Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hidup manusia disamping sebagai makhluk Tuhan dan makhluk individu, juga
merupakan makhluk sosial, hidup dalam lingkungan masyarakat. Di dalam interaksi sosial
manusia diberi tanggung jawab, disamping hal tersebut manusia juga memiliki kewajiban
yaitu dituntut adanya pengabdian dan pengorbanan.
Seseorang akan bertanggung jawab karena adanya kesadaran atau adanya
keinsyafan atau pengertian atas segala perbuatan atau akibat atas kepentingan pihak lain.
Kesadaran atau keinsyafan bersumber pada unsur-unsur budayadalam diri manusia.
Sebagai makhluk yang beradab dan berbudaya manusia menilai dan dinilai. Oleh sebab itu
manusia seharusnya menyadari atau mnginsyafi bahwa perbuatan dan akibatnya itu benar
atau tidak benar, patut atau tidak patut, baik atau tidak baik, dan harus berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan sebelumnya.
Timbulnya tanggung jawab justru karena manusia itu hidup bermasyarakat dan
hidup dalam lingkungan alam. Manusia tidak boleh berbuat semaunya, segala apa yang
akan dilakukannya terikat oleh norma, manusia menciptakan keseimbangan, keserasian,
keselarasan antara sesama manusia dan antara manusia dan lingkungannya. Apabila yang
sebaliknya terjadi, manusia wajib menanggung, memikul beban, memenuhi segala
akibat,atau jika menyangkut kepentingan pihak lain atau lingkungsn hidup, manusia
memiliki kerelaan mengabi atau berkorban, sehingga keseimbanga, keserasian, keselarasan
dapat dipulihkan kembali.
Tanggung jawab itu bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian hidup manusia,
bahwa setiap manusia dibebani dengan tanggung jawab. Apabila dia tidak mau
bertanngung jawab maka ada pihak lain, yang memaksakan tanggung jawab itu. Dengan
demikian tanggung jawab itu dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sisi pihak yang berbuat dan
dari sisi kepentingan pihak lain. Dan sisi pembuat ia harus menyadari akibat perbuatannya
itu, dengan demikian tanggung jawab harus mengembalikan ke dalam keadaan yang baik.
Dari sisi pihak lain apabila si pembuat tidak mau bertanggung jawab, pihak lain akan
mengembalikan (memulihkan) baik dengan cara individual maupum dengan cara
kemasyarakatan.

1
Apabila dikaji, tanggung jawab itu adalah kewajiban atau beban yang harus dipikul
atau dipenuhi sebagai akibat dari perbuatan pihak yang berbuat, atau akibat dari perbuatan
pihak lain, atau sebagai pengabdian, pengorbanan pihak lain.
Kewajiban atau beban itu ditujukan untuk kebaikan pihak yang berbuat itu sendiri
atau pihak lain. Dengan demikian keseimbangan, keserasian, keselarasan antar sesama
manusia dan lingkungan antara manusia dan Tuhan selalu terpelihara dengan baik.
Tanggung jawab adalah ciri manusia beradab. Manusia merasa adanya tanggung
jawab karena ia menyadari akibat baik atau buruk perbuatannya itu, dan menyadari pula
bahwa pihak lain memerlukan pengabdian atau pengorbannya untuk memperoleh atau
meningkatkan kesadaran bertanggung jawab perlu ditempuh usaha melalui pendidikan,
penyuluhan, keteladanan, dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Pada dasarnya manusia dan tanggung jawab itu berada dalam satu naungan atau
berdampingan. Tanggung Jawab juga berati berbuat sebagai wujudan atas perbuatannya.
Setiap manusia memiliki tanggung jawab masing-masing. Diantaranya tanggung jawab
seorang pelajar atau mahasiswa akan belajar, tanggung jawab seorang dosen kepada
mahasiswa atau mahasiswinya, tanggung jawab seorang presiden kepada negara dan
rakyatnya, tanggung jawab seorang ayah kepada istri dan anak-anaknya, dan tanggung
jawab manusia kepada Tuhan yang telah Menciptakan kita.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas penulis dapat merumuskan beberapa
rumusan masalah antara lain:
1. Apa pengertian dari tanggung jawab?
2. Bagaimana cara mengabdikan diri kepada Allah SWT?
3. Mengapa rasa tanggung jawab itu perlu diwujudkan?
4. Kapan manusia mulai bertanggung jawab terhadap keluarga?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian tanggung jawab.
2. Untuk mengetahui hubungan manusia dan tanggung jawab.
3. Untuk mengetahui contoh tanggung jawab dalam kehidupan.
4. Untuk mengetahui macam-macam tanggung jawab.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Tanggung Jawab


Menurut kamus Ensiklopedi Umum Bahasa Indonesia “Tanggung Jawab” adalah
“kewajiban dalam melakukan tugas teretntu”.1[1]
Menurut WJS. Poerwodarminto, tanggung jawab adalah suatau yang menjadi kewajiban
(keharusan) untuk dilaksanakan, dibahas dan sebagaimya. Sedangkan menurut Drs. Suyadi
MP dalam bukunya Ilmu Budaya Dasar menyatakan bahwa “Tanggung Jawab adalah
kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang
tidak disengaja, tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan
kewajiban”.
Dengan demikian apabila terjadi sesuatu maka seseorang yang dibebani tanggung
jawab wajib menanggung segala sesuatunya. Oleh karena itu manusia yang bertanggung
jawab adalah manusia yang dapat menyatakan diri sendiri bahwa tindakannya itu baik
dalam arti mengkuti norma umum, sebab hak menurut seseorang belun tentu baik menurut
pendapat orang lain, apa yang dikatakan baik menurut dirinya ternyata ditolak oleh oraang
lain.2[2]
Manusia dapat memilih dua jalan (baik atau buruk), tetapi manusia sendiri yang
harus mempertannggung jawabkan perbuatannya. Manusia tidak membebani orang lain
untuk memikul dosanya, tidak juga orang lain dipikulkan keatas pundaknya. Tanggung
jawab tersebut akan dimintai pertanggung jawaban apabila telah memenuhi syarat-syarat
tertentu seperti pengetahuan, kemampuan, dan kesadaran.
Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT yang terdapat dalam QS. Al-An’am ayat
164: Artinya: “Katakanlah: Apakah aku akan mencari Tuhan selain Allah SWT. Padaha
Dia adalah Tuhan bagi segala sesuatu. Dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan
kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri, dan seorang yang berdosa tidak akan
memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmu lah kamu kembali, dan akan
diberitakannya kepadamu apa yang kamu perselisihkan.

1[1] Ratna Dwi, Kamus Ensiklopedi Umum Bahasa Indonesia, PT Prakarya, Bandung,
2009, hal 143.
2[2] Lies Sudibyo,dkk., Ilmu Sosial Budaya Dasar, CV Andi, Yogyakarta, 2013, hal 103.
3
Adanya definisi lain dalam kasus bahasa Inggris dimana tanggung jawab memiliki
definisi sebagai berikut:
Responsibility : having the character of a free moral agent capable of determining one’s
own acts, capable of deterred by concideration of sanction or consequences.
Definisi tersebut memberikan pengertian yang dititik beratkan kepada manusia
sebagai berikut:
1. Harus ada kesanggupan untuk menetapkan sikap terhadap sesuatu perbuatan.
2. Harus ada kesanggupan untuk memikul resiko dari sesuatu perbuatan.
Bila pengertian tersebut dianalisa lebih luas akan kita dapati bahwa dalam kata
“having the characters” itu dituntut sebagai suatu keharusan akan adanya pertanggung
jawaban karakter moral. Karakter disini merupakan nilai-nilai dari perbuatan. Konsekuensi
selanjutnya berarti bahwa terhadap suatu perbuatan hanya ada alternatif penilaian, yaitu:
mnegetahui adanya tanggung jawab, atau mengetahui tidak adanya tanggung jawab.3[3]
Dalam filsafah hidup, nilai dari tanggung jawab itu dijadikan sebagai salah satu
kriteria dari kepribadian atau personality seseorang. Praktek dari kehidupan sehari-hari
menunjukkan bahwa tidak sedikit jumlah orang yang diserahi tugas sebagai pimpinan:
apakah itu sebagai kepala rumah tangga, bos perusahaan, direktur badan usaha, dan lain
sebagainya.
Dari segi filsafah, suatu tanggung jawab itu paling sedikit didukung oleh tiga unsur,
yaitu sebagai berikut:
1. Kesadaran
Berisi pengertian: tahu, kenal,mengerti dan dapat memperhitungkan arti, guna sampai
kepada soal akibat dari pada sesuatu perbuatan atau pekerjaan yang dihadapi. Seseorang
baru dapat dimintai tanggung jawab, bila ia sadar tentang apa yang diperbuatnya.
2. Kecintaan
Cinta suka menimbulkan kepatuhan, kerelaan dan kesedihan untuk berkorban.
Contohnya: cinta kepada Allah SWT, cinta kepada keluarga, cinta kepada tanah air, dan
lain sebagainya.
3. Keberanian
Berani berbuat, berani bertanggung jawab. Berani disini didorong oleh rasa keikhlasan,
tidak bersikap ragu-ragu dan takut terhadap segala macam rintangan yang timbul kemudia
sebagai konsekuensi dari tindak perbuatan. Karena adanya tanggung jawab itulah, maka

3[3] Lies Sudibyo,dkk., Ilmu Sosial Budaya Dasar, CV Andi, Yogyakarta, 2013, hal 104.
4
seseorang yang berani, juga memerlukan adanya pertimbangan-pertimbangan, perhitungan
dan kewaspadaan sebelum bertindak, jadi tidak berlaku semena-mena. Dipikirkan terlebih
dahulu dengan akal sehatnya.4[4]

B. Macam-macam Tanggung Jawab


Manusia itu berjuang memenuhi keperluannya sendiri atau keperluan pihak lain.
Untuk itu dia menhadapi manusia lain dalam masyarakat atau menghadapi lingkungan
alam. Dalam usahanya itu manusia juga menyadari bahwa adanya kekuatan lain yang ikut
menentukan yaitu kekuasaan Allah SWT. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat
dibedakan menurut keadaan manusia atau hubungan yang dibuatnya. Atas dasar itu lalu
dikenal beberapa jenis tanggung jawab yaitu sebagai berikut:
1. Tanggung jawab terhadap diri sendiri
Tanggung jawab terhadap diri sendiri menuntut kesadaran setiap orang untuk
memenuhi kewajibannya sendiri dala mengembangkan kepribadian sebagai manusia
pribadi. Dengan demikian diharapkan dapat memecahkan masalah-masalah kemanusiaan
mengenai dirinya sendiri.
2. Tanggung jawab terhadap manusia atau masyarakat
Tanggung jawab terhadap manusia atau masyarakat menuntut adanya kesadarn
manusia untuk memenuhi kewajibannya dalam hubungan hidup berasyarakat. Kewajiban
itu meliputi kewajiban dalam hubungan antara individu dan individu, hubungan antara
individu dan masyarakat. Dalam hubungan antara individu dan individu selalu dituntut
keseimbangan antara kewajiban yang dipenuhi dan hak yang diperolehnya. Tetapi dalam
hubungan antara individu dan masyarakat bukan hanya keseimbangan kewajiban dan hak,
melainkan juga dituntut pengorbanan atau pengabdian demi terciptanya keseimbangan atau
keselarasan antara individu dan masyarakat (sebagai kesatuan dan individu).
Karena itu diharapkan ada kesadaran manusia untuk memecahkan masalah-masalah
kemanusiaan dan masalah-masalah sosial. Masalah-masalah kemanusiaan misalnya korban
bencana alam, korban perang, bahaya kelaparan, dan masalah-masalah kecil lainnya yang
memerlukan bantuan.
3. Tanggung jawab terhadap lingkungan
Tanggung jawab terhadap lingkungan menuntut kesadaran manusia untuk
memenuhi kewajibannya atau pengorbanannya dalam membina dan melestarikan

4[4] Subanim, Ilmu Sosial Budaya, Rineka Cipta, Jakarta, 2006, hal 107.
5
lingkungan hidup yang baik, teratur, dan sehat. Dengan demikian diharapkan manusia
dapat memecahkan masalah lingkungan hidup yang berpengaruh pada nilai kemanusiaan.
Misalnya kesadarn dalam mengatasi masalah sampah, saluran pembuangan air, binantang,
hutan, dan lain sebagainya.
4. Tanggung jawab terhadap Tuhan
Tanggung jawab terhadap Tuhan menuntut kesadarn manusia untuk memenuhi
kewajiban atau pengabdian terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Sebagi makhluk ciptaan
Tuhan, manusia haruslah bersyukur kepada Tuhan atau karunia-Nya menciptakan manusia
dan memberikan rezeki kepadanya. Karena itu manusia mengabdi kepada Tuhan, dan
mengabdi itu wujud tanggung jawab kepada Tuhan.
Tanggung jawab itu dapat diketahui wujudnya apabila sudah dinyatakan dengan
perbuatan yang menghasilkan kematangan pribadi suasana keseimbangan atau keselarasan
antar manusia. Perbuatan itu selalu didasari oleh kesadaran. Kesadaran artinya sengaja
karena dikehendaki. Perbuatan itu berupa pemenuhan kewajiban, pengabdian dan
pengorbanan. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa untuk mengetahui adanya
tanggung jawab atau tidak ada pada seseorang dapat diamati memalui kewajiban,
pengabdian, pengorbanan dan suasana yang dihasilkan.
Apabila ada pemenuhan kewajiban, pengabdian, pengorbanan menghasilkan
suasana kematangan pribadi, keseimbangan atau keselarasan antara manusia disitu ada
tanggung jawab. Tidak bertanggung jawab atau penyelewengan didasari oleh kesadaran
atau ketidaksadaran. Kesadaran artinya sengaja atau dikehendaki. Ketidaksadaran artinya
tidak disengaja karena tidak dikehendaki.
Bertanggung jawab berarti memfungsionalkan sifat-sifat manusia untuk
mempertahankan nilai-nilai pribadi yang luhur, serta dapat menundukkan nilai harga diri
manusia sebagai manusia. Seorang filsuf asalah yunani Robert Darkson menyatakan
bahwa” nilai seorang tukang rumput yang dapat melakukan kewajibannya dengan baik,
jauh lebih berharga dari pada seorang maharaja yang lalai dari pada tanggung jawab”.
Sudah diuraikan sebelumnya bahwa wujud tanggung jawab terdapat berbagai
macam makna dimana didalamnya mengandung pengertian adanya kewajiban untuk
berbuat sesuatu. Jadi tanggung jawab adalah keadaan manusia akan segala tingkah laku
dan perbuatannya. Selanjutnya manusia berkewajiban untuk berbuat sesuatu yang
menjurus kepada pengabdian, kesadaran akan hak, kewajibannya dan akhirnya wajib
berkorban demi cintanya kepada keluarga, bangsa, negara, agama, serta lingkungannya.

6
Jadi disamping tanggung jawab perlu pula diwujudkan suatu tindakan dimana pengabdian,
pengorbanan dan kesadaran akan semua hal yang perlu dipupuk sendiri mungkin.5[5]

C. Pengabdian
Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran pendapat ataupun tenaga
sebagai perwujudan kesetiaan mungkin kepada pimpinan, cinta, kasih sayang, hormat, atau
suatu ikatan dimana semuanya itu dilakukan dengan penuh ikhlas.
Timbulnya pengabdian pada hakikatnya adanya rasa tanggung jawab. Contohnya:
apabila kita bekerja keras pagi sampai sore dibeberapa tempat, untuk mencukupi kebuuhan
rumah tangga kita, itu berarti mengabdi kepada keluarga, karena kasih sayang kita kepada
keluarga. Dalam hal ini dibedakan antara bantuan dan pengabdian. Kalau bantuan mungkin
hanya berupa membantu mengantarkan teman ke kantor atau membantu tenaga untuk
keperluan peta kawan. Pengabdian dapat dibedakan menjadi:
1. Pengabdian kepada keluarga
Pada hakikatnya manusia hidup berkeluarga dan sudah tentu dalam kehidupan keluarga
tersebut didasarkan pada cinta dan kasih sayang. Kasih sayang itu mengandung pengertian
pengabdia dan perngorbanan. Apabila ada kasih sayang tidak disertai pengabdian, maka
kasih sayang itu palsu atau semu. Pengabdian kepada keluarga ini dapat berupa pengabdian
kepada anak-istri, istri kepada suami dan anak-anaknya, atau anak-anak kepada orang
tuanya.
2. Pengabdian kepada masyarakat
Manusia sebagai anggota masyarakat tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain,
setiap orang saling membutuhkan, tolong menolong baik secara sadar maupun tanpa
disadari. Tolong menolong antr individu maupun dengan masyarakat dapat dengan
imbalan atau mungkin tanpa imbalam atau karena kewajibannya. Bila seseorang yang
hidup di masyarakat tidak mau memasyarakatkan dirinya dan selau mengasingkan diri,
maka apabila mengalami kesulitan yang luar biasa ia akan ditertawakan oleh masyarakat.
Cepat atau lambat ia akan menyadari dan menyerah kepada masyarakat lingkungannya.
Oleh karena itu demi masyarakat, anggota masyarakat harus mau mengabdikan diri
kepada masyarakat. Ia harus memiliki rasa tanggung jawab kepada masyarakat
lingkungannya. Oleh sebab itu baik tempat tinggal membawa nama baik pula. Ulah atau

5[5] Hartati, Ilmu Sosial Budaya Dasar, PT Rahakarya, Bandung, 2008, hal 105-107.
7
tindakan baik buruknya warga akan menyangkut juga nama baik tempat tinggal dan
lingkungannya.
3. Pengabdian kepada negara
Negara merupakan lembaga msyarakat yang terbesar, sedangkan masyarakat pada
hakikatnya adalah bagian dari suatu bangsa atau warga negara suatu negara. Karena itu
seseorang wajib mencintai bangsa dan negaranya. Mencintai ini biasanya diwujudkan
dalam bentuk pengabdian. Tidaklah ada cinta tanpa adanya pengabdian. Orang Inggris
misalnya sampai-sampai mempunya suatu semangat mengabdi yang diwujudkan dalam
kata-kata yang fanatik “right or wrong my country”, dimana yang dimaksudkan “benar
atau salah adalah negara saya”. Masih banyak lagi contoh mengabdikan diri kepada bangsa
dan dalam kehidupan.
4. Pengabdian kepada Tuhan
Manusia sebagai amkhluk Tuhan tidak ada eksitensinya dengan sendirinya, tetapi
keberadaan di dunia ini adalah sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Sebagai ciptaan Tuhan
sudah tentu manusia wajib mengabdi kepada Tuhan. Pengabdian berarti penyerahan diri
sepenuhnya kepada Tuhan, dan hal itu merupakan perwujudan tanggung jawab kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Semuanya itu direalisasikan dalam wujud-wujud nyata seperti:
rumah ibadah dan produk-produk budaya yang berbagai macam wujudnya seperti syair,
nyanyian, lukisan dan lain sebaginya.6[6]

D. Pengorbanan
Pengorbanan berasal dari kata korban yang artinya memberikan secara ikhlas dalam
wujud-wujud tertentu seperti: harta, benda, waktu, tenaga pikiran bahkan mungkin nyawa
demi cintanya atau ikatannya dengan sesuatu demi kesetiaan, kebenaran.
Perbedaan antara pengertian pengabdian dan pengorbanan tidaklah begitu jelas.
Karena adanya pengabdian tentua adanya pengorbanan. Antara sesama teman sulit untuk
dikatakan pengabdian karena kata pengabdian mengandung arti lebih tinggi. Tetapi kata
pengorbanan dapat juga diterapkan kepada sesama teman.
Pengorbanan merupakan akibat dan pengabdian. Pengorbanan dapat berupa harta
benda, pikiran, perasaan, bahkan dapat juga berupa jiwa atau nyawa. Pengorbanan
diserahkan secara ikhlas tanpa adanya rasa pamrih, perjanjian, tanpa ada transaksi, kapan
saja diperlukan.

6[6] Nuri Handayani, Ilmu Budaya, Usaha Nasional, Surabaya, 2007, hal 102-103.
8
Karena manusia itu bukan hanya merupakan pribadi, tetapi juga berkeluarga,
berasyarakat, merupakan bangsa suatu negara dan juga sebagai makhluk ciptaan Allah
SWT. Maka dari pada itu pengorbanan dapat dibedakan menurut beberapa jenis yaitu:
penorbanan kepada keluarga, masyarakat, bangsa, negara, kebenaran dan kepada agama.

E. Kesadaran
Kesadaran adalah keinsyafan akan perbuatannya. Sadar artinya merasa, tahu atau
ingat (kepada keadaan yang sebenarnya), keadaan ingat akan dirinya, ingat kembali (dari
pingsan), siuman (bangun dari tidur), ingat, tahu dan mengerti, misalnya rakyat telah sadar
akan politik.
Jadi kesadarn adalah hati yang telah terbuka atau pikiran dan perasaan dimana telah
terbuka tentang apa yang telah dikerjakannya. Namun pengertian kesadarn dalam hal ini
hanyalah dibatasi pada kesadaran moral ini sangat penting bagi kehidupan manusia. Hal ini
tidak berarti bahwa kesadaran yang lain tidak penting misalnya: kesadaran berpolitik,
kesadaran betapa pentingnya setiap orang dapat membaca, kesadaran mahasiswa akan
belajar, kesadarn pergi ke kantor tidak terlambat, kesadaran bekerja sebaik-baiknya, dan
sebagainya. Kesadran itu juga penting bagi manusia, karena tanpa kesadarn orang akan
mengalami kepincangan dalam hidupnya.
Kesadarn moral dikatakan merupakan keterbukaan hati atau pikiran akan
menghargai hak-hak dan kewajiban orang lain, untuk berbuat yang tidak melanggar hak
dan kewajiban orang lain atau berbuat yang tidak menyenangkan atau membahagiakan
orang lain, atau untuk berbuat sesuai dengan kata hati.
Banyak jenis kesadaran yang dialami oleh manusia. Kesadaran akan harga diri,
kesadaran akan tanggung jawabnya kepada keluarga, kesadaran atau kewajibannya kepada
negara, Tuhan dan sebagainya. Kesadaran dan tidak ada kesadaran ini saling ganti mengisi
kehidupan manusia. Oleh karena itu kesadaran dan ketidaksadaran ini dapatlah dikatakan
tak terlepas dari kehidupan manusia, maka kesadaran itu banyak menimbulkan daya
kreativitas para seniman. Hampir semua hasil seni lahir dari inspirasi adanya kesadaran
dan ketidaksadaran manusia.
Ada juga mungkin suatu perbuatan salah yang tidak disadari. Pada umumnya orang
menyadari perbuatannya yang tidak baik. Disebut tidak baik karena merugikan orang lain.
Akan tetapi mungkin juga terjadi suatu perbuatan yang dilakukan tanpa disadari merugikan

9
orang lain, mungkin dilakukan dengan maksud baik tetapi tidak mau menyadari kalau
berbuat salah, sehingga mungkin orang berbuat menurut dorongan nafsu jahatnya.
Kesadaran moral amatlah penting untuk diperhatikan, karena pelanggaran norma
moral dapat berakibat merusak nama baik. Oleh sebab itu pelanggaran moral sebaiknya
dapat dihindari. Kesadaran moral hendaknya dapat dan perlu dijaga oleh setiap orang. Hal
itu tidaklah berarti bahwa kesadaran yang lain tidak penting. Sebenarnya semua tindakan
yang dilakukan dengan kesadran adalah penting, karena ketidaksadaran adalah suatu hal
yang dapat mengencangkan atau sekurang-kurangnya dapat membuat kepincangan hidup.
Didalam kehidupan sehari-hari pada umumnya orang sadar akan perbuatannya.
Tetapi mungkin tidak disadari, apakah perbuatannya itu melanggar norma sopan santun,
norma hukum atau norm moral. Apabila manusia ingin berbuat, maka manusia akan
berbuat saja. Manusia akan berbuat tanpa kesadaran itu sebenarnya amatlah sedikit, dan
apabila ada mungkin ada kekeliruan. Tetapi mungkin juga karena yang berbuat dalam
keadaan tidak sadar atau anak kecil yang belum dapat mempergunakan kesadarannya, atau
orang gila. Oleh karena itu orang tersebut dapat bebas dari tuntutan tanggung jawab dari
perbuatan yang dilakukan.7[7]

F. Contoh Tanggung Jawab Dalam Kehidupan


Berikut ini merupakan ilustrasi-ilustrasi untuk contoh tanggung jawab didalam
kehidupan sehari-hari.
“Pak Amir selain mengajar dibebani pula dengan tugas sebagai wali kelas dari 46
orng muridnya. Dua diantaranya adalah Teo dan Syah.
Sebagai seorang guru yang merangkap sebagai wali kelas sudah tentu pak Amir
merasa bertanggung jawab atas keberhasilan murid-muridnya. Namun disamping itu, mutu
pendidikan juga tidak lepas dari tanggung jawab pak Amir.
Disaat kenaikan kelas tiba, dua murid di kelas pak Amir yaitu Theo dan Syah tadi
terpaksa tidak bisa naik kelas dengan dasar pertimbangan yang bisa dipertanggung
jawabkan. Pasalnya orang tua murid adalah tokoh-tokoh yang disegani di kota itu, lagi pula
oun keduanya banyak memberikan sumbangan materi kepada sekolah. Disinilah konflik
mulai timbul. Kepala sekolah, yang lebih memperhatikan kedudukan dan sumbangan orang
tua murid, berkehendak menaikkan kelas kedua murid tersebut. Sementara pak Amir tetap
berpegang teguh pada prinsip dan pendiriannya. Untuk ini ia tidak hanya berhadapan

7[7] Sofiadningsih, Ilmu Budaya Jilid 1, PT Radika Nasional, Yogyakarta, 2006, hal 96-99.
10
dengan kepala sekolah, tetapi juga dengan istrinya sendiri. Coba kita simak saja kutipan
berikut:
Pak coba baca kembali surat kepala sekolah yang baru, “Bu Amir mengingatkan”. Dalam
surat itu disebutkan, bahwa kedua orang tua Theo dan Syah sudah dua kali mengunjungi
bapak kepala sekolah. Masa bapak tidak mengerti maksud beliau?”
“Ya, aku mengerti, tetapi bagaimana mungkin aku mengubah kenyataan menjadi
sesuatu yang fantastis, Bu?”
“Kompromi, kompromilah Pak, kalau mau selamat.”
“kompromi kepada siapa Bu?”
“bapak terlalu polos, terlalu lugu, tidak dapat membaca situasi.” Istrinya kesal.
“Apa maksudnya?”
“Ya Allah, bapak! Surat dari kepala sekolah itu sudah kode, pak!”
“aku mengerti itu, bu, tetapi aku menolak.”
Memang walau bagaimanapun Pak Amir tetap menolak untuk menaikkan kelas
kedua murid tersebut. Di luar sepengetahuan pak Amir, ternyata kepala sekolah menaikkan
kelas kedua murid tersebut. Melihat kenyataan ini apa tindakan pak Amir? Kutipan berikut
menunjukkan jawabannya:
Kepala sekolah tercengang-cengang setelah membaca surat yang ditinggalkan pak
Amir. Matanya membelalak. Bibirnya menggetar dan sekujur tubuhnya dingin.
“pak guru Amir meminta berhenti?”, dia seperti tidak percaya. Surat singkat itu
dibacanya sekali lagi. “mulai hari ini saya mengundurkan diri dari sekolah karena
kesehatan saya tidak memungkinkan lagi untuk menjadi guru.”
Dari ilustrasi tersebut tampak bahwa usaha manusia untuk memenuhi tanggung
jawab, sebagaimana yang dituntut oleh profesinya. Kadang-kadang tidak bisa berjalan
dengan mudah. Tidak jarang usaha tersebut memperoleh hambatan-hambatan tertentu yang
datang dari pihak lain, kendati tekad untuk memenuhi tanggung jawab itu sendiri sudah
sedemikian kuatnya. Dan kadang-kadang pula, hambatan itu begitu menggetarkan hati
yang mengalaminya.
Tanggung jawab manusia terhadap dirinya sendiri pada hakikatnya tidak mengenal
jenis kelamin, angka usia, status maupun kedudukannya. Namun tanggung jawab tersebut
boleh dibilang terkena pada setiap orang. Jadi bersifat universal. Dan sebagai manifestasi
dan upaya pemenuhan tanggung jawab tersebut manusia berusaha mencari makan, bekerja,
merncari teman, menjaga kesehatan dan lain sebagainya.

11
Berbicara tentang tanggung jawab manusia terhadap dirinya sendiri, kita seringkali
tergelitik oleh berbagai cerita tentang anak-anak usia sekolah yang terpaksa bekerja keras
membanting tulang demi biaya hidup, sekolah, dan demi cita-citanya. Cerita-cerita boleh
jadi realistik. Disetiap jalan, lorong kampung, depot-depot kecil, dan terlebih lagi di
perempatan-perempatan jalan, boleh jadi sudah merupakan pemandangan yang umum
apabila kita melihat anak-anak dengan seragam sekolah menjajakan koran, majalah, dan
semacamnya. Dan para seniman, sesuai kapasitasnya masing-masing tidak jarang mencoba
mengangkat kenyataan-kenyataan tersebut dalam karya-karya seninya.8[8]

G. Pentingnya Mewujudkan Rasa Tanggung Jawab


Pentingnya mweujudkan rasa tanggung jawab dalam diri seseorang adalah agar
orang tersebut tidak mengalami kegagalan atau kerugian untuk dirinya maupun orang
lain.karena dengan adanya tanggung jawab, kita akan mendapatkan hak kita seutuhnya.
Tanggung jawab erat kaitannya dengan kewajiban. Kewajiban adalah sesuatu yang
dibebankan terhadap seseorang. Kewajiban merupakan bandingan terhdap hak, dan dapat
juga tidak mengacu kepada hak. Maka tanggung jawab dalam hal ini adalah tanggung
jawab terhadap kewajibannya. Status dan peranan menentukan kewajiban seseorang.
Kewajiban dibagi menjadi dua bagian, yaitu: kewajiban terbatas dan kewajiban
tidak terbatas. Problema utama yang dirasakan pada zaman sekarang, sehubungan dengan
masalah tanggung jawab, adalah berkaratnya atau rusaknya perasaan moral dan rasa
hormat diri terhadap pertanggung jawaban.
Menurut sifat dasarnya manusia adalah makhluk bermoral tetapi manusia juga
seorang pribadi karena merupakan seorang pribadi maka manusia mempunyai pendapat
sendiri, itulah sebabnya manusia berbuat dan bertindak. Dalam hal ini manusia tak luput
dri kesalahan, kekeliruan baik disengaja maupun tidak. Oleh karena itu, dalam hal ini
manusia harus bertanggung jawab baik pada dirinya sendiri, keluarga, masyarakat, dan
Tuhan.

Dalam UUD no. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional disebutkan
bahwa tujuan pendidikan adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

8[8] Suratna, Ilmu Sosial Budaya, PT Radmaja Widyana, Yogyakarta, 2002, hal 67.
12
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara demokratis serta bertanggung
jawab.
Cara membangun sikap tanggung jawab yaitu diantaranya:
Disiplin diri merupakan suatu siklus kebiasaan yang kita lakukan secara berulang-ulang
dan terus-menerus secara berkesinambungan sehingga menjadi suatu hal yang biasa kita
lakukan. Sikap disiplin dapat mengantarkan seseorang pada jalan kesuksesan, karena orang
yang berdisiplin akan bersikap teguh dalam menjalani niat dan cita-cita yang ingin
diraihnya. Berikut merupakan cara menjadi orang yang betanggung jawab:
1. Ketahuilah bahwa tanggung jawab berhubungan dengan kewajiban bukan hak. Jika
seseorang merasa ragu saat ingin memberikan rasa tanggung jawab yang lebih besar
terhadap anda, munkin karena selama ini anda kurang peduli dalam memenuhi kewajiban
yang menjadi tanggung jawab anda.ini adalah karakter orang-orang yang tidak
bertanggung jawab. Mereka hanya mau melakukan hal-hal baru selama masih cukup
menantang dan menyenangkan. Setelah itu, mereka akan patah semangat karena
kehilangan minat.
2. Buktikan bahwa anda dapat melakukan hal kecil dengan baik sehingga pantas menerima
tanggung jawab yang lebih besar, baik ditempat kerja, di sekolah, atau saat mengikuti
kegiatan ekstrakulikuler.
3. Jangan menyalahkan orang lain saat menghadapi masalah. cara lain untuk menerima
tanggung jawab adalah dengan berhenti menyalahkan orang lain.
4. Berhentilah mengeluh. Mengeluh adalah perbuatan sia-sia yang biasa dilakukan oleh
orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Mengeluh adalah cara lain untuk menyalahkan
kehidupan karena masalah yang anda alami, mengmbil alih inisiatif untuk mencari tau apa
yang bisa anda ubah.setiap kali mulai mengeluh, ingatkan diri sendiri agar segera berhenti
dan mengatakan hal yang positif. anda akan terkagum-kagum betapa besarnya pengaruh
kebiasaan ini dalam mengubah pola pikir.9[9]

9[9] Sofiadningsih, Ilmu Budaya Jilid 1, PT Radika Nasional, Yogyakarta, 2006, hal 102-
103

13
H. Ayat Al-Quran yang berhubungan dengan Tanggung Jawab
Surah At-Tahrim : 6

َ ‫اس َو ْال ِح َج‬


‫ارة ُ َعلَ ْي َها‬ ُ َّ‫َارا َوقُو ُدهَا الن‬ َ ُ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا قُوا أ َ ْنف‬
ً ‫س ُك ْم َوأ َ ْه ِلي ُك ْم ن‬
َ‫َّللا َما أ َ َم َر ُه ْم َو َي ْف َعلُونَ َما يُؤْ َم ُرون‬
َ َّ َ‫صون‬ ُ ‫الظ ِش َدا ٌد ال َي ْع‬ ٌ ‫َمال ِئ َكةٌ ِغ‬
Terjemahan Surah At Tahrim : 6
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang
bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar,
yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa ang diperintahkan-Nya kepada
mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS. At Tahrim 66:6)

Surah Taha : 132


ُ‫ط ِب ْر َعلَ ْي َها ََل نَ ْسأَلُ َك ِر ْزقًا ن َْح ُن ن َْر ُزقُ َك َو ْال َعاقِبَة‬
َ ‫ص‬ َّ ‫َوأْ ُم ْر أ َ ْهلَ َك ِبال‬
ْ ‫ص ََلةِ َوا‬
‫ِللت َّ ْق َوى‬
) ١٣٢ :‫(طه‬
Terjemahan Surah Taha : 132
Dan perintahkanlah kepada keluargamu untuk mendirikan shalat dan bersabarlah kamu
dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi
rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa.

Surah Al An’am : 70

‫س‬ ٌ ‫س َل نَ ْف‬ َ ‫َوذَ ِر الَّذِينَ ات َّ َخذُوا دِينَ ُه ْم لَ ِعبًا َولَ ْه ًوا َوغ ََّرتْ ُه ُم ْال َح َياة ُ الدُّ ْن َيا َوذَ ِ ِّك ْر ِب ِه أ َ ْن ت ُ ْب‬
‫ع ْد ٍل َل يُؤْ َخ ْذ ِم ْن َها‬ َ ‫ش ِفي ٌع َو ِإ ْن ت َ ْعد ِْل ُك َّل‬ َ ‫ي َوَل‬ ِ ‫ْس لَ َها ِم ْن د‬
َّ ‫ُون‬
ٌّ ‫َّللاِ َو ِل‬ َ ‫ت لَي‬ ْ ‫س َب‬
َ ‫ِب َما َك‬
َ‫اب أ َ ِلي ٌم بِ َما َكانُوا يَ ْكفُ ُرون‬ ٌ َ ‫عذ‬ َ ‫اب ِم ْن َح ِم ٍيم َو‬ ٌ ‫سبُوا لَ ُه ْم ش ََر‬ َ ‫أُولَئِ َك الَّذِينَ أ ُ ْب ِسلُوا بِ َما َك‬
Terjemahan Surah Al An’am : 70

dan tinggalkan lah orang-orang yang menjadikan agama[485] mereka sebagai


main-main dan senda gurau[486], dan mereka telah ditipu oleh kehidupan dunia.
Peringatkanlah (mereka) dengan Al-Quran itu agar masing-masing diri tidak
dijerumuskan ke dalam neraka, karena perbuatannya sendiri. tidak akan ada baginya
pelindung dan tidak pula pemberi syafa'at[487] selain daripada Allah. dan jika ia
menebus dengan segala macam tebusanpun, niscaya tidak akan diterima itu daripadanya.
mereka Itulah orang-orang yang dijerumuskan ke dalam neraka. bagi mereka (disediakan)

14
minuman dari air yang sedang mendidih dan azab yang pedih disebabkan kekafiran
mereka dahulu.

An Nisa : 36

‫سانًا َو ِبذِي ْالقُ ْربَى َو ْاليَتَا َمى‬ َ ‫ش ْيئًا َو ِب ْال َوا ِلدَي ِْن ِإ ْح‬ َ ‫َّللاَ َوَل ت ُ ْش ِر ُكوا ِب ِه‬ َّ ‫َوا ْعبُدُوا‬
‫س ِبي ِل‬ ِ ‫ب ِب ْال َج ْن‬
َّ ‫ب َواب ِْن ال‬ ِ ‫اح‬
ِ ‫ص‬َّ ‫ب َوال‬ ِ ُ‫ار ْال ُجن‬ ِ ‫ار ذِي ْالقُ ْر َبى َو ْال َج‬ ِ ‫ين َو ْال َج‬ ِ ‫سا ِك‬ َ ‫َو ْال َم‬
)٣٦( ‫ورا‬ ً ‫َّللاَ َل يُ ِحبُّ َم ْن َكانَ ُم ْختَاَل فَ ُخ‬ َّ ‫ت أ َ ْي َمانُ ُك ْم ِإ َّن‬ْ ‫َو َما َملَ َك‬
Terjemhan Surah An Nisa : 36
sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan
berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh[294], dan teman sejawat, Ibnu
sabil[295] dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
sombong dan membangga-banggakan diri.

Surah Hud : 117-119

‫)و َل ْو شَا َء َرب َُّك لَ َج َع َل‬َ ١١٧( َ‫ص ِل ُحون‬ ْ ‫ظ ْل ٍم َوأ َ ْهلُ َها ُم‬
ُ ‫َو َما َكانَ َرب َُّك ِليُ ْه ِل َك ْالقُ َرى ِب‬
‫) ِإَل َم ْن َر ِح َم َرب َُّك َو ِلذَ ِل َك َخلَقَ ُه ْم‬١١٨( َ‫احدَة ً َوَل َيزَ الُونَ ُم ْخت َ ِل ِفين‬ ِ ‫اس أ ُ َّمةً َو‬
َ َّ‫الن‬
ْ ‫َوت َ َّم‬
‫ت‬
ِ َّ‫ألن َج َهنَّ َم ِمنَ ْال ِجنَّ ِة َوالن‬
)١١٩( َ‫اس أ َ ْج َم ِعين‬ َّ ‫ألم‬ ْ ‫َك ِل َمةُ َربِ َِّك‬
Terjemahan Surah Hud : 117 – 119
 117. dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim,
sedang penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan.
 118. Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu,
tetapi mereka Senantiasa berselisih pendapat,
 119. kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. dan untuk Itulah Allah
menciptakan mereka. kalimat Tuhanmu (keputusan-Nya) telah ditetapkan: Sesungguhnya
aku akan memenuhi neraka Jahannam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya.

Hadist Tentang Tanggung Jawab Manusia Terhadap Keluarga & Masyarakat

‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه‬ َ ِ‫س ْو َل هللا‬ ُ ‫س ِم ْعتُ َر‬ َ ‫ي هللاُ َع ْن ُه َما َقا َل‬ َ ‫ض‬ ُ ‫َع ْن َع ْب ِد هللاِ ب ِْن‬
ِ ‫ع َم َر َر‬
‫اإل َما ُم َراعٍ َو َم ْسؤ ُْو ٌل َع ْن‬ ِ ‫ ًكلُّ ُك ْم َراعٍ َو َكلُّ ُك ْم َم ْسؤ ُْو ٌل َع ْن َر ِعيَّتِ ِه َو‬:ُ‫سلَّ َم يَقُ ْول‬ َ ‫َو‬
‫ت‬ِ ‫الر ُج ُل َراعٍ فِى أ َ ْه ِل ِه َو َم ْسؤ ُْو ٌل َع ْن َر ِعيَّتِ ِه َو ْال َم ْرأَة ُ َرا ِعيَةٌ فِى بَ ْي‬ َّ ‫َر ِعيَّتِ ِه َو‬
‫س ِيِّ ِد ِه َو َم ْسؤ ُْو ٌل َع ْن َر ِعيَّتِ ِه‬ َ ‫زَ ْو ِج َها َو َم ْسؤ ُْولَةٌ َع ْن َر ِعيَّتِ َها َو ْالخَا ِد ُم َراعٍ فِى َما ِل‬
‫ع ْن َر ِعيَّتِ ِه َو ًكلُّ ُك ْم‬
َ ‫الر ُج ُل َراعٍ فِى َما ِل ا َ ِب ْي ِه َو َم ْسؤ ُْو ٌل‬ َّ ‫ َو‬: ‫َوقَا َل َح ِس ْبتُ أ َ ْن قَا َل‬
‫ع ْن َر ِعيَّتِ ِه‬ َ ‫َراعٍ َو َكلُّ ُك ْم َم ْسؤ ُْو ٌل‬
)‫(رواه البخارى ومسلم والترمذى‬
Terjemahan Hadist
15
Dari Abdullah bin Umar ra. ia berkata : Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda :
"Setiap kamu adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya. Imam
adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas rakyatnya. Lelaki adalah pemimpin dalam
keluarganya dan bertanggung jawab atas anggota keluarganya. Dan seorang perempuan
adalah pemimpin dalam rumah tangga suaminya, dan ia bertanggung jawab atas semua
anggota keluarganya. Seorang pembantu adalah pemimpin bagi harta majikannya, dan
ia bertanggung jawab atas keselamatan dan keutuhan hartanya". Abdullah berkata :
'Aku mengira Rasulullah mengatakan pula bahwa seseorang adalah pemimpin bagi harta
ayahnya dan bertanggung jawab atas keselamatan dan keutuhan hartanya itu. Semua
kamu adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas'segala yang dipimpinnya.
(HR. Bukhari Muslim dan Turmudzi)

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

16
Orang yang bertanggung jawab adalah orang yang berani mengambil resiko atas
tindakan atau perkataan yang telah dibuatnya. Orang yang bertanggung jawab akan
terbiasa untuk jujur. Budayakanlah tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat,
berkeluarga ataupun kehidupan lainnya.
Seseorang akan bertanggung jawab dengan adanya kesadaran atau adanya
pengertian atas segala perbuatan atau akibat atas kepentingan pihak lain. Timbulnya
tanggung jawab justru karena manusia itu hidup bermasyarakat dan hidup dalam
lingkungan alam. Manusia tidak boleh berbuat semaunya, segala hal yang dilakukan terikat
oleh norma.
Manusia itu berjuang memenuhi keperluannya sendiri atau keperluan pihak lain.
Untuk itu dia menghadapi manusia lain dalam masyarakat atau menghadapi lingkungan
alam. Dalam usahanya itu manusia juga menyadari bahwa adanya dorongan lain yang ikut
menentukan yaitu kekuasaan Allah SWT.devngan demikian tanggung jawab dapat
dibedakan menjadi: Tanggung jawab terhadap diri sendiri, tanggung jawab terhadap
manusia dan masyarakat, tanggung jawab terhadap lingkungan, dan tanggung jawab
terhadap Allah SWT.
Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran pendapat ataupun tenaga
sebagai perwujudan kesetiaan. Timbulnya pengabdian pada hakikatnya adanya rasa
tanggung jawab. Pengabdian dapat dibedakan menjadi: pengabdian kepada keluarga,
pengabdian kepada masyarakat, pengabdian kepada negara, dan pengabdian kepada Allah
SWT.
Perbedaan antara pengertian pengabdian dan pengorbanan tidaklah begitu jelas.
Karena adanya pengabdian tentu adanya pengorbanan. Pengorbanan merupakan akibat dari
pengabdian. Pengorbanan dapat berupa harta benda, pikiran, perasaan, bahkan dapat juga
berupa jiwa atau nyawa.

B. Saran
Sebagai seorang makhluk ciptaan Allah SWT hendaknya kita dapat memahami rasa
tanggung jawab dan dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam
kehidupan bermasyarakat, seorang manusia tidak boleh hidup semaunya, semua harus

17
sesuai dengan norma-norma yang berlaku tentunya menurut ajaran agama Islam guna
mencapai kemakmuran dan ketentraman hidup
Wujud tanggung jawab terdapat berbagai macam makna yang didalamnya
mengandung pengertian adanya kewajiban untuk berbuat sesuatu. Oleh karena itu, manusia
berkewajiban untuk membuat sesuatu yang menjurus kepada pengabdian, kesadaran akan
hak, kewajibannya dan akhirnya wajib berkorban demi cintanya kepada keluarga, bangsa,
negara, agama, serta lingkungannya.jadi disamping tanggung jawab perlu pula diwujudkan
suatu tindakan dimana pengabdian, pengorbanan dan kesadaran akan semua hal yang perlu
diwujudkan.

DAFTAR PUSTAKA
Al-Quranul dan Terjemahannya, Kementerian Agama Republik Indonesia.

Ratna Dwi. 2009. Kamus Ensiklopedi Umum Bahasa Indonesia. Bandung: PT Prakarya.

18
Lies Sudibyo. 2013. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Yogyakarta: CV Andi.

Subanim. 2006. Ilmu Sosial Budaya. Bandung: Rineka Cipta.

Hartati. 2008. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Bandung: PT Rahakarya.

Nuri Handayani. 2007. Ilmu Budaya. Surabaya: Usaha Nasional.

Sofiadningsih. 2006. Ilmu Budaya Jilid 1. Yogyakarta: PT Radika Nasional.

Mustaqim,dkk. Al-Quran dan Hadist. Bandung: Alfabeta.

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah

19
tentang “Perilaku Disiplin dan Tanggung Jawab”. Makalah ini telah kami susun dengan
maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang " Perilaku Disiplin dan
Tanggung Jawab " dan manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.

Tuban, 27 Februari 2019


Penyusun

DAFTAR ISI
i

Halaman Sampul ........................................................................................................


Kata Pengantar ........................................................................................................... i

20
Daftar Isi...................................................................................................................... ii
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang.................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan .............................................................................................. 2
Bab II Pembahasan
A. Pengertian Tanggung Jawab ............................................................................. 3
B. Macam – Macam Tanggung Jawab .................................................................. 5
C. Pengabdian ....................................................................................................... 7
D. Pengorbanan ..................................................................................................... 8
E. Kesadaran ......................................................................................................... 9
F. Contoh Tanggung Jawab dalam Kehidupan ..................................................... 10
G. Pentingnya Mewujudkan Rasa Tanggung Jawab ............................................. 12
H. Ayat Al Qur’an dan Hadits yang Berhubungan dengan Tanggung Jawab ....... 14
Bab III Penutup
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 17
B. Saran ................................................................................................................. 18
Daftar Pustaka ............................................................................................................ 19

MAKALAH
ii
AL QUR’AN HADITS
“PERILAKU TANGGUNG JAWAB”

21
Disusun Oleh :
1. Leni Ratnawati (13)
2. Azzatul Kamila (05)
3. Fanessa Amelia (09)
4. Nila Inayatu I. (19)
5. Nur Istiqomah (23)
6. Nurul Ulfa (24)
7. Sheila Aurelia (27)
8. Dwi Nanda Kusumaning T. (08)

Kelas : XI IPS 3

MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 TUBAN


TAHUN PELAJARAN 2018 / 2019

MAKALAH
AL QUR’AN HADITS
“PERILAKU TANGGUNG JAWAB”

22
Disusun Oleh :
1. Andriyanti Nur Rachma
2. Tri Mareta Angelina
3. William Nur Azizah
4. Silvia Ayu Febiasari
5. Risma Regita

Kelas : XI IPS 4

MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 TUBAN


TAHUN PELAJARAN 2018 / 2019

23

Anda mungkin juga menyukai