ISIP4110
Pengantar Sosiologi
Universitas Terbuka
Sosiologi diambil dari bahasa latin socius dan logos. Socius artinya kawan/teman dan logos
artinya ilmu pengetahuan/pikiran.
Menurut bahasa, sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tetang pergaulan hidup
socius dengan socius atau teman dgn teman, yaitu hubungan seorang dengan seorang,
perseorangan dengan golongan atau golongan dengan golongan. (Ahmadi, 1984: 7). Atau bisa
juga diartikan sebagai ‘ilmu yang mempelajari tentang manusia dan tingkah laku manusia
di beberapa kelompok yang membentuk masyarakat” (Kornblum, 1988)
Dua unsur pokok sosiologi yaitu: adanya manusia, dan adanya hubungan di dalam suatu wadah
hubungan yang disebut dgn masyarakat (Ahmadi, 1984)
Kritikan terhadap kajian sosiologi: 1) sosiologi dianggap sebagai ilmu yang tidak muda ) bahwa
sosiologi hanya merupakan kumpulan dari hasil kajian ilmu-ilmu sosial lainnya dan 3) bahwa
sosiologi tidak memiliki lapangan kajian khusus karena obyeknya telah dibagi-bagi oleh ilmu2
sosial lainnya (Ahmadi, 1984: 10)
Individu, berasal dari kata individuum, atau dalam kasus ini artinya. “orang, seorang atau
manusia perseorangan.”Aspek individu adalah 1) organis ilmiah 2) psikis rohaniah dan 3)
sosial. Aspek sosial adalah yang menjadi bahasa sosiologi dari individu sebab individu tidak
bisa lepas dari sosialnya
Aristoteles
Definisi Masyarakat
Ralph Linton
Setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama sehingga mereka
dapat mengorganisasikan dirinya dan berpikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial
dengan batas-batas tertentu
Empat karakteristik masyarakat: terdiri dari beberapa individu, saling berinteraksi, dalam
jangka waktu yang relatif lama dan menimbulkan perasaan bersamaan (Harsojo, 1984: 126-
127)
Inti pemikiran sosiologi adalah kepercayaan bahwa pilihan individu tidak pernah sepenuhnya
bebas tetapi selalu dibatasi oleh lingkungannya
Senyatanya masing-masing individu mempunyai pilihan unik untuk mengatur hidupnya, tetapi
masyarakat di mana individu tersebut berada telah menentukan pilihan apa yang diperbolehkan
dan apa yang tidak diperbolehkan
Spencer, Pareto dan Ward berpendapat bahwa individu mempunyai kedudukan yang kebih
dominan daripada masyarakat. Menurut Spencer, perkembangan masyarakat sangat
bergantung pada perkembangan individu
Comte dan Durkheim berpendapat bahwa masyarakat mempunyai kedudukan yang lebih
dominan dari individu
Sumner dan Weber berpendapat terdapat saling ketergantungan antara individu dan masyarakat
Kajian sosiologi adalah tingkah laku manusia baik secara individu maupun dalam
hubungannya dengan masyarakat.
Semua ilmu awalnya adalah filsafat. Sosiologi memisahkan diri dari filsafat pada akhir abad
ke 18 dan awal abad ke-19
Menurut L. Layendecker:
Menurut Ritzer
1. Revolusi politik
2. Revolusi industri dan kemunculan paham kapitalisme
3. Kemunculan paham sosialisme
4. Merebaknya urbanisasi
5. Perubahan yang terjadi di bidang keagamaan
6. Perubahan dalam bidang ilmu pengetahuan
1. Pra-sosiologi
2. Peralihan sosiologi abad 18
3. Kelahiran sosiologi abad 19
4. Periode perkembangan sosiologi
Sehingga kajian tentang masyarakat selanjutnya banyak dilakukan oleh pemikir-pemikir dari
bidang politik yaitu
Thomas Hobber (1566-1679) dgn slogan homo homini lupus-nya yang menganggap manusia
sebagai serigala daripada manusia lainnya. Selalu berperang, sehingga mereka membuat
kesepakatan-kesepakatan untuk mencapai ketenangan
John Locke lebih ke hak pribadi. Jean Jacques Rousseau lebih menekankan kepada kebebasan
yang dikekang penguasa, akhirnya dibutuhkan kesepakatan
August Comte
Mengenalkan hukum tiga jenjang: jenjang teologi (gejala yang dijelaskan dgn cara adikodrasti),
jenjang metafisika (manusia melewati kehidupannya menyandarkan diri pada kekuatan
metafisik/abstrak dan jenjang positif, jenang dimana hukum ilmiah digunakan untuk
menjelaskan gejala alam dan sosial. Comte beraliran positivisme (sosiologi harus bersifat
ilmiah, metode observasi yg sistematik, kajian bersifat eksperimen dan analisis bersifat historis
komparatif.
Herbert Spencer
Karl Marx
Menurut Marx, pada dasarnya masyarakat terbagi atas 1) mereka yang memiliki faktor-faktor
produksi dan 2) mereka yang tidak memiliki faktor-faktor produksi, sehingga diantara mereka
akan muncul konflik dan pertentangan kelas
Max Weber
Menurut Weber, sosiolog harus mempelajari tujuan, nilai, kepercayaan dan sikap yang
mendasari tingkah laku seseorang
Weber juga menyumbangkan konsep ‘ideal type’ atau tipe ideal. Tipe ideal adalah konsep yang
dibentuk oleh sosiolog untuk menggambarkan karakteristik utama dari suatu fenomena. Tipe
ideal ini merupakan alat yang membantu sosiolog untuk melakukan generalisasi dan
penyederhanaan data dengan cara mengabaikan perbedaan-perbedaan kecil untuk
mendapatkan kesamaan yang besar dan akurat
Weber menawarkan ide ‘sosiologi yang bebas nilai’. Artinya sosiolog mempunyai personal
bias, dan harus tidak boleh digunakan saat sedang melakukan penilitian sehingga dia bisa
melihat fenomena sosial sebagaimana adanya, bukan sebagaimana yang ingin dilihatnya
(subjective)
Emile Durkheim
Emile Durkheim mengatakan integrasi sosial penting bagi pengaturan tatanan sosial yang
tujuannya adalah kebahagiaan individual. Mengutamakan solidaritas sosial. Negara yang
solidaritas sosialnya tinggi berciri sederhana dan simple sehingga angka bunuh diri sedikit.
Negara yang solidaritasnya rendah, biasanya negara maju yang terlalu komplek fakta-fakta
sosial yang terjadi pada mereka
Tokoh-tokoh sosiologi modern adalah mereka yang merupakan pengikut dari para founding
fathers atau tokoh-tokoh sosiologi klasik. Mereka belajar dan pemikirannya dipengaruhi oleh
para founding fathers dan tidak menutup kemungkinan juga melakukan kritik.
Talcot Parson
Dipengaruhi Max Weber dan Karl Marx. Perspektif yang mempengaruhinya adalah perspektif
struktural fungsional.
Talcot Parson mengembangkan Teori Tindakan Sosial yang didasarkan pada asumsi bahwa
individu memiliki kebebasan untuk memiliki sarana (alat) dan rujuan yang dicapainya
dipengaruhi oleh lingkungan atau situasi dan kondisi dan apa yang dipilih itu dikendalikan oleh
nilai dan norma.
Parson menempatkan norma sosial sebagai pusat dari suatu tindakan sosial
Beliau yang mengembangkan ide tentang tipologi aktor. Menurutnya ada tida tipe respons
orang terhadap kebutuhan budayanya diantaranya;
Thomas juga mengembangkan pemikiran DEFINISI SITUASI. Definisi Situasi dipahami sbg
penentuan tindakan oleh diri sendiri melalui tahapan latihan dan pertimbangan.
Peter L Berger
Membahas masalah sosiologi dan teologi (agama). Menaruh minat yang sangat besar terhadap
realitas sosial. Menurutnya realitas sosial dibangun atas fakta (yang bersifat subyektif maupun
objective). Subjective bersifat personal, sedangkan obyektif mengacu pada struktur sosial
Eksternalisasi, proses dimana melalui aktivitas sosialnya, manusia menciptakan realitas sosial
atau masyarakatnya sendiri