Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Tentang
AKHLAK DALAM PANDANGAN ISLAM

Disusun Oleh
Kelompok 4 :

Nama : 1. Nur sakiah


2. Nurul ilmi
3. Pikek Ami Sandy Lubis
4. Rahmadani
5. Rahmi Aini Rambe
6. Riskon Hidayat
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Guru Pembimbing : Bapak Daud

SMA NEGERI 1 PANYABUNGAN


KAB. MANDAILING NATAL
T.A. 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan pertolongan-Nya penulis dapat menyelesaiakan makalah dengan
pembahasan “AKHLAK DALAM PANDANGAN ISLAM”. Meskipun banyak
rintangan dan hambatan yang penulis alami dalam proses pengerjaannya, tapi
penulis berhasil menyelesaikannya dengan baik.

Tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada guru pembimbing yang
telah membantu penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-
teman mahasiswa yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun
tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.

Tentunya ada hal-hal yang ingin penulis berikan kepada pembaca dari
hasil makalah ini. Karena itu, penulis berharap semoga makalah ini dapat menjadi
sesuatu yang berguna bagi kita bersama.

Panyabungan, Februari 2019


Penyusun,

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Akhlak merupakan dua istilah yang banyak digunakan untuk
menentukansuatu perbuatan yang dilakukan seseorang. Kita misalnya
mengatakan orang itubaik dan orang itu buruk. Masalahnya apakah yang
disebut baik dan buruk itu?Dan apa ukuran atau indicator yang dapat
digunakan untuk menilai pebuatan itubaik atau buruk? Dan apakah baik dan
buruk itu merupakan sesuatu yangmutlak atau relative? Dan bagaimana
pandangan islam terhadap baik dan burukberikut hal-hal yang tekait dengan
keduanya itu?
Kedudukan akhlak dalam kehidupan manusia menempati tempat yang
penting sekali, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat dan
bangsa. Sebab jatuh bangunnya, jaya hancurnya, sejahtera rusaknya suatu
bangsa dan masyarakat, tergantung kepada bagaimana akhlaknya. Apabila
akhlaknya baik (berakhlak), akan sejahteralah lahir batinnya, akan tetapi
apabila akhlaknya buruk (tidak berakhlak), rusaklah lahirnya dan batinnya.
Seseorang yang berakhlak mulia, selalu melaksanakan kewajiban-
kewajibannya, memberikan hak yang harus diberikan kepada yang berhak, dia
melakukan kewajibannya terhadap dirinya sendiri, yang menjadi hak dirinya,
terhadap Tuhannya, yang menjadi hak Tuhannya, terhadap makhluk yang lain,
terhadap sesama manusia, yang menjadi hak manusia lainnya, terhadap
makhluk hidup lainnya, yang menjadi haknya, terhadap alam dan
lingkungannya dan terhadap segala yang ada secara harmonis, dia akan
menempati martabat yang mulia dalam pandangan umum. Dia mengisi dirinya
dengan sifat-sifat terpuji, dan menjauhkan dirinya dari sifat-sifat yang tercela,
dia menempati kedudukan yang mulia secara obyektif, walaupun secara
materiil keadaannya sangat sederhana.

1
B. Metode Pembelajaran
1. Apa pengertian akhlak?
2. Apa pengaruh akhlak dalam kehidupan sehari-hari?
3. Apa saja hadits tentang akhlak?
4. Bagaimana cara penanggulangan akhlak tidak baik?
5. Apa saja macam-macam akhlak?

C. Tujuan Pembelajaran
1. Mengetahui pengertian akhlak?
2. Mengetahui pengaruh akhlak dalam kehidupan sehari-hari?
3. Mengetahui serta memahami saja hadits tentang akhlak?
4. Memahami cara penanggulangan akhlak tidak baik?
5. mengetahui saja macam-macam akhlak?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Akhlak
Dalam etimologi arti akhlak adalah kebiasaan atau
perbuatan.MenurutProf. Dr. Ahmad Amin mengatakan bahwa akhlak adalah
kebiasaan, kehendak. Di dalam Ensiklopedi pendidikan bahwa akhlak adalah
budi pekerti, watak, kesusilaan yang merupakan akibat dari sikap jiwa yang
benar terhadap khaliknya dan terhadap sesama manusia.
Sedangkan akhlak menurut Iman Al-Ghozaly, Akhlak ialah sifat yang
tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan
gampang dan mudah tanpamemerlukan pemikiran dan pertimbangan-
pertimbangan.Jadi pada hakekatnya Akhlak ialah suatu kondisi atau sifat yang
telah menetap dalam jiwa dan kepribadian hingga dari situ timbullah berbagai
macam perbuatan dengan cara spontandan mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa
pemikiran.
B. Pengaruh Akhlak
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan)
hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.
Ayat diatas merupakan kencaman kepada orang-orang munafik yang
mengaku memeluk islam , tetapi tidak mencerminkan ajaran islam . kecaman
itu dikesankan oleh kata "‫ "لقد‬laqadseakan akan ayat itu menyatakan :”kamu
telah melakukan keaneka durhakaan , padahal ditengah kamu semua ada nabi
Muhammad saw yang mestinya kamu teladani arti kata selanjutnya
menjelaskan sifat orang-orang yang mestinya meneladani rasulullah saw.
Memang .untuk meneladani rasulullah saw secara sempurna diperlukan. Kata
uswahberarti teladan ahli tafsir mengemukakan dua pengertian yang dimaksuk
keteladanan yang terdapat pada diri rasul. Pertama dalam arti keperibadian
beliau scara totalitas adalah teladan, kedua terdapat dalam keperibadian beliau
hal-hal yang patut diteladani, ayat ini, walaupun berbicaradalam konteks
perang khandaq, tetapi ia mencakup kewajiban dan anjuran meneladani beliau

3
walaupun diluar konteks tersebut .ini karena allah swt. Telah mempersiapkan
tokoh agung ini untuk menjadi teladan bagi semua manusia .yang maha kuasa
itu sendiri yang mendidik beliau “Adabbani Rabbi, fa absana ta’dibi”[4]
Ayat yang mulia ini merupakan prinsip utama dalam meneladani
rasulullah saw. Baik dalam ucapan , perbuatan,maupun perilakunya ayat ini
merupakan perintah allah kepada manusia agar meneladani Nabi saw.[5]
Akhlak juga merupakan nilai yang menjamin keselamatan kita dari siksa
api neraka. Islam menganggap mereka yang tidak berakhlak tempatnya di
dalam neraka. Umpamanya seseorang itu melakukan maksiat, durhaka kepada
kedua orang tuanya, melakukan kezhaliman dan sebagainya, sudah pasti Allah
akan menolak mereka untuk dijadikan ahli syurga.
Selain itu, akhlak juga merupakan ciri-ciri kelebihan di antara manusia
karena akhlak merupakan lambang kesempurnaan iman, ketinggian taqwa dan
kealiman seseorang manusia yang berakal. Dalam hal ini Rasulullah saw
bersabda yang bermaksud
“Orang yang sempurna imannya ialah mereka yang paling baik
akhlaknya.”
Kekalnya suatu ummah juga karena kokohnya akhlak dan begitulah juga
runtuhnya suatu ummah itukarena lemahnya akhlaknya.Hakikat kenyataan di
atas dijelaskan dalam kisah-kisah sejarah dan tamadun manusia melalui al-
Quran seperti kisah kaum Lut, Samud, kaum nabi Ibrahim, Bani Israel dan
lain-lain.Ummah yang berakhlak tinggi dan sentiasa berada di bawah
keridhoan dan perlindungan Allah ialah ummah yang seperti pada zaman
Rasulullah saw.begitu penting sekali peranan akhlak bagi umat manusia.
akhlak merupakan perhiasan diri bagi seseorang karena orang yang
berakhlak jika dibandingkan dengan orang yang tidak berakhlak tentu sangat
jauh perbedaannya.Akhlak tidak dapat dibeli atau dinilai dengan suatu mata
uang apapun,akhlak merupakan wujud di dalam diri seseorang yang
merupakan hasil didikan dari kedua orang tua serta pengaruh dari masyarakat
sekeliling mereka. Jika sejak kecil kita kenalkan,didik serta diarahkan pada
akhlak yang mulia, maka secara tidak langsung akan mempengaruhi tingkah
laku dalam kehidupan sehari-hari hingga seterusnya.

4
Proses pembentukan sebuah masyarakat adalah sama seperti membina
sebuah bangunan. Kalau dalam pembinaan bangunan, asasnya disiapkan
terlebih dahulu, begitu juga dengan membentuk masyarakat mesti di mulai
dengan pembinaan asasnya terlebih dahulu.Jika kukuh asas yang dibina maka
tegaklah masyarakat itu.Jika lemah maka robohlah apa-apa yang telah dibina
diatasnya.
Akhlak tentu amat penting karena merupakan asas yang dilakukan oleh
Rasulullah saw ketika memulai pembentukan masyarakat Islam. Sheikh
Mohamad Abu Zahrah dalam kitabnya Tanzim al-Islam Li al-Mujtama’
menyatakan bahawa budi pekerti atau moral yang mulia adalah satu-satunya
asas yang paling kuat untuk melahirkan manusia yang berhati bersih, ikhlas
dalam hidup, amanah dalam tugas, cinta kepada kebaikan dan benci kepada
kejahatan.
sungguh akhlak itu sangat penting artinya dalam kehidupan
bermasyarakat.dapat dibayangkan sperti apa jadinya bila suatu masyarakat
tidak di bangun dengan asas akhlak yang mulia?sungguh akan terjadi suatu
kehancuran pada masyarakat itu.
C. Hadits tentang akhlak

‫ َ“إننن َلنءكلُل َندلينن َءخل ءققاَ َيوءخل ءءق َالسإليم َالليحيياَءء‬:َ -‫صلى َا َعليه َوسإلم‬-َ ‫ا‬
‫قاَل َرسإوءل َ ن‬

Dariَ Anasَ binَ Malikَ radhiallahuَ anhu,َ diaَ berkata,َ Nabiَ shallallahuَ alaihi
was َ sallam, َ bersabda َ : َ “Sesungguhnya َ setiap َ agama َ memiliki َ akhlak,
danَ akhlakَ Islamiَ adalahَ rasaَ malu.”َ (HR.َ Ibnuَ Majah)

‫ب َالليكيريم َيويميعاَلنيي َلاليلخلينق َيوءيلبنغ ء‬


َ‫ض َنسإلفيسإاَيفيها‬ ‫ا َيكنرليمم َءي ن‬
‫ح ب‬ ‫إننن َ ي‬
“Sesungguhnya َ Allah َ Maha َ Pemurah َ menyukai َ kedermawanan َ dan
akhlak َ yang َ mulia َ serta َ membenci َ akhlak َ yang َ rendah َ (hina).” َ (HR.
Bukhari,َ Muslim)

َ َ‫خيياَنرءكلم َأيلحيسإينءكلم َأيلخليققا‬


‫إنن َنملن َ ن‬

“Sesungguhnya َ yang َ terbaik َ diantara َ kalian َ adalah َ yang َ terbaik


akhlaknya.”َ (HR.َ Ahmad)

‫خيياَءرءكلم‬ ‫ا َيعليلينه َيويسإلنيم َأيلكيمءل َاللءم لؤنمننيين َنإييماَقناَ َأيلحيسإءنءهلم َءخل ءققاَ َيو ن‬
‫خيياَءرءكلم َ ن‬ ‫صنلى َ ن ء‬ ‫يعلن َأينبي َءهيرلييرية َيقاَيل َيقاَيل َيرءسإوءل َ ن ن‬
‫ا َ ي‬
َ‫لنننيسإاَنئنهلم َءخل ءققا‬

5
“Orang َ mukmin َ yang َ paling َ sempurna َ keimanannya َ adalah َ ia َ yang
memilikiَ akhlakَ terbaik.َ Yangَ terbaikَ diantaraَ kalianَ adalahَ yangَ terbaik
akhlaknyaَ kepadaَ pasangannya.”َ (HR.َ Atَ Tirmidzi)

‫ت َيقاَنئنم َاللنلينل‬ ‫صنلى َ ن ء‬


‫ا َيعيللينه َيويسإلنيم َييءقوءل َإننن َاللءم لؤنمين َءيلدنر ء‬
‫ك َنبءحلسإنن َءخل ءنقنه َيديريجاَ ن‬ ‫ت َالنننبني َ ي‬ ‫يعلن َيعاَنئيشية َيقاَيل ل‬
‫ت َيسإنملع ء‬
‫صاَنئنم َالننيهاَنر‬
‫ي‬

Aisyah َ radhiallahu َ anha, َ ia َ berkata, َ “Aku َ mendengar َ Nabi َ shallallahu


alaihiَ wasَ sallam,َ berkata,َ ‘Sungguhَ orang-orangَ yangَ berimanَ dengan
akhlak َ baik َ mereka َ bisa َ mencapai َ (menyamai) َ derajat َ mereka َ yang
menghabiskan َ seluruh َ malamnya َ dalam َ shalat َ dan َ seluruh َ siangnya
denganَ berpuasa.”َ (HR.َ Ahmad)

‫صاَنئنم َالليقاَنئنم‬ ‫إننن َاللءم لؤنمين َيلءيلدنر ء‬


‫ك َنبءحلسإنن َءخل ءنقنه َيديريجية َال ن‬

“Sesungguhnya َ seorang َ mukmin َ akan َ mendapatkan َ kedudukan َ alli


puasaَ danَ halatَ denganَ akhlakَ baiknya.”َ (HR.َ Abuَ Dawud)

‫ضءع َنفي َاللنمييزانن َأيلثيقءل َنملن َءحلسإنن‬ ‫صنلى َ ن ء‬


‫ا َيعليلينه َيويسإلنيم َييءقوءل َيماَ َنملن َيشليءء َءيو ي‬ ‫ت َالنننبني َ ي‬ ‫يعلن َأينبي َالندلريدانء َيقاَيل َيسإنملع ء‬
‫صيلنة‬
‫ص لونم َيوال ن‬ ‫ب َال ن‬‫ح ن‬ ‫صاَ ن‬‫ب َءحلسإنن َاللءخل ءنق َليييلبل ءءغ َنبنه َيديريجية َ ي‬
‫ح ي‬ ‫اللءخل ءنق َيوإننن َ ي‬
‫صاَ ن‬

Abu َ Darda َ radhiallahu َ anhu, َ meriwayatkan, َ “Aku َ mendengar َ Nabi


shallallahu َ alaihi َ was َ sallam َ berkata, َ ‘Tak َ ada َ yang َ lebih َ berat َ pada
timbangan َ (mizan, َ pada َ hari َ pembalasan)َ dari َ pada َ akhlakَ yang َ baik.
Sungguhَ orangَ yangَ berakhlakَ baikَ akanَ mencapaiَ derajatَ orangَ yang
berpuasaَ danَ shalat.”َ (HR.َ Atَ Tirmidzi)

‫ا َيعيللينه َيويسإلنيم َيقاَيل َيماَ َيشليمء َأيلثيقءل َنفي َنمييزانن َاللءم لؤنمنن َيي لويم َاللنقيياَيمنة َنملن َءخل ءءق‬
‫صنلى َ ن ء‬‫يعلن َأينبي َالندلريدانء َأينن َالنننبني َ ي‬
‫ش َالليبنذيِيء‬
‫ح ي‬‫ض َالليفاَ ن‬ ‫يحيسإءن َيوإننن َ ن ي‬
‫ا َيلءيلبنغ ء‬

Dariَ Abuَ Darda’َ radhiallahuَ anhuَ bahwasanyaَ Nabiَ shallallahuَ alaihiَ was
sallamَ bersabda,َ “Tidakَ adaَ sesuatuَ yangَ lebihَ beratَ dalamَ timbangan
seorang َ mukmin َ kelak َ ada َ hari َ kiamat َ daripada َ akhlak َ yang َ baik.
Sesungguhnya َ Allah َ amatlah َ murka َ terhadap َ seseorang َ yang َ keji َ lagi
jahat.”َ (HR.َ Tirmidzi)

‫صنلى َ ن ء‬
‫ا َيعيللينه َيويسإلنيم َيقاَيل َاللءملسإلنءم َيملن َيسإلنيم َاللءملسإلنءموين َنملن‬ ‫ضيي َ ن ء‬
‫ا َيعلنءهيماَ َيعلن َالنننبلُي َ ي‬ ‫ا َلبنن َيعلمءرو َير ن‬ ‫يعلن َيعلبند َ ن ن‬
‫جءر َيملن َيهيجير َيماَ َينيهى َ ن ء‬
‫ا َيعلنءه‬ ‫لنيسإاَنننه َيوييندنه َيواللءميهاَ ن‬
“Orang َ muslim َ yang َ baik َ adalah َ yang َ muslim َ lainnya َ aman َ dari
gangguan َ ucapan َ dan َ tangannya, َ dan َ orang َ yang َ hijrah َ (termasuk
kelompok َ muhajirin) َ adalah َ yang َ meninggalkan َ apa-apa َ yang َ dilarang
Allah.”َ (HR.َ Bukhari)

6
D. Cara Penanggulangan
Semua perilaku tercela ini timbul karena seseorang memiliki penyakit
hati dan tidak terbiasa mencari cara bersikap tenangdalam menghadapi segala
hal yang terjadi dalam kehidupannya. Ancaman terbesar dari penyakit hati
yang tercela ini adalah tidak akan bisa masuk surga. Oleh karena itu, cara
menghindari perilaku tercela harus dilakukan, seperti beberapa hal berikut ini
yaitu:
1. Perbanyak beribadah
Tingkatkan ibadah kepada Allah SWT. Tujuan hidup dalam Islam adalah
untuk beribadah kepada Allah, karena manusia adalah makhluk yang
diciptakan oleh Allah untuk beribadah kepadaNya. Maka usahakan untuk
meningkatkan ibadah kita agar dapat menjadi cara menjadi pribadi yang
baik dan Islami, dan menghindari semua perilaku tecela tersebut.
2. Biasakan berbagi
Orang yang egois adalah orang yang tidak terbiasa berbagi. Maka, cara
menghilangkan sifat egois adalah dengan membiasakan diri berbagi
dengan sesama, dimulai dari keluarga dan teman dekat. Lakukan
semuanya dengan hati ikhlas dan karena ingin membantu orang lain serta
berbagi kebahagiaan bersama.
3. Selalu bersyukur atas nikmat Allah
Dalam hidup, karunia Allah bisa datang dalam bentuk apa saja. Orang
yang mempunyai perilaku tercela tidak bisa merasakan karunia yang
diberikan kepadanya, dan selalu merasa kurang. Biasakan untuk mengucap
syukur atas segala kejadian baik yang kita alami, sekecil apapun itu.
Bersyukur adalah cara merubah diri menjadi lebih baik dan terhindar dari
perilaku yang tercela.
4. Pahami keterbatasan manusia
Manusia hanya makhluk yang sangat kecil dalam alam semesta ini. Tidak
ada gunanya bersikap angkuh, sombong dan tinggi hati. Sebagai manusia
kita punya banyak kekurangan yang nyata di hadapan kekuasaan Allah
yang begitu besar. Sadarilah hal itu sebagai cara menghindari sifat takabur
dan cara menghilangkan sifat angkuh dan sombong.

7
5. Jaga tali silaturahmi
Menghilangkan perilaku tercela bisa dengan menjalin tali silaturahmi yang
baik dengan sesama muslim. Jika kita memiliki silaturahmi yang terjalin
baik. tentunya tidak akan mudah bagi kita untuk merasa iri dengki,
bersikap egois, bergunjing dan emosional, bahkan mengadu domba. Jika
memiliki hubungan baik dengan orang lain dalam pergaulan, hal itu dapat
menjadi cara menjaga kesehatan hati agar tidak dikotori perasaan buruk.
6. Introspeksi
Seringlah merenungi diri sendiri apakah telah melakukan perbuatan buruk
seperti memiliki sifat tercela. Jika ternyata beberapaperilaku kita masih
menunjukkan sifat tercela, maka kita dapat memulai cara merubah
kepribadian agar menjauhi hal – hal tercela tersebut.
7. Pelihara perkataan baik
Jika mulut tidak bisa berkata baik, maka hal yang terbaik yang bisa
dilakukan adalah diam. Perkataan yang buruk akan mengarah kepada
perilaku tercela. Bila hati sedang resah karena disakiti orang lain atau ada
masalah, maka cara menenangkan hati dan pikiran agar tidak
mengeluarkan perkataan buruk adalah dengan cara bersikap sabar.

E. Macam-macam Akhlak
1. Akhlak Mahmudah
Akhlak Mahmudah adalah Akhlak terpuji atau akhlak yang baik. Contoh
akhlak terpuji, diantaranya:
 Jujur, adalah tingkah laku yang mendorong keinginan atau niat baik
dengan tujuan tidak mendatangkan kerugian bagi dirinya atau orang
lain.
 Berperilaku baik, adalah reaksi psikis seseorang terhadap
lingkungannya dengan cara terpuji.
 Malu, adalah perangai seseorang untuk meninggalkan perbuatan buruk
dan tercela sehingga mampu menghalangi seseorang untuk berbuat
dosa dan maksiat serta dapat mencegah orang untuk melalaikan orang
lain.

8
 Rendah hati, sifat seseorang yang dapat menempatkan dirinya sederajat
dengan orang lain dan tidak merasa lebih tinggi dari orang lain.
 Murah hati, adalah sikap suka memberi kepada sesama tanpa pamrih
atau imbalan.
 Sabar, menahan segala sesuatu yang menimpa diri (hawa nafsu).

2. Akhlak Madzmumah
Akhlak Madzmumah adalah akhlak yang tercela atau akhlak yang buruk.
Contoh akhlak madzmumah antara lain:

 Riya’, beramal atau melakukan sesuatu perbuatan baik dengan niat


untuk dilihat orang atau mendapatkan pujian orang. Dengan kata lain,
Riya’ yaitu pamer.
 Sum’ah, melakukan perbuatan atau berkata sesuatu agar didengaroleh
orang lain dengan maksud agar namanya dikenal.
 Ujub, mengagumi diri sendiri.
 Takabur, membanggakan diri sendiri karaena merasa dirinya paling
hebat dibandingkan dengan orang lain.
 Tamak, serakah atau rakus terhadap apa yang ingin dimiliki.
 Malas, enggan melakukan sesuatu.
 Fitnah, mengatakan sesuatu yang bukan sebenarnya.
 Bakhil, tidak suka membagi atau memberikan sesuatu yang dimiliki
dengan orang lain (pelit).

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Akhlak dapat menentukan perilaku suatu umat yang terwujud dalam moral
dan etika dalam kehidupan. Sehingga dapat menentukan mana yang baik dan
mana yang buruk, sehingga manusia dapat menentukan pilihan yang terbaik dalam
hidupnya. Dalam islam akhlak bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah yang
menjadi pedoman hidup kaum. Maka dari itu umat islam selama masih
berpegangan pada Al-Qur’an dan As-Sunnah dalam proses kehidupannya, maka
dijamin bahwa kualiatas hidup suatu umat akan baik, terhindar dari hal-hal
menyesatkan yang dapat membawa pada kehancuran baik di dunia dan di akhirat.
Karena semua tatanan kehidupan terdapat dalam sumber tersebut. Dengan kata
lain, akhlak adalah suatu sistem yang mengatur perbuatan manusia baik secara
individu, kumpulan dan masyarakat dalam interaksi hidup antara manusia dengan
baik secara individu, kumpulan dan masyarakat dalam interaksi hidup antara
manusia dengan Allah, manusia sesama manusia, manusia dengan hewan, dengan
malaikat, dengan jin dan juga dengan alam sekitar. Maka dari itu pentingnya suatu
kaum memiliki akhlak yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah

B. Saran-saran
Dengan kita telah pelajari makalah tentang Akhlak ini semoga kita
semualebih menjadi lebih mengerti apa itu Akhlak Baik dan Buruk, dan
denganbertambahnya pengetahuan kita tentang Ahklak ini marilah kita bersama-
samaberbenah diri, karena kita hidup di dunia ini hanya sementara, dan
kehidupanyang kekal adalah alam Akhirat, jadi marilah kita bersama-sama untuk
selalumelakukan kebajikan untuk bekal kita di Akhirat kelak.
Dan diharapkan, dengan diselesaikannya makalah ini, baik pembaca maupun
penyusun dapat menerapkan etika, moral dan akhlak yang baik dan sesuai dengan
ajaran islam dalam kehidupan sehari-hari.

10

Anda mungkin juga menyukai