Anda di halaman 1dari 60

SURVEILANS GIZI MELALUI E-PPGBM

dalam Percepatan Penurunan Stunting


di kabupaten Kendal
tahun.2023

OLEH :
dr. ABIDIN
KEPALA DINAS KESEHATAN KAB.KENDAL

PADA RAPAT KOORDINASI TIM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

KENDAL. 21 Februari 2023


DASAR HUKUM
UU No.17 TH.2007 ttg PMK No.53 TH.2014
RPJPN TH.2005 - 2025 Ttg Pelayanan Kesehatan
Neonatal Esensial
UU No.36 TH.2009
ttg.Kesehatan
PMK No.97 TH.2019
ttg Pelayanan Kesehatan
Peraturan Pemerintah Masa sebelum hamil,hamil,
No.61 TH.2014 persalinan,masa sesudah melahirkan,
ttg Kesehatan Reproduksi penyelenggaraan pelayanan kontrasepsi
dan pelayanan kes seksual

KMK No. 94 TH.2020


PMK No.25 TH.2014 Lokus Penurunan AKI/AKB TH.2020
ttg upaya Kesehatan Anak
KMK No.319 TH.2020
Lokus Penurunan AKI/AKB TH.2021

2
“Titik dimulainya pembangunan SDM
dimulai dengan menjamin

kesehatan ibu hamil,


kesehatan bayi, kesehatan
balita, kesehatan anak
sekolah karena merupakan umur
emas untuk mencetak manusia
Indonesia yang unggul. Jangan sampai
ada stunting, kematian bayi,
kematian ibu yang
meningkat.”
SASARAN PEMBANGUNAN
2020 - 2024 Prioritas RPJMN IV
2020 - 2024

Mewujudkan masyarakat Indonesia yang


mandiri, maju, adil dan makmur melalui
percepatan pembangunan di berbagai bidang
dengan menekankan terbangunnya struktur
perekonomian yang kokoh berlandaskan
keunggulan kompetitif di berbagai wilayah yang
didukung oleh SDM berkualitas dan berdaya
saing
Regulasi penanggulangan stunting
di Jawa Tengah

TINGKAT PROVINSI :
1. PERGUB 56/2011 = PEMBERIAN ASI
2. PERGUB 17/2016 = KIA
3. PERGUB 85/2016 = RADPG
4. PERGUB 35/2017 = GERMAS
5. SURAT EDARAN GUBERNUR = GERMAS DAN STUNTING
6. MEMBENTUK TIM PENANGGULANGAN KEKURANGAN GIZI BERSAMA BAPPEDA,
DISPERMADES
Kabupaten /Kota Lokus
Intervensi Penurunan Stunting terintergrasi
Tahun 2019

1. KAB. CILACAP 7. KAB. DEMAK


2. KAB. BANYUMAS 8. KAB. PEMALANG
3. KAB. PURBALINGGA 9. KAB. BREBES
4. KAB. KEBUMEN 10. KAB. BLORA
5. KAB. WONOSOBO 11. KAB. KLATEN
6. KAB. GROBOGAN 12. KAB. PEKALONGAN
Perluasan Kabupaten /Kota Lokus
Intervensi Penurunan Stunting terintergrasi Jawa Tengah
Tahun 2021

KEP MEN PPN/KEPALA BAPPENAS NO.KEP 42/M.PPN/HK/04/2020 ( 9 APRIL 2020 )

1. KAB. BANJARNEGARA 8. KAB. KUDUS


2. KAB. PURWOREJO 9. KAB. SEMARANG
3. KAB. BOYOLALI 10. KAB. TEMANGGUNG
4. KAB. SUKOHARJO 10. KAB. KENDAL
5. KAB. WONOGIRI 11. KAB. BATANG
6. KAB. KARANGANJAR 12. KAB. TEGAL
7. KAB. REMBANG 13. KOTA SURAKARTA
14. KOTA SEMARANG
Regulasi Kabupaten Kendal
Dalam Percepatan Penurunan Stunting

1. Perpres Nomor 72 Tahun 2021 Tentang “Percepatan Penurunan


Stunting”
2. Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional Nomor 12 Tahun 2021 Tentang “Rencana Aksi Nasional
Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia Tahun 2021-
2024”
3.Peraturan Bupati Kendal Nomor 42 Tahun 2021 Tentang
“Percepatan Pencegahan Stunting di Kabupaten Kendal” .
4.SK BUPATI KENDAL “ Pembentukan POJKA Percepatan
PencegahanStunting Kab. Kendal nomor 444/316/2021
5.Surat Keputusan Bupati Kendal Nomor 441.8/181/2022
Tentang “Pembentukan Tim Percepatan Penurunan Stunting
Tingkat Kabupaten Kendal”
REGULASI PENDUKUNG
1. Keputusan Bupati Kendal Nomor : 441/372/2017 tentang Perubahan atas Keputusan Bupati
Kendal Nomor : 441/751/2011 tentang Pembentukan Tim Koordinasi Penanggulangan Gangguan
Akibat Kekurangan Yodium Kabupaten Kendal

2. Peraturan Daerah No.3 Tahun 2019 tentang Pemberian ASI Eklusif

3. Peraturan Bupati Kendal Nomor : 46 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan
yang dibiayai dari Dana Desa di Kabupaten Kendal Tahun Anggaran 2020

4. PERBUP GERMAS no.16 Tahun 2020 tentang “ Gerakan Masyartakat Hidup Sehat “

5. SK BUPATI KENDAL No. 440/403/2020 “ Pembentukan FORKOM GERMAS Kab. Kendal “


REGULASI PENDUKUNG

6. SE BUPATI KENDAL No. 690/182 Tahun 2015 “ Percepatan Progran STBM “

7. SE BUPATI KENDAL No. 140/720.C/DPMD Tahun 2017 “ Penggangaran Sarana &


Prasarana Kesehatan
dalam mewujudkan Kendal Bebas Buang Air Besar Sembarangan “
SE SEKDA No. 440/973/2018 “ Percepatan Pencapaian ODF Kab. Kendal
APA ITU STUNTING? APA PENYEBABNYA?
Stunting adalah gangguan Pengasuhan Yang Kurang Kurangnya akses terhadap air bersih
Baik dan sanitasi
pertumbuhan dan
perkembangan anak akibat • Kurangnya pengetahuan ibu • 1 dari 5 rumah tangga di Indonesia masih
buang air besar di ruang terbuka.
kekurangan gizi kronis dan mengenai kesehatan dan gizi
• 1 dari 3 rumah tangga belum memiliki akses
infeksi berulang, yang sebelum dan pada masa terhadap air bersih.
kehamilan,serta melahirkan.
ditandai dengan panjang
• 60% anak usia 0-6 bulan tidak
atau tinggi badannya mendapatkan ASI Eksklusif.
berada di bawah standar • Terbatasnya Layanan kesehatan
yang ditetapkan oleh untuk ibu selama masa
menteri yang kehamilan.
menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang Kurangnya akses rumah tangga/keluarga terhadap
kesehatan. makanan bergizi
(sumber: Perpres 72 Tahun 2021)
• Makanan bergizi di Indonesia masih tergolong mahal.
• Komoditas makanan di Jakarta 94% lebih mahal dibandingkan dengan di
New Delhi, India (RISKESDAS 2013, SDKI 2012, SUSENAS).

12
PERPRES 72/2021 Tentang Percepatan Penurunan Stunting
STRANAS : Acuan Dalam Rangka Menyelenggarakan Percepatan Utk pelaks STRANAS
Penurunan Stunting disusun:
14%
TUJUAN
RENCANA AKSI NASIONAL
Sasaran Prioritas: Melalui Pendekatan Keluarga
1. Menurunkan prevalensi stunting Remaja
2. Meningkatkan kualitas penyiapan kehidupan berkeluarga Catin 1. Penyediaan data keluarga
3. Menjamin pemenuhan asupan gizi Bumil berisiko stunting
4. Memperbaiki pola asuh Busui 2. Pendampingan keluarga
5. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan Anak usia 0-59 bln berisiko stunting
6. Meningkatkan akses air minum dan sanitasi 3. Pendampingan calon
pengantin/calon PUS;
INTERVEN 4. Surveilans keluarga berisiko
SI stunting
5. Audit kasus stunting
Gizi spesifik
Komitmen Komunikas
dan visi i Konvergensi Ketahanan Sistem data,
Gizi sensitif
kepemimpi perubahan intervensi di pangan informasi,
nan perilaku tingkat dan gizi riset dan
nasional, dan pusat dan individu, inovasi
daerah, pemberda- daerah keluarga
dan desa yaan
masyaraka
dan masy Ditetapkan oleh
Pilar
t
Kepala BKKBN
1
1
3
UPAYA PELIBATAN LINTAS SEKTOR

Program Peningkatan Kesehatan ibu dan


anak, PEMERINTAH Mendukung keg terkait dgn sektor
kesehatan dgn SASARAN RT 1000 Hari
Pengendalian Reproduksi Remaja Pertama Kehidupan (HPK) & REMAJA
SASARAN INTERVENSI
GIZI SPESIFIK NON
1. Peningkatan pengetahuan pola (berkontribusi 30%) PEMERINTAH
pangan (beragam, bergizi,  Pemantauan program
berimbang, sehat, dan aman)  Duk Teknis
2. Pola asuh yang benar; DUNIA  Studi & piloting praktek baik
3. Peningkatan pengetahuan USAHA-INDUSTRI
 Arahan Keilmuan;
kesehatan reproduksi;  Sudi Pengembangan program
4. Menghilangkan risiko akibat AKADEMISI & (praktek baik)
pernikahan anak; ORGANISASI  Pelatihan & Pendampingan Masy
5. Meningkatkan ketersediaan INTERVENSI PROFESI
akses air minum layak, air TERINTEGRASI
bersih, dan sanitasi.
Organisasi
KELOMPOK SASARAN Masyarakat Sipil
1. REMAJA INTERVENSI
2. PASANGAN SIAP GIZI SENSITIF MEDIA
MENIKAH (berkontribusi
70%)
3. IBU HAMIL
4. IBU MENYUSUI
 Mendukung keg terkait layanan/akses di
5. BADUTA-BALITA luar sektor kesehatan dgn SASARAN
Masyarakat
6. ANAK
 Mendukung terjadinya perubahan
perilaku pencegahan stunting
1
4
SURVEILANS GIZI melalui E-PPGBM

Pelayanan di
Posyandu Data Status Gizi dan layanan Sasaran
by name by address hingga
desa/kelurahan

Deteksi dini
Pelayanan di
Puskesmas

Penguatan Surveilans Gizi melalui ePPGBM mendukung pelaksanaan


konvergensi hingga di Desa/Kelurahan dengan penyediaan data Status Gizi dan
Pelayanan kesehatan sebagai dasar intervensi gizi
Implementasi EPPGBM
Input Antropometri
Data dari Penghitungan Status Gizi
POSYANDU/Yankes U
:• Tanggal Ukur p Konfirmasi dan
• Berat
Validasi
• Tinggi
d
• Perkembangan
• Imunisasi
a
• Determinan
t
Kader/TPG/Bidan D
Menentukan
ae
kebijakan intervensi
t yang tepat

a Intervensi
Intervensi
Spesifik Sensitif
Perlu peningkatan
Kuantitas dan
Kualitas data serta
9
efektifitas intervensi
DAMPAK STUNTING
BEBERAPA KAJIAN : DAMPAK STUNTING TERJADI
 Stunting adalah masalah gizi kronis yang PROSES “3G”
disebabkan oleh asupan gizi kurang dalam
waktu lama dan tidak sesuai kebutuhan,
mengakibatkan gagal tumbuh pada anak balita GAGAL TUMBUH;
sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Berat Lahir Rendah, kecil, pendek, kurus,
daya tahan rendah, mudah sakit
 Stunting di awal kehidupan akan berdampak
buruk terhadap kesehatan, kognitif dan
fungsional ketika dewasa;
 Stunting dapat terjadi sejak bayi dalam
kandungan dan masa awal setelah bayi lahir, dan GAGAL KEMBANG,
baru tampak setelah bayi berumur 2 (dua) Gangguan Kognitif, lambat menyerap
tahun. pengetahuan nilai sekolah dan
 Waktu terbaik untuk mencegah stunting adalah keberhasilan pendidikan
selama kehamilan dan dua tahun pertama
kehidupan. ( 1000 HPK )
GANGGUAN METABOLISME
TUBUH,
berisiko gemuk dan terkena penyakti
tidak menular
PENYEBAB MASALAH SUNTING
FAKTOR PENYEBAB STUNTING
Stunting disebabkan oleh factor multi dimensi. Intervensi paling
menentukan pada 1000 Hari Pertama Kehidupan. Penyebab lainnya:

1. Praktek pengasuhan yang tidak baik


• Kurang pengetahuan tentang Kesehatan dan gizi
sebelum dan pada masa kehamilan
• 60 % dari anak usia 0-6 bulan tidak mendapatkan
ASI eksklusif
• 2 dari 3 anak usia 0-24 bulan tidak menerima
Makanan Pengganti ASI

2. Kurangnya akses ke makanan yang bergizi


• 1 dari 3 ibu hamil anemia
• Makanan bergizi mahal
4. Terbatasnya layanan kesehatan
termasuk layanan ANC, Post
natal dan pembelajaran dini
FAKTOR yang berkualitas

PENYEBAB • 1 dari 3 anak usia 3-6 tahun


tidak terdaftar di Pendidikan
STUNTING •
Anak Usia Dini
2 dari 3 ibu hamil belum
3. Kurangnya akses ke air bersih mengonsumsi suplemen zat
besi yang memadai
dan sanitasi
• Menurunnya tingkat kehadiran
• 1 dari 5 rumah tangga masih BAB
anak di Posyandu
(Buang Air Besar) di ruang terbuka
• Tidak mendapat akses yang
• 1 dari 3 rumah tangga belum
memadai ke layanan imunisasi
memiliki akses ke air minum bersih
PENDEKATAN PENANGGULANGAN STUNTING

INTERVENSI GIZI INTERVENSI GIZI


SPESIFIK SENSITIF
 (berkontribusi
KEGIATAN 30%)
terkait dgn sektor kesehatan;  (berkontribusi
KEGIATAN 70%)
terkait layanan/akses di
 SASARAN 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK); luar sektor kesehatan.
 SIFAT jangka pendek.  SASARAN masyarakat umum
I. INTERVENSI DENGAN SASARAN IBU HAMIL  SIFAT jangka panjang
1. Memberikan makanan tambahan pada ibu hamil 1. Menyediakan dan Memastikan Akses pada Air Bersih.
untuk mengatasi kekurangan energi dan protein
kronis. 2. Menyediakan dan Memastikan Akses pada Sanitasi.
2. Mengatasi kekurangan zat besi dan asam folat.
3. Mengatasi kekurangan iodium. 3. Melakukan Fortifikasi Bahan Pangan.
4. Menanggulangi kecacingan pada ibu hamil. 4. Menyediakan Akses kepada Layanan Kesehatan dan
5. Melindungi ibu hamil dari malaria. Keluarga Berencana (KB).
II. INTERVENSI DENGAN SASARAN IBU MENYUSUI DAN 5. Menyediakan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
ANAK USIA 0-<6 BULAN
1. Mendorong inisiasi menyusui dini (pemberian ASI 6. Menyediakan Jaminan Persalinan Universal
jolong/colostrum). (Jampersal).
2. Mendorong pemberian ASI Ekslusif.
7. Memberikan Pendidikan Pengasuhan pada Orang tua.
III. INTERVENSI DENGAN SASARAN IBU MENYUSUI DAN
ANAK USIA 6-23 BULAN
1. Mendorong penerusan pemberian ASI hingga usia 23 8. Memberikan Pendidikan Anak Usia Dini Universal.
bulan didampingi oleh pemberian MP-ASI.
2. Menyediakan obat cacing. 9. Memberikan Pendidikan Gizi Masyarakat.
3. Menyediakan suplementasi zink.
4. Melakukan fortifikasi zat besi ke dalam makanan. 10. Memberikan Edukasi Kesehatan Seksual dan
5. Memberikan perlindungan terhadap malaria. Reproduksi, serta Gizi pada Remaja.
6. Memberikan imunisasi lengkap.
7. Melakukan pencegahan dan pengobatan diare 11. Menyediakan Bantuan dan Jaminan Sosial bagi
Keluarga Miskin. 2
1
1 Intervensi Gizi Spesifik

I. Intervensi dengan sasaran Ibu Hamil :


1. Memberikan makanan tambahan pada ibu hamil untuk mengatasi kekurangan energi kronis
2. Mengatasi kekurangan zat besi dan asam folat
3. Mengatasi kekurangan iodium
4. Menanggulangi cacingan pada ibu hamil
5. Melindungi ibu hamil dari Malaria

II. Intervensi dengan sasaran Ibu Menyusui dan Bayi Usia 0-6 Bulan :
1. Mendorong inisiasi menyusui dini (pemberian ASI jolong/colostrum)
2. Mendorong pemberian ASI Eksklusif

III. Intervensi dengan sasaran Ibu Menyusui dan Anak Usia 6 bulan-2 tahun bulan:
1. Mendorong pemberian ASI hingga 4. Melakukan fortifikasi zat besi ke dalam
usia 2 tahun didampingi MP-ASI makanan
2. Menyediakan obat cacing 5. Memberikan perlindungan terhadap malaria
3. Menyediakan suplementasi zinc 6. Memberikan imunisasi lengkap
7. Melakukan pencegahan dan pengobatan diare
2 Intervensi Gizi Sensitif

1. Menyediakan dan Memastikan Akses pada Air Bersih


2. Menyediakan dan Memastikan Akses pada Sanitasi
3. Melakukan Fortifikasi Bahan Pangan
4. Menyediakan Akses kepada Layanan Kesehatan dan Keluarga Berencana (KB)
5. Menyediakan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
6. Menyediakan Jaminan Persalinan Universal (Jampersal)
7. Memberikan Pendidikan Pengasuhan pada Orang tua
8. Memberikan Pendidikan Anak Usia Dini Universal
9. Memberikan Pendidikan Gizi Masyarakat
10. Memberikan Edukasi Kesehatan Reproduksi, serta Gizi pada Remaja
11. Menyediakan Bantuan dan Jaminan Sosial bagi Keluarga Miskin
12. Meningkatkan Ketahanan Pangan dan Gizi
CAPAIAN INTERVENSI SPESIFIK 2022

NO INDIKATOR TARGET ( % ) CAPAIAN ( % )

1 Remaja Putri mengkonsumsi TTD 54 86,2


2 Bumil KEK mendapatkan PMT 95 89,03
3 Bumil mengkonsumsi TTD 98 92,04
4 Bayi 0-6 bln mendapatkan ASI Ekslusif 77 63,05
5 Balita 6- 24 bln MP- ASI 90 82,5
6 Anak dibawah 5 thn di pantau tumbang 100 97,69

7 Anak usia dibawah 5 tahun mendapatkan 100 81,2


PMT
TREND DAN TARGET
PENURUNAN PREVALENSI
STUNTING NASIONAL

Pandemi COVID-19
mengganggu pelayanan
36.8
35.6 Posyandu, imunisasi dan
37.2
pemantauan
33.6
30.8 perkembangan dan
27.7 pertumbuhan Balita

24.4 Target Penurunan


2,7%/tahun

14

2007 2010 2013 2016 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024

8
Sumber: Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS)
37.8

971,792
33.8

651,708 33.2

Sumber: SSGI 2021


508,618 31.4

347,437 30.2

268,158 30.0

218,580 29.8

196,797 29.7

192,190 29.5

168,657 29.0

153,200 28.7

142,720 27.5

141,577 27.5

131,028 27.4

129,355 27.4

119,368 26.2

110,059 25.8
provinsi dengan jumlah kasus tertinggi (Jabar, Jatim, Jateng, Sumut, & Banten)
12 provinsi prioritas penurunan stunting

92,590 24.8

83,139 24.5

80,354 24.5
7 provinsi dengan prevalensi tertinggi (NTT, Sulbar, Aceh, NTB, Sultra, Kalsel, & Kalbar) 5

Prevalensi Stunting Per Provinsi (%)

68,837 24.4
Estimasi Jumlah Kasus Stunting Per Provinsi

67,624 23.5

66,683 23.3

48,853 22.8

47,947 22.4

44,719 22.3

41,397 22.1

39,961 21.6

36,995 20.9

34,788 18.6

32,039 18.5

27,810 17.6

25,317 17.3

23,089 16.8

17,439
10.9
ROAD MAP STUNTING
JATENG
• NAS 24,1
2020• JATENG 23
• NAS 21,1 • NAS 18,4
2022 2023
• NAS 16,0 2024
• NAS 14
2021
• JATENG 21 • JATENG 18 • JATENG 16 • JATENG <14

Capaian : 14,51 % Capaian : Capaian :


(e-PPGBM) - 12,86 % (e-PPGBM) - 11,44 % (e-PPGBM-
- 20.9 % (SSGI) Agustus)
23,18
17,9
26,4
21,6
24,99
16,8

23,326

15,9
19,65
26,94
15,7
38,57
28,1
31,01
22,3
28,82
20,7
27,64
15,8
26,87
20
17,68
14
23,22
16,2
32,4
18,8
29,13
9,6
31,57
21,5
23,45
18,7

TH. 2019
192,0
27,07
3,86
30,9
25
17,6 35,76
25,5

TH. 2021
25,91
16,4
25,79
20,5
27,82
21,2
26,89
21,7
34,74
19,5
33,06
24,7
25,12
34,65
GAMBARAN BALITA STUNTED JAWA TENGAH

48
13,3
BERDASARKAN SSGBI TH 2019 DAN SSGI TH 2021

26,3
22,96
22,7
15,2
182,7064, 26,01
21,3
26,59
20,6
30,13
23,9

27,68
20,9
TARGET PENURUNAN
PREVALENSI STUNTING

TAHUN
NO INDIKATOR
2020 2021 2022 2023 2024

1. RPJMN 24,1 21,1 18,4 16,0 14,0

2. RENSTRA PROv 18 17 16 15 14

3. RPJMD 20 15 14,6 14,2 13,8


DATA STUNTING
KABUPATEN KENDAL

TAHUN

2021 2021 2022 2022


2020
Feb Agust Feb Agust

4383 5017 4128 7892 6413


(8,30%) (9,50%) (8,06%) (13,3 %) (11,4%)
REKAP DATA SSGI JAWA TENGAH
PER KABUPATEN

REKAP DATA SSGI 2021 VS SSGI 2022 REKAP DATA SSGI 2021 VS SSGI 2022
SSGI SSGI SSGI SSGI
NO KABUPATEN / KOTA SELISIH NO KABUPATEN / KOTA SELISIH
2021 2022 2021 2022
1 Kabupaten Brebes 26.3% 29.1% 2.8% 19 Kabupaten Pemalang 24.7% 19.8% -4.9%
2 Kabupaten Temanggung 20.5% 28.9% 8.4% 20 Kabupaten Sukoharjo 20.0% 19.8% -0.2%
3 Kabupaten Magelang 22.3% 28.2% 5.9% 21 Kabupaten Grobogan 9.6% 19.3% 9.7%
4 Kabupaten Purbalingga 16.8% 26.8% 10.0% 22 Kabupaten Kudus 17.6% 19.0% 1.4%
5 Kabupaten Blora 21.5% 25.8% 4.3% 23 Kabupaten Semarang 16.4% 18.7% 2.3%
6 Kabupaten Rembang 18.7% 24.3% 5.6% 24 Kabupaten Jepara 25.0% 18.2% -6.8%
7 Kabupaten Sragen 18.8% 24.3% 5.5% 25 Kabupaten Klaten 15.8% 18.2% 2.4%
8 Kabupaten Batang 21.7% 23.5% 1.8% 26 Kabupaten Wonogiri 14.0% 18.0% 4.0%
9 Kabupaten Pekalongan 19.5% 23.5% 4.0% 27 Kabupaten Cilacap 17.9% 17.6% -0.3%
10 Kota Pekalongan 20.6% 23.1% 2.5% 28 Kabupaten Kendal 21.2% 17.5% -3.7%
11 Kabupaten Pati 20.6% 23.0% 2.4% 29 Kota Tegal 23.9% 16.8% -7.1%
12 Kabupaten Wonosobo 28.1% 22.7% -5.4% 30 Kabupaten Banyumas 21.6% 16.6% -5.0%
13 Kabupaten Karanganyar 16.2% 22.3% 6.1% 31 Kabupaten Demak 25.5% 16.2% -9.3%
14 Kabupaten Tegal 28.0% 22.3% -5.7% 32 Kota Surakarta 20.4% 16.2% -4.2%
15 Kabupaten Banjarnegara 23.3% 22.2% -1.1% 33 Kota Salatiga 15.2% 14.2% -1.0%
16 Kabupaten Kebumen 15.9% 22.1% 6.2% 34 Kota Magelang 13.3% 13.9% 0.6%
17 Kabupaten Purworejo 15.7% 21.3% 5.6% 35 Kota Semarang 21.3% 10.4% -10.9%
18 Kabupaten Boyolali 20.7% 20.0% -0.7% JAWA TENGAH 20.9% 20.8% -0.1%
REKAP DATA SSGI JAWA TENGAH
PER KABUPATEN

KENAIKAN STUNTING DI JATENG PER KABUPATEN


SSGI SSGI
NO KABUPATEN / KOTA SELISIH
2021 2022
1 Kabupaten Purbalingga 16.8% 26.8% 10.0%
2 Kabupaten Grobogan 9.6% 19.3% 9.7%
3 Kabupaten Temanggung 20.5% 28.9% 8.4%
4 Kabupaten Kebumen 15.9% 22.1% 6.2%
5 Kabupaten Karanganyar 16.2% 22.3% 6.1%
6 Kabupaten Magelang 22.3% 28.2% 5.9%
7 Kabupaten Rembang 18.7% 24.3% 5.6%
8 Kabupaten Purworejo 15.7% 21.3% 5.6%
9 Kabupaten Sragen 18.8% 24.3% 5.5%
10 Kabupaten Blora 21.5% 25.8% 4.3%
11 Kabupaten Pekalongan 19.5% 23.5% 4.0%
12 Kabupaten Wonogiri 14.0% 18.0% 4.0%
13 Kabupaten Brebes 26.3% 29.1% 2.8%
14 Kota Pekalongan 20.6% 23.1% 2.5%
15 Kabupaten Pati 20.6% 23.0% 2.4%
16 Kabupaten Klaten 15.8% 18.2% 2.4%
17 Kabupaten Semarang 16.4% 18.7% 2.3%
18 Kabupaten Batang 21.7% 23.5% 1.8%
19 Kabupaten Kudus 17.6% 19.0% 1.4%
20 Kota Magelang 13.3% 13.9% 0.6%
JAWA TENGAH 20.9% 20.8% -0.1%
REKAP DATA SSGI JAWA TENGAH
PER KABUPATEN

PENURUNAN STUNTING DI JATENG PER KABUPATEN


SSGI SSGI
NO KABUPATEN / KOTA SELISIH
2021 2022
1 Kota Semarang 21.3% 10.4% -10.9%
2 Kabupaten Demak 25.5% 16.2% -9.3%
3 Kota Tegal 23.9% 16.8% -7.1%
4 Kabupaten Jepara 25.0% 18.2% -6.8%
5 Kabupaten Tegal 28.0% 22.3% -5.7%
6 Kabupaten Wonosobo 28.1% 22.7% -5.4%
7 Kabupaten Banyumas 21.6% 16.6% -5.0%
8 Kabupaten Pemalang 24.7% 19.8% -4.9%
9 Kota Surakarta 20.4% 16.2% -4.2%
10 Kabupaten Kendal 21.2% 17.5% -3.7%
11 Kabupaten Banjarnegara 23.3% 22.2% -1.1%
12 Kota Salatiga 15.2% 14.2% -1.0%
13 Kabupaten Boyolali 20.7% 20.0% -0.7%
14 Kabupaten Cilacap 17.9% 17.6% -0.3%
15 Kabupaten Sukoharjo 20.0% 19.8% -0.2%
JAWA TENGAH 20.9% 20.8% -0.1%
0.00
100.00
120.00

20.00
40.00
60.00
80.00
99.38
95.67
80.88
80.15
78.63
74.48
73.53
71.61
61.98
58.76
56.89
53.68
52.76
50.10
46.78
46.72
46.70
44.16
42.45
41.18
40.27
39.25
37.89
32.60
DIUNDUH 5 FEBRUARI 2023

32.34
BULAN JANUARI 2023 EPPGBM

31.71
29.52
21.00
20.08
19.25
CAPAIAN INPUT VARIABLE TB/ U JAWA TENGAH

17.25
16.26
13.72
6.87
3.58

47.29
PREVALENSI STUNTED KAB-KOTA DI JAWA TENGAH
BULAN JANUARI 2023,
SUMBER : EPPGBM DIUNDUH 5 FEBRUARI 2023
30.00
24.59

25.00
21.64
19.80
19.15
18.43
18.32
17.96
17.61
20.00 17.11
16.87
16.16
15.80
15.11
14.94
14.78
14.06
13.53
15.00

12.23
11.88
11.41
11.36

11.26
10.82
10.08
9.80
9.40
8.25
8.17
10.00

7.53
6.48
6.21
5.35
5.32
3.98
3.86
5.00

1.63
0.00
I I I
GAL B ES AN UNG ANG MA
S RA NG ANG GIR EN IGA PAT GAN R TA AN YA
R
NG INS
E G A A M T G A
TE BR LON NGG MA
L
YU JE
P
AR M
B NO EBU ALA A B BO KA O N AN AR OP
B N E O K O A L G M R
KA K A B KA A PE BA K AB SE
M
B
R W B
K
A
S
GR S UR K A RAN SE
P
E M B B B B A T E A
B
P TE KA KA KA KA KA K KO KA
B TA A
P KA OT
A B K O T B K
K KA KO KA
Capaian Entry EPPGBM Januari
CAPAIAN BALITA DIUKUR BULAN JANUARI TAHUN 2023
100.0

90.4
90.0

79.2
76.9
75.2
74.0
80.0

72.7
70.5
70.3
70.0

60.6
59.5
59.2
56.0
54.0
53.9
60.0

52.2

50.1
48.3
46.7
44.0
50.0
42.8
41.1
39.6
36.1

40.0
33.0
30.9
30.0
29.9
28.3
23.5

30.0
15.7
15.6

20.0

10.0

0.0
II G II N I I I I I II L II U I N I II G II N N I II N I II I II II N
JO UN JO GA DAL EJO ARI OJA LERI ERI PE NG NG JO GA UH JA RIN RUM AL TA EA NG ARI DO ON NG NG ON UH TE
E Y O N R S B E EL AM SO U RO AN EM BO PI A ND ELA AT KU S AN EB KU SO EB M PA
K OR ERU OR TU KEN KO WO W W NG G LIW GO B G CE GIN KE U S P G O G AT G G T GE BU
N W E P N A N PA
G N
SU PAG SIN PLA SU RO RAN KA SIN LIM RIN G KA RO P KA BR KA
B UN
LIW
KA
PROSENTASE BALITA STUNTING BULAN JANUARI 2023
PER 5 PBERUARI

28.4
28.1
30.0

25.3
25.0

21.9
20.3
19.5
19.0
18.9
20.0

17.1
17.1
17.0
16.6
16.3
16.2
16.2
16.1

15.9
15.7
15.3
15.3
15.0
14.5
14.3
14.3
13.9

15.0
12.6
11.6

10.0
7.4
6.1
4.5
4.4

5.0

0.0
I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I
A L I JO I NG GU AN RI I UM UH PEL H I TAN ERI G I JA RI I JA I ING N I NG EAN ON ON AL NG JO A N G I RI JO I JO TEN
N G E R U L N O A R O U T D D O G N A E E A
END RO GSO IWU TUN EL INA GEM GAM EM ELA WE SO B OS BO EPI TEB RUY PA AN TEB EN GKU OR BAN KU OS OR OR UP
O
K G N AL N W N G U S G C G A K G W K K B
A A NG AN OW PA AGE PE P AN SING LIM AN RO SU SU KA
SIN BR K PL RI G R R P K K
UN B
LIW
KA
E.PPGBM
KAB. KENDAL
PROSENTASE BALITA DIUKUR BULAN AGUSTUS 2022

100.0
100.0
99.8
99.5
98.9
97.7
97.6
97.2
96.4
95.9
94.3
100.0

92.1
91.8
91.2
91.2
91.1

90.5
90.4
90.1
89.9
89.5
89.1
88.3
87.3
86.9
86.8
86.3
85.5
85.2
90.0
75.7
80.0
66.6

70.0

60.0

50.0

40.0

30.0

20.0

10.0

0.0
II I I I II I L II I II I II II I II I II II I II I
TAN JO JO UH ERI GAN UM ERI NGU ARI PE DON JA JA NG ING ON NG JO EJO RI GAN AL UNG EAN N AL NG UH NG TEN
LA O RO M EL N R
A EL U S M N O O U IR
B K EP TE SO R O O B E R SA N ND Y T BO D O U PA
A B A M
SE GOR GO GE W BA GIN W LIW WO NG EGA G C A G K O K
W NTU KE ERU P ATE KEN NGS GE NGK BU
N P AN SU S O A U
GU SIN SIN LIM RIN KA RO P KA R PL PA
G P
BR
A KA K
A
UN BR
LIW
KA
JUMLAH KASUS STUNTING
BULAN PEBRUARI TAHUN 2022

7892
8000

7000

6000

5000

4000

3000

2000

663
521
495
467
419
1000

369
370
328
322
307
290
271
261
250
231
207
209
198
182
170
168
166
159
159
156
124
121
114
107
88

0
G II II L I I II II II L II I I I I I N U I II
N
I I
G
I II N I EL N II M II I LT G N
A
I N
E
YUN NG OJO DA LER UH OJA DA SAR LER UH NGA NG SAR BO OJO ON EJO TEA UNG MP NDO NG RU BON REJO U S IRIN NGA OJ AT
U O R N E M B N O E M U E R S R A A U A E G P B P
R GS O KE W GE U
KE OW W GE NT LIW WO PAT NGO NG UKO P GK G GA GK IN T KO UN CE BA U
A GE AN ING R LA A O I A S A N N PE N NG PA SU
A I IW LIM KAB
P BR S P K R S B R K K R L
KA
PROSENTASE BALITA STUNTING
BULAN PEBRUARI TAHUN 2022

23.6
25.0

22.7
21.9
21.5
18.5
20.0

17.9
16.9
16.7
16.2
16.1
15.7
15.6
15.3
15.0

13.3
15.0

13.0
12.2
10.9
10.1
9.9
9.7
9.6
9.5
9.3

10.0
8.6
8.5
8.2
8.2
7.2
6.4

5.0
3.6

0.0
G II II U L I I II L II N I II II N I I I II N G II I I M N I I EL
G
I II O I LT A I O I N II EN
Y UN NG OJO NG DA LER DA NGA UH UH OJA TEA LER SAR DO IRIN EJO SAR ARU BO UNG MP ON BON REJ U S BOJ OJ NGA NG AT
U SO R U EN E EN U EM EM B PA E N P R E A S
W WO EGA CE KO WO GIN AT GK NG NG ATE UKO UN
G R A U P
GER NG GO LIW K W K NT G G
U O P N P N GO MB NGK ABU
A SIN KA A RO P S R RIN A S SI LI KA
PA BR PL KA BR LIW K
KA
JUMLAH KASUS STUNTING
BULAN AGUSTUS TAHUN 2022

6413
7000

6000

5000

4000

3000

2000

586
1000

441
429
285
281
275
270
272
242
242
220
219
210
207
204
194
190
187
182
183
156
148
131
128
123
94
83
87
74
70

0
II I I II EL L I II I II II I I I G N I II N I I I M II U N II I N II II I I N G N
OJO ONG LER MP DA UH UH DAL OJA LER BON YUN GA AR GA SAR OJO RU NG NG TEA NG OJA DO EJO ON UNG EJO ATA IRIN ATE
S E A N M M N B WE TE RU TUN OS AN O OR INA KU WU PA SO B AN OR TEB GK OR EL EP UP
OR NG W NG KE GE GE KE B I K S C
G A PA GE AN OW LIM OW ING ING ANG AL AN
G G K
PE SU PA KAN SU GU KA
B
SIN BR PA PL R R S R K K
BR N
U
LIW
KA
PROSENTASE BALITA STUNTING
BULAN AGUSTUS TAHUN 2022

19.1
18.9
20.0

18.0
17.7
17.5
17.2
17.0
17.0
18.0

16.0
16.0

12.7
12.7
14.0

12.4
12.2

11.4
10.7
10.6
12.0

10.0
9.3
9.0
10.0

8.8
8.6
8.6
8.5
8.3
8.0

8.0
6.9
6.4
5.8
5.2
4.9

6.0
4.2

4.0

2.0

0.0
I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I
N G PEL JO I RI I AL AL I H I EAN AN UH NG GU ERI AN UM JA I JA RI N N I ON NG RI I JO I G I G I JO ING TAN JO TEN
O E
M O EL ND D M U G U N G A O
T N M Y U EL N AR BO BO S EB BO ND KU SA RE ON UN R PIR LA RO PA E
N GS NGA GOR W KE KEN GE PA BA GE ERU LIW W TU GIN O E S K O
W PAT AT EGA NG WO UKO NG NG UK CE U SE GO ABU
M G A N O P
RA IS N LI
PA K LA RI N R P KA RO S RA KA S G SIN K
B P B UN
LIW
KA
PL
AN
T UN
10.00
15.00
20.00
25.00

0.00
5.00

SU
AN
K
9.34
9.3

O RE
17.88

J
17.7

O
II
14.98 17

PA
T
3.60

E
8.6

SIN
AN

G O
8.3 9.85

RO
21.94

J
19.1

O
II
5.2 7.21
22.65

BO
J
8.5

KA
I

L I
10.7 21.51

W
9.68

UN
10.6

BR
U
8.18

AN
8.8

GSO
18.54

N
18.9

G
I

PE
16.69

G
17.2

AN
6.41

D
4.2
12.22

G
12.7

EM
4.9 16.17

RI
ON UH
I

NG
I
8.69.47

NA
R
8 9.59

UM
10 15.63

W
EL
E
9 10.13

R II

RO
I
8.55

W
5.8

OS
AR 15.3017

KA
II
I

10.85
NG
K 12.2
UN
16.09
16
G
II

23.63
PA

17.5
T EB

13.01
O

18
N
I

15.75
K

12.4
E ND

12.7 16.93
ALI

6.4 8.19

6.9 8.57
TREND PREVALENSI STUNTING TAHUN 2022

11.4 13.32
PEB
AGT
Dokumentasi Penurunan Stunting
DINKES KENDAL
MINUM TABLET TAMBAH DARAH
INOVASI PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
INOVASI
NO PUSKESMAS INOVASI KEGIATAN
CETING TAMPAH (Cegah Stunting dengan  kelola sampah, hasilnya untuk biaya tambahan
1 PLANTUNGAN
Tata Kelola Sampah) pembelian PMT

2 SUKOREJO I SARI SATE ( Sehari Satu Butir Telur) Sehari satu butir telur minimal untuk mencegah
stunting

Sosialisasi kepada kadet untuk mengingatkan


3 SUKOREJO II ELING ILING LAWUHE TONGGONE masyarakat agar selalu mengkonsumsi protein
setiap hari

GARDU CETING (Gerakan Terpadu Cegah Pengadaan Satu Desa Satu Gardu (Pos) Ceting
4 PAGERUYUNG Stunting) dengan kegiatan rehabilitasi dan pendidikan gizi
bagi ibu balita

Kegiatan Kolaborasi linprog dan linsek untuk


Areng Ceting ( Ayo bareng-bareng Cegah
5 PATEAN pengentasan stunting dengan sasaran mulai dari
Stunting) remaja, ibu hamil, ibu balita

Garpu Penting ( Gerakan Peduli Cegah


6 SINGOROJO I Stunting)  
Pembinaan Kader Toga Desa
Pembuatan Toga Puskesmas
Pembinaan Usaha Kecil Menengah Jamu, Menjadikan jahe sebagai bahan
olahan
Yumijah Cantik (Yuk Minum Jahe Cegah
10 BOJA II Stunting) Sosialisasi Lintas Program dan Sektor
Pembuatan Cafe Toga yang menyediakan olahan jahe untuk ibu hamil
membuat ruang konsultasi hastr DI PUSKESMAS, UNTUK IBU HAMIL DG
MASALAH HIPERWMISIS DAN GANGGUAN POLA MAKAN
Payung Sinting (Sengkuyung Perangi
11 KALIWUNGU Stunting)  

12 KALIWUNGU Pentas Merdu ( Penanganan Stunting Kegiatan Posyandu balita dengan pencatatan dan pelaporan hasil timbang
SELATAN Melalui Posyandu) ukur balita terindikasi stunting

Tahan Banting (Strategi Pencegahan Kegiatan Kolaborasi linprog dan linsek untuk pencegahan stunting dengan
13 BRANGSONG I
Balita Stunting) sasaran remaja, ibu hamil, ibu balita, balita
14 BRANGSONG II    
Posreting (Posyandu Rehabilitasi Kegiatan Posyandu bagi balita stunting dengan pemantauan tumbuh
15 PEGANDON Stunting) kembang dan pemberia PMT)
Daku Ceria (Daun Kelor untuk
16 NGAMPEL Mencegah Penderita Anemi)  Konseling dan Pemberian bibit kelor untuk dtanam dirumah

PENTING GA RUGI LE ( Peduli Stunting Alternatif Pelayanan integratif antara beberapa program dan stakeholder
17 GEMUH I dengan Gerakan ke Rumah Gizi yang dilaksanakan dengan mendekatkan akses pelayanan kepada
Mobile) masyarakat khususnya keluarga dengan balita stunting

Kegiatan ANC terpadu , lintas program KIA,Giz, Laborat,dokter dan dokter


18 GEMUH II Centik(Cegah Stunting Sejak dini )
gigi
21 WELERI II Sewa Ceting (Sejak Awal Cegah Stunting)   gerakan gerakan terpadu lintas program untuk cegah stunting

22 ROWOSARI II KONTING (Konsultasi Online Balita Stunting) Konsultasi di Posyandu untuk mencegah dan penanggulangan
stunting

Resto Baliku ( Rehabilitasi Stunting bagi Balita


23 ROWOSARI I Gizi Kurang)  
24 KANGKUNG I GERBANG LOR  Gerakan penanaman & konsumsi daun kelor

25 KANGKUNG II GUNTING (Gerakan Terpadu dengan Kelas Kegiatan Koordinasi Linsek dengan Penyuluhan, PMT, dan
Stunting) Pengukuran Ulang

Kelompok Pelitas (Kelompok Pemerhati dan Kegiatan intervensi terhadap balita lahir resiko stunting dilakukan
26 CEPIRING Peduli Balita Stunting) bersama kader dan linsek

Sosialisasi kepada kader untuk mengingatkan masyarakat agar


27 PATEBON I GEBRAKAN (Gerakan Bersama Makan Ikan) selalu mengkonsumsi makanan tinggi protein. Sehingga setiap
harinya terutama anak balita bisa mengkonsumsi protein.

 AYU TING-TING ( Ayo Urusi Stunting itu


28 PATEBON II Penting )  Gerakan terpadu linsek & Linprog dalam penurunan stunting

Gemar Ceting ( Gerakan Masyarakat Cegah serentakKegiatan di Posyandu balita dengan pencatatan dan
29 KENDAL I
stunting) pelaporan hasil penimbangan
KENDALA/ HAMBATAN
dalam percepatan penurunan stunting :
• Pencatatan & Pelaporan setiap bulan belum
maksimal ( terentry 100 % di aplikasi E-PPGBM )
yang berdampak pada pengambilan kebijakan pada
surveilans gizi
• Aplikasi E-PPGBM sering terjadi trouble
• Belum Maksimalnya kerjasaama antar lintas
program, lintas sektor serta masyarakat dalam
pencatatan pelaporan & penginputan data stunting.
• Kesadaran masyarakat dalam pemantauan tumbuh
kembang anak belum maksimal ( tingkat kehadiran
di Posyandu )
STRATEGI PENANGANAN STUNTING DINAS KESEHATAN

• Pendekatan “Continuum Of Care” & “Life Cycle”1000 HPK


• Menyiapkan Remaja Sehat
• Pemberian Tablet Tambah Darah Remaja Putri & Ibu Hamil
• Deteksi Dini anemia Remaja melalui pemeriksaan Hemoglobin
• Pelayanan Kesehatan Reproduksi Untuk Calon Pengantin
• Pengadaan Antropometri KIT bagi Posyandu
• Pengadaan Makanan Tambahan Bagi Ibu Hamil KEK & Balita berisiko( PMT Lokal &
Pabrikan )
• Menggandeng CSR dan Yayasan 1000 days
• Komunikasi Antar Pribadi pencegahan stunting
• KIE pencegahan stunting melalui media-media, media massa, sosial, cetak, &
elektronik
• Inovasi –inovasi penurunan stunting di tiap Puskesmas
HARAPAN

 KOMITMEN BERSAMA , HARMONISASI DAN


KEMITRAAN dengan berbagai pihak, untuk
menumbuhkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan dalam percepatan penurunan
stunting
Wassalamualaikum

Anda mungkin juga menyukai