Anda di halaman 1dari 6

PAPER

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Disusun Oleh :
Faldi Azwar ( 1713422068 )

KELAS AKUNTANSI II

FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
Pengertian Manusia

Pengertian manusia dapat dilihat dari berbagai segi. Secara bahasa manusia berasal dari kata
“manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang
mampu menguasai makhluk lain. Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau
sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu.
Secara biologi, manusia diartikan sebagai sebuah spesies primata dari golongan mamalia
yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi.

Manusia adalah makhluk yang paling mulia disisi Allah SWT. Manusia memiliki keunikan
yang menyebabkannya berbeda dengan makhluk lain. Manusia memiliki jiwa yang rohaniah,
ghaib, tidak dapat ditangkap dengan panca indera yang berbeda dengan makhluk lain karena
pada manusia terdapat daya berfikir, akal, nafsu, kalbu, dan sebagainya.

B. Pengertian Tanggung Jawab

Tanggung jawab menurut kamus umum bahasa indonesia adalah keadaan wajib menanggung
segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus umum bahasa indonesia
adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya atau
memberikan jawab dan menanggung akibatnya.

Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang
disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai
wujudan kesadaran akan kewajibannya. Manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang
bertanggung jawab.Disebut demikian karena manusia, selain merupakan makhluk individual
dan makhluk sosial, juga merupakan makhluk ‘I’uhan. Manusia memiliki tuntutan yang besar
untuk bertanggung jawab mengingat ia mementaskan sejumlah peranan dalam konteks sosial,
individual ataupun teologis.

Demikian pula tanggung jawab manusia terhadap Tuhannya, manusia sadar akan keyakinan
dan ajaran-Nya. Oleh karena itu manusia harus menjalankan perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya agar manusia dijauhkan dari perbuatan keji dan munkar.

Tanggung jawab dalam konteks pergaulan manusia adalah keberanian.Orang yang


bertanggung jawab adalah orang yang berani menanggung resiko atas segala yang menjadi
tanggung jawabnya. Ia jujur terhadap dirinya dan jujur terhadap orang lain, tidak pengecut
dan mandiri. Dengan rasa tanggung jawab, orang yang bersangkutan akan berusaha melalui
seluruh potensi dirinya. Selain itu juga orang yang bertanggung jawab adalah orang yang mau
berkorban demi kepentingan orang lain.

Tanggung jawab juga berkaitan dengan kewajiban. Kewajiban adalah sesuatu yang
dibebankan terhadap seseorang. Kewajiban merupakan bandingan terhadap hak dan dapat
juga tidak mengacu kepada hak. Maka tanggung jawab dalam hal ini adalah tanggung jawab
terhadap kewajibannya. Kewajiban dibagi menjadi 2 macam, yaitu :
1. Kewajiban Terbatas

Kewajiban ini tanggung jawab diberlakukan kepada setiap orang. Contohnya undang-undang
larangan membunuh, mencuri yang disampingnya dapat diadakan hukuman-hukuman.

2. Kewajiban tidak Terbatas

Kewajiban ini tanggung jawabnya diberlakukan kepada semua orang. Tanggung jawab
terhadap kewajiban ini nilainya lebih tinggi, sebab dijalankan oleh suara hati, seperti keadilan
dan kebajikan.

Orang yang bertanggung jawab dapat memperoleh kebahagiaan, karena orang tersebut dapat
menunaikan kewajibannya. Kebahagiaan tersebut dapat dirasakan oleh dirinya atau orang
lain. Sebaliknya, jika orang yang tidak bertanggung jawab akan menghadapi kesulitan karena
ia tidak mengikuti aturan, norma, atau nilai-nilai yang berlaku. Problema utama yang
dirasakan pada zaman sekarang sehubungan dengan masalah tanggung jawab adalah
berkaratnya atau rusaknya perasaan moral dan rasa hormat diri terhadap
pertanggungjawaban.

Orang yang bertanggung jawab itu akan mencoba untuk berbuat adil. Tetapi adakalanya
orang yang bertanggung jawab tidak dianggap adil karena runtuhnya nilai-nilai yang
dipegangnya dan runtuhnya keimanan terhadap Tuhan. Orang yang demikian tentu akan
mempertanggung jawabkan segala sesuatunya kepada Tuhan. Karena hanya Tuhan lah yang
bisa memberikan hukuman atau cobaan kepada manusia agar manusia mau mempertanggung
jawabkan atas segala perbuatannya.

C. Klasifikasi Tanggung Jawab

Manusia itu berjuang memenuhi keperluannya sendiri atau untuk keperluan pihak lain. Untuk
itu ia akan menghadapi manusia lain dalam masyarakat atau menghadapi lingkungan alam.
Dalam usahanya itu manusia menyadari bahwa ada kekuatan lain yang ikut menentukan yaitu
kekuasaan Tuhan. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dibedakan menurut keadaan
manusia atau hubungan yang dibuatnya. Atas dasar ini, dikenal jenis-jenis atau macam-
macam dari tanggung jawab.

1. Tanggung Jawab manusia terhadap diri sendiri

Menurut sifatnya manusia adalah makhluk bermoral. Akan tetapi manusia juga seorang
pribadi, dan sebagai makhluk pribadi manusia mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri,
angan-angan untuk berbuat ataupun bertindak, sudah barang tentu apabila perbuatan dan
tindakan tersebut dihadapan orang banyak, bisa jadi mengundang kekeliruan dan juga
kesalahan. Untuk itulah agar maanusia itu dalam mengisi kehidupannya memperoleh makna,
maka atas diri manusia perlu diberi Tanggung Jawab.

2. Tanggung Jawab kepada keluarga

Masyarakat kecil ialah keluarga. Keluarga adalah suami-istri, ayah-ibu dan anak-anak, dan
juga orang-orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib
bertanggung jawab kepada keluarganya. Tanggung Jawab ini menyangkut nama baik
keluarga. Tetapi Tanggung Jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan,
dan kehidupan.

3. Tanggung Jawab kepada masyarakat

Satu kenyataan pula, bahwa manusia adalah makhluk sosial. Manusia merupakan anggota
masyarakat. Karena itu, dalam berpikir, bertingkah laku, berbicara, dan sebagainya manusia
terikat oleh masyarakat. Wajarlah apabila segala tingkah laku dan perbuatannya harus
dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.

Secara kodrati dari sejak lahir sampai manusia mati, memerlukan bantuan orang lain.
Terlebih lagi pada zaman yang sudah semakin maju ini. Secara langsung maupun tidak
langsung manusia membutuhkan hasil karya dan jasa orang lain untuk memenuhi segala
kebutuhan hidup. Dalam kondisi inilah manusia membutuhkan dan kerjasama dengan orang
lain.

Kekuatan pada manusia pada hakikatnya tidak terletak pada kemampuan fisik ataupun
kemampuan jiwanya saja, namun juaga terletak pada kemampuan manusia bekerjasama
dengan manusia lain. Karena dengan manusia lain, mereka dapat menciptakan kebudayaan
yang dapat membedakan manusia dengan makhluk hidup lain. Yang menyadarkan manusia
ada tingkat mutu, martabat dan harkat, sebagai manusia yang hidup pada zaman sekarang dan
akan datang.

Dalam semua ini nampak bahwa dalam mempertahankan hidup dan mengejar kehidupan
yang lebih baik, manusia mustahil dapat mutlak berdiri sendiri tanpa bantuan atau kerjasama
dengan orang lain. Kenyataan ini menimbulkan kesadaran bahwa segala yang dicapai dan
kebahagiaan yang dirasakan oleh manusia pada dasarnya berkat bantuan atau kerjasama
dengan orang lain didalam masyarakat. Kesadaran demikian melahirkan kesadaran bahwa
setiap manusia terpanggil hatinya untuk melakukan apa yang terbaik bagi orang lain dan
masyarakat. Boleh jadi inilah Tanggung Jawab manusia yang utama dalam hidup kaitannya
dengan masyarakat.

4. Tanggung Jawab kepada Bangsa/Negara

Satu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tiap individual adalah warga nagara suatu negara.
Dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia terikat olah norma-norma atau
ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara. Manusia tidak dapat berbuat semau sendiri. Bila
perbuatan manusia itu salah, maka ia harus bertanggung jawab kepada negara.

5. Tanggung Jawab kepada Tuhan

Manusia ada tidak dengan sendirimya, tetapi merupakan makhluk ciptaan Tuhan. Sebagai
ciptaan Tuhan manusia dapat mengembangkan diri sendiri dengan sarana-sarana pada dirinya
yaitu pikiran, perasaan, seluruh anggota tubuhnya, dan alam sekitarnya.

Dalam mengembangkan dirinya manusia bertingkah laku dan berbuat. Sudah tentu dalam
perbuatannya manusia membuat banyak kesalahan baik yangdisengaja maupun tidak. Sebagai
hamba Tuhan, manusia harus bertanggung jawab atas segala perbuatan yang saalah itu atau
dengan istilah agama atas segala dosanya. Dalam kehidupan sehari-hari manusia
bersembahyang sesuai dengan perintah Tuhan. Apabila tidak bersembahyang, maka manusia
itu harus mempertanggung jawabkan kelalaiannya itu diakhirat kelak.

Manusia hidup dalam perjuangan, begitu firman Tuhan. Tetapi bila manusia tidak bekerja
keras untuk kelangsungan hidupnya, maka segala akibatnya harus dipikul sendiri, penderitaan
akibat kelalaian adalah tanggung jawabnya. Meskipun manusia menutupi perbuatannya yang
salah dengan segala jalan sesuai dengan kondisi dan kemampuannya, misalnya dengan
hartanya, kekuasaannya, atau kekuatannya (ancaman), namun manusia tak dapat lepas dari
tanggung jawabnya kepada Tuhan.

PENUTUP

Orang yang bertanggung jawab dapat memperoleh kebahagiaan, sebab ia dapat menunaikan
kewajibannya dengan baik. Kebahagiaan tersebut dapat dirasakan oleh dirinya sendiri
ataupun oleh orang lain/banyak. Sebaliknya orang yang tidak bertanggung jawab akan
menghadapai kesulitan, sebab ia tidak melaksanakan kewajibannya dengan baik dan tentunya
tidak mengikuti aturan, norma serta nilai-nilai yang berlaku. Selain itu wujud dari tanggung
jawab juga berupa pengabdian dan pengorbanan. Pengabdian dan pengorbanan adalah suatu
perbuatan yang baik untuk kepentingan manusia itu sendiri.

Pada dasarnya Tanggung Jawab dalam konteks pergaulan manusia adalah suatu keberanian.
Orang yang bertanggung jawab adalah orang yang berani menanggung resiko atas segala hal
yang telah dilakukan atau diperbuat menjadi tanggung jawabnya. Ia jujur terhadap dirinya
dan jujur terhadap orang lain, adil, bijaksana, tidak pengecut dan mandiri. Dengan rasa
tanggung jawab, orang yang bersangkutan akan selalu berusaha memenuhi kewajibannya
melalui seluruh potensi dirinya. Orang yang bertanggung jawab adalah orang mau berkorban
untuk kepentingan orang lain ataupun orang banyak.

Tiga Peran Manusia

1. Peran dan Tanggungjawab Manusia


Membincangkan maslah peran dan tanggungjawab manusia, erat hubungannya dengan istilah
khalifah seperti disebutkan dibeberapa ayat al-Qur’an. Menurut Dawam Raharjo dalam
bukunya Ensiklopedi al- Qur’an, kata khalifah yang cukup dikenal di Indonesia mengandung
makna ganda. Di satu pihak, khalifah dimengerti sebagai Kepala Negara dalam pemerintahan
seperti Kerajaan Islam di masa lalu, dan di lain pihak pula pengertian khalifah sebagai ‘wakil
Tuhan” di muka bumi.2 Yang dimaksud dengan “wakil Tuhan” itu- masih menurut M.
Dawam Raharjo- bisa mempunyai dua pengertian; Pertama, yang diwujudkan dalam jabatan
pemerintahan seperti kepala negara, kedua, dalam pengertian fungsi manusia itu sendiri di
muka bumi.3 Adapun khalifah dalam tulisan ini lebih condong kepada pengertian khalifah
yang kedua yaitu “wakil Tuhan” yang berhubungan dengan fungsi dan tanggungjawab
manusia di muka bumi yang mengemban amanat Tuhan. Pembatasan ini dimaksudkan adalah
untuk tidak membatasi fungsi manusia yang hanya tertumpu kepada kepemimpinan yang
formal atau kekuasaan. Sebab dalam mengemban amanat tidak harus selalu dalam bentuk
kekuasaan atau menjadi pemimpin.

2. Peran dan Tanggungjawab Manusia sebagai Hamba Allah dan Makhuk Sosial
Peran dan tanggungjawab manusia yang paling utama adalah bagaimana manusia mampu
memposisikan dirinya di hadapan Allah dan kehidupan sosialnya. Untuk mengetahui hal
tersebut perlu dipaparkan terlebih dahulu maksud dan tugas diciptakan manusia itu, seperti
dijelaskan dalam ayat al-Qur’an yang artinya: “Dan Aku tidak menciptakan jin and manusia
kecuali agar mereka mengabdi kepada-Ku”.15 Term Abdi dan pengabdian merupakan kata-
kata yang biasa dipergunankan sehari-hari. Tetapi dalam konteks al-Qur’an kata ‘abd –
yang darinya bahasa Indonesia abdi dan pengabdian itu berasal mengandung pegertian yang
luas dan dalam secara baik secara teologis maupun filosofis. Namun demikian, dalam tulisan
ini tidak akan dibahas secara detail konsep ‘abdi’ atau pengabdian secara komprehensif,
layaknya tafsir
tematik tentang konsep ‘Abd dalam al-Qur’an. Sub bahasan ini akan menjelaskan bahwa
dalam al-Qur’an pengabdian sebagai bentuk penghambaan tidak berlaku dalam hubungan
selain dengan Tuhan. Prinsip yang terdapat dalam ayat di atas adalah al-Qur’an tidak
mengakui perbudakan atau penghambaan manusia oleh manusia yang lain, lembaga atau
ciptaan-ciptaan Tuhan lainnya. Sebab keengaanan manusia menghamba kepada uhan, akan
mengakibatkan ia menghamba pada
dirinya, hawa nafsunya.

3. Peran dan Tanggungjawab Manusia sebagai Khalifah fil Ardl


Dalam sub bahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa antara peran dan tanggungjawab
manusia sebagai hamba Allah dan makhluk sosial tidak dapat dipisahkan, keduanya
mempunyai hubungan fungsional dan korelatif. Manusia dalam perannya sebagai makhluk
sosial tidak terlepas dari perannya sebagai khalifah fil ardl. Firman Allah yang artinya: “
….Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya…”20
Khalifah fil ardl dapat diartikan pengemban amanat yang diberikan Allah kepada manusia.
Tugas manusia dalam rangka mengemban amanat “khalifah fil ardl” yang terkandung dalam
ayat di atas adalah mengelola dan memakmurkan bumi dengan menggali sumber daya alam
yang ia miliki untuk kesejahteraan manusia. Kesejahteraan yang dimaksud adalah
kemampuan manusia untuk mengambil manfaat dari kekayaan alam yang tersedia. Karena
Allah menciptakan kekayaan alam tidak lain diperuntukkan bagi manusia (QS. Al-
Baqarah:29).
Salah satu sumber daya alam yang dapat dieksplorasi adalah “air”21. Secara umum
keberadaan air sangat banyak manfaatnya, seperti dapat menyuburkan tanaman, untuk
keperluan hidup manusia seperti makan, dan minum (QS. Yunus:24)

Anda mungkin juga menyukai