Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENGUKURAN, PENILAIAN, DAN TUJUAN


EVALUASI PENDIDIKAN

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Evaluasi Pendidikan

Dosen Pengampu : Shofria Ihda Mahayyun, M. Pd

Disusun Oleh :

1. Nurul Azizatul Ilma (1119160)


2. Yusup Ependi (1119172)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PATI


JURUSAN TARBIYAH
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah


melimpahkan rahmatnya pada kita sehingga makalah ini dapat terselesaikan
dengan baik. Tak lupa sholawat serta salam kita ucapkan kepada junjungan
kita Nabi Agung Muhammad SAW. Yang kita nanti-nantikan syafaatnya di
Yaumul Qiyamah.
Terselesainya makalah ini atas kerja keras dalam penyusunan
sekaligus pembelajaran dalam makalah ini. Tak lupa ucapkan terima kasih
kepada Ibu Shofria Ihda Mahayyun, M. Pd yang telah membimbing kami
dalam mata kuliah Evaluasi Pendidikan, sehingga kami mendapatkan
pengetahuan yang luas.
Diharapkan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi yang
membacanya. Kami sadar bahwa makalah ini jauh sekali dari kata
kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran sangat kami harapkan guna
menyempurnakan makalah ini. Akhir kata apabila banyak kesalahan dalam
tutur kata dan penulisan, kami mohon maaf. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhoi segala usaha kita. Aamiin.

Pati, 7 Oktober 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran merupakan investasi yang paling utama bagi setiap
bangsa apalagi bagi bangsa yang sedang berkembang yang giat
membangun negaranya. Pembangunan hanya dapat dilakukan oleh
manusia yang dipersiapkan melalui pembelajaran, guna mencapai esensi
kemanusiaan yaitu sebagai khalifah di atas bumi. 1
Pengembangan pembelajaran tidak terlepas dari tanggung jawab
seorang pendidik, bagaimana pendidik tersebut melakukan transformasi
ilmu yang dimiliki dengan bahan ajar yang telah ada, serta dengan
memperhatikan metode-metode pengajar yang mudah diterima oleh
peserta didik sehingga tujuan tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan.
Tujuan yang hendak dicapai tersebut, maka dalam proses pembelajaran
guru harus melakukan suatu kegiatan yang dinamakan dengan evaluasi.
Evaluasi dapat mendorong peserta didik untuk lebih giat belajar
secara terus menerus dan juga mendorong guru untuk lebih meningkatkan
kualitas proses pembelajaran serta mendorong pengelola pendidikan untuk
lebih meningkatkan fasilitas dan kualitas belajar peserta didik.
Sehubungan dengan hal tersebut, optimalisasi sistem evaluasi memiliki
dua makna, pertama adalah sistem evaluasi yang memberikan informasi
yang optimal. Kedua adalah manfaat yang dicapai dari evaluasi. Manfaat
yang utama dari evaluasi adalah meningkatkan kualitas pembelajaran. 2

1
Lihat, Nasutioan. 2008. Teknologi Pendidikan. (Cet.. IV; Jakarta: Bumi Aksara,), hal 5.
2
Gintings Abdorrakhman. Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran (Bandung: Buah Batu, 2008),
h.162.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Evaluasi Pendidikan ?
2. Bagaimana penjelasan tentang pengukuran, penilaian, tujuan evaluasi
pendidikan ?
3. Bagaimana pentingnya pengukuran, penilaian, tujuan dalam evaluasi
pendidikan ?
4. Bagaimana hubungan Perbedaan Evaluasi, Penilaian dan Pengukuran?

C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui penjelasan arti dari evaluasi pendidikan.
2. Mengetahui penjelasan tentang pengukuran, penilaian, tujuan evaluasi
pendidikan.
3. Mengetahui dan memahami pentingnya pengukuran, penilaian, tujuan
dalam evaluasi pendidikan.
4. Untuk mengetahui hubungan perbedaan Evaluasi, Penilaian dan
Pengukuran
BAB II

PEMBAHASAN

PENGUKURAN, PENILAIAN, DAN TUJUAN EVALUASI PENDIDIKAN

A. Evaluasi Dalam Pendidikan

Evaluasi Pendidikan dapat di artikan sebagai suatu tindakan atau


suatu proses untuk menentukan nilai segala sesuatu dalam dunia
pendidikan atau segala sesuatu yang ada hubungannya dengan dunia
pendidikan. 3
Dalam evaluasi pendidikan selalu mengandung proses.proses
evaluasi pendidikan harus tepat terhadap tipe tujuan yang biasa dinyatakan
dalam bahasa perilaku. Dikarenakan tidak semua perilaku dapat
dinyatakan dengan alat evaluasi yang sama, maka dari itu evaluasi menjadi
salah satu hal yang sulit dan menentang,yang harus disadari oleh seorang
guru evaluasi pendidikan dilakukan dalam rangka pengendalian mutu
pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntalibitas penyelenggara
pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, diantaranya terhadap
peserta didik, lembaga dan program pendidikan, sedangkan seorang guru
perlu memahami metode evaluasi, yaitu cara-cara evaluasi yang digunakan
oleh seseorang guru agar memperoleh informasi yang diperlukan.dari
pemahaman bermacam-macam metode evaluasi tersebut. Kemudian
dipilih yang paling tepat untuk dapat diterapkan kepada peserta didik.
Dilihat dari aspek fungsi evaluasi pedidikan yang dilakukan dalam
peroses belajar mengajar, pada perinsipnya dapat dibagi dua, membantu
guru dalam menentukan derajat tujuan pengajaran agar dapat dicapai,
membantu guru mengetahui keadaan yang benar dan pada siswanya.

3
Sulistyorini. 2009. Evaluasi Pendidikan, (Yogyakarta: Teras), hal 102.
Fungsi kedua merupakan tujuan tambahan sebagai implikasi dan evaluasi
dalam peroses pembelajaran. 4
Tugas guru dalam melakukan evaluasi pendidikan untuk
membantu siswa dalam mencapai ilmu dan pendidikan yang telah
ditetapkan agar tercapai tujuan pendidikan yang dimaksut, seorang guru
lalu bertindak secara aktif dalam membantu setiap langkah dalam peroses
pembelajaran. Tindakan aktif tersebut sebaiknya merupakan tindakan
profesional yang dilakukan oleh seorang guru agar dikatakan bermakna
apabila hasil akhirnya berorientasi pada tujuan pembelajaran dan
diterapkan didalam kelas.
Tujuan pendidikan yang telah ditetapkan untuk dicapai sebaiknya
ditunjukkan sejak dalam perencanaan, dan evaluasi pengajaran. Disamping
itu, tujuan pendidikan pun dapat dilihat implikasinya dalam perilaku
siswa. Siswa yang telah memahami dan menguasai materi yang diajarkan
oleh seorang guru yang belum, hendaknya dapat dibedakan
dalam kaitannya dengan adanya penunjukan dan adanya perubahan
perilaku. Bentuk perilaku siswa itu biasanya dapat diidentifikasi dalam
suatu fenomena atau indikator, misalnya pengetahuan, pemahaman, sikap,
penghargaan atau apresiasi, keterampilan dan kemampuan siswa yang
telah dispesifikasi dalam mata pelajaran.
Dalam pendidikan pengertian tujuan dapat bervariasi maknanya
tergantung dari aspek keluasan atau cakupan yang hendak dicapai. Dari
aspek cakupan tersebut tujuan dapat dibedakan menjadi beberapa
macam, misalnya tujuan nasional atau tujuan institusional atau tujuan
umum, atau tujuan khusus. Adapun metode yang digunakan untuk
mengungkapkan informasi siswa, seorang guru sebaiknya selalu berusaha
mencapai pada bentuk perilaku siswa dalam kaitannya dengan
pengetahuan yang relevan. Semakin lengkap pengetahuan terhadap materi

4
Arikunto, Suharsimi. 2007. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi Revisi. Jakarta: Bumi
Aksara, hal 114
maupun fenomena tentang siswa yang diajari semakin baik dalam
mempresentasikan evaluasi keadaan yang sebenarnya pada perilaku siswa.
Ada dua hambatan yang apabila tidak diperhatikan akan mencegah
terjadinya evaluasi yang komprehensif terhadap tujuan pendidikan yang
telah dite tapkan. Pertama, kesulitan menerjemahkan tujuan pendidikan
kedalam sikap, minat dan perilaku siswa. Seringkali terjadi perubahan
yang terindentifikasi tidak mendalam dan cenderung hanya secara kasar
saja. Kedua, dalam beberapa hal, perubahan total yang diinginkan siswa
mungkin tidak terobservasi sampai jangka waktu yang lama termasuk
berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun selama mengikuti proses
pendidikan. Pendidik seharusnya dapat melihat perubahan pada peserta
didik melalui beberapa aspek, diantaranya penguasaan ilmu pengetahuan,
keterampilan, dan terpupuk rasa saling menghargai dengan sesama peserta
didik.
Evaluasi pendidikan merupakan proses dimana seorang pendidik
menggunakan informasi yang diturunkan beberapa sumber informasi agar
dapat mencapai tingkat pengambilan keputusan. Informasi diperoleh dari
hasil pengukuran menggunakan instrumen untuk menghasilkan data
kuantitas tertentu, selain menghasilkan data juga mampu memberi
informasi penting sebagai materi yang hendak dijadikan landasan
terpercaya dalam pengambilan keputusan tentang peserta didik. 5
Dalam evaluasi pendidikan merupakan bagian terpenting yang
harus dilakukan dalam dunia pendidikan. Tanpa adanya evaluasi maka
jalan proses tidak akan pernah bisa diketahui seberapa besar hasil yang
sudah dicapai. Proses pendidikan tanpa adanya evaluasi akan
mengakibatkan tujuan pendidikan tidak teratur secara nasional sehingga
tingkat keberhasilan dari tingkat keberhasilan dan sebuah proses
pendidikan tidak diketahui dan pendidikan akan berjalan tanpa tujuan yang
jelas.

5
Lubis, Mawardi. 2008. Evaluasi Pendiidkan Nilai. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, hal 121.
1. Bagaimana penjelasan tentang pengukuran, penilaian, tujuan evaluasi
pendidikan ?
B. Pengukuran
Pengukuran Jika diambil dari bahasa Inggris pengukuran dikenal
dengan measurement dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan
untuk mengukur sesuatu. Mengukur pada hakikatnya adalah
membandingkan sesuatu dengan atau atas dasar ukuran tertentu (Sudijono,
2011). Pengukuran adalah kegiatan yang dilakukan dengan
membandingkan hasil belajar dengan suatu ukuran tertentu. Pengukuran
menurut Arikunto dan Jabar (2004) sebagai kegiatan membandingkan
suatu hal dengan satuan ukuran tertentu sehingga sifatnya menjadi
kuantitatif.
Allen dan Yen (1979), menyatakan bahwa pengukuran adalah
penetapan angka bagi individu dengan cara sistematis yang mencerminkan
sifat atau karakteristik dari individu tersebut. Berbeda dengan pendapat
Cangelosi (1995), pengukuran adalah proses pengumpulan data melalui
pengamatan empiris untuk mengumpulkan informasi yang relevan dengan
tujuan yang telah ditentukan.
Pengukuran dapat diartikan sebagai kegiatan atau usaha yang
dilakukan untuk memberikan angka-angka pada suatu kejadian, gejala,
peristiwa atau benda, sehingga hasil pengukuran akan selalu berupa angka.
Berdasarkan pendapat para ahli, Ratnawulan (2006) menyimpulkan bahwa
pengukuran adalah kegiatan yang dilakukan dalam proses pembelajaran,
diperlukan untuk menentukan fakta kuantitatif yang disesuaikan dengan
kriteria-kriteria tertentu sesuai dengan objek yang akan diukur. 6
C. Penilaian
Penilaian adalah istilah umum yang mencakup semua metode yang
digunakan untuk menilai hasil tes siswa. Ign. Masidjo (1995) menyatakan
bahwa penilaian adalah suatu kegiatan membandingkan hasil pengukuran

6
Albrecth, K. (1992). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara, hal
87-91
sifat suatu objek dengan suatu acuan yang relevan sehingga diperoleh
kuantitas suatu objek yang bersifat kualitatif.
Griffin dan Nix (1991) mendefinisikan bahwa penilaian merupakan
suatu pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan
karakteristik seseorang atau sesuatu. Selain pendapat di atas,
Sudradjat (2008), juga mendefinisikan bahwa penilaian adalah
penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk
memperoleh informasi tentang hasil belajar siswa atau ketercapaian
kompetensi (rangkaian kemampuan) siswa. Proses penilaian menurut
Ratnawulan dan Rusdiana (2014) mencakup pengumpulan bukti yang
menunjukkan pencapaian belajar peserta didik. Oleh karena itu, kegiatan
penilain tidak hanya terbatas pada karakteristik peserta didik, tetapi juga
mencakup karakteristik metode mengajar, kurikulum, fasilitas, dan
administrasi sekolah. Instrumen penilaian untuk pesera didik dapat berupa
metode dan atau prosedur formal atau informal untuk menghasilkan
informasi tentang peserta didik. Instrumen penilaian dapat berupa tes
tertulis, tes lisan, lembar observasi, pedoman wawancara, tugas terstruktur
atau tugas tidak terstruktur, portopolio, unjuk kerja, dan lain sebagainya. 7

D. Pentingnya Evaluasi Dalam Pendidikan


Evaluasi adalah suatu proses pengumpulan informasi secara
sistematik untuk menetapkan sejauh mana ketercapaian tujuan belajar
untuk memperoleh informasi yang tepat dalam kegiatan evaluasi dilakukan
melalui pengukuran. Pengukuran merupakan suatu proses pemberian skor
dari angka-angka terhadap suatu keadaan atau gejala, berdasarkan aturan-
aturan tertentu. Dengan demikian terdapat kaitan yang erat antara
pengukuran dan evaluasi kegiatan pengukuran merupakan dasar dalam
kegiatan evaluasi. Evaluasi merupakan suatu tindakan atau proses untuk
mengumpulkan suatu informasi yang bermanfaat untuk pertimbangan
dalam mengambil keputusan.

7
Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi kedua. Jakarta : Bumi aksara, 67-72
Evaluasi merupakan alat bukan tujuan yang digunakan untuk
menilai segala sesuatu bermanfaat. Maka dari itu evaluasi merupakan
bagian yang sangat penting dalam suatu sistem. Akan tetapi kesalahan
utama yang sering terjadi diantara pendidik adalah bahwa evaluasi hanya
dilakukan pada saat-saat tertentu. Akibat yang terjadi adalah minimnya
informasi tentang para peserta didik sehingga menyebabkan banyaknya
perlakuan prediksi pendidik menjadi bias dalam mentukan posisi peserta
didik dalam kegiatan kelasnya. Dalam pengembangan instruksional,
evaluasi hendaknya dilakukan semaksimal mungkin dalam suatu kegiatan.
Ini dianjurkan karena untuk mendapatkan informasi yang banyak tentang
kegiatan siswa dikelas dan kemudain digunakan untuk menilai tingkat
keterlaksanaan program seperti yang telah direncanakan bagian penting
lainnya yang perlu diperhatikan bagi seorang pendidik adalah perlunya
melibatkan siswa dalam evaluasi sehingga pendidik dan peserta didik
secara sadar dapat mengenali perkembangan hasil belajar peserta didik.
Dalam evaluasi pendidikan dapat mengukur pencapaian hasil belajar tapi
perlu menggunakan ukuran secara kuantitatif yang menghasilkan
kuantitatif baik dengan tes maupun dengan cara-cara lain. Maka dari itu
evaluasi yang dilaksanakan sepanjang program pendidikan dan juga yang
bernilai positif, yaitu yang mampu mendorong dengan mengembangkan
kemampuan belajar siswa serta menyempurnakan program pelajaran, dan
evaluasi juga dilakukan dengan cara membanding-bandingkan situasi
sekarang dengan situasi lampau atau situasi yang sudah lewat, oleh karena
itu dalam proses evaluasi bukan sekedar mengukur sejauh mana tujuan
tercapaiannya prestasi pendidik akan tetapi juga digunakan untuk
membuat keputusan.
Evaluasi menekankan untuk menggunakan informasi yang
diperoleh dengan pengukuran maupun dengan cara lain untuk menentukan
pendapat dan membuat keputusan-keputusan pendidikan. Sebaliknya juga
evaluasi tidak mungkin dilakukan tanpa pengukuran karena tanpa
pengukuran pendidik tidak akan mengetahui kemajuankemajuan belajar
yang dialami oleh peserta didik. Tetapi pendidik bukan hanya menilai
melainkan mengetahui informasi-informasi yang diperoleh secara
sistematik. Melalui evaluasi pendidik dapat mengetahui seluruh
pengukuran, pengelolahan, penafsiran, dan pertimbangan untuk membuat
keputusan tentang tingkat-tingkat keberhasilan belajar yang telah dicapai
oleh peserta didik setelah melakukan kegiatan belajar dalam mencapaia
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. 8
Maka dari itu hasil belajar menunjukkan pada prestasi belajar
sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya dan derajat
perubahan tingkat laku siswa, hasil evaluasi menggambarkan kemajuan,
kegagalan dan kesulitan masing-masing siswa. Maka dari itu evaluasi
memiliki tujuan –tujuan tetentu: Memberikan informasi tentang kemajuan
siswa dalam upaya pencapaian tujuan-tujuan belajar melalui berbagai
kegiatan belajar, memberikan informasi yang dapat digunakan untuk
mengetahui kemampuan siswa. Menetapkan kesulitan-kesulitannya dan
menyarankan kegiatan-kegiatan perbaikan, memberikan informasi tentang
semua aspek tingkah laku siswa sehingga guru dapat membantu
perkembangannya menjadi warga masyarakat dan pribadi yang berkualitas
.
E. Perbedaan Evaluasi, Penilaian dan Pengukuran
Perbedaan antara evaluasi dengan penilaian adalah terletak pada
scope (ruang lingkup) dan pelaksananya. Ruang lingkup penilaian lebih
sempit dan biasanya hanya terbatas pada salah atau komponen atau aspek
saja, seperti prestasi belajar peserta didik. Pelaksanaan penilaian biasanya
dilaksanakan pada konteks internal , yakni orang-orang yang menjadi
bagian atau terlibat dalam sistem pembelajaran yang bersangkutan.
Misalnya, guru menilai prestasi belajar peserta didik, supervisor menilai
kenerja guru dan sebagainya. Ruang lingkup evaluasi lebih luas mencakup
semua komponen dalam suatu sistem (sistem pendidikan, sistem

8
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.
Bandung: Alfabeta
kurikulum, sistem pembelajaran) dan dapat dilakukan tidak hanya pihak
internal (evaluasi internal ) tetapi juga pihak eksternal (evaluasi eksternal),
seperti konsultan mengevaluasi suatu program..
Evaluasi dan penilaian lebih bersifat komprehensif yang meliputi
pengukuran, sedangkan tes merupakan salah satu alat (instrumen)
pengukuran. Pengukuran lebih membatasi kepada gambaran yang bersifat
kuantitatif (angka- angka) tentang kemajuan belajar peserta didik (learning
progres) , sedangkan evaluasi dan penilaian lebih bersifat kualitatif. Di
samping itu, evaluasi dan penilaian pada hakikatnya merupakan suatu
proses membuat keputusan tentang nilai suatu objek. Keputusan penilaian
(value judgemen ) tidak hanya didasarkan kepada hasil pengukuran
(quantitativ description) , tetapi dapat pula didasarkan kepada hasil
pengamatan dan wawancara (kualitatif description) 9 Hubungan Evaluasi,
Penilaian dan Pengukuran Proses pengukuran, penilaian, evaluasi dan
pengujian merupakan suatu kegiatan atau proses yang bersifat hirarkis.
Artinya kegiatan dilakukan secara berurutan dan berjenjang yaitu dimulai
dari proses pengukuran kemudian penilaian dan terakhir evaluasi.
Sedangkan proses pengujian merupakan bagian dari pengukuran yang
dilanjutkan dengan kegiatan penilaian.8Secara umum dapat dikatakan
bahwa pengukuran adalah suatu proses pemberian angka pada sesuatu atau
seseorang berdasarkan aturan-aturan tertentu. Hasilnya hanyalah angka-
angka (skor). Pengukuran tidak membuahkan nilai atau baik-buruknya
sesuatu , tetapi hasil pengukuran dapat dipakai untuk membuat penilaian
dan evaluasi. 10

9
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran. (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementrian
Agama RI , 2012) h. 11.
10
Mimin Haryati, Model dan Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidikan . (Jakarta: Gaung
Persada Press Jakarta, 2008). H. 14.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengevaluasian guru terhadap siswa bisa membantu bagaimana
siswa dapat mengetahui tujuan umum dari pendidikan yang telah
ditetapkan dan untuk mengetahui seberapa jauh hasil yang telah dicapai
siswa. Evaluasi pendidikan sangatlah penting dan sangat perlu karena
dengan evaluasi pendidikan peserta didik dapat mengukur hasil belajarnya
dan untuk menentukan sejauh mana tujuan pendidikan yang telah
dicapainya.
Melalui evaluasi pendidikan dapat diketahui kemajuan-kemajuan
belajar yang terus dialami oleh peserta didik baik itu mengenai apa yang
telah diperoleh ataupun yang telah diketahuinya dan juga dengan itu dapat
merencanakan apa yang seharusnya dilakukan pada babak
selanjutnya. Perbedaan antara evaluasi dengan penilaian adalah terletak
pada scope (ruang lingkup) dan pelaksananya. Ruang lingkup penilaian
lebih sempit dan biasanya hanya terbatas pada salah atau komponen atau
aspek saja, seperti prestasi belajar peserta didik.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu penulis senantiasa dengan lapang dada menerima
bimbingan dan arahan serta saran dan kritik yang sifatnya membangun
demi perbaikan kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi. 2007. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi Revisi.


Jakarta: Bumi Aksara, hal 114.

Albrecth, K. 1992. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (edisi Revisi). Jakarta: Bumi


Aksara, hal 87
Arikunto, S. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi kedua. Jakarta : Bumi
aksara, 67-72

Gintings Abdurrakhman. 2008. Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran.


Bandung: Buah Batu, h.162.
Lubis, Mawardi. 2008. Evaluasi Pendidikan Nilai. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
hal 121.

Mimin Haryati. .Model dan Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidikan
.Jakarta: Gaung Persada Press Jakarta. 2008.

Nasution. 2008. Teknologi Pendidikan Cet.. IV; Jakarta: Bumi Aksara, h.5.

Sulistyorini, 2009. Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: Teras, hal 102.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,


dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Zainal Arifin. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam Kementrian Agama RI.

Anda mungkin juga menyukai