PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap manusia pasti selalu menginginkan kebebasan dalam hidupnya. Kebebasan dalam
berfikir berekspresi maupun dalam melakukan kegiatannya baik kegiatan yang disadari maupun
tidak. Mereka diberi kebebasan dalam melakukan sesuatu asalkan sesuai dengan syariat yang
telah ditetapkan tidak juga melampaui batas wajah syariat. Manusia hidup didunia ini pasti juga
memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan kehidupannya, baik itu tanggung jawab terhadap
diri sendiri maupun terhadap orang lain, juga terhadap agama maupun budaya.
Kebebasan seseorang akan menyebabkan timbulnya tanggung jawab. Tanggung jawab
tersebut membuat manusia melakukan kebebasan berdasarkan hati nurani. Banyak manusia yang
tidak mengetahui dasar-dasar kebebasan yang telah ditentukan, karenanya kita sebagai manusia
yang mayoritas mencintai kebebasan setidaknya kita memahami apa itu kebebasan bertanggung
jawab yang berpengaruh pada hati nurani.
Oleh karena itu, hati nurani yang menjadi dasar pertimbangan seseorang dalam berbuat.
Jika seseorang mampu berbuat kebaikan sesuai hati nuraninya maka dengan mudah ia dapat
mempertanggung jawabkan apa yang dibuatnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa penegertian kebebasan ?
2. Apa pengertian tanggung jawab ?
3. Apa pengertian hati nurani?
4. Bagaimana hubungan antara kebebasan, tanggung jawab, dan hati nurani?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Kebebasan
Diantara masalah yang menjadi bahan perdebatan sengit dari sejak dahulu hingga
sekarang adalah masalah kebebasan atau kemerdekaan menyalurkan kehendak dan kemauan.
Kebebasan atau kemerdekaan ini tidak lepas dari falsafah liberalisme dan kapitalisme. Ini adalah
etos Amerika, kata seorang pengamat. Etos Amerika adalah liberalisme dan kapitalisme. Dalam
etos yang demikian ini, kebebasan dan atau kemerdekaan menjadi ruhnya.kebebasan secara
umum dimasukan dalam konsep dari filosofi politik dan mengenali kondisi dimana individu
memiliki kemampuan untuk bertindak sesuai dengan keinginannya.
Kebebasan merupakan elemen penting dalam kehidupan manusia, oleh karena itu
terkadang kebebasan dimaknai sebagai perilaku seenaknya.manusia diberi kebebasan
menentukan pilihan hidup untuk kembali kepada eksistensi yang alamiah (pra-manusiawi), atau
mengembangkan diri hingga mencapai eksistensi dirinya yang lebih manusiawi. Pilihan pertama
berarti memperturutkan hawa nafsunya, sementara pilihan yang kedua berarti mengikuti hati
nurani. Bagi agamawan, agam diturunkan untuk membimbing manusia agar sesuai dengan
fitrahnya sebagai makhluk primordialyang sakral. Manusia dalam mengembangkan potensi
nalar, nurani dan keimananya menjadikan dirinya sebagai manusia seutuhnya (insan kamil).
Jhon kersey mengartikan bahwa “kebebasan” adalah sebagai
“kemerdekaan,meninggalkan atau bebas meninggalkan”. Artinya semua orang bebas untuk tidak
melakukan atau melakukan suatu hal. Pengertian yang lebih banyak memiliki unsur-unsur
hukum bisa dilihat dari definisi “kebebasan” dari kamus hukum black. Menurut black kebebasan
diartikan sebagai sebuah kemerdekaan dari semua bentuk-bentuk larangan kecuali larangan yang
telah diatur didalam undang-undang. Kesimpulannya adalah manusia mempunyai hak untuk
bebas selama hak-hak tersebut tidak bertentangan dengan larangan yang ada dalam hukum.
Berdasarkan keterangan diatas, kebebasan di dalam hak asasi manusia adalah kebebasan
untuk meninggalkan atau mengerjakan sesuatu hal seperti yang telah diatur dalam instumen-
instrumen nasional tentang hak asasi manusia. Dalam kaitannya dalam kebebasan beragama,
setiap individu mempunyai kebebasan seperti yang diatur dalam instrumen internasional. Seperti
hak untuk menganut, berpindah, mempertahankan, atau tidak memeluk suatu keyakinan apapun
seperti yang telah diatur didalam instrument internasioal tentang hak atas kebebasan beragama.
Isayah Berlin membedakan “kebebasan” dalam dua bentuk, yaitu kebebasan dalam
bentuk yang positif dan kebebasan dalam bentuk yang negative. Kebebasan dalam bentuk yang
positif artinya “apa atau siapa yang bertindak sebagai sumber hukum, yang bisa menentukan
seseorang untuk menjadi, melakukan, atau mendapatkan sesuatu “kebebasan”. Sedangkan
kebebasan dalam bentuknya yang negative bersinggungan dengan ruang lingkup dimana
seseorang harus dihormati atau dilindungi untuk menjadi atau melakukan sesuatu seperti yang
dikehendakinya tanpa ada paksaan atau larangan dari pihak lain.
Ada lima macam kebebasan sebagai berikut:
a. Kebebasan fisik, yaitu kebebasan dengan tidak adanya paksaan atau rintangan dari luar.
b. Kebebasan yuridis, yaitu kebebasan yang berkaitan dengan hukum dan harus dijamin oleh
hukum.
c. Kebebasan psikologis, yaitu kemampuan yang dimiliki manusia untuk mengembangkan serta
mengarahkan hidupnya. Kebebasan ini menyangkut kehendak,bahkan merupakan ciri khasnya.
d. Kebebasan moral, yaitu kebebasan yang masih terkait erat dengan kebebasan psikologis,
sehingga tanpa kebebasan psikologis tidak mungkin terdapat kebebasan moral.
Namun,kebebasan psikologis tidak berarti otomatis menjamin adanya kebebasan moral.
Kebebasan moral mengharuskan adanya unsur kesukarelaan (voluntary) atau tidak.
e. Kebebasan eksistensial, yaitu kebebasan yang menyangkut seleruh kepribadian manusia dan
tidak terbatas pada satu aspek saja melainkan mencangkup seluruh eksistensi manusia dan
merupakan kebebasan tertinggi. Seolah-olah “memiliki dirinya sendiri”
2. Tanggung jawab
Tanggung jawab menurut kamus besar bahasa Indosesia adalah keadaan wajib
menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus besar bahasa
Indonesia adalah berkewajiban menanggung, memilkul jawab, menanggung segala sesuatunya
atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya.
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang
disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai wujudan
kesadaran akan kewajibannya. Manusia pada hakekatnya adalah makhluk yang bertanggung
jawab. Disebut demikian karena manusia selain merupakan makhluk individual dan makhluk
sosial, juga merupakan makhluk Tuhan. Manusia memiliki tuntutan yang besar untuk
bertanggung jawab mengingat ia mementaskan sejumlah peranan dalam kontejs sosial,
individual maupun teologis.
B. Kesan
DAFTAR PUSTAKA