Anda di halaman 1dari 6

KISI KISI BUK RAHMI

1. Teori Psikososial

Jawaban :
- Pemahaman setiap orang dalam mengembangkan kepribadian secara bertahap

Teori psikososial, yang dikembangkan Erik Erikson pada 1950-an menyatakan


bahwa Teori Psikososial adalah pemahaman bahwa setiap orang mengembangkan
kepribadian secara bertahap, berdasarkan lingkungan dan hubungannya dengan
keluarga maupun masyarakat.

Sebagai anak-anak, remaja dan orang dewasa, manusia melewati sejumlah tahap
yang berurutan, seperti memperoleh otonomi, inisiatif, identitas, kreativitas, dan
kapasitas membangun hubungan secara dekat dengan manusia lain. Namun, di
setiap tahap itu, ada kemungkinan seseorang malah mengembangkan kapasitas
yang sebaliknya, seperti ketidakpercayaan pada orang lain, rasa malu, rasa
bersalah, terisolasi, hingga inferioritas dan keputusasaan. Fenomena seperti ini
bisa ditemukan dalam banyak kasus perilaku menyimpang di kalangan anak-anak
dan remaja.

2. Teori social learning


Jawaban :

Albert Bandura merupakan salah satu tokoh utama yang mengembangkan social
learning theory atau teori belajar Sosial. Teori belajar sosial disebut juga sebagai
observational learning, yaitu belajar dengan cara mengamati perilaku orang lain. Teori
social learning menjelaskan bahwa seseorang mempelajari perilaku sosial dengan
melakukan pengamatan dan imitasi terhadap orang lain di lingkungan sosial mereka.
CONTOH :
- Salah satu contoh teori belajar sosial adalah ketika seorang anak
memperhatikan perilaku orangtuanya setiap hari, seperti pergi ke kantor,
menjalani hobi, atau menolong orang lain yang membutuhkan. Anak
kemungkinan dapat meniru perilaku-perilaku positif tersebut. Begitupun
sebaliknya. Jika orang tua ataupun lingkungannya melakukan perilaku buruk
maka anak akan meniru perilaku negatif itu pula.

Social learning theory adalah teori mengenai perilaku belajar manusia yang pada
intinya menganggap belajar dilakukan secara internal oleh individu dengan cara
melakukan observasi terhadap perilaku kelompok sosial, tidak hanya berdasarkan
respons akan stimulus eksternal saja.

Teori belajar sosial disebut sebagai observational learning, yaitu belajar dengan jalan
mengamati perilaku orang lain. Selanjutnya, observasional learning dianggap
merupakan bagian dari teori belajar sosial atau social learning theory yang
menjelaskan bahwa seseorang mempelajari perilaku sosial dengan melakukan
pengamatan dan imitasi terhadap orang lain di lingkungan sosial mereka yang telah
mendapatkan ganjaran (reward) dan hukuman (punishment) dari perilaku yang telah
mereka lakukan (Mulyadi dkk, 2016, hlm. 37).

3. Teori Konflik
Teori konflik adalah teori yang memandang bahwa perubahan sosial tidak terjadi
melalui proses penyesuaian nilai-nilai yang membawa perubahan, tetapi terjadi akibat
adanya konflik yang menghasilkan kompromi-kompromi yang berbeda dengan
kondisi semula.

Contoh :
Kemiskinan
- Kemiskinan melatar belakangi masyarakat untuk melakukan perubahan sosial
ke arah yang lebih baik, perubahan ini terbentuk karena masyarakat miskin
berupaya melakukan sesuatu hal yang bisa meningkatkan pendapatannya.
Namun karena sulitnya mendapatkan pekerjaan, banyak orang miskin
melakukan tindakan kriminalitas untuk mendapatkan uang, sedangkan orang
kaya bertahan untuk memperluaskan jaringan usahanya agar bisa bertahan
dalam kekayaan. Kondisi ini jika terjadi secara terus menerus akan
menyebabkan masyarakat berada dalam kesenjangan sosial yang lebih tinggi
dan menghasilkan konflik yang lebih besar lagi, selama itu pula konflik akan
terjadi dalam kehidupan masyarakat karena berdasarkan faktor ekonomi dan
perebutan antara status kaya dan miskin.

4. Tokoh tokoh & teori pekerjaan sosial


Teori pekerjaan sosial merupakan bagian dari ilmu terapan yang merujuk pada kerja-
kerja sosial hingga praktik pekerjaan sosial. Dalam teori pekerjaan sosial, konsep dan
aksi atau praktik saling berkelindan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Teori
pekerjaan sosial mengupayakan penggunaan konsep yang menghasilkan sebuah
perubahan nyata. Maka itu, dalam pekerjaan sosial, konsep (teori) akan diterapkan
secara terus-menerus di wilayah praktik, sekaligus menguji sejauh mana teori tersebut
relevan di lapangan.

Pekerjaan sosial selama ini tidak hanya mengandalkan teori dari disiplin itu sendiri.
Bidang ini pun mengadopsi sejumlah teori dari ilmu-ilmu murni, seperti sosiologi,
psikologi, ekonomi, antropologi, biologi, medis, hukum, dan lain sebagainya.

Dikutip dari sejumlah sumber, salah satunya publikasi University of Nevada Reno,
berikut sejumlah teori pekerjaan sosial dan metode yang diterapkan di bidang ini
hingga sekarang, yaitu :

 Teori Psikososial (Psychosocial Theory) Teori psikososial, yang


dikembangkan Erik Erikson pada 1950-an menyediakan salah satu prinsip
utama dalam pekerjaan sosial. Hipotesis dasar Teori Psikososial adalah
pemahaman bahwa setiap orang mengembangkan kepribadian secara bertahap,
berdasarkan lingkungan dan hubungannya dengan keluarga maupun
masyarakat.
 Teori Sistem didasari oleh hipotesis bahwa manusia merupakan produk dari
sistem yang kompleks, bukan individu yang bertindak betul-betul mandiri.
Menurut teori ini, perilaku manusia dipengaruhi oleh berbagai faktor yang
bekerja sama sebagai suatu sistem. Faktor-faktor ini termasuk keluarga, teman,
pengaturan sosial, struktur agama, kelas ekonomi, dan lingkungan rumah,
yang semuanya dapat mempenaruhi bagaimana individu bertindak dan
berpikir.
 Teori kelekatan (Attachment Theory) termasuk salah satu teori paling populer
yang menyediakan kerangka kerja bagi pekerja sosial untuk memahami
perilaku manusia. Teori ini menyatakan bahwa bayi memiliki perilaku bawaan
untuk memastikan orang tua memenuhi kebutuhan mereka. Perilaku bawaan
bayi itu seperti menangis, melakukan kontak mata, menempel, serta
tersenyum. Pola asuh yang sehat memungkinkan seorang anak membangun
kepercayaan diri. Namun, ketika kelekatan dengan orang tua tidak maksimal,
anak-anak mengembangkan perilaku maladaptif yang berdampak buruk pada
perkembangan mereka.
 Teori perilaku (behaviorisme) menyatakan, manusia mempelajari perilaku
melalui pengkondisian. Seseorang melakukan tindakan atas dasar pemahaman
terhadap konsekuensinya. Pekerja sosial sering menggunakan teknik terapi
perilaku untuk merawat pasien. Misalnya, terapis dapat menggunakan teknik
pengkondisian untuk membantu klien memodifikasi perilaku yang tidak
diinginkan. Teori perilaku sering digunakan bersama dengan komponen
kognitif untuk membentuk perawatan terapi perilaku kognitif.
 Teori Social Learning
 Teori Kognitif (Cognitive Theory)
 Terapi Perilaku Kognitif (Cognitive Behavioral Therapy)
 Teori Motivasi (Motivational Theory)
 Teori Pemberdayaan (Empowerment Theory)
 Pendekatan Berpusat pada Tugas (Task-Centered Model)

Tokoh tokoh teori pekesos

- Erik Erikson
- Albert Bandura
- Abraham Maslow
- Harry Hopkins
- Frances Perkins

5. Pengertian Kebijakan sosial dan Kebijakan Kesejahteraan Sosial


 Kebijakan sosial adalah salah satu bentuk dari kebijakan publik yang
merupakan ketetapan pemerintah yang dibuat untuk merespon isu-isu yang
bersifat publik, yakni mengatasi masalah sosial atau memenuhi kebutuhan
masyarakat banyak. Kebijakan sosial juga adalah ketetapan yang dirancang
secara kolektif untuk mencegah terjadinya masalah sosial (fungsi preventif),
mengatasi masalah sosial (fungsi kuratif) dan mempromosikan kesejahteraan
(fungsi pengembangan) sebagai wujud kewajiban negara (state obligation)
dalam memenuhi hak warga negaranya. Dalam hal lainnya, kebijakan sosial
dapat dikatakan sebagai sebuah aspek sosial, yaitu sesuatu yang berkaitan
dengan bidang kesejahteraan sosial. Kebijakan sosial adalah prinsip-prinsip,
prosedur dan tata cara dari undang-undang yang telah ada, sebagai panduan
administrasi dan regulasi pada lembaga yang mempengaruhi kesejahteraan
masyarakat. Kebijakan sosial hadir sebagai cara untuk memecahkan masalah
sosial dan memenuhi kebutuhan sosial bagi semua golongan masyarakat yang
mempermudah dan meningkatkan kemampuan mereka dalam menanggapi
perubahan sosial.

Kebijakan sosial memiliki sejumlah dimensi, yaitu :

(1). Sebagai suatu proses, kebijakan sosial dipandang sebagai dinamika


perumusan kebijakan dalam kaitannya dengan variabel-variabel sosio-
politik dan teknik-metodologi. Kebijakan sosial merupakan suatu
proses tahapan atau pengembangan rencana tindak (plan action).
(2). Sebagai suatu produk, kebijakan sosial dipandang sebagai hasil akhir
dari proses perumusan kebijakan atau perencanaan sosial.
(3). Sebagai suatu kinerja atau performance atau pencapaian tujuan,
kebijakan sosial merupakan deskripsi atau evaluasi terhadap hasil-hasil
implementasi produk kebijakan sosial.

 Kebijakan Kesejahteraan sosial adalah upaya negara dalam memecahkan


masalah-masalah sosial. Fokus utama yakni kesejahteraan sosial (social
welfare). Substansi kesejahteraan sosial mendiskusikan mengenai bagaimana
peran negara melalui serangkaian kebijakan beserta indikatornya menentukan
kesejahteraan masyarakat. Kebijakan kesejahteraan Sosial dibuat agar dapat
mengatur kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial
Warga Negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri,
sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Penyelenggaraan
Kesejahteraan Sosial merupakan perwujudan dari upaya mencapai
kesejahteraan rakyat yang diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.

Kebijakan penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial bertujuan untuk :

(1). Meningkatkan taraf kesejahteraan, kualitas, dan kelangsungan hidup;


(2). Memulihkan fungsi sosial dalam rangka mencapai kemandirian;
(3). Meningkatkan ketahanan sosial masyarakat dalam mencegah dan
menangani masalah Kesejahteraan Sosial;
(4). Meningkatkan kemampuan, kepedulian dan tanggungjawab sosial
dunia usaha dalam penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial secara
melembaga dan berkelanjutan;
(5). Meningkatkan kemampuan dan kepedulian masyarakat dalam
penyelenggaraan Kesejahteraan Ssial secara melembaga dan
berkelanjutan; dan
(6). Meningkatkan kualitas manajemen penyelenggaraan Kesejahteraan
Sosial.

Anda mungkin juga menyukai