C. PERSYARATAN FISIK
Mengenai persyaratan fisik yang harus dipenuhi oleh seorang guru, ini sesuai
dengan apa yang dikemukakan oleh Siti Meichati MA: “Keadaan jasmani calon
pendidik seperti kesehatan dan tidak adanya cacat jasmani yang menyolok adalah
syarat penting”1.
1
Siti Meichati , Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta), hal:58
dan kebersihan yang akan menjadi hal yang harus diperhatikan.2 Dalam persyaratan
fisik ini juga menyangkut hal kerapian dalam bagaimana cara berpakaian sebab
bagaimanapun juga guru akan selalu dilihat/diamati dan bahkan dinilai oleh para
siswa. Seorang guru juga harus bersih, seperti tidak berkuku panjang, dan menjaga
kebersihan tubuh karena guru merupakan panutan bagi siswanya.
D. PERSYARATAN PSIKIS
Persyaratan psikis/psikologis ini pada hakikatnya ada dua unsur yang sangat
kompeten terhadap perkembangan manusia yaitu unsur jasmani dan unsur rohani.
Perpaduan dua unsur dalam setiap manusia itulah yang menentukan figur guru yang
baik.
Persyaratan psikis yang harus dimiliki oleh guru dikemukakan oleh team
didaktik motodik IKIP Surabaya yang mengatakan:
Didalam persyaratan psikis ini antara lain: sehat rohani, dewasa dalam
berpikir dan bertindak, mampu mengendalikan emosi, sabar, ramah dan sopan,
memiliki jiwa kepemimpinan, konsekuen dan berani bertanggung jawab, berani
berkorban dan memiliki jiwa pengabdian. Guru harus mematuhi norma dan nilai
yang berlaku serta memiliki semangat membangun.
Kondisi psikis yang baik merupakan hal yang sangat penting bagi guru.
Bagaimana tidak, coba bayangkan saja jika seorang guru memiliki keterbelakangan
mental atau gangguan jiwa. Bisakah guru mengajar dengan baik dan sebagai teladan?
Oleh karena itu, guru haruslah memiliki suasana jiwa yang baik agar saat
mengajar dapat mengontrol emosi terhadap anak didik. Tidak kalah penting juga
bahwa guru harus memilki kompetensi paedagogis, kepribadian, dan sosial yang
bagus, serta profesional.
Dari beberapa syarat tersebut di atas, sudah barang tentu diperlukan, karena
dapat meningkatkan kualitas kerja dalam melaksanakan tugas keguruannya, sebab
indikator suatu keberhasilan dalam lembaga pendidikan formal adalah adanya
keberhasilan siswa dalam memahami materi-materi yang disampaikan oleh guru yang
bersangkutan kemudian dievaluasi dengan menggunakan teknik evaluasi yang relevan
dengan materi yang diajarkan.
Sardiman. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.