai Program Pemerintah Daerah, dalam menggarap intervensi gizi spesifik dan
Nasional (Permendes, PDTT No. 13 Tahun sensitif.
2020)
TUGAS PENDAMPING DALAM FASILITASI
KONVERGENSI PENCEGAHAN STUNTING DI DESA

Fasilitasi 8 aksi konvergensi stunting kabupaten:


KABUPATEN

• Bimbingan kepada PD dan PLD


• Mengelola admin dashboard eHDW
• Monitoring berbasis dashboard eHDW
• Menganalisa dan Menyajikan data eHDW untuk mendukung pelaksanaan 8 aksi konvergensi stunting
kabupaten
• Mensupport Dinas PMD Kabupaten sebagai anggota Tim Koordinasi Percepatan Pencegahan Stunting
Kabupaten.

Fasilitasi Konvergensi Pencegahan Stunting di Desa


KECAMATAN

• Sosialisasi program dan penyadaran masyarakat tentang stunting


• Penguatan kapasitas Kader Pembangunan Manusia
• Bimbingan penggunaan aplikasi eHDW
• Fasilitasi Rembuk Stunting
• Fasilitasi perencanaan program stunting desa
• Memastikan pelaporan village score cards
Lingkup peningkatan kapasitas untuk
Pemerintah Desa dan KPM
Pemerintah Desa Kader Pembangunan Manusia
1. Mengidentifikasi penyebab stunting. 1. Lingkup dan pola tugas KPM
2. Mendalami intervensi gizi sensitive dan 2. Stunting dan fasilitasi konvergensi
upaya dukungan pada intervensi gizi stunting di desa
spesifik.
3. Penggunaan eHDW
3. Menggali dan memanfaatan modal sosial
untuk upaya pencegahan stunting. 4. Melaporkan data dan rekomendasi
kegiatan dari olahan eHDW kepada
4. Pola konvergensi pencegahan stunting di Desa, forum RDS, dan Rembuk stunting
Desa. di desa.
5. Menggunakan data eHDW untuk 5. Fasilitasi rembuk stunting desa
perencanaan Desa
6. Pelaporan village score cards.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai