1. Sebutkan dua model perbuatan manusia dan jelaskan serta berikan contoh masing
masingnya!
Makna dari Positivisme Moral adalah mengungkapkan bahwa nilai-nilai didasari oleh
kebudayaan serta perkembangannya yang sesuai dengan macam-macam variasi waktu
dan tempat. Oleh karena itu, sebuah nilai kebaikan atau nilai moral kegiatan manusia
tidak mutlak terikat secara niscaya dan tidak berubah dengan hakikat pribadi manusia,
tetapi sama sekali patuh dengan semua variasi yang memungkinkan.
Berbicara mengenai kaitannya dengan relativisme dapat dilihat dari arti katanya,
secara general relativisme menyatakan bahwasannya perbedaan budaya, moral,
manusia, agama, etika bukan merupakan perbedaan pada hakikat, tetapi perbedaan
yang disebabkan faktor-faktor di luarnya. Di sisi lain relativisme ditinjau sebagai
pemahaman dan pandangan etis menyatakan bahwa suatu hal yang baik ataupun jahat,
yang benar ataupun salah semua tergantung oleh orang dan budaya masyarakatnya.
Oleh Sebab itu, hukum moral dapat dikatakan bukan tidak dapat berubah. Selain itu,
hal yang serupa pun berlaku tentang putusan-nilai yang tergamgar pada semangat
masyarakat serta kebudayaan-kebudayaan yang berbeda atau disebut relativisme
moral.
Dalam bahasa teologis hati nurani dijelaskan sebagai salah satu unsur dari jiwa
manusia (pikiran) yang dengannya menyebabkan hadirnya rasa keresahan,
penyesalan, atau perasaan bersalah ketika seseorang menentang dan melawannya.
Akan tetapi, jika seseorang tersebut melakukan hal yang sesuai dengan apa yang
diinginkannya berdasarkan sistem nilai dan kepercayaan serta keyakinan pada hati
nurani tersebut maka persaan senang dan damai akan mengiri langkahnya itu walau
sesulit apapun halangan yang didapat. Artinya, dengan jawaban tersebut diketahui
bahwa hati nurani adalah hal yang berkaitan erat dengan kesadaran manusia yang
tentunya senantiasa menjadi subjek penyerta dalam perbuatan moral manusia.
Hal yang membedakan antara hati nurani dengan super ego adalah hati nurani adalah
gerakan moral yang berkaitan dengan hal pemahaman secara objektif dan tanggung
jawab. Sementara itu, superego terus menjalankan atau memberhentikan suatu
tindakan tanpa mengacuhkan benar atau tidaknya yang dilakukannya, contohnya
adalah golongan orang yang kerap melakukan aksi unjuk rasa tanpa mengetahui atau
membaca permasalahan yang ada. Sehingga, apa yang dilakukannya itu hanya untuk
mencari perhatian saja tanpa mengetahui pokok bahasan atau peraturan yang dibuat
dengan kemungkinan terdapat hal yang baik yang akan diterimanya.
5. Dalam penilaian moral, terkadang kita dihadapkan pada dilema yang perlu
diselesaikan dengan benar. Jelaskan beberapa prinsip dilema moralitas!
Pengertian kebebasan dalam kajian etika dapat dibagi menjadi dua, yaitu secara pasif
dan secara aktif. Dalam pengertian secara pasif biasa diindetikkan dengan diksi
“bebas dari” Contohnya perjalanan ini bebas dari sampah plastik. Sementara itu
untuk pengertian secara pasif indentik dengan diksi “bebas untuk” Contohnya bebas
untuk makan sepuasnya.
Jenis kebebasan terbagi menjadi dua, yaitu:
- Kebebasan Politik, biasanya berkaitan dengan kemerdekaan suatu bangsa dari
penjajahan atau pembatasan terhadap masyarakat oleh kekuasaan negara.
- Kebebasa Individul, dalam kebebasan ini terbagi menjadi 3 bagian, yaitu kebebasan
fisik, psikis, dan normatif. Dalam kebahagian fisik tentunya berkaitan dengan hal
yang memungkinkan seseorang untuk bertindak sesuai batas kodrat fisik, adapun
batasan dari kebebasan ini biasanya indentik dengan dipenjara atau dipasung.
Selanjutnya, kebebasan psikis yang artinya memungkinkan seseorang untuk dengan
bebas berpikir dan meyakini berdasarkan otoritasnya, batasanya dari kebebasan ini
salah satunya adalah adanya manipulasi atau seugesti yang mengganggu psikisnya.
Terakhir adalah kebebasan normatif yaitu tidak berada dalam tekanan norma yang
mengharuskan.
7. Bagaimana korelasi antara hak dan kewajiban dalam konteks Etika? Jelaskan.
Terdapat hubungan yang erat antara hak dan kewajiban. Ada filsuf yg beranggapan
adanya hubungan timbal balik antara hak dan kewajiban (teori korelasi) yang banyak
dianut oleh kaun utilitarianisme. Artinya bahwa kewajiban yang ada selalu akan
berhubungan dengan hak yang mesti dipenuhi antara manusia. Contohnya adalah hak
masyarakat adalah kewajiban yang mesti dipenuhi oleh pemerintah, hak siswa
mendapat ilmu adalah kewajiban dari guru untuk memberinya.