Anda di halaman 1dari 25

PERAN PERAWAT

DALAM NANI NURHAENI


PENCEGAHAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS INDONESIA (FIK UI)

STUNTING
Jakarta, 20 Agustus 2022
outline

1 2 3

KEBIJAKAN DAN
STRATEGI PERAN
PREVALENSI PERAWAT
PENCEGAHAN
STUNTING
DAN
PENANGANAN
STUNTING
PREVALENSI
STUNTING
PREVALENSI STUNTING 2021

Pencapaian rata-rata pertahun


penurunan stunting sebesar 2,0%
(2013 – 2021) dengan angka
prevalensi stunting tahun 2021
sebesar 24,4%. Perlu upaya inovasi
dalam pencapaian 2,7% per tahun
agar mencapai target 14% (target
RPJMN) dengan ketepatan
intervensi yang dilakukan
PREVALENSI STUNTING

Karena kondisi pandemi SGBI


2020 tidak dapat dilakukan
sesuai rencana, sehingga data
diambil berdasarkan laporan
ePPGBM SIGIZI

Per tanggal 20 Januari 2021 dari 34


provinsi menunjukkan bahwa dari
11.499.041 balita yang diukur status
gizinya berdasarkan tinggi badan
menurut umur (TB/U) terdapat
1.325.298 balita dengan TB/U <-2 SD
atau dapat dikatakan 11,6% balita
mengalami stunting.

(Laporan Kinerja Kemenkes 2020, Terbit Februari 2021)


KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENCEGAHAN
DAN PENANGANAN STUNTING
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING

5 PILAR PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING

PILAR 1 PILAR 2 PILAR 3 PILAR 4 PILAR 5

Komitmen dan visi Kampanye nasional dan Mendorong konvergensi Ketahanan pangan dan Pemantauan dan
kepemimpinan nasional komunikasi perubahan program di tingkat gizi evaluasi
dan daerah perilaku pusat dan daerah

(Sekertariat wakil presiden, November 2020)


KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING
(Sekretariat wakil presiden, November 2020)
(Sekretariat wakil presiden, November 2020)
INTERVENSI YANG HARUS TETAP DIJALANKAN

Konseling dan promosi


PMBA (Pemberian Makan
Bayi dan Anak)

Suplementasi zat
Peningkatan kapasitas
Pemberian makanan SDM
gizi mikro pada ibu tambahan untuk ibu hamil
hamil dengan masalah gizi
Peningkatan kualitas
layanan

STRATEGI Penguatan edukasi


gizi
Pemantauan
Suplementasi zat gizi pertumbuhan
mikro pada balita Penguatan manajemen
intervensi gizi di puskesmas
Penanganan anak dengan dan posyandu.
masalah gizi akut (gizi
buruk)
INTERVENSI PROGRAM PENCEGAHAN STUNTING BERBASIS MASYARAKAT DI DAERAH

Pemberian makanan tambahan (PMT) untuk ibu hamil dan


Program perbaikan gizi masyarakat
balita di setiap desa dengan menggunakan dana desa

Pemanfaatan halaman rumah untuk menanam sayur, buah,


Kawasan rumah pangan lestari
tanaman obat, beternak ikan, ayam atau jenis lainnya
(KRPL)

Kelompok wanita tani (KWT) Setiap 1 desa terdapat 1 KWT dengan berbagai macam
usaha seperti pengolahan makanan, kerjanina atau seperti
KPRL

Program untuk pembagian bibit kepada masyarakat desa


Bantuan pangan non tunai
yaitu bibit sayuran, buah, ikan dan ayam

Pelatihan untuk kader masyarakat dilakukan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes), Dinas
Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa (DPMPD), serta bersama Dinas
Pelatihan kesehatan untuk kader Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB).
masyarakat Berbagai macam pelatihan yang diberikan oleh dinas di atas, mulai dari terkait
pemantauan gizi, kesehatan lingkungan, gerakan masyarakat sehat, pengarusutamaan
gender, dan masih banyak lainnya.
(Candarmaweni, 2020)
STRATEGI UTAMA PENURUNAN STUNTING:
PENDEKATAN MULTISEKTOR DAN INTERVENSI TERINTEGRASI
INTERVENSI GIZI SPESIFIK INTERVENSI GIZI SENSITIF
(KEMKES)

 Suplementasi gizi makro dan


mikro (TTD, Vitamin A, Taburia)
Kem Air bersih dan
 ASI Eksklusif, MP-ASI PAUD Kemdikbud
PU&PR sanitasi
 Fortifikasi
 Kampanye gizi seimbang
 Kelas ibu hamil
 Obat cacing Ketahanan
Fortifikasi Kemperin Kemtan pangan
 Penanganan kekurangan gizi
 JKN

Bantuan
ENABLING FACTORS pangan Keamanan
Kemsos BPOM pangan
non tunai,
 Kemdagri (NIK, akta lahir, APBD) PKH

 Kemendes PDTT (Dana Desa)


Kursus pranikah,
pendidikan gizi,
 Kemenkeu (Dana Insentif Daerah) pemuka agama
Kesehatan reproduksi,
BKKBN Kemenag
Bina Keluarga Balita

Bappenas
Koordinator Pelaksana Teknis
Buku Panduan Pelayanan Kesehatan dan Pelayanan Gizi Saat Pandemi Covid-19 yang Diterbitkan Oleh
Pemerintah Dalam Rangka Terus Mendukung Program Pencegahan dan Penaganan Stunting
PERAN PERAWAT
PERAN PERAWAT

Pemberi
Asuhan

Konselor/
Pendidik

Peneliti
PEMBERI ASUHAN

3 Komponen Utama
Penanggulangan Stunting

Pola Asuh Pola Makan Air Bersih


Sanitasi
PEMBERI ASUHAN DAN
KONSELOR

Mencegah dan Menangani Akar Permasalahan Penyebab


Stunting:
 Langsung:
1. Pemenuhan nutrisi tidak adekuat (Kurang gizi kronik)
1) Kurang gizi dan Anemia saat Hamil
2) ASI Eksklusif tidak diberikan (6 bulan)
3) MPASI gizi makro mikro tidak terpenuhi
2. Penyakit Infeksi (riwayat)
PEMBERI ASUHAN
DAN KONSELOR

 Tidak Langsung
1. Pengetahuan Pola Pemberian Makan (ASI, MPASI,
Pendidikan)
2. Pelayanan Kesehatan (akses, imunisasi)
3. Lingkungan Keluarga (jumlah anggota keluarga, sanitasi
lingkungan)
PEMBERI ASUHAN
DAN KONSELOR
Intervensi apa yang dapat dilakukan?
1. Edukasi Gizi Ibu Hamil
2. Edukasi Ibu dengan anak 0-2 tahun
2.1. ASI
2.2. MPASI
Isi MPASI : karbohidrat, sayuran dan buah, kacang-
kacangan, makanan hewani fokus juga pada bagaimana,
kapan, dimana, oleh siapa?  menentukan keberhasilan
MPASI  istilah Responsive Feeding (Pemberian Makan Aktif)
PEMBERI ASUHAN,
KONSELOR DAN PENELITI

Responsive Feeding:
hubungan antara pengasuh dan anak terhadap ekspresi
verbal dan non verbal perasaan lapar anak;
komponen pemberian makan aktif yang memberikan
makanan pendamping secara aktif
PEMBERI ASUHAN
DAN KONSELOR
6 Konsep Utama dalam
Responsive1).
Feeding
Aktif Terlibat
2). Pelaksanaan Pemberian Makan

3). Contoh Perilaku Sehat dalam Pemberian Makan


4). Kewajiban Menawarkan Makanan

5). Mencari Cara ketika Anak Menolak Makan


6). Lingkungan yang Disarankan
PEMBERI ASUHAN, KONSELOR
DAN PENELITI

3. Deteksi Dini Stunting (TB/PB per Usia ada dalam garis -1 SD - -2


SD)  stunting ringan  waktu yang paling tepat mengintervensi
(catch up growth)
ASUHAN KEPERAWATAN STUNTING

Diagnosis Keperawatan:
Pengkajian: 1. Risiko kekurangan gizi
1. Anak 2. Kekurangan Gizi
2. Keluarga 3. Risiko Tumbuh Kembang
3. Lingkungan Terganggu
4. Gangguan Tumbuh
Kembang

Intervensi:
1. Observasi BB/ TB regular
2. Kaji pola makan Evaluasi:
3. Kaji pola asuh Sesuai indikator kriteria evaluasi dalam
4. Stimulasi TK Diagnosis Keperawatan
5. Deteksi Dini TK
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai