Anda di halaman 1dari 7

Nama : Angel Marcelin Korengkeng

NIM : 17061073

Kelas : C

MK : Etika Terapan

Soal !

1. Uraikan tentang etika dan berilah contoh!


2. Uraikan tentang kebebasan dan tanggung jawab serta berilah contoh!
3. Uraikan hak dan kewajiban serta berilah contoh!
4. Uraikan tentang perbuatan moral serta berilah contoh!
5. Uraikan tentang prinsip moral dasar serta berikan contoh!

Jawaban :

1.
Etika secara etimologis: Yunani, “ethos” : adat istiadat atau pola kebiasaan
berprilaku. Moral: Latin, “mos”, “moris” atau “mores” (kata benda), “moral” (kata
sifat): yang bermakna sinonim (sama) dengan ethics. Karena tradisi atau kebiasaan
merujuk pada nilai-nilai tertentu, maka secara arti kata “etika” juga mengandung makna
yang merujuk pada nilai-nilai dan asas moral yang dianut oleh kelompok masyarakat
tertentu.
Etika: ethos yang berarti kumpulan nilai, aturan, regulasi, dll., dalam kebudayaan
atau kehidupan yang berlangsung. Dalam perkembangannya, etika pada akhirnya
diartikan sebagai evaluasi kritis atas moral yang berlaku di dalam masyarakat.
Etika tidak sama dengan moralitas. Etika bukan moralitas itu sendiri atau salah satu
sumber moralitas. Etika merupakan filsafat yang berefleksi atas ajran-ajaran moral.
Karena itu, sebagai filsafat, etika sangat mengutamakan sikap kritis dalam melihat dan
menggumuli nilai dan norma moral.
Etika secara adalah sesuatu dimana dan bagaimana cabang utama filsafat yang
mempelajari nilai aturan atau norma yang digunakan sebagai pedoman seseorang dalam
tingkah laku atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral.
Penggunaan norma ini sangat berkaitan dengan sifat baik dan sifat buruk yang terdapat
dimasyarakat.
Etika tidak terbatas pada cara yang dilakukan suatu perbuatan, tapi memberikan
norma tentang perbuatan itu sendiri. Etika menyangkut msalah apakah suatu perbuatan
dapat dilakukan atau tidak. Mengambil barang milik orang lain tidak diperbolehkan.
“Jangan mencuri” merupakan norma etika. Apakan mencuri dengan tangan kiri atau
kanan tidak relevan.
Kesimpulan etika sebagai filsafat moral: pemikiran rasional, kritis, mendasar dan
sistematis tentang ajaran-ajaran moral.
Contoh etika : sopan santun, memberi salam kepada orang lain , cara duduk yang
baik, Etika selalu berlaku meskipun tidak ada orang lain yang lihat. Contoh: mencuri
adalah sebuah larangan. Tidak peduli ada orang atau tidak. Etika bersifat absolut. “jangan
mencuri”, jangan membunuh” merupakan norma etika yang tidak dapat ditawar-tawar.
Alasannya karena etika menyangkut hak-hak mendasar dan bukan saja konvesi
pergaulan.

2.
Kebebasan adalah salah satu hak asasi setiap individu manusia sebagai makhluk
rasional dan autonom – amat ditekankan oleh liberalisme setiap bentuk pembatasan
atasnya perlu dipertanggungjawabkan secara rasional bukan dengan penjajahan,
penindasan,pemaksaan, pemerasan kemerdekaan politik, ekonomi & budaya sama
dengan hak segala bangsa pada manusia tak pernah mutlak.
Beberapa macam kebebasan yaitu kebebasan berpikir (kebebasan akademik),
kebebasan berbicara/ menyampaikan pendapat (kebebasan pers), kebebasan berkumpul
dan bergorganisasi, kebebasan beragama sama dengan nilai-nilai sosial yang dijunjung
tinggi dalam masyarakat demokratik modern negara demokrasi modern sama dengan
rakyat bebas untuk memilih pemerintahan dengan persetujuan rakyat.
Kebebasan sosial dalam arti orang lain tidak membatasi kemungkinan saya untuk
bertindak. Seperti yang dikatakan oleh Magnis Suseno bahwa ada tiga macam kebebasan
sosial menurut kemungkinan pembatasan kebebasan sosial oleh orang lain: kebebasan
jasmani apabila ia tidak berada dibawah tekanan atau paksaan secara fisik. Kebebasan
rohani apabila ia tidak berada dalam tekanan psikis atau paksaan mental. Kebebasan
normatif apabila ia bebas dari kewajiban kewajiban berupa perintah ataupun larangan
tertentu. “larangan untuk berbuat” membatasi kemungkinan kita untuk memilih
alternatif lain selain apa yang diwajibkan.
Kebebasan sosial dalam arti orang lain tidak membatasi kemungkinan bertindak
sekelompok orang. Dalam konteks ini Bertens berbicara mengenai dua bentuk kebebasan
sosial politik: a) kebebasan rakyat berhadapan dengan kekuasaan absolut, b) kebebasan
suatu begara berhadapan dengan kekuasaan kolonial.
Selain pengertian yang sudah disebutkan sebelumnya, kebebasan individual juga
memiliki pelbagai arti: Kebebasan dalam arti kesewenang-wenangan. Bebas berarti
boleh melakukan sesuatu sekehendak hati tanpa terikat oleh suatu aturan atau kewajiban
tertentu. Kebebasan fisik, Kebebasan yuridis : jaminan hukum terhadap semua syarat
yang memungkinkan seseorang melaksanakan hak-haknya baik sebagai warga negara
(hak-hak sipil) atau sebagai manusia (hak-hak asasi). Kebebasan psikologis mengarah
pada kemampuan seseorang untuk secara sadar menentukan arah perkembangan
hidupnya. Kebebasan moral, Kebebasan eksistensial :merupakan bentuk kebebasan
tertinggi = melibatkan keseluruhan eksistensi manusia, mengekspresikan martabat
luhurnya dan tidak terbatas pada satu aspek saja.
Tanggung jawab berarti accountability. Menurut aristoteles, penghargaan
(reward) dan hukuman (puhishment) hanya mungkin diberikan dalam rangka
accountability.. Faktor penting disini adalah si pelaku menjadi penyebab yang bebas
melakukan perbuatan entah terpuji atau tercela. Karena kebebasannya itu, ia bersedia
menanggung resiko apapun apabila perbuatannya digugat. Dengan demikian,
accountability dapat dimengerti sebagai kesediaan seseorang untuk menanggung atau
memberikan jawaban apabila perbuatannya dipertanyakan atau digugat.
Tanggungjawab berarti suatu commitment: tanggung jawab terutama
mendeskripsikan karakteristik kepribadian seseorang. Dalam konteks itu, tanggung jawab
dimengerti sebagai kemampuan moral yang secara mendasar dimiliki seseorang, yaitu
kemampuan untuk mengikat diri secara konsisten pada nilai-nilai yang diyakini sebagai
baik. Jadi, tanggung jawab berarti komitmen atau janji yang mengikat pada sesuatu atau
seseorang.
Contoh kebebasan dan tanggung jawab : contoh dari kebebasan yaitu seseorang
memiliki kebebasan memotong rambutnya sendiri dengan model yang diinginkannya
tanpa ada perintah maupun larangan dari siapapun, menilai orang lain. kebebasan untuk
mengekspresikan diri sperti jika seseorang memiliki kemampuan untuk menari ia bebas
untuk melakukan kemampuan yang dimilikinya sebagai jati dirinya. contoh dari tanggung
jawab yaitu menepati janji, dan melakukan hal yang memang menjadi tugas kita.

3.
Hak adalah Sesuatu yang mutlak menjadi milik kita dan penggunaannya
tergantung kepada kita sendiri.Kewajiban adalah segala sesuatu yang dianggap sebagai
suatu keharusan / kewajiban untuk dilaksanakan oleh individu sebagai anggota warga
negara guna mendapatkan hak yang pantas untuk didapat.
Hak dan Kewajiaban inilah yang memperkuat masyarakat dan memberinya lebih
banyak stabilitas. Kedua hal ini juha mengarah pada perkembagan kesadaran sosial orang
sebagai makhluk sosial. Hak harus dilihat sebagai hak individu seperti kebebasan.
Hak umum merupakan jenis hak yang dipunyai oleh semua orang. Hak umum
diperoleh oleh seseorang tidak karena relasi atau pangkat, tetapi karena martabatnya
sebagai manusia. Dengan kata lain, hak umum ialah hak yang dimiliki oleh semua
manusia. Itulah yang kita kenal sebagai hak asasi manusia.
Hak khusus timbul dalam suatu relasi khusus antara beberapa manusia atau
karena fungsi khusus yang miliki orang yang satu terhadap orang yang lain. Hak ini
hanya dimiliki orang seseorang atau beberapa orang tertentu.
Ada filsuf' yang berpendapat bahwa selalu ada hubungan timbal balik antara hak
dan kewajiban. Pandangan yang disebut "teori korelasi" itu terutama dianut oleh pengikut
utilitarisme. Menurut mereka, setiap kewajiban seseorang berkaitan dengan hak orang
lain, dan sebaliknya setiap hak seseorang berkaitan dengan kewajiban orang lain Untuk
memenuhi hak tersebut. Mereka berpendapat bahwa kita baru dapat berbicara tentang hak
dalam arti sesungguhnya, jika ada korelasi itu. Hak yang tidak ada kewajiban yang sesuai
dengannya tidakpantas disebut "hak".
Contoh Hak dan Kewajiban : seorang mahasiswa memiliki hak untuk
mendapatkan ilmu pengetahuan karena sudah membayar uang semester, tapi mahsiswa
tersebut juga harus melakukan kebajibannya sebagai seorang mahasiswa yaitu harus
belajar dengan giat agar mendapatkan nilai yang baik.

4.
Perbuatan moral yaitu Perbuatan Manusia (actus hominis) dan Perbuatan
Manusiawi (actus humanus). Manusia tidak selalu berperilaku sebagai manusia.
Meskipun semua perbuatan berasal dari subjek manusia, tetapi ada banyak perbuatannya
dilakukan tanpa kesadaran yang membedakan dia dengan makhluk-makhluk lain.
Perbuatan jenis ini disebut “Perbuatan Manusia” (actus hominis) karena secara riil
perbuatan-perbuatan tersebut terjadi pada atau berasal dari makhluk manusia (human
being), yaitu individu kongkrit yang berbadan dan berjiwa.
Perbuatan Manusiawi (actus humanus, human acts) berasal juga dari individu
manusia, tetapi secara khusus mengekspresikan tindakan manusia sebagai manusia.
Artinya: ada faktor fundamental yang membedakan manusia dari makhluk lain yang
menjadi penentu dalam perbuatan manusiawi.
Faktor pembeda itu adalah RASIONALITAS (Aristoteles). Manusia adalah
makhluk rasional yakni subjek berkesadaran. Perbuatan manusiawi: perbuatan-perbuatan
yang dilakukan oleh manusia dengan kesadaran dan dengan pertimbangan-pertimbangan
akal budi secara sehat. Akan tetapi tidak semua perbuatan bebas bersumber secara
langsung pada kehendak manusia.
Perbuatan yang secara langsung datang dari kehendak manusia disebut “tindakan
kehendak” (an elicited act). Tindakan ini diakibatkan secara langsung oleh keputusan
bebas manusia karena itu disebut pula “tindakan kehendak diputuskan”.
Sedangkan tindakan bebas yang tidak secara langsung dikehendaki disebut “tindakan
kehendak diperintahkan” (a commanded act). Jenis tindakan ini bersumber pada
dorongan daya lain dan lebih merupakan hasil tak langsung kehendak bebas. Artinya,
tanpa jenis perbuatan kedua, yang pertama tidak lengakap.
Perbuatan manusiawi selalu merupakan perbuatan yang dikehendaki (voluntary
act). Akan tetapi karena jenis perbuatan itu secara prinsipil melibatkan pengetahuan
(intelect) dan kehendak (will), maka tingkat kadar manusiawi suatu perbuatan akan
menurun seandainya terjadi kekurangan pada salah satu dari dua komponen dasar
tersebut. Paksaan atau kekerasan, misalnya, dapat mengahancurkan sama sekali unsur
kehendak, sedangkan ketidaktahuan tentu saja membatalkan unsur pengetahuan.
Contoh perbuatan moral :Tindakan manusiawi yang secara langsung dikehendaki
oleh si subjek dalam kebebasannya; kita boleh meyebutnya “tindakan kehendak
langsung” (direct voluntary act). Mis: perbuatan (A). Tindakan manusiawi yang
padamulanya tidak disetujui, tetapi kemudian dilaksanakan dengan kehendak : “tindakan
kehendak tidaklangsung” (indirect voluntary act). Atau tindakan memberi sedekah atau
perbuatan mengetik.

5. Ada 3 Prinsip-Prinsip dasar moral :


1. Prinsip Sikap Baik, Prinsip Sikap Baik mendahului dan mendasari semua prinsip
moral lain. Baru atas dasar tuntutan ini semua tuntutan moral masuk akal.
Prinsip ini mempunyai arti yang amat besar bagi kehidupan manusia. Dan sebagai
prinsip dasar etika prinsip sikap baik menyangkut sikap dasar manusia yang harus
meresapi segala sikap konkret, tindakan dan kelakuannya.
2. Prinsip Keadilan, Adil pada hakikatnya berarti bahwa kita memberikan kepada siapa
saja apa yang menjadi haknya. Dan pada hakikatnya semua orang sama nilainya
sebagai manusia, maka tuntutan paling dasariah keadilan ialah perlakuan yang sama
terhadap semua orang. Jadi prinsip keadilan mengungkapkan kewajiban untuk
memberikan perlakuan yang sama terhadap semua orang lain yang berada dalam
situasi yang sama dan untuk menghormati hak semua pihak yang bersangkutan.
3. Prinsip Hormat Terhadap Diri Sendiri, Prinsip ketiga ini mengatakan bahwa manusia
wajib untuk selalu memperlakukan diri sebagai sesuatu yang bernilai pada dirinya
sendiri. Prinsip ini berdasarkan faham bahwa manusia adalah person, pusat
berpengertian dan berkehendak, yang memiliki kebebasan dan suara hati, makhluk
berakal budi. Sebab itu manusia tidak pernah boleh dianggap sebagai sarana semata-
mata demi suatu tujuan lebih lanjut. Ia adalah tujuan yang bernilai pada dirinya
sendiri.

Prinsip ini mempunyai dua arah: 1) dituntut agar kita tidak membiarkan diri diperas,
diperalat, diperkosa atau diperbudak. 2) Kita jangan sampai membiarkan dir terlantar.
Sebagai kesimpulan dapat dikatakan bahwa kebaikan dan keadilan yang kita tunjukan
kepada orang lain, perlu diimbangi dengan sikap yang menghormati diri kita sendiri
sebagai makhluk yang bernilai pada dirinya sendiri.

Secara ringkas dapat dikatakan bahwa prinsip keadilan dan hormat pada diri sendiri
merupakan syarat pelaksanaan sikap baik, sedangkan prinsip sikap baik menjadi dasar
mengapa seseorang bersedia untuk bersikap adil.

Pada prinsipnya ketiga prinsip tersebut hendaknya menjadi bagian penting dalam
menentukan sikap dan perilaku kita di kehidupan sehari-hari. Dapat diakui pula bahwa
masalah akan muncul ketika prinsip yang satu ‘bertentangan’ dengan prinsip yang lain.
Berhadapam dengan situasi seperti ini, kita membutuhkan sebuah prinsip atau patokan
yang dapat sedikit membantu kita untuk memberi pertimbangan tentang kewajiban dan
tanggungjawab kita yaitu prinsip keseimbangan atau proporsionalitas. Prinsip itu
mengatakan bahwa antara yang dikorbankan dan yang diutamakan harus ada
keseimbangan bobot.

Apabila kita membandingkan prinsip keadilan dengan prinsip hormat terhadap diri
sendiri, kita melihat bahwa dua prinsip itu sebenarnya bukan dua melinkan satu prinsip
saja yaitu prinsip hormat terhadap manusia sebagai persona.

Imanuel Kant: ‘kita harus memperlakukan setiap manusia, karena ia bersifat persona,
sebagai tujuan pada dirinya sendiri’. Antara prinsip sikap baik dan prinsip hormat
terhadap persona terdapat perbedaan yang hakiki:prinsip sikap baik berlaku terhadap apa
saja yang ada, prinsip hormat terhadap persona hanya berlaku untuk makhluk yang
berakal budi.

Contoh prinsip-prinsip dasar moral : seseornag harus memiliki prisip ketika melakukan
suatu harus berdasarkan dengan perbuatan baik, ketika menolong orang tidak
mengahapkan imbalan tetapi berbuat dengan kebaikan hati yang tulus untuk menolong
orang. prinsip keadilan mengungkapkan kewajiban untuk memberikan perlakuan yang
sama terhadap semua orang lain yang berada dalam situasi yang sama dan untuk
menghormati hak semua pihak yang bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai