Anda di halaman 1dari 24

Makalah Manusia dan Tanggung Jawab - Ilmu Budaya Dasar

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hidup manusia disamping sebagai makhluk Tuhan dan makhluk individu, juga merupakan
makhluk sosial, hidup dalam lingkungan masyarakat. Di dalam interaksi sosial manusia diberi tanggung
jawab, disamping hal tersebut manusia juga memiliki kewajiban yaitu dituntut adanya pengabdian dan
pengorbanan.
Seseorang akan bertanggung jawab karena adanya kesadaran atau adanya keinsyafan atau
pengertian atas segala perbuatan atau akibat atas kepentingan pihak lain. Kesadaran atau keinsyafan
bersumber pada unsur-unsur budayadalam diri manusia. Sebagai makhluk yang beradab dan berbudaya
manusia menilai dan dinilai. Oleh sebab itu manusia seharusnya menyadari atau mnginsyafi bahwa
perbuatan dan akibatnya itu benar atau tidak benar, patut atau tidak patut, baik atau tidak baik, dan harus
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sebelumnya.
Timbulnya tanggung jawab justru karena manusia itu hidup bermasyarakat dan hidup dalam
lingkungan alam. Manusia tidak boleh berbuat semaunya, segala apa yang akan dilakukannya terikat
oleh norma, manusia menciptakan keseimbangan, keserasian, keselarasan antara sesama manusia dan
antara manusia dan lingkungannya. Apabila yang sebaliknya terjadi, manusia wajib menanggung,
memikul beban, memenuhi segala akibat,atau jika menyangkut kepentingan pihak lain atau lingkungsn
hidup, manusia memiliki kerelaan mengabi atau berkorban, sehingga keseimbanga, keserasian,
keselarasan dapat dipulihkan kembali.
Tanggung jawab itu bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian hidup manusia, bahwa setiap
manusia dibebani dengan tanggung jawab. Apabila dia tidak mau bertanngung jawab maka ada pihak
lain, yang memaksakan tanggung jawab itu. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dilihat dari dua
sisi, yaitu sisi pihak yang berbuat dan dari sisi kepentingan pihak lain. Dan sisi pembuat ia harus
menyadari akibat perbuatannya itu, dengan demikian tanggung jawab harus mengembalikan ke dalam
keadaan yang baik. Dari sisi pihak lain apabila si pembuat tidak mau bertanggung jawab, pihak lain
akan mengembalikan (memulihkan) baik dengan cara individual maupum dengan cara kemasyarakatan.
Apabila dikaji, tanggung jawab itu adalah kewajiban atau beban yang harus dipikul atau
dipenuhi sebagai akibat dari perbuatan pihak yang berbuat, atau akibat dari perbuatan pihak lain, atau
sebagai pengabdian, pengorbanan pihak lain.
Kewajiban atau beban itu ditujukan untuk kebaikan pihak yang berbuat itu sendiri atau pihak
lain. Dengan demikian keseimbangan, keserasian, keselarasan antar sesama manusia dan lingkungan
antara manusia dan Tuhan selalu terpelihara dengan baik.
Tanggung jawab adalah ciri manusia beradab. Manusia merasa adanya tanggung jawab karena ia
menyadari akibat baik atau buruk perbuatannya itu, dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan
pengabdian atau pengorbannya untuk memperoleh atau meningkatkan kesadaran bertanggung jawab
perlu ditempuh usaha melalui pendidikan, penyuluhan, keteladanan, dan taqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
Pada dasarnya manusia dan tanggung jawab itu berada dalam satu naungan atau berdampingan.
Tanggung Jawab juga berati berbuat sebagai wujudan atas perbuatannya. Setiap manusia memiliki
tanggung jawab masing-masing. Diantaranya tanggung jawab seorang pelajar atau mahasiswa akan
belajar, tanggung jawab seorang dosen kepada mahasiswa atau mahasiswinya, tanggung jawab seorang
presiden kepada negara dan rakyatnya, tanggung jawab seorang ayah kepada istri dan anak-anaknya,
dan tanggung jawab manusia kepada Tuhan yang telah Menciptakan kita.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas penulis dapat merumuskan beberapa rumusan
masalah antara lain:
1. Apa pengertian dari tanggung jawab?
2. Bagaimana cara mengabdikan diri kepada Allah SWT?
3. Mengapa rasa tanggung jawab itu perlu diwujudkan?
4. Kapan manusia mulai bertanggung jawab terhadap keluarga?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian tanggung jawab.
2. Untuk mengetahui hubungan manusia dan tanggung jawab.
3. Untuk mengetahui contoh tanggung jawab dalam kehidupan.
4. Untuk mengetahui macam-macam tanggung jawab.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Tanggung Jawab


Menurut kamus Ensiklopedi Umum Bahasa Indonesia “Tanggung Jawab” adalah “kewajiban
dalam melakukan tugas teretntu”.1[1]
Menurut WJS. Poerwodarminto, tanggung jawab adalah suatau yang menjadi kewajiban (keharusan)
untuk dilaksanakan, dibahas dan sebagaimya. Sedangkan menurut Drs. Suyadi MP dalam bukunya Ilmu
Budaya Dasar menyatakan bahwa “Tanggung Jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja, tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai
perwujudan kesadaran akan kewajiban”.
Dengan demikian apabila terjadi sesuatu maka seseorang yang dibebani tanggung jawab wajib
menanggung segala sesuatunya. Oleh karena itu manusia yang bertanggung jawab adalah manusia yang
dapat menyatakan diri sendiri bahwa tindakannya itu baik dalam arti mengkuti norma umum, sebab hak
menurut seseorang belun tentu baik menurut pendapat orang lain, apa yang dikatakan baik menurut
dirinya ternyata ditolak oleh oraang lain.2[2]
Manusia dapat memilih dua jalan (baik atau buruk), tetapi manusia sendiri yang harus
mempertannggung jawabkan perbuatannya. Manusia tidak membebani orang lain untuk memikul
dosanya, tidak juga orang lain dipikulkan keatas pundaknya. Tanggung jawab tersebut akan dimintai
pertanggung jawaban apabila telah memenuhi syarat-syarat tertentu seperti pengetahuan, kemampuan,
dan kesadaran.
Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT yang terdapat dalam QS. Al-An’am ayat 164:

Artinya: “Katakanlah: Apakah aku akan mencari Tuhan selain Allah SWT. Padaha Dia adalah Tuhan
bagi segala sesuatu. Dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada
dirinya sendiri, dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada
Tuhanmu lah kamu kembali, dan akan diberitakannya kepadamu apa yang kamu perselisihkan.

Adanya definisi lain dalam kasus bahasa Inggris dimana tanggung jawab memiliki definisi
sebagai berikut:
Responsibility : having the character of a free moral agent capable of determining one’s own acts,
capable of deterred by concideration of sanction or consequences.
Definisi tersebut memberikan pengertian yang dititik beratkan kepada manusia sebagai berikut:
1. Harus ada kesanggupan untuk menetapkan sikap terhadap sesuatu perbuatan.
2. Harus ada kesanggupan untuk memikul resiko dari sesuatu perbuatan.

Bila pengertian tersebut dianalisa lebih luas akan kita dapati bahwa dalam kata “having the
characters” itu dituntut sebagai suatu keharusan akan adanya pertanggung jawaban karakter moral.
Karakter disini merupakan nilai-nilai dari perbuatan. Konsekuensi selanjutnya berarti bahwa terhadap
suatu perbuatan hanya ada alternatif penilaian, yaitu: mnegetahui adanya tanggung jawab, atau
mengetahui tidak adanya tanggung jawab.3[3]
Dalam filsafah hidup, nilai dari tanggung jawab itu dijadikan sebagai salah satu kriteria dari
kepribadian atau personality seseorang. Praktek dari kehidupan sehari-hari menunjukkan bahwa tidak

1[1] Ratna Dwi, Kamus Ensiklopedi Umum Bahasa Indonesia, PT Prakarya, Bandung, 2009, hal 143.

2[2] Lies Sudibyo,dkk., Ilmu Sosial Budaya Dasar, CV Andi, Yogyakarta, 2013, hal 103.

3[3] Lies Sudibyo,dkk., Ilmu Sosial Budaya Dasar, CV Andi, Yogyakarta, 2013, hal 104.
sedikit jumlah orang yang diserahi tugas sebagai pimpinan: apakah itu sebagai kepala rumah tangga, bos
perusahaan, direktur badan usaha, dan lain sebagainya.
Dari segi filsafah, suatu tanggung jawab itu paling sedikit didukung oleh tiga unsur, yaitu
sebagai berikut:
1. Kesadaran
Berisi pengertian: tahu, kenal,mengerti dan dapat memperhitungkan arti, guna sampai kepada soal
akibat dari pada sesuatu perbuatan atau pekerjaan yang dihadapi. Seseorang baru dapat dimintai
tanggung jawab, bila ia sadar tentang apa yang diperbuatnya.
2. Kecintaan
Cinta suka menimbulkan kepatuhan, kerelaan dan kesedihan untuk berkorban. Contohnya: cinta
kepada Allah SWT, cinta kepada keluarga, cinta kepada tanah air, dan lain sebagainya.
3. Keberanian
Berani berbuat, berani bertanggung jawab. Berani disini didorong oleh rasa keikhlasan, tidak bersikap
ragu-ragu dan takut terhadap segala macam rintangan yang timbul kemudia sebagai konsekuensi dari
tindak perbuatan. Karena adanya tanggung jawab itulah, maka seseorang yang berani, juga memerlukan
adanya pertimbangan-pertimbangan, perhitungan dan kewaspadaan sebelum bertindak, jadi tidak
berlaku semena-mena. Dipikirkan terlebih dahulu dengan akal sehatnya.4[4]

B. Macam-macam Tanggung Jawab


Manusia itu berjuang memenuhi keperluannya sendiri atau keperluan pihak lain. Untuk itu dia
menhadapi manusia lain dalam masyarakat atau menghadapi lingkungan alam. Dalam usahanya itu
manusia juga menyadari bahwa adanya kekuatan lain yang ikut menentukan yaitu kekuasaan Allah
SWT. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dibedakan menurut keadaan manusia atau hubungan
yang dibuatnya. Atas dasar itu lalu dikenal beberapa jenis tanggung jawab yaitu sebagai berikut:
1. Tanggung jawab terhadap diri sendiri
Tanggung jawab terhadap diri sendiri menuntut kesadaran setiap orang untuk memenuhi
kewajibannya sendiri dala mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi. Dengan demikian
diharapkan dapat memecahkan masalah-masalah kemanusiaan mengenai dirinya sendiri.
2. Tanggung jawab terhadap manusia atau masyarakat
Tanggung jawab terhadap manusia atau masyarakat menuntut adanya kesadarn manusia untuk
memenuhi kewajibannya dalam hubungan hidup berasyarakat. Kewajiban itu meliputi kewajiban dalam
hubungan antara individu dan individu, hubungan antara individu dan masyarakat. Dalam hubungan
antara individu dan individu selalu dituntut keseimbangan antara kewajiban yang dipenuhi dan hak yang
diperolehnya. Tetapi dalam hubungan antara individu dan masyarakat bukan hanya keseimbangan
kewajiban dan hak, melainkan juga dituntut pengorbanan atau pengabdian demi terciptanya
keseimbangan atau keselarasan antara individu dan masyarakat (sebagai kesatuan dan individu).
Karena itu diharapkan ada kesadaran manusia untuk memecahkan masalah-masalah
kemanusiaan dan masalah-masalah sosial. Masalah-masalah kemanusiaan misalnya korban bencana
alam, korban perang, bahaya kelaparan, dan masalah-masalah kecil lainnya yang memerlukan bantuan.

3. Tanggung jawab terhadap lingkungan


Tanggung jawab terhadap lingkungan menuntut kesadaran manusia untuk memenuhi
kewajibannya atau pengorbanannya dalam membina dan melestarikan lingkungan hidup yang baik,
teratur, dan sehat. Dengan demikian diharapkan manusia dapat memecahkan masalah lingkungan hidup
yang berpengaruh pada nilai kemanusiaan. Misalnya kesadarn dalam mengatasi masalah sampah,
saluran pembuangan air, binantang, hutan, dan lain sebagainya.
4. Tanggung jawab terhadap Tuhan

4[4] Subanim, Ilmu Sosial Budaya, Rineka Cipta, Jakarta, 2006, hal 107.
Tanggung jawab terhadap Tuhan menuntut kesadarn manusia untuk memenuhi kewajiban atau
pengabdian terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Sebagi makhluk ciptaan Tuhan, manusia haruslah
bersyukur kepada Tuhan atau karunia-Nya menciptakan manusia dan memberikan rezeki kepadanya.
Karena itu manusia mengabdi kepada Tuhan, dan mengabdi itu wujud tanggung jawab kepada Tuhan.
Tanggung jawab itu dapat diketahui wujudnya apabila sudah dinyatakan dengan perbuatan yang
menghasilkan kematangan pribadi suasana keseimbangan atau keselarasan antar manusia. Perbuatan itu
selalu didasari oleh kesadaran. Kesadaran artinya sengaja karena dikehendaki. Perbuatan itu berupa
pemenuhan kewajiban, pengabdian dan pengorbanan. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa untuk
mengetahui adanya tanggung jawab atau tidak ada pada seseorang dapat diamati memalui kewajiban,
pengabdian, pengorbanan dan suasana yang dihasilkan.
Apabila ada pemenuhan kewajiban, pengabdian, pengorbanan menghasilkan suasana
kematangan pribadi, keseimbangan atau keselarasan antara manusia disitu ada tanggung jawab. Tidak
bertanggung jawab atau penyelewengan didasari oleh kesadaran atau ketidaksadaran. Kesadaran artinya
sengaja atau dikehendaki. Ketidaksadaran artinya tidak disengaja karena tidak dikehendaki.

Bertanggung jawab berarti memfungsionalkan sifat-sifat manusia untuk mempertahankan nilai-


nilai pribadi yang luhur, serta dapat menundukkan nilai harga diri manusia sebagai manusia. Seorang
filsuf asalah yunani Robert Darkson menyatakan bahwa” nilai seorang tukang rumput yang dapat
melakukan kewajibannya dengan baik, jauh lebih berharga dari pada seorang maharaja yang lalai dari
pada tanggung jawab”.
Sudah diuraikan sebelumnya bahwa wujud tanggung jawab terdapat berbagai macam makna
dimana didalamnya mengandung pengertian adanya kewajiban untuk berbuat sesuatu. Jadi tanggung
jawab adalah keadaan manusia akan segala tingkah laku dan perbuatannya. Selanjutnya manusia
berkewajiban untuk berbuat sesuatu yang menjurus kepada pengabdian, kesadaran akan hak,
kewajibannya dan akhirnya wajib berkorban demi cintanya kepada keluarga, bangsa, negara, agama,
serta lingkungannya. Jadi disamping tanggung jawab perlu pula diwujudkan suatu tindakan dimana
pengabdian, pengorbanan dan kesadaran akan semua hal yang perlu dipupuk sendiri mungkin.5[5]

C. Pengabdian
Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran pendapat ataupun tenaga sebagai
perwujudan kesetiaan mungkin kepada pimpinan, cinta, kasih sayang, hormat, atau suatu ikatan dimana
semuanya itu dilakukan dengan penuh ikhlas.
Timbulnya pengabdian pada hakikatnya adanya rasa tanggung jawab. Contohnya: apabila kita
bekerja keras pagi sampai sore dibeberapa tempat, untuk mencukupi kebuuhan rumah tangga kita, itu
berarti mengabdi kepada keluarga, karena kasih sayang kita kepada keluarga. Dalam hal ini dibedakan
antara bantuan dan pengabdian. Kalau bantuan mungkin hanya berupa membantu mengantarkan teman
ke kantor atau membantu tenaga untuk keperluan peta kawan. Pengabdian dapat dibedakan menjadi:
1. Pengabdian kepada keluarga
Pada hakikatnya manusia hidup berkeluarga dan sudah tentu dalam kehidupan keluarga tersebut
didasarkan pada cinta dan kasih sayang. Kasih sayang itu mengandung pengertian pengabdia dan
perngorbanan. Apabila ada kasih sayang tidak disertai pengabdian, maka kasih sayang itu palsu atau
semu. Pengabdian kepada keluarga ini dapat berupa pengabdian kepada anak-istri, istri kepada suami
dan anak-anaknya, atau anak-anak kepada orang tuanya.
2. Pengabdian kepada masyarakat
Manusia sebagai anggota masyarakat tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain, setiap orang
saling membutuhkan, tolong menolong baik secara sadar maupun tanpa disadari. Tolong menolong antr
individu maupun dengan masyarakat dapat dengan imbalan atau mungkin tanpa imbalam atau karena

5[5] Hartati, Ilmu Sosial Budaya Dasar, PT Rahakarya, Bandung, 2008, hal 105-107.
kewajibannya. Bila seseorang yang hidup di masyarakat tidak mau memasyarakatkan dirinya dan selau
mengasingkan diri, maka apabila mengalami kesulitan yang luar biasa ia akan ditertawakan oleh
masyarakat. Cepat atau lambat ia akan menyadari dan menyerah kepada masyarakat lingkungannya.
Oleh karena itu demi masyarakat, anggota masyarakat harus mau mengabdikan diri kepada
masyarakat. Ia harus memiliki rasa tanggung jawab kepada masyarakat lingkungannya. Oleh sebab itu
baik tempat tinggal membawa nama baik pula. Ulah atau tindakan baik buruknya warga akan
menyangkut juga nama baik tempat tinggal dan lingkungannya.

3. Pengabdian kepada negara


Negara merupakan lembaga msyarakat yang terbesar, sedangkan masyarakat pada hakikatnya adalah
bagian dari suatu bangsa atau warga negara suatu negara. Karena itu seseorang wajib mencintai bangsa
dan negaranya. Mencintai ini biasanya diwujudkan dalam bentuk pengabdian. Tidaklah ada cinta tanpa
adanya pengabdian. Orang Inggris misalnya sampai-sampai mempunya suatu semangat mengabdi yang
diwujudkan dalam kata-kata yang fanatik “right or wrong my country”, dimana yang dimaksudkan
“benar atau salah adalah negara saya”. Masih banyak lagi contoh mengabdikan diri kepada bangsa dan
dalam kehidupan.
4. Pengabdian kepada Tuhan
Manusia sebagai amkhluk Tuhan tidak ada eksitensinya dengan sendirinya, tetapi keberadaan di dunia
ini adalah sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Sebagai ciptaan Tuhan sudah tentu manusia wajib mengabdi
kepada Tuhan. Pengabdian berarti penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan, dan hal itu merupakan
perwujudan tanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa. Semuanya itu direalisasikan dalam wujud-
wujud nyata seperti: rumah ibadah dan produk-produk budaya yang berbagai macam wujudnya seperti
syair, nyanyian, lukisan dan lain sebaginya.6[6]

D. Pengorbanan
Pengorbanan berasal dari kata korban yang artinya memberikan secara ikhlas dalam wujud-
wujud tertentu seperti: harta, benda, waktu, tenaga pikiran bahkan mungkin nyawa demi cintanya atau
ikatannya dengan sesuatu demi kesetiaan, kebenaran.
Perbedaan antara pengertian pengabdian dan pengorbanan tidaklah begitu jelas. Karena adanya
pengabdian tentua adanya pengorbanan. Antara sesama teman sulit untuk dikatakan pengabdian karena
kata pengabdian mengandung arti lebih tinggi. Tetapi kata pengorbanan dapat juga diterapkan kepada
sesama teman.
Pengorbanan merupakan akibat dan pengabdian. Pengorbanan dapat berupa harta benda, pikiran,
perasaan, bahkan dapat juga berupa jiwa atau nyawa. Pengorbanan diserahkan secara ikhlas tanpa
adanya rasa pamrih, perjanjian, tanpa ada transaksi, kapan saja diperlukan.
Karena manusia itu bukan hanya merupakan pribadi, tetapi juga berkeluarga, berasyarakat,
merupakan bangsa suatu negara dan juga sebagai makhluk ciptaan Allah SWT. Maka dari pada itu
pengorbanan dapat dibedakan menurut beberapa jenis yaitu: penorbanan kepada keluarga, masyarakat,
bangsa, negara, kebenaran dan kepada agama.

E. Kesadaran
Kesadaran adalah keinsyafan akan perbuatannya. Sadar artinya merasa, tahu atau ingat (kepada
keadaan yang sebenarnya), keadaan ingat akan dirinya, ingat kembali (dari pingsan), siuman (bangun
dari tidur), ingat, tahu dan mengerti, misalnya rakyat telah sadar akan politik.

6[6] Nuri Handayani, Ilmu Budaya, Usaha Nasional, Surabaya, 2007, hal 102-103.
Jadi kesadarn adalah hati yang telah terbuka atau pikiran dan perasaan dimana telah terbuka
tentang apa yang telah dikerjakannya. Namun pengertian kesadarn dalam hal ini hanyalah dibatasi pada
kesadaran moral ini sangat penting bagi kehidupan manusia. Hal ini tidak berarti bahwa kesadaran yang
lain tidak penting misalnya: kesadaran berpolitik, kesadaran betapa pentingnya setiap orang dapat
membaca, kesadaran mahasiswa akan belajar, kesadarn pergi ke kantor tidak terlambat, kesadaran
bekerja sebaik-baiknya, dan sebagainya. Kesadran itu juga penting bagi manusia, karena tanpa kesadarn
orang akan mengalami kepincangan dalam hidupnya.
Kesadarn moral dikatakan merupakan keterbukaan hati atau pikiran akan menghargai hak-hak
dan kewajiban orang lain, untuk berbuat yang tidak melanggar hak dan kewajiban orang lain atau
berbuat yang tidak menyenangkan atau membahagiakan orang lain, atau untuk berbuat sesuai dengan
kata hati.
Banyak jenis kesadaran yang dialami oleh manusia. Kesadaran akan harga diri, kesadaran akan
tanggung jawabnya kepada keluarga, kesadaran atau kewajibannya kepada negara, Tuhan dan
sebagainya. Kesadaran dan tidak ada kesadaran ini saling ganti mengisi kehidupan manusia. Oleh
karena itu kesadaran dan ketidaksadaran ini dapatlah dikatakan tak terlepas dari kehidupan manusia,
maka kesadaran itu banyak menimbulkan daya kreativitas para seniman. Hampir semua hasil seni lahir
dari inspirasi adanya kesadaran dan ketidaksadaran manusia.
Ada juga mungkin suatu perbuatan salah yang tidak disadari. Pada umumnya orang menyadari
perbuatannya yang tidak baik. Disebut tidak baik karena merugikan orang lain. Akan tetapi mungkin
juga terjadi suatu perbuatan yang dilakukan tanpa disadari merugikan orang lain, mungkin dilakukan
dengan maksud baik tetapi tidak mau menyadari kalau berbuat salah, sehingga mungkin orang berbuat
menurut dorongan nafsu jahatnya.
Kesadaran moral amatlah penting untuk diperhatikan, karena pelanggaran norma moral dapat
berakibat merusak nama baik. Oleh sebab itu pelanggaran moral sebaiknya dapat dihindari. Kesadaran
moral hendaknya dapat dan perlu dijaga oleh setiap orang. Hal itu tidaklah berarti bahwa kesadaran
yang lain tidak penting. Sebenarnya semua tindakan yang dilakukan dengan kesadran adalah penting,
karena ketidaksadaran adalah suatu hal yang dapat mengencangkan atau sekurang-kurangnya dapat
membuat kepincangan hidup.
Didalam kehidupan sehari-hari pada umumnya orang sadar akan perbuatannya. Tetapi mungkin
tidak disadari, apakah perbuatannya itu melanggar norma sopan santun, norma hukum atau norm moral.
Apabila manusia ingin berbuat, maka manusia akan berbuat saja. Manusia akan berbuat tanpa kesadaran
itu sebenarnya amatlah sedikit, dan apabila ada mungkin ada kekeliruan. Tetapi mungkin juga karena
yang berbuat dalam keadaan tidak sadar atau anak kecil yang belum dapat mempergunakan
kesadarannya, atau orang gila. Oleh karena itu orang tersebut dapat bebas dari tuntutan tanggung jawab
dari perbuatan yang dilakukan.7[7]

F. Contoh Tanggung Jawab Dalam Kehidupan


Berikut ini merupakan ilustrasi-ilustrasi untuk contoh tanggung jawab didalam kehidupan
sehari-hari.
“Pak Amir selain mengajar dibebani pula dengan tugas sebagai wali kelas dari 46 orng
muridnya. Dua diantaranya adalah Teo dan Syah.
Sebagai seorang guru yang merangkap sebagai wali kelas sudah tentu pak Amir merasa
bertanggung jawab atas keberhasilan murid-muridnya. Namun disamping itu, mutu pendidikan juga
tidak lepas dari tanggung jawab pak Amir.
Disaat kenaikan kelas tiba, dua murid di kelas pak Amir yaitu Theo dan Syah tadi terpaksa tidak
bisa naik kelas dengan dasar pertimbangan yang bisa dipertanggung jawabkan. Pasalnya orang tua
murid adalah tokoh-tokoh yang disegani di kota itu, lagi pula oun keduanya banyak memberikan

7[7] Sofiadningsih, Ilmu Budaya Jilid 1, PT Radika Nasional, Yogyakarta, 2006, hal 96-99.
sumbangan materi kepada sekolah. Disinilah konflik mulai timbul. Kepala sekolah, yang lebih
memperhatikan kedudukan dan sumbangan orang tua murid, berkehendak menaikkan kelas kedua murid
tersebut. Sementara pak Amir tetap berpegang teguh pada prinsip dan pendiriannya. Untuk ini ia tidak
hanya berhadapan dengan kepala sekolah, tetapi juga dengan istrinya sendiri. Coba kita simak saja
kutipan berikut:
Pak coba baca kembali surat kepala sekolah yang baru, “Bu Amir mengingatkan”. Dalam surat itu
disebutkan, bahwa kedua orang tua Theo dan Syah sudah dua kali mengunjungi bapak kepala sekolah.
Masa bapak tidak mengerti maksud beliau?”
“Ya, aku mengerti, tetapi bagaimana mungkin aku mengubah kenyataan menjadi sesuatu yang
fantastis, Bu?”
“Kompromi, kompromilah Pak, kalau mau selamat.”
“kompromi kepada siapa Bu?”
“bapak terlalu polos, terlalu lugu, tidak dapat membaca situasi.” Istrinya kesal.
“Apa maksudnya?”
“Ya Allah, bapak! Surat dari kepala sekolah itu sudah kode, pak!”
“aku mengerti itu, bu, tetapi aku menolak.”
Memang walau bagaimanapun Pak Amir tetap menolak untuk menaikkan kelas kedua murid
tersebut. Di luar sepengetahuan pak Amir, ternyata kepala sekolah menaikkan kelas kedua murid
tersebut. Melihat kenyataan ini apa tindakan pak Amir? Kutipan berikut menunjukkan jawabannya:
Kepala sekolah tercengang-cengang setelah membaca surat yang ditinggalkan pak Amir.
Matanya membelalak. Bibirnya menggetar dan sekujur tubuhnya dingin.
“pak guru Amir meminta berhenti?”, dia seperti tidak percaya. Surat singkat itu dibacanya sekali
lagi. “mulai hari ini saya mengundurkan diri dari sekolah karena kesehatan saya tidak memungkinkan
lagi untuk menjadi guru.”

Dari ilustrasi tersebut tampak bahwa usaha manusia untuk memenuhi tanggung jawab,
sebagaimana yang dituntut oleh profesinya. Kadang-kadang tidak bisa berjalan dengan mudah. Tidak
jarang usaha tersebut memperoleh hambatan-hambatan tertentu yang datang dari pihak lain, kendati
tekad untuk memenuhi tanggung jawab itu sendiri sudah sedemikian kuatnya. Dan kadang-kadang pula,
hambatan itu begitu menggetarkan hati yang mengalaminya.
Tanggung jawab manusia terhadap dirinya sendiri pada hakikatnya tidak mengenal jenis
kelamin, angka usia, status maupun kedudukannya. Namun tanggung jawab tersebut boleh dibilang
terkena pada setiap orang. Jadi bersifat universal. Dan sebagai manifestasi dan upaya pemenuhan
tanggung jawab tersebut manusia berusaha mencari makan, bekerja, merncari teman, menjaga kesehatan
dan lain sebagainya.
Berbicara tentang tanggung jawab manusia terhadap dirinya sendiri, kita seringkali tergelitik
oleh berbagai cerita tentang anak-anak usia sekolah yang terpaksa bekerja keras membanting tulang
demi biaya hidup, sekolah, dan demi cita-citanya. Cerita-cerita boleh jadi realistik. Disetiap jalan,
lorong kampung, depot-depot kecil, dan terlebih lagi di perempatan-perempatan jalan, boleh jadi sudah
merupakan pemandangan yang umum apabila kita melihat anak-anak dengan seragam sekolah
menjajakan koran, majalah, dan semacamnya. Dan para seniman, sesuai kapasitasnya masing-masing
tidak jarang mencoba mengangkat kenyataan-kenyataan tersebut dalam karya-karya seninya.8[8]

G. Pentingnya Mewujudkan Rasa Tanggung Jawab


Pentingnya mweujudkan rasa tanggung jawab dalam diri seseorang adalah agar orang tersebut
tidak mengalami kegagalan atau kerugian untuk dirinya maupun orang lain.karena dengan adanya
tanggung jawab, kita akan mendapatkan hak kita seutuhnya. Tanggung jawab erat kaitannya dengan

8[8] Suratna, Ilmu Sosial Budaya, PT Radmaja Widyana, Yogyakarta, 2002, hal 67.
kewajiban. Kewajiban adalah sesuatu yang dibebankan terhadap seseorang. Kewajiban merupakan
bandingan terhdap hak, dan dapat juga tidak mengacu kepada hak. Maka tanggung jawab dalam hal ini
adalah tanggung jawab terhadap kewajibannya. Status dan peranan menentukan kewajiban seseorang.
Kewajiban dibagi menjadi dua bagian, yaitu: kewajiban terbatas dan kewajiban tidak terbatas.
Problema utama yang dirasakan pada zaman sekarang, sehubungan dengan masalah tanggung jawab,
adalah berkaratnya atau rusaknya perasaan moral dan rasa hormat diri terhadap pertanggung jawaban.
Menurut sifat dasarnya manusia adalah makhluk bermoral tetapi manusia juga seorang pribadi
karena merupakan seorang pribadi maka manusia mempunyai pendapat sendiri, itulah sebabnya
manusia berbuat dan bertindak. Dalam hal ini manusia tak luput dri kesalahan, kekeliruan baik disengaja
maupun tidak. Oleh karena itu, dalam hal ini manusia harus bertanggung jawab baik pada dirinya
sendiri, keluarga, masyarakat, dan Tuhan.

Dalam UUD no. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional disebutkan bahwa tujuan
pendidikan adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara demokratis serta bertanggung jawab.
Cara membangun sikap tanggung jawab yaitu diantaranya:
Disiplin diri merupakan suatu siklus kebiasaan yang kita lakukan secara berulang-ulang dan terus-
menerus secara berkesinambungan sehingga menjadi suatu hal yang biasa kita lakukan. Sikap disiplin
dapat mengantarkan seseorang pada jalan kesuksesan, karena orang yang berdisiplin akan bersikap
teguh dalam menjalani niat dan cita-cita yang ingin diraihnya. Berikut merupakan cara menjadi orang
yang betanggung jawab:
1. Ketahuilah bahwa tanggung jawab berhubungan dengan kewajiban bukan hak. Jika seseorang merasa
ragu saat ingin memberikan rasa tanggung jawab yang lebih besar terhadap anda, munkin karena selama
ini anda kurang peduli dalam memenuhi kewajiban yang menjadi tanggung jawab anda.ini adalah
karakter orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Mereka hanya mau melakukan hal-hal baru selama
masih cukup menantang dan menyenangkan. Setelah itu, mereka akan patah semangat karena
kehilangan minat.
2. Buktikan bahwa anda dapat melakukan hal kecil dengan baik sehingga pantas menerima tanggung
jawab yang lebih besar, baik ditempat kerja, di sekolah, atau saat mengikuti kegiatan ekstrakulikuler.
3. Jangan menyalahkan orang lain saat menghadapi masalah. cara lain untuk menerima tanggung jawab
adalah dengan berhenti menyalahkan orang lain.
4. Berhentilah mengeluh. Mengeluh adalah perbuatan sia-sia yang biasa dilakukan oleh orang-orang
yang tidak bertanggung jawab. Mengeluh adalah cara lain untuk menyalahkan kehidupan karena
masalah yang anda alami, mengmbil alih inisiatif untuk mencari tau apa yang bisa anda ubah.setiap kali
mulai mengeluh, ingatkan diri sendiri agar segera berhenti dan mengatakan hal yang positif. anda akan
terkagum-kagum betapa besarnya pengaruh kebiasaan ini dalam mengubah pola pikir.9[9]

H. Ayat Al-Quran yang berhubungan dengan Tanggung Jawab


a. Tanggung jawab terhadap Tuhan, yaitu Tuhan yang menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa
tanggung jawab, melainkan untuk mengisi kehidupannya manusia mempunyai tanggung jawab langsung
terhadap tuhan, sehingga tindakan manusia tidak lepas dari hukuman-hukuman tuhanyang dituangkan
dalam kitab suci al-quran sebagaimana disebutkan dalam Q.S At-tahrim : 6

9[9] Sofiadningsih, Ilmu Budaya Jilid 1, PT Radika Nasional, Yogyakarta, 2006, hal 102-103
Artinya : “ hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang
bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang
tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka yang selalu mengerjakan
apa yang diperintahkan-Nya.”
b. Q.S An-Nisa : 36

Artinya : “ Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan
berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin,
tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.

Ayat tersebut menjelaskan fungsi keluarga dan tanggung jawab terhadap keluarga, yaitu menjaga
kelangsungan hidup keluarga dari kepunahan dengan car menyiapkan generasi penerus yang lebih kuat,
baik fisik maupun mentalnya. akhir ayat ini menganjurkan kepada orang tua untuk memperlakukan
semua anggota keluarga dengan teguh atau ucapan-ucapan yang baik yang menunjukkan sikap kasih
sayang dan mendidik.

c. Hadist tentang tanggung jawab manusia terhadap keluarga dan masyarakat.


Artinya: Dari Abdullah bin Umar ra. Ia berkata: saya mendengar Rasulullah saw. Bersabda:
“setiap kamu adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya. Imam adalah
pemimpin dan bertanggung jawab atas rakyatnya. Lelaki adalah pemimpin dalam keluarganya dan
bertanggung jawab atas anggota keluarganya. Dan seorang perempuan adalah pemimpin dalam rumah
tangga suaminya, dan ia bertanggung jawab atas semua anggota keluarganya. Seorang pembantu adalah
pemimpin bagi harta majikannya, dan ia bertanggung jawab atas keselamatan dan keutuhan hartanya.”
Abdullah berkata: “Aku mengira Rasulullah mengatakan pula bahwa seorang adalah pemimpin bagi
harta ayahnya dan bertaggung jawab atas keselamatan dan keutuhan hartanya itu. Semua kamu adalah
pemimpin dan bertanggung jawab atas yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadist tersebut menjelaskan bahwa pada hakikatnya manusia itu adalah pemimpin bagi segala
hal yang ada di bawah wewenangnya sesuai dengan tingkat dan kedudukan masing-masing, mulai dari
pemimpin formal sampai dengan pemimpin yang non formal. Dengan demikian, semua orang harus
mempertanggung jawabkan segala sesuatu yang menjadi tanggung jawabnya. Disebutkan dalam hadist
tersebut umpamanya seorang pembantu adalah pemimpin bagi harta majikannya.10[10]

10[10] Mustaqim,dkk., Al-Quran dan Hadist, Alfabeta, 2003, hal 32.


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Orang yang bertanggung jawab adalah orang yang berani mengambil resiko atas tindakan atau
perkataan yang telah dibuatnya. Orang yang bertanggung jawab akan terbiasa untuk jujur.
Budayakanlah tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berkeluarga ataupun kehidupan
lainnya.
Seseorang akan bertanggung jawab dengan adanya kesadaran atau adanya pengertian atas segala
perbuatan atau akibat atas kepentingan pihak lain. Timbulnya tanggung jawab justru karena manusia itu
hidup bermasyarakat dan hidup dalam lingkungan alam. Manusia tidak boleh berbuat semaunya, segala
hal yang dilakukan terikat oleh norma.
Manusia itu berjuang memenuhi keperluannya sendiri atau keperluan pihak lain. Untuk itu dia
menghadapi manusia lain dalam masyarakat atau menghadapi lingkungan alam. Dalam usahanya itu
manusia juga menyadari bahwa adanya dorongan lain yang ikut menentukan yaitu kekuasaan Allah
SWT.devngan demikian tanggung jawab dapat dibedakan menjadi: Tanggung jawab terhadap diri
sendiri, tanggung jawab terhadap manusia dan masyarakat, tanggung jawab terhadap lingkungan, dan
tanggung jawab terhadap Allah SWT.
Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran pendapat ataupun tenaga sebagai
perwujudan kesetiaan. Timbulnya pengabdian pada hakikatnya adanya rasa tanggung jawab.
Pengabdian dapat dibedakan menjadi: pengabdian kepada keluarga, pengabdian kepada masyarakat,
pengabdian kepada negara, dan pengabdian kepada Allah SWT.
Perbedaan antara pengertian pengabdian dan pengorbanan tidaklah begitu jelas. Karena adanya
pengabdian tentu adanya pengorbanan. Pengorbanan merupakan akibat dari pengabdian. Pengorbanan
dapat berupa harta benda, pikiran, perasaan, bahkan dapat juga berupa jiwa atau nyawa.

B. Saran
Sebagai seorang makhluk ciptaan Allah SWT hendaknya kita dapat memahami rasa tanggung
jawab dan dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kehidupan bermasyarakat,
seorang manusia tidak boleh hidup semaunya, semua harus sesuai dengan norma-norma yang berlaku
tentunya menurut ajaran agama Islam guna mencapai kemakmuran dan ketentraman hidup
Wujud tanggung jawab terdapat berbagai macam makna yang didalamnya mengandung
pengertian adanya kewajiban untuk berbuat sesuatu. Oleh karena itu, manusia berkewajiban untuk
membuat sesuatu yang menjurus kepada pengabdian, kesadaran akan hak, kewajibannya dan akhirnya
wajib berkorban demi cintanya kepada keluarga, bangsa, negara, agama, serta lingkungannya.jadi
disamping tanggung jawab perlu pula diwujudkan suatu tindakan dimana pengabdian, pengorbanan dan
kesadaran akan semua hal yang perlu diwujudkan.

DAFTAR PUSTAKA
Al-Quranul dan Terjemahannya, Kementerian Agama Republik Indonesia.

Ratna Dwi. 2009. Kamus Ensiklopedi Umum Bahasa Indonesia. Bandung: PT Prakarya.

Lies Sudibyo. 2013. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Yogyakarta: CV Andi.

Subanim. 2006. Ilmu Sosial Budaya. Bandung: Rineka Cipta.

Hartati. 2008. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Bandung: PT Rahakarya.

Nuri Handayani. 2007. Ilmu Budaya. Surabaya: Usaha Nasional.

Sofiadningsih. 2006. Ilmu Budaya Jilid 1. Yogyakarta: PT Radika Nasional.

Mustaqim,dkk. Al-Quran dan Hadist. Bandung: Alfabeta.


1. An-Naml ayat 18

“Hingga apabila mereka (rombongan Nabi Sulaiman) sampai di lembah semut berkatalah seekor
semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman
dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari” (QS.an-Naml:18)

Ayat diatas membahas tentang seekor semut yang berseru kepada teman-temannya untuk berlindung
dari bahaya. Ayat ini mengajarkan kepada kita tentang sikap tanggung jawab terhadap sesama manusia
untuk saling mengingatkan dalam kebaikan dan keselamatan.

2. Ash-Shaffat ayat 102

“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim
berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka
fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan
kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. (QS.ash-
Shaffat:102)

Ayat diatas menjelaskan tentang bagaimana Nabi Ibrahim a.s mengajarkan sikap tanggung jawab
terhadap anaknya, Ismail a.s. Beliu menanyakan bagaimana pendapat Ismail tentang mimpinya. Lalu
Ismail memilih menuruti perintah Allah Ta’ala yang mana Ia berarti memiliki rasa tanggung jawab
terhadap Sang Maha Kuasa.

3. As-Shaffat ayat 22-24

“Kepada para malaikat diperintahkan, kumpulkanlah orang-orang yang dzalim beserta teman sejawat
merekadan sembah-sembahan yangselalu mereka sembah selain Allah. Maka tunjukkanlah kepada
mereka jalan ke neraka. Dan tahanlah mereka di tempat perhentian karena mereka sesungguhnya
mereka akan ditanya dimintai pertanggungjawaban.” (QS. AS-Shaffat: 22-24)

Ayat ini menjelaskan bahwa di akhirat kelak setiap manusia akan dimintai pertanggung jawaban atas
perbuatan mereka selama di dunia.
4. Al Mudtastsir ayat 38

“Tiap-tiap diri bertanggungjawab atas apa yang telah diperbuatnya” (QS. Al-Mudatstsir: 38)

5. Al An’am ayat 164

“Dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri dan
seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain.” (QS. Al-An’am: 164)

6. An-Nahl ayat 25

“(Ucapan mereka) menyebabkan mereka memikul dosa-dosanya dengan sepenuh-penuhnya pada hari
kiamat dan sebagian dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikitpun bahwa
mereka disesatkan. Ingatlah amat buruklah dosa yang mereka pikul itu.” (QS. An-Nahl: 25)

7. Yaasiin ayat 12

“Kami menuliskan apa-apa yang mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan”. (QS.
Yaasiin 12).

Ayat ini juga menunjukkan bagaimana nanti di akhirat Allah Ta’ala menunjukkan catatan perbuatan
manusia di dunia. Dan perbuatan mereka akan dimintai pertanggung jawaban.

8. Az-zariyat ayat 19

“Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak
mendapat bahagian.” (QS. Az zariyat: 19)

Ayat ini mengajarkan kita untuk bersedekah kepada orang-orang yang membutuhkan. Sebab dalam
harta kita terdapat bagian (hak) bagi kaum miskin.

9. Al Baqarah ayat 195

“Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri
ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
berbuat baik.” (QS. Al Baqarah: 195)

Ayat ini menjelaskan tentang tanggung jawab manusia untuk bersedekah.

10. At-Taubah ayat 60

“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-
pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang
berutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan
yang diwajibkan Allah dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. At-Taubah: 60)

Ayat diatas menjelaskan tentang orang-orang yang berhak menerima zakat.

11. Al-Maidah ayat 38-39

“Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai)
pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa
lagi Maha Bijaksana. Maka barang siapa bertobat (di antara pencuri-pencuri itu) sesudah melakukan
kejahatan itu dan memperbaiki diri, maka sesungguhnya Allah menerima tobatnya. Sesungguhnya Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Maidah: 38-39)

Ayat diatas menjelasakan tentang sikap orang-orang yang gemar mencuri, mereka harus
mempertanggung jawabkan perbutannya dengan menerima hukuman dipotong tanganya.

12. Al Imran ayat 159

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya
kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu
maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam
urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.” (QS.Al-Imran: 159)

Ayat diatas menjelaskan tentang sikap seorang mukmin yang sebaiknya berlaku lemah lembut,
memaafkan dan mengutmakan musyarawarah dalam mengambil keputusan.

13. An-Nisa’ ayat 59

“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu.
Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al
Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian.
Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS. An-Nisa’ : 59)

Ayat diatas menjelaskan tentang kewajiban umat islam untuk mentaati perintah Allah Ta’ala dan Rasul
Muhammad Shalla Allahu ‘Alaihi wa Sallam, dengan berpegang teguh terhadap Al-Quran.

14. AN-Nahl ayat 14

“Dan Dia-lah Allah yang menundukkan lautan (untukmu) agar kamu dapat memakan daripadanya
daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai dan
kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya,
dan supaya kamu bersyukur.” (QS. An-Nahl: 14)

Ayat diatas menunjukkan tanggung jawab manusia untuk mencari nafkah dan bersyukur kepada Allah
Ta’ala.

15. Al-Luqman ayat 14-15

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah
mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.
Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. Dan
jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu
tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan
baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu,
maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (QS. Al-Luqman” 14-15)

Ayat diatas menjelaskan tentang tanggung jawab manusia untuk berbuat baik kepada orang tua.

16. At-Tahrim ayat 6


“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan
bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa
yang diperintahkan.” (At-Tahrim: 6)

Ayat diatas menjelaskan tentang tanggung jawab seorang suami untuk melindungi keluarganya dari api
neraka, caranya dengan mendekatkan mereka pada agama.

17. An-Nisaa’ ayat 19

“Dan gaulilah mereka (isteri-isterimu) dgn cara sebaik-baiknya.” (QS. An Nisa 19)

Ayat diatas menjelaskan tentang tanggung jawab suami untuk bersikap baik kepada istrinya.

18. Al baqarah ayat 233

“Para ibu bendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tabun penuh, yaitu bagi yang ingin
menyempurnakan penyusuannya. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu
dengan cara yang ma’ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya.
Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan juga seorang ayah karena
anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tabun)
dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu
ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu bila kamu memberikan
pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketabuilah bahwa Allah
Mahamelihat apa yangkamu kerjakan.” (QS. Al-Baqarah: 233)

19. Ath-Thalaaq ayat 7

“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan
rizkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak
memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang telah Allah berikan kepadanya.
Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.” (QS. Ath-Thalaaq: 7).

[14:45, 8/27/2019] Sitikkk Patimah: Allah SWT berfirman:

‫ت ِۢب َما نَ ْفس ُكل‬


ْ ‫ۙ ر ِۢه ْينَة َك َس َب‬
َ

kullu nafsim bimaa kasabat rohiinah

"Setiap orang bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya,"

(QS. Al-Muddassir 74: Ayat 38)

[14:46, 8/27/2019] Sitikkk Patimah: Allah SWT berfirman:


ِۢ‫ض ْالَ فِۢى ِۢعل َجا اِۢنِۢ ْي ِۢل ْل َم ٰٓلئِۢ َك ِۢة َربكَ َل قَا ذْ َوا‬
ِۢ ‫ۚ الد َما ٰٓ َء َويَ ْس ِۢفكُ فِۢ ْي َها ي ْف ِۢسد ُ َم ْن فِۢ ْي َها اَتَجْ عَ ُل لُ ْۤ ْوا قَا ۗ  َخ ِۢل ْيفَة ْر‬ ُ ‫قَا ۗ لَـكَ َونُقَد‬
ِۢ ُ‫ِۢس بِۢ َح ْمدِۢكَ نُ َسبِۢ ُح َونَحْ ن‬
‫ت َ ْعلَ ُم ْونَ َل َما اَ ْعلَ ُم اِۢنِۢ ْۤ ْي َل‬

wa iz qoola robbuka lil-malaaa`ikati innii jaa'ilun fil-ardhi kholiifah, qooluuu a taj'alu fiihaa may
yufsidu fiihaa wa yasfikud-dimaaa`, wa nahnu nusabbihu bihamdika wa nuqoddisu lak, qoola inniii
a'lamu maa laa ta'lamuun

"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, Aku hendak menjadikan khalifah di
bumi. Mereka berkata, Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan
darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu? Dia …

[14:47, 8/27/2019] Sitikkk Patimah: Allah SWT berfirman:

‫س النَّا ْۤيـاَي َها‬ ْ ‫ث زَ ْو َج َها ِۢم ْن َها َّو َخلَقَ ِۢحدَة َّوا نَّ ْفس ِۢم ْن َخلَقَ ُك ْم الَّ ِۢذ‬
ُ ‫ي َر َّب ُك ُم اتَّقُ ْوا‬ َ ِۢ‫ّللاَ تَّقُوا َوا ۚ  َّون‬
َّ ‫سآٰء َكثِۢيْرا ل ِۢر َجا ِۢم ْن ُه َما َو َب‬ ٰ ‫ي‬ ْ ‫سا ٰٓ َءلُ ْونَ الَّ ِۢذ‬
َ َ ‫َوا ِۢبه ت‬
َ‫ۗ م ْر َحا ْل‬ ٰ ‫َرقِۢيْبا َعلَ ْي ُك ْم نَ كَا‬
َ ‫ّللاَ ا َِّۢن‬
yaaa ayyuhan-naasuttaquu robbakumullazii kholaqokum min nafsiw waahidatiw wa kholaqo min-haa
zaujahaa wa bassa min-humaa rijaalang kasiirow wa nisaaa`aa, wattaqullohallazii tasaaa`aluuna bihii
wal-ar-haam, innalloha kaana 'alaikum roqiibaa

"Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu
(Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)nya; dan dari keduanya Allah
memperkembangbiakkan laki-laki dan perempu…

[14:48, 8/27/2019] Sitikkk Patimah: Allah SWT berfirman:

‫س ْ ِۢل َوا ْال ِۢج َّن َخلَ ْقتُ َو َما‬


َ ‫ِۢليَ ْعبُد ُْو ِۢن ا َِّۢل ْن‬
wa maa kholaqtul-jinna wal-insa illaa liya'buduun

"Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku."

(QS. Az-Zariyat 51: Ayat 56)

[14:48, 8/27/2019] Sitikkk Patimah: Allah SWT berfirman:

‫ف َل‬ ٰ ‫ۗ و ْس َع َها ا َِّۢل نَ ْفسا‬


ُ ‫ّللاُ يُك َِۢل‬ ُ ‫ت َما لَ َها‬ ْ ‫س َب‬ َ ‫ت َما َو َعلَ ْي َها َك‬ْ ‫س َب‬ ِۢ ‫طأْنَا ا َ ْو نَّ ِۢس ْين َْۤا ا ِْۢن ت ُ َؤ‬
َ َ ‫اخذْن َْۤا َل َربَّنَا ۗ ا ْكت‬ َ ‫صرا َعلَ ْين َْۤا تَحْ ِۢم ْل َو َل َربَّنَا ۚ اَ ْخ‬
ْ ِۢ‫َك َما ا‬
‫طا َل َما ت ُ َح ِۢم ْلنَا َو َل َربَّنَا ۚ قَ ْب ِۢلنَا ِۢم ْن الَّ ِۢذيْنَ َعلَى َح َم ْلتَه‬ َ َ‫ْف َوا ۚ  ِۢبه لَنَا قَة‬ ُ ‫ۗ ر َح ْمنَا َوا ۗ لَنَا ْغ ِۢف ْر َوا ۗ  َعنَّا ع‬ ْ َ‫ص ْرنَا فَا َم ْولٮنَا اَ ْنت‬ ُ ‫ْالقَ ْو ِۢم َع َلى ْن‬
َ‫ْالك ِۢف ِۢريْن‬

laa yukallifullohu nafsan illaa wus'ahaa, lahaa maa kasabat wa 'alaihaa maktasabat, robbanaa laa
tu`aakhiznaaa in nasiinaaa au akhtho`naa, robbanaa wa laa tahmil 'alainaaa ishrong kamaa hamaltahuu
'alallaziina ming qoblinaa, robbanaa wa laa tuhammilnaa maa laa thooqota lanaa bih, wa'fu 'annaa,
waghfir lanaa, war-hamn…

[14:49, 8/27/2019] Sitikkk Patimah: Allah SWT berfirman:

َ ‫ۗ لَ َها اَ ْوحى َربَّكَ َّن بِۢا‬

bi`anna robbaka auhaa lahaa

"karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang demikian itu) padanya."

(QS. Az-Zalzalah 99: Ayat 5)

[14:50, 8/27/2019] Sitikkk Patimah: Allah SWT berfirman:

‫ي ََّره ش ًَّرا ذَ َّرة َل ِۢمثْقَا يَّ ْع َم ْل َو َم ْن‬

wa may ya'mal misqoola zarrotin syarroy yaroh

"Dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya."

(QS. Az-Zalzalah 99: Ayat 8)

[14:50, 8/27/2019] Sitikkk Patimah: Allah SWT berfirman:

‫ّللاِۢ اَ َغي َْر قُ ْل‬ َ  ۗ ‫ِۢب َما فَيُن َِۢبئ ُ ُك ْم َّم ْر ِۢجعُ ُك ْم َر ِۢب ُك ْم اِۢلى ث ُ َّم ۚ ا ُ ْخرى ِۢو ْز َر ِۢز َرة َوا ت َِۢز ُر َو َل ۚ  َعلَ ْي َها ا َِّۢل نَـ ْفس ُكل تَ ْكسِۢبُ َو َل‬
ٰ ‫ش ْيء ُك ِۢل َرب َّوه َُو َربًّا ا َ ْب ِۢغ ْي‬
‫ت َْختَ ِۢلفُ ْونَ فِۢ ْي ِۢه ُك ْنـت ُ ْم‬

qul a ghoirollaahi abghii robbaw wa huwa robbu kulli syaii`, wa laa taksibu kullu nafsin illaa 'alaihaa,
wa laa taziru waazirotuw wizro ukhroo, summa ilaa robbikum marji'ukum fa yunabbi`ukum bimaa
kuntum fiihi takhtalifuun

"Katakanlah (Muhammad), Apakah (patut) aku mencari tuhan selain Allah, padahal Dialah Tuhan bagi
segala sesuatu. Setiap perbuatan dosa seseorang, dirinya sendiri yang bertanggung jawab. Dan
seseorang tidak akan memikul beban dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu k…

[14:51, 8/27/2019] Sitikkk Patimah: Allah SWT berfirman:

ْ ‫ُضل ْونَ ُه ْم الَّ ِۢذيْنَ ِۢر ا َ ْوزَ ا َو ِۢم ْن‬


‫ۙ ال ِۢقي َم ِۢة ي َّْو َم ِۢملَة كَا َر ُه ْم اَ ْوزَ ا ِۢليَحْ ِۢملُ ْۤ ْوا‬ ِۢ ‫سا ٰٓ َء َل ا َ ۗ  ِۢع ْلم ِۢبغَي ِْۢر ي‬
َ ‫يَ ِۢز ُر ْونَ َما‬

liyahmiluuu auzaarohum kaamilatay yaumal-qiyaamati wa min auzaarillaziina yudhilluunahum bighoiri


'ilm, alaa saaa`a maa yaziruun
"(ucapan mereka) menyebabkan mereka pada hari Kiamat memikul dosa-dosanya sendiri secara
sempurna, dan sebagian dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikit pun
(bahwa mereka disesatkan). Ingatlah, alangkah buruknya (dosa) yang mereka pikul itu."

(QS. An-Nahl 16: Ayat 25)

[14:51, 8/27/2019] Sitikkk Patimah: Allah SWT berfirman:

‫ۗ ر ُه ْم ثَا َوا قَدَّ ُم ْوا َما َو َن ْكتُبُ ْال َم ْوتى نُحْ ي ِۢ نَحْ نُ اِۢنَّا‬
َ ‫ش ْيء َو ُك َّل‬ َ ْ‫م ِۢبيْن م اِۢ َما فِۢ ْۤ ْي اَح‬
َ ُ‫صيْنه‬

innaa nahnu nuhyil-mautaa wa naktubu maa qoddamuu wa aasaarohum, wa kulla syai`in ahshoinaahu
fiii imaamim mubiin

"Sungguh, Kamilah yang menghidupkan orang-orang yang mati, dan Kamilah yang mencatat apa yang
telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka (tinggalkan). Dan segala sesuatu Kami kumpulkan
dalam Kitab yang jelas (Lauh Mahfuz)."

(QS. Ya-Sin 36: Ayat 12)

[14:52, 8/27/2019] Sitikkk Patimah: Allah SWT berfirman:

َّ ‫ْل َم ْح ُر ْو ِۢم َوا ِۢلل‬


‫سآٰئِۢ ِۢل َحق ِۢل ِۢه ْم اَ ْم َوا َوفِۢ ْۤ ْي‬

wa fiii amwaalihim haqqul lis-saaa`ili wal-mahruum

"Dan pada harta benda mereka ada hak orang miskin yang meminta, dan orang miskin yang tidak
meminta."

(QS. Az-Zariyat 51: Ayat 19)

[14:53, 8/27/2019] Sitikkk Patimah: Allah SWT berfirman:

َ‫س ِۢب ْي ِۢل ِۢف ْي ْن ِۢفقُ ْوا َوا‬ ٰ ‫ّللاَ ا َِّۢن ۛ  حْ ِۢسنُ ْوا َوا َ ۛ  الت َّ ْهلُ َك ِۢة اِۢلَى ْي ِۢد ْي ُك ْم ِۢبا َ ت ُ ْلقُ ْوا َو َل‬
َ ِۢ‫ّللا‬ ٰ ‫ْال ُمحْ ِۢس ِۢنيْنَ ي ُِۢحب‬

wa anfiquu fii sabiilillaahi wa laa tulquu bi`aidiikum ilat-tahlukati wa ahsinuu, innalloha yuhibbul-
muhsiniin

"Dan infakkanlah (hartamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu jatuhkan (diri sendiri) ke dalam
kebinasaan dengan tangan sendiri, dan berbuat baiklah. Sungguh, Allah menyukai orang-orang yang
berbuat baik."

(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 195)

[14:53, 8/27/2019] Sitikkk Patimah: Allah SWT berfirman:


َّ ‫الرقَا َوفِۢى قُلُ ْوبُ ُه ْم ْل ُم َؤلَّـفَ ِۢة َوا َعلَ ْي َها ْلع ِۢم ِۢليْنَ َوا ْل َمس ِۢكي ِْۢن َوا ِۢل ْلفُ َق َرآٰ ِۢء ال‬
‫صدَقتُ اِۢنَّ َما‬ ِۢ ‫ب‬ِۢ ‫س ِۢب ْي ِۢل َوفِۢ ْي ْلغ ِۢر ِۢميْنَ َوا‬
َ ِۢ‫ّللا‬
ٰ ‫س ِۢب ْي ِۢل ب ِْۢن َوا‬ َ ‫ِۢمنَ فَ ِۢر ْي‬
َّ ‫ضة ۗ ال‬
ِۢ‫ۗ ّللا‬
ٰ ‫َح ِۢكيْم َع ِۢليْم ّٰللُ َوا‬

innamash-shodaqootu lil-fuqorooo`i wal-masaakiini wal-'aamiliina 'alaihaa wal-mu`allafati quluubuhum


wa fir-riqoobi wal-ghoorimiina wa fii sabiilillaahi wabnis-sabiil, fariidhotam minalloh, wallohu 'aliimun
hakiim

"Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin, amil zakat, yang dilunakkan
hatinya (mualaf), untuk (memerdekakan) hamba sahaya, untuk (membebaskan) orang yang berutang,
untuk jalan Allah, dan untuk orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari Allah. Allah
Maha Mengetahui, Maha Bijaksana."

(QS. At-Taubah 9: Ayat 60)

[14:54, 8/27/2019] Sitikkk Patimah: Allah SWT berfirman:

‫طعُ ْۤ ْوا فَا ِۢرقَةُ لسَّا َوا ِۢر ُق لسَّا َوا‬


َ ‫ۗ ّللاِۢ ِۢمنَ ل نَـكَا َك َس َبا ِۢب َما َجزَ آٰء ا َ ْي ِۢد َي ُه َما ْق‬
ٰ ‫َح ِۢكيْم َع ِۢزيْز ّٰللُ َوا‬

was-saariqu was-saariqotu faqtho'uuu aidiyahumaa jazaaa`am bimaa kasabaa nakaalam minalloh,


wallohu 'aziizun hakiim

"Adapun orang laki-laki maupun perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai)
balasan atas perbuatan yang mereka lakukan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa,
Maha Bijaksana."

(QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 38)

[14:54, 8/27/2019] Sitikkk Patimah: Allah SWT berfirman:

َ ‫ظ ْل ِۢمه َب ْع ِۢد ِۢم ْن‬


‫ب تَا فَ َم ْن‬ ُ َ ‫صلَ َح َوا‬ ٰ ُ‫ّللاَ ا َِّۢن ۗ  َعلَ ْي ِۢه َيت ُ ْوب‬
ْ ‫ّللاَ َّن فَ ِۢا‬ ٰ ‫َّر ِۢحيْم َغفُ ْور‬

fa man taaba mim ba'di zhulmihii wa ashlaha fa innalloha yatuubu 'alaiih, innalloha ghofuurur rohii

"Tetapi barang siapa bertobat setelah melakukan kejahatan itu dan memperbaiki diri, maka
sesungguhnya Allah menerima tobatnya. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang."

(QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 39)

[14:54, 8/27/2019] Sitikkk Patimah: Allah SWT berfirman:

ٰ َ‫ظا ُك ْنتَ َو َل ْو ۚ  َل ُه ْم ِۢل ْنت‬


‫ّللاِۢ ِۢمنَ َرحْ َمة فَ ِۢب َما‬ ًّ َ‫ظ ف‬ ِۢ ‫ْف فَا ۖ  َح ْولِۢكَ ِۢم ْن ْنفَض ْوا َل ْالقَ ْل‬
َ ‫ب َغ ِۢل ْي‬ ُ ‫ۚ م ِۢر ْالَ فِۢى َوشَا ِۢو ْر ُه ْم لَ ُه ْم ْست َ ْغ ِۢف ْر َوا َع ْن ُه ْم ع‬
ْ ‫ذَا فَ ِۢا‬
َ‫ۗ ّللاِۢ َعلَى فَت ََو َّك ْل َعزَ ْمت‬ ٰ ‫ْال ُمت ََو ِۢك ِۢليْنَ ي ُِۢحب‬
ٰ ‫ّللاَ ا َِّۢن‬

fa bimaa rohmatim minallohi linta lahum, walau kunta fazhzhon gholiizhol-qolbi lanfadhdhuu min
haulika fa'fu 'an-hum wastaghfir lahum wa syaawir-hum fil-amr, fa izaa 'azamta fa tawakkal 'alalloh,
innalloha yuhibbul-mutawakkiliin
"Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya
kamu bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu
maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampun untuk mere…

[14:55, 8/27/2019] Sitikkk Patimah: Allah SWT berfirman:

‫ّللاَ ا َ ِۢطيْـعُوا ا َمنُ ْۤ ْوا الَّ ِۢذيْنَ ْۤيـاَي َها‬


ٰ َ ‫س ْو َل ِۢطيْـعُوا َوا‬ َّ ُ ‫ۚ م ْن ُك ْم ْم ِۢر ْالَ و ِۢلى َوا‬
ُ ‫الر‬ ِۢ ‫ي زَ ْعت ُ ْم تَنَا ْن فَ ِۢا‬
ْ ِۢ‫يء ف‬ َ ُ‫ّللاِۢ اِۢلَى فَ ُرد ْوه‬
ْ ‫ش‬ ٰ ‫س ْو ِۢل َوا‬ َّ ‫ُك ْنـت ُ ْم ا ِْۢن‬
ُ ‫لر‬
َ‫ۗ خ ِۢر ْال ْليَ ْـو ِۢم َوا ّٰللِۢ بِۢا تُؤْ ِۢمنُ ْون‬
ِۢ َ‫سنُ َخيْر ذلِۢك‬ َ ْ‫ت َأ ْ ِۢويْل َّواَح‬

yaaa ayyuhallaziina aamanuuu athii'ulloha wa athii'ur-rosuula wa ulil-amri mingkum, fa in tanaaza'tum


fii syai`in fa rudduuhu ilallohi war-rosuuli ing kuntum tu`minuuna billaahi wal-yaumil-aakhir, zaalika
khoiruw wa ahsanu ta`wiilaa

"Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan ulil amri
(pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah kepada Allah (A…

[14:55, 8/27/2019] Sitikkk Patimah: Allah SWT berfirman:

‫ِۢي َو ُه َو‬ َ ‫ط ِۢريًّا لَحْ ما ِۢم ْنهُ ِۢلتَأ ْ ُكلُ ْوا ْالبَحْ َر‬
ْ ‫س َّخ َر الَّذ‬ َ ‫س ْو َن َها ِۢح ْليَة ِۢم ْنهُ َّوتَ ْست َْخ ِۢر ُج ْوا‬
ُ َ‫ض ِۢله ِۢم ْن َو ِۢلت َ ْبتَغُ ْوا فِۢ ْي ِۢه ِۢخ َر َم َوا ْالـفُ ْلكَ َوت ََرى ۚ ت َْلب‬
ْ َ‫َولَ َعلَّ ُك ْم ف‬
َ‫تَ ْش ُك ُر ْون‬

wa huwallazii sakhkhorol-bahro lita`kuluu min-hu lahman thoriyyaw wa tastakhrijuu min-hu hilyatan


talbasuunahaa, wa tarol-fulka mawaakhiro fiihi wa litabtaghuu min fadhlihii wa la'allakum tasykuruun

"Dan Dialah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan daging yang segar (ikan)
darinya, dan (dari lautan itu) kamu mengeluarkan perhiasan yang kamu pakai. Kamu (juga) melihat
perahu berlayar padanya, dan agar kamu mencari sebagian karunia-Nya, dan agar kamu bersyukur."

(QS. An-Nahl 16: Ayat 14)

[14:56, 8/27/2019] Sitikkk Patimah: Allah SWT berfirman:

‫ص ْينَا‬ ِۢ ْ َ‫عا ِۢف ْي َّو ِۢفصلُه َو ْهن َعلى َو ْهنا اُمه َح َملَتْهُ ۚ  ِۢلدَ ْي ِۢه ِۢب َوا ْنسن‬
َّ ‫ال َو َو‬ َ ‫ي ۗ  ِۢلدَيْكَ َو ِۢل َـوا ِۢل ْي ا ْش ُك ْر ا َ ِۢن َمي ِْۢن‬ ِۢ ‫ْال َم‬
َّ َ‫صي ُْر اِۢل‬
wa washshoinal-insaana biwaalidaiih, hamalat-hu ummuhuu wahnan 'alaa wahniw wa fishooluhuu fii
'aamaini anisykur lii wa liwaalidaiik, ilayyal-mashiir

"Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah
mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua
tahun. bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu."

(QS. Luqman 31: Ayat 14)

[14:56, 8/27/2019] Sitikkk Patimah: Allah SWT berfirman:


ْۤ َ
ِۢ‫على َجاهَدكَ ْن َوا‬ َ ‫ْس َما بِۢ ْي ت ُ ْش ِۢركَ ا ْن‬ َ ‫صا ت ُ ِۢط ْع ُه َما َف َل ِۢع ْلم بِۢه لَكَ لَي‬
َ ‫سبِۢ ْي َل تَّبِۢ ْع َّوا ۖ  َم ْع ُر ْوفا الد ْنيَا فِۢى ِۢح ْب ُه َما َو‬
َ ‫ب اَنَا َم ْن‬ َّ َ‫ي ث ُ َّم ۚ اِۢل‬
َ ‫ي‬ َّ َ‫اِۢل‬
‫تَ ْع َملُ ْونَ ُك ْنت ُ ْم ِۢب َما ن َِۢبئ ُ ُك ْم فَا ُ َم ْر ِۢجعُ ُك ْم‬

wa in jaahadaaka 'alaaa an tusyrika bii maa laisa laka bihii 'ilmun fa laa tuthi'humaa wa shoohib-humaa
fid-dun-yaa ma'ruufaw wattabi' sabiila man anaaba ilayy, summa ilayya marji'ukum fa unabbi`ukum
bimaa kuntum ta'maluun

"Dan jika keduanya memaksamu untuk menyekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak
mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau menaati keduanya, dan pergaulilah keduanya di
dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian hanya kepad…

[14:57, 8/27/2019] Sitikkk Patimah: Allah SWT berfirman:

َ ‫س النَّا َّوقُ ْودُهَا را نَا ْه ِۢل ْي ُك ْم َوا َ ا َ ْنفُ َس ُك ْم قُ ْۤ ْوا ا َمنُ ْوا الَّ ِۢذيْنَ ي َها ْۤيا‬ ٰٓ ٰ ‫َما َو َي ْف َعلُ ْونَ ا َ َم َر ُه ْم َم ْۤا‬
ُ ‫ص ْونَ َّل د ِۢشدَا ظ ِۢغ َل َملئِۢكَة َعلَ ْي َها َرة ُ ْل ِۢح َجا َوا‬
ُ ‫ّللاَ َي ْع‬
َ‫يُؤْ َم ُر ْون‬

yaaa ayyuhallaziina aamanuu quuu anfusakum wa ahliikum naarow wa quuduhan-naasu wal-hijaarotu


'alaihaa malaaa`ikatun ghilaazhun syidaadul laa ya'shuunalloha maaa amarohum wa yaf'aluuna maa
yu`maruun

"Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan
bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak
durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa
yang diperintahkan."

(QS. At-Tahrim 66: Ayat 6)

[14:58, 8/27/2019] Sitikkk Patimah: Allah SWT berfirman:

‫سا ٰٓ َء ت َِۢرثُوا ا َ ْن َلـ ُك ْم َي ِۢحل َل ا َمنُ ْوا الَّ ِۢذيْنَ ْۤيـاَي َها‬ َ ‫الن‬ِۢ ‫ضلُ ْوه َُّن َو َل ۗ ك َْرها‬ ُ ‫ض ِۢلتَذْ َهب ُْوا تَ ْع‬ ِۢ ‫َو َعا ۚ م َب ِۢينَة ِۢحشَة ِۢبفَا يَّأ ْ ِۢتيْنَ ا َ ْن ا َّ ِْۤۢل ات َ ْيت ُ ُم ْوه َُّن َم ْۤا ِۢب َب ْع‬
‫ف ِۢبا ِۢش ُر ْوه َُّن‬ ْۤ
ِۢ ‫شيْـئـا تَ ْك َره ُْوا ا َ ْن فَ َعسى ك َِۢر ْهت ُ ُم ْوه َُّن ْن فَ ِۢا ْۚ ل َم ْع ُر ْو‬ ٰ ‫َك ِۢثيْرا َخيْرا ِۢف ْي ِۢه‬
َ ‫ّللاُ َّو َيجْ َع َل‬

yaaa ayyuhallaziina aamanuu laa yahillu lakum an tarisun-nisaaa`a kar-haa, wa laa ta'dhuluuhunna litaz-
habuu biba'dhi maaa aataitumuuhunna illaaa ay ya`tiina bifaahisyatim mubayyinah, wa 'aasyiruuhunna
bil-ma'ruuf, fa ing karihtumuuhunna fa 'asaaa an takrohuu syai`aw wa yaj'alallohu fiihi khoirong
kasiiroo

"Wahai orang-orang yang beriman! Tidak halal bagi kamu mewarisi perempuan dengan j…

[14:58, 8/27/2019] Sitikkk Patimah: Allah SWT berfirman:

‫ض ْعنَ ِۢلدتُ ْل َوا َوا‬ ِۢ ‫ضا يتِۢ َّم ا َ ْن د َ ا َ َرا ِۢل َم ْن ِۢملَي ِْۢن كَا َح ْولَي ِْۢن دَه َُّن اَ ْو َل ي ُْر‬ َ  ۗ ‫ف ِۢبا َو ِۢكس َْوت ُ ُه َّن ِۢر ْزقُ ُه َّن لَه ْال َم ْولُ ْو ِۢد َو َعلَى‬
َّ َ‫عة‬
َ ‫الر‬ ِۢ ‫ف َل ْۗ ل َم ْع ُر ْو‬
ُ َّ‫ت ُ َكل‬
‫ۚ و ْس َع َها ا َِّۢل نَ ْفس‬
ُ ‫ضا ٰٓ َل‬ ُ َّ
َ ُ ‫ث ال َوا َو َع َلى ِۢب َولَدِۢه له َم ْول ْود َو َل ِۢب َولَ ِۢدهَا ِۢلدَة َوا َّر ت‬ ْ ْ
ِۢ ‫صا دَا اَ َرا ْن فَ ِۢا ۚ ذلِۢكَ ِۢمث ُل ِۢر‬ َ ‫ِۢم ْن ُه َما ض ت ََرا َع ْن ل ِۢف‬
‫َاور‬ ُ ‫ضعُ ْۤ ْوا ا َ ْن اَ َردْت ْم ْن َواِۢ ۗ  َعلَ ْي ِۢه َما َح ُجنَا فَ َل َوتَش‬ َ ‫ف ِۢبا اتَ ْيت ُ ْم َّم ْۤا‬
ِۢ ‫سلَّ ْمت ُ ْم اِۢذَا َعلَ ْي ُك ْم َح ُجنَا فَ َل دَ ُك ْم ا َ ْو َل ت َ ْست َْر‬ ِۢ ‫ّللاَ تَّقُوا َوا ْۗ ل َم ْع ُر ْو‬
ٰ ‫ْعلَ ُم ْۤ ْوا َوا‬
ٰ ‫صيْر تَ ْع َملُ ْونَ ِۢب َما‬
‫ّللاَ اَ َّن‬ ِۢ َ‫ب‬

wal-waalidaatu yurdhi'na aulaadahunna haulaini kaamilaini liman arooda ay yutimmar-rodhoo'ah, wa


'ala…

[14:59, 8/27/2019] Sitikkk Patimah: Allah SWT berfirman:

‫سعَة ذُ ْو ِۢليُ ْن ِۢف ْق‬ َ  ۗ ‫ۗ ّللاُ اتٮهُ ِۢم َّم ْۤا فَ ْليُ ْن ِۢف ْق ِۢر ْزقُه َعلَ ْي ِۢه قُد َِۢر َو َم ْن‬
َ ‫س َعتِۢه ِۢم ْن‬ ٰ ‫ف َل‬ ٰ ‫ّللاُ َس َيجْ عَ ُل ۗ اتٮ َها َم ْۤا ا َِّۢل نَ ْفسا‬
ُ ‫ّللاُ يُ َك ِۢل‬ ٰ َ‫عسْر بَ ْعد‬
ُ ‫يسْرا‬

liyunfiq zuu sa'atim min sa'atih, wa mang qudiro 'alaihi rizquhuu falyunfiq mimmaaa aataahulloh, laa
yukallifullohu nafsan illaa maaa aataahaa, sayaj'alullohu ba'da 'usriy yusroo

"Hendaklah orang yang mempunyai keluasan memberi nafkah menurut kemampuannya, dan orang yang
terbatas rezekinya, hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak
membebani seseorang melainkan (sesuai) dengan apa yang diberikan Allah kepadanya. Allah kelak
akan memberikan kelapangan setelah kesempitan."

(QS. At-Talaq 65: Ayat 7)

[15:01, 8/27/2019] Sitikkk Patimah: Allah SWT berfirman:

‫ت قَا ۙ النَّ ْم ِۢل ِۢد َوا َعلى اَت َْوا اِۢذَ ْۤا َح ْۤت ٰى‬
ْ َ‫سلَيْمنُ يَحْ ِۢط َمنَّ ُك ْم َل ۚ  َمس ِۢكنَ ُك ْم ادْ ُخلُ ْوا النَّ ْم ُل ْۤيٰاَي َها نَ ْملَة ل‬ َ ‫يَ ْشعُ ُر ْونَ َل َو ُه ْم‬
ُ ‫ۙ و ُجنُ ْود ُه‬

hattaaa izaaa atau 'alaa waadin-namli qoolat namlatuy yaaa ayyuhan-namludkhuluu masaakinakum, laa
yahthimannakum sulaimaanu wa junuuduhuu wa hum laa yasy'uruun

"Hingga ketika mereka sampai di lembah semut, berkatalah seekor semut, Wahai semut-semut!
Masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan bala tentaranya,
sedangkan mereka tidak menyadari."

(QS. An-Naml 27: Ayat 18)

[15:02, 8/27/2019] Sitikkk Patimah: Allah SWT berfirman:

‫ي َم َعهُ َبلَ َغ فَلَ َّما‬ َّ ‫ي َل قَا ال‬


َ ‫س ْع‬ ُ ‫ت ْۤيا َ َل قَا ۗ ت َرى ذَا َما ْن‬
َّ َ‫ظ ْر فَا اَذْ َبحُكَ اَ ِۢن ْۤ ْي ِۢم ْال َمنَا ِۢفى اَرى ا ِِۢۢن ْۤ ْي يبُن‬ ِۢ ‫شا ٰٓ َء ا ِْۢن َست َِۢجدُ ِۢن ْۤ ْي ۖ تُؤْ َم ُر َما ا ْف َع ْل َب‬
َ ُ‫ّللا‬
ٰ َ‫ِۢمن‬
َ‫ص ِۢب ِۢريْن‬
ٰ ‫ال‬

fa lammaa balagho ma'ahus-sa'ya qoola yaa bunayya inniii aroo fil-manaami anniii azbahuka fanzhur
maazaa taroo, qoola yaaa abatif'al maa tu`maru satajiduniii in syaaa`allohu minash-shoobiriin

"Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, Wahai
anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana
pendapatmu! Dia (Ismail) menjawab, Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah)
kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk oran…
[15:02, 8/27/2019] Sitikkk Patimah: Allah SWT berfirman:

ُ ْ‫ظلَ ُم ْوا الَّ ِۢذيْنَ اُح‬


‫ش ُروا‬ َ َ ‫ۙ يَ ْعبُد ُْونَ نُ ْوا كَا َو َما َج ُه ْم ْز َوا َوا‬

uhsyurullaziina zholamuu wa azwaajahum wa maa kaanuu ya'buduun

"(Diperintahkan kepada malaikat), Kumpulkanlah orang-orang yang zalim beserta teman sejawat
mereka dan apa yang dahulu mereka sembah,"

(QS. As-Saffat 37: Ayat 22)

[15:02, 8/27/2019] Sitikkk Patimah: Allah SWT berfirman:

ِۢ ‫ْال َج ِۢحي ِْۢم ِۢط‬


ٰ ‫ص َرا اِۢلى فَا ْهد ُْو ُه ْم‬
‫ّللاِۢ د ُْو ِۢن ِۢم ْن‬

min duunillaahi fahduuhum ilaa shiroothil-jahiim

"selain Allah, lalu tunjukkanlah kepada mereka jalan ke neraka."

(QS. As-Saffat 37: Ayat 23)

[15:03, 8/27/2019] Sitikkk Patimah: Allah SWT berfirman:

‫ۙ  َّم ْسئ ُ ْـولُ ْونَ اِۢنَّ ُه ْم َوقِۢفُ ْو ُه ْم‬

waqifuuhum innahum mas`uuluun

"Tahanlah mereka (di tempat perhentian), sesungguhnya mereka akan ditanya,"

(QS. As-Saffat 37: Ayat 24)

Anda mungkin juga menyukai